BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi komunikasi, media massa pun terbagi menjadi media cetak dan media elektronik. Yang termasuk dalam media cetak adalah koran atau surat kabar, tabloid, majalah, buku, newsletter, dan buletin. Sedangkan yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, termasuk internet. Media
massa
memiliki
peran
strategis,
media
mengangkat
dan
menggambarkan peristiwa ke publik. Kemampuan media massa juga mampu mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku khalayak. Media juga memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik, sebagai kontrol sosial akan kinerja pemerintah dan lembaga negara, membuat kedudukan media semakin penting didalam kehidupan manusia, baik secara individual dalam memenuhi kebutuhan informasi, maupun secara sosial dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara (Zaenuddin, 2011:10). Pesan yang disampaikan media massa sifatnya umum, karena ditujukan kepada khalayak. Erat kaitannya media massa dengan khalayak. Hal ini dikarenakan khalayak yang konsumtif akan informasi yang dapat menunjang kebutuhannya. Kebutuhan khalayak akan informasi, dimanfaatkan oleh berbagai media massa dalam perannya dalam menyampaikan berita. Untuk mencukupi kebutuhannya ini, media massa dituntut untuk selalu menyampaikan informasi yang hangat, orisinil, dan sesuai dengan peristiwa yang terjadi dilapangan. Maksudnya supaya masyarakat dapat memberikan opininya sesuai dengan informasi yang jelas. Dengan khalayak yang sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu tentang suatu kejadian yang ada disekitarnya, maka media massa mampu menjangkau khalayaknya dimana saja. Media massa dapat membantu dalam menambah pengetahuan, mengubah perilaku, dan mampu mengubah opini khalayak dengan maksud tertentu.
1
Saluran media massa dapat berupa media elektronik (tv, radio, film, CD) dan media cetak (majalah, surat kabar, tabloid). Menurut Zaenuddin (2011:3), media cetak dari segi format atau ukurannya dapat dibagi berbagai segi. Pertama, format broadsheet, yakni media cetak berukuran surat kabar umum. Kedua, format tabloid, yakni media yang ukurannya setengah dari format broadsheet. Ketiga, format majalah, yakni setengah dari ukuran tabloid. Format broadsheet adalah yang kita sebut sekarang dengan surat kabar, merupakan media cetak yang didalamnya terdapat rubrik-rubrik berisi berita ekonomi, sosial, politik, kriminal, asusila, olahraga, selebritis dan gaya hidup. Media cetak, memiliki peran penting dalam menyediakan informasi kepada khalayak luas berupa peristiwa atau realitas yang terjadi di masyarakat. Informasi tersebut dikemas dengan sedemikian rupa menggunakan kalimat tertentu yang dapat menarik minat pembaca. Dalam memenuhi tuntutan kebutuhan informasi khalayak yang berkualitas, harus memiliki prinsip mengutamakan kepentingan masyarakat. Salah satunya adalah dengan memilih dan menggunakan kata atau bahasa yang tepat, yang dengan mudah dapat dimengerti oleh pembaca. Selain itu dengan kata atau bahasa yang tepat akan memberikan tekanan makna pada pesan yang akan disampaikan. Majalah merupakan salah satu jenis media massa cetak. Majalah dapat menyampaikan informasi yang sesuai dengan tujuan penerbitan. Majalah juga memiliki segmentasi sendiri. Dengan berbagai rubrik yang tersedia di majalah, dapat memfokuskan pembaca dalam memilih informasi. Rubrik yang tersedia di majalah umumnya adalah seputar ekonomi, bisnis, budaya, sosial, politik, gaya hidup dan hiburan. Terdapat berbagai jenis majalah, diantaranya majalah wanita, majalah musik, majalah remaja, majalah investigasi. Salah satu majalah i11nvestigasi yang ada di Indonesia adalah majalah Tempo. Majalah Tempo terbit setiap seminggu sekali, yang umumnya meliput berita dan politik. Majalah Tempo konsisten mengungkapkan fakta dibalik berita melalui liputan investigasi. Berbagai liputan mendalam disusun untuk menyajikan informasi yang terpercaya.
