BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan anak akan dengan mudah mendapat informasi dari luar melalui media apapun. harus diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari luar merupakan informasi yang baik dan tepat untuk perkembangan anak. Seperti yang sering kita lihat sekarang ini dimedia masa sering diberitakan tentang perkelahian, tawuran dan tindakan-tindakan lain yang tidak sesuai dengan nilai moral yang ada. Silih berganti televisi dan surat kabar memberitakan pemerkosaan yang korban maupun pelakunya siswa sekolah, mirasantika dikalangan remaja dan anak, tawuran antar sekolah peran orang tua dalam perkembangan moral anak sangatlah besar, mengingat orang tua merupakan orang terdekat dengan anak. 1 Anak
yang melakukan perbuatan tidak bermoral cenderung
meningkat dari segi kualitas maupun kuantitas. Misalnya tindakan kriminal yang dilakukan anak terhadap temanya atau saudaranya hanya karena masalah sepele.Kasus-kasus perbuatan amoral yang dilakukan oleh anak-anak kita seperti tindakan kekerasan, perampokan, pembunuhan
1
Arismantoro, Tinjauan Berbagai Aspek Character Building (Yogyakarta: Tiara wacana, 2008), hlm. 25.
1
2
pelecehan seksual, hingga minum-minuman keras dan penyalahgunaan narkoba atau perbuatan yang melanggar hukum lainnya. 2 Gejala
kemerosotan
moral
dewasa
ini
sudah
sangat
mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong dan kasih sayang sudah tertutup oleh penyelewengan, penipuan, penindasan, dan saling menjegal dan merugikan. Yang lebih mengkhawatirkan lagi kemerosotan moral telah menimpa para pelajar yang diharapkan mampu melanjutkan perjuangan membela keadilan, kebenaran dan perdamaian. Perkembangan moral anak yang memburuk, telah menjadi keresahan tersendiri bagi para orangtua dan guru di sekolah. Keresahan ini dapat dipahami karena anak adalah generasi penerus yang akan menentukan cerah buramnya masa depan bangsa di kemudian hari. Moral adalah hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma.3 Moral disini diartikan sebagai aturan-aturan umum mengenai benar salah atau baik buruk yang berlaku dimasyarakat secara luas. Moralitas adalah kesadaran akan besar atau salah walaupun standar benar dan salah akan berbeda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain. Setiap masyarakat tentu saja mempunyai standar perilaku sendiri yang sejak dini anak-anak telah belajar bahwa beberapa perilaku yang dianggap benar dan perilaku lain dianggap salah. 2
Dian ibung, Mengembangkan Nilai Moral pada Anak (Jakarta: PT Elex Media komputindo, 2009), hlm.xi. 3 Sjarkawi, Pembentukan kepribadian anak (Jakarta : PT Bumi aksara, 2008 ), hlm. 27.
3
Sedangkan sumber benar atau salah bagi masyarakat indonesia tentunya berasal dari tuhan atau dari aturan agama. 4 Pada hakekatnya, para orang tua mempunyai harapan agar anakanak mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, tahu membedakan apa yang baik dan yang tidak baik, tidak mudah terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun merugikan orang lain. Harapan-harapan ini kiranya akan lebih mudah terwujud apabila sejak semula, orang tua telah menyadarkan peranan mereka sebagai orang tua yang besar pengaruhnya terhadap moral anak. 5 Seorang anak kecil sulit diharapkan untuk dengan sendirinya bertingkahlaku sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku,mengerti apa yang dituntut lingkungan terhadap dirinya, dan sebagainya. Aspek moral seorang anak merupakan sesuatu yang berkembang dan diperkembangkan. Artinya, bagaimana anak itu kelak akan bertingkahlaku sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku. Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia hidup. Tanpa masyarakat kepribadian seorang individu tidak dapat berkembang demikian pula aspek moral pada anak. Nilai-nilai moral yang dimiliki seorang anak lebih merupakan sesuatu yang diperoleh anak dari luar. lingkungan ini dapat berarti orang tua, saudara, teman dan sebagainya. Namun karena pada tahun-tahun pertama
4
Siti Aisyah , dkk, Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Universitas terbuka, 2008), Cet.3, hlm. 88. 5 Singgih D. Gunarsa, Psikologi perkembangan anak dan remaja (Jakarta: PT BPK Gunung mulia, 2008), hlm.60.
