BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu lebih
kedokteran
baik.
tindakan
Dari
saat
ini
berbagai
anestesi
telah
berkembang
tindakan
merupakan
medis
tindakan
yang
yang
jauh ada,
berperan
penting sebagai pengobatan untuk mengurangi nyeri dan untuk
perawatan
pasien
sebelum,
saat
dan
setelah
bentuk
sensasi
operasi (Kenny et al, 2003). Anestesi
adalah
hilangnya
semua
termasuk sakit, sentuhan, persepsi, suhu, tekanan dan dapat
disertai
(Boulton
&
dengan
Blogg,
terganggunya
1994).
Anestesi
fungsi
motorik
dibedakan
menjadi
tiga golongan berdasarkan fungsi dan tujuannya, yaitu anestesi lokal, anestesi regional dan anestesi umum. Anestesi umum merupakan teknik anestesi yang paling tua dan
yang
operasi.
paling
banyak
Anestesi
menghilangkan
digunakan
umum
rasa
nyeri
dalam
tindakan
sendiri
adalah
tindakan
secara
sentral
disertai
hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali. Indikasi dilakukannya usia
muda,
anestesi atau
jenis
pembedahan
sakit
mental,
umum
dewasa yang
yang
luas
pembedahan
adalah
usia
memilih
dan
infant,
anestesi
ekstensif,
dilakukan
dalam
anak umum,
penderita waktu
yang 1
2
lama, riwayat penderita alergi obat anestesi lokal, dan penderita dengan pengobatan antikoagulan. Tindakan anestesi memiliki beberapa tujuan, yaitu sedasi
atau
hilangnya
hilangnya respon
merelaksasikan
kesadaran,
terhadap
otot
rangka
analgetik
nyeri,
(Boulton
&
dan Blogg,
atau untuk 1994).
Agar tujuan tindakan anestesi tersebut dapat tercapai, maka dapat diberikan anestesi dengan cara parenteral yang digunakan untuk tindakan yang singkat dan juga dengan cara inhalasi yang secara farmakologis memiliki jarak yang sempit antara dosis teraupetik dan dosis letal yang dapat membahayakan pasien. Oleh karena itu diperlukan
pemantauan
terhadap
kondisi
pasien
yang
sedang mendapat tindakan anestesi. Kondisi yang harus dipantau pada pasien antara lain elektrokardiografi, tekanan
arteri
darah,
pulse
oximetry,
evoked
potentials, capnography, aktivitas listrik otak, suhu, dan pemantauan anestesi inhalasi (Miller, 2011). Pasien anestesi berisiko terhadap komplikasi baik karena
dokter
peralatan prosedur
yang
anestesi,
dokter
digunakan.
anestesi
Pada
membahayakan.
bedah
atau
karena
hakekatnya,
setiap
Pasien
diberi
obat-
obatan yang dapat menimbulkan efek samping, terutama pada
sistem
kardiovaskuler
dan
respirasi.
Paralisis
3
otot
yang
pasien
disebabkan
menggunakan
oleh
obat-obatan,
ventilator
yang
mengharuskan
membuat
pasien
tergantung terhadap dokter dan peralatan sebagai fungsi oksigenasi dan eksresi karbon dioksida sehingga secara tidak langsung dokter anestesi harus mengubah fungsi fisiologis
pasien.
Perubahan
fungsi
fisiologis
ini
dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas (Braz et al, 2009). Meskipun kematian terkait anestesi telah menurun, tetap saja morbiditas dan mortalitas terkait anestesi masih terjadi. Menurut Arbous et al. (2001) insidensi kematian
terkait
anestesi
dalam
waktu
24
jam
1,40:10.000 kasus. Kawashima et al. (2003) insidensi kematian
terkait
0,13:10.000
kasus.
anestesi Sprung
et
dalam
waktu
al.
