BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anakanak yang mereka lahirkan. Sebagaimana yang diungkapkan Sabur (1995), “keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak”. Dari beberapa fungsi keluarga, salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik, yakni pendidikan yang mencakup pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak yaitu potensi fisik, nalar dan nurani atau kalbu. Maka, keluarga yang baik di dalamnya akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Slameto (2003) mengatakan bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya. Dalam kelompok ini, arus kehidupan dikemudikan oleh orang tua sehingga para orang tua masih banyak memerlukan petunjuk dalam menghadapi berbagai masalah anak-anak salah satunya masalah prestasi belajar. Hal serupa yang diungkapkan oleh Kartini Kartono (1996), keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan 1
menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Siti Rahayu Haditono (1999). Kehangatan dan rasa aman merupakan dasar berkembangnya hubungan emosional yang baik antara orang tua dan anak. Selain itu juga hubungan yang penuh perhatian dan stimulasi sangat dibutuhkan oleh perkembangan yang sehat bagi anak. Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati, setelah anak lahir, pengenalan dalam keluarga antara orang tua dan anak-anaknya akan diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian sehingga anakanak akan berkembang ke arah kedewasaan dengan wajar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo (1996), “Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa di antaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang terkenal dengan sebutan tri logi pendidikan, yaitu pendidikan di dalam keluarga, pendidikan di dalam sekolah dan pendidikan di dalam masyarakat. Di dalam lingkungan keluarga, segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik yang nyata dan pertama, sehingga sikap dan tingkah laku orang tua akan diamati oleh anak baik secara sengaja maupun tidak sengaja sebagai pengalaman bagi 2
anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya. Hamalik (2002) mengemukakan bahwa keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan”. Dengan demikian, sebenarnya anak bisa mengembangkan kemampuan mereka karena adanya perhatian yang diberikan oleh orang tua. Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Perhatian orang tua memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar anak di sekolah. Nila F. Moeloek (2007) menyatakan bahwa “kajian empiris membuktikan bahwa peran keluarga dan orang tua berkaitan erat dan positif dengan prestasi belajar anak.” Dalam sebuah artikel berjudul Agenda Reformasi Pendidikan, dinyatakan bahwa: Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan. Banyak penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menemukan kesimpulan tersebut. Faktor orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel struktural dan variabel proses. Yang dapat dikategorikan variabel struktural antara lain latar belakang status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Sedangkan variabel proses adalah berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian dan bantuan kepada anaknya dalam belajar. Untuk bisa mewujudkan variabel kedua tersebut tidak harus tergantung pada variabel pertama. Artinya, tidak hanya keluarga "kaya" atau berpendidikan tinggi bisa menciptakan variabel proses. Contoh variabel proses antara lain: orang tua menyediakan tempat belajar untuk anaknya; orang tua mengetahui kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus; pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua sering menanyakan tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam belajar.
3
Ada beberapa cara meningkatkan perhatian orang tua dalam menghantarkan anak-anak mereka ke jenjang keberhasilan dalam belajar di Sekolah. Pertama, Perhatian orang tua dapat berupa pemberian bimbingan dan pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan anak memiliki idealisme, pemberian pengawasan terhadap belajarnya adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu idealisme yang ingin
dicapai
dengan
memanfaatkan
fasilitas
yang
ada.
