1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak dari minuman keras dapat menyebabkan seseorang berbuat kejahatan karena pengaruh minuman keras, kesadaran seseorang akan hilang dan orang tersebut akan lepas kontrol. Maka dari itu Islam juga melarang minuman keras dan dalam agama Islam pelarangan minuman keras dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yaitu larangan mengenai minuman keras yang disinggung dalam Al Qur'an secara selintas dan tahap kedua proses pengharaman minuman keras dilakukan dengan cara yang lebih langsung. Kemudian pada tahap ketiga diharamkan secara tegas dan tandas. Minuman keras jenis minuman sangat membahayakan bagi manusia karena dapat merusak akal pikiran dan dapat mengganggu kesehatan karena minuman keras menghilangkan akan dan pikiran dan mendorong untuk melakukan perbuatan jahat.1 Minuman keras juga bisa membuat seseorang kecanduan, apabila seseorang yang selalu meminum minuman keras secara terus menerus, maka keadaan itu berarti telah kecanduan atau ketagihan. Dan sebabsebab kecanduan minuman keras dapat disimpulkan menjadi dua: Pertama,
disebabkan
karena
krisis
kejiwaan.
Orang-orang
yang
mengalami krisis kejiwaan, pada mulanya hendak menghilangkan tekanan jiwanya dengan cara meminum minuman keras, agar seluruh tekanan tersebut dapat dilupakan. Tetapi pada kenyataannya, setelah meminum minuman keras tersebut sudah hilang. Maka jiwanya akan semakin tertekan dan akan membutuhkan minuman keras yang lebih banyak. Itulah asal mula kecanduan terhadap minuman keras. Krisis kejiwaan selamanya takkan bisa dihilangkan atau diringankan melalui cara meminum minuman keras. Tetapi dengan cara yang paling tepat
1
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 9, Terj. Moh. Nabhan Hasan, al-Ma’arif, 1990,Hlm. 35
2
ialah dengan cara mempertebal iman, berlaku sabar dan menjalankan ibadah shalat serta mawas diri. Kedua, orang-orang yang pada mulanya terpengaruh oleh kawan-kawan, baik melalui pesta-pesta atau cara lain, lama kelamaan tidak disadari sudah menjadi pecandu minuman keras.2 Apabila mereka terus menerus meminumnya maka langkah geraknya sudah barang tentu akan berubah. Begitu pula jiwanya akan terasa tertekan dan cemas. Setelah itu mereka akan semakin membutuhkan minuman keras yang lebih banyak guna menghilangkan perasaan jiwanya.3 Dengan demikian, mereka akan bertambah sesat dan lepaslah mereka dari segala bentuk ikatan kemasyarakatan,
sehingga hilanglah kontrol terhadap
dirinya sendiri. Dan orang-orang yang berada di sekelilingnya. Minuman keras mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap syarafsyaraf, terutama pada syaraf otak. Pengaruh tersebut dapat mematikan otak yang dapat mengakibatkan seseorang tak mampu menguasai tingkah lakunya sendiri sehingga tak mempunyai rasa malu. Hal inilah yang menyebabkan para peminum minuman keras kehilangan keseimbangan dirinya dan berubah menjadi jauh dari norma-norma akhlak dan timbul keberanian melakukan perbuatan negatif. Kecanduan minuman keras mempunyai dampak negatif bagi perkembangan otak manusia. Sehingga menyebabkan lemahnya ingatan. Selain itu pecandu minuman keras tidak akan mampu lagi menguasai gangguan yang menguasai jiwanya. Dengan demikian, otak akan bekerja secara lambat dan tak berfikir teratur. Begitu pula minuman keras akan menimbulkan berbagai penyakit jiwa.4 Dalam mencegah minum minuman keras yang paling tepat adalah melaksanakan shalat dengan rutin dan khusyu, seseorang yang melakukan shalat dengan rutin dan khusyu akan selalu dekat serta senantiasa ingat kepada Allah dengan begitu orang tersebut akan menjauhi minuman keras karena selain minuman keras diharamkan oleh Allah minuman keras juga bisa merusak akal pikiran seseorang. 2
Drs. S. Ansori, al-Masrour, 48 Perbuatan Dosa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, tth.
