BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang berpengaruh atau berperan dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah pembaharuan metode atau cara mengajar. Pembaharuan dalam metode atau cara mengajar bertujuan agar materi atau bahan pelajaran yang disampaikan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa, yaitu dengan cara menciptakan suasana kelas yang menunjang proses belajar mengajar (Abdul Gafur, 2009: 2). Meskipun matematika sering dipersepsikan sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang disukai siswa, namun matematika menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan minat siswa untuk mempermudah mempelajari matematika, sehingga prestasi belajar matematika dapat ditingkatkan. Menurut Sumantri (1998: 12) untuk menunjang proses belajar mengajar diperlukan suatu metode yang selaras dengan tujuan siswa. Metode yang sesuai di antaranya adalah metode penemuan terbimbing dan metode ekspositori. Metode ekspositori terpusat pada guru sebagai penyampai meteri sedangkan metode penemuan terbimbing memusatkan pada kegiatan siswa sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efektifitasnya. Menurut Sanjaya Wina (2006: 175) yang dimaksud dengan metode ekspositori adalah metode yang digunakan guru dalam mengajar keseluruhan konsep, fakta dan aturan-aturan matematika kepada siswa, sedangkan siswa mendengarkan dan bertanya apabila tidak mengerti yang telah diterangkan oleh guru. Menurut Erman Suherman (2003:
203) metode ekspositori merupakan metode yang
memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 1) dengan strategi pembelajaran ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan, 2)
strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas sementara waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas, 3) melalui pembelajaran ekpositori selain siswa dapat mendengar melalui lisan tentang suatu materi pelajaran sekaligus siswa dapat melihat mengobservasi melalui pelaksanaan presentasi, dan 4) strategi pembelajaran ekspositori dapat digunakan dalam jumlah siswa yang banyak atau ukuran kelas besar (Sanjaya Wina, 2006: 188-189). Metode penemuan terbimbing adalah metode yang digunakan guru dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan jalan pikiran siswa untuk mengambil kesimpulan. Pertanyaan yang disampaikan berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Jadi pada metode penemuan terbimbing konsep, fakta dan aturan-aturan pada matematika ditemukan siswa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang berdasarkan guru. (Erman Suherman, dkk, 2003: 212). Pada metode penemuan terbimbing, siswa diarahkan untuk memahami suatu proses dan menemukan aturan-aturannya. Siswa harus melakukan pengamatan, berdiskusi kemudian membuat dugaan dan pengujian. Metode penemuan terbimbing mengarahkan siswa belajar matematika untuk menghadapi suatu masalah yang harus diselesaikan. Apabila siswa mampu menyelesaikan suatu masalah maka ia akan dikatakan berhasil dan mampu menemukan hal yang baru dalam pembelajarannya. Menurut Mulyasa (2005:
111) jika peserta didik
dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Dalam pelaksanaannya metode penemuan terbimbing dan metode ekspositori masingmasing memiliki kekurangan dan kelebihan sehingga akan memunculkan perbedaan hasil belajar antar siswa yang diajar dengan metode ekspositori dan siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing. Dalam penelitian ini hasil belajar matematika yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes akhir setelah seluruh pokok bahasan aljabar
diberikan, baik yang diajar dengan ekspositori maupun yang diajar dengan metode penemuan terbimbing. Penelitian tentang metode ekspositori dan penemuan terbimbing yang dilakukan oleh Sumantri (1997: 11) menunjukkan bahwa kedua metode yang diterapkan kepada responden mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatkan prestasi belajar siswa yang diterapkan metode penemuan terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan metode ekspositori, Hal ini memberikan gambaran bahwa metode penemuan terbimbing yang berorientasi pada keaktifan siswa lebih efektif dibandingkan dengan metode ekspositori yang menfokuskan keaktifan guru. Hasil penelitian tersebut perlu dikaji lebih ulang sehingga diketahui perbedaannya secara lebih akurat dan bisa dijadikan acuan metode pembelajaran yang paling tepat karena dalam penelitian ini belum dikajinya tentang kriteria siswa yang sesuai dengan metode penelitian. Selain itu belum dikajinya materi yang sesuai dengan metode pembelajaran. Uraian latar belakang masalah tersebut memberikan ketertarikan bagi peneliti untuk melakukan studi pendahuluan di kelas VII SMP Negeri 1 Panjatan. Pemilihan SMP Negeri 1 Panjatan karena metode penemuan terbimbing dan metode ekspositori belum pernah diterapkan di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diketahui pembelajaran matematika masih secara klasikal, guru lebih aktif sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru ataupun mencatat materi. Siswa kurang diberi kesempatan untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal baik dengan teman sendiri maupun dengan guru sehingga siswa menjadi kurang aktif. Selanjutnya peneliti melakukan tes sederhana untuk menguji kemampuan siswa, tes dilakukan dengan cara menunjuk siswa untuk mengerjakan soal yang ditulis peneliti di papan tulis, dari tes tersebut menunjukkan bahwa siswa rata-rata mengalami kesulitan dalam menyelesaikan test tersebut. Hasil nilai raport menunjukkan nilai
yang kurang baik, yaitu rata-rata 5,7 sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika. Masalah inilah yang menjadi perhatian penulis untuk mengetahui perbandingan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode ekspositori dan siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Panjatan Kulon Progo dalam memecahkan masalah masih rendah. 2. Pemanfaatan media dan metode pembelajaran matematika kurang tepat. 3. Pembelajaran pada kelas VII SMP Negeri 1 Panjatan Kulon Progo masih bersifat konfensional yaitu metode ceramah. 4. Metode ekspositori belum pernah diterapkan pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Panjatan. 5. Metode penemuan terbimbing belum pernah diterapkan pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Panjatan. 6. Nilai raport kelas VII SMP Negeri 1 Panjatan Kulon Progo belum memuaskan. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, masalah dibatasi hanya pada perbandingan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan metode ekspositori dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing untuk pokok bahasan aljabar dengan subbab bentuk aljabar, operasi bentuk aljabar, pecahan dalam bentuk aljabar pada siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Panjatan. D. Perumusan Masalah
Bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Panjatan yang diajar dengan metode penemuan terbimbing atau siswa yang diajar dengan metode ekspositori?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang baik di antara kedua metode yaitu metode ekspositori dan metode penemuan terbimbing dalam pengajaran aljabar dengan cara membandingkan hasil belajar matematika siswa dengan metode ekspositori dan metode penemuan terbimbing. Setelah mengetahui tingkat keefektifan kedua metode tersebut maka guru dalam menggunakan metode tersebut untuk pembelajaran matematika. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru Dengan diadakannya penelitian ini dapat memberdayakan guru dalam menerapkan metode yang tepat selama proses pembelajaran matematika, khususnya di sekolah SMP sehingga siswa tertantang untuk belajar matematika. 2. Bagi siswa Siswa akan memperoleh metode pembelajaran yang lebih kreatif sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari matematika. 3. Bagi peneliti Memberikan informasi dan gambaran sebagai acuan dalam menggunakan metode pembelajaran selanjutnya.