BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang komputer saat ini,
baik dalam perangkat keras maupun perangkat lunak, hampir sebagian besar pekerjaan manusia kini diselesaikan dengan komputer. Dengan demikian, komputer dapat dikatakan sebagai salah satu alat bantu manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pemakaian komputer sering digunakan untuk hal-hal yang berkenaan dengan pemrosesan data, pengolahan kata, serta pengolahan gambar atau image processing. Salah satu alasan, mengapa komputer cenderung digunakan sebagai alat bantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan karena pekerjaan yang dilakukan menggunakan komputer memiliki kecepatan proses yang lebih dapat diandalkan. Salah satu bidang yang terpengaruh adanya perkembangan teknologi komputer adalah dibidang desain grafis. Desain grafis dimanfaatkan oleh berbagai kalangan seperti pemerintahan, organisasi-organisasi sosial, militer, bank, kedokteran, pendidikan, transportasi, perdagangan, industri, dan hampir di semua aspek kehidupan dan disalah gunakan untuk kepentingan yang bersifat kriminalitas. Saat ini manipulasi data yang menyimpang dalam dunia digital telah berkembang pesat, disebabkan tersedianya begitu banyak software editing gambar digital. Khususnya dalam dunia gambar digital, tidak sedikit juga terjadi
1
2 tindak manipulasi data serta sabotase gambar yang menyebabkan sejumlah masyarakat menjadi tertipu dengan adanya penyimpangan gambar digital yang telah dibuat oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus. Banyak pihak (orang atau organisasi) yang dirugikan atas penyebaran gambar digital yang telah dimanipulasi oleh pihak lain demi kepentingan diri sendiri dan kelompok, karena memang sebuah gambar digital dapat dijadikan sebuah berita, isu maupun bukti autentik di dalam masyarakat. Penyalahgunaan image digital rekayasa seringkali dimanfaatkan oleh para orang unuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan orang lain. Dengan perkembangan internet yang semakin hari semakin pesat baik itu dari sisi teknologi maupun sisi penggunanya dapat lebih memudahkan orang yang tidak bertanggung jawab merugikan oranglain. Kejahatan
dunia
maya
dengan
menggunakan teknologi semakin beragam seperti internet abuse tindakan dimana ketika seseorang, dengan sengaja menyalah-gunakan, memanfaatkan, memperlakukan orang lain secara tidak pantas dan tidak wajar tanpa memikirkan perasaan dan diri orang tersebut, merendahkan keberadaan diri korban abuse, hacking adalah kegiatan memasuki system melalui system Operasional yg lain, yg dijalankan oleh Hacker. Ada berbagai macam system, misalnya Web, Server, Networking, Software dan lain-lain, atau juga kombinasi dari beberapa system tersebut, tujuanya dari seorang Hacking adalah untuk mencari hole atau bugs pada system yg dimasuki, dalam arti untuk mencari titik keamanan system tersebut, Carder mencari dan mencuri data account (Credit Card, pada umumnya) yg ada di system untuk di pakai sendiri atau bersama teamnya, dan dalam operasinya biasanya dengan menggunakan alat bantu maupun tidak dan lainnya, dampak yang di timbulkan akibat adanya kejahatan digital image, maka
3 membuka mata masyartakat untuk mengetahui bahayanya cybercrime image digital. Menginggat buruknya dampak yang di timbulkan akibat adanya kejahatan ini. Maka penulis tertarik untuk mengetahui bahayanya cybercrime melalui image digital dan upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam komputer forensik untuk mengatasi masalah yang timbul akibat kejahatan manipulasi image digital. Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menganalisa perbandingan image digital dengan menggunakan JPEGsnoop dan PhotoME08Beta2Setup untuk proses forensik sehingga penulis memberi judul pada proposal ini “Analisa Perbandingan Image Digital Asli Dan Rekayasa Dalam Penerapan Komputer Forensik”.
1.2
Rumusan Masalah Dari Latar Belakang di atas dapat di rumuskan suatu permasalahan
“Bagaimana menganalisa melalui forensik investigasi image digital asli dan rekayasa menggunakan perbandingan 2 aplikasi yaitu JPEGsnoop dan PhotoME08Beta2Setup”.
1.3
Batasan Masalah Agar pembahasan lebih terarah dan sesuai dengan apa yang diharapkan,
penulis membatasi dalam forensik investigasi untuk mengetahui perbandingan 2 aplikasi yaitu JPEGsnoop dan PhotoME08Beta2Setup pada image digital dengan format file jpg dan png.
4
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa image digital, untuk
menginvestigasi dan menganalisa image untuk mengetahui perbandingan, maka digunakan forensik investigasi dalam teknologi informasi menggunakan aplikasi jpegsnop dan . 1.4.2
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.
Memberikan informasi untuk mengetahui informasi mengenai mage digital asli dan rekayasa.
2.
Memberikan solusi mengenai sebuah gambar yang digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk mempermalukan orang lain.
3.
Memberikan gambaran yang jelas mengenai penyalah digital image oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
4.
