201 2
Praktek kerja kayu II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bangunan-bangunan yang sehari hari kita lihat sebagian besar menggunakan konstruksi yang terbuat dari kayu .Mengingat jumlah serta pentingnya konstruksi kayu tersebut, maka diperlukan keahlian serta teknik teknik tertentu dalam pengerjaannya. Konstruksi kayu tersebut juga dipelajari melalui salah satu program pendidikan yang disebut dengan Carpentri atau kerja kayu. Dalam hal ini kita melaksanakan praktek kerja kayu dengan cara manual (alat alat tangan) dan dengan alat alat mesin. 1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari Praktek kerja kayu adalah : 1.2.1 Mengetahui dan mampu mengerjakan kayu dengan alat alat tangan 1.2.2 Mengetahui fungsi fungsi dari alat alat tangan pada konstruksi kayu 1.2.3 Mengetahui dan mampu mengoperasikan mesin mesin pengolahan kayu 1.2.4 Mengenal dan mengetahui bahan konstruksi kayu 1.2.5 Mengetahui akanestimasi bahan dan waktu 1.2.6 Memberikan pengetahuan tentang perencanaan kerja konstruksi kayu sehingga mampu merencanakan serta melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi kayu. 1.2.7 Dapat memperhitungkan komponen serta kebutuhan bahan yang akan dipergunakan pada konstruksi kerja kayu. Adapun manfaat dari Praktek kerja kayu adalah : 1.2.1 Dengan Praktek kerja kayu ada manfaat yang dapat diambil, yaitu 1.2.2 Dapat menambah pengetahuan tentang konstruksi kayu 1.2.3 Dapat mengetahui cara cara pengerjaan manual dan pengoperasian alat alat mesin yang bertenaga listrik. 1.2.4 Mahasiswa dapat menyadari akan keberadaan potensi dirinya serta kondisi lingkungan yang menunjang untuk dapat dikembangkan dan berupaya menjadikan diri sebagai sumber daya manusia nasional yang berpandangan kedepan. 1.3 Pembatasan Masalah Pada laporan ini dibahas beberapa hal lain : 1 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
1.3.1
Dasar-dasar komponen bangunan
1.3.2
Alat dan bahan yang digunakan.
1.3.3
Pelaksaan pembuatan furniture.
1.3.4
Pelaksaan finishing
1.4 Metode Penulisan Penyusunan laporan ini menggunakan beberapa metodelogi antara lain : 1.4.1. Melalui literature atau bacaan berupa perabotan dan alat-alat dalam pembuatan furniture. 1.4.2. Pelaksaan langsung dari bengkel sipil seksi kerja kayu. 1.4.3. Wawancara langsung dengan dosen Instruktur Praktek Kerja Kayu. 1.4.4. Dokumentasi. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penyusuna laporan ini maka disusunlah sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat, pembatasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang dasar teori komponen bangunan berikut alat-alat mesin yang digunakan, finishing, dan lain-lain. BAB III URAIAN KERJA Pada bab ini berisikan tentang pelaksaan dari praktek kerja kayu 2. BAB IV PENUTUP Pada bab penutup disampaikan kesimpulan dan saran mengenai pelaksaan praktek kerja kayu 2.
2 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Komponen Bangunan 2.1.1
Kusen pintu dan jendela Kusen adalah tempat lalu lintas keluar masuk bangunan maupun antar ruang dalam bangunan. Kusen itu sendiri terbagi 2 yaitu kusen pintu dan jendela yang dimana keduanya dipasangkan pada dinding tembok. Fungsi kusen itu sendiri antara lain sebagai lubang tempat keluar masuk ruang, penerangan, sirkulasi udara. Kusen dapat dibuat dari alminium, besi ataupun kayu. Pada masa sekarang kusen aluinium lebih banyak dipakai karena memiliki beberapa keuntungandiantaranya yaitu: memiliki berat yang ringan dan tahan api dan dalam pembuatannya kusen ini lebih mudah dan rapi. Kusen aluminium ini banyak digunakan pada bangunan bertingkat dan bersifat komersil karena tidak memberikan daya berat yang besar terhadap bangunan. Tapi dalam pembuatan rumah tinggal kusen kayu lebih banyak dipakai karena bersifat artistic dan alami.Kayu yang banyak dipakai adalah ukuran 6/12 dan 6/15. Sedangkan jenis kayu yang dipakai adalah kayu jati, kayu nangka, kayu kulim, kayu kamper dan sejenisnya.Adapun bagian-bagian kusen yaitu: 1) Ambang atas: berfungsi untuk menahan beban pasangan batu bata diatasnya 2) Tiang: untuk pegangan/tumpuan tempat daun pintu dipasang melaui engsel 3) Ambang tengah : jika kusen tersebut digabung dengan lubang ventilasi diatasnya 4) Ambang bawah : jika kusen tersebut untuk lubang jendela 1. Kaki tiang : dibuatdari campuran kedap air ( 1 PC : 2 PS ) setinggi 10-15 cm, berfungsi untuk melindungi bagian bawah dari air atau lembab agar tidak lekas lapuk. 2. Sponing : berfungsi untuk merapikan hubungan daun pintu/ daun jendela dengan kusen agar tidak terjadi celah pada pertemuan keduanya. Ukuran 3
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
sponing dalamnya 1-1,5 cm sedang lebarnya yaitu tebal daun jendela ditambah 3 mm agar tidak terjadi gesekan pada saat pintu / jendela dibuka / ditutup sehingga cat tidak lekas rusak. 3. Alur kapur : pada tiang kusen bagian luar yang akan berhubungan dengan tembok dengan jarak dai atas 15 cm dibuat alur berbentuk mulut ikan (V) atau persegi tergantung peralatan yang ada, ukuran alur kapur ini dalamnya 1-1,5 cm lebarnya 1/3 lebar kayu, fungsi dari alur kapur ini untuk memperkuat hubungan antara kusen dan tembok. 4. Sponing plesteran : pada sekeliling kusen bagian luar yang akan berhubungan dengan tembok dibuat sponing ukuran 1 x 1 cm yang fungsinya untuk memperindah hubungan antar kusen dengan plesteran tembok, supaya tidak terjadi celah yang tembus jika ada penyusutan, serta untuk memperkokoh kedudukan kusen maupun tembok. 5. Angker : fungsinya utuk memperkokoh kedudukan kusen terhadap tembok agar posisinya tidak goyah/ berubah sewaktu dopasang daun pintu/ jendela. Angker ini biasanya dibuat dari besi berdiameter 8-10 mm dengan panjang sama dengan panjang batu bata dan kait setebal batu bata, namun bisa juga dipasang paku yang berukuran 10-12 cm dengan jumlah yang lebih banyak. Angker ini dipasang pada tiang pinggir bagian luar yang berhubungan dengan tembok, angker tersebut dipasang 15 cm dari ambang atas dengan jarak antar angker 50-60 cm. Selain angker yang dipasang pada sisi tiang bagian luar juga dipasang angkert lurus pada ujung bawah taiang untuk memperkokoh hubungan tiang dengan duk (sepatu tiang). Adapun ukuran kusen biasanya dibuat disesuaikan dengan kebutuhan ruangannya atau disesuaikan dengan keadaan komponen bangunan lainnya sehingga tetap serasi. Untuk bangunan rumah tinggal tinggi ksen umumnya 210 cm sedangkan lebarnya sekitar 70-120 cm tergantung fungsinya. Pada pintu utama umumnya 90 cm , apbila lebarnya melebihi 100 cm maka dibuat 2 daun pintu. Sedangkan untuk kusen jendela disesuaikan dengan kusen pintu dan keadaan suatu ruangan tersebut
4 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
2.1.2
Daun Pintu Panel Fungsi daun pintu adalah untuk menutup lobang pada kusen pintu, dengan demikian ukuranya harus menyesuaikan dengan ukuran kusen pintu. Sebagai pedoman untuk menentukan ukuran daun pintu adalah sebagai berikut 1. Lebar daun pintu = lebar kusen + 2 tebal sponing, tebal sponing biasanya diambil 1-1,5 cm. 2. Tinggi daun pintu = tinggi kusen + tebal sponing. 3. Adapun tebal daun pintu (3,5-4) cm agar kaku dan dapat dipasang alat penggantung dan pengunci dengan baik. Apabila kurang dari 3,5 cm alat penggantung akan kelihatan menonjol pada lebar pintu dan apabila lebih dari 4 cm pemasangan kunci menjadi tidak rapi dan pemborosan bahan. 4. Lebar ambang tegak ( tiang pintu ) berkisar ( 10-15 ) cm hal ini agar pemasangan kunci dapat terpasang dengan baik ( tidak tembus ), lebar ambang atas sama dengan ambang tegak sedang ambang bawah (1,5-3 ) kali lebar ambang tegak. 5. Agar bagian dalam tidak terlalu luas, maka sering dibagi menjadi beberapa bagian dengan memasang kisi-kisi ( regel ), ukuran regel lebarnya 6 cm tergantung selera pemakai dan tebalnya sama dengan tebal ambang. Sedang sela-selanya disis dengan panel dengan tebal sama dengan tebal ambang. Hubungan / sambungan yang sering digunakan pada daun pintu panel adalah sambungan lobang dan pen. Untuk sambungan pada sudut atas yaitu pertemuan antara ambang tegak dengan ambang atas dipakai sambungan lobang dan pen dengan sepat pen dan diverstek, sedangkan untuk hubungan pada sudut bawah yaitu antara ambang tegak dengan ambang bawah dipakai hubungan lobang dan pen dengan dengan sepat pen dan diverstek, apabila ambang bawah cukup lebar maka dapat dipakai dia pen. Untuk hubungan antara ambang dengan regel dapat dipakai sambungan lobang dan pen tersembunyi. Apabila sela-sela ambang tersebut diisi dengan panel maka hubungan antara ambang / regel dengan panel memakai sistem ambang / regel dibuat alur sedangkan panelnya ditirus sehingga masuk kedalam alur tersebut.Untuk memperindah penampilan daun pintu maka ambang maupun regel pada bagian dalam diprofil.
2.2
Perabot ( furniture) 5
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
A.
Konsep Produksi Massal Iklim yang sehat untuk perkembangan konsep Produksi Massal ditentukan dalam kebebasan pendapat, kebebasan gerak individu dan respek manusia terhadap pendidikan digabung dengan suatu pemikiran, perbuatan, dan daya cipta manusia. Bahan baku yang melimpah, tingginya upah kerja, kesiapan pemasaran, dan kurangnya tenaga kerja terlatih yang tersedia sebagai pendorong sejumlah pencipta dan ahli pabrikasi untuk mengembangkan metode produksi yang berciri dengan dupkikasi atau melipat gandakan, serta dalam jumlah komponen besar. Prinsip dasar dari produksi masal diantaranya : 1. merencanakan sesuatu cara pembuatan komponen yang identik/ serupa. 2. tergantung pada keakuratan pada antar komponen-komponen. 3. ukuran harus akurat. Perkembangan produksi masal Setiap bagian pekerjaan didistribusikan kebawah dengan pengerjaan yang mudah, peralatan khusus dan mesin-mesin dikembngkan dalam melakukan pekerjaan, dan segala sesuatunya direncanakan bergerak mengarah ke produksi akhir. Beberapa hal pokok dari produksi masal adalah : 1. Kemampuan saling tukar antar komponen. 2. Mengalir/ berpindahnya bahan-bahan baku ke dan dari pekerja, lebih baik dari pada dari pekerja ke bahan-bahan baku. 3. Tugas khusus (spesialis) pekerja. 4. Efisiensi masih merupakan tulang punggung dari sistem.
B.
Perencanan Produksi Pada tahap pelaksanaan, berbagai bagian mulai mengkoordinir tugas dan wewenang masing-masing untuk tahap produksi. Suatu model percontohan dibuat dan diajukan untuk penjajagan pasar, atau perhitungan biaya atau pendanaan, dan untuk memperbaiki detail-detail produksi. Detail-detail produksi ini mencakup pembuatan alat bantu serta mencakup analisa dan diagram alir dari material/ bahan selama proses produksi. Jadwal pelaksanaan direncanakan, jumlah dan penganalisaan pelaksanaan berlanjut hingga jalannya pelaksanaan berlanjut hingga jalannya pelaksanaan produksi menjadi baik.
6 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
Kegiatan dalam pelaksanaan perencaan produksi dapat dimulai dengan pembagian dari bidang ke dalam berbagai fungsi bagian/ departemen, Rekaya, Persiapan peralatan (tooling), Personalia, dan kontrol kualitas (QC). 1. Studi pergerakan (motion study) Studi pergerakan merupakan suatu pekerjaan dari bagian rekayasa/ teknik yaitu suatu analisa langkah kerja dari pelaksanaan pembuatan produksi dengan prinsip utama yaitu sedikit mungkin perpindahan benda kerja dan menentukan langkah kerja yang paling efisien. Dasar-dasar pergerakan tersebut antara lain adalah jangkauan, cara pengambilan, pengangkutan, putaran dan belokan, penimbunan, dan lain-lain.Studi pergerakan juga mencangkup jenis gerakan dan keperluan untuk pergerakan yang dibuat untuk merakit dan operator mesin. Studi ini merupakan salah satu studi yang utama dalam menentukan mal dan alat bantu yang pada mesin di dalam pekaksanaan produksi. Berbagai mal atau alat bantu dapat dibuat untuk mempersingkat waktu dan pergerakan pada operator. Sebagai contoh dalam menggunakan mal atau stoper pada pekerjaan memotong dapat dilakukan tanpa pengukuran. 2. Studi waktu (time Studies) Apabila alur gerakan benda kerja yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan telah ditentukan, maka dengan mudah kita menghitung waktu pada setiap gerakan atau pengoperasian setiap jenis pekerjaan. Selanjutnya studi waktu dan pergerakan selama proses produksi berarti penentuaan efisiensi pelaksanaan kerja serta mudahnya pengerjaan dari metode yang digunakan. Studi waktu dan pergerakan ini juga dipergunakan : -
untuk menilai efisiensi dari setiap pekerja, diman selanjutnya untuk menentukan tingkat upah kerja mereka.
