BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama setelah didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menciptakan laba yang besar serta meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan ini, para pemegang saham menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada pihak professional yaitu menunjuk para manajer perusahaan. Para manajer ini diharapkan mampu meningkatkan memaksimalkan kinerja perusahaan sehingga kesejahteraan pemegang saham dapat tercapai. Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari asset, ekuitas, maupun hutang, serta mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan (Aprina, 2012). Kinerja perusahaan ini dapat dicerminkan melalui beberapa metode pengukuran kinerja. Adapun metode pengukuran kinerja yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA). EVA merupakan pengukuran kinerja yang tepat karena telah memuat total faktor kinerja karena telah memasukkan semua unsur dalam laporan laba/rugi dan neraca perusahaan (Nugraha, 2013). EVA menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan kata lain apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan mengambil
keputusan
keuangan 1
yang
konsisten
dengan
tujuan
2
memaksimumkan
kemakmuran
pemilik
perusahaan
(Husnan
dan
Pudjiastuti, 2012:69). Pada era globalisasi saat ini, kemajuan pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat pesat. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut juga memicu pertumbuhan bisnis dan ekonomi dunia. Pertumbuhan bisnis dan ekonomi yang berkembang ini tentu memunculkan persaingan ketat diantara para pelakunya. Paradigma yang ada saat ini masih banyak perusahaan yang bertumpu pada bagaimana mereka menggunakan asset berwujud yang mereka miliki untuk mencapai tujuan perusahaan. Surat kabar New York Times pernah menulis “The only factory asset of Microsoft is the imagination of its works”. Pernyataan ini membuktikan bahwa inilah karakteristik ekonomi dan bisnis baru yang menempatkan pengetahuan sebagai asset terpenting untuk memenangi persaingan (Pradiansyah, 2010:270). Selain itu, Penelitian lainnya oleh Leif Edvisson yang meneliti banyak organisasi menemukan bahwa rasio nilai modal intelektual terhadap modal fisik adalah 5:1, sedangkan rasio nilai modal intelektual terhadap nilai modal keuangan adalah 16:1 (Pradiansyah, 2010:270). Seiring berjalannya waktu dan berubahnya keadaan global, sudah banyak diantara perusahaan-perusahaan yang mengubah bisnisnya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju
3
bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge based business), dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan (Sawarjuwono, 2003).. Berbagai upaya dilakukan oleh pihak manajemen untuk mencapai kinerja perusahaan yang baik. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan saat ini dalam mencapai kinerja yang baik yaitu mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas, teknologi yang handal serta hubungan baik dengan pelanggan, dimana hal tersebut merupakan elemen dari Intellectual Capital (Wijaya, 2012). Di Indonesia, fenomena Intellectual Capital mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai Intellectual Capital, namun lebih kurang Intellectual Capital telah mendapat perhatian (Ulum dkk, 2008). Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja perusahaan ini sudah banyak dilakukan. Ulum dkk (2008) menunjukkan bahwa terbukti terdapat pengaruh Intellectual Capital (VAIC™) terhadap kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun pengamatan yang dilakukan yaitu antara tahun 20042006. Namun penelitian Ulum tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto dan Syafrudin (2008) dimana hasilnya dinyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif antara IC sebuah perusahaan dengan kinerjanya.
4
Ekowati dkk (2012) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tidak semua komponen Intellectual Capital memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Yaitu Capital Employed berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan Structural Capital dan Human Capital tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selain Intellectual Capital, peneliti juga menggunakan variable independent lainnya, yaitu ukuran perusahaan atau size. Dugaan mengenai banyaknya keputusan atau hasil keuangan yang dipengaruhi oleh ukuran perusahaan membuat peneliti memilih size sebagai variable tambahan dalam penelitian ini. Berbagai penelitian pun telah banyak dilakukan mengenai pengaruh atau hubungan antara ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan. Indriani dan Widyarti (2013) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan di-proxy dengan nilai logaritma natural dari total aset. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan, memungkinkan kinerja keuangan yang terjadi dalam operasional suatu perusahaan semakin besar pula. Keuntungan, kerugian dan biaya yang dapat ditekan mungkin saja berbeda dengan perusahaan dengan aset yang lebih kecil (Bukhori dan Raharja, 2012). Dita (2013) menyebutkan dalam hasil penelitiannya ukuran perusahaan tidak teruji berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
5
Penelitian Dita tersebut senada dengan penelitian Bukhori dan Raharja (2012) yang menyebutkan bahwa tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan dengan kinerja perusahaan. Namun, hasil dari penelitian yang dilakukan Dita dan Bukhori tersebut tidak konsiste pada penelitian yang dilakukan Putra (2013) yang mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja perusahaan. Dikarenakan banyaknya perbedaan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital dan
ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan” (Studi Empiris pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2011-2013).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat disimpulkan perumusan masalahnya adalah sebagai berikut
:
1. Apakah terdapat pengaruh Human Capital Efficiency terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah terdapat pengaruh Structural Capital Efficiency terhadap kinerja perusahaan?
6
3. Apakah terdapat pengaruh Capital Employed Efficiency terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a.
Untuk menganalisis pengaruh Human Capital efficiency terhadap Kinerja perusahaan.
b.
Untuk menganalisis pengaruh Structural Capital efficiency terhadap kinerja perusahaan.
c.
Untuk menganalisis pengaruh Capital Employed Efficiency terhadap kinerja perusahaan.
d.
Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan.
2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan keputusan
manajemen
terutama dalam hal memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan.
7
b.
Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan.
c.
Bagi dunia akademis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya.