BAB I PENDAHULUAN
1.1 JUDUL PERCOBAAN Persiapan Pekerjaan Mikrobiologi
1.2 PRINSIP PERCOBAAN 1. Berdasarkan mekanisme kerja pemakaian alat yang berhubungan dengan mata kuliah Mikrobiologi. 2. Berdasarkan nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme.
1.3 TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui dan mengenal alat-alat yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi. 2. Mengetahui teknik penyiapan serta penggunaan alat-alat praktikum Mikrobiologi. 3. Mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat-alat praktikum Mikrobiologi. 4. Mengetahui teknik atau cara sterilisasi alat-alat praktikum Mikrobiologi. 5. Mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biolgi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak termasuk sel sebab materi genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak memiliki kemampuan tumbuh secara mandiri. Istilah mikroba (disebut juga mikroorganisme, mikrobia, maupun jazad renik) bukan nama dari suatu kelompok organism seperti hewan dan tumbuhan, melainkan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu organisme yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop. Secara umum, mikroba merupakan organisme yang sangat sederhana. Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan mikroba bersel tunggal. Bahkan mikroba yang multiselluler pun tidak memiliki ukuran sel yang besar. Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknikteknik tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satyu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme. Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alatalat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur
(tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung. Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan. Penangas air untuk mencairkan medium, maknetik stirrer untuk mengaduk dan tabung durham untuk penelitian fermentasi. Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari micron yaitu kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Pembesaran yang dapat mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai 400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121°C (250°F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121°C.
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip. Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar. Pipet tetes (Pasteur Pippete), fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl atau NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dan lain-lain. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask) berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
Gelas ukur (Graduated Cylinder) berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. Tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar
resiko
kontaminasi.
Untuk
alasan
efisiensi,
media
yang
ditambahkan berkisar 5-12 ml tiap tabung. Jarum
inokulum
berfungsi
untuk
memindahkan
biakan
untuk
ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) : 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. • Pemanasan a.
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d.
Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf. • Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN
3.1 PROSEDUR PERCOBAAN 3.1.1 PENYIAPAN ALAT STERIL 1. Disiapkan alat-alat yang sudah bersih dan kering seperti yang tertera pada tabel berikut : No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Cawan petri
2
2.
Tabung reaksi
4
3.
Pipet ukur 15 mL / 25 mL
2
4.
Labu Erlenmeyer 250 mL
2
2. Bagian mulut tabung reaksi disumbat dengan gulungan kapas. Disatukan keempat tabung reaksi, kemudian diikat dengan tali sehingga tidak ada tabung yang lepas. 3. Bagian pipet yang akan dimasukkan dalam “ mulut “, disisipkan sedikit kapas dengan longgar, sehingga aliran masuk atau keluar cairan pipet terjadi dengan mudah. 4. Pipet dibungkus dengan kertas coklat sedemikian rupa ( dililit atau berputar ), sehingga kedua ujung pipet dijamin tidak kontak dengan udara. Ujung pipet yang akan masuk ke dalam “ mulut “ diberikan “ untaian “ untuk membedakan dengan ujung yang lain. Bagian ini yang boleh dibuka terlebih dahulu dan dipegang tangan. 5. Cawan petri dibungkus dengan kertas coklat seperti “ kado “ dengan arah kertas memanjang dengan jumlah genap ( 2, 4, 6, 8 ) setiap bungkusnya. Ujung kertas kemudian dilipat ke bawah, sehingga dijamin tidak ada kontak dengan udara. Setiap pekerjaan yang menggunakan cawan petri harus dibuat dua ulangan ( duplo ). 6. Bagian mulut labu Erlenmeyer ditutup dengan gulungan kapas yang telah dilapisi lagi dengan kain kasa, sehingga kapas tidak akan menempel pada
mulut labu Erlenmeyer yang tujuannya agar serat-serat dari kapas tidak menggangu dalam proses pertumbuhan mikroorganisme (dalam media pertumbuhan ). 7. Semua alat yang terlah dibungkus dapat disterilkan dalam oven dengan suhu 170⁰ C selama 2 jam atau dalam autoklaf dengan suhu 121⁰ C selama 15 menit.