-
untuk menentukan dasar produksi rat-rata
-
dan untuk menetapkan rencana pemberian bonus.
Sekali atau lebih studi pergerakan dan studi waktu pada pekerja dapat dipakai untuk mengukur waktu berbagai bentuk pekerjaan dalam pembuatan benda kerja. Pada pelaksanaan awal, benda percobaan seringkali diukur waktunya pada tahap uji coba pelaksanaan. Setiap jenis pengerjaan haruslah diukur waktunya untuk dua
7 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
orang pekerja atau lebih, atau beberapa kali pengerjaan. Inilah akan memungkinkan hasil pengukuran waktu rata-rata yang memuaskan. 3. Diagram alir (flow charts) Studi pergerakan dan studi waktu adalah merupakan alat yang digunakan perencana teknik di pabrik industri dalam pembuatan diagram alir. Diagram alir adalah merupakan “Peta Jalan” untuk perencanaan rute dan urutan atau langkah kerja menuju bagian perakitan yang dikembangkan untuk produksi masal suatu produk.Diagram alir merupakan kumpulan setiap jenis kegiatan, yaitu termasuk perpindahan, penumpukan/ penyimpanan, pengontolan, dan pos pengemasan yang tercakup dalam pembuatan seluruh produk. Tempet-tempat dimana setiap pengerjaan/ kegiatan seperti pengeboran lubang atau pemotongan bahan yang dilakukan disebut “pos-pos”. 4. Alat bantu dan mal Alat bantu dan mal adalah alat yang diperuntukan bagi mesin produksi dan alat bagi operator/ pekerja untuk menempatkan benda kerja dan sebagai sarana untuk melakukan pekerjaan tanpa pengukuran dan mempermudah serta menjamin keamanan kerja. Alat bantu yaitu pengantar khusus yang memegang atau menyokong benda kerja saat melakukan pekerjaan pada suatu mesin atau alat. Mal atau sering disebut sablon tidaklah hanya menyokong atau memegang benda kerja tetapi juga sebagai pengantar pada pemotongan dan pembentukan, bentuk tertentu selama proses pemotongan tersebut. Keuntungan dari penggunaan alat bantu dan mal yaitu : a. menambah kemampuan kerja mesein. b. mempercepat proses produksi. c. mempermudah pengerjaan. d. mempertinggi prestasi dan mutu benda kerja. e. keamanan lebih terjamin. Dasar-dasr pembuatan mal dan alat bantu Pembuatan mal umumnya berdasarkan tiga faktor yaitu : -
Keamanan ; Benda kerja berbentuk lengkung atau bagiannya sering hanya dapat dikerjakan dengan menggunakan mal yang menjamin keamanan kerja. 8
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
-
Ketepatan ; Mal yang tidak tepat dan pasti hanya pemborosan tenaga karena pengerjaan lanjutan. Adakalanya, kita harus membuang benda kerja kita. Memang ketepatan yang tinggi menuntut biaya yang tinggi pula. Karena itu dalam pembuatan mal kita selalu harus berpedoman setepat mungkin dan menurut kebutuhan.
-
Efisiensi ; Adakalanya, penggunaan mal dan alat pengantar bisa meniadakan pembelian mesin khusus yang mahal. Misalnya : dengan kita memotong sebuah bentuk pada mesin gergaji lingkaran biasa dengan menggunakan mal yang tepat dan pasti. Selain itu, kita dapat memperluas fungsi suatu mesin dengan ketepatan tinggi untuk produksi masal/ seri dan disamping itu kecepatan pekerjaan bisa ditingkatkan.
C.
Persiapan produksi 1. Pengadan bahan dan bahan dasar Bahan dan bahan dasar yang digunakan tergantung pad jenis-jenis barang yang diproduksi. a. Adapun secara garis besar produksi kayu dapat dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu : 1. Jenis barang0barang untuk konstruksi bangunan/ gedung/ jembatan
dsb.
2. barang-barang perabot. Macam-macam barang yang termasuk pada barang untuk konstruksi bangunan/ gedung/ jembatan antara lain : -
Daun pintu
-
Kusen pintu
-
Daum jendela
-
Rangka jendela
-
Rangka konstruksi jembatan kayu
-
Dll
Barang-barang perabot seperti : -
Kursi makan
-
Meja makan
-
Kursi tamu 9
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
-
Meja tamu
-
Alamari makan
-
Tempat tidur
-
Kitchen set
-
Dll
b. Pelayanan/ Pemasaran Pelayanan terhadap konsumen dilaksanakan dengan cara : 1. Pesanan - pesanan sesuai dengan keinginan/ selera pemesan - pesanan memang sesuai stock yang ada 2. Stock - suatu pekerjaan yang bersifat yang ada. c. Jenis bahan yang digunakan 1. jenis kayu yang digunakan adalah ; - kayu kulim - kayu merawan - kayu meranti 2. bahan lembaran jenis bahan lembaran yang digunakan adalah ; - multipleks tebal (6,9,12,15,18) mm - triplek tebal (3,4) mm - teakwood tebal 3 mm - forika ukuran panjang multiplek atau teakwood ada dua macam yaitu; - ukuran kecil (91,5 x 213,5) cm (3’x 7’) - ukuran besar ( 122 x 244 ) cm ( 4’x 8’) 3. bahan pelengkap yang termasuk bahan pelengkap antar lain : - paku - sekrup kayu - lem - pelat siku - pengunci 10 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
- engsel - handel - dll D.
Proses produksi
1. Pembahanan a. pembahanan kayu, terbatas sampai dengan pembahana bahan kayu menjadi bentuk penggergajian sesuai ukuran dan jumalh kebutuhan. b. pembahanan bahan lembaran, terbatas samapidenagn penyediaan bahan. 2. Proses di ruang mesin ( pemesanan pembentukan komponen ) a. jenis pekerjaan bangunan b. jenis pekerjaan perabot - pekerjaan seri/ masal - pekerjaan job order 3. Tahap perakitan, meliputi pekerjaan : - perakitan itu sendiri - pengamplasan 4. Tahap finishing : Pada tahap finishing, dilampirkan lembar form yang berisi : - no. produk - jumlah produk - finishimg - uraian pekerjaan, bahn yang dipakai, jumlah bahan, jumlah jam kerja Jenis finishing yang dipakai : - politur - melamik Kegiatan dalam finishing : -
Pencampuran bahan finishing ( sending, pewarna, melamik ) oleh saru orang khusu pencampur.
