perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten yang terletak diujung timur pulau jawa yang mempunyai nilai potensial dan sangat strategis karena berdekatan dengan pulau Bali yang merupakan daerah utama tujuan wisata manca negara maupun dalam negeri. Dalam konteks Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang teridentifikasi menjadi wilayah terkonsentret HIV dan AIDS selain Malang dan Surabaya. Mendorong beberapa pihak terkait untuk lebih memperhatikan kondisi yang ada, termasuk keberadaan beberapa komunitas kunci yang ada di Banyuwangi baik itu untuk kelompok resiko tinggi seperti ; Komunitas WPS, HRM, IDU, Waria dan Gay. (Laporan NPR KKBS:2009) Provinsi Jawa Timur menduduki urutan kedua terkait jumlah komulatif kasus HIV dan AIDS setelah Papua.Sampai akhir Juni 2013 sudah terdapat 14.285 Kasus HIV dan 6.900 Kasus AIDS.Faktor penularan virus terbanyak adalah dari heteroseksual kemudian disusul pengguna napza suntik (Penasun). Sehingga melalui kajian data yang ada , saat ini provinsi Jawa Timur melakukan akselerasi program dalam rangka menekan prevalensi agar dapat menyelamatkan generasi muda dari ancaman virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. (Laporan Yayasan Spiritia;2013)
Pada akhir 2005 sampai saat ini Banyuwangi mendudukin peringkat ke-3 penderita kasus HIV di Jawa Timur.Dimana 48 % kasus HIV ditemukan di RSUD Blambangan, 44 % ditemukan di RSUD Genteng, 12 % ditemukan di Puskesmas commit toGerajagan. user Singonjuruh dan 9 % ditemukan di Puskesmas Total kasus HIV di Kabupaten
1
digilib.uns.ac.id2
perpustakaan.uns.ac.id
Banyuwangi hingga akhir Maret 2013 sudah mencapai 1416 kasus. Padahal menurut prediksi badan kesehatan dunia (WHO) kasus tersebut bisa 100 kali lipat.Sehingga sekitar 141.600 orang di Banyuwangi terinfeksi virus HIV ini.Gambaran kasus tadi dapat diistilahkan dengan fenomena Gunung Es dimana masih banyak masyarakat yang belum teridentifikasi.( Data Dinas Kesehatan : 2009 ) Sebagai salah satu pilot projek penanggulangan HIV di Jawa Timur, Banyuwangi menyandang 3 predikat yaitu sebagai Supporter, Sending Area dan Transit Area. Realita yang ada di lapangan , banyak ditemukan dari beberapa lokalisasi di seluruh Indonesia, Wanita Pekerja Seks berasal dari Banyuwangi yang mana fenomena ini dipicu dari berbagai hal salah satunya adalah tingginya kasus perceraian dan maraknya kasus penjualan anak. Banyuwangi juga merupakan daerah transit bagi wisatawan maupun profesi yang mempunyai mobilitas tinggi yang akan menuju gerbang pulau Bali. Sehingga adanya prostitusi baik di lokalisasi maupun di temba beresiko lainnya menjadi salah satu factor pemicu dalam penyebarluasan virus HIV dan Infeksi Menular Seksual lainnya. Saat ini dalam upaya penanggulangan HIV di Kabupaten Banyuwangi Pemerintah mendapatkan dukungan dari Global Fund yang melibatkan 3 instansi terkait, yaitu Komisi Penaggulangan Aids (KPA), Dinas Kesehatan dan LSM Pendamping dalam hal ini Kelompok Kerja Bina Sehat (KKBS). Ketiga kompenen tadi perlu adanya singkronisasi agar terciptannya pelaksanaan program Penanggulangan HIV yang sinergis. KPA yang tugasnya adalah sebagai lembaga koordinasi , dinas kesehatan sebagai akses layanan kesehatan serta LSM KKBS melakukan penjangkauan dan pendampingan sesuai wilayah. (Laporan NPR KKBS: 2009) Melihat
wilayah
banyuwangi
yang
sangat
luas
dan
terdiri
dari
24
commit to user kecamatan,upaya layanan yang komprehensif serta berkesinambungan meliputi promotif,
digilib.uns.ac.id3
perpustakaan.uns.ac.id
preventif, kuratif, dan rehabilitatif harus berjalan optimal. Hal ini penting karena dari setiap kecamatan yang ada di Banyuwangi sudah ditemukan kasus HIV dan AIDS. Untuk itu dalam mengoptimalisasi penjangkauan komunitas yang beresiko serta pendampingan bagi para penderita HIV dan Aids (ODHA) LSM Kelompok Kerja Bina Sehat yang memiliki Petugas Lapangan (Outreach) tidak henti-hentinya memberikan informasi kepada seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. (Profil Lembaga KKBS:2004) Berdasarkan dari fenomena analisa situasi yang ada di atas maka kami mencoba memberikan gambaran strategi terhadap usaha pengembangan layanan komprehensif berkesinambungan yang telah dilakukan oleh salah satu pelaksana program Global Fund Round 8 dalam melakukan penanggulngan HIV dan AIDS yang ada di Kabupaten Banyuwangi ini, khususnya pada aspek Civil Society yaitu oleh LSM Kelompok Kerja bina Sehat yang dipercaya oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia untuk menjalankan program ini.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka peneliti ingin mengungkap : 1.