4
kehidupan seorang anak, sepenuhnya bergantung pada orang lain, yaitu orang tuanya, maka disinilah pentingya peranan orang tua sebagai orang pertama yang dikenal anak dalam hidupnya untuk memperkembangkan kehidupan moral anaknya. 6 Salah satu faktor yang berpengaruh dalam keluarga yang memepunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik pengasuhan anak atau cara didik orang tua terhadap anak. 7 Di dalam dalam sebuah keluarga terdapat aturan atau bimbingan dari orang tua yang disebut pola asuh. 8 Pola asuh orang tua adalah cara orang tua mengasuh anak yang merupakan kegiatan dalam usaha memelihara, membimbing dan melindungi anak untuk kelangsungan hidup,
perkembangan dan
pertumbuhan yang selaras dan seimbang baik secara fisik maupun secara mental dan tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan. Orang tua harus mampu bertanggung jawab atas anaknya, Orang tua mempunyai tanggung jawab sangat besar dalam mendidik anak-anak dengan kebaikan dan dasar-dasar moral. 9 Dalam bidang moral ini, tanggung jawab orang tua meliputi masalah perbaikan jiwa anak, meluruskan penyimpangan mereka, mengangkat mereka dari seluruh kehinaan dan menganjurkan pergaulan 6 7
Ibid.,hlm. 62. Mansur, Pendidikan anak usia dini dalam islam ( Yogyakarta : pustaka pelajar, 2005 ),
hlm. 350. 8
Kartini Kartono, Peran keluarga memandu anak (Jakarta : Rajawali Press, 1992 ), cet ke 2 hlm.19. 9 Abdullah Nasih ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hlm. 199.
5
yang baik dengan orang lain. Orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anak
sejak kecil untuk berlaku benar, dapat dipercaya,
menghargai orang tua, berbuat baik kepada tetangga, dan mencintai orang lain. Masalah moral merupakan salah satu aspek penting yang perlu di tumbuh kembangkan dalam diri anak. Berhasil tidaknya penanaman nilai moral pada masa kanak-kanak akan sangat menentukan baik buruknya perilaku moral seseorang pada masa selanjutnya, Menurut Al-Halwani anak memiliki kebiasaan meniru yang kuat terhadap seluruh gerak dan perbuatan dari figure yang menjadi idolanya. Oleh karena itu seorang anak secara naluriah akan menirukan perbuatan yang dilakukan oleh kedua orang
tuanya
saudara
dekat
serta
kerabat
yang
terdekat.