-
Pencampurandari a ( sending, melamik ) dengan hardener olehb penanggung jawab ruang finishing.
-
Pengamplasan
-
Wood filler
-
Sending 11
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
-
Pengamplasan
-
Pewarna + (top coat)
-
Pengamplasan akhir
-
Top coat
-
Bagian service
5. Tahap k3 5 adalah quality control (QC) Tahap QC bukan lagi dibawah ruangan produksi, tetapi langsung oleh bagian perencanaan dan QC. Apabila sudah lolos oleh QC, maka masuk ke penggudangan barang jadi atau langsung kepengiriman. Penggudangan barang jadi dan pengiriman langsung di bawah naungan kalkulasi. 2.3
Peralatan Kerja Kayu dengan menggunakan Alat-Alat Tangan 2.3.1 Tempat kerja a)
Bangku kerja Suatu tempat untuk kerja kayu yang terbuat dari papan yang kokoh dengan tiang-tiang penyangga. Ukuran muka pada bagian muka bangku 40 cm, dibelakang 55-60 cm dan lebar daun 25 cm serta panjag minimum 200 cm.
b)
Meja kerja Digunakan sebagai alat sangga kerja kayu seperti :pergergajian, pengetaman, pengamplasan, pemahatan dan lain-lain.
2.3.2
Alat ukur dan Penggambaran a)
Meteran lipat Pada mistar lipat terdapat beberapa pita mistar lipat yang terbuat dari kayu, baja dan almuniumdam satuan centimeter dan inchi. Panjangnya 1 meter yang dilipat 10 lipatan. Berfungsi untuk mengukur panjang dan lebar balok kayu yang akan dikerjakan .
b)
Siku-siku Biasanya daun dan badannya terbuat dari baja. Sudt yang terbentuk dari keduannya adalah 90 Berfungsi membuat garis-garis menyiku sekeliling kayu, mengecek kesikuan kayu, dan memberi garis melintang serat. 12
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
c)
Siku putar Seluruh bagiannya terbuat dari baja dan gagangnya dari kayu yang dibuat lebih tebal, mempunyai sudut yang dapat dirubah-rubah melalui mur kupu-kupu dari 0-180. Gunanya untuk menggambar garis miring dan mengontrol kemiringan, memindahkan sudut dari benda kerja yang satu kebenda kerja yang lain, memberi tanda untuk faring, dan mengerjakan segala macam bentuk pekerjaan sudut. d) Alat pemberi goresan
Berupa patiot dan kraspen. Patiot berpenampang bulat telur dan diruncinkan seperti pahat. Kraspen terbuat dari kawat baja keras dalam bentuk runcing dan diberi tangkai pemegang dari kayu..Fungsi dari alat tersebut adalah membuat gambar, melukis, dan garis lurus pada permukaan kayu. e)
Perusut ( kruishout ) Alat ini terbuat dari kayu dan paku sebagai penggores. Perusut ini digunakan untuk membuat goresan garis sejajar pada benda kerja, baik untuk menentukan ketebalan atau lebar kayu yang akan dibuang. Cara pemakaiannya: Memegang tongkat perusut dengan dijepit oleh telunjuk dari jari tengah sambil blok plane / rumah-rumah perusut ditekan rapat terhadap bidang permukaan kayu yang diberi tanda paring. Terik perusut dari ujung muka kebelakang dengan menekan penggores dalam tekanan yang rata
f)
Jangka Dibuat dari baja dan gunanya untuk melukis lingkaran-lingkaran kecil juga memindahkan ukuran permukaan bidang kayu pekerjaan serta membagi dua garis sama besar dan tegak lurus.
2.3.3
Alat Pemotong atau gergaji Didalam pekerjaan menukang kayu, gergaji termasuk salah satu pekerjaan keras yang sangat penting sebagai alat pemotong. Gergaji terbuat dari sebilah baja tipis yang salah satunya dibuat bergigi tajam dan diberi tngkai pegangan dari kayu. Macam-macam gergaji dalam kerja kayu : a)
Gergaji tangan 13
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
Dipergunakan memotong kayu dengan arah tegak lurus terhadap serat kayu, sedangkan posisi gergaji membentuk sudut 45 pada permukaan kayu. Untuk gergaji potong giginya dikikir miring. b)
Gergaji belah Dipergunakan membelah kayu searah dengan serat kayu sedangkan posisi gergaji membentuk sudut 60 terhadap permukaan kayu. Unutk gergaji belah dikikir tegak terhadap daun gergaji. Kikir yang dipergunakan untuk mengikir berbentuk segitiga sama sisi.
c)
Gergaji punggung Digunakan untuk menggergaji lurus, halus kesemua arah tanpa memperhaitkan arah serat kayu. Gergaji ini memiliki sebuah daun tipis persegi panjang yang dilengkapi dengan gigi-gigi kecil dan daun dipaku dengan sebuah lipatan yang kuat sepanjang punggungnya. Cara menggergaji : 1. Sebelum menggergaji, lukislah garis batas tempat akan dipotong. 2. Jepit kayu pada bangku kerja jika mengergaji kayu yang kecil. 3. Pada permulaan mengergaji teriklah daun gergaji kebelakang sehingga menggores kira-kira sedalam 3 mm pada sisi permukaan pekerjaaan. 4. Potong kayu dengan mendorong dan menarik daun gergaji berulang kali dengan sudut pemotongan yang sesuai jenis gergaji. 5. Perhatikan bahwa bidang daun gergaji harus selalu lurus. 6. Pada akhir pemotongan pengganglah ujung yang terpotong. Metoda Penggergajian kayu Tujuan dari pengergajian ini adalah merubah kayu dolk yang panjangnya berkisar 4-5 meter menjadi ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan yang ada dalam pasaran. Ada tiga metode yang biasa digunakan dalam menggergaji kayu dolk : 1. Penggergajian langsung ( sawing through / tangencut ) Kayu dolk diubah menjadi ukuran papan dengan menggergaji sejajar tanpa memutar kayu dolk. Keuntungan: Cara yang cepat, mudah, murah. Kerugian
: Papan akan cenderung melengkung.
2. Penggergajian memutar ( sawing around ) 14 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
Membelah pada posisi tangensial terhadap lingkaran tahun. Cara ini menyangkut pemutaran dolk selama proses penggergajian. Keuntungan : - Tidak mudah pecah ketika dipaku. - Tekstur serat kelihatan bagus. Kerugian
:-Cenderung untuk melengkung. -Cacat kayu kelihatan melintang dipermukaan kayu.
3. Penggergajian seperempat ( quater sawing ) Pernggergajian ini bertujuan mendapatkan papan yang terhindat dari melengkung dan cocok untuk sambungan lidah dan alur. Penggergajian ke arah 90 terhadap lingkaran tahun. Keuntungan:- kayu sedikit mengalami perlengkungan. Kerugian
:- kayu banyak terbuang oleh penggergajian. -.cenderung mudah pecah bila dipaku dari
permukaan.
