perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat dan membawa perubahan-perubahan dalam skala besar terhadap tata kehidupan negara dan masyarakat. Namun kemajuan di sektor industri selain membawa dampak positif terhadap perkembangan perekonomian dan kemakmuran bangsa juga memiliki dampak terhadap masyarakat atau lingkungan, dampak tersebut juga bersifat positif ataupun negatif. Dari semua itu, yang harus diantisipasi adalah dampak negatif dari perkembangan industri. Menurut Tarwaka (2012), setiap proses produksi, peralatan/ mesin dan tempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk, selalu mengandung potensi bahaya tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja. Identifikasi potensi bahaya di tempat kerja yang berisiko menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah sebagai tersebut di bawah ini :
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
1. Kegagalan Komponen, antara lain berasal dari : a. Rancangan komponen pabrik termasuk peralatan/mesin dan tugas-tugas yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai; b. Kegagalan yang bersifat mekanis; c. Kegagalan sistem pengendalian; d. Kegagalan sistem pengaman yang disediakan; e. Kegagalan operasional peralatan kerja yang digunakan, dan lain-lain. 2. Kondisi yang menyimpang dari suatu pekerjaan, yang dapat terjadi akibat adanya : a. Kegagalan pengawasan atau monitoring; b. Kegagalan manual suplai dari bahan baku; c. Kegagalan pemakaian dari bahan baku; d. Kegagalan dalam prosedur shut-down dan start-up e. Terjadinya pembentukan bahan antara bahan sisa dan sampah yang berbahaya, dan lain-lain. 3. Kesalahan manusia dan organisasi, seperti : a. Kesalahan operator/ manusia; b. Kesalahan sistem pengaman; c. Kesalahan dalam mencampur bahan produksi berbahaya; d. Kesalahan komunikasi; e. Kesalahan atau kekurangan dalam upaya perbaikan dan perawatan alat; f. Melakukan pekerjaan–pekerjaan yang tidak sah atau tidak sesuai dengan prosedur kerja aman, dan lain-lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
4. Pengaruh kecelakaan dari luar, yaitu terjadinya kecelakaan dalam suatu industri akibat kecelakaan lain yang terjadi di luar pabrik, seperti : a. Kecelakaan pada waktu pengangkutan produk; b. Kecelakaan pada stasium pengisian bahan; c. Kecelakaan pada pabrik disekitarnya, dan lain-lain. 5. Kecelakaan akibat adanya sabotase, yang bisa dilakukan oleh orang luar ataupun dari dalam pabrik, biasanya hal ini akan sulit untuk diatasi atau dicegah, namun faktor ini frekuensinya sangat kecil dibandingkan dengan faktor penyebab lainnya. Dengan demikian, seluruh faktor penyebab kecelakaan tersebut harus diteliti dan ditemukan, agar selanjutnya dapat dilakukan tindakan perbaikan yang ditujukan pada sebab terjadinya kecelakaan, sehingga kerugian dan kerusakan dapat diminimalkan dan kecelakaan serupa tidak terulang kembali. Menurut Ramli (2010), kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Manusia bukan sekedar alat produksi tetapi merupakan aset perusahaan yang sangat berharga sehingga harus dilindungi keselamatanya. Sebagai akibatnya, perhatian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja mulai meningkat dan ditangani bagian penting dalam proses produksi. Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dalam materi pengawasan K3 kosntruksi, pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kerja yang melibatkan material, pesawat/ peralatan, tenaga kerja dan penerapan teknologi yang dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja bahkan mengakibatkan kematian dan kerugian material. Oleh sebab itu, kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku. PT. Bakrie Construction adalah perusahaan konstruksi, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan memiliki risiko kecelakaan kerja sebagaimana pekerjaan konstruksi lainnya. Terlebih lagi pada proses produksi mulai dari penyediaan material sampai ke proses installing memerlukan pekerjaan pengangkatan. Dalam berbagai pekerjaan, terkadang membutuhkan untuk memindahkan benda berat dari tempat satu ke tempat yang lainnya atau ke tempat yang lebih tinggi, dimana biasanya memerlukan alat bantu untuk melakukan proses pemindahan tersebut, mulai dari alat bantu yang ringan seperti chain block, pulley atau menggunakan alat bantu yang lebih komplek lagi yaitu crane. Dari proses pengangkatan baik yang bersifat rutin maupun non rutin memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi dikarenakan penggunanaan alat berat dan perangkat pengangkatan yang memiliki faktor dan potensi bahaya. Menurut Dewan Keamanan Nasional, 20-25% dari jumlah kecelakaan kerja yang terjadi akibat pekerjaan pengangkatan material. Proses pengangkatan mempunyai risiko yang sangat besar untuk terjadinya
kegagalan
dan
tentunya
dari
kegagalan
