BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dalam rangka pembinaan kategorial1, gereja senantiasa memberikan program-program pembinaan. Begitu juga dengan kategorial status pernikahan, yang ditujukan bagi jemaat dewasa yang telah hidup berkeluarga atau bisa disebut sebagai kategori pasutri, gereja berusaha memberikan berbagai macam pembinaan bagi para pasangan suami istri.2 Dalam pembinaan tersebut, orang tidak sekedar dibantu untuk mempelajari ilmu, tetapi ilmu yang dipraktekkan. Para pasutri tidak dibantu untuk mendapatkan pengetahuan, tetapi pengetahuan yang harus dijalankan. Dalam pembinaan, orang terutama dilatih untuk bisa mengenal diri mereka sendiri, yaitu kemampuan mereka yang harus dikembangkan, agar mereka bisa memanfaatkannya dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Oleh karena itu, dalam pembinaan unsur yang pokok adalah orang bisa
mendapatkan sikap atau attitude, dan kecakapan atau skill.3
Salah satu program pembinaan bagi para pasangan yang saat ini marak dilakukan oleh gereja-gereja adalah program pembinaan yang disebut Marriage Encounter (ME). ME adalah program pembinaan pasutri dengan melakukan weekend atau pertemuan di akhir pekan. Dalam pertemuan tersebut para pasangan pasutri dibina untuk mengenal diri mereka sendiri dan diri pasangannya, sehingga mereka bisa saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dalam rangka pembinaan itulah, maka GKI Ngupasan juga mengadakan pembinaan pasutri semacam ME dengan nama retreat pasutri, yang kemudian dilanjutkan dengan bina lanjut pasutri. Program retreat pasutri dan bina lanjut pasutri GKI Ngupasan mulai diadakan pada tahun 1999.4
Segala persiapan untuk membuat program tersebut telah diupayakan. Dimulai pada bulan Januari 1999 GKI Ngupasan mengundang tim dari Gereja Katholik Santo Antonius, Kota Baru, Yogyakarta. Tim ini diundang untuk memimpin acara Mariage Encounter (ME), 1 Kategorial bisa digolongkan berbagai macam, misalnya kategorial usia (anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia), kategorial profesi (mahasiswa, pengusaha, dsb), kategorial status pernikahan (menikah, lajang, janda/duda), dan seterusnya. 2 Hasil wawancara dengan beberapa Pengurus Pasutri GKI di lingkup GKI Klasis Yogya (GKI Ngupasan, GKI Gejayan, GKI Klaten) 3 A. Mangunharjana, Pembinaan, Arti Dan Metodenya, (Kanisius, Yogyakarta, 1986), h.11 4 Hasil wawancara dengan Pengurus Retreat Pasutri GKI Ngupasan
1
yang saat itu diikuti oleh 20 pasangan Pasutri GKI Ngupasan. Dimulai dari 20 pasangan Pasutri inilah tim pendamping retreat pasutri GKI Ngupasan terbentuk.5
Kemudian,
dengan alasan ingin memiliki ME ala GKI, dan juga kerinduan yang begitu dalam dari pasangan Pdt. John Then6 dan para pasutri yang telah mengikuti ME tersebut, mereka mencari informasi GKI mana yang telah memiliki program ME. Dari hasil pencarian informasi tersebut, akhirnya didapat informasi bahwa GKI Pondok Indah, Jakarta telah memiliki program semacam ME dengan nama retreat pasutri.
Pada bulan April 1999 pasangan Pdt. John Then diutus untuk mengikuti retreat pasutri GKI Pondok Indah, Jakarta. Keikutsertaan pasangan Pdt. John Then pada retreat pasutri GKI Pondok Indah, Jakarta adalah dalam rangka “menimba ilmu” agar GKI Ngupasan bisa menyelenggarakan retreat pasutri sendiri. Pada bulan Oktober 1999, GKI Ngupasan menyelenggarakan retreat pasutri dan bina lanjut angkatan yang pertama. Tim pendamping pasutri angkatan pertama ini sebagian besar adalah para pasutri yang telah mengikuti ME pada bulan Januari 1999, dengan dibantu oleh beberapa tim pendamping pasutri dari GKI Pondok Indah, Jakarta. Sampai dengan tahun 2005 berarti sudah ada 7 angkatan retreat pasutri dan bina lanjutnya.
