BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konteks Masalah Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, dalam hal ini adalah organisasi pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terciptanya efektivitas kerja maka pegawai akan berusaha mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Sebaliknya ketidakefektifan dalam bekerja akan berakibat buruk bagi keberhasilan organisasi, misalnya pegawai akan mudah putus asa bila mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai efektivitas kerja antara pimpinan dan bawahannya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah komunikasi yang diperankan oleh pimpinan organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi akan dapat terganggu jika terdapat suatu masalah yang menyangkut komunikasi, dan apabila terjadi masalah dalam komunikasi maka dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi organisasi tersebut. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam
1 Universitas Sumatera Utara
organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut.
Menurut Everett M. Rogers (dalam Suranto AW 2005 : 15) memberikan definisi bahwa : Komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat sesuatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya. Komunikasi memiliki peranan penting bagi organisasi karena komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pegawai terhadap tujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan. Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keraguraguan dan kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahanya. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi pimpinan untuk menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, melainkan juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik diantara pimpinan dengan pengawainya. Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan dan menerima informasi merupakan hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam komunikasi organisasi, aliran 2 Universitas Sumatera Utara
informasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan seluruh bagian yang ada di dalam organisasi. Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama pegawai. Suatu organisasi apapun bentuknya, baik pemerintah maupun swasta, akan membutuhkan pimpinan yang akan membawa organisasi mencapai tujuannya. Seorang pemimpin suatu institusi dalam menjalankan kepemimpinan tentu mempunyai pengalaman yang berbeda dengan bawahannya, maka seorang pimpinan sebagai komunikator dituntut harus mampu menggunakan kemampuan empati-nya, karena apabila komunikator mengetahui bagaimana perasaan komunikan dan merasakan apa yang dirasakan komunikan, maka pesan yang disampaikan dapat diterima dan komunikasi pun dapat berjalan dengan efektif. Namun apabila antara komunikator dan komunikan tidak bisa membangun suatu kesepahaman maka proses komunikasi yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Organisasi (Muhammad 2009 : 24) terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai karakteristik, sikap, nilai, budaya, kemampuan, dan keahlian yang berbeda-beda. Organisasi merupakan suatu sistem
karena organisasi terdiri dari
berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya mereka tidak bisa saling lepas karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, apabila satu bagian tergangu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain. Mereka saling tergantung satu sama lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Adanya saling ketergantungan diantara mereka diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang baik, dan ini dapat dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam organisasi. Komunikasi adalah alat untuk 3 Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kerjasama, kepercayaan, tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan. Melalui komunikasi, para anggota organisasi akan mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh organisasi dimana mereka bernaung, sebaliknya pimpinan organisasi juga akan mengerti dan memahami apa yang diharapkan para anggota organisasi sehingga mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya. Komunikasi sangat penting dalam mengendalikan tindakan anggota organisasi yang tidak sesuai dengan keinginan organisasi. Efektivitas seorang pemimpin sebagian besar terletak pada keahliannya dalam komunikasi. Instruksi kerja dapat dilaksanakan, motivasi dapat berlangsung, masalah dapat diselesaikan, apabila pemimpin dapat memberikan maksudnya kepada staf/pegawainya dan mengerti apa yang hendak staf/pegawai beritahukan kepada pemimpinnya. Dapat dipastikan bahwa seorang pemimpin yang memiliki tugas untuk melakukan koordinasi dengan orang banyak tentu harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh posisi pemimpin itu sendiri sebagai orang yang menyampaikan ide, gagasan, perintah, dan sebagainya kepada anggotanya. Menurut Joseph C. Rost (dalam Safaria 2004 : 3) Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan yang disampaikan oleh pimpinan selaku komunikator kepada para staf selaku komunikan adalah sebagai upaya untuk merubah pemikiran, 4 Universitas Sumatera Utara