3.1.2 PENYIAPAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME 1. Disiapkan media NA dan SDA, juga kertas timbang ( perkamen ) dan spatel sendok. 2. Ditimbang masing-masing media sesuai dengan aturan yang tertera pada etiket, menyangkut jumlah bahan yang perlu ditimbang dan cara pembuatannya. Misalnya : untuk media NA perlu ditimbang 30 gram untuk 1000 mL media. 3. Dihitung jumlah serbuk media yang perlu ditimbang untuk membuat media sebanyak 100 mL. Volume media yang dibuat maksimal mengisi ¾ volume wadah ( tidak penuh ). 4. Dimasukkan media yang telah ditimbang ke dalam labu Erlenmeyer ( bersih tetapi tidak perlu steril ), kemudian ditambahkan setengah bagian air yang diperlukan ( sekitar 50 mL ). Diaduk media sehingga tidak ada yang menggumpal, kemudia dipanaskan di atas api kecil. Pengadukan harus terus dilakukan sampai semua media terlarut sempurna. Air yang tersisa ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer sampai tepat 100 mL ( pengukuran tidak perlu sangan kuantitatif ). 5. Media
yang dibuat harus dipanaskan sampai mendidih
untuk
mengoptimalkan fungsi komponen agar-agar dalam media. Larutan yang telah jernih dan mendidih dalam labu Erlenmeyer segera disisihkan, kemudian wadah ditutup dengan gulungan kapas yang dilapisi dengan kasa. Larutan media siap untuk disterilisasi.
No.
Nama Bahan
Volume
Media Tegak
Media Miring
Media Datar
1.
Media NA
30 mL
1
1
1
2.
Media SDA
30 mL
1
1
1
3.1.3 STERILISASI ALAT DAN MEDIA PERTUMBUHAN 1. Autoklaf diisi dengan aquadest sampai batas yang telah ditentukan, kemudian dipasang saringan alat yang akan digunakan sebagai tempat alat gelas yang akan disterilkan. 2. Alat-alat gelas dan wadah media pertumbuhan dimasukkan ke dalam autoklaf, dikunci pengaman dengan benar, kemudian suhu dipasang pada suhu 121⁰ C. Waktu sterilisasi dihitung selama 15 menit setelah suhu yang diperlukan tercapai. 3. Setelah selesai sterilisasi, uap dikeluarkan sampai habis ( ditandai dengan skala nol ), kemudian kunci pengaman autoklaf dibuka dan alat gelas serta media dikeluarkan. 4. Media yang telah steril ini baru dapat dipakai setelah suhunya sekitar 45⁰ C. Bila media belum akan dipakai, dapat disimpan dalam lemari pendingin bila suhunya sudah sama dengan suhu kamar. 5. Alat steril yang masih “ berembun “, dimasukkan dulu dalam oven 70⁰ C selama 10 – 15 menit hingga semua air menguap, baru dapat dipergunakan dalam percobaan. Alat steril dapat disimpan selama maksimal 3 hari pada tempat kering. Alat harus disterilkan kembali bila telah disimpan lebih dari 3 hari.
3.1.4 MEDIA INOLULASI 1. Disiapkan beberapa alat steril dan suspensi isolat mikroorganisme dari air limbah berikut : isolat putih, kuning, jingga, abu-abu, yang lain bila ada. Bila terdapat beberapa koloni dengan warna yang sama, inokulasi dilakukan pada koloni berdasarkan perbedaan bentuk, tepi koloni, atau ciri lain yang spesifik.
2. Media pertumbuhan dituang ke dalam tabung reaksi setinggi 2 cm. Media tegak dibuat dengan cara langsung menyimpan tabung pada rak tabung. Media miring dibuat dengan cara menyimpan tabung dalam posisi kemiringan tertentu dan media akan menjadi keras atau beku. Tabung kesatu membentuk struktur tegak dan tabung kedua akan membentuk struktur miring. Media pelat dibuat dengan cara menuang 15 ml atau 20 ml media cair ke dalam cawan petri steril. Media yang sudah dingin akan padat atau beku dengan membentuk lempengan atau pelat.
3.2 HASIL PERCOBAAN 3.2.1 PENYIAPAN ALAT STERIL No
Nama Alat
Gambar
1
Cawan petri
Fungsi
Keterangan Setelah
di
Wadah
sterilisasi
menumbuhkan
dengan
mikroba pada autoklaf dan saat inokulasi.
dibalut kertas,
2
Tabung
Untuk
semua
reaksi
menyimpan
terlihat
media, cair
baik tetap bersih. maupun
agar.