2. PERMASALAHAN Saat ini retreat pasutri GKI Ngupasan menjadi program tetap yang diadakan oleh Majelis Jemaat GKI Ngupasan setiap 1 tahun sekali. Pelaksanaannya sendiri dipercayakan kepada Komisi Dewasa GKI Ngupasan, dan dikelola oleh 1 tim. Bagaimana program ini direspon oleh anggota jemaat dan simpatisan GKI Ngupasan? Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta retreat pasutri dari angkatan pertama tahun 1999 sampai dengan angkatan ke tujuh tahun 2005 sebagai berikut:7
Angkatan
Jumlah Peserta
Tahun 1999
21 Pasang Pasutri
Tahun 2000
17 Pasang Pasutri
Tahun 2001
20 Pasang Pasutri
5
Sebagian besar dari 20 pasangan Pasutri yang mengikuti ME pada bulan Januari 1999 menjadi Tim Pembina Pasutri sampai saat ini. 6 Pdt. John Then adalah salah satu dari tiga Pendeta Jemaat GKI Ngupasan, Yogyakarta. Beliau memulai pelayanan di GKI Ngupasan dari tahun 1992 7 Arsip Tim Pengurus Retreat Pasutri GKI Ngupasan
2
Tahun 2002
16 Pasang Pasutri
Tahun 2003
13 Pasang Pasutri
Tahun 2004
11 Pasang Pasutri
Tahun 2005
19 Pasang Pasutri
Total
117 Pasang Pasutri
Melihat data jumlah peserta retreat pasutri GKI Ngupasan dibandingkan dengan jumlah Pasutri anggota GKI Ngupasan yang berkisar mencapai angka 500 pasang, maka tentu tidak sebanding, karena jumlah total pasutri yang telah mengikuti program retreat pasutri dalam kurun waktu 7 tahun hanya berjumlah 117 pasang. Walaupun untuk ideal peserta retreat pasutri tiap angkatan hanya berjumlah maksimal 25 pasang,8 dari data yang diperoleh tetap saja tidak mencapai batas maksimalnya.
Kemudian, program retreat pasutri yang diadakan selama 3 hari 2 malam juga tidak berhenti sampai di situ saja.
Follow up dari program pembinaan tersebut adalah
program bina lanjut pasutri selama 5 kali pertemuan. Program bina lanjut inipun kurang direspon dengan baik oleh para peserta retreat pasutri, karena selama ini yang mengikuti bina lanjut tidak lebih dari separuh tiap angkatannya, kecuali angkatan tahun 1999 yaitu 100% peserta retreat pasutri mengikuti bina lanjutnya.
Maka, permasalahan yang
muncul adalah:
1. Mengapa
program retreat pasutri kurang direspon oleh para pasangan pasutri
anggota GKI Ngupasan ?
2. Mengapa acara bina lanjut kurang direspon oleh para pasutri yang telah mengikuti retreat pasutri?
3. Bagaimana membuat suatu program bagi pengembangan pembinaan pasutri di GKI Ngupasan?
Hal-hal di ataslah yang akan penyusun angkat dalam skripsi ini.
Sehingga, untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulisan skripsi ini diberi judul:
8
Hasil wawancara dengan Tim Pengurus Retreat Pasutri GKI Ngupasan
3
RESPON PARA PASUTRI ANGGOTA GKI NGUPASAN TERHADAP RETREAT PASUTRI DAN BINA LANJUT PASUTRI
Judul ini diangkat dengan suatu harapan agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Dengan demikian, akan diperoleh suatu gambaran yang jelas mengapa program retreat pasutri dan bina lanjutnya kurang direspon oleh para pasutri anggota jemaat GKI Ngupasan, dan bagaimana mengatasinya.
3. TUJUAN PENULISAN Skripsi ini ditulis dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan di atas, yaitu:
1. Untuk menggali bagaimana respon pasutri terhadap retreat pasutri GKI Ngupasan.
2. Untuk menggali bagaimana respon pasutri terhadap acara bina lanjut.
3. Untuk memberikan masukkan bagaimana mengembangkan pembinaan pasutri di GKI Ngupasan, serta menggali model pembinaan pasutri yang tepat sesuai kultur jemaat GKI Ngupasan, sehingga mendapatkan respon yang baik dan positif dari anggota jemaat.
4. METODE PENULISAN Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif analitