1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyartakan
bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan tegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Implisit dalam komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para ilmwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubunagan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Benar kata Edward T.Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”.1 Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (2001), proses sosial diartikan
1
Mulyana, Deddy. (2006). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 5-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompokkelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.2 Pola interaksi sosial sangat kompleks. Interaksi atau proses sosial (hubungan timbal-balik yang dinamis di antara unsur-unsur sosial) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pola interaksi asosiatif dan pola interaksi disosiatif. Pola interaksi asosiatif merupakan proses-proses yang mendorong dicapainya akomodasi, kerjasama dan asimilasi, yang pada giliran selanjutnya menciptakan keteraturan sosial. Pola interaksi disosiatif merupakan proses-proses yang mengarah kepada terciptanya bentuk-bentuk hubungan sosial yang berupa persaingan (kompetisi), kontravensi ataupun konflik (pertikaian), yang pada giliran berikutnya menghambat terjadinya keteraturan sosial.3 Salah satu interaksi sosial yang menarik adalah pada penggemar (fans) atau pendukung (supporter) olahraga sepakbola. Pendukung olahraga seringkali menunjukkan aktifitas yang intens dan sering berkontribusi melalui media sosial, Internet, diskusi radio. Penggemar olahraga juga membantu memeriahkan tempat olahraga. Acara olahraga membantu memberikan arti dan pentingnya sosial, melalui percakapan, pola konsumsi dan interaksi sosial para penggemarnya.4 Pada dasarnya supporter mempunyai dua peranan, yaitu sebagai penampil dan penonton. Sebagai penampil yang ikut menentukan jalannya pertandingan sepakbola, supporter menetapkan identitas yang membedakannya dengan penonton Soekanto, Soerjono. (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara, hal 15 Reza Dimas, “Pola Interaksi Sosial”, diakses pada tanggal 19 Maret 2015 dari http://www.psychologymania.com/2012/11/pola-pola-interaksi-sosial.html. 4 Crawford, Garry. (2004). Consuming Sport Fans, Sport & Culture. Routledge, hal. 3 2 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
biasa. Supporter jauh lebih banyak bergerak, bersuara dan berkreasi di dalam stadion dibanding penonton yang terkadang hanya ingin menikmati pertandingan sepakbola dari kedua tim yang bertanding. Supporter dengan peran penyulut motivasi dan penghibur biasanya membentuk kerumunan dan menempati area atau tribun tertentu di dalam setadion. Para supporter ini menemukan kebahagiaan dengan jalan mendukung secara all out tim kesayangannya, sekaligus memenuhi kebutuhan mereka akan kepuasan yang tidak dapat dilakukan sendirian. Dalam perkembangannya, supporter yang tadinya menjadi penyemangat tim dan memeriahkan pertandingan sepakbola terkadang melenceng dari tujuan awalnya. Hal tersebut menjadi pemicu adanya kekerasan supporter maupun berbagai tindakan anarkis lainnya. Dalam sepakbola, anarkisme adalah tindakan yang sering terjadi dan banyak dilakukan oleh supporter dengan berbagai faktor yang melatar belakanginya. Seperti kasus yang dialami supporter sepak bola di Indonesia, banyak terjadi kerusuhan antar seporter dan aparat kepolisian yang terjadi dikarenakan kesalah pahaman dan mementingkan ego masing-masing dalam mendukung kesebelasannya. Apabila kita amati, kelompok supporter di Indonesia terdiri dari beberapa kelas sosial. Selain itu, di Indonesia juga memunculkan simbol-simbol dari warna klub masing-masing ketimbang simbol-simbol yang berafiliasi pada hal yang lain. Contohnya adalah Jakarta dengan warna oranyenya (Persija), hal ini seolah-olah telah menjadi suatu identitas yang khas dari supporter. Kasus terbaru kerusuhan supporter dengan pihak kepolisian terjadi pada Jumat 24 Juni 2016, saat pertandingan antara Persja Jakarta Vs Sriwijaya FC