Hlm. 131 3 4
Drs. H. Abu Ahmadi, Dosa dalam Islam, CV. Rineka Cipta, tth. Hlm 92 Prof. Dr. Malik Badri, Islam dan Alkoholisme, Risalah Bandung, tth, hlm. 85
3
Bagi masyarakat Banget Ayu Wetan, cara pencegahan miras yaitu dengan melaksanakan shalat dengan rutin dan khusyu serta mempertebal keimanan dengan membaca al Qur'an dan selalu dzikir kepada Allah. Shalat merupakan tiang agama kalau seseorang meninggalkan shalat berarti seseorang tersebut lemah agamanya dan akan cenderung berbuat kemaksiatan seperti minuman keras. Dengan pengaruh minuman keras maka ia akan berbuat semuanya sendiri dan cenderung berbuat kejahatan karena minuman keras dapat menghilangkan akal pikiran Yang sudah terpengaruh terhadap minuman keras akan berbuat di luar kesadarannya sehingga ia akan melakukan hal-hal yang mengarah kepada kejahatan. Selain minuman keras bisa menimbulkan kejahatan minuman keras juga sangat diharamkan dan dilarang oleh Allah karena bisa mengakibatkan kesadaran seseorang hilang, sehingga ia akan melanggar semua perintah dan larangan Allah. Masyarakat Bangetayu Wetan Dulu ada yang minum-minuman keras, setelah ia sakit dia baru sadar bahwa selain minuman keras diharamkan oleh Allah, minuman keras juga bisa merusak kesehatan. Kemudian dia rutin dan khusyu melaksanakan shalat sehingga ia tidak minum-minuman keras lagi. Dengan melaksanakan shalat ia sadar bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan-perbuatan yang mendorong untuk melakukan perbuatan kejahatan dan kemaksiatan, dengan begitu maka peran shalat sangat penting khususnya untuk mencegah minuman keras.5
ﺮ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ﹶﺃ ﹾﻛﺒﻭﹶﻟ ِﺬ ﹾﻛﺮ ﻨ ﹶﻜ ِﺮﺍﹾﻟﻤﺎﺀ ﻭﺤﺸ ﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﻰﻨﻬ ﺗ ﺼﻠﹶﺎ ﹶﺓ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ Artinya: "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaannya dari ibarat-ibarat yang lain”. (Q.S. al-Ankabut: 45). Ayat di atas menunjukkan kepada kita bahwa mengingat Allah itu terlebih besar faedahnya, karena jika seorang hendak berbuat kejahatan, lantas ia ingat
5
Hadori Noor, 25 Dosa dan Larangan dalam Islam, PT. Al-Ma’arif, tth, hlm. 67
4
akan mengundurkan dirinya dari kejahatan itu. Perhatikan riwayat Nabi Yusuf yang telah lalu yaitu ketika ia diajak berbuat jahat (berzina) oleh Zalichah, lalu ia teringat akan siksa Allah. Sehingga ia terhindar dari zina dan selalu ingat kepada Allah6. Minuman keras mempunyai pengaruh kuat terhadap akal pikiran manusia dan bisa mengakibatkan lupa diri. Allah SWT melarang umat Islam meminum minuman keras, sebab minuman keras bisa merusak akal pikiran manusia. Para ahli fiqh telah sepakat tentang pengharaman minuman keras. Dosa minum minuman keras termasuk dosa besar lantaran pengaruhnya yang bisa menghilangkan atau mengganggu kesehatan akal, padahal akal pikiran manusia merupakan organ tubuh yang sangat vital. Apabila minuman keras ini merupakan musuh utama bagi organ-organ tubuh manusia, termasuk organ otak, maka sewajarnya apabila minuman keras termasuk sesuatu yang paling menjijikkan. Apabila ditinjau dari segi fungsi akan berguna membedakan antara yang baik dan yang buruk. Apabila akal sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka pintu perbuatan jahat akan terbuka lebar-lebar. Sudah banyak orang-orang yang melakukan perbuatan kejahatan dan sudah berapa