- tekstur kayu kurang dekoratif. 2.3.4
Ketam Sebuah alat untuk menghaluskan serta meratakan permukaan kayu, yang terdiri dari rumah ketamdan mata ketam. Ukuran ketam ditentukan oleh lebar mata ketam yaitu antara ¼" - 2½". Mata ketam memiliki sudut penajaman antara 25 30 atau kira-kira 2x tebal mata ketam. Macam-macam ketam yang sering digunakan : Ketam kasar Berguna menghilangkan permukaan kayu ynag kasar bekas penggergajian atau pemotongan. Biasanya terbuat dari kayu sawo, pasang dan sebangsa yang mengandung minyak. Ukuran ketam ini, panjang 20 cm dan tinggi 6 cm. Ketam halus Menghaluskan permukaan kayu yang sudah terlebih dahulu diketam oleh ketam kasar. Sudut penajaman sama dengan ketam kasar, hanya kedua sisi tajamnya dibuat lengkung sedangkan tengahnya rata dan tegak lurus terhadap sisi ketam. Ketam panjang Berfungsi mengetam kayu yang panjang, supaya permukaan kayu itu menjadi lurus dan rata. Bagian ketam hampir sama dengan ketam panjang dan mata 15
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
ketam berbentuk sudut 45, mata ketamnya lebih lebar daripada mata ketam pendek. Ketam sponing ketam sponing ada 2 yaitu : ketam sponing tetap dan dapat diatur. Ketam sponing dapat diatur mempunyai pisau muka dekat mata ketamnya, sehingga dapat membuat sponing pada sisi sudut yang searah sengan arah urat kayu dan membuat sponing pada sisi sudut yang melintang dengan arah urat kayu, dimana pisau muka kerjanya memotong dan menyayat urat-urat kayu. Ketam alur / bajak Untuk mengatur lebarnya yaitu dengan memindahkan mur sepanjang tingkat berulir. Ukuran lebar mata ketam mulai dari 4-12 mm. Ketam alur digunakan membuat alur-alur seperti pada pekerjaan penempatan papan panit. Cara menyetel ketam : 1. Sediakanlah dan aturlah mata ketam dengan lidahnya, sehingga sisi pemotong bebas dari sentuhan lidah ketam 2. Stel lidah ketam terhadap sisi pemotong mata ketam kira-kira 0,8–1,6 mm untuk ketam halus dan baut mur kencangkan sedikit agar lidah ketam tetap pada kedudukannya. 3. Taruhlah mata ketam tadi pada alur bangku kerja yang telah tersedia sehingga mata ketam mempunyai kedudukan berapat ke pinggir sudut alur dan teguh. 4. Pegangan rumah ketam itu dengan tangan kiri dan masukan mata ketam berikut bajinya dengan tangan kanan sehingga tetap pada kedudukannya. 5. Tekan mata ketam berikut baji dengan ibu jari kiri pada lubang ketam dn dilihat apakah mata ketamnya cukup keluar. 6. Jika belum cukup keluar, pukullah ujung ketam sedikit demi sedikit dengan palu setelah itu pukullah baji untuk mengunci pada rumah ketam. Cara menggosok mata ketam pada batu asah : 1. Pegang mata ketam yang akan diasah dengan keempat jari tangan kiri berada dibagian atas sedangkan ibu jarinya dibagian bawah. 2. Mata ketam didorong dan ditarik kemuka dengan tidak berubah posisi sudut bevel dari mata ketam. 16 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
3. Penggosok mata ketam harus merata pada seluruh bidang batu asah,agar batu asah terhindar dari cekung sebelah. 4. Setiap menggosok mata ketam harus diberi minyak pelumas dan penekanan tidak terlalu keras. 5. Periksalah mata ketam hasil penggosokan dengan diraba apakah sudah halus dan tajam.
2.3.5
Alat Pemahat. Pahat adalah alat untuk memotong serat kayu dalam beberapa jenis pemotongan yang bermacam-macam. Pahat memiliki bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan pekerjaan, antara lain Pahat tusuk Alat ini berfungsi untuk menusuk kayu. Sudut penajam berkisar antara 30 35 atau dapat juga dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat. Sisi penusuk mata pahat dibuat lengkung sedikit, untuk menjaga supaya sudut pahat tidak menusuk kedalam. Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya dimulai dari ⅛" - ⅝" dengan kenaikan masing-masing ⅛"dan dari ¾" - 2" masing-masing ¼". Pahat Pelubang Alat ini berfungsi untuk membuat lubang–lubang yang kecil seperti lubang daun jendela dan pintu. Sudut mata pahat lubang 35º - 40º dan ukuran pahatnya antara 1/16" sampai 3". Pahat kuku Digunakan untuk pekerjaan lengkungan luar dan lengkungan dalam. Bentukbentuk pahat kuku, baik yang cembung maupun yang cekung terdiri dari ¼, ½, dan ¾.
2.3.6 Alat Penggerek atau Bor Dalam mengatasi pekerjaan membuat lubang-lubang yang berbentuk silinder / bundar dapat dilakukan dengan bor kayu. Bor juga dapat digunakan untuk menggerek kayu dengan memotong urat kayu dan seratnya. Macam-macam jenis penggerek : a. Penggerek pusat 17 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
b. Penggerek pusat dapat diatur c. Penggerek pilin • Diputar dengan tongkat • Diputar dengan tongkat penggerek d. Penggerek sendok e. Penggerek lilit f. Penggerek sekrup g. Penggerek benam Walaupun berbagai jenis penggerek kayu itu tetapi memiliki kegunaan yang sama yaitu menggerek/mengebor kayu denfgan memotong urat kayu dan seratnya.Sehingga kebanyakandari bor itu dilengkapi dengan pisau muka (spur) kecuali bila jng penggerek bawah dibulatkan. Pengeboran dapat dilakukan tegak lurus memotong urat kay ataupun kearah panjang dengan memotong serat-serat kayu. Selain dari jenis macam-macam penggerek kayu terdapat pula berbagai jenis penggerek untuk besi/logam
2.3.7
Alat - alat penunjang lainnya a.
Palu atau martil besi
Alat ini berfungsi untuk memukul benda keras, dapat juga digunakan untuk mencabut paku dan lain sebagainya b.
Tang atau kakak tua
Alat ini berfungsi untuk mencabut paku dan memotong logam ( kawat, paku, kabel, dan lain sebagainya ). Seluruh bagian terbuat dari baja, yang terdiri dari dua buah tongkat, sebuah engsel yang menghubungkan dua gigi menjadi mulut mengatup, dan giginya disepuh dan ditajamkan. c.
