BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memperoleh pendapatan (income) atau tingkat pengembalian investasi, baik berupa dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya dulu (Handoko, 2002). Manajer disini bertindak sebagai seorang perantara atau agent pengelola yang mengelola perusahaan dan sangat diharapkan mampu menghasilkan keuntungan yang akhirnya dapat dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen tersebut. Pada umumnya investor lebih menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil atau cenderung naik dari waktu ke waktu karena dengan stabilitas dividen tersebut dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahan. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2013 sebagai obyek penelitian, karena kelompok industri yang paling banyak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjual produknya dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus nilai dari pembelian bahan baku dilanjutkan dengan proses pengolahan bahan baku
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
serta menjadi produk yang siap dijual dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga sumber dana yang ada akan terikat lama pada aktiva tetap. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka, salah satunya dengan investasi saham yang tentunya berhubungan dengan pembagian dividen. Isu tentang dividen sangatlah penting dengan berbagai alasan. Alasanalasan tersebut antara lain dividen memegang peranan penting pada struktur modal perusahaan dan perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor selanjutnya sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen yang yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan yaitu dari penghasilan bersih setelah pajak (EAT) yang dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi akan diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan (Retained Earnings). Salah satu sumber dana yang penting bagi pertumbuhan perusahaan dimasa depan yakni laba ditahan (Retained Earnings) selain dengan melakukan pinjaman dana pada umumnya kepada bank, sedangkan dividen merupakan suatu aliran kas yang nantinya dibayarkan kepada para pemegang saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Perusahaan disatu sisi selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan. Namun, disatu sisi perusahaan juga ingin dapat membayarkan dividen kepada para investor. Kedua tujuan tersebut selalu bertentangan sehingga dapat menimbulkan masalah dalam kebijakan dan pembayaran dividen. Dampak dari kedua tujuan tersebut mempunyai dampak yang sangat besar untuk kedua sisi, baik sisi investor maupun perusahaan selaku pihak yang akan membagikan dividen. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, semakin sedikit juga laba yang ditahan oleh perusahaan. Dan ini berakibat dapat menghambat tingkat pertumbuhan dimana dalam hal ini adalah pendapatan dan harga saham yang dipublikasikan di pasar modal. Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan pada akhir tahun tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan dalam hal ini. Dengan demikian pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan (Hatta, 2002). Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian dividen, salah satunya ialah kinerja perusahaan yang tergambar dalam rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu meliputi likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Current ratio merupakan salah satu rasio keuangan likuiditas yang paling sering digunakan sebagai acuan dalam menggambarkan kinerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
keuangan karena current ratio menggambarkan apakah perusahaan dapat melunasi seluruh hutang jangka pendeknya dengan cepat. Dengan kata lain current ratio merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan berapa dividen yang dibagikan. Faktor kedua yaitu solvabilitas yang diwakili oleh Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan ratio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan total hutang dengan total modal. DER penting dalam menentukan dividen yang dibagikan karena semakin kecil DER berarti semakin kecil juga struktur modal perusahaan yang didanai oleh hutang dibandingkan dengan modal dari pemegang saham. Dengan kata lain semakin rendah juga risiko keamanan dana perusahaan. Rasio profitabilitas diwakili oleh Net Profit Margin, Return on Equity dan Total Asset Turnover. NPM, ROE dan TATO penting dalam menentukan besarnya dividen yang dibagikan. Semakin besar keuntungan yang diterima oleh perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Kebijakan dividen tergambar dengan jelas dari seberapa besar Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu perbandingan Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS). DPR merupakan perbandingan jumlah dividen yang dibagikan pada satu tahun buku dengan laba bersih per saham pada tahun itu. Jumlah dari DPR ini yang akan mempengaruhi keputusan investasi pemegang saham dan sekaligus menggambarkan kondisi keuangan perusahaan secara garis besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Pertimbangan mengenai Dividend Payout Ratio berkaitan dengan jelas terhadap kinerja dan performa keuangan perusahaan. Bila performa keuangan perusahaan tersebut baik dan stabil maka perusahaan tersebut pasti mampu untuk menetapkan Dividend Payout Ratio yang baik pula. Dengan kata lain, kebijakan itu akan menjadi wadah yang berguna untuk memfasilitasi keinginan
para
pemegang saham
sekaligus
menggambarkan
kinerja
perusahaan yang baik. Kebijakan dividen yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam perusahaan sebagai retained earning (Riyanto, 2008). Semakin tinggi DPR maka investor atau pemegang saham akan semakin diuntungkan tapi disisi lain akan memperkecil laba ditahan. Kebijakan dividen ini merupakan kebijakan yang sangat sulit, karena pihak perusahaan harus memutuskan apakah harus membagikan keuntungan kepada para pemegang saham atau menahannya, dan jika dibagikan maka berapa besar bagian keuntungan yang akan dibagikan sebagai dividen. Untuk menjaga kedua kepentingan tersebut maka perusahaan harus menempuh kebijakan dividen yang optimal. Kebijakan optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang yang akan memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2010). Jika perusahaan menaikan DPR maka harga saham juga akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan kebijakan dividen dapat memberi kesan kepada para