Adapun manfaat yang didapat bagi penulis yaitu dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama ini baik dari perkuliahan dan dari luar perkulihan.
1.5.
Metode Penelitian
1.5.1. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai dengan bulan Juli 2016.
5 1.5.2. Alat Dalam forensik investigasi pada email alat dan bahan yang digunakan meliputi hardware, software serta bahan-bahan penunjang lainnya. 1. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang digunakan adalah laptop dengan spesifikasi berikut : a. Laptop acer aspire 4720Z b. Processor intel pentium dual core c. RAM 1GB d. Hardisk 250 GB e. Printer canon (S200SPx) f. Flashdisk 4 GB 2. Perangkat Lunak (Software) a . Windows 7 ultimate sebagai operating system b. Ms-word 2007 untuk penulisan laporan tugas akhir ini c. Ms-Excel 2007 d. JPEGsnoop dan PhotoME08Beta2Setup untuk melihat informasi mengenai keaslian image
1.5.3. Bahan-bahan penunjang yaitu : Dokumen-dokumennya yaitu seperti data image foto-foto President Jokowi, Anggota DPRD dan Artis. 1.5.4. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan melalui suatu penelitian dengan teknik-teknik
6 dan alat-alat tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode development research. Menurut Supardi (2005 : 25), suatu kegiatan penelitian yang bertujuan dan berusaha mengembangkan atau melengkapi pengetahuan yang sudah ada atau diketahui. Permasalahan manusia dan lingkungan alamnya selalu berkembang yang kesemuanya ini harus memperoleh jawaban yang simbang. Menurut Wayan (2009), 4 karateristik penelitian pengembangan Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap perolehan kualitas pembelajaran. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Tahap dalam penelitian pengembangan yaitu : 1. Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation). Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup: tinjauan ulang literatur, konsultasi tenaga ahli, analisa tentang
7 ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait, dan studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan. 2. Penyesuaian teoritis (theoretical embedding) Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan. 3. Uji empiris (empirical testing) Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi. 4. Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation,analysis, and reflection on process and outcome). Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan dan pengembangan penelitian.
1.5.5. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Wawancara Dalam metode ini penulis mengumpulkan data penelitian dengan bertanya langsung kepada pihak yang bersangkutan yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. b. Kepustakaan Mengumpulkan data dengan cara mencari dan mempelajari data-data dari buku-buku ataupun dari referensi lain yang berhubungan dengan penulisan laporan penelitian proposal. Buku yang digunakan penulis sebagai referensi, adapun metode yang digunakan penulis dalam merancang dan mengembangkan dapat dilihat pada daftar pustaka.
8 c. Observasi Metode ini dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan dan kegiatan pada image original dan non original guna mendapatkan keterangan yang akurat.
1.6.
Sistematika Penulisan Agar pembahasan laporan ini dapat memberikan gambaran sesuai dengan
tujuan, maka penulisan laporan ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan secara garis besar mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, metodelogi penelitian dan sitematika penulisan dalam penyusunan tugas akhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan secara singkat mengenai pengertian dan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian dan juga menguraikan tentang teori dan forensik perbandingan image digital.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini menguraikan tentang forensik perbandingan image digital yang diteliti dengan menggunakan dan juga menjelaskan tentang informasi email.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9 Pada bab ini menguraikan pembahasan dari permasalahan yang ada. Pada forensik perbandingan image digital pada yang diharapkan dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi semua pihak.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Analisa Analisa menurut Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(1996:779) merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, atau perbuatan) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya). Sedangakan analis menurut Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1996:779) adalah orang yang menganalisa atau melakukan analisa atau orang yang mencari, mengumpulkan data untuk penilaian kekayaan atau kemampuan seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisa adalah sesuatu yang dilakukan seseorang untuk menyelidiki sebuah peristiwa demi mengumpulkan data-data yang konkrit yang nantinya menjadi ilmu atau pengetahuan baru. Dari penjelasan antara analisa dan analis penulis dapat menarik kesimpulan bahwa seseorang yang memilliki kemampuan, melakukan sebuah penelitian mengenai suatu peristiwa untuk dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya dengan tujuan dapat menjadi ilmu atau suatu pengetahuan baru.
2.1.2 Forensik Forensik dapat diartikan yang berkenaan dengan pengadilan atau berkenaan dengan penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum. Tuanakotta (2010:5).
11 Forensic Engineering Investigation, Forensic engineering atau teknik forensik adalah aplikasi prinsip, ilmu pengetahuan, dan metodologi teknik untuk mengungkap suatu fakta yang terselubung dalam suatu peristiwa. Seorang ahli teknik forensik mengungkap masalah kecelakaan kendaraan, keruntuhan bangunan, kebakaran, ledakan, kecelakaan industri dan segala hal yang berhubungan dengan kerusakan atau kerugian properti yang bersifat signifikan. Secara fundamental, tugas seorang ahli teknik forensik adalah mencari tahu bagaimana hal tersebut dapat terjadi dan dengan demikian dapat mencegah terulang kembali kejadian yang serupa (Randal K, 2001:9).
2.1.3 Keamanan Informasi merupakan aset yang harus dilindungi keamanannya. Keamanan secara umum diartikan sebagai quality or state of being secure-to be free from danger. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya (Whitman dan Mattord, 2011:20). Perlindungan pada Informasi tersebut dilakukan untuk memenuhi aspek keamanan informasi. Aspek-aspek tersebut seharusnya diperhatikan atau dikontrol dan semestinya dipahami untuk diterapkan Whitman dan Mattord (2009:13) menyebutkan beberapa aspek yang terkait dengan keamanan informasi yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Privacy Informasi yang dikumpulkan, digunakan, dan disimpan oleh organisasi adalah dipergunakan hanya untuk tujuan tertentu, khusus bagi pemilik data saat
12 informasi ini dikumpulkan. Privacy menjamin keamanan data bagi pemilik informasi dari orang lain. 2. Identification Sistem informasi memiliki karakteristik identifikasi jika bisa mengenali penggunaannya. Identifikasi adalah langkah pertama dalam memperoleh hak akses ke informasi yang diamankan. Identifikasi umumnya dilakukan dengan penggunaan user name dan user ID. 3. Authentication Autentikasi terjadi pada saat sistem dapat membuktikan bahwa pengguna memang benar-benar orang yang memiliki identitas yang di klaim. 4. Authorization Setelah identitas pengguna diautentikasi, sebuah proses yang disebut autorisasi memberikan jaminan bahwa pengguna (manusia dan komputer) telah mendapatkan autorisasi secara spesifik dan jelas untuk mengakses, mengubah, atau menghapus isi dari informasi. 5. Accountability Karakteristik ini dipenuhi jika sebuah sistem dapat menyajikan data semua aktivitas terhadap informasi yang telah dilakukan, dan siapa yang melakukan aktivitas itu.
2.1.4 Image (Citra Digital) Citra digital merupakan citra yang telah disimpan dalam bentuk file sehingga dapat diolah dengan menggunakan komputer. Citra digital digunakan dalam berbagai bidang yang dapat membantu manusia dalam bekerja. Dalam
13 penggunaan citra, tidak semua gambar digunakan, kadang-kadang hanya sebagian saja, membutuhkan beberapa perubahan seperti mengubah ukuran citra, mengubah tingkat kecerahan, serta menggabungkan dua citra atau lebih, proses tersebut biasanya disebut pengolahan citra (T, Sutoyo, 1999). Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, melainkan sebuah representasi dari citra asal yang bersifat analog. Citra digital ditampilkan pada layar komputer dengan berbagai macam susunan warna dan tingkat kecerahan. Susunan warna inilah yang menyebabkan sebuah citra bersifat analog. Hal ini disebabkan karena susunan warna yang dimiliki dalam sebuah citra mengandung jumlah warna dan tingkat kecerahan yang tidak terbatas. Citra yang ditampilkan pada layar komputer ini, yang sebenarnya merupakan sebuah representasi analog, juga tersu sun dari sebuah rentang tak terbatas dari nilai cahaya yang dipantulkan atau cahaya yang ditransmisikan. Jadi secara umum citra memiliki sifat kontinu dalam tampilan warna dan tingkat kecerahannya.
2.1.5
Metadata Menurut Caplan (2003:3) dalam Metadata Fundamentals for All
Librarians, memberikan pengertian Metadata yang lebih baik yaitu “metadata is here used to mean structured information about an information resource of any media type or format”, yang artinya adalah metadata digunakan untuk menjelaskan informasi yang terstruktur tentang sumber informasi dalam berbagai jenis media atau format. Dalam National Information Standards Organizations (NISO) (2004:1) menyatakan bahwa “metadata is structured information that describes, explains,
14 locates, or otherwise makes it easier to retrieve, use, or manage an information resource”. Dari uraian di atas dapat diartikan metadata adalah informasi terstruktur
yang
menggambarkan,
menjelaskan,
menempatkan,
atau
mempermudah untuk mengambil, menggunakan, atau mengelola sebuah sumber informasi.
2.1.6
Aplikasi Forensik Image Teknik forensik untuk memeriksa keaslian file foto, merupakan salah satu
bagian dalam teknik fotografi forensik, yang digunakan untuk memeriksa suatu alat bukti, dalam bentuk file gambar yang menjadi salah satu alat bukti yang bisa diajukan ke persidangan, apabila file foto tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan hukum, selain itu juga bisa digunakan untuk fungsi dokumentasi, analisis intelijen. Dalam pemeriksaan keaslian file foto digunakan beberapa teknik forensik untuk pembuktian dan pemeriksaan terhadap foto tersebut baik dengan menggunakan software yang digunakan untuk memeriksa data sensitif yang terdapat di dalam foto dengan bantuan alat-alat dan teknik fotografi (Peres, 2007). Berikut ini adalah tujuan secara umum dari teknik forensik untuk memeriksa keaslian foto, yaitu : a. Bagaimana membuktikan bahwa sebuah foto adalah foto asli b. Digunakan sebagai dokumen analisis intelijen c. Sebagai alat bukti yang bisa diajukan dalam proses hukum dipengadilan. Adapun tahapan yang dilakukan yaitu : 1. Pemeriksaan Metadata
15 Secara sederhana metadata didefinisikan sebagai informasi mengenai data. Metadata sendiri berisi berbagai macam informasi mengenai data dari suatu file data yang secara otomatis tertulis didalam sistem komputer, baik kita sadari maupun tanpa kita sadari.(Sulianta,2008) Selanjutnya menurut Aryawan (2010), ditinjau dari sifatnya
metadata dapat dibedakan menjadi 2 yakni
metadata intrinsik (tidak dapat diubah) dan metadata ekstrinsik (dapat diubah). Berikut ini penjelasannya : a. Metadata Intrinsik. Jenis metadata ini menampilkan informasi data yang secara natural muncul dari proses pengambilan itu sendiri. Metadata ini mencakup format file, resolusi, kedalaman bit, dan color space. Sifatnya yang tidak dapat berubah membuat Metadata ini dipercaya dapat digunakan menentukan asli tidaknya sebuah foto. b. Metadata ekstrinsik. Metadata ini memiliki sifat metadata yang dapat diubah. Informasi yang terkandung diantaranya: ukuran file, tanggal dan waktu pemotretan, dan nama fotografer. 2. Aplikasi JPEGsnoop Aplikasi ini digunakan untuk mendeteksi sebuah foto digital layaknya seorang pakar fotografi atau seperti ahli Telematika. JPEGsnoop merupakan aplikasi gratis yang dapat mendeteksi apakah sebuah foto telah dimanipulasi atau merupakan sebuah foto original.JPEGsnoop dapat mendeteksi berbagai macam setting yang digunakan pada sebuah kamera digital (EXIF metadata, IPTC) dan juga dapat membandingkan sebuah foto dengan banyak parameter variasi kompresi. Parameter ini bervariasi, tergantung kamera atau software yang digunakan. Aplikasi ini akan melaporkan kamera digital jenis apa yang
16 digunakan atau software apa yang dipakai untuk memanipulasi foto. Hal ini sangat penting untuk menentukan apakah sebuah foto sudah dimanipulasi atau belum. JPEGsnoop memberikan banyak informasi mengenai sebuah foto, termasuk quantization table matrix (chrominance dan luminance), chroma subsampling, perkiraan kualitas JPEG, setting resolusi JPEG, tabel Huffman, EXIF metadata, Makernotes, histogram RGB dan masih banyak lagi.
2.1.7
Perbandingan Image Original dan NonOriginal Untuk membandingkan image original dan Non Original ini peneliti
menggunakan beberapa tahapan yaitu : 1. Pemeriksaan Metadata Secara sederhana metadata didefinisikan sebagai informasi mengenai data. Metadata sendiri berisi berbagai macam informasi mengenai data dari suatu file data yang secara otomatis tertulis didalam sistem komputer, baik kita sadari maupun tanpa kita sadari.(Sulianta,2008) Selanjutnya menurut Aryawan (2010), ditinjau dari sifatnya
metadata dapat dibedakan menjadi 2 yakni
metadata intrinsik (tidak dapat diubah) dan metadata ekstrinsik (dapat diubah). Jenis metadata ini menampilkan informasi data yang secara natural muncul dari proses pengambilan itu sendiri. Metadata ini mencakup format file, resolusi, kedalaman bit, dan color space. Sifatnya yang tidak dapat berubah membuat Metadata ini dipercaya dapat digunakan menentukan asli tidaknya sebuah foto. Berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata dalam sebuah foto digital. Yaitu :
17 a. Kamera: informasi mengenai kamera yang digunakan dalam mengambil foto baik pada kamera digital maupun kamera ponsel b. Exposure: informasi tentang pengaturan kecepatan cahaya pada kamera. c. Aperture: informasi mengenai pengaturan lubang bidik kamera. d. Focal length: informasi mengenai titik api lensa atau posisi zoom pada saat pengambilan gambar atau foto. e. ISO Speed: informasi mengenai tingkat kepekaan film negatif atau kamera digital terhadap cahaya berdasarkan pengaturan ASA. f. Exposure bias: informasi yang berkenaan dengan pengaturan kamera oleh fotografer yang under atau over pencahayaannya. g. Orientation: informasi yang menyangkut tentang posisi kamera pada saat pemotretan foto berlangsung apakah portrait atau landscape. h. Software: informasi yang berkaitan dengan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan memodifikasi foto. i. Dates and times: informasi ini mengenai tanggal dan waktu dilakukannya pemotretan. j. Exposure mose: informasi tentang pengaturan cahaya pada saat dilakukan pemotretan, apakah manual atau otomatis. k. Artist name: informasi mengenai nama fotografer atau pembuat foto. l. Copyright: informasi tentang pemilik hak cipta atas foto yang dihasilkan. m. Keyword: informasi yang berkenaan dengan judul dan deskripsi serta tag atau label yang ditambahkan pada foto. 2. Pemeriksaan Pencahayaan