Palu kayu ( mallet )
Alat ini berfungsi untuk memukul pahat, untuk perakitan dan pembokaran kontruksi kayu dan penyetelan pasak-pasak stop ( penahan ) pada bangku kerja d.
Obeng 18
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
Alat ini berfungsi untuk memutar paku, skrup baik yang ada pada alat ketam ataupun yang ada pada alat lainnya. Obeng berguna sekali dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ada obeng maka akan sulit mengoperasikan alat kerja.
e.
Penjepit / klem
Terdiri dari penjepit bentuk huruf f dan c. Alat ini berfungsi merapatkan penyetelan sambungan pengepres lapisan, dan juga sebagai penjepit kayu.
2.4
Peralatan Kerja Kayu dengan menggunakan alat - alat Mesin 2.4.1 Peralatan Tangan Mesin Kerja Kayu a.
Bor Listrik
Alat ini digunakan untuk membuat lubang penyekrupan atau pemakuan lubang untuk petak dan membuat lubang lainnya. Mesin ini terdiri dari motor penggerak mata bor dan tombol untuk menjalankannya. b.
Jig Saw
Alat ini digunakan menggergaji kayu atau papan lapis dengan ketebalan tidak lebih dari 3 cm. Posisi penggergajian tegak lurus atau miring, bentuk lurus atau lengkung dan dilengkapi berbagi jenis pisau gergaji. Mesin ini terdiri dari motor penggerak dengan tenaga listrik berupa gerakan naik turun.
c.
Gergaji Bundar
Alat ini digunakan untuk menggergaji kayu tegak lurus atau miring dalam bentuk miring. Ketelitian tergantung gerakan tangan saat menggunakan alat tersebut. Alat ini juga terdapat motor penggerak yang mengerakan mata gergaji bundar. d.
Mesin Amplas
19 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
Berfungsi menghaluskan permukaan kayu atau papan setelah diketam halus.Papan amplasnya ada yang halus dan ada yang kasar. e.
Mesin Router
Alat ini digunakan untuk membuat profile pada benda kerja agar tampak tidak kaku dan lebih artistik
2.4.2
Peralatan Permanen Mesin Kerja kayu Tujuan : 1.
Mahasiswa mengetahui peralatan sesuai dengan fungsi kerjanya
2.
Mahasiawa dapat mengenal alat-alat yang sesuai dengan kegunaannya
pada pekembangan kerja kayu. 3.
Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat dengan baik dan benar.
Keselamatan kerja secara umum untuk semua mesin kayu : 1.
Periksa aliran listrik dan pastikan semua bagian mesin seperti mur,
spidal, pisau, gurdi, pisau girik, atau gergaji pelindung cincin, dan sebagainya, terpasang dengan kuat dan tepat sebelum menggunakan mesin. 2.
Pastikan bahwa alat pemotong yang dipakai tajam dan terpasang dengan
baik. 3.
Laksanakan penyetelan apapun pada mesin yang tidak dijalankan,
jangan sekali-kali melakukan penyetelan pada mesin yang sedang diberjalan. 4.
Pastikan bahwa alat pengaman terpasang dengan baik.
5.
Sebelum mesin dijalankan, periksa bahwa tidak ada orang yang
melakukan penyetelan atau perbaikan. 6.
Hidupkan mesin dan pilih kecepatan yang baik menurut pekerjaan yang
harus diselesikan. 7.
Bekerjalah menurut lembaran keselamatan kerja.
8.
Apabila terjadi kelainan pada mesin, segera matikan. 20
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
9.
Setelah selesai memakai mesin, matikan motornya dan tinggalkan
mesinnya hanya apabila pemutarannya. 10.
Gunakan perlengkapan pekerjaan seperlunya
11.
Konsentrasi pikiran pada pekerjaan.
12.
Hindari daerah berbahaya dari potongan kayu atau kotoran minyak.
13.
Jangan sekali-kali meninggalkan mesin yang sdang berjalan karena
dapat mengakibatkan orang lain dapat memegangnya tnpa mengetahui akibatnya. 14.
Sebelum menggunakan mesin apakah mesin sudah diamankan.
15.
Usahakan waktu penyetelan dan menghidupkan mesin.
16.
Jika akan mengganti pisau mesin matikan terlebih dahulu.
Adapun mesin-mesin tersebut adalah: a. Radial Arm Saw ( Mesin Gergaji Bundar Berlengan ) Kegunaan pokok : •
Memotong tegak ataupun miring
•
Kegunaan lainya :
•
Membuat alur, coakan, sponing, purus.
•
Membelah
•
Memotong miring berganda.
•
Pada mesin ini ada tiga buah skala penyetelan :
•
Pada rangka motor menetukan kedudujkan daun gergaji.
•
Pada lengan menetukan jarak pemotongan.
•
Pada tiang menetukan kedudukan terhadap pengantar.
b. Circular Saw ( Mesin Gergaji Bundar ) Kegunaan pokok : • Memotong kayu ( cross cuttting ) • Membelah kayu ( ripping) • Menggiris kayu ( resawing ) Kegunaan lainnya : •
Membuat sponing; alur; coakan bukit,persegi, dan cekung.
•
Membuat purus
•
Membuat tirus 21
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
•
Memotong miring berganda
Kontruksi terdiri dari : •
Rangka badan
•
Meja
•
Motor dan sumbunya
•
Perlengkapan
•
Penghantar pembelah ( Fence )
•
Penghantar pemotong ( Miter guard )
•
Tudung pengaman ( Sefety guard )
•
Penghantar pembuat purus ( Tenon jig )
Ukuran : Ditentukan dengan maximun garis tengah daun gergaji yang dapat di pasang. Kecepatan tergantung dari garis tengah daun gergaji : •
3300 rpm untuk diameter 250 mm
•
3300 rpm untuk diameter 300 mm
•
2400 rpm untuk diameter 350 mm
Jenis / type : •
Gergaji dengan As yang dapat dimirigkan.
•
Meja yang dapat dimiringkan.
Macam – macam daun gergaji bundar : Daun gergaji pembelah untuk membelah. Daun gergaji potong untuk memotong. Daun gergaji kombinasi untuk memotong dan membelah. Daun gergaji dado terdiri dari dua lembar daun gergaji luar dan beberapa pisau keruk untuk dado, alur, sponing, dan purus. Molding head untuk membuat profil / coakan pada permukaan kayu. c. Mesin Ketam Perata ( Surface Planner ) Kegunaan pokok : •
Mengetam rata dan lurus permukaan kayu. 22
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
•
Mengetam rata dan lurus siku-siku sisi tebal kau .
•
Membuat sponing.
Kegunaan lain : •
Mengetam miring.
•
Mengetam sponing, tirus, coakan.
•
Mengetam kepala kayu.