banyak harta benda yang habis di meja judi dan segala bentuk taruhan, yang keseluruhannya disebabkan minuman keras. Sudah berapa banyak pula orang melakukan pembunuhan secara tidak sadar yang merupakan akibat dari minum-minuman keras, dan ini terbukti dari data koran Meteor minggu kedua bulan Juni 2004. Dan sudah berapa banyak perceraian antara suami isteri akibat dari pengaruh minuman keras yang telah menggoyahkan cara berfikir sang suami, dan ini terbukti dari data yang penulis peroleh dari majalah Kriminal minggu ketiga bulan Agustus 2004. Jenis-jenis minuman keras yang disukai 1. Bir bintang 2. Bintang Baru bir 3. KTI 6
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram dalam Islam, Terj. H. Muammal Hamady, 1993, hlm. 91-98
5
4. Wishky 5. Mansion House 6. Kuda Mas 7. Wicarno Anggur 8. Kucing Anggur ketan hitam 9. Anggur Kolesom 10. Green sand Fenomena kehidupan yang telah dan sedang terjadi bukan untuk kita tinggalkan begitu saja, melainkan harus kita perhatikan dan perbaiki seoptimal mungkin. Minuman-minuman keras merupakan pendorong kejahatan yang sangat mencolok akhir-akhir ini. dimana pengaruhnya terhadap pemakainya sangat negatif sekali, begitu juga terhadap lingkungan sekitarnya. Dan akibat dari minuman-minuman keras itu banyak terjadi tindakantindakan
kriminal
seperti
pembunuhan,
pemerkosaan,
perampokan
dan
sebagainya. Dengan berpijak pada realita tersebut perlu adanya suatu tindakan pencegahan yang sangat kongkrit melihat kondisi negara Indonesia yang masih giat-giatnya untuk membangun dibutuhkan suatu kesadaran dari masyarakat untuk ikut berperan serta dalam usaha pembangunan maka harus dirubah menjadi baik. Para pemuda yang merupakan generasi penerus dan tumpuan bangsa agar jangan sampai terjebak pada dunia minum-minuman keras yang bisa menghancurkan bangsa. Maka salah satu caranya adalah ditanamkan rasa kesadaran untuk mengaktualisasikan ajaran agama yang pasti mengharamkan minuman keras.7 Mengenai bahaya minuman keras sudah terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh Santrock yaitu seorang psikologi yang berasal dari Boston. Secara prinsip Santrock menyebutkan jenis ketergantungan secara psikologis (psikologis dependent) dan ketergantungan fisiologis (physiological dependent).8 7
Dr. Afif Abdullah Fattah Thabaraoh, Dosa dalam Pandangan Islam, Risalah Bandung, tth
Hlm. 14 8
Prof Dr. dr. Dadang Hawari, Psikiater, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif), FKUI, Jakarta, 2000, hlm. 35
6
Ketergantungan psikologis adalah kondisi ketergantungan yang ditandai dengan stimulasi kognitif dan afektif yang mendorong konatif (perilaku) seseorang untuk selalu minum minuman keras. Stimulasi kognitif tampak pada individu yang selalu membayangkan, memikirkan dan merencanakan untuk dapat menikmati minuman keras. Sementara itu stimulasi afektif adalah rangsangan emosi yang pernah dialami sebelumnya. orang yang memiliki stimulasi afektif cenderung akan mengulang-ulang kenikmatan dari pengkonsumsian narkoba sebelumnya. sementara itu kondisi konatif merupakan hasil kombinasi dari stimulasi kognitif ataupun stimulasi afektif, berupa perilaku nyata (real behavior) dalam bentuk penggunaan minuman keras yang sesungguhnya. Dengan demikian ketergantungan psikologis ditandai dengan ketergantungan pada aspek-aspek pemikiran (kognitif), emosi perasaan (afektif) untuk