BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset dalam suatu organisasi atau perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan sumber daya yang mempunyai tingkat kemampuan dan keterampilan yang baik pula. Untuk itu perusahaan hendaknya dikelola secara professional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan karyawan agar dapat berkembang secara produktif Terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan suatu organisasi, salah satunya adalah semangat kerja para karyawan yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi pada organisasi tempat dimana para karyawan tersebut bekerja. Semangat kerja harus diketahui oleh pimpinan atau manajer perusahaan karena penting artinya bagi keberhasilan suatu usaha. Dikatakan penting bagi keberhasilan suatu usaha karena semangat kerja yang optimal harus didukung dengan motivasi karyawan untuk bekerja secara maksimal. Menurut Nitisemito (2002:427), semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat di harapkan lebih cepat dan lebih baik. Sedangkan menurut Tohardi (2002:427), semangat kerja adalah sikap individu maupun sikap kelompok yang dimiliki oleh para karyawan terhadap lingkungan kerjanya dalam suatu organisasi kerjanya
Universitas Sumatera Utara
seperti kesetiaan, kerja sama, ketaatan kepada kewajiban dan tugas-tugas organisasi dalam mengejar tujuan bersama. Semangat kerja merupakan pengaruh utama pada karyawan untuk membuat karyawan mencapai hasil yang lebih tinggi tanpa menjemukan. Semangat kerja yang tinggi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan, menurunkan tingkat absensi, perpindahan karyawan dapat dihindarkan, dan dapat menghindari keluhan dari karyawan. Peran manusia di dalam organisasi merupakan modal dasar dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari organisasi yang telah ditetapkan di mana semangat kerja karyawan sangat menentukan maju mundurnya suatu organisasi (Neely, 2009). Semangat kerja adalah keinginan, kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta iuntuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Richard (2009) menyatakan bahwa manusia memainkan sistem yang sangat penting dalam organisasi, maka dari itu mereka harus diberi pertimbangan sehingga dapat berkontribusi secara efektif dan efisien. Tohardi (2002), dan (Ari, dkk. 2013), mengungkapkan semangat kerja karyawan merupakan komponen penting dalam menentukan kemajuan perusahaan atau organisasi. Sejalan dengan usaha pencapaian tujuan, perusahaan perlu memperhatikan dan mengarahkan sumber daya manusianya dengan baik agar memiliki semangat kerja yang tinggi. Maka dari itu perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu hal apa yang dapat memotivasi dan mendorong semangat kerja karyawan (Nugraha, dkk. 2011). Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Hezberg (dalam Buchari Alma, 2003:68-69), mengatakan terdapat beberapa faktor
2 Universitas Sumatera Utara
yang dapat mempengaruhi timbulnya semangat dan kegairahan kerja. Pertama, faktor hygiene meliputi kebijaksanaan perusahaan, administrasi, supervisi, kondisi kerja, hubungan interpersonal, uang, status dan keamanan. Kedua yaitu faktor motivator yaitu prestasi, penghargaan, tantangan pekerjaan dan tanggung jawab. Faktor-faktor ini akan meningkatkan kegairahan kerja karyawan. Hal lain yang dapat mempengaruhi semangat kerja adalah komunikasi. Komunikasi merupakan suatu proses melalui individu dengan organisasi dan masyarakat dalam menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain (Ololube, 2010). Upadhyay dan Gupta (2012) menyatakan komunikasi memainkan peran utama dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan kepuasan kerja karyawan akan membuat karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi. Lingkungan kerja merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan potret realitas keadaan di dunia kerja yang terus berkembang, memberikan gambaran mengenai kehidupan karyawan melaksanakan pekerjaan dalam kerangka aturan dan peraturan perusahaan (Bhattacharya, 2012). Sowmya et al. (2011) menyatakan, jika pihak manajemen yang ingin menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, perlu memberikan perhatian pada penataan ruang kerja secara fisik. Sehingga nantinya dapat meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan. PT Artha Angkasa adalah PT yang bergerak di bidang perkebunan getah atau karet yang berdiri sejak tahun 2010. Kantor PT Artha Angkasa ini berlokasi di jl. Amd no. 52 kelurahan Bulian, kecamatan Bajenis kota Tebing Tinggi. Lokasi ini dipilih karena ditemukan masalah-masalah yang terkait dengan