•
Konstruksi terdiri dari :
•
Rangka badan
•
Meja muka dan belakang
•
Sumbu ketam
•
Motor
Perlengkapan : •
Pengantar
•
Pegatur naik turun
•
Tudung pengaman
Ukuran : Ditentukan oleh panjang sumbu ketam ( umumnya 9 mm ), putaran antara 3500 rpm – 5000 rpm. Jenis / type : •
Mesin ketam perata tunggal.
•
Mesin ketamperata kombinasi.
d.
Mesin Ketam Penebal (Thinesser Planner)
Kegunaan pokok : Untuk penyelesaian pengetaman yang telah diketam pada mesin ketam perata, menentukan sama tebal, halus dan rata pada permukaan 3 dan 4. Konstruksi terdiri dari : •
Rangka badan dan motor 23
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
•
Meja yang dapat diukut naik turun
•
Sumbu pisau ketam dan batang pengetam
•
Rol penggerek dan anti tendangan balik
Perlengkapan : •
Tudung / tutup pengaman pengarah serbuk
•
Pengatur naik turunmeja tidak otomatis
•
Penghubung otomtis naik turun
•
Skala pemakan pengetaman
•
Alat pengasah pisau
Ukuran : Maksimum lebar kayu sama dengan lebar meja yang boleh diketam dan minimum panjang kayu ialah jarak antara as ke as roll pada meja. Adapun minimum kayu yang boleh diketam sama dengan profil meja ditambah 5 mm.
Menyetel perlengkapan mesin ketam : Pemecah total ( cheaps breaker ) dan penekan kayu harus sama tinggi dengan putaran pisau. Rol penggerak bergigi harus lebih rendah 0,8 - 1,5 mm dari putaran pisau Rol penarik belakang harus lebih dari 0,8 mm – 1,6 mm. e. Mesin Bor Tekan (Hallow Chisel Mortiser) Kegunaan : •
Membuat lubang bulat
•
Membuat lubang persegi dengan perlengkapan khusus
•
Mengamplas
•
Menggerinda
•
Mengerjakan profil pada pinggiran kayu
Konstruksi terdiri dari : •
Tiang dari baja
•
Meja sebagai alas tempat duduk 24
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
•
Meja untuk meletakan kayu pekerjaan
•
Motor
Perlengkapan : •
Bermacam-macam sumbu bor untuk disesuaikan dengan jenis
pekerjaan. •
Mata bor serta kunci pemegangnya.
•
Perlengkapan kunci persegi.
Ukuran : Ketentuan ukuran pada mesin bor ialah jarak dari tiang terhadap titik pusat bor kali dua untuk yang mempunyai meja tak berprofil. Sedang untuk yang berprofil jarak antara sisi profil terhadap pusat mata bornya dua kali. Umumnya jarak ini antara 250 sampai 400 mm dan kecepatan putaran 600 sampai 5000 rpm.
2.5
Finishing Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan penentu dalam hal penampilan dari suatu produk pada suatu kegiatan produksi., karena pekerjaan finishing ini bisa meningkatkan nilai dari suatu produk baik dari segi materialnya maupun nilai estetika. Adapun fungsi dari finishing adalah: a.
Memperindah produk kerja kayu
b.
Membuat kayu lebih awet dan tahan lama
c.
Melindngi kayu dari kerusakan akibat gangguan dari luar secara alami
Dalam melakukan finishing ini perlu diketahui jenis jenis finishing yaitu : a.
Finishing dengan cat minyak
b.
Finishing dengan politur
c.
Finishing dengan melamic
Untuk mendapatkan hasil finishing yang berkualitas perlulah diperhatikan tahapantahapan finishing secara umum. Tapi sebelum melakukan finishing perlu dipehatikan halhal yang berkaitan dengan finishing yaitu: a.
Kondisi kayu/ sub struktur kayu yang akan difinishingdan reaksinya
terhadap bahan yang akan digunakan untuk finishing tersebut 25 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
b.
Pengetahuan tentang bahan-bahan finishing yang akan digunakan
sehingga tidak akan terjadi kesalahan dalam pencampuran dan dalam penggunaan c.
Sistem/proses/tahapan penggunaan bahan finishing sehingga tidak akan
terjadi penempatan lapisan yang salah d.
Aplikasi bahan-bahan finishing pada bahan yang akan difinishing harus
dipilih cara yang baik dan memungkinkan (dengan cara dikuas, dispon, disemprot, diskrap, atau kombinasi) e.
Kondisi operasional yaitu cuaca,arah angin, tempat finishing, tempat
pengeringan, peralatan yang dipakai dan lainnya f.
Kondisi penempatan yaitu benda kerja yang difinishing akan ditempatkan,
misalnya diarea terbuka atau dalam ruangan. Setelah 6 hal diatas dipenuhi barulah proses finishing bisa dilaksanakan . Adapun tahapannya secara umum yaitu: a.
Pekerjaan persiapan permukaan kayu
b.
Pekerjaan pengisiaan pori-pori
c.
Pekerjaan pewarnaan
d.
Pekerjaan pelapisan dasar
e.
Pekerjaan pelapisan antarmedia
f.
Pekerjaan pelapisan akhir
g.
Pekerjaan penyempurnaan/pemolesan permukaan
26 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
BAB III
URAIAN KERJA
Job
:1
Judul : Membuat Kusen Pintu/Jendela I.
Tujuan 1. Memahami dan menjelaskan fungsi, bagian, cara pengoperrasian maupun perawatannya berikut aturan keselamatan kerja dari mesin-mesin kerja kayu dengan benar untuk mesin gergaji bundar berlengan, mesin gergaji budar, mesin ketam perata, mesin ketam penebal, mesin pahat, mesin moulder serta mesin hand router. 2. Menyetel untuk membuat bentuk-bentuk tertentu untuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut. 3. Menyebutkan serta menjelaskan fungsi utama berikut bagian-bagian dari kusen pintu dan jendela pada suatu bangunan dengan benar. 4. Membuat bagian kusen pintu dan jendela sesuai dengan gambar dengan tahapan yang benar dan hasil yang baik.