(2003)
7
hari
insidensi
kematian terkait anestesi saat di ruang operasi atau setelah keluar dari ruang bangsal 0,10:10.000 kasus. Charuluxananan et al. (2005) insidensi kematian terkait anestesi dalam waktu 24 jam 5,70:10.000 kasus. Lienhart et al. (2006) insidensi kematian terkait anestesi dalam waktu 3 hari 0,54:10.000 kasus (Braz et al, 2009). Dalam era globalisasi, persaingan menjadi sangat penting
baik
internasional,
dari dan
pasar hal
domestik ini
mulai
maupun
di
pasar
berkembang
dalam
4
industri jasa rumah sakit. Rumah sakit sebagai industri mempunyai fungsi sosial dan ekonomi. Persaingan dalam industri jasa adalah memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan handal. Untuk memenangkan persaingan, rumah sakit harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan (Supranto, 2001), termasuk tindakan anestesi. Kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
menjamin
mutu
pelayanan
rumah
sakit.
Kepuasan
pasien adalah saat pasien memasuki rumah sakit dengan serangkaian harapan dan keinginan. Pasien layanan
baru
akan
kesehatan
harapannya. merupakan
Maka
suatu
merasa
yang dapat
tingkat
puas
apabila
diperolehnya disimpulkan perasaan
kinerja
sesuai
dengan
kepuasan
pasien
pasien
yang
timbul
dikarenakan hasil dari membandingkan kinerja layanan kesehatan
yang
diterimanya
dengan
apa
yang
diharapkannya (Pohan, 2006). Banyak
faktor
yang
berpengaruh
pada
kepuasan
pasien. Untuk tindakan anestesi, kepuasan pasien banyak dipengaruhi oleh kekuatan anestesi yang diberikan dan efek
samping
dari
obat
anestesi
yang
diterima
oleh
pasien. Oleh karena itu dilakukanlah penelitian tentang tingkat
kepuasan
pasien
terhadap
pelayanan
anestesi
5
yang
diterima
sebagai
cerminan
mutu
pelayanan
yang
diberikan kepada pasien. B. Perumusan Masalah Banyaknya
indikasi
medis
untuk
dilakukannya
anestesi umum, dapat membuat pelayanan menjadi kurang maksimal
sehingga
perlu
dilakukan
survei
untuk
mengetahui tingkat pelayanan anestesi yang diberikan melalui
kepuasan
pasien
yang
menerima
pelayanan
tersebut. C. Tujuan Penelitian Tujuan kepuasan
penelitian
pasien
ini
terhadap
untuk
mengetahui
pelayanan
anestesi
tingkat umum
di
RSUP Dr. Sardjito. D. Keaslian Penelitian Penelitian
tentang
tingkat
kepuasan
pasien
terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit yang pernah diteliti antara lain sebagai berikut: a. Sumirah (1996) meneliti Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Citra Rasa Makanan di RSUP
Dr. Sardjito
Yogyakarta. b. Lamri
(1998)
Terhadap
meneliti
Kepuasan
Pengaruh
Minat
Kualitas
Perilaku
Inap di RS Islam Samarinda.
Pelayanan
Penderita
Rawat
6
c. Nurochman (1998) meneliti Analisis Kepuasan Pasien Terhadap
Pelayanan
Rawat
Inap
Rumah
Sakit
Umum
Wangaya Denpasar. d. Supraptono
(1998)
meneliti
Analisis
Kualitas
Pelayanan dan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Murjani Sampit. e. Waskito
(2002)
meneliti
Analisis
Kepuasan
Pasien
Terhadap Pelayanan Tindakan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Berdasarkan pengetahuan peneliti sampai saat ini di Indonesia masih belum ada penelitian kepuasan pasien terkait dengan pelayanan anestesi. E. Manfaat Penelitian a. Peneliti Untuk termasuk
menambah
jenis,
pengetahuan
proses,
hasil
mengenai
serta
anestesi,
komplikasi
yang
dapat ditimbulkan. Serta dapat digunakan sebagai acuan untuk
penelitian
lanjutan
yang
berkaitan
dengan
kepuasan pasien terhadap tindakan anestesi. b. Rumah sakit Agar pihak rumah sakit dapat mengetahui bagaimana pelayanan
yang
mereka
berikan
serta
dapat
menjadi
masukan untuk selalu memberikan pelayanan anestesi yang optimal dan aman dengan memperhatikan kenyamanan dan
7
kepuasan
pasien
terhadap
pelayanan
anestesi
yang
diberikan. c. Pasien Pasien menyampaikan
merasa
lebih
pendapatnya
nyaman
tentang
karena
dapat
pelayanan
yang
diterima sehingga pasien akan merasa lebih dihargai.