1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita. Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami proses kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kehamilan dimulai dari proses pembuahan sampai terjadinya persalinan atau terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Kehamilan adalah kondisi yang menimbulkan perubahan fisik maupun
psikososial
seorang
wanita
karena
pertumbuhan
dan
perkembangan alat reproduksi dan janinnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kehamilan, dari dalam maupun dari luar yang dapat menimbulkan masalah, terutama bagi yang pertama kali hamil. Perubahan yang terjadi pada kehamilan akan berdampak pada aspek psikologi kehamilan. Upaya pemeliharaan kesehatan kehamilan tidak semata-mata di tujukan kepada aspek fisik saja, tetapi aspek psikososial juga perlu diperhatikan agar kehamilan dan persalinan berjalan lancar (Susanti, 2008). Selama masa kehamilan terjadi penambahan hormon estrogen sebanyak sembilan kali lipat dan progesteron sebanyak dua puluh kali lipat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
yang dihasilkan sepanjang siklus menstruasi normal (Munthe, 2000). Adanya perubahan hormonal ini menyebabkan emosi perempuan selama kehamilan cenderung berubah-ubah, sehingga tanpa ada sebab yang jelas seorang wanita hamil merasa sedih, mudah tersinggung, marah atau justru sebaliknya merasa sangat bahagia. Hal tersebut juga didukung hasil penelitian Darmayanti (2003) yang menunjukkan bahwa 80% ibu hamil mengalami rasa khawatir, waswas, gelisah, takut dan cemas dalam menghadapi kehamilannya. Perasaan – perasaan yang muncul antara lain berkaitan dengan keadaan janin yang dikandung, ketakutan dan kecemasan dalam menghadapi persalinannya, serta perubahan fisik dan psikis yang terjadi. Penyebab kecemasan pada masa kehamilan terutama pada kehamilan trimester ketiga dalam hal ini contohnya seperti rasa cemas dan takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan riil seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Pada saat yang sama, ibu hamil juga merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayinya dan permulaan dari fase baru dalam hidupnya. Perasaan cemas ibu hamil trimester ketiga dalam memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertamanya, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dukungan sosial untuk ibu hamil sangatlah penting. Menurut Suryaningsih (2007), dukungan sosial ini banyak diperoleh individu dari lingkungan sekitar, dalam hal ini lingkungan yang terdekat adalah pasangan. Sudah selayaknya pasangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
dan keluarga memberikan semangat dan perhatian kepada sang calon Ibu. Dengan begitu, ia bisa kuat secara mental untuk menghadapi segala hal di masa kehamilannya. Saat hamil juga merupakan saat sensitif bagi seorang wanita. Jadi, sebisa mungkin suami harus dapat menciptakan suasana yang mendukung perasaannya. Ini akan membuat calon ibu merasa nyaman, selain itu juga semakin mempererat hubungan antara suami, istri dan keluarga. Menemaninya ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan juga tak kalah penting. Ada baiknya suami juga membaca literatur tentang kehamilan dan bukan bersikap masa bodoh, yang akan menyebabkan munculnya perubahan emosi yang tidak menyenangkan pada sang calon ibu (Suryaningsih, 2007). Trimester ketiga kehamilan (29–40) minggu, merupakan kesiapan untuk menjelang kelahiran anak. Kebanyakan wanita hamil dalam tahap ini sering mengalami gangguan tidur, rasa sakit dipunggung, muncul varices, sering-sering buang air kecil, cairan vagina makin banyak. Pada tahapan ini, sering timbul konflik antara sensasi tubuh, perasaan bergantung dan kenyataan tanggung jawab untuk menerima peran sebagai ibu (Maulana, 2008). Tingginya rasa cemas wanita hamil trimester ketiga juga diungkapkan oleh Kartono (dalam Yulianti, 2004), bahwa pada setiap wanita apabila dirinya hamil pasti akan dihinggapi campuran perasaan yaitu rasa kuat dan berani menanggung segala beban dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