selalu tertuju pada minuman keras, dan berusaha sungguh-sungguh untuk mengkonsumsinya. a. Ketergantungan fisiologis adalah kondisi ketergantungan yang ditandai dengan kecenderungan sakau (lapar/haus akan minuman keras). Sensasi rasa lapar atau haus mendorong individu untuk segera mengkonsumsi minuman keras. Kondisi sakau sering kali tak mampu dihambat atau dihalangi pecandu. Karena itu, mau tak mau ia harus memenuhinya. Tidak terpenuhinya rasa sakau akan menyebabkan suatu penderitaan (kelaparan/kehausan). Dengan demikian, orang yang mengalami ketergantungan secara fisiologis terhadap narkoba akan sulit dihentikan atau dilarang untuk mengkonsumsi. Semakin keras dilarang, semakin keras pula ia berupaya bagaimana memperoleh dan dapat mengkonsumsi minuman keras. Apakah dengan cara halal atau tidak memperdulikan lagi norma-norma etika yang ada dalam lingkungan sosial dan dalam norma agama. Dan dari segi medis, pengguna alkohol yang telah mengalami kecanduan dalam jangka panjang akan memiliki kondisi gangguan kesehatan misalnya terserang penyakit kanker, stroke, gagal jantung, impotensi dan gangguan sistem syaraf pusat. Dari segi kinerja kognitif individu terjadi penurunan daya ingat, konsentrasi dan prestasi belajar / kerjanya. Seseorang yang sering mengkonsumsi alkohol dapat diketahui dengan melihat roman
7
muka kemerah-merahan. Bukan karena mereka merasa malu terhadap orang lain, melainkan karena efek samping dari pengkonsumsian alkohol yang berlebihan. Dari segi pribadinya, seringkali orang sulit mengetahui kalau seseorang itu pecandu karena ia memiliki karakteristik sebagai orang yang periang / gembira, selalu senang dan bahagia. Namun di sisi lain pecandu alkohol sangat sulit untuk mengendalikan diri. Seandainya seorang alkohol mengalami sakau, yang terjadi dalam dirinya ialah badannya gemetar, kejangkejang, gelisah, sulit tidur, tetapi bisa juga mengalami gangguan jiwa.9 Menurut penelitian Prof. Dr. Dadang Hawari miras atau minuman keras adalah jenis NAZA dalam bentuk minuman yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol di dalamnya. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa bahwa setetes alkohol saja dalam minuman hukumnya sudah haram. Alkohol termasuk zat adiktif, artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (addiction) yaitu ketagihan dan dependensi (ketergantungan). Penyalahgunaan atau ketergantungan NAZA jenis alkohol ini dapat mengakibatkan gangguan mental organik yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku. Gangguan mental organik ini disebabkan reaksi langsung alkohol pada neuro-transmitter sel-sel syaraf pusat (otak). Karena sifat adiktifnya itu, maka orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa disadari akan menambah takaran / dosisi. Pada dosis keracunan (intoksikasi) atau mabuk, gangguan mental organik yang terjadi pada diri seseorang ditandai dengan gejala sebagai berikut: b. Terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian, dan tindak kekerasan lainnya, ketidakmampuan menilai realitas dan gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan (perilaku maladatif) c. Terdapat gejala fisiologik sebagai berikut: 1. Pembicaraan (Adel slurred speech) 2. Gangguan kooredinasi 3. Cara jalan yang tidak mantap 9
30
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, PT. Grasindo, Jakarta, 2003, hlm.