Realitas yang demikian itu perlu mendapat perhatian tersendiri, karena perkambangan akhlak, watak, kepribadian dan moral anak akan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi yang terdapat dalam keluarganya. Hal ini berkaitan dengan kedudukan keluarganya sebagai lingkungan yang pertama dan utama bagi anak Dengan asumsi bahwa keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, maka pola asuh orangtua yang diterapkan anak akan sangat berpengaruh
pada
perkembangan
jiwa
anak,
termasuk
masalah
moralitasnya. Bila pola asuh yang diterapkan pada anak baik maka akan membentuk kepribadian anak yang baik pula. Sedangkan bila orang tua salah dalam menerapkan pola asuh akan berdampak buruk pada
6
perkembangan moral anak, karena anak akan berlaku menyimpang yang mengarah pada perilaku kenakalan anak. Pola asuh mempunyai peranan penting terhadap moral anak, karena dasar perilaku moral pertama diperoleh anak dari dalam rumah yaitu orang tua nya.Baumrind mengidentifikasi tiga gaya asuh yang berbeda-beda, yaitu authoritarian, permissive, authoritative. Masingmasing dari ketiga gaya asuh tersebut mencerminkan perbedaan dalam nilai dan pola perilaku asuh yang dipraktikkan orang tua dalam mengasuh anaknya. 10 Kelurahan Duwet adalah salah satu kelurahan yang terletak di Pekalongan Selatan. Terdapat berbagai jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya diantaranya pola asuh otoriter, demokratis dan permisif yang masing-masing bepengaruh terhadap perilaku moral anak. pola asuh otoriter menjadikan anak kurang matang, kurang kreatif dan inisiatif karena takut salah,kurang tegas membedakan baik dan buruk, suka menyendiri, kurang mudah dalam bergaul, dan ragu-ragu / takut dalam bertindak/mengambil keputusan karena takut dimarahi. Sedangkan pola asuh permisif cenderung menjadikan anak terlalu bebas dan tidak mengindahkan aturan, kurang rajin beribadah, cenderung tidak sopan, bersifat agresif, sulit diajak bekerja sama, sulit menyesuaikan diri, dan emosi kurang stabil, sedangkan pola asuh demokratis menjadikan anak mempunyai kematangan jiwa yang baik, emosi stabil, memiliki rasa
10
Ibid., hlm. 293.
7
tanggung jawab yang besar, mudah bekerja sama dengan orang lain, mudah menerima saran dari orang lain, mudah diatur dan taat pada peraturan atas kesadaran sendiri. Dari hasil observasi diketahui bahwa
masih banyak anak di
Kelurahan Duwet melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan moral seperti berkelahi dengan teman, berkata kasar kepada orang yang lebih tua darinya, merokok,bahkan kadang terhadap orang tuanya sendiripun mereka berani melawan ynag mana hal itu tidak sepantasnya dilakukan oleh anak. Banyak orang tua tidak memperhatikan perilaku anak sehingga anak tumbuh dengan moral yang tidak baik. Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengangkat judul tentang “ HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MORAL ANAK DI KELURAHAN DUWET KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN ”. Adapun alasan yang melatarbelakangi penulis memilih judul tersebut karena pola asuh orang tua sangat penting dalam kaitanya mendidik serta mengarahkan perilaku anak , sehingga akan berdampak baik terhadap perkembangan moral pada anak. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka selanjutnya penulis mengemukakan permasalahan yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut. Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
8
1. Bagaimana pola asuh
orang tua di Kelurahan Duwet kecamatan
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan? 2. Bagaimana moral anak di Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan ? 3. Adakah
hubungan
pola asuh orang tua dengan
moral anak di
Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan ? Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami pembahasan dan memberikan batasan wilayah dalam proposal ini, maka diperlukan adanya penegasan istilah dari judul yang dimaksud: 1. Hubungan Adalah keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lain yang mempunyai makna atau tujuan yang sama.11 2. Pola asuh orang tua Adalah
gambaran
yang
mengasuh,membesarkan,
dipakai
merawat
oleh dan
orang
mendidik
tua
dalam
anak
yang
berpengaruh secara langsung terhadap kemandirian anak dalam belajar.12 Dalam hal ini peneliti menggunakan pola asuh otoriter, demokratis dan permisif.
11
Wjs.poerwadarminto, Kamus besar bahasa indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2004 ),
12
Hendra surya, Kiat mengajar anak sukses dan mandiri (Jakarta : PT Gramedia, 2003 ),
hlm. 751 hlm. 5.
9
3. Moral Anak Adalah nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 13 C. Tujuan penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan Orang Tua terhadap Anak. 2. Untuk mengetahui Moral Anak di Kelurahan Duwet. 3. Untuk mengetahui hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Moral Anak di Kelurahan Duwet. D. Kegunaan penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca perihal hubungan pola asuh orang tua terhadap moral anak b. Untuk memeperluas wacana ilmu pengetahuan tentang pola asuh orang tua secara umum c. Sebagai bahan masukan untuk mahasiswa dan bahan petimbangan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bersifat praktis a. Sebagai sumbangan pemikiran agar dapat dijadikan pedoman bagi orang tua dalam mengasuh anaknya
13
Sjarkawi, Pembentukan kepribadian anak (Jakarta : PT Bumi aksara, 2008 ), hlm. 33.