18 Pembuktian terhadap keaslian sebuah foto juga bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap pencahayaan objek yang terdapat didalam file foto namun cara seperti ini tentunya membutuhkan latihan dan ketelitian dalam melihat sebuah objek.(Efendi,2007) 3. Kesesuaian Warna Warna merupakan salah satu komponen penting pada file foto sehingga salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk menganalisa keaslian suatu file foto adalah memperhatikan kesesuaian warna pada foto tersebut, apakah objek dengan lingkungannya kontras, apabila warna terlihat tampak janggal dapat dipastikan bahwa foto tersebut bukanlah foto asli.(Prasetyo,2006) 4. Teknik Perbesaran Foto Jika dilihat dari tampilan visual foto, terkadang agak sulit mengetahui asli tidaknya foto, apalagi oleh orang awam yang kurang memahami dunia fotografi dan olah gambar. Salah satu cara yang digunakan untuk memeriksa yaitu dengan memperhatikan kualitas dan kesesuaian piksel antara objek yang terdapat dalam foto serta memeriksa apakah terdapat sambungan yang mungkin terjadi apabila beberapa foto digabung. Analisis dilakukan dengan menggunakan fungsi perbesaran foto yang terdapat dalam program Adobe Photoshop. 5. Teknik Foto Hitam Putih Keaslian sebuah foto terkadang dapat lebih mudah jika berada dalam mode grayscale atau berwarna hitam putih daripada berwarna. Oleh karena itu, pada bagian ini, analisis sebuah foto akan diawali dengan proses mengkonversi foto berwarna menjadi hitam putih. Dalam perangkat Photoshop sendiri terdapat
19 berbagai fungsi yang bisa dimanfaatkan, maka foto akan dianalisis menggunakan pendekatan dengan bantuan software pengolahan gambar Adobe Photoshop, antara lain dengan memperhatikan piksel pada bagian perpotongan dan beberapa perbedaan warna. Ada berbagai opsi dalam fungsi yang terdapat didalam Software Adobe Photoshop untuk mengkonversi sebuah foto berwarna menjadi hitam putih, diantaranya menggunakan fasilitas Desaturate, Image Adjustment Black and White. (Efendi,2007).
2.2 Penelitian Sebelumnya Adapun Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh penulis untuk melakukan penelitian ini adalah : 1. Pada Jurnal dengan judul “Analisis Computer Forensic Untuk Mendukung Proses Penyelidikan Dalam Kasus Kejahatan”. Milik Aan Widayat Wisnu Budi. Berdasarkan hasil penelitian penulis tersebut, Adapun kesimpulankesimpulan yang didapatkan dalam penulisan ini “Berbagai persoalan hukum yang muncul pada akhir-akhir ini telah membuka mata kita akan pentingnya keahlian di bidang Digital Forensic dalam mendukung investigasi dan pencarian barang bukti pada kasus kejahatan pada bidang komputer (cybercrime) maupun kejahatan yang tidak langsung berhubungan dengan komputer. Penelitian ini memberikan gambaran terkait penerapan metodemetode tertentu dalam menelusuri bukti-bukti yang mengarah pada tindakan kejahatan tersangka. Penelitian dan analisis ini membandingkan antara dugaan awal / hipotesa awal dengan analisis setelah proses recovery data, apakah hipotesa awal dapat diambil menjadi kesimpulan akhir atau tidak. Kesimpulan
20 akhir diharapkan bisa menjadi informasi yang berguna bagi proses penyelidikan yang sedang dilakukan”. Pada Jurnal dengan judul “Digital Forensik Dan Penanganan Pasca Insiden” Milik Zuhri Ramadhan. Berdasarkan hasil penelitian penulis tersebut, kesimpulan yang diperoleh adalah “Digital Forensik merupakan bidang ilmu baru dalam dunia komputer yang berkembang pesat akhir-akhir ini dengan ditunjukannya beritaberita yang mengulas tentang kejahatan di bidang komputer serta semakin banyaknya buku-buku yang mengupas mengenai digital forensik, sehingga semakin menambah refrensi pengetahuan bagi peneliti-peneliti muda. Dengan lahirnya Undang-undang Informasi Transaksi Elektronik nomor 11 Tahun 2008, maka semakin membuat bidang ilmu ini menjadi perangkat wajib untuk membongkar kejahatan yang melibatkan dunia komputer, karena pada umumnya kejahatan komputer ini meninggalkan jejak digital, maka perlu adanya seorang ahli komputer forensik yang akan mengamankan barang bukti digital atau biasa disebut digital evidence. Komputer Forensik tentu memerlukan suatu standart operational procedure dalam mengambil bukti-bukti digital agar tidak terkontaminasi pada saat data di ambil dari digital evidence sehingga sangat memudahkan para ahli komputer forensik untuk melakukan pemulihan sistem pasca kerusakan”.
21
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam proses forensik ada empat elemen kunci yang dilakukan yaitu Identifikasi dari bukti digital penyimpanan bukti digital, analisa bukti digital dan presentasi bukti digital. Berikut ini penjelasan dari tahapan forensik :
3.1 Identifikasi Bukti Digital Bukti digital adalah informasi yang didapat dalam bentuk format digital, Bukti digital ini bisa berupa bukti yang riil maupun yang perlu diolah terlebih dahulu sebelum menjadi bukti yang riil.