8
4. Mata jereng nistakmus 5. Muka merah d. Tampak gejala-gejala psikologi sebagai berikut: 1. Perubahan alam perasaan (afek / mood), misalnya euforia atau disforia. 2. Mudah marah dan tersinggung (iritabilitas) 3. Banyak bicara 4. Gangguan perhatian / konsentrasi Bagi mereka yang sudah ketagihan atau ketergantungan NAZA jenis alkohol ini, bila pemakaiannya dihentikan akan menimbulkan sindrom putus alkohol, yaitu gejala ketagihan atau ketergantungan yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut:10 a. Gemetaran (tremor), kasar pada tangan, lidah dan kelopak mata b. Tampak gejala fisik sebagai berikut: 1. Mual dan muntah 2. lemah, letih dan lesu 3. Hiperaktivitas saraf otonom, misalnya jantung berdebar-debar, keringat berlebihan dan tekanan darah meninggi. 4. Hipotensi ortostaktik (tekanan darah menurun karena perubahan posisi tubuh: berbaring, duduk dan berdiri) c. Tampak gejala psikologik sebagai berikut: 1. kecemasan dan ketakutan 2. Perubahan alam perasaan (afektif mood) menjadi pemurung dan mudah tersinggung. Banyak di antara peminum berat jatuh dalam keadaan depresi berat, timbul pikiran ingin bunuh diri dan melakukan tindakan bunuh diri. 3. Mengalami halusinasi dan delusi, sindrom putus alkohol merupakan gejala yang tidak mengenakkan baik psikis maupun fisik, untuk mengatasinya yang bersangkutan meminum alkohol dengan takaran yang
10
lebih
banyak
dan
lebih
Prof Dr. dr. Dadang Hawari, op. cit., hlm. 62
sering
(penyalahgunaan
dan
9
ketergantungan) alkohol semakin bertambah baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 4. Penelitian membuktikan bahwa penyalahgunaan NAZA jenis alkohol ini tidak hanya menimbulkan gangguan mental dan perilaku, tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan pada organ otak, liver (hati) alat pencernaan, pankreas, otot janin, endoktrin, nutrisi, metabolisme dan resiko kanker.11 Minuman keras merupakan minuman yang sangat berbahaya bagi manusia, selain dilihat dari segi kedokteran juga dari segi agama Islam. Maka masyarakat Bangetayu Wetan tidak meminum minuman keras dan melaksanakan shalat sebagai benteng dari menghindari dan mencegah dari minuman keras. Hal ini melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian tentang peranan shalat dalam mencegah miras bagi masyarakat Bangetayu Wetan. B. Pokok Permasalahan Pokok permasalahan dalam penulisan skripsi, antara lain: 1. Bagaimana aktifitas ibadah shalat bagi masyarakat Bangetayu Wetan untuk mencegah minuman keras? 2. Sejauhmana peranan shalat dalam mencegah miras bagi masyarakat Bangetayu Wetan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan penelitian dalam pembahasan ini adalah: 1. Tujuan penelitian adalah: a. Untuk mengetahui peranan shalat dalam mencegah miras bagi masyarakat Bangetayu Wetan. b. Untuk mengetahui pengaruh shalat dalam mencegah miras bagi masyarakat Bangetayu Wetan. 2. Manfaat penelitian dari penelitian adalah: 11
Dr. Afif Abdullah Fattah Thabaraoh, op. cit., hlm. 149
10
a. Agar dapat diketahui sejauhmana pengaruh shalat dalam mencegah miras bagi masyarakat Bangetayu Wetan Genuk Semarang. b. Agar masyarakat Bangetayu Wetan taat dalam menjalankan shalat untuk mencegah minuman keras. D. Tinjauan Kepustakaan Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengambil obyek peranan shalat dalam mencegah minuman keras di Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Semarang. Penelitian sebelumnya yang mengambil obyek di desa Bangetayu Wetan kecamatan genuk semarang tentang peranan shalat dalam mencegah minuman keras ini belum pernah ada. Gambaran umum situasi masyarakat Bangetayu Wetan dan peranan shalatnya dalam mencegah miras diperoleh dari dokumentasi serta wawancara dengan kepala desa dan tokoh agama serta masyarakat Bangetayu Wetan. Dalam penulisan skripsi tersebut digambarkan bagaimana peranan shalat bisa mencegah dari minum-minuman keras di Bangetayu Wetan kecamatan Genuk Semarang. Kegiatan yang dilakukan masyarakat Bangetayu Wetan untuk mencegah miras yaitu dengan khusyu dan rutin melaksanakan ibadah shalat. Dan masyarakat Bangetayu Wetan setelah melaksanakan shalat secara khusyu dan rutin akan terhindar dari minum-minuman keras karena dengan shalat yang khusyu dan rutin seseorang akan selalu ingat kepada Allah