10
b. Untuk memberikan informasi kepada orang tua secara umum khususnya di Kelurahan Duwet Kota Pekalongan tentang pentingnya pola asuh atau cara didik orang tua terhadap anaknya dan hubunganya dengan moral anak. c. Dapat menjadi acuan dalam usaha memperbaiki pola asuh orang tua terhadap anaknya sehingga anak memiliki moral yang baik. E. Tinjauan pustaka 1. Analisis teori Penelitian ini digunakan banyak referensi untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah. Selama proses pembuatan penelitian ini telah ditemukan buku-buku yang membahas tentang pola asuh orang tua, antara lain : Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk yang tetap.14 Sedangkan kata asuh dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik)
anak
kecil,
membimbing
(membantu,
melatih dan
sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga. Lebih jelasnya kata asuh adalah mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan dan bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat.15
14
Depdikbud, kamus besar bahasa indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm.54.
11
Menurut Hendra Surya “pola asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua dalam mengasuh, membesarkan, dan mendidik anak yang berpengaruh secara langsung terhadap kemandirian anak dalam belajar”.16 Menurut Chabib Thoha “ pola asuh adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak”. Dimana tanggung jawab untuk mendidik anak ini adalah merupakan tanggung jawab primer. Karena anak adalah hasil dari buah kasih sayang yang diikat dalam tali pernikahan antara suami istri dalam satu keluarga. Menurut Kohn “pola asuh adalah sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara orang tua menunjukkann otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian dan tanggapan terhadap keinginan anak. Dengan demikian pola asuh orang tua adalah bagaimana cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung”. Menurut
Achmad Juntika Nurihsan dalam bukunya yang
berjudul Dinamika perkembangan anak dan remaja. Moral atau Morale dalam bahasa inggris dapat diartikan sebagai semangat atau dorongan batin dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
15
Elaine Donelson , Asih, Asah, Asuh keutamaan wanita ( Yogyakarta: Kanisius, 1990 ), Cet.ke-1 hlm.5. 16 Hendra surya, kiat mengajar anak sukses dan mandiri. (Jakarta: PT.Rineka cipta, 2002), hlm.34.
12
sesuatu. Moral atau moralitas ini dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang diyakini oleh seseorang tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk, sehingga pada akhirnya dapat membedakan mana yang patut dilakukan dan perkara mana yang seharusnya ditinggalkan. 17 Setidaknya terdapat 6 prinsip moral yaitu sebagai berikut: (1) prinsip keindahan(beauty), (2) prinsip persamaan (equality), (3) prinsip kebaikan (goodness), (4) prinsip keadilan (justice), (5) prinsip kebebasan (liberty), (6) prinsip kebenaran (truth). Menurut Aliah B. Purwakania Hasan dalam bukunya yang berjudul Psikologi perkembangan islami. Moralitas memiliki tiga komponen yaitu, komponen afektif, kognitif, dan perilaku. Komponen afektif atau emosional terdiri dari berbagai jenis perasaan (seperti perasaan bersalah atau malu, perhatian terhadap perasaan orang lain, dan sebagainya) yang meliputi tindakan benar dan salah yang memotivasi pemikiran dan tindakan moral. Komponen kognitif merupakan pusat di mana seseorang melakukan konseptualisasi benar dan salah dan membuat keputusan tentang bagaimana seseorang berperilaku. Komponen perilaku mencerminkan bagaimana seseorang sesungguhnya berperilaku ketika mengalami godaan untuk berbohong, curang, atau melanggar aturan moral lainya. 18
17
Achmad Juntika Nurihsan dan Mubiar Agustin, Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Refika Aditama,2011), hlm. 41. 18 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi perkembangan islami (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 261.