3
Pipet Media
Untuk
dan
memindahkan
Pipet
ukur ml/10 ml
5
sedikitnya zat cair/larutan yang
alat
memerlukan ketelitian tinggi. 4
Erlenmeyer
Membuat
250 ml
medium, menyimpan medium
dan
mencampurkan zat. 5
Autoklaf
Untuk sterilisasi alat dan media.
6
Kawat ose
Menginokulasi mikroba yang akan dipindahkan ke medium lain.
7
Bunsen
Untuk sterilisasi jarum ose dan alat-alat
yang
terbuat
dari
logam.
3.2.2 MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
(media NA dan SDA yang telah disiapkan) -
Nutrient Agar (NA) Kondisi pada T0:
-
Sifat
: kuning
Warna
: jernih
Kejernihan
: cair
Sabouraud Dextrose Agar Kondisi pada T0 :
Sifat
: Kuning
Warna
: Jernih
Kejernihan
: Cair
3.3 Media Inokulasi (tegak, miring dan datar)
Media tegak, miring dan datar yang siap untuk inokulasi yang sudah berbentuk padat.
BAB IV PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan, diperoleh hasil bahwa syarat utama bekerja di bidang mikrobiologi adalah sterilitas, baik sterilitas diri maupun alat-alat yang akan digunakan. Sebelum dan sesudah praktikum dilakukan, kita menggunakan alkohol untuk mensterilkan tangan dan meja kerja. Sedangkan untuk alat-alat yang akan digunakan, cara mensterilkannya tergantung dari bahan dan jenis alat tersebut. Hal ini dikarenakan alat-alat tersebut mempunyai karakter dan perlakuan yang berbeda, serta mempunyai fungsi yang spesifik tergantung jenis alatnya. Alat yang terdapat di ruangan laboratorium seperti Cawan petri, Tabung reaksi, Pipet Media dan Pipet ukur 5 ml/10 ml, Erlenmeyer 250 ml, Autoklaf, Kawat ose, Bunsen. Ketika kita bekerja dalam pengkulturan, misalnya mengambil atau memindahkan mikroba, menuangkan media, kita harus melakukannya di dekat api bunsen. Hal ini bertujuan agar area sekitar kita bekerja bebas dari mikroba. Alatalat penting lainnya adalah autoklaf, hal yang perlu diperhatikan ketika alarm tanda selesai sudah berbunyi, jangan langsung membukanya. Akan tetapi tunggu hingga jarum tekanan menunjukkan angka 0. Dalam melakukan sutau pekerjaan yang berhubungan dengan mirobilogi kita dituntut untuk bisa mengerjakannya sendiri. Hal ini bertujuan selain untuk melatih skill kita dalam bidang mikrobiologi, tetapi juga untuk menghindari banyaknya kontaminan yang masuk ke dalam biakan.
BAB V KESIMPULAN Alat-alat
laboratorium
yang
biasanya
digunakan
dalam
bidang
mikrobiologi antara lain : Cawan petri, Tabung reaksi, Pipet Media dan Pipet ukur 5 ml/10 ml, Erlenmeyer 250 ml, Autoklaf, Kawat ose, Bunsen. Syarat utama keberhasilan kerja dalam laboratorium Mikrobiologi adalah sterilitas. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara mekanik, fisik, dan kimiawi : 1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik. 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. • Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf. • Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV 3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Djide, M. Natsir dan Sartini. 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar. Halaman 59. Makassar : Universitas Hasanuddin Entjang, Indah. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Halaman 2. Bandung : Hafsah. 2009. Mikrobiologi Umum. Halaman 1. Makassar : Syahruddin, Sartini, dan M. Natsir Djide. 2006. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Halaman 1. Makassar : Universitas Hasanuddin Pelczar, Michael J., Jr. dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Pengenalan
Alat
dan
Sterilisasi,
http://farmasiq.blogspot.com/feeds/com-
ments.default (01 Februari 2010). Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi, http://validator.w3.org/check/referer
(01
Februari 2010). Pengenalan Alat Mikrobiologi, http://www.blogger.com/blog-this. (01 Februari 2010). Pengenalan Alat Sterilisasi Mikrobiologi,http://noberanagbio.blogspot.com/ 2011/11/bab-i-pendahuluan.html ( 07 Oktober 2012)
LAMPIRAN
