BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Resistensi antibiotik memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan manusia, setidaknya 2 juta orang terinfeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan setidaknya 23.000 orang meninggal setiap tahun sebagai akibat langsung dari infeksi tersebut (Frieden, 2013). Infeksi akibat
resistensi
antibiotik dapat terjadi di mana saja. Data
menunjukkan bahwa sebagian besar terjadi pada masyarakat umum, namun sebagian besar kematian terkait dengan resistensi antibiotik terjadi pada sarana pelayanan kesehatan umum seperti rumah sakit dan panti jompo. Multidrugs Resistant (MDR) merupakan suatu keadaan di mana bakteri resisten terhadap minimal satu antimikroba dari ≥3 golongan antimikroba dan Multidrug-resistant Organisms (MDRO) adalah organisme sebagian besar bakateri yang mengalami MDR (Magiorakos dkk., 2012). MDR ini dapat disebabkan karena beberapa hal antara lain pemakaian antibiotik yang tidak tepat dosis, diagnostik dan bakteri penyebab (Siegel dkk., 2007) Beberapa dekade terakhir ini, prevalensi MDRO di dunia, termasuk di Indonesia, meningkat secara signifikan. Beberapa contoh misalnya Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Vancomycin Resistant Enterococcus (VRE), Enterobacteriaceae producing Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBLs),
Klebsiella
pneumonia
Producing
Carbapenemase (KPC),
1
Acinetobacter baumanii, dan Pseudomonas aeruginosa (Suharman dkk., 2012). Rumah sakit di negara berkembang harus berusaha keras tidak hanya memerangi progresifitas penyakit dan dampak dari penyakitnya, tetapi juga harus mencegah jangan sampai meningkatkan angka
kejadian multidrug-resistant bakteri
patogen. Pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat ke 8 dari 27 negara dengan predikat multidrug-resistant tertinggi di dunia (Supriyantoro, 2011a). Sebuah penelitian oleh Mardiastuti dkk (2007), menunjukkan
adanya
peningkatan resistensi beberapa bakteri patogen terhadap antibiotik baik di Indonesia maupun di beberapa negara lainnya di dunia. Masing-masing negara memiliki pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik yang berbeda. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian surveilan terintegrasi secara nasional maupun internasional, kebijakan pemerintah nasional dan regional dalam penggunaan antibiotik, kontrol infeksi dan kerjasama yang baik antara klinisi dan petugas laboratorium. Melihat kondisi tersebut, penelitian tentang identifikasi infeksi MDRO ini sangat penting untuk dilakukan karena jika sudah terjadi infeksi MDRO, untuk menyembuhkan infeksi ini relatif lebih sulit karena pasien sudah tidak merespon antibiotik standar untuk pengobatannya, infeksi MDRO ini pada akhirnya juga akan meningkatkan morbiditas, mortalitas, lenght of hospital stay (LOS) dan biaya pengobatan (Cartaxo Salgado dkk., 2011). Penelitian ini dilakukan di bangsal Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro yang beralamat di Jl. KRT Suradji Tirtonegoro No. 1 Klaten. RSUP dr. Soeradji saat ini merupakan
2
Rumah Sakit Umum kelas B Pendidikan yang ditetapkan berdasarkan SK Mentri Kesehatan RI no. 159/Menkes/SK/2002 pada tanggal 27 Desember 2002. Dasar pertimbangan pemilihan bangsal NICU untuk penelitian ini adalah menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2010, infeksi yang terjadi pada sarana pelayanan kesehatan menjadi masalah cukup serius termasuk pada bangsal Paediatric Intensive Care Unit (PICU) dan NICU. Tercatat angka kejadian infeksi nosokomial untuk pasien dewasa adalah 5 – 10%, pada pasien PICU meningkat mencapai angka 23,5%, dan angkanya lebih tinggi lagi mencapai 40% pada pasien NICU dengan faktor resiko berat badan lahir rendah (Jorge dkk., 2011).