Kedua,
menggunakan Metode PQRST. P (Preview) yaitu mengulas materi belajar secara umum, Q (Question) Yaitu menanyakan isi dari materi belajar, R (Read) membaca secara menyeluruh dan membuat catatan penting, S (Summary) Merangkum topik-topik sehingga mudah diingat dan dimengerti, T (Test) menguji diri kita sendiri sesegera mungkin setelah merangkum sebuah topik. Ketiga, menanggulangi sifat menunda pada anak. Hal ini dapat dilakukan orang tua untuk menghilangkan kebiasaan menunda belajar yang mungkin disebabkan oleh kejenuhan akan beban pekerjaan yang harus diselesaikan. Banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak mereka setelah diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah hak dan kewajibannya 4
untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Semua tanggung jawabnya telah beralih kepada guru di sekolah, apakah anak akan menjadi pandai atau bodoh, akan menjadi nakal atau berbudi pekerti yang baik dan luhur. Akan tetapi orang tua belum menyadari bahwa ada banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, diantaranya adalah pendapat Tabrani Rusyan (1994), yaitu : 1. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. 2. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak, yang meliputi : a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah,
lingkungan
masyarakat,
dan
lingkungan
kelompok. b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. Jadi berdasarkan
pendapat di atas, faktor yang menimbulkan
keberhasilan belajar anak ada 2 yaitu faktor internal dan faktor ekternal untuk faktor ekternal dibagi menjadi 4 yang meliputi faktor sosial, faktor budaya, faktor lingkungan fisik dan faktor lingkungan spiritual atau keagamaan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bedjo (1999) bahwa “Keberadaan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar siswa terdapat hubungan yang saling terkait. Bakat yang ada dalam diri siswa misalnya agar dapat berkembang baik, 5
maka perlu ada dorongan dari keluarga dan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan yang kurang mendukung dapat menghambat perkembangan siswa itu sendiri”. Mengacu uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, faktor perhatian orang tua merupakan faktor yang memegang peranan yang sangat penting. Hal ini tidak terlepas dari adanya perhatian orang tua berperan dalam pembentukan sikap siswa dan prestasi yang cukup dan berkualitas serta sikap yang demokratis dan bijaksana dari orang tua siswa dapat meningkatkan keinginan untuk lebih giat belajar supaya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Tetapi menurut Bur dalam media Republika, (2006), “Pada kenyataannya orang tua tidak selalu bisa memberikan perhatian yang sepenuhnya terhadap putra-putrinya karena mereka disibukkan dengan kepentingan kerja maupun kepentingan yang lain,” Perhatian orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin baik kualitas perhatian orang tua terhadap belajar seorang siswa, maka semakin baik pula prestasi belajar yang dicapainya. Dengan demikian perhatian orang tua terhadap anak masih sangat diharapkan untuk dapat mendukung prestasi akademik anak di sekolah. Tidak mustahil, semangat belajar anak justru merosot oleh sikap yang menguntungkan dari orang tuanya sendiri. Karena itu orang tua seyogyanya bersikap bijaksana. Selain itu juga berdasarkan penjelasanpenjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara orang tua dan 6
anak merupakan suatu keharusan karena berimplikasi terhadap kehidupan bermasyarakat dari anaknya. Karena anak yang memperoleh perhatian dan dukungan yang positif dari orang tuanya memiliki kesanggupan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi secara cepat dan tepat, juga termasuk masalah-masalah dalam rangka meraih prestasi yang optimal. Jalaluddin, (2004) menyatakan “Perhatian yang cukup dari orang tua terhadap anakanaknya dapat menghasilkan sebuah perilaku yang positif karena segala tingkah lakunya selalu mendapat arahan dari orang tua”. Dari hasil wawancara singkat dengan beberapa siswa kelas VII C SMP Negeri 7 Salatiga, diketahui bahwa prestasi belajar yang dicapai sebagian siswa di SMP ini masih rendah. Hal ini diduga karena kurangnya aktivitas siswa dalam belajar yang juga disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua terhadap belajar. Jadi dapat dikatakan bahwa kurang maksimalnya prestasi belajar yang dicapai sebagian siswa kelas VII C SMP Negeri 7 Salatiga sangat berhubungan dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap belajar siswa, terutama saat belajar di rumah. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam judul : Hubungan Perhatian Orang Tua dalam Kegiatan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII C Semester I SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012.
7
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah penelitian yang telah disebutkan di atas, maka persoalan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan yang posotif signifikan antara perhatian orang tua dalam kegiatan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 7 Salatiga?”
1.3.
Tujuan Penelitian Merujuk pada masalah dan persoalan penelitian, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara perhatian orang tua dalam kegiatan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 7 Salatiga.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 7 Salatiga. b. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran memgenai hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar
siswa
kelas
VII
C
SMP
Negeri
7
Salatiga.
8
2.
Praktis a.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada guru agar dapat membantu mendidik siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
b.
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar secara optimal.
c.
Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada orang tua tentang perkembangan dan kemajuan belajar anak dan dapat memberikan perhatian dan fasilitas yang cukup bagi anaknya dan orang tua dapat menerapkan perhatian yang tepat pada anak.
d.
Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dengan adanya perbedaan hasil penelitian tentang studi hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.
1.5. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, Landasan Teoritis, terdiri dari pengertian perhatian orang tua dan prestasi belajar, bentuk perhatian orang tua terhadap anak, hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar anak, penelitian yang relevan, hipotesis. 9
Bab III. Metodologi Penelitian berisi tentang jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang gambaran umum subyek penelitian, hasil penelitian, pembahasan. Bab V. Penutup berisi kesimpulan dan saran.
10