1. Bagaimanakah mekanisme kerja oven dan autoklaf sebagai sterilisator ? Jawab : Oven ( dalam praktikum Mikrobiologi ) adalah alat sterilisasi cara kering. Alat ini bekerja tanpa menggunakan pelarut apapun. Oven menggunakan aliran listrik untuk dapat menyala. Alat ini bekerja dalam sterilisasi umumnya selama 2 jam dalam suhu 170⁰ C. Alat yang akan disterilisasi pun tidak semuanya dapat dimasukkan dalam oven, hanya alat tertentu yang tahan terhadap pemanasan oven. Biasanya, alat yang tidak tahan pemanasan oven, disterilisasi dalam autoklaf. Kekurangan dari oven, yaitu dalam waktu pelaksanaannya yang cukup panjang, perlu waktu sekitar empat jam sampai alat siap dipakai, sehingga cara sterilisasi kering ini banyak ditinggalkan. Autoklaf adalah alat sterilisasi cara basah. Alat ini menggunakan pelarut, seperti aquadest untuk mendapatkan uap hasil pemanasannya. Alat ini cukup efektif dalam digunakan dalam percobaan karena waktu pemakaian alat ini tidak memakan waktu yang cukup lama. Suhu optimal dalam sterilisasi yaitu suhu 121⁰ C dalam waktu 15 menit. Alat ini ada yang menggunakan api kompor, dan juga menggunakan aliran listrik. Air yang menguap dapat mensterilisasi alat praktikum cukup efektif. Hal yang harus diperhatikan juga, alat praktikum tertentu dibungkus dengan kertas coklat.
2. Bagaimana pula mekanisme kerja LAF ? Jawab : Laminar Air Flow ( LAF ) digunakan sebagai ruangan untuk pengerjaan secara aseptis. Diberi nama LAF karena meniupkan udara steril secara kontinu melewati tempat kerja, sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media pada saat pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat nelalui filter pertama ( pre-filter ), kemudian ditiupkan keluar melalui
filter yang sangat halus disebut HEPA Filter ( High Efficiency Particulate Air Filter ) dengan menggunakan blower. Pada LAF cabinet, terdapat dua macam filter : a. Pre-filter : saringan pertama terhadap debu dan benda kasar. Pori-pori berukuran 5 mm. b. HEPA Filter : pori-pori 0,3 mm dan terdapat pada bidang keluar udara ke arah permukaan tempat kerja.
3. Apakah fungsi media tegak, media miring, dan media pelat atau datar ? Jawab : a. Media tegak
: untuk menentukan bakteri aerob atau anaerob,
untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis b. Media miring
: untuk analisis kuantitatif yaitu menghitung koloni,
untuk menumbuhkan dan menyimpan biakan murni sebagai stock biakan murni ( stock pure culture ) c. Media datar
: untuk isolasi bakteri dan inumerasi ( penghitungan
) jumlah atau populasi bakteri
4. Apakah arti istilah berikut : flambir, aseptis, steril, media selektif, media cair ? Jawab : -
Flambir
: sterilisasi langsung dengan nyala api biru, sederahana,
cepat, dan dapat dijami sterilitasnya, hanya penggunaan terbatas untuk beberapa alat, terutama alat yang terbuat dari logam, seperti : jarum inokulum, pinset, dll. -
Aseptis
: pengolahan produk steril tanpa proses sterilisasi akhir
produk, mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. -
Steril
: suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup,
baik yang patogen maupun apatogen, baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk spora.
-
Media selektif : media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain, sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri Gram positif tanpa mempengaruhi bakteri Gram negatif.
-
Media cair
: media berbentuk cair yang dapat digunakan untuk
tujuan menumbuhkan atau membiakan mikroba, penelaah fermentasi, dan uji lainnya.
5. Apakah artinya : NA, SDA, NB, SDB, MCA, MSA, SS, TSIA ? Jawab : -
NA : Nutrient Agar, medium umum untuk uji air dan produk dairy, juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif ( heterotrof ).
-
SDA : Sabouraud Dextrose Agar
-
NB : Nutrienth Broth
-
SDB : Sabouraud Dextrose Broth
-
MCA : Mac Conkey Agar
-
MSA : Mannitol Salt Agar
-
SS : Salmonella shigella
-
TSIA : Triple Sugar Iron Agar