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Palembang di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Di mana supporter tuan rumah The Jakmania bergesekan dengan aparat kepolisian pada babak kedua berlangsung. Kerusuhan yang terjadi pada malam hari itu dikarenakan para The Jakmania yang masih di luar stadion, yang tidak memiliki tiket memaksa masuk ke dalam stadion untuk menyaksikan Persija berlaga. Hal ini dikarenakan pertandingan itu adalah pertandingan terakhir Persija di Jakarta karena Gelora Bung Karno Senayan Jakarta akan di renovasi untuk Asian Games 2018. Selain itu, The Jakmania juga memiliki kekecewaan yang diakibatkan kasus kematian salah satu anggota The Jakmania yang bernama Fahreza (16) tidak diusut tuntas oleh pihak kepolisian. Menurut salah satu The Jakmania yang menyaksikan kerusuhan saat pertandingan berjalan tersebut adalah Iqbal Sandi (20) yang menyatakan bahwa bentrokan terjadi di sektor 14-15 di dalam stadion. Saat itu sesama The Jakmania telibat adu fisik dikarenakan salah paham, tiba tiba mata Iqbal menjadi perih karena gas air mata yang ditembakan pihak kepolisian dari luar. Di luar lapangan juga sudah terjadi bentrok antara The Jak dengan pihak kepolisian. Para The Jak yang berada di sektor 14-15 pun kebingungan untuk keluar dikarenakan di luar sudah banyak gas air mata yang membuat mata perih dan sesak nafas. Akhirnya mereka nekat turun kelapangan untuk mengevakuasi diri masing masing. Polisi sempat mengamankan sekitar 155 orang akibat kejadian tersebut, 5 unit sepeda motor, rusaknya 2 unit mobil pribadi, dan rusaknya 1 unit kendaraan dinas kepolisian.5
Yoenus, Mohamad (25 Juni 2016). Kronologi Kerusuhan saat Pertandingan Persija Jakarta vs Sriwijaya FC. Diakses dari http://www.tribunnews.com/video/2016/06/25/kronologi-kerusuhansaat-pertandingan-persija-jakarta-vs-sriwijaya-fc 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Pengurus Pusat The Jakmania melayangkan permintaan maaf atas insiden kerusuhan yang terjadi di kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Jumat (24/6/2016) malam.6 "Sehubungan dengan kejadian tidak menyenangkan pada pertandingan Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC tadi malam (Jumat 24 Juni 2016) di Gelora Bung Karno yang mengakibatkan terjadinya kericuhan di dalam dan di luar stadion, maka kami dari Pengurus Pusat The Jakmania memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Persija Jakarta, Pemain Persija, Sriwijaya FC, Singa Mania (Dan kelompok pendukung Sriwijaya FC lainnya), serta pihak kepolisian dan seluruh masyarakat Jakarta atas ketidaknyamanan ini," The Jakmania menyatakan penyesalan atas terjadinya kejadian tersebut, dan akan melakukan koordinasi dan konsolidasi lebih kepada internal organisasi The Jakmania demi kebaikan kami dan juga Persija Jakarta. Sebagai organisasi yang memipin supporter persija, The Jakmania menyatakan tidak menutup diri untuk menerima kritik, masukan ataupun arahan dari pihak-pihak lain terutama tokoh masyarakat Jakarta untuk kemajuan sepak bola Jakarta. The Jakmania juga juga mengucapkan turut berduka cita atas korban jiwa yang terjadi dari segala pihak dan juga bersimpati dengan semua korban luka-luka yang ada. Pengurus pusat berharap menahan diri dari segala bentuk provokasi, menahan emosi dan juga bersikap bijak termasuk di dunia maya. Kerusuhan yang melibatkan penonton terjadi pada laga Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC, pada Jumat (24/6/2016). Laga pun dihentikan di sekitar menit ke-81, setelah petugas keamanan sampai harus menembakkan gas airmata. Kerusuhan berlanjut di luar stadion setelah pertandingan dihentikan. Kerugian Syafril, Afut. (25 Juni 2016). The Jakmania nyatakan permintaan maaf atas kerusuhan dari http://www.antaranews.com/berita/569821/the-jakmania-nyatakan-permintaan-maaf-ataskerusuhan 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
materi yang ditimbulkan akibat peristiwa itu antara lain terbakarnya 5 unit sepeda motor, rusaknya 2 unit mobil pribadi, dan rusaknya 1 unit kendaraan dinas kepolisian. Polisi sempat mengamankan sekitar 155 orang akibat kejadian tersebut, yang sebagian besar remaja tanggung. Namun mereka dilepaskan setelah dijemput oleh orangtuanya.7 Dalam kerusuhan yang terjadi di tengah pertandingan ISC antara Persija melawan FC Sriwijaya tersebut terdapat korban 6 petugas kepolisian. Salah satu korban dari pihak kepolisian bernama Hanawiah dan merupakan anggota Brimobda mengalami luka yang cukup parah di bagian wajah dan kepala. Selain Hanawiah, 5 petugas kepolisian lainnya yang juga terluka adalah: a. Bripda Ibanio yang mengalami luka di dagu akibat lemparan batu b. Aiptu Muhtadi mengalami memar di bagian kepala c. Brigadir Supriadi yang terluka di bagian depan kepala d. Brigadir Wawan e. Iptu Sirajudin yang mengalami luka di leher dan kepala.8 Dampak kekerasan yang timbul akibat dari kerusuhan yang mengakibatkan korban dari pihak kepolisian memunculkan aksi balas dendam. Dari pemberitaaan di media massa, setidaknya ada dua distro (toko pakaian) yang menjual pernakpernik Persija yang dirusak sejumlah orang tak dikenal. Toko itu adalah Crazy Orange Distro di Rawasari Jakarta Pusat. Sebelumnya, sebuah Distro kaos dan souvenir atau atribut Jakmania, suporter Persija diserang 10 orang tak dikenal. Para Mercy Raya. (Sabtu 25 Jun 2016). Buntut Kerusuhan di GBK, Pengurus The Jakmania Minta Maaf. detikSport, diakses pada tangal 26 Juni 2016 8 Santi Dewi. (June 25, 2016). Dikeroyok oknum Jakmania, satu anggota polisi kritis di rumah sakit. diakses dari http://www.rappler.com/indonesia/137611-anggota-polisi-kritis-korban-jakmania-isc 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