rasa tenang bahagia, harapan penuh kegembiraan dan rasa cemas, yang semuanya akan menjadi lebih intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya. Menurutnya yang menjadi penyebab ketakutan dan kegelisahan adalah takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan riil seperti ketakutan bayinya lahir cacat. Menurut Levinson (dalam Yulianti, 2004) pada trimester ketiga perubahan psikologis yang terjadi antara lain rasa cemas mengenai kelahiran, konsentrasi mengenai perubahan hubungan dengan pasangan dan teman, dan rasa cemas mengenai masalah keuangan. Pada saat yang sama, ia merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayinya dan permulaan dari fase baru dalam hidupnya. Menurut Mackonochie (dalam Ambarwati & Sintowati, 2004) perasaan cemas ibu dalam memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertamanya, tetapi juga pada kehamilankehamilan berikutnya. Walaupun mereka telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi persalinan tetapi rasa cemas tetap akan selalu ada. Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester ketiga, karena kehamilan tersebut akan semakin terasa ketika memasuki masa trimester ketiga (bulan ke 7, 8, 9) masa kehamilan. Pada masa trimester ketiga ini ibu hamil yang menunggu kelahiran anaknya dapat mengalami ketakutan-ketakutan apakah persalinannya tersebut akan berjalan dengan lancar dan apakah berjalan secara normal ataukah cesar dan kemungkinan dapat menimbulkan tekanan-tekanan yang dapat mengakibatkan ibu hamil trimester ketiga yang menunggu kelahiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
anaknya mengalami kecemasan. Pada kehamilan trimester ketiga, terjadi perubahan dan keluhan, diantaranya adalah sakit punggung, payudara keluar cairan, konstipasi, pernafasan, sering kencing, masalah tidur, varises, kontraksi perut, bengkak, kram kaki, dan peningkatan cairan vagina. Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun prosesnya fisiologis, tetapi pada umumnya menakutkan karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Proses persalinan yang semakin dekat kemungkinan dapat menyebabkan munculnya kecemasan pada ibu hamil trimester ketiga. Kecemasan tersebut muncul sebagai bentuk kekhawatiran individu akan berbagai kemungkinan buruk yang dapat terjadi selama proses kelahiran. Pentingnya dukungan sosial dalam masa kehamilan sang calon ibu ditunjukkan untuk supaya mengatasi tekanan psikologis pada masa sulit dan menekan. Suami yang memberikan dukungan yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan tentunya akan memberikan manfaat yang positif bagi ibu hamil, ibu hamil akan merasa nyaman, aman tentram dan tentunya akan termotivasi untuk menjaga kesehatan selama kehamilan. Dukungan sosial pada umumnya mendeskripsikan peran atau pengaruh serta bantuan orang lain, seperti dari suami. Keuntungan individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun mendatang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan memiliki efikasi diri yang tinggi serta mempertinggi keterampilan interpersonal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti keterkaitan antara dukungan sosial dengan kecamasan dalam menghadapi persalinan pada Ibu hamil trimester ketiga. Karena pada dasarnya kehamilan di trimester ketiga merupakan masa periode menunggu dan waspada sebab saat itu calon ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, menunggu tanda-tanda persalinan. Pada trimester ketiga biasanya calon ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan si calon ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan.
1.2
Rumusan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan
dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dan kecemasan dalam menghadapi persalinan pada Ibu hamil trimester ketiga.”
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ingin memperoleh gambaran atau deskripsi
mengenai hubungan antara dukungan sosial dan kecemasan pada wanita hamil trimester ketiga dalam menghadapi persalinan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis. Memberikan informasi hasil penelitian empirik kuantitatif studi deskriptif tentang hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dan kecemasan pada wanita hamil trimester ketiga dalam menghadapi persalinan, terutama pada bidang psikologi klinis dan psikologi kesehatan. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan dukungan sosial, kecemasan dan kehamilan.
2. Manfaat Praktis. Sebagai bahan masukan individu guna meminimalisasikan faktorfaktor yang dapat menyebabkan munculnya kecemasan dalam menghadapi persalinan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/