BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian Sebagaimana dikemukakan oleh Abubakar Arif dan Wibowo (2008:161) bahwa “Aktiva tetap (fixed assets) merupakan sumber daya berwujud yang dimiliki perusahaan, digunakan dalam kegiatan (operasi) perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan”. Meneruskan pendapat Abubakar Arif dan Wibowo (2008:161) di atas bahwa aktiva tetap diadakan untuk penunjang kegiatan operasi perusahaan dan tidak untuk diperjualbelikan, maka proses pegadaan dan perolehan aktiva tetap tersebut harus diperhitungkan dengan tepat, sehingga keputusan perusahaan harus dipertimbangkan dari berbagai sudut pandang terutama pada pembiayaan aktiva tetap yang akan digunakan. Sebagaimana pula yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan (2004:278) bahwa dalam proses pengadaan aktiva tetap pada suatu perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai cara. Cara yang diputuskan perusahaan dalam memperoleh aktiva tetap ini sering kali berhubungan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi perusahaan yang memiliki modal besar dapat memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian secara tunai, akan tetapi tidak demikian dengan perusahaan yang mempunyai modal tidak besar. Bagi perusahaan yang memiliki modal tidak besar, kebutuhan aktiva tetap tersebut sulit untuk terpenuhi jika cara memperolehnya secara tunai dengan
1
2
modal yang dimiliki. Hal tersebut dikarenakan sumber dana yang dimiliki perusahaan tersebut juga diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan yang lain, dengan demikian diperlukan adanya alternatif pembiayaan aktiva tetap yang lain untuk memperoleh aktiva tetap tersebut. Alternatif pembiayaan aktiva tetap lain yang tepat dipilih oleh perusahaan yang memiliki modal tidak besar dapat dilakukan melalui leasing seperti yang dikemukakan oleh Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield (2001:231) dimana keuntungan melalui leasing adalah bahwa lease merupakan perlakuan akuntansi yang menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan dengan membeli. Alternatif pembiayaan yang dipilih perusahaan untuk memperoleh aktiva tetap akan berpengaruh untuk perusahaan itu sendiri dalam menentukan perlakuan akuntansi yang tepat untuk digunakan dalam menyusun laporan keuangan sebagaimana nantinya akan digunakan sebagai informasi yang lengkap atas transaksi tersebut seperti yang dikemukakan Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield (2001:231). Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dijelaskan
bahwa “PSAK adalah
standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan”. Dari penjelasan di atas disebutkan bahwa dalam menyusun laporan keuangan, perusahaan wajib untuk patuh pada PSAK sebagai dasar atau pedoman untuk perlakuan akuntansi yang tepat. Terkait dengan pengadaan
3
dan perolehan aktiva tetap oleh perusahaan yang dilakukan melalui leasing, pihak perusahaan wajib menerapkan perlakuan akuntansi leasing khusus untuk aktiva tetap berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2007) agar seluruh transaksi yang berhubungan dengan aktiva tetap dapat dilakukan dengan tepat, sehingga dapat memberikan informasi keuangan yang akurat bagi pengguna laporan keuangan. PT RAS Actuarial Consulting yang telah berdiri sejak tahun 2006 dan bertempat di Depok merupakan Perseroan Terbatas yang masuk dalam kategori perusahaan menengah ke bawah sesuai pada Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil yang dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Pendirian Terpadu Pemerintah Kota Depok. Modal yang dimiliki perusahaan untuk memberikan jasa Valuasi Aktuaria ini dapat dikatakan terbatas sehingga pihak perusahaan harus pintar dalam mengelola modal yang ada agar usaha dapat terus berjalan bahkan dengan harapan dapat meningkat menjadi lebih baik. Dilihat dari modal yang dimiliki oleh perusahaan dan kebutuhan aktiva tetap yang segera harus dilengkapi, pihak perusahaan telah mempertimbangkan dengan baik untuk mengadakaan aktiva tetap sebagai pendukung jalannya usaha dengan cara memperolehnya melalui leasing. Berdasarkan cara perolehan aktiva tetap yang diputuskan oleh PT RAS Actuarial Consulting melalui leasing, dengan demikian bagian akuntansi harus menerapkan perlakuan akuntansi leasing aktiva tetap sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007) yang menjadi pedoman di Indonesia.
4
Perlakuan akuntansi leasing untuk aktiva tetap yang dituliskan pada PSAK 30 (Revisi 2007) meliputi sewa pembiayaan dan sewa operasi. Dalam sewa pembiayaan dan sewa operasi ini akan dibahas mulai dari pengakuan awal, pengukuran setelah pengakuan awal, pengungkapan sewa pembiayaan ataupun sewa operasi. Apabila perlakuan akuntansi leasing yang diterapkan oleh bagian akuntasi tidak tepat maka akan berdampak pada pencerminan laporan keuangan PT RAS Actuarial Consulting. Berkaitan dengan penilaian keakuratan dan keandalan pencerminan laporan keuangan perusahaan, pada tahun 2010 PT RAS Actuarial Consulting meminta kepada Kantor Akuntan Publik Tjahjo, Machdjud Modopuro & Rekan sebagai audit independen eksternal untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Dalam proses audit laporan keuangan tersebut, auditor menemukan ketidaktepatan perlakuan akuntansi leasing aktiva tetap, dan apabila dipersentasikan nilai aktiva tetap ini sebesar 57% dari total aktiva yang dimiliki oleh PT RAS Actuarial Consulting. Nilai persentase tersebut termasuk material karena setengah dari harta yang dimiliki perusahaan berasal dari aktiva tetap tersebut. Sehingga dengan perlakuan akuntansi leasing yang tidak sesuai dalam penerapannya dapat memberikan
dampak
kepada
pengguna
laporan
khususnya
pihak
management dan pemegang saham serta perusahaan dalam hal tidak mengetahuinya kepastian kewajiban perusahaan yang masih harus diselesaikan karena tidak tercermin pada laporan keuangan perusahaan. Permasalahan inilah yang menyebabkan penulis tertarik untuk membahas
5
tentang “Perlakuan Akuntansi Leasing Terhadap Aktiva Tetap (Studi Kasus pada PT RAS Actuarial Consulting Tahun 2010)”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah apakah perlakuan akuntansi leasing terhadap aktiva tetap yang telah dilakukan oleh PT RAS Actuarial Consulting telah sesuai dengan pedoman PSAK 30 (Revisi 2007) ?
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1)
Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis memiliki tujuan yaitu penulis dapat mengetahui dan menganalisa perlakuan akuntansi leasing terhadap aktiva tetap yang telah dilakukan oleh PT RAS Actuarial Consulting telah sesuai dengan pedoman PSAK 30 (Revisi 2007).
2)
Kontribusi penelitian Kontribusi yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a.
Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu baru tentang Akuntansi Leasing dan sebagai salah satu syarat untuk
6
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. b.
Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan informasi dan menjadi bahan masukan untuk mengevaluasi perlakuan akuntansi leasing terhadap aktiva tetap perusahaan sehingga dapat meningkatkan keakuratan dan keandalan laporan keuangan.
c.
Bagi Pembaca Penelitian ini dapatmemberikan informasi tentang perlakuan akuntansi leasing pada laporan keuangan untuk kemudian menjadi tambahan ilmu bagi pembaca.