dengan begitu ia akan takut melaksanakan perbuatan-perbuatan dosa yaitu diantaranya minum-minuman keras. Hasil yang diberikan dari penelitian tersebut adalah shalat yang khusyu dan rutin bisa mencegah dari minum-minuman keras bagi masyarakat Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Semarang. Dari tinjauan pustaka ini ada buku yang menurut penulis layak untuk disinggung karena mempunyai informasi akurat yang dapat dijadikan referensi dalam penulisan skripsi sekaligus untuk menunjukkan bahwa kajian dan penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian yang murni dan baru serta jauh dari upaya plagiat. Buku yang penulis maksudkan adalah: Prof. Dr. Dadang
11
Hawari, psiater, penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (narkotik, alkohol dan zat adiktif) buku tersebut menerangkan tentang gejala-gejala ketergantungan naza dan bahaya yang ditimbulkannya. E. Metode Penelitian Penelitian ini bersifat lapangan (field Research) karena sumber datanya diambil dari data-data yang ada di lapangan baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan dari data lapangan penelitian, maka penulis menggunakan berbagai bentuk metode antara lain: 1. Populasi dan sampel Populasi adalah semua individu yang dikenakan sebagai kenyataan yang diperoleh dari sampel yang hendak diteliti. Populasi dalam penelitian in adalah masyarakat Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Semarang yang berjumlah dua ratus (200) orang. Penggunaan sampel oleh peneliti dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya karena penggunaan sampel merupakan bagian dari keseluruhan yang menjadi obyek dari suatu penelitian teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling, yaitu suatu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian mempunyai rupa sehingga setiap unit penelitian mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Dari penelitian ini peneliti mengambil sampel 40 orang dari populasi sebanyak 200 orang, berarti 1 : 5 atau 1 orang mewakili 5 orang. 2. Metode Pengumpulan Data a. Metode observasi Yaitu studi yang sengaja atau sistematis tentang fenomena dan gejala-gejala alam dengan pengamatan dan pencatatan. Metode observasi yaitu metode penelitian dengan pengamatan yang catat secara sistematis fenomena-fenomena yang diteliti. Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini langsung pada masyarakat Bangetayu Wetan b. Metode Dokumentasi
12
Adalah kumpulan data yang berbentuk tulisan. Metode ini digunakan untuk memperoleh tentang deskripsi populasi yang berada di kantor kepala kelurahan Bangetayu Wetan. c. Metode Angket atau Kuesioner Yaitu metode penelitian dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden (orang-orang yang menjawab). Adapun angket yang kami terapkan langsung kepada masyarakat Bangetayu Wetan yang ada di kota semarang, yaitu dengan cara acak.12 d. Metode wawancara Yaitu penelitian atau petugas peneliti melakukan penelitian pertanyaan-pertanyaan kepada responden diajukan secara lisan, dan jawaban responden ditemukan secara lisan pula. Wawancara yang peneliti lakukan yaitu tokoh agama Bangetayu Wetan dan masyarakat Bangetayu Wetan mengenai peranan shalat dalam mencegah miras. 3. Metode Analisis Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya yang harus dimasuki adalah tahap analisis atau pengujian hipotesa. Adapun analisis yang digunakan adalah: a. Analisis Deskriptif Data yang terkumpul diolah dan dianalisa secara deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang sekedar melukiskan atau menggambarkan (deskriptif) sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel. b. Analisis Kualitatif Adalah analisa yang bersifat deskriptif analitik. Yaitu data yang diperoleh dari penelitian kualitatif seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, cuplikan tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun 12
hlm.
Dr. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993,
13
peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik. c. Analisis Kuantitatif Adalah analisa yang bersifat deskriptif dan bersumber pada filsafat positifisme. Adapun dalam analisa ini yang akan penulis tuangkan adalah data-data statistik, tabel dari hasil angket kuesioner yang telah berhasil peneliti kumpulkan.