II. Instruksi umum 1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek. 2. Pakailah selalu alat-alat pelindung diri sesuia dengan kondisi pekerjaan. 3. Pastikan peralatan yang akan digunakan selalu dalam keadaan baik dan siap pakai. 4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan dipastikan bebas dari benda yang akan mengganggu salam proses pengerjaan. III. Peralatan Yang Digunakan 1. Mesin gergaji bundar berlengan (circular arm saw). 2. Mesin gergaji bundar (circular saw) 3. Mesin ketam perata 27 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
4. Mesin ketam penebal 5. Mesin pahar 6. Mesin moulder 7. Mesin router 8. Meteran 9. Siku-siku 10. Pensil 11. Palu kayu 12. Paku besi 13. Pahat pukul 14. Pahat tusuk 15. Gergaji punggung 16. Ketam block 17. Kem penjepit IV. Bahan Yang Digunakan 1. Kayu kulim ukuran 7/13 x 400 cm 2. Kayu meranti ukuran 3/25 x 400 cm 3. Paku ukuran 1,5’’ dan 4’’ V. Langkah Kerja 1. Hitung kebutuhan bahan dan rencanakan bentuk pemotongan sehingga sedikit mungkin bahan yang tersisa/ terbuang. 2. Siapkan bahan yang akan digunakan, pilih ukuran dan kondisi bahan yang sesuai. 3. Siapkan peralatan yang akan digunakan, kontrol kondisi perlatan agar siap digunakan. 4. Potong bahan sesuai dengan rencana pemotongan (pemotongan kasar adalah ukuran bersih ditambah 1-2 cm) dengan menggunakan mesin gergaji bundar berlengan. 5. Ketam kedua sisi tebal dan lebar kayu hingga lurus, rata dan siku tipis-tipis saja dengan menggunakan ketam perata. 6. Ketam sisi tebal dan lebar lainnya dengan menggunakan mesin ketam penebal dengan ketebalan ketaman 2 mm hingga mencapai ukuran yang dikehendaki. 7. Lukis benda kerja tersebut sesuia dengan bentuk masing-masing dan diberi tanda supaya tidak tertukar atau salah dalam pemotongan. 8. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan : 28 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
9. Membentuk purus/ pen dengan mesin gergaji bundar berlengan 10. Membuat lubang persegi dengan mesin pahat 11. Membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar berlengan 12. Membuat sponing dengan menggunakan mesin gergaji bundar 13. Membuat alur kapur dengan menggunakan mesin gergaji bundar 14. Membuat tirus telinga dengan menggunakan mesin gergaji bundar berlengan 15. Membuat profil sudut kayu dengan menggunakan mesin moulder 16. Menyetel tiap sambungan dengan teliti dan hati-hati (harus siku, rata, rapat dan rapi). 17. Jika tidak tepat dalam memasangnya maka harus dibetulkan dahulu dengan teliti dengan menggunakan peralatan manual. 18. Rakit semua komponen yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuat dengan paku. Perhatikan semua sambungan harus rapi, rapat serta siku. 19. Amplas hingga halus dan periksalah hasil kerja anda kepada instruktur.
Job
:2
Judul : Membuat perabot (Furniture) Meja Segi Tiga Sama Sisi 12 Unit I.
Tujuan Setelah menyelesaikan kegiatan praktek pembuatan daun pintu panel. Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami dan mengetahui dasar - dasar pertimbangan menentukan dimensi daun pintu dengan benar 2. Memahami dan mengetahui ketentuan sambungan daun pintu ( sambungan antara ambang atas dengan tiang, ambang tengah dengan tiang serta sambungan antara ambang bawah dengan tiang ) dengan benar. 3. Menyetel dan mengoperasikan peralatan mesin – mesin kerja kayu sesuai bentuk pekerjaan tertentu dengan benar. 4. Memahami dan menjelaskan aturan keselamatan kerja untuk tiap - tiap mesin kerja kayu dengan benar. 5. Membuat bagian kotak kunci sesuai dengan gambar dengan tahapan yang benar dan
hasil yang baik 29 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
II. Instruksi umum 1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek 2. Pastikan peralatan yang akan digunakan selalu dalam keadaan baik dan siap pakai 3. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan menggagu dalam proses pengerjaan 4. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan 5. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan mesin dan hal-hal lain yang perlu / penting
III. Peralatan Yang Digunakan 1. Mesin gergaji bundar berlengan 2. Mesin ketam perata 3. Mesin ketam penebal 4. Mesin pahat 5. Mesin bor 6. Mesin amplas 7. Palu kayu 8. Klam penjepit 9. Meteran,siku,pensil,perusut 10. IV. Bahan Yang Digunakan 1. Papan 3/25 400 cm = 6 keping 2.
30 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
V. Langkah Kerja 1. Hitung kebutuhan bahan dan rencanakan bentuk pemotongan sehingga sedikit mungkin bahan yang tersisa / terbuang 2. Siapkan bahan dan peralatan yang akan dipergunakan 3. Potong bahan sesuai dengan rencana pemotongan ( pemotongan kasar adalah ukuran bersih ditambah 1 - 2 cm ), dengan mesin gegaji bundar berlengan 4. Ketam sisi tebal kayu hingga lurus, dengan mesin ketam perata 5. Belah kayu yang sudah diketam lurus sesuai ukuran jadi ditambah 3 mm,dengan mesin gergaji bundar 6. Ketam kedua sisi tebal dan lebar kayu hingga lurus dan siku tipis-tipis saja dengan menggunakan mesin ketam perata 7. Ketam sisi tebal dan lebar lainnya dengan mesin ketam penebal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki 8. Potong ukuran jadi sesuai dengan gambar kerja dengan teliti dan benar jangan lupa beri tanda supaya tidak salah 9. Lukis benda kerja tersebut sesuai dengan bentuk masing-masing 10. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan ☻ membuat purus/pen dengan mesin gergaji bundar / mesin gergaji bundar berlengan ☻ membuat lobang persegi dengan mesin pahat ☻ membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar berlengan ☻ membuat profil tepi dengan mesin moulder atau router ☻ membuat alur dengan mesin gergaji bundar ☻ membuat tirus panel dengan mesin gergaji bundar 11. Stel tiap sambungan dengan teliti dan hati-hati (harus siku,rata,rapat dan rapi). 12. Jika ada yang kurang tepat dibetulkan dahulu dengan teliti 13. Rakit komponen daun pintu panel yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuan dengan lem kayu dan dipasak.Perhatikan semua sambungan harus rapat,rapi,serta siku dan keadaan pintu tidak baling atau melintir. 14. Amplas hingga halus dan periksakanlah ke instruktur hasil kerja anda. 31 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL
201 2
Praktek kerja kayu II
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan - Mengetahui dan dapat menggunakan peralatan kerja baik tangan maupun mesin dengan baik dan benar. - Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan benda kerja kayu. - Ketelitian, konsentrasi, dan keselamatan harus bener-benar diperhatikanuntuk mencapai hasil yang maksimal. - Dalam menggunakan mesin, hasil yang didapat lebih baik dan lebih efisien. - Dalam melayani mesin kerja kayu tidak boleh lepas dari ketelitin dan kedisiplinan dalam melaksanaan pekerjaan. 4.2 Saran - Hendaknya dalam bekerja kita harus mengutamakan keselamatan kerja. - Ikutilah prosedur yang telah ditentukan. - Kerjakan pekerjaan sesuai dengan intruksi dari instruktur. - Didalam bekerja tidak perlu cepat selesai, tetapi kita mengerjkannya dengan baik, rapi ,teliti serta sesuai dengan langkah-langkah kerja yang ditentukan - Dalam melaksanakan praktek kerja kayu jangan ragu-ragu bertanya kepada instruktur. - Jalankan disiplin waktu yang telah ditentukan di bengkel.
32 POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA /JURUSAN TEKNIK SIPIL