sikap dan perilaku para staf agar mau melakukan pekerjaan organisasi sebagaimana mestinya melalui komunikasi yang diciptakan oleh pimpinan. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga yang disingkat dengan Disbudparpora adalah merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah yang berkepentingan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang handal di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Sibolga. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu SKPD di Kota Sibolga yang bertanggungjawab melaksanakan otonomi daerah, meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna dan berhasil, mewujudkan good governance dan pembangunan yang menjadi kewenangan di bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olaharaga serta berkewajiban untuk membuat laporan peyelenggaraan tugas sesuai dengan amanat peraturan perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya laporan tersebut digunakan oleh Walikota sebagai bahan evaluasi kinerja dan pembinaan lebih lanjut terhadap SKPD Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya harus sesuai berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 tahun 2008 tanggal 31 Mei 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, bahwa Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga dipimpin Kepala Dinas dan Kepala Dinas membawahi Sekretaris dan empat Kepala Bidang ditambah Kepala Seksi dan Kepala Sub–Bagian. Organisasi ini tentunya diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Dengan berkomunikasi, pegawai dan pimpinan dapat saling berhubungan satu 5 Universitas Sumatera Utara
sama lainnya dalam menjalankan tugas kerja, memberikan dorongan, partisipasi dan masukan informasi – informasi yang dianggap penting, serta berkomunikasi tanpa harus memandang waktu, tempat dan keadaan sehingga pegawai yang diberikan nasehat, arahan dapat menjalankan tugas yang terarah, tepat waktu dan sesuai harapan. Dari data pra riset yang penulis lakukan pada dinas Budparpora kota Sibolga, pola komunikasi kerja secara vertikal maupun horizontal sudah dibina dengan baik. Bentuk komunikasi vertikal yang terjadi di dinas tersebut adalah seperti pengarahan oleh Kepala Dinas pada waktu apel yang diadakan setiap hari, mengadakan rapat staf setiap sebulan sekali untuk evaluasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para pegawai, dan pemberian disposisi (Kepala dinas memberikan informasi kepada para pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu dan orang yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut) serta pemberian informasi baru kepada para pegawai yang ditempel pada papan pengumuman. Sedangkan bentuk komunikasi horizontal terlihat dengan adanya pertukaran informasi (sharing) dari para pegawai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kemudian jika ada prosedur dan kebijakan yang tidak sesuai dari atasan maka para pegawai bermusyawarah untuk memecahkan persoalan tersebut. Setiap orang yang terlibat didalam organisasi baik selaku pimpinan maupun para staf ketika melaksanankan tugas dan tanggung jawabnya tentu dengan tujuan agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis seperti yang telah disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan 6 Universitas Sumatera Utara
sendirinya akan tercipta dalam sebuah organisasi, karena apapun bentuk intruksi, informasi dari pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya, laporan dari bawahan ke pimpinan, dan antara sesama bawahan senanatiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Semua aktivitas kebanyakan dicakup dalam komunikasi, dimana komunikasi
merupakan
dasar
bagi
tindakan
dan
kerjasama.
Kelancaran
berkomunikasi yang terjadi di dalam organisasi antara staf dengan pimpinan maupun pimpinan dengan staf dan sesama staf sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan seorang pimpinan. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kemampuan komunikasi kepemimpinannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga.
1.2 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan
perumusan
masalah
sebagai
berikut:
“Bagaimanakah
peranan
komunikasi dalam kepemimpinan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga.”
1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 7 Universitas Sumatera Utara
1. Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan dan membahas bagaimana peranan komunikasi dalam kepemimpinan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 2. Subjek penelitian adalah pimpinan dan pegawai di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. 3. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif dimana peneliti mendeskripsikan atau merekonstruksikan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian tanpa menjelaskan hubungan antar variable atau menguji hipotesis. 4. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 hingga selesai.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan dan membahas bagaimana peranan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 2. Untuk mengetahui jaringan komunikasi yang berlangsung di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 3. Untuk mengetahui metode komunikasi yang dilakukan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 4. Untuk mengetahui hambatan komunikasi yang terjadi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga.
8 Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi/ sumbangan ilmiah khususnya di lingkungan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara teoritis, peneliti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dan menambah wawasan peneliti mengenai komunikasi dalam kepemimpinan suatu organisasi. 3. Secara praktis, informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
9 Universitas Sumatera Utara