BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia saat ini dan masa depan penuh perubahan, namun sedikit manusia yang secara sadar menyiapkan dirinya dan hidupnya untuk menghadapi perubahan lingkungan yang cepat. Demikian pula dalam dunia bisnis, para manajer menghadapi perubahan yang cepat, dinamit, dan rumit. Dari segi bisnis, lingkungan adalah pola semua kondisi atau faktor eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan perusahaan. Pada saat ini terjadi perkembangan lingkungan teknologi yang cepat untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan global. Dalam menghadapi persaingan global, perusahaan harus dapat mempertahankan keunggulan jangka panjang. Perusahaan LQ 45 merupakan perusahaan yang sahamnya termasuk dalam 45 saham yang terpilih melalui beberapa kriteria pemilihan yang telah ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga akan menjadi sahamsaham dengan likuiditas tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi saham tersebut. Kemampuan perusahaan dalam menghadapi timbulnya persaingan yang tajam antar perusahaan yaitu dapat meminimalkan bunga dan memaksimalkan laba yang besar. Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting. Pentingnya struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara lingkungan bisnis yang kompetitif. Pada umumnya, suatu perusahaan dapat
1
2
memilih alternatif struktur modal, Persoalannya adalah apakah perusahaan menggunakan hutang yang besar atau hanya menggunakan hutang yang sangat kecil. Nilai perusahaan adalah sama dengan nilai pasar saham ditambah pasar hutang (Brigham dan Gapenski, 2006). Apabila besarnya nilai saham akan meningkatkan nilai perusahaan. Apabila hutang berubah, maka struktur modal akan berubah pula. Perubahan dalam struktur modal akan menguntungkan bagi pemegang saham, jika nilai perusahaan meningkat.
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan, guna untuk kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tinggi harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan deviden. Sementara itu earning per share yang di peroleh perusahaan selalu mengalami perubahan atau berfluktuasi. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan struktur modal antara lain; Ranika (2012) yang menyimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share (EPS). Limiati (2007) hasil analisis menunjukkan bahwa stuktur modal berpengaruh signifikan terhadap laba per lembar saham. Dengan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setiap
pertambahan
komposisi
struktur
modal
akan
menyebabkan
pertambahan earning per share yang diharapkan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempunyai struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat menghasilkan laba yang optimal, supaya deviden yang dibagikan kepada pemegang saham meningkat yang pada akhirnya kemakmuran para pemegang saham pun tercapai yaitu
3
meningkatnya laba perlembar saham. Laba didapatkan dengan mengurangkan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan bisa dengan menarik modal baru (mengeluarkan saham baru), dan menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas resiko. Menurut Baridwan (2007), laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar. Menurut Gibson dalam Limiati (2007) earnings per share adalah rasio yang menunjukan pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut Weygandt et. al. dan Elliot dalam Limiati (2007) earnings per share menilai pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun. Teori modigliani miller (MM) memprediksikan hubungan positif antara struktur modal dengan laba per lembar saham. Struktur modal yang optimal berada pada keseimbangan antara manfaat pajak dari utang dan biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan. Manfaat pembiayaan utang yang utama
4
adalah perlindungan pajak. Dengan demikian, kenaikan nilai perusahaan terjadi karena pembayaran bunga atas utang merupakan pengurangan pajak, oleh karena itu laba operasi yang mengalir kepada investor menjadi semakin besar. Sehingga laba yang diperoleh oleh pemegang saham atau EPS pun akan meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Laba Per Lembar Saham pada Perusahaan LQ45”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap laba per lembar saham?” C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengaruh struktur modal terhadap laba per lembar saham perusahaan. D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola perusahaan dan dalam memecahkan perusahaan.
persoalan
penentuan
pendanaan
yang
tepat
bagi
5
2. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi investor dalam menginvestasikan dananya. 3. Bagi penelitian selanjutnya Sebagai penambah khasanah keilmuan atau wacana serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.