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
investor pahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang (Riyanto, 2008). Namun, jika DPR dinaikkan maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah dimasa mendatang dan ini akan menekan harga saham (Brigham dan Houston, 2010). Kebijakan dividen pada hakikatnya adalah untuk menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan pada para pemegang saham, dan laba yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Riyanto, 2008), menurutnya DPR merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen tunai. Perusahaan yang terdaftar di BEI, tidak semuanya selalu membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pertimbangan-pertimbangan yang berbeda dalam membuat keputusan kebijakan dan pembayaran individu dalam setiap perusahaan (Marlica dan Danica, 2009). Dari sekian banyak perusahaan yang terdaftar di BEI, perusahaan manufakturlah yang paling banyak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya pada periode 2010 - 2013. Sejauh ini penelitian yang berkaitan dengan kebijakan dividen atau dividen payout ratio (DPR) telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan beberapa hasil yang berbeda untuk masing-masing variabel yang mempengaruhi DPR sehingga menimbulkan research gap. Hasil penelitian mengenai likuiditas dengan menggunakan current ratio terhadap DPR yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003),
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Widiyanti dan Indarto (2009) menunjukan current ratio berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hasil yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Tita Deitiana (2009) dan Utami (2008) bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap DPR. Penelitian tentang solvabilitas yang diwakili oleh debt to equity ratio terhadap DPR seperti yang dilakukan oleh Michel Suharli, Marlina dan Danica, dan Utami dimana hasil penelitian yang dilakukan Suharli (2006) menunjukan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, namun menurut Marlina dan Danica (2009) dan Utami (2008) DER berpengaruh signifikan terhadap DPR. Sedangkan menurut Puspita (2009) terdapat pengaruh negatif DER dengan DPR. Hasil penelitian mengenai profitabilitas terhadap DPR menunjukan hasil yang berbeda-beda. Untuk NPM, menurut Triani dan Handiwidjaja (2009) terdapat pengaruh signifikan NPM dengan DPR. Namun menurut Tita Deitiana (2009), Widiyanti dan Indarto (2009) dan Utami (2008) tidak ada pengaruh NPM dengan DPR. Untuk ROE, menurut Suharli (2008) terdapat pengaruh ROE dengan DPR. Namun menurut Tita Deitiana (2009) dan Utami (2008) tidak ada pengaruh signifikan ROE dengan DPR.
Untuk TATO,
menurut Widiyanti dan Indarto (2009) tidak terdapat pengaruh signifikan TATO dengan DPR. Namun, menurut Utami (2008) terdapat pengaruh signifikan TATO dengan DPR.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Dari fenomena yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini menggunakan variabel dividend payout ratio sebagai variabel dependen dan current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on equity dan total asset turnover sebagai variabel independen. Sehingga judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah, “Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return on Equity dan Total Asset Turnover Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 - 2013)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas terdapat fenomena gap dan research gap, sehingga membutuhkan penelitian lanjutan ataupun penelitian lain yang lebih kredibel. Dimana current ratio, debt to equity ratio, return on equity, net profit margin dan total asset turnover tidak selalu berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Fenomena gap adalah kesenjangan yang terjadi antara teori dengan fakta yang terjadi, sedangkan research gap adalah inkonsistensi penelitian antara penelitian satu dengan penelitian lain.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh signifikan Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 3. Apakah terdapat pengaruh signifikan Net Profit Margin (NPM) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan Return on Equity (ROE) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan Total Asset Turnover (TATO) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penetapan tujuan sangatlah penting. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
b. Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). c. Menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
d. Menganalisis pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). e. Menganalisis pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
2. Kontribusi Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. a. Manfaat bagi pengembangan ilmu adalah memberikan pengetahuan ilmiah dalam bidang akuntansi keuangan yang berhubungan dengan kebijakan dividen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang meliputi current ratio, debt to equity ratio, net profit margin, return on equity dan total asset turnover. b. Hasil dari penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa pemikiran atau sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang
menginginkan
penelitian
serupa
dan
berusaha
untuk
mengembangkan penelitian tersebut. c. Manfaat operasionalnya adalah untuk menambah pengetahuan bagi para investor atas informasi laporan keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal. d. Bagi perusahaan sendiri pun, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mempertimbangkan pengambilan kebijakan finansial yang dapat digunakan meningkatkan kinerja perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/