Gambar 3.1. Bukti Digital
3.2 Penyimpanan Bukti Digital Bentuk, isi dan makna bukti digital disimpan dalam tempat yang aman. Untuk benar-benar memastikan tidak ada perubahan-perubahan, hal ini vital untuk
22 diperhatikan. Karena sedikit perubahan saja dalam bukti digital, akan merubah juga hasil penyelidikan. Bukti digital secara alami bersifat sementara (volatile), sehingga keberadaannya jika tidak teliti akan sangat mudah sekali rusak, hilang, berubah, mengalami kecelakaan.
3.3 Analisa Bukti Digital 3.3.1 Proses Analisa Bukti Digital Barang bukti setelah disimpan diproses ulang. Pada proses ini skema yang diperlukan akan fleksibel sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi. Barang bukti yang telah didapatkan diexplore kembali beberapa poin yang berhubungan. Tiaptiap data yang ditemukan merupakan informasi yang belum diolah, sehingga keberadaan bukti digital memiliki sifat yang vital dalam kesempatan tertentu. Data yang dimaksud antara lain : 6. Pemeriksaan Metadata Secara sederhana metadata didefinisikan sebagai informasi mengenai data. Metadata sendiri berisi berbagai macam informasi mengenai data dari suatu file data yang secara otomatis tertulis didalam sistem komputer, baik kita sadari maupun tanpa kita sadari. Metadata ini mencakup format file, resolusi, kedalaman bit, dan color space. Sifatnya yang tidak dapat berubah membuat Metadata ini dipercaya dapat digunakan menentukan asli tidaknya sebuah foto. Berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata dalam sebuah foto digital. Yaitu : n. Kamera: informasi mengenai kamera yang digunakan dalam mengambil foto baik pada kamera digital maupun kamera ponsel
23 o. Exposure: informasi tentang pengaturan kecepatan cahaya pada kamera. p. Aperture: informasi mengenai pengaturan lubang bidik kamera. q. Focal length: informasi mengenai titik api lensa atau posisi zoom pada saat pengambilan gambar atau foto. r. ISO Speed: informasi mengenai tingkat kepekaan film negatif atau kamera digital terhadap cahaya berdasarkan pengaturan ASA. s. Exposure bias: informasi yang berkenaan dengan pengaturan kamera oleh fotografer yang under atau over pencahayaannya. t. Orientation: informasi yang menyangkut tentang posisi kamera pada saat pemotretan foto berlangsung apakah portrait atau landscape. u. Software: informasi yang berkaitan dengan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan memodifikasi foto. v. Dates and times: informasi ini mengenai tanggal dan waktu dilakukannya pemotretan. w. Exposure mose: informasi tentang pengaturan cahaya pada saat dilakukan pemotretan, apakah manual atau otomatis. x. Artist name: informasi mengenai nama fotografer atau pembuat foto. y. Copyright: informasi tentang pemilik hak cipta atas foto yang dihasilkan. z. Keyword: informasi yang berkenaan dengan judul dan deskripsi serta tag atau label yang ditambahkan pada foto. 7. Pemeriksaan Pencahayaan Pembuktian terhadap keaslian sebuah foto juga bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap pencahayaan objek yang terdapat didalam
24 file foto namun cara seperti ini tentunya membutuhkan latihan dan ketelitian dalam melihat sebuah objek. 8. Kesesuaian Warna Warna merupakan salah satu komponen penting pada file foto sehingga salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk menganalisa keaslian suatu file foto adalah memperhatikan kesesuaian warna pada foto tersebut, apakah objek dengan lingkungannya kontras, apabila warna terlihat tampak janggal dapat dipastikan bahwa foto tersebut bukanlah foto asli. 9. Teknik Perbesaran Foto Jika dilihat dari tampilan visual foto, terkadang agak sulit mengetahui asli tidaknya foto, apalagi oleh orang awam yang kurang memahami dunia fotografi dan olah gambar. Salah satu cara yang digunakan untuk memeriksa yaitu dengan memperhatikan kualitas dan kesesuaian piksel antara objek yang terdapat dalam foto serta memeriksa apakah terdapat sambungan yang mungkin terjadi apabila beberapa foto digabung. Analisis dilakukan dengan menggunakan fungsi perbesaran foto yang terdapat dalam program Adobe Photoshop. 10. Teknik Foto Hitam Putih Keaslian sebuah foto terkadang dapat lebih mudah jika berada dalam mode grayscale atau berwarna hitam putih daripada berwarna. Oleh karena itu, pada bagian ini, analisis sebuah foto akan diawali dengan proses mengkonversi foto berwarna menjadi hitam putih. Dalam perangkat Photoshop sendiri terdapat berbagai fungsi yang bisa dimanfaatkan, maka foto akan dianalisis menggunakan pendekatan dengan bantuan software pengolahan gambar
25 Adobe Photoshop, antara lain dengan memperhatikan piksel pada bagian perpotongan dan beberapa perbedaan warna. Ada berbagai opsi dalam fungsi yang terdapat didalam Software Adobe Photoshop untuk mengkonversi sebuah foto berwarna menjadi hitam putih, diantaranya menggunakan fasilitas Desaturate, Image Adjustment Black and White. 3.1.2 Pemilihan Tools Untuk Analisa Perbandingan Image Digital Asli Dan Rekayasa Tabel 3.1 Perbandingan Pemilihan Tool Untuk Forensik No 1. 2.