Bagaimana analisa kasus terkait penularan virus HIV di Kabupaten Banyuwangi ?
2.
Kegiatan sudah dilakukan petugas lapangan dalam pencegahan dan penanggulangan HIV di Kabupaten Banyuwangi ?
3.
Bagaimana strategi petugas lapangan LSM Kelompok Kerja Bina Sehat dalam
penjangkauan
dan
pendampingan
layanan
komprehensif
berkesinambungan kepada kelompok beresiko terhadap penularan HIV dan commit to? user AIDS di Kabupaten Banyuwangi
digilib.uns.ac.id4
perpustakaan.uns.ac.id 4.
Bagaimana perilaku kelompok beresiko penularan HIV dan AIDS setelah dilakukan penjangkauan dan pendampingan oleh Petugas Lapangan LSM Kelompok Kerja Bina Sehat ?
5.
Apa yang menjadi hambatan petugas lapangan LSM Kelompok Kerja Bina Sehat dalam penjangkauan dan pendampingan pada layanan komprehensif berkesinambungan?
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui stretegi penjangkauan dan pendampingan layanan komprehensif berkesinambungan petugas lapangan LSM Kelompok Kerja Bina Sehat kepada kelompok beresiko terhadap penularan HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi.
2.
Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a.
Mengetahuistrategi
penjangkauan
dan
pendampingan
layanan
komprehensif berkesinambungan petugas lapangan LSM Kelompok Kerja Bina Sehat kepada kelompok beresiko penularan HIV dan AIDS di Kabupaten Banyuwangi. b.
Mengetahui perilaku kelompok beresiko terhadap penularan HIV dan AIDS setelah dilakukan penjangkauan dan pendampingan layanan komprehensif
berkesinambungan
Kelompok Kerja Bina Sehat.
commit to user
oleh
petugas
lapangan
LSM
digilib.uns.ac.id5
perpustakaan.uns.ac.id c.
Mengetahui
hambatan
penjangkauan
dan
petugas
lapangan
pendampingan
dalam
layanan
melakukan komprehensif
berkesinambungan kepada kelompok beresiko. D. Manfaat penelitian 1.
Bagi Peneliti Berikutnya Peneliti Peneliti berikutnya dapat menjadikan hasil penelitian ini
sebagai referensi dalam pengumpulan informasi yang berkaitan dengan wilayah
kerja
petugas
lapangan
untuk
dukungan
social
terhadap
penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi. 2.
Bagi Institusi / Lembaga Peduli Aids Dengan adanya penelitian ini beberapa institusi / lembaga peduli aids dapat bersama-sama mengambil peran dalam upaya pencegahan dan panggulangan di Kabupaten Banyuwangi, sehingga peran partisipatif dapat difasilitasi oleh lembaga yang konsen di isu HIV dan AIDS yang betujuan dalam upaya memberikan informasi bagi kelompok beresiko.
3.
Bagi Petugas Lapangan Mengetahui serta mengevaluasi strategi dalam melakukan penjangkauan
dan
pendampingan
layanan
komprehensif
berkesinambungan terhadap kelompok beresiko terhadap penularan HIV/AIDS.
commit to user