BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi
masyarakat Indonesia agar mampu mengimbangi kemajuan zaman yang sangat pesat, Pendidikan akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar memiliki kompetensi sebagai seorang akuntan profesional. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan tinggi harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya (Mawardi, 2011). Menurut Melandy dan Azizah (2006) Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana
mengembangkan kecerdasan hati,
seperti
ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau lebih buruk lagi tersingkir akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka. Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan predikat kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sesudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapai dalam hidup. Sebaliknya seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang-orang sukses dari yang berprestasi biasabiasa aja.Faktor ini dikenal sebagai kecerdasan emosional (EQ). EQ sendiri dapat
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
diartikan sebagai kemampuan mengetahui perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntut pikiran dan perilaku seseorang (Salovey & Mayer, 1990 dalam Svyantek 2003). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lohr dalam sufnawa (2008) menyebutkan bahwa (IQ) hanya 25% berperan terhadap keberhasilan dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Goleman (2000) berpendapat bahwa Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan kecerdasan
– kekuatan lain, salah satunya yaitu kecerdasan emosional (EQ). emosional
merupakan
kemampuan
mengenal
siapa
dirinya,
mengendalikan dirinya dan memotivasi dirinya. Motivasi diri sangat diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri, karena berkat motivasi kita yakin mampu memahami akuntansi. Bulo (2002) dalam Trisnawati dan Suryaningrum (2003) menyatakan bahwa kecerdasan emosional dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dijalani seseorang. Semakin banyak aktifitas atau pengalaman seseorang dalam berorganisasi dan semakin tinggi pengalaman kerja maka kecerdasan emosional mahasiswa akan semakin tinggi. Sedangkan kualitas lembaga pendidikan tinggi akuntansi tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap kecerdasan emosional seorang mahasiswa.Orang yang ber-IQ tinggi tetapi karena emosinya tidak stabil dan mudah marah seringkali keliru dalam menentukan dan memecahkan persoalan hidup karena tidak dapat berkonsentrasi. Emosinya yang tidak berkembang, tidak terkuasai, sering membuatnya berubah-ubah dalam menghadapi persoalan dan bersikap terhadap orang lain sehingga banyak menimbulkan konflik. Emosi yang kurang terolah juga dengan mudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
menyebabkan orang lain itu kadang sangat bersemangat menyetujui sesuatu, tetapi dalam waktu singkat berubah menolaknya, sehingga mengacaukan kerja sama yang disepakati bersama orang lain. Maka, orang itu mengalami kegagalan.Di lain pihak beberapa orang yang IQ-nya tidak tinggi, karena ketekunan dan emosinya yang seimbang, sukses dalam belajar dan bekerja. Orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan berupaya menciptakan keseimbangan diri dan lingkungannya, mengusahakan kebahagiaan dari dalam dirinya sendiri, dapat mengubah sesuatu yang buruk menjadi lebih baik, serta mampu bekerja sama dengan orang lain yang mempunyai latar belakang yang beragam. Keterkaitan antara variabel kecerdasan emosional dan kepercayaan diri adalah mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosi yang baik maka akan mampu bergaul dengan baik, mengenali dirinya, dan memiliki tanggung jawab dalam kehidupannya. Sehingga, akan membuat mahasiswa memiliki rasa percaya diri. Melalui pelatihan kecerdasan emosi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri dimana mahasiswa akan mampu atau berani menunjukkan potensi yang dimilikinya, sehingga mereka mampu mencapai tujuan hidup
dengan
sukses
tanpa
merugikan
orang
lain
(Stein
&
Book,
2002).Kepercayaan diri merupakan faktor yang sangat penting bagi mahasiswa, karena sikap percaya diri akan membuat mahasiswa lebih punya kesiapan mental untuk belajar, lebih punya dorongan yang kuat untuk belajar dan lebih mampu mencapai level prestasi yang lebih tinggi, kemampuan ini mendukung mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Selain kecerdasan emosional (EQ), perilaku belajar selama di perguruan tinggi juga mempengaruhi prestasi akademik seorang mahasiswa.Kebiasaan atau perilaku belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan waktu yang baik untuk belajar maupun kegiatan lainnya.perilaku belajar mahasiswa yang terdiri dari kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi ujian pun amat sangat penting peranannya dalam mendukung program development country (Septian dan Edy, 2011). Roestiah (dalam Hanifah dan Syukriy, 2001) bependapat bahwa, belajar yang efisien dapat dicapai apabila menggunakan strategi yang tepat, yakni adanya pengaturan waktu yang baik dalam mengikuti perkuliahan, belajar di rumah, berkelompok ataupun untuk mengikuti ujian. Perilaku belajar yang baik dapat terwujud apabila mahasiswa sadar akan tanggung jawab mereka sebagai mahasiswa, sehingga mereka dapat membagi waktu mereka dengan baik antara belajar dengan kegiatan di luar belajar. Motivasi dan disiplin diri sangat penting dalam hal ini karena motivasi merupakan arah bagi pencapaian yang ingin diperoleh dan disiplin merupakan perasaan taat dan patuh pada nilai-nilai yang diyakini dan melakukan pekerjaan dengan tepat jika dirasa itu adalah sebuah tanggung jawab. Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah penelitian Sri suryaningsum dan Eka indah trisnawati (2003) yang meneliti mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi yang memberikan hasil bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Disisi lain Melandy dan Aziza (2006) telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
melakukan penelitian tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri sebagai Variabel Pemoderasi terlihat adanya perbedaan tingkat pengenalan diri dan motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah, sedangkan untuk pengendalian diri, empati dan keterampilan sosial tidak terdapat perbedaan.Selain itu pula penelitian yang dilakukan oleh Sri Suryaningsum, sucahyo Heriningsih dan Afifah Afuwah (2004) yang meneliti tentang pengaruh pendidikan tinggi akuntansi terhadap kecerdasan emosional memberikan hasil bahwa adanya perbedaan kecerdasan emosional antara mahasiswa junior dan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi. Hariyoga dan Suprianto (2011) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, dan Budaya terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri sebagai Variabel Pemoderasi dengan sampel mahasiswa tingkat akhir pada beberapa perguruan tinggi yang ada di Semarang. Hasil penelitian menunjukkan kecerdasan emosional dan perilaku belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa. Penelitian ini difokuskan kepada mahasiswa akuntansi dikarenakan penulis saat ini fokus pada bidang akuntansi. Penulis juga akan membandingkan kecerdasan emosional dan perilaku belajar dengan kepercayaan diri sebagai variable pemoderasi dalam memahami nilai mata kuliah akuntansi. Peneliti memilih kepercayaan diri sebagai variable pemoderasi karena secara teoritis kemampuan seseorang untuk percaya akan kemampuan yang dimiliki dirinya akan mempengaruhi kecerdasan emosional dan perilaku belajar orang tersebut,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
sehingga kepercayaan diri akan menjadi variable yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara kecerdasan emosional dan perilaku belajar dengan tingkat pemahaman akuntansi. Kecerdasan emosional yang akan diteliti terbagi menjadi lima komponen, yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial dan perilaku belajar meliputi empat komponen, yaitu kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan keperpustakaan, dan kebiasaan mengikuti ujian. Dari uraian tersebut di atas maka penulis tertarik dalam memilih judul : Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, dengan kepercayaan diri sebagai variabel pemoderasi (Studi Empiris Pada Mahasiwa Akuntansi 2012 di Universitas Mercu Buana)
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan sebagai
berikut: 1. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh pada tingkat pemahaman akuntansi ? 2. Apakah perilaku belajar berpengaruh pada tingkat pemahaman akuntansi? 3. Apakah kepercayaan diri dapat memperkuat pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar pada tingkat pemahaman akuntansi?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan masukan bagi pendidikan tinggi akuntansi dalam menyusun sistem pendidikan akuntansi dalam rangka menciptakan lulusan yang handal, berkualitas dan mampu bersaing pada dunia kerja. Penelitian ini juga diharapkan diharapkan sebagai masukan kepada mahasiswa agar dapat mengembangkan kecerdasan emosional (EQ) serta merubah perilaku belajar mahasiswa untuk pemahaman akuntansi yang baik.
2. Kontribusi Penelitian 1. Pihak Peneliti Mengetahui sejauh mana kecerdasan kecerdasan emosional dan perilaku belajar memperoleh pemahaman akuntansi yang baik dan sempurna bagi peneliti. 2. Pihak Akademik Bagi akademisi penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan
kecerdasan
emosional
dan
perilaku
belajar
memperoleh pemahaman akuntansi yang baik dan sempurna. Serta memberikan masukan untuk lebih mengembangkan sistem pendidikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
jurusan akuntansi yang ada dalam rangka menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Sebagai wadah pembelajaran terutama bagi para mahasiswa sebagai dasar pembanding dalam rangka melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang kajian ini, serta bagi pihak yang memerlukan referensi yang terkait dengan isi skripsi ini, baik itu sebagai bacaan atau sebagai literatur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/