Nama Tools JPEGsnoop PhotoME08Beta2Setu.
Berdasarkan analisa dari Tabel 3.1 sofware yang akan di gunakan untuk forensik adalah JPEGsnoop dan PhotoME08Beta2Setup. Karena lebih mempunyai kwalitas yang lebih bebas dari yang lainnya juga lebih user friendly dengan yang lainnya.
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Setelah melakukan analisa berakhir, maka hasil yang dicapai oleh penulis
adalah sebuah informasi mengenai perbandingan 2 image pada penerapan komputer forensic yang digunakan untuk mengetahui keaslian dan informasi dari image digital tersebut, dimana informasi metadata dari perbandingan image tersebut bahwa image asli terdapat informasi mengenai Media yang digunakan untuk mengambil foto tersebut yaitu Nokia, type dari media untuk mengambil foto yaitu E63, Jenis gambar yang dihasilkan dari media pengambilan foto, yaitu jpeg, ukuran gambar yang dihasilkan 300 x 300, dalam satuan Inchi, Tanggal pengambilan gambar yaitu : 2013:03:10 waktu 17:31:48, namun sebaliknya pada image rekayasa menampilkan informasi aplikasi yang digunakan untuk manupulasi yaitu Adobe Photoshop CS3 Windows pada tanggal 2016:06:01 dan waktu 10:54:36".
4.2
Pembahasan Adapun tahapan yang peneliti lakukan dalam menganalisis mengenai
image digital tersebut yaitu menggunakan 2 aplikasi analisa image.
27
Gambar 4.1. Bukti Digital
4.2.1
Analisa Gambar Ke-1 Metadate Menggunakan Jpegsnoop Hasil metadata menggunakan Jpegsnoop ini berisi informasi. Berikut ini
adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata foto Jpegsnoop digital. yaitu :
Gambar 4.2 Informasi Hasil Dari Aplikasi Jpegsnoop
28 Kotak merah dari gambar diatas adalah informasi yang dihasilkan dari “ JPEGSNOOP ” Yang artinya 1. Make : Media yang digunakan untuk mengambil foto tersebut, yaitu "Nokia" 2. Model : Type dari media untuk mengambil foto, yaitu [Model] = "E63". 3. Compression : Jenis gambar yang dihasilkan dari media pengambilan foto, yaitu jpeg. 4. Resolusi : Ukuran gambar yang dihasilkan 300 x 300, dalam satuan Inchi 5. Datetime : Tanggal pengambilan gambar yaitu : 2013:03:10 waktu 17:31:48 Untuk memastikan gambar tersebut tidak pernah diedit menggunakan photoshop atau software lainnya dapat dilihat dibagian akhir analisa seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.3 Informasi Tidak Ada Penggunaan Edit Aplikasi
29 Dari informasi diatas memastikan gambar tersebut tidak pernah diedit menggunakan photoshop atau software lainnya.
4.2.2
Analisa Gambar Ke-2 Metadate Menggunakan Jpegsnoop Hasil metadata menggunakan Jpegsnoop pada gambar kedua ini berisi
informasi. Berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata foto Jpegsnoop digital pada gambar kedua. yaitu :
Gambar 4.4 Informasi Hasil Dari Aplikasi Jpegsnoop
30 Terlihat bahwa foto tersebut diedit dengan Software “Adobe Photoshop CS3 Windows” pada tanggal = "2016:06:01 dan waktu 10:54:36". Terlihat juga informasi foto tersebut diambil dari media apa, yaitu : 1. Make : Media yang digunakan untuk mengambil foto tersebut, yaitu "Nokia" 2. Model : Type dari media untuk mengambil foto, yaitu [Model ] = "E63". 3. Compression : Jenis gambar yang dihasilkan dari media pengambilan foto, yaitu jpeg. 4. Resolusi : Ukuran gambar yang dihasilkan 3000000/10000 atau 300 x 300, dalam satuan Inch. 5. Datetime : Tanggal pengeditan gambar yaitu : 2016:06:01 dan waktu 10:54:36.
Untuk memastikan kembali bahwa gambar tersebut telah diedit menggunakan photoshop lihat analisa paling bawah terdapat Note yang menginformasikan penggunaan photoshop ditemukan. Seperti gambar dibawah ini :
31
Gambar 4.5. Informasi Hasil Dari Aplikasi Jpegsnoop
Terlihat penggunaan software edit gambar seperti photoshop. paling bawah terdapat Note yang menginformasikan penggunaan photoshop ditemukan.