3 Universitas Sumatera Utara
komunikasi, lingkungan kerja fisik dan semangat kerja. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan terdapat permasalahan yang berkaitan dengan komunikasi seperti karyawan yang salah menanggapi perintah atau maksud dari pimpinan yang juga disebut dengan miscommunication. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam bekerja, karena maksud dan perintah yang diberikan pipmpinan stidak sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh karyawan. Jika pekerjaan tidak sesuai maka pimpinan akan menegur karyawan tersebut, sehingga karyawan merasa disalahkan dan semangat bekerja karyawan dapat menurun. Tidak hanya terjadi kepada atasan dengan bawahan tetapi terjadi juga antara karyawan dengan karyawan. Jika dibiarkan maka dapat menimbulkan perselisihan antar karyawan, sehingga karyawan juga tidak bersemangat dalam bekerja. Permasalahan lain yang ada di komunikasi adalah agen yang menelpon ke kantor tanpa melihat jam istirahat kantor, dan itu mengganggu jam istirahat karyawan. Selain komunikasi, lingkungan kerja fisik pada PT Artha Angkasa juga terdapat beberapa masalah yang dapat menurunkan semangat karyawan dalam bekerja seperti, letak gudang penyimpanan getah yang berada satu lokasi dengan kantor, yang terletak dibelakang kantor. Dengan adanya gudang penyimpanan getah tersebut udara atau bau di sekitar kantor akan sangat menyengat, karena bau atau aroma dari getah atau karet ini tidak enak untuk dihirup. Hal ini dapat mengganggu karyawan dalam bekerja karena bau dari getah atau karet ini sampai masuk kedalam kantor. Permasalahan lainnya adalah jika listrik mati maka mesin genset akan dinyalakan, jika mesin genset dinyalakan suara dari mesin itu sangat
4 Universitas Sumatera Utara
bising dan mengganggu aktivitas karyawan dalam bekerja. Hal inilah yang dapat menurunkan semangat karyawan dalam bekerja. Tingkat absensi karyawan setiap bulan dan tiap tahunnya mengalami fluktuasi. Persentase karyawan setiap tahunnya mencapai diatas 3 persen. Hal ini berarti bahwa tingkat absen karyawan tergolong tinggi karena menurut Winaya (dalam Ardana, dkk. 2012:52), rata-rata tingkat absensi 2-3 persen perbulan masih dianggap baik jika di atas 3-10 persen dianggap tidak wajar. Jadi tingkat absensi pada perusahaan dikatakan tinggi, sehingga hal ini berhubungan dengan semangat kerja dari setiap karyawan yang menurun. Permasalahan yang terjadi berkaitan dengan semangat kerja yaitu komunikasi pada perusahaan yang kurang baik dan lingkungan kerja pada perusahaan kurang nyaman. Hal tersebut berpengaruh pada semangat kerja karyawan, sehingga sangatlah perlu diperhatikan agar semangat kerja karyawan meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: “Apakah Komunikasi dan Lingkungan Kerja Fisik Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi?”. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Komunikasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan PT Artha Angkasa Tebing Tinggi.
5 Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penulis berharap penelitian ini akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain: Bagi PT Artha Angkasa sebagai bahan masukan mengenai komunikasi dan lingkungan kerja fisik, apa yang harus diperbaiki guna meningkatkan semangat kerja karyawan. Bagi pembaca merupakan bahan informasi tentang pengaruh komunikasi dan lingkungan kerja fisik terhadap semangat kerja karyawan. Bagi peneliti sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah dan fakta di lapangan.
6 Universitas Sumatera Utara