pelaku juga melukai anggota Jakmania di lokasi. “Tiga orang mengalami luka, salah satunya terkena luka tusuk,” kata Kasubag Humas Polres Jakarta Pusat Kompol Suyatno. Pelaku sekitar 10 orang menggunakan motor RX King dan menggunakan helm yang menutupi wajah, datang dan memecahkan kaca depan toko lalu masuk sambil membawa senjata tajam jenis samurai dan mengacung-acungkan senjata api. Penyerbuan ini menyebabkan kerusakan di Outlet Utan Kayu Multi Etnis Jl Galur Timur, Jakarta Timur.9 Meskipun pelaku pengrusakan tidak diketahui, banyak dugaan bahwa yang melakukan pengrusakan adalah oknum dari kepolisian yang tidak terima temannya mengalami luka berat karena kerusuhan di GBK. Dari pihak kepolisian telah melakukan upaya untuk mengatasi terjadinya aksi kekerasan lanjutan dari pihak kepolisian. Petugas kepolisian mengamankan belasan aparat polisi berseragam sipil yang diduga berencana men-“sweeping” suporter Persija atau The Jakmania untuk melakukan balas dendam. Petugas Propam Polda Metro Jaya menemukan 15 anggota kepolisian yang mengenakan pakaian preman di Jalan Saharjo Tebet Jakarta Selatan, Minggu (26/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Para anggota polisi itu merupakan anggota Bidang Humas Polda Metro Jaya, anggota Detasemen Gegana Polda Banten, Brimob Polda Banten, Sabhara Polda Metro Jaya, Sabhara Polres Jakarta Jaktim dan Ditpolair Polda Metro Jaya. Petugas Propam Polda Metro Jaya sempat memeriksa belasan anggota itu yang ditemukan tanpa memiliki surat tugas. Petugas Propam juga mengamankan para polisi itu lantaran melanggar lalu lintas tidak menggunakan pelindung kepala
Hernawan, Andiono (26/06/201). Selain di Rawasari, toko souvenir Persija di Utan Kayu juga diserang orang misterius diakses dari http://www.lensaindonesia.com/2016/06/26/selain-dirawasari-toko-souvenir-persija-di-utan-kayu-juga-diserang-orang-misterius.html 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
(helm). Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono menegaskan polisi tidak diizinkan menindak masyarakat sipil karena alasan dendam dan tanpa mengantongi surat perintah.10 Dari pihak The Jakmania selaku organisasi resmi yang menaungi supporter Persija telah menyatakan penyesalan atas kerusuhan, dan akan melakukan upayaupaya untuk menangani konflik yang bisa timbul paska kerusuhan dengan kepolisian. The Jakmania juga akan koordinasi dan konsolidasi internal dan menyatakan mau menerima kritik, masukan ataupun arahan dari pihak lain. Secara organisasi The Jakmania sudah menunjukkan dan mengambil sikap resmi. Meski demikian, di lapangan masih banyak supporter Persija yang menunjukkan sikap kebencian melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Dari latar belakang ini maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang “POLA INTERAKSI SOSIAL PENDUKUNG PERSIJA JAKARTA DALAM
UPAYA
MENYELESAIKAN
KONFLIK
DENGAN
PIHAK
KEPOLISIAN PASKA KERUSUHAN TANGGAL 24 JUNI 2016”
Suwarjono , Agung Sandy Lesmana (26 Juni 2016). Belasan Polisi Ini Diduga Hendak Balas Dendam Jakmania diakses dari http://www.suara.com/news/2016/06/26/194602/belasan-polisi-inididuga-hendak-balas-dendam-jakmania 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
1.2.
Fokus Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana pola interaksi sosial pendukung Persija Jakarta dalam upaya menyelesaikan konflik dengan pihak Kepolisian paska kerusuhan tanggal 24 Juni 2016.
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingi di capai dalam penelitian ini untuk
mengetahui dan menganalisis dalam pola interaksi sosial pendukung Persija Jakarta dalam upaya menyelesaikan konflik dengan pihak Kepolisian.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1.4.1
Manfaat Akademis Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pengetahuan tentang konflik terkait kerusuhan supporter yang terjadi, khususnya konflik antara supporter Persija Jakarta dengan Kepolisian paska kerusuhan tanggal 24 Juni 2016..
1.4.2
Manfaat Praktis Manfaat yang bersifat praktis adalah dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan berpikir bagi kalangan mahasiswa maupun masyarakat luas yang memiliki perhatian terhadap permasalahan konflik supporter sepakbola. Penelitian ini juga diharapkan dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
merangsang penelitian serupa mengenai konflik supporter sepakbola dan bahaya yang dapat timbul sebagai dampak adanya konflik tersebut, sehingga dapat diketahui faktor penyebab dan akar masalahnya. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak yang ingin menyelesaikan konflik yang terjadi antara kelompok Supporter dengan pihak Kepolisian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/