BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Konsep tersebut ditegaskan Utami Munandar, bahwa ”kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, yaitu kepada peserta didik”.1 Pendidikan pada dasarnya bukan hanya mewarisi nilai-nilai budaya berupa kecerdasan dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi muda, melainkan bagaimana mengembangkan potensi-potensi individu kreatif dari sebuah generasi.2 Tujuan pendidikan menurut Utami Munandar, ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan prestasi belajar dan kemampuannya secara optimal, sehingga peserta didik dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Setiap orang mempunyai bakat dan prestasi belajar yang berbeda-beda, oleh karena itu, dalam pendidikan dibutuhkan strategi, pendekatan dan metode yang berbeda-beda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu, yaitu mengidentifikasi dan membina serta memupuk,, mengembangkan dan meningkatkan bakat dan prestasi belajar tersebut.3 Belajar berarti suatu proses perubahan dan sikap tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar yaitu dapat berupa guru, buku sesama teman, televisi, radio atau lingkungan. 4 Al Quran menegaskan bahwa 1
Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 6. 2 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: Al Husna Dzikra, 2000), hlm. 61. 3 Utami Munandar, Op. Cit., hlm. 7. 4 Depag RI, Basic Kompetensi Guru Modul Orientasi Pendekatan CPNS, (Jakarta: Biro Kepegawaian Sekjen Depag RI, 2004), hlm. 25.
1
2
Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubahnya sendiri. Firman Allah dalam surat Ar Ra’du ayat 11 :
) … …. ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah yang ada pada mereka sendiri”. (Ar Ra’du: 11) 5 Ayat di atas secara implisist menunjukkan bahwa Allah SWT menekankan pentingnya prestasi belajar pada kehidupan sehari-hari. Hanya dengan prestasi belajar sesuatu dapat diubah. Mencapai hal tersebut, diperlukan beberapa teknik agar sikap dan perilaku manusia atau peserta didik yang kreatif terwujud. Monty P. Setiadarma, menjelaskan bahwa : Sikap dan perilaku kreatif peserta didik dapat dipupuk sejak dini, yaitu dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian lingkungan sekolah dilanjutkan masyarakat. Proses pembentukan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di lingkungan sekolah dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti pengetahuan akelas, penciptaan suasana belajar yang menyenangkan, persiapan guru, sikap guru dan metode pengajaran.6 Langkah yang harus dilakukan oleh lembaga sekolah agar prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik bisa berkembang secara optimal ialah menyediakan perangkat-perangkat yang mampu menjadikan peserta didik berpikir kreatif. Hal tersebut ditegaskan Mochtar Lubis, seperti yang dikutip Utami Munandar, Kreativitas belajar peserta didik akan terwujud apabila ada kebebasan pada proses pembelajaran. Adanya kebebasan bahwa siswa dapat berpikir dan menyatakan pikiran dengan bebas, adanya kebebasan berkomunikasi dan mencipta. Di samping itu, hal terpenting untuk menunjang anak mewujudkan prestasi belajar ialah adanya keamanan psikologis dan kebebasan psikologis ditunjang keberanian untuk mengubah strukturstruktur baku.7
5
Depag RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1995),
hlm.370. 6
Montly P. Setiadarma, Mendidik Kecerdasan: Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru Dalam Medidik Anak Cerdas, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), hlm. 119. 7 Utami Munandar. E.d., Kreatifitas Sepanjang Masa, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998), hlm. 16.