13
2. Hasil penelitian yang relevan Skripsi Duripah (2021310024) yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Psikologis Anak (Studi kasus MI Wali Songo Kebaran Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan) yang berisikan bahwa orang tua merupakan pendidik pertama dalam lingkungan keluarga. sikap dan perilaku orang tua terhadap anak sangat berpengaruh dalam perkembangan dan kondisi psikologi anak. orang tua selalu berusaha mengarahkan anaknya kearah tujuan yang diinginkan, sehingga seorang anak dapat tumbuh dan berkembang baik dari segi psikologis maupun sosialnya pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian yang kuat, tidak mudah putus asa dan menghadapi tekanan hidup. Sebaliknya pola asuh yang salah menjadikan anak rentan stres dan mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif. 19 Skripsi Vika Mekarsari (232108400) yang berjudul Peranan Pola Asuh Orang tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak (Studi kasus Guru di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni) yang berisikan bahwa banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak mereka setelah diserahkan kepada guru disekolah, apakah menjadi pandai atau bodoh anak tersebut.akan menjadi nakal atau berbudi pekerti yang luhur, maka itu adalah urusan guru di sekolah , padahal banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya faktor internal yaitu faktor
19
Duripah, “hubungan pola asuh orang tua dengan psikologi anak ( studi kasus MI walisongo kebaran kecamatan kedungwuni kabupaten pekalongan)”, Skripsi, (STAIN Pekalongan: 2013), hlm. ix.
14
yang timbul dalam anak itu sendiri yang meliputi faktor fisiologis dan psikologis dan faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar anak. 20 Skripsi Nur khasanah (232 107 001) yang berjudul pengaruh pola asuh orang tua terhadap penyesuaian sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar yang berisikan pola asuh orang tua merupakan upaya yang diaktualisasikan terhadap penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, yang bertujuan untuk membentuk anak yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama serta berkepribadian mulia. Sedangkan penyesuaian sosial merupakan penyesuaian diri seseorang dengan lingkungan sekitar (lingkungan sosial). 21 Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian terdahulu sebagaimana telah disebutkan diatas. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan ini mengenai bagaimana hubungan pola asuh orang tua dengan
moral anak di Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan
Selatan Kota Pekalongan. 3. Kerangka Berpikir Analisis teori yang ada dapat dibangun kerangka berpikir bahwa pola asuh orang tua memiliki peranan yang sanagat penting terhadap moral anak. Pola asuh orang tua terhadap anaknya sangat penting dalam memebentuk watak, kepribadian dan memberikan nilai-nilai bagi anak 20
Vika Mekarsari,”Peranan Pola Asuh Orang tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak (Studi Kasus Guru di Desa Tangkil Kulon Kecamatan Kedungwuni), Skripsi (STAIN Pekalongan,2013)hlm 21 Nur khasanah, “pengaruh pola asuh orang tua terhadap penyesuaian sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Bandar” , Skripsi ( STAIN Pekalongan, 2011) hlm. 70-71.
15
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam derhubungan dengan anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari cara orang tua memberika peraturan kepada anak, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan perhatian dan tanggapan terhadap keinginan anak. Lingkungan keluarga dimana orangtua melakukan bimbingan, pengasuhan dan pemberian kasih sayang, secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak yang cukup besar terhadap perkembangan moral anak. Dengan demikian, kondisi lingkungan keluarga dengan model pola asuh tertentu jelas akan mempengaruhi cara bertutur kata, cara sikap, dan pola tingkah laku anak termasuk perkembangan jiwanya. Dari uraian diatas terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan moral anak. Dengan demikian akan dapat digambarkan skema berpikir dalam penelitian ini, sehingga terlihat jelas adanya hubungan anatara pola asuh orang tua dengan moral anak. 4. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang timbul dan kebenaranya masih perlu dibuktikan atau diuji lapangan. 22 Dengan kata lain bahwa hipotesis itu ialah kesimpulan yang belum final. Sehubungan dengan penelitian ini penulis mengajukan hipotesis “ 22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cet. 8 (PT Rineka Cipta: Jakarta,2002), hlm. 62.