2
Majalah Tempo menyajikan ringkasan berita sesuai dengan kategori, seperti nasional, bisnis, politik, ekonomi, budaya. Majalah Tempo merupakan majalah investigasi yang membahas permasalahan hingga pokok permasalahannya. Terit seminggu sekali, yaitu setiap hari senin. Selain itu, majalah Tempo memiliki integritas yang tinggi dan netral. Tempo memberitakan sesuai dengan fakta yang ada. Meskipun dalam sejarah Tempo mengalami krisis yang sangat merugikan, namun Tempo terus bangkit dan menjadi Majalah yang mementingkan kualitas, bukan komersialisasi. Menurut Goenawan Mohamad, selaku salah satu pendiri Tempo, informasi bukan hanya data yang masuk, tetapi juga data yang membuat kita tercerahkan. Pada awal kemunculan majalah Tempo ini, banyak pihak yang meragukan. Dalam hal ini majalah Tempo mampu menepis keraguan. Kemajuan penjualan Tempo meningkat pesat. Pada tahun ke sepuluh, penjualan majalah Tempo mencapai 100.000 eksemplar. Sampai sekarang oplah majalah Tempo mencapai 120.000 eksemplar dengan jumlah pembaca lebih dari 1.200. Dengan tiga tahapan sirkulasi, yaitu dengan cara berlangganan, eceran, dan korporat (perusahaan). Majalah Tempo mengedepankan peliputan berita yang jujur dan berimbang. Dengan frekuensi terbit seminggu sekali majalah Tempo memiliki rubrik laporan utama. Laporan utama ini berisi berita-berita hangat yang terjadi selama satu bulan. Pada majalah Tempo, laporan utama mempunyai ulasan berita yang lugas, tegas dan mudah dipahami. Dengan membaca rubrik laporan utama majalah Tempo, pembaca dapat mengetahui masalah dan tindakan yang akan diambil oleh majalah Tempo dalam mengatasi suatu masalah. Dalam membuat laporan utama, majalah Tempo selalu membahas suatu peristiwa yang aktual. Untuk menarik perhatian pembacanya, majalah Tempo memilih penulisan tema secara singkat dan jelas. Melalui tema tersebut, pembaca dapat secara langsung mengerti apa yang akan disampaikan oleh majalah Tempo. Pada edisi 23-29 Mei 2016, dalam laporan utama majalah Tempo merangkum pemberitaan megenai Reklamasi Teluk Jakarta. Pemberitaan reklamasi Teluk Jakarta ini memang sudah sangat kontroversi. Kegiatan reklamasi ini menjadi pro-kontra di masyarakat. Masyarakat yang menolak adanya kegiatan
3
reklamasi ini adalah masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, terutama nelayan. Mereka memiliki ketergantungan dalam mencari nafkah. Selain itu, dilihat dari dampak lingkungan, reklamasi ini juga dapat mengganggu ekosistem bawah laut. Ribuan jenis ikan akan punah, terumbu karang sebagai keseimbangan pantai akan hilang. Adapun pihak yang pro dalam kegiatan reklamasi Teluk Jakarta. Kegiatan reklamasi Teluk Jakarta ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Jakarta. Alasan lain, adalah sebagai bendungan untuk menahan kenaikan permukaan air laut dan akan memecah gelombang dan mengurangi resiko abrasi. Namun beberapa bulan terakhir ini pemberitaan reklamasi Teluk Jakarta semakit menguat. Ditambah dengan pemberitaan dugaan kasus suap yang dilakukan oleh PT Podomoro Land selaku pengembang dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Adanya kasus suap tersebut, menjadikan Tempo menelusuri lebih lanjut permasalahan ini. Dalam edisi 23-29 Mei 2016 majalah Tempo membahas masalah ini secara mendalam. Penelusuran ini dilakukan untuk mencari tahu kebenaran sesungguhnya. Agar informasi yang dismpaikan kepada publik tidak keliru dan publik dapat memberikan opininya sendiri. Berkaitan dengan pemberitaan reklamasi Teluk Jakarta di majalah Tempo, untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan media massa ketika menyeleksi isu dan menonjolkan aspek berita,
penulis menggunakan metode
analisis framing. Analisis framing merupakan metode analisis media, seperti halnya analisis isi dan analisis semiotika. Framing merupakan metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan pada aspek tertentu. Analisis framing digunakan untuk mengkaji pembingkaian realitas Pembingkaian tersebut merupakan proses konstruksi, yang berarti realitas dimaknai dan direkonstruksi dengan cara dan makna tertentu. Hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran khalayak. Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara
4