3
Maksud kebebasan psikologis ialah kebebasan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan bagi individu, pada batas-batas dimungkinkan pada kehidupan bermasyarakat. Memperoleh kebebasan ini juga berarti bahwa seseorang
bertanggung
jawab
terhadap
diri
sendiri
maupun
terhadap
lingkungannya. Kondisi keamanan dan kebebasan psikologis ini prestasi belajar yang konstruktif dapat timbul dan tumbuh. Konteks pembelajaran di sekolah, seyogyanya guru mampu mewujudkan dan mendorong prestasi belajar siswanya melalui penerapan metode pengajaran di sekolah. Penggunaan metode pengajaran, guru seyogyanya tidak membunuh prestasi belajar siswa dengan hanya memberikan metode-metode klasik, seperti ceramah. Tetapi juga perlu menerapkan alternatif metode pengajaran yang mampu mendorong dan memacu prestasi belajar siswanya. Banyak metode pengajaran yang dapat memacu prestasi belajar siswa salah satunya Contextual Teaching Learning (CTL). Pendapat tersebut senada dengan Seilberman, di bawah ini : Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) sangat tepat untuk memacu anak didik mengembangkan prestasi belajar, karena pada CTL, tugas guru membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Peserta didik lebih suka terlibat secara langsung, pengalaman konkrit daripada konsep terlebih dahulu dan menerapkannya kemudian.8 Berkaiatan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) di atas Mahfud Junaidi, berpendapat bahwa: Pembelajaran dengan Contextual Teaching And Learning (CTL) akan memungkinkan proses belajar yang menyenangkan karena proses pembelajaran dilakukan secara alamiah dan kemudian peserta didik dapat mempraktikkan secara langsung berbagai materi yang telah dipelajarinya. Pembelajaran CTL mendorong peserta didik memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan inovasi kepada mereka untuk berpikir kreatif dan senantiasa belajar.9 8
Mel Seilberman, Aktive Learning, 101 Startegi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2009), hlm. 8. 9 Khairuddin, Mahfud Junaidi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah, Semarang: MOC, 2007), hlm. 200.
4
Pembelajaran CTL mengarahkan siswa belajar melalui mengalami bukan menghafal. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima oleh siswa, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi, atau dibentuk sendiri oleh siswa. Memilih strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru hendaknya dapat memilih, menyesuaikan dan mengembangkan strategi pembelajaran dengan tepat sehingga dapat mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang akan dicapai. Salah satu strategi yang dapat di tempuh ialah dengan pendekatan contextual Teaching and Learning (CTL). Hal ini dikarenakan siswa dapat terangsang akal pikirannya sehingga diharapkan mampu berpikir kreatif. Faktor mendasar mengapa penulis menerapkan CTL pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Tersono Batang ialah banyaknya siswa yang mengajukan pertanyaan tentang persoalan-persoalan agama yang terjadi atau ada di masyarakat seperti bagaimana hukumnya makan sate keong mas padahal banyak orang berjualan sate keong mas dengan semanggi, atau menanyakan kriteria orang fakir dan miskin dengan kondisi riil di masyarakat. Menghadapi pertanyaan tersebut, penulis menganggap sangat penting menerapkan metode CTL pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Tersono Batang, agar peserta didik dapat menemukan sendiri keterkaitan materi yang diajarkan dengan kondisi di masayarakat. Berdasarkan paparan di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan menguji apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SD Negeri Sidalang 01 Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul berdasarkan hasil pengamatan penulis di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Tersono Batang yaitu :
5
1. Banyaknya persoalan terjadai atau ada di masyarakat berkaitan dengan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam harus dijelaskan kepada peserta didik agar diperoleh pemahaman utuh. 2. Tingginya keinginan siswa atau peserta didik untuk mengetahui materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang ajarkan di kelas dengan kondisi nyata di masyarakat. 3. Perlunya pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mengaitkan persoalan-persoalan keagamaan di masyarakat. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dan mengingat faktor-faktor yang terkait pada proses pembelajaran sangat kompleks, serta agar penelitian lebih terarah, maka masalahnya dibatasi berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada Peningkatan Prestasi belajar Siswa Melalui Pendekatan Contextual Teaching Learning Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SD Negeri Sidalang 01 Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Adapun rumusan yang akan menjadi pokok kajian pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2012/2013 ? 2. Bagaimanakah upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Tersono Batang Tahun Pelajaran 2012/2013 ?
6
F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Tersono Batang Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas V SD Negeri Sidalang 01 Tersono Batang Tahun Pelajaran 2012/2013.
G. Manfaat Penelitian Manfaat yang peneliti harapkan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan pada lembaga pendidikan guna membantu meningkatkan kinerja guru melalui penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam guna menumbuhkan prestasi belajar siswa. b. Sebagai
masukan
pada
lembaga
pendidikan
untuk
lebih
memperhatikan prestasi belajar siswa, sehingga menjadikan individu mampu bertahan pada berbagai keadaan termasuk pada keadaan sulit. 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan informasi bahwa ada beberapa faktor yang mampu menumbuhkan prestasi belajar siswa, salah satunya dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). b. Untuk memberi tambahan informasi kepada lembaga pendidikan khususnya guru supaya lebih memperhatikan tentang penerapan model pembelajaran karena dengan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi tumbuhnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.