BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, banyak perusahaan tidak tahan terhadap kondisi perekonomian yang belum stabil. Akibat inflasi yang terjadi cukup tinggi, perusahaan ini lebih memilih gulung tikar daripada menanggung kerugian yang lebih besar. Inflasi yang tinggi ini menyebabkan banyak laporan keuangan dimodifikasi oleh pihak manajemen dengan tujuan menghimpun dana dari para investor yang masih bertahan, dengan harapan suntikan dana tersebut mampu memperbaiki sektor finansial perusahaan. Pada kondisi seperti ini, para auditor harus melakukan tindak lanjut berupa pemeriksaan secara menyeluruh terhadap laporan keuangan suatu perusahaan karena opini para auditor publik merupakan satu-satunya kunci para investor untuk mengetahui kesehatan finansial dari perusahaan yang ingin diinvestasikan oleh investor. Auditor diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Weiss (2002) pada Widyantari (2011) menyatakan bahwa dari 228 perusahaan publik yang mengalami kebangkrutan, 96 diantaranya mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dari auditor tahun sebelum terjadinya kebangkrutan. Ini memperlihatkan bahwa independensi auditor cukup dibutuhkan dalam memeriksa laporan keuangan
perusahaan. Dari fakta yang ada ini, memunculkan pertanyaan bagaimana sebuah perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern berhenti beroperasi. Reputasi auditor cukup dipertaruhkan apabila opini yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Auditor seharusnya bisa lebih berani mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang ada, yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Opini audit terdiri dari 4 opini. Keempat opini tersebut harus menyertakan opini audit going concern dengan tujuan agar investor mengetahui bahwa perusahaan dapat bertahan dengan kondisi finansial yang ada dalam jangka waktu minimal 1 tahun. Opini Audit Going concern menjelaskan bagaimana suatu perusahaan mampu bertahan dari kondisi perekonomian yang diprediksikan di masa mendatang dengan menjalankan kegiatan operasionalnya seperti biasa dalam jangka panjang dan tidak ingin melikuidasi ataupun melakukan pengurangan skala usaha yang cukup material (PSAK revisi 2012). Mutcher (1985) pada Setyarno et al. (2006) menyatakan bahwa perusahaan yang skala usahanya kecil lebih beresiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan dengan skala usaha lebih besar. Hal ini terjadi karena auditor percaya bahwa perusahaan yang cukup besar skala usahanya mampu mengatasi masalah keuangannya. Perusahaan dengan skala usaha yang besar, memiliki aset yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas hutanghutang perusahaan. Pertumbuhan dari skala perusahaan juga memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan skala
perusahaan berbanding lurus dengan pertumbuhan penjualan dari suatu perusahaan. Apabila penjualan perusahaan meningkat setiap tahun, dapat diasumsikan bahwa skala perusahaan juga meningkat dan mengindikasikan perusahaan mampu bertahan dengan laju inflasi yang diprediksikan dimasa mendatang, karena peningkatan penjualan selalu diiringi dengan peningkatan jumlah keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Pemberian status going concern terhadap suatu perusahaan tidak mudah dilakukan karena mempertaruhkan reputasi dari auditor. Penghakiman yang dilakukan terhadap akuntan publik sangat sering terjadi dilihat dari kondisi sebenarnya perusahaan apakah sesuai dengan opini atau tidak. Secara langsung, ini membuktikan bahwa reputasi auditor sangat bergantung pada kondisi perusahaan dimasa mendatang sejak saat memberikan opini audit going concern. Basri (1998) dalam Fanny dan Saputra (2005) mengatakan bahwa secara de facto, 80% dari 300-an perusahaan go public sebenarnya sudah dapat dikategorikan bangkrut atau tidak bisa mendapat opini audit going concern. Hal ini terjadi karena dilihat dari struktur kondisi keuangan. Perusahaan tersebut sebenarnya memiliki lebih banyak hutang dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Meningkatnya jumlah hutang yang ada dibandingkan dengan total aset, dapat mengindikasikan adanya kesalahan dalam operasional perusahaan dan kinerja perusahaan perlu diawasi dan dijaga dimasa mendatang. Hal ini dapat mempengaruhi opini auditor tahun
berjalan
apabila
auditor
menggunakan
membandingkannya dengan ratio liability terhadap aset.
ratio
leverage
dan
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian Setyarno et al. (2006). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Periode penelitian Periode waktu yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah tahun 20002004, namun dalam penelitian ini periode waktunya diubah menjadi tahun 2008-2011. 2. Perhitungan variabel kondisi finansial perusahaan Pada penelitian sebelumnya, kondisi finansial perusahaan dihitung dengan menggunakan 4 metode yaitu The Zmijeski Model (1984), The Altman Model (1968), Revised Altman Model (1993), dan The Springate Model (1978). Namun dalam penelitian ini, perhitungan variabel kondisi finansial perusahaan menggunakan metode The Altman Model (1968) karena hasil yang diperoleh dari metode tersebut lebih akurat dibandingkan dengan metode yang lain. 3.
Teknik Pengambilan Sampel Pada penelitian sebelumnya, sampel perusahaan yang digunakan adalah perusahaan yang mengalami kerugian selama 2 periode berturut-turut. Sedangkan dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah perusahaan yang mengalami kerugian selama 2 periode tanpa melihat urutan tahun kerugian. Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dilakukan sebuah penelitian
dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, opini audit periode sebelumnya, dan kondisi finansial perusahaan terhadap opini audit going concern yang dituangkan dalam penelitian
yang
berjudul
“ANALISIS
PERTUMBUHAN
PENGARUH
PERUSAHAAN,
OPINI
KUALITAS AUDIT
AUDIT, PERIODE
SEBELUMNYA, DAN KONDISI FINANSIAL PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN”.
1.2
Batasan Masalah Penelitian ini fokus kepada pengaruh kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, opini audit periode sebelumnya, dan kondisi finansial perusahaan terhadap opini audit going concern. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2011 secara berturut-turut yang menerbitkan laporan keuangan yang telah telah diaudit.
1.3
Rumusan Masalah 1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern ? 2. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern ? 3. Apakah opini audit periode sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern ? 4. Apakah kondisi finansial perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern ?
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concern. 2. Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going concern. 3. Untuk menganalisis pengaruh dari opini audit periode sebelumnya terdapat opini audit going concern. 4. Untuk menganalisis pengaruh kondisi finansial perusahaan terhadap opini audit going concern.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi Bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi tambahan. 2. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam mengambil kebijakan
untuk
membuat
keputusan
investasi
bukan
hanya
mempertimbangkan faktor feeling, tetapi memperhatikan beberapa faktor seperti kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, opini audit periode sebelumnya, dan kondisi finansial perusahaan sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan investor.
1.6
Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang sistematis terhadap penelitian ini, maka sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan yang terakhir sistematika penulisan.
Bab II
Telaah Literatur Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berisi teori-teori dan menjadi landasan serta penunjang penelitian ini.
Bab III Metodologi Penelitian Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode yang penulis gunakan dalam penelitian, yaitu meliputi model analisis, definisi operasional variabel, skala pengukuran, jenis dan sumber data, instrumen dan metode pengumpulan data, populasi, unit analisis dan teknik analisis data.
Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang mencakup gambaran umum objek-objek penelitian, serta hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir dari laporan penelitian ini, yang berisi mengenai simpulan dan saran. Pada bagian simpulan, diuraikan mengenai jawaban atas batasan masalah serta tujuan penelitian seperti yang telah diuraikan di Bab 1. Pada bagian saran, diuraikan mengenai hal-hal apa saja atas sesuatu yang belum dilakukan dan layak untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.