bercerita (story telling) media atas peristiwa. Ada dua esensi utama dari framing. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Berhubungan dengan bagian-bagian yang diliput dan bagian-bagian yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta ditulis. Berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat dan gambar untuk mendukung gagasan. Framing berkaitan dengan bagaimana realitas dibingkai dan disajikan kepada khalayak. Sebuah realitas bisa jadi dibingkai dan dimaknai secara berbeda oleh media. Pada dasarnya realitas tidak ditangkap dan ditulis, sebaliknya realitas di konstruksi. Media bukanlah saluran yang bebas. Media bukanlah seperti yang digambarkan, memberitakan apa adanya, cermin dari realitas. Seperti yang kita lihat media mengkonstruksi sedemikian realitas (Eriyanto, 2002:2). Analisis framing merupakan salah satu alternatif model analisis yang dapat mengungkapkan perbedaan media dalam mengungkapkan fakta. Analisis framing dipakai untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh media. Dengan demikian realitas sosial yang dipahami, dimaknai, dan dikonstruksi dengan bentukan dan makna tertentu. Elemen-elemen tersebut bukan hanya bagian dari teknis jurnalistik, melainkan menandkan bagaimana peristiwa dimaknai dan ditampilkan. Melalui analisis framing akan dapat diketahui siapa mengendalikan siapa, siapa lawan siapa, mana lawan mana kawan, mana patron mana klien, siapa diuntungkan siapa dan siapa dirugikan siapa. Analisis framing dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh media. Melalui teknik dan cara tertentu peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Bagaimana media memahami dan memaknai realitas, dan dengan cara apa realitas itu ditandakan, hal ini menjadi pusat perhatian dari analisis framing. Lebih sederhananya, digunakan untuk melihat bgaimana aspek tertentu ditonjolkan atau ditekankan oleh media. Dalam menganalisis pemberitaan reklamasi Teluk Jakarta, penulis memilih model analisis framing Robert N. Entman. Model analisis framing ini menitik beratkan pada seleksi isu dan penonjolan aspek. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang komplek dan beragam, aspek mana yang diseleksi untk ditampilkan. Dari proses ini, ada bagian berita yang dimasukan, ada juga berita yang dikeluarkan. Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan. Wartawan setidaknya memilih aspek tertentu dari suatu isu.
5
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana Majalah Tempo menyeleksi isu dan meonjolkan aspek pada pemberitaan Reklamasi Teluk Jakarta. Dengan menggunakan analisis framing Robert N. Entman, karena lebih menitik beratkan pada pemilihan isu dan penonjolan aspek, maka peneliti memilih judul “Analisis Framing Robert N. Entman atas Pembertitaan Reklamasi Teluk Jakarta di Majalah Tempo”.
1.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian yang ingin diangkat oleh penulis adalah bagaimana pembingkaian yang dilakukan oleh Majalah Tempo mengenai pemberitaan reklamasi Teluk Jakarta dalam model analisis framing Robert N. Entman yang dilihat dari dua dimensi yaitu seleksi isu dan penonjolan atau penekanan aspekaspek tertentu dari realitas/isu.
1.3 Pertanyaan Penelitian Ada beberapa pertanyaan inti dari penelitian ini, pertanyaan inti yang dimaksud adalah: 1. Bagaimana Majalah Tempo menyeleksi isu dalam pemberitaan mengenai reklamasi Teluk Jakarta? 2. Bagaimana penonjolan aspek yang ditampilkan oleh Majalah Tempo dalam pemberitaan mengenai reklamasi Teluk Jakarta?
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengatahui seleksi isu yang ditampilkan dalam pemberitaan Reklamasi Teluk Jakarta dalam Majalah Tempo. 2. Untuk
mengetahui
penonjolan
aspek
yang
ditampilkan
pemberitaan Reklamasi Teluk Jakarta dalam Majalah Tempo
6
dama
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Aspek Akademis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi bagi bidang ilmu komunikasi dalam meneliti media massa dengan menggunakan analisis framing, dan dapat menambah wawasan bagi penulis dalam menganalisis berita secara lebih derail. 1.5.2 Aspek Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi serta masukan bagi pihak media konvensional Majalah Tempo. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharpkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam meneliti analisi Framing. 3. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi di Telkom University.
1.6 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis dari awal sampai akhir adalah sebagai berikut: Mencari ide penelitian
Menentukan media yang akan di teliti Menentukan berita yang akan diteliti
Mencari metode analisis yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan
7
Mencari teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
Validasi Data
Analisis Berita
Hasil Akhir Sumber: olahan penulis
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dengan mencari berita tentang reklamasi Teluk Jakarta di Majalah Tempo. 1.7.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai dari Januari sampai Juli 2016. Dibawah ini merupakan tabel waktu penelitian, yaitu: Tabel 1.1 Tahapan Penelitian Kegiatan
Bulan Maret
April
Mei
Juni
Mencari Informasi Pengumpulan Berita Seleksi Berita Pengolahan
8
Juli
Agust
Sept
Data Desk Evaluation Seminar Proposal Bab 4 & 5 Sumber: Olahan Penulis
9