BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Karena fungsi – fungsinya tersebut, maka keberadaan bank yang sehat, baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem, merupakan prasyarat bagi suatu perekonomian yang sehat. Untuk menciptakan perbankan yang sehat diperlukan pengaturan dan pengawasan bank yang efektif. Kebijakan perbankan yang dirumuskan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada dasarnya merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan, menjaga, dan memelihara system perbankan yang sehat tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir ini, terutama setelah terjadi krisis perbankan, perhatian pemerintah terhadap kebijakan pengaturan dan pengawasan bank samakin besar. Perhatian tersebut antara lain kerena semakin disadari arti penting dan peran strategis sektor perbankan dalam suatu perekonomian. Kegagalan suatu bank khususnya yang bersifat sistemik akan dapat mengakibatkan terjadinya krisis yang dapat mengganggu kegiatan suatu
2 perkonomian. Kajian yang dilakukan oleh Lindgren (1996) menunjukan bahwa banyak Negara yang perekonomiannya rusak sebagai akibat tidak sehatnya sektor perbankan. Di Indonesia menurut Yunus Husein (2003), industri perbankan menguasai sekitar 93% dari total asset industri keuangan. Dalam kondisi demikian, apabila lembaga perbankan tidak sehat dan tidak dapat berfungsi secara optimal, maka dapat dipastikan akan berakibat pada terganggunya kegiatan perekonomian. Stabilitas dan kesehatan sektor perbankan sebagai bagian dari stabilitas sektor keuangan terkait erat dengan kesehatan suatu perekonomian. Sistem perbankan yang sehat akan ber fungsi baik jika sebagai lembaga intermediasi berfungsi dengan optimal. Dengan terganggunya fungsi intermediasi tersebut, maka alokasi dan penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan membiayai sektor – sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas. Sistem perbankan yang tidak sehat juga akan mengakibatkan lalu lintas pembayaran yang dilakukan oleh sistem perbankan tidak lancer dan efisien. Bank adalah unit usaha yang khusus dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tergantung sumber dana dari masyarakat. Oleh karena itu, kelangsungan hidup suatu bank ditentukan oleh kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap bank akan membawa akibat yang buruk terhadap kelangsungan hidup bank yang bersangkutan. Apabila kemerosotan tersebut tidak hanya terhadap satu bank, tetapi meluas terhadap sistem perbankan, maka dapat dipastikan bahwa merosotnya kepercayaan tersebut akan mengakibatkan krisis perbankan.
3 Mengingat sektor perbankan dinegara berkembang seperti Indonesia masih mendominasi sektor keuangan, maka krisis perbankan juga berarti krisis disektor keuangan secara keseluruhan. Bank yang sehat sekalipun, jika terjadi krisis kepercayaan yang mengakibatkan penarikan dana masyarakat secara besar – basaran maka dapat dipastikan bank tersebut akan hancur. Masyarakat menyimpan dana dibank pada umumnya memiliki informasi yang sangat terbatas mengenai kondisi (harta dan kesehatan) bank tempat ia menyimpan dananya. Kondisi ini mengakibatkan suatu bank rentan terhadap bank run atau penarikan dana masyarakat dari perbankan. Ketidakpastian atas kondisi tingkat kesehatan suatu bank dapat mengakibatkan penarikan dana masyarakat dari system perbankan secara besar – besaran. Rush terhadap perbankan ini pada umumnya bersifat menular dan tidak pandang bulu, dan dapat terjadi pada bank yang dalam kondisi baik (sehat) atau buruk (tidak sehat). Kejadian ini sering disebut sebagai masalah perbankan yang besifat sistemik. Hal ini pada umumnya terjadi apabila kepercayaan masyarakat terhadap system perbankan sangat rendah. Apabila kepercayaan masyarakat tidak dapat segera dipulihkan, maka akibatnya terhadap perekonomian akan sangat berbahaya. Bank run atau sering juga disebut rush ke perbankan biasanya bersifat menular. Apabila terjadi rush kesuatu bank, maka kemungkinan rush tersebut juga menular pada bank lain. Penularan tersebut timbul karena adanya masalah asimetri informasi, yaitu suatu kondisi ketika salah satu pihak yang bertransaksi mempunyai informasi yang kurang atau tidak seimbang dengan informasi yang
4 dimiliki oleh pihak lain. Dalam kasus bank run tersebut umumnya adalah karena nasabah mempunyai informasi yang kurang mengenai kondisi keuangan dan kesehatan suatu bank, sehinga nasabah sulit membedakan mana bank yang baik dan mana yang tidak. Berdasarkan pengalaman yang terjadi pada waktu krisis terjadi di indonesia pada awal tahun 1998, penarikan dana masyarakat secara besar – besaran dilakukan hampir disemua bank, baik yang sehat maupun yang tidak. Dalam proses pengaturan dan pengawasan , lembaga pengawasan perbankan harus membarikan informasi yang diperlukan semua pihak sesuai kepentingan. Informasi tersebut diharapkan masing – masing pihak dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kepentingan nya dalam memilih bank yang tepat untuk menempatkan dananya. Pada dasarnya, penilaian kesehatan perbankan swasta nasional sebagian besar merupakan analisis kinerja kesehatan perbankan yang diatur sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Adapun penilaian tingkat kesehatan Bank Swasta Nasional yang sampai saat ini dilakukan dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset quality, Management, Earning dan Liquidity) yang menilai beberapa indikator keuangan Bank yaitu Rasio Kecukupan Modal CAR (Capital Adequacy Ratio). Dengan menggunakan metode CAMEL maka dapat dilihat kinerja dan kesehatan dari bank itu sendiri. Gambaran betapa pentingnya peranan pengaturan dan pengawasan bank dalam menciptakan dan memelihara kesehatan system perbankan. Sebagaimana diketahui, kesehatan bank tidak hanya menjadi kepentingan pemilik dan pengelola bank yang bersangkutan, tetapi merupakan kepentingan masyarakat dan
5 pemerintah serta perekonomian nasional. Dengan informasi tersebut masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam melakukan transaksi dan kegiatan lainnya yang terkait dengan bank. Berdasarkan pada pemikiran diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh mengenai ANALISIS KESEHATAN BANK SWASTA NASIONAL MENGGUNAKAN METODE CAMEL.
6 1. 2. Rumusan Masalah Mangamati uraian latar belakang maka dirumuskan masalah sebagai berikut: Analisis kinerja Kesahatan Bank Swasta Nasional dengan menggunakan metode CAMEL
1. 3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Kinerja Bank Swasta Nasional dengan menggunakan metode CAMEL.
1. 4. Kontribusi Penelitian Penelitian diharapkan bisa memberi manfaat bagi : 1.
Perbankan Dengan mengetahui komponen Analisis Kesehatan Bank Swasta Nasional menggunakan Metode CAMEL dapat membantu perbankan dalam menentukan kebijakan dalam penilaian terhadap bank tersebut.
2.
Penulis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan atau tambahan referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan penelitian dimasa mendatang yang berkaitan dengan Analisis Kesehatan Bank Swasta Nasional dengan menggunakan metode CAMEL. Peneliti hendak bersifat merunut sehingga akan memicu kalangan akademisi untuk terus menggali pengetahuan yang lebih rinci lagi tentang analisis kesehatan
7 bank swasta nasional menggunakan metode CAMEL. Sekaligus mengetahui manfaat secara mendalam terhadap perbankan dimasa mendatang. 3.
Pihak Lain Penelitian ini juga diharapkan mempunyai kegunaan bagi pengguna perbankan untuk bisa mengambil keputusan yaitu memberi masukan bagaimana resiko keuangan atas kesehatan Bank swasta Nasional dengan menggunakan metode CAMEL untuk menganalisis kesehatan bank.