tersebut
dapat
menyebabkan kecelakaan serius berupa kematian, kerusakan properti atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
bahkan pencemaran lingkungan. Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses pengangkatan yaitu : 1. Perencanaan yang kurang baik. 2. Kegagalan dari peralatan. 3. Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memenuhi persyaratan. 4. Faktor alam (cuaca, bencana alam, dan lain-lain). Aspek keselamatan kerja mempunyai peranan penting dalam meminimalkan risiko bahaya. Oleh karena itu perlu adanya suatu usaha antisipasi sejak dini agar kecelakaan kerja tidak terjadi dan tidak merugikan sumber daya manusia dan alat-alat kerja yang dimiliki perusahaan. Perhatian pemerintah dalam hal ini cukup besar yaitu dengan dikeluarkannya Undangundang No. 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja disebutkan bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Selain itu juga dikeluarkan Undang-undang tentang Keselamatan Kerja yang menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan produktivitas nasional (Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1). Hal ini merupakan wujud kepedulian pemerintah atas keselamatan tenaga kerja sehingga perusahaan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap tenaga kerja. Salah satu aspek dalam keselamatan kerja yang harus commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperhatikan yaitu adanya kecelakaan kerja. Kejadian atau peristiwa kecelakaan tentu ada penyebab yang menyertainya. Secara umum, ada 2 (dua) golongan penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu: 1) Tindakan atau perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe actions). 2) Keadaan atau kondisi lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions). (Suma’mur, 2009). Sebagai upaya untuk mendukung keselamatan kerja pada pekerjaan yang menggunakan perangkat pengangkatan (lifting), maka pemberlakuan terhadap Sistem ijin kerja aman (SIKA) merupakan suatu prosedur standar yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan yang berbahaya. Hal ini sebagian yang penting dari sistem yang menentukan bagaimana pekerjaan dapat dilakasanakan dengan aman. Maksud dari pelaksanaan ijin kerja adalah untuk mewujudkan upaya persiapan kerja, identifikasi dan pengendalian bahaya, serta komunikasi secara tertulis antara pemberi kerja dan pelaksana pekerjaan untuk menghindari salah pengertian antara pemberi perintah kerja dan pihak pelaksana pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan aman. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka penulis ingin mengetahui dan mempelajari tentang “Implementasi Sistem Ijin Kerja Sebagai Upaya Pengendalian Risiko Pada Operasi Pengangkatan Di PT. Bakrie Construction Serang Banten”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
1. Bagaimana proses Operasi Pengangkatan/ Lifting Operation di PT. Bakrie Construction Serang, Banten? 2. Bagaimana penerapan Heavy Lifting Permit System sebagai upaya pengendalian risiko pada kegiatan pengangkatan/ lifting activity di PT. Bakrie Construction Serang, Banten ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari melaksanakan penelitian yang dilakukan penulis di PT. Bakrie Construction adalah: 1. Untuk mengetahui sistem dan proses pengangkatan material/ lifting di PT. Bakrie Construction Serang, Banten. 2. Untuk mengetahui penerapan ijin kerja terkait dengan Heavy Lifting sebagai upaya pengendalian risiko pada operasi pengangkatan di PT. Bakrie Construction Serang, Banten. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil-hasil yang telah diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat, bagi : 1. Perusahaan Diharapkan dengan penelitian ini penulis dapat memberikan tambahan masukan yang berarti bagi perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, khususnya mengenai penerapan Heavy Lifting Permit System terhadap operasi pengangkatan/ lifting operation di PT. Bakrie Construction Serang, Banten. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Program D 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Sebagai bahan untuk menambah kepustakaan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, khususnya mengenai sistem dan penerapan Heavy Lifting Permit System sebagai upaya pengendalian resiko pada operasi pengangkatan di PT. Bakrie Construction Serang, Banten. 3. Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan, tentang peraturan keselamatan kerja terutama kaitannya dengan penerapan ijin kerja untuk sebuah kegiatan pengangkatan yang dipersyaratkan dalam perundang-undangan di lingkungan aktivitas PT. Bakrie Construction untuk Heavy Lifting Permit System sebagai upaya pengendalian risiko pada operasi pengangkatan/ lifting operation yang dipersyaratkan.
commit to user