16
Bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan moral anak di Kelurahan Duwet ”. F. Metode Penelitian 1. Desain penelitian Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari: a. Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.23 b. Jenis penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang mana penelitian ini dilakukan dalam kancah kehidupan yang sebenarnya. Penelitian lapangan mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. 24 penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang arahnya korelasional. Deskriptif analitik, bertujuan untuk menggambarkan data tentang apa yang akan dilakukan dan menganalisis data tersebut. Sedangkan metode korelasional bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel pola asuh orang tua dengan moral
23
Saifudun Azwar, Metode penelitian ( Yogyakarta: Pustaka pelajar,1998 ), hlm. 5. Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan suatu Tinjauan Dasar, (Surabaya:SIC,1996), hlm.27. 24
17
anak di Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. 2. Variabel a. Variabel bebas Variabel bebas ialah kondisi atau karakteristik oleh pengeksperimen dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungan nya dengan fenomena yang diobservasikan. 25 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pola Asuh Orang Tua, indikatornya meliputi: a. Cara mendidik anak b. Hubungan orang tua dan anak c. Ekonomi keluarga d. Sikap orang tua.26 b. Variabel tergantung Variabel tergantung ialah kondisi atau karakteristik yang berubah, atau muncul, atau yang tidak muncul ketika pengeksperimen mengintroduksikan,
merubah, atau mengganti variabel
bebas.27
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Moral anak di Kelurahan Duwet Kota Pekalongan.
25
hlm. 83.
26 27
Sanapiah Faisal, Metodologi penelitian pendidikan, (Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 1998) Singgih D. Gunarsa, Op.cit., hlm.132. Ibid., hlm. 104.
18
Indikatornya meliputi: a. Sikap Sopan santun dan saling menghargai b. Sikap tanggung jawab dan disiplin c. Sikap tenggang rasa28 3. Populasi dan sampel Untuk memperoleh pengertian yang jelas mengenai pengertian populasi, maka berikut ini penulis kemukakan suatu pendapat yang mengatakan bahwa populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. 29 Adapun menurut suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti. 30 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Anak di Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan
yang berumur 10-12 yang
berjumlah 198. 31 Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. 32 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari populasi yang ada, cara semacam ini penulis mengutip dari Suharsimi Arikunto dalam bukunya “prosedur penelitian pendidikan” yang mengatakan bahwa: untuk mengambil sampel bila kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.
28
Sunarto, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1999), hlm. 168. Sutrisno Hadi, Statistik jilid II, (Yayasan penerbit Fak. Psikologi UGM: Yogyakarta) 1987, hlm. 220. 30 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 102. 31 Dokumentasi, “Daftar isian Potensi Kelurahan”(Duwet:2013), hlm. 2. 32 Ibid., hlm. 104. 29
19
Dengan demikian penulis memilih alternatif yang kedua yakni mengambil 15% dari populasi sehingga sampelnya 28 orang anak. 4. Teknik Pengumpulan Data Penggunaan metode pengumpulan data secara tepat yang relevan dengan jenis data yang akan digali merupakan langkah penting dalam suatu kegiatan penelitian. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mengadakan penelitian secara langsung. 33 Metode ini peneliti gunakan untuk penelitian awal dan untuk mendapatkan data tentang moral anak, yang mana peneliti akan mengobservasi anak di Kelurahan Duwet. b. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh data-data berupa jawaban dari para responden (orang yang menjawab).34 Angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabanya
sehingga
responden
tinggal
memilih. 35
Hal
ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengambilan kesimpulan
33
Ibid., hlm. 108. Koentjoroningrat, Metode-metode penelitian masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1990), hlm. 173. 35 Suharsimi Arikunto, Loc.cit., hlm. 102. 34
20
dari jawaban-jawaban, disatu sisi agar memudahkan responden dalam menjawabnya. Angket atau kuisioner ini dipergunakan untuk menggali data tentang pola asuh orang tua dan moral anak di Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan meneliti bahan-bahan yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, raport, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya. 36 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi di Kelurahan Duwet kecamatan Pekalongan Selatan Kota pekalongan , keadaan Desa, sarana dan prasarana. 5. Metode Analisis Data Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan dianalisa. Analisa data tersebut
merupakan temuan-temuan di
lapangan. 37 Dalam penelitian ini secara garis besar untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengukuran tentang hubungan
pola asuh
orang tua terhadap moral anak di Kelurahan Duwet kecamatan 36
Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 136. Anas Sudijono, pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 192. 37
21
Pekalongan Selatan Kota Pekalongan, sehingga peneliti menggunakan analisis „korelasi”. Adapun analisa yang akan peneliti gunakan adalah analisa kuantitatif yaitu analisa data yang berwujud angka yaitu dengan menggunakan
rumus
korelasi
kontingensi,karena
data
yang
dikorelasikan merupakan data nominal dan bersifat kategorik. yang dirumuskan sebagai berikut:
N : Banyak data X2: adalah nilai Chi kuadrat yang dicari dengan rumus
𝑥 2=
𝑓𝑜 −𝑓𝑡 2 𝑓𝑡
fo : frekunsi observasi ft : frekuensi teoritis.
Pemberian terhadap Angka Indeks Korelasi Kontingensi C atau KK itu adalah dengan jalan terlebih dahulu mengubah harga C menjadi Phi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∅=
𝑐 1 − 𝑐2
Setelah harga Ø diperoleh, selanjutnya kita konsultasikan dengan tabel nilai “r” product moment dengan df sebesar N-nr. Jika Angka Indeks Korelasi Kontingensi yang kita peroleh dalam perhitungan (dalam hal ini adalah C yang telah diubah menjadi Phi dan “dianggap” r xy) itu sama dengan atau lebih besar dari padar
tabel,
maka Hipotesa nihil
22
ditolak dan apabila lebih kecil dari pada r
tabel
maka Hipotesa nihil
diterima atau disetujui. 38 G. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh suatu pembahasan yang sisitematis dan konsisten, maka perlu disusun sistematika
sedemikian rupa sehingga dapat
menunjukkan totalitas yang utuh. Adapun sistematika pembahasanya sebagai berikut: Penulisan proposal skripsi ini terdiri dari lima bab, yang sistematika penulisanya ialah sebagai berikut: Bab I, pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II, pola asuh orang tua dan moral anak, berisi dua sub bab. Bagian pertama tentang pola asuh orang tua meliputi: pengertian pola asuh orang tua, jenisi pola asuh orang tua, peran orang tua dalam keluarga, bag ian kedua tentang moral anak meliputi: pengertian moral Anak, faktorfaktor yang mempengaruhi moral anak, tahap-tahap perkembangan moral, Hubungan Pola asuh Orang tua dengan Moral Anak. Bab III, pola asuh Orang tua dan Moral anak di Kelurahan Duwet Kota Pekalongan selatan, berisi tiga sub bab. Bagian pertama tentang kondisi umum Kelurahan Duwet Kota pekalongan meliputi: letak geografis, keadaan penduduk, kondisi sosial ekonomi penduduk, tingkat pendidikan
38
Ibid., hlm. 241.
23
penduduk,
struktur
prasarana.bagian
pemerintahan
kedua deskripsi
Kelurahan
Duwet,
sarana
dan
Pola Asuh Orang Tua di Kelurahan
Duwet, bagian ketiga deskripsi Moral Anak di Kelurahan Duwet. Bab IV, analisis hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Moral Anak di Kelurahan Duwet, berisi tentang analisis Pola Asuh Orang tua pada Anak Kelurahan Duwet, Analisis Moral Anak di Kelurahan Duwet dan Analisis Hubungan antara Pola Asuh Orang tua dengan Moral Anak di Kelurahan Duwet. Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.