1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa ibu hamil yang terkena anemia mencapai 40%-50%. Prevalensi anemia pada kehamilan di Provinsi Lampung adalah tertinggi di pulau Sumatera. Tingginya jumlah anemia ibu hamil di provinsi Lampung yaitu sebanyak 69,7% angka itu lebih tinggi dari angka anemia gizi nasional yaitu sebanyak 63% (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2010).
Menurut penelitian Melisa di jambi (2013) hasil prevalensi anemia ibu hamil yaitu 51,5%. Proporsi anemia ibu hamil berdasarkan umur terbanyak pada umur 20-30 tahun yaitu 79,4%, asupan tablet besi (Fe) tidak cukup 51,5%, paritas multipara 63,2% dan pengetahuan baik 57,4%. Menurut penelitian Noviza D (2006) yang dilakukan di Medan 80% ibu hamil dalam keadaan anemia.
Menurut penelitian Silalahi M (2006) resiko kejadian anemia pada ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan < 2 tahun adalah antara 1,284: 11,782 kali dibanding ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan ≥ 2 tahun. Menurut
1
2
penelitian Agustini N, ibu hamil yang melahirkan di Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2008 yang mengalami anemia berjumlah 86 orang dimana yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 31 orang (36,0%) dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal (BBLN) sebanyak 55 orang (63,0%).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang kejadian anemia pada ibu hamil yang dihubungkan dengan jarak kehamilan dan satus gizi. Oleh karena itu peneliti memilih penelitian dengan judul ”Hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung pada bulan November 2013 ?”.
1.2 Rumusan Masalah Lampung adalah salah satu provinsi dengan angka ibu hamil yang mengalami anemia terbesar di Pulau Sumatra. Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil di Provinsi Lampung di akibatkan oleh berbagai faktor penyebab. Anemia memberikan dampak negatif tidak hanya terhadap ibu hamil namun juga kepada janin. Salah satu faktor tersebut adalah jarak kehamilan dan status gizi ibu hamil. Jarak kehamilan yang kurang dari dua tahun serta status gizi yang yang kurang pada ibu hamil akan menyebabkan seorang ibu hamil mudah mengalami anemia. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan antara anemia dengan jarak kehamilan dan status gizi ibu hamil, sehingga dirumuskan masalah : ”Adakah hubungan antara jarak kehamilan
2
3
dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung?”
1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan kejadian anemia. 2. Tujuan Khusus : i.
Mengetahui distribusi frekuensi rata-rata jarak kehamilan
ii.
Mengetahui distribusi frekuensi status gizi ibu hamil
iii.
Mengetahui prevalensi anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung
iv.
Mengetahui dan menganalisis hubungan jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil
v.
Mengetahui dan menganalisis hubungan status gizi dengan anemia pada ibu hamil
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi penulis
1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian tentang hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia.
3
4
2. Menerapkan ilmu yang telah di dapatkan kepada masyarakat luas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam memberikan informasi dan pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil
1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan dan penyuluhan bagi ibu hamil sehingga dapat mendeteksi anemia secara dini
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teori Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodelusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi anemia pada ibu hamil adalah usia ibu, paritas, status gizi, jarak kehamilan, ibu menderita penyakit, pendidikan dan sosial ekonomi (Amiruddin, 2007). 4
5
Umur ibu
Paritas
Status Gizi
Jarak Kehamilan
Anemia pada Kehamilan
Ibu Menderita Penyakit Pendidikan
Sosial Ekonomi
Gambar 1 Faktor-faktor yang meneyebabkan anemia pada kehamialan (modifikiasi Soebroto, 2009; Varney, 2007; Arisman, 2004).
5
6
1.5.2 Kerangka Konsep Variabel Independent
Variabel Dependent
Anemia
Anemia dalam kehamilan
Jarak kehamilan dan Status gizi
Tidak anemia
Gambar 2 Kerangka Konsep
1.6 Hipotesis
1. Ada hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung. 2. Tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dan status gizi dengan anemia pada ibu hamil di Bidan Praktek Swasta (BPS) Jalan Selamet Riyadi Pahoman Bandar Lampung.
6