4.2.3
Analisa Gambar Ke-1 Metadate Menggunakan PhotoME
32 Hasil metadata menggunakan PhotoME ini berisi informasi. Berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata foto PhotoME digital. yaitu :
Gambar 4.6 Informasi Hasil Dari Aplikasi PhotoME
Kotak merah dari gambar diatas adalah informasi yang dihasilkan dari “PhotoME” Yang artinya 1
Manufacture : Media yang digunakan untuk mengambil foto tersebut, yaitu "Nokia"
2
Image input equipment model : Type dari media untuk mengambil foto, yaitu [Model] = "E63".
33 3
Compression : Jenis gambar yang dihasilkan dari media pengambilan foto, tidak terdeteksi.
4
Resolusi : Ukuran gambar yang dihasilkan 300 dpi x 300 dpi
5
Datetime : Tanggal pengambilan gambar yaitu : 2013:03:10 waktu 17:31:48
4.2.4
Analisa Gambar Ke-2 Metadate Menggunakan PhotoME Hasil metadata menggunakan PhotoME pada gambar kedua ini berisi
informasi. Berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata foto PhotoME digital pada gambar kedua. yaitu :
Gambar 4.7 Informasi Hasil Dari Aplikasi PhotoME Terlihat bahwa foto tersebut diedit dengan Software “Adobe Photoshop CS3 Windows” pada tanggal = "2016:06:01 dan waktu 10:54:36". Terlihat juga informasi foto tersebut diambil dari media apa, yaitu :
34 1. Manufacture : Media yang digunakan untuk mengambil foto tersebut, yaitu "Nokia" 2. Image input equipment model : Type dari media untuk mengambil foto, yaitu [Model] = "E63". 3. Compression : Jenis gambar yang dihasilkan dari media pengambilan foto, tidak terdeteksi. 4. Resolusi : Ukuran gambar yang dihasilkan 300 dpi x 300 dpi
Untuk memastikan kembali bahwa gambar tersebut telah diedit menggunakan photoshop lihat analisa paling bawah terdapat Note yang menginformasikan penggunaan photoshop ditemukan. Seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.8. Informasi Hasil Dari Aplikasi Jpegsnoop
Terlihat penggunaan software edit gambar seperti photoshop. paling bawah terdapat Note yang menginformasikan penggunaan photoshop ditemukan.
35 4.2.5
Hasil perbandingan PhotoME dan Jpegsnoop Berikut ini adalah hasil perbandingan dari 2 aplikasi yang digunakan untuk
forensic image digital yaitu PhotoME dan Jpegsnoop
Tabel 4.1 Hasil perbandingan PhotoME dan Jpegsnoop No Informasi 1. Manufacture 2.
3.
PhotoME Ada, yang dihasilkan sama Resolusi ukuran gambar yang Ada, tetapi informasi yang dihasilkan dihasilkan extensi : .Inc Compression Jenis gambar yang dihasilkan dari media
Jpegsnoop Ada, yang dihasilkan sama Ada, tetapi informasi yang dihasilkan extensi : .dpi Tidak terdeteksi
Terdeteksi
pengambilan foto 4.
Image input equipment model Type
dari
media
untuk Ada, yang dihasilkan sama
Ada, yang dihasilkan sama
mengambil
Dari proses forensik ini dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa aplikasi yang paling baik digunakan untuk forensik image digital yaitu aplikasi Jpegsnoop, selain aplikasi bersifat portabel, aplikasi ini dapat menampilkan informasi resolusi ukuran gambar yang sesuai pada image forensik
36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis yang dilakukan pada forensik image
dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Dalam melakukan forensik image diperlukan bukti yang belum dimodifikasi atau diubah. 2. Dalam menelusuri bukti digital sampai pada proses pengungkapan di pengadilan, digital forensik menerapkan empat tahapan yaitu : Pengumpulan (Acquisition), Pemeliharaan (Preservation), Analisa (Analysis), dan Presentasi (Presentation). Seiring dengan perkembangan teknologi, dimasa depan objek penelitian dan cakupan digital forensik akan menjadi lebih luas lagi, dan keahlian dalam digital forensik tentu akan lebih dibutuhkan 3. Metadata pada image asli yaitu tidak terdapat informasi mengenai aplikasi yang digunakan untuk merekayasa image, namun sebaliknya metadata pada image rekayasa akan menampilkan informasi aplikasi yang digunakan untuk merekayasa. 4. Dalam melakukan forensik menggunakan aplikasi Jpegsnoop dan PhotoMe informasi metada yang akurat dihasilkan oleh aplikasi Jpegsnoop.
5.2
Saran
37 Dari kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis ingin memberikan beberapa saran yang akan dijadikan sebagai bahan masukan yang bermanfaat: 1.
Informasi diperoleh mengenai hal baik maupun buruk jangan langsung diterima begitu saja.
2.
Diharapkan ada proses pengembangan aplikasi image forensik yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai tool penelitian.
3.
Waspada terhadapa penyalahgunaan dan manipulasi image dari seseorang yang dikenal ataupun tidak dikenal.