1. 5. Batasan Masalah Agar perumusan masalah tidak meluas dan sesuai dengan tujuan penelitian maka dibuat batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. 5. 1 Penelitian ini menggunakan subyek . Subyek yang diteliti adalah Bank – Bank Swasta Nasional. Subyek yang terpilih dilihat dari Summary of financial Statements 2006 dari masing-masing bank yang dipublikasikan oleh pihak bank itu sendiri. Pengamatan dilakukan dalam jangka waktu 0,5 tahun dari data akhir Summary of financial Statements 2006. Metode CAMEL dalam Penelitian ini tidak dapat diterapkan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. 1. 5. 2. Metode yang digunakan untuk Analisis Kesehatan Bank Swasta Nasional adalah CAMEL yang terdiri dari rasio – rasio :
8 1. Kecukupan Modal (CAPITAL) Rasio kecukupan modal (CAR) rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko. 2. Kualitas Aktiva Produktif (ASSET Quality) Rasio aktiva Produktif diklasifikasikan terhadap aktiva Produktif 3. Manajemen Dengan keterbatasan waktu dan materi maka penyajian manajemen tidak dapat disajikan sesuai Teknikal CAMEL 4. Keuntungan (Earning) Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Laba sebelum pajak terhadap total asset. 5. Likuiditas Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank.
1. 6. Hipotesis Hipotesis ini digunakan sebagai dugaan sementara terhadap penelitian yang perlu diuji kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti mencoba merumuskan hipotesis yang akan dilakukan dengan pengujian CAMEL. 1.
Analisis kesehatan Bank Swasta Nasional menggunakan metode CAMEL.
2.
Pengaruh masing – masing variable terhadap kesehatan bank swasta nasional.
9 1. 7. METODELOGI PENELITIAN 1. 7. 1. Data Penelitian Data sekunder berupa data kuantitatif dari Summary of Financial Statement 2006 maupun data pendukung lain dari semua Bank Swasta Nasional yang di jadikan obyek penelitian. Dengan demikian, metode pengumpulan data adalah metode documenter, yaitu dokumentasi laporan keuangan dari semua Bank Swasta Nasional yang dijadikan objek penelitian maupun informasi lain yang dapat digunakan sebagai bahan analisis.
1. 7. 2. Metode Pengumpulan Data Pengambilan Data ditentukan dengan mengambil data Summary of financial Statement Bank Swasta Nasional 2006 yang tercatat sebagai emiten Pojok Bursa Efek Jakarta (BEJ) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
1. 7. 3. Analisis Data Penelitian Analisis Kesehatan Bank Swasta Nasional dalam penelitian ini berdasarkan pada Rasio – rasio keuangan CAMEL yang mengacu pada SK Direksi BI No.30/ 11 / Kep / DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tata Cara Penilaian Kesehatan Bank Teknik CAMEL dalam Penelitian ini tidak dapat diterapkan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
10 Variable kunci yang digunakan adalah : 1.
Kecukupan Modal. CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dengan cara membandingkan antara modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
2.
Rasio kualitas aktiva Produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur kualitas asset suatu bank. Adapun dalam metode CAMEL rasio yang digunakan untuk mengukur kualitas asset yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif.
3.
Manajemen Dalam manajemen tidak dapat sepenuhnya disajikan karena keterbatasan waktu dan dana atau materi yang dimiliki peneliti maka menejemen tidak dapat disajikan.
4.
Rentabilitas Rasio Return on Asset Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam mendayagunakan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini dihitung dengan membandingkan laba dengan total asset. Rasio Efisiensi Rasio ini mengukur efektifitas dan efisiensi penggunaan biaya untuk menghasilkan pendapatan yang dihitung dengan membandingkan biaya operasional dengan pendapatan oprasional.
11 5.
Likuiditas Loan to Deposit Ratio Rasio ini menunjukan berapa besar kredit yang diberikan dibiayai dengan dana pihak ketiga. Disamping itu rasio ini juga mengukur tingakat likuiditas bank yaitu kemampuan bank untuk membayar dana pihak ketiga dari pengembalian kredit yang diberikan. Adapun perhitungan rasio tersebut adalah dengan membandingkan Total Kredit dengan Total Dana pihak Ketiga (Giro, Tabungan, Sertifikat Deposito dan Deposito).