BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting dan dasar untuk memajukan suatu negra.Pendidikan di tiap negara mempunyai sistem sendiri untuk mengatur agar pendidikan dalam negara tersebut berjalan dengan lancar sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang handal dan kompeten nantinya. Di Indonesia sistem pendidikan diatur oleh Dinas Pendidikan. Di Indonesia sendiri dinas pendidikan terbagi di masing-masing daerah salah satunya di kota Yogyakarta. Dinas Pendidikan Yogyakarta merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang pendidikan. Dinas Pendidikan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas pendidikan Yogyakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan. Dalam rangka mencapai fungsi yang optimal dari organisasi dinas pendidikan dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai komitmen organisasi yang tinggi agar tercapai tujuan dari organisasi tersebut. Komitmen organisasi merupakan sifat hubungan antara individu dengan organisasi kerja.Komitmen organisasi merupakan sebuah interpretasi dari individu yang berbentuk keyakinan diri terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi kerja, kerelaan untuk menggunakan usahanya secara sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi kerja serta mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi kerja. Sementara komitmen organisasional yang terkait dengan pekerjaan akan bersinggungan dengan banyak hal dalam lingkup organisasi. Komitmen organisasional dapat dipandang pada beberapa konteks meliputi
1
2 komitmen organisasional karyawan pada atasan, rekan kerja, pekerjaan atau organisasi itu sendiri.Komitmen organisasi adalah kemampuan karyawan dalam mengidentifikasi organisasi dan terus ingin berpartisipasi secara aktif pada organanisasi tersebut.Kreitner dan Kinicki (2008) menyatakan bahwa Komitmen organisasional (Organizatonal Commitment) mencerminkan bagaimana seorang individu mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-tujuannya.Miner (2000) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatannya ke dalam bagian organisasi. Sikap ini ditandai dengan tiga hal, yaitu kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi. Komitmen organisasi dipandang penting dalam organisasi karena karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan memiliki sikap yang profesional dan menjunjung tinggi nilainilai yang telah disepakati dalam organisasi serta rela mencurahkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk kepentingan organisasi. Pada suatu organisasi terdapat komitmen organisasi dari karyawan ada yang tinggi ada yang kurang, Apabila komitmen organisasi kurang terdapat berbagai masalah di dalam sumber daya manusia di organisasi tersebut. Contohnya di dinas pendidikan Yogyakarta, berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara terdapat masalah yang timbul akibat komitmen organisasi karyawan yang kurang yaitu: 1.
Kurangnya kordinasi antar seksi yang ada dinas
2.
Adanya persaingan yang kurang sehat di seksi-seksi dinas
3.
Program kerja belum berjalan dengan maksimal,
4.
keluar dari jadwal kerja
3 5.
Kurangnya disiplin kerja dan masih ada yang bolos kerja
6.
Adanya konflik yang terjadi antar individu
Permasalahan-`permasalahan tersebut merupakan wujud dari komitmen organisasi yang kurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kurang tidaknya komitmen organisasi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi merupakan kunci yang sangat berarti bagi individu dalam memahami peranannya dalam organisasi. Salah satu jenis komunikasi yang berlangsung dalam perusahaan adalah komunikasi interpersonal. Kemampuan komunikasi interpersonal sangat penting dimiliki oleh setiap karyawan untuk mengetahui bagaimana mereka bekerja, memecahkan masalah, mengevaluasi hasil kerjanya, serta membuat keputusan bersama. Menurut Bambacas dan Patrickson (2008), komunikasi mencakup pengiriman pesan, mendengarkan dan memberikan umpan balik Begitu pula, memotivasi dipecah menjadi penetapan tujuan, mengklarifikasi harapan, membujuk dan memberdayakan. Interpersonal skill lainnya termasuk negosias. Ada hubungan antara komitmen organisasi dengan komunikasi interpersonal (independen). Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseoarang dengan paling kurang di antara dua orang yang dapat langsung balikannya (muhammad, 2005). Dengan bertambahnya orang yang terlibat berkomunikasi maka akan bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga akan bertambahlah kompleks komunikasi tersebut. Komunikasi interpesonal adalah membentuk hubungan dengan orang lain (Muhammad, 2005). Komunikasi interpersonal sangat di pengaruhi oleh konsep diri pada prilaku manusia itu sendiri, bagaimana cara memandang diri sendiri dan bagaimana orang lain memandang dan dapat mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Wenburg dan Wilmat (dalam Muhammad, 2003)
4 menyatakan bahwa persepsi individu tidak dapat dicek oleh orang lain, tetapi semua arti atribut di tentukan oleh masing-masing individu, karena semua pesan bermula dari diri sendiri. Komunikasi interpersonal adalah kemampuan seseorang dalam berinteraksi atau membina hubungan dengan orang lain melalui komunikasi (Rakhmat, 2005). Dengan adanya komunikasi interpersonal permasalahan hal kecil akan segera terselesaikan karena adanya komunikasi interpersonal yang baik, apabila komunikasi interpersonal dalam suatu organisasi tidak ada maka permasalahan kecil tidak akan tersampaikan pada atasan maupun sesama pegawai sehingga dapat menimbulkan permasalahan tersebut menjadi besar. Setiap permasalahan yang terjadi di dalam suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi keberadaan komitmen seseorang terhadap perusahaan. Jadi keberadaan proses komunikasi interpersonal sangat dibutuhkan dalam menciptakan suasana yang nyaman di tempat kerja, dimana hal ini sangat mempengaruhi kualitas komitmen organisasi sehinga dalam organisasi tidak timbul masalah-masalah kembali yang merupakan wujud dari kurangnya komitmen organisasi. Oleh sebab itu, berdasarkan urairan di atas terlihat bahwa komunikasi interpersonal erat kaitannya dengan komitmen organisasi. Sehingga peneliti tertarik mengkaji apakah benar terdapat
bukti
dari
hubungan
antara
komunikasi
interpersonal
terhadap
komitmen
organiasasional di dinas pendidikan.
B.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis hubungan komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional dinas pendidikan.
5 C.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang terbagi atas dua bagian, yakni: 1.
Manfaat Teoritis a.
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat menjadi kajian mengenai konsep komunikasi organisasi yang dilakukan di organisasi. Lebih lanjut, kajian dalam penelitian ini juga dapat sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
b.
Memberikan sumbangan yang baru untuk komunikasi interpersonal dengan komitmen organisasional dinas pendidikan.
2.
Manfaat Praktis Manfaat secara praktis dalam penelitian ini yakni sebagai bahan pertimbangan kepada pimpinan Dinas pendidikan dalam rangka meningkatkan komunkasi interpersonal dan komitmen organisasional.