B. Perumusan Masalah Penelitian ini akan dilakukan untuk mencari jawaban mengenai bagaimanakah pola MDRO dan pola infeksi MDRO di bangsal NICU RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola MDRO dan pola infeksi MDRO pada pasien yang dirawat di bangsal
NICU RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
3
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi rumah sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi kepada tenaga kesehatan di rumah sakit tentang pola MDRO dan pola infeksi MDRO, sehngga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam hal penggunaan
antibiotik secara rasional dan merencanakan program pencegahan
dan pengendalian infeksi dalam upaya mendukung program patient safety. 2. Bagi apoteker Dengan penelitian ini diharapkan apoteker dapat lebih peduli tentang adanya ancaman reistensi antibiotik sehingga dapat menunjukkan partisipasi dan peran aktifnya dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit 3. Bagi kepentingan ilmiah Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai MDRO dengan pengembangan untuk subyek yang berbeda atau fokus pada variabel yang lain.
E. Keaslian penelitian Penelitian tentang identifikasi infeksi MDRO pada pasien yang dirawat di bangsal NICU RSUD dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan adalah : 1. Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih oleh Multi Drug-Resistant organisms pada Pasien yang dirawat di RSUP Dr Karyadi oleh Anggraini (2013).
4
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan kateter urin merupakan faktor resiko kejadian ISK oleh MDRO. Usia, antibiotik, hemodialisa, keganasan hematologi, DM, ulkus DM, ICU, dan perawatan jangka panjang bukan merupakan faktor resiko ISK oleh MDRO 2. Pola Kuman Pasien yang dirawat di Ruang Rawat Intensif RSUP Dr. Kariadi Semarang (Setiawan, 2010). Penelitian ini
menggambarkan
distribusi kuman penyebab infeksi pasien Intensive Care Unit (ICU) yang terbanyak adalah Enterobacter aeroginosa diikuti Staphylococcus epidirmidis, Escherichia coli, Pseudomonas aeroginosa, Candida spp, dan Acinobacter spp. Pola resistensinya menunjukkan bahwa kuman mempunyai resistensi tertinggi terhadap ampisilin, cefotaxime, tetracyclin, Kloramphenicol dan ciprofloxasin. 3. Surveillance of MDRO in ICU FMUI/RSCM oleh Suharman dkk. (2012). Penelitian ini mengidentifikasi kejadian kolonisasi dan infeksi MDRO pada pasien dewasa di ICU RSCM. Pada skrining awal
ditemukan
kolonisasi MRSA (35,5%) ESBLs (12,1%). Mayoritas mikroorganisme penyebab infeksi adalah multidrug-resistant Acinetobacter baumanii (23.3%), multidrug-resistant Pseudomonas aeruginosa (20.71%), dan Klebsiella pneumonia (15.86%). 4. Epidemiology of Multidrug Resistant Organisms in a Teaching Hospital in Oman : A One-Year Hospital-Based Study oleh Balkhair dkk (2014). Penelitian ini menggambarkan epidemiologi MDRO di Sultan Qaboos University Hospital, sebuah rumah sakit di Oman. Selama periode januari
5
2012 sampai Desember 2012. Hasil dari penelitian ini adalah dari 29.245 yang masuk. 315 pasien terdaftar sebagai pasien MDRO, prevalensinya adalah 10,8 (95% CI 9,3-12,4) kasus per 1000. Prevalensi MDRO isolat adalah 11,2 (95% CI 9,7-12,9), terjadi kecenderungan peningkatan tercatat selama periode penelitian. Penelitian tentang identifikasi MDRO dan infeksi MDRO di
RSUP
dr.Soeradji Tirtonegoro ini berbeda dengan penelitian sejenis sebelumnya dalam beberapa hal yaitu jika penelitian sebelumnya lebih fokus pada satu atau lebih jenis MDRO tertentu untuk dilihat persentase dan tingkat resistensinya, penelitian ini mengidentifikasi semua bakteri dan infeksi yang ditimbulkannya. Perbedaan lain adalah pada penelitian ini didiskripsikan porsi MDRO dibandingkan demgan porsi non MDRO sedangkan penelitian sebelumnya hanya meneliti MDRO nya saja tanpa dibandingkan ada atau tidak bakteri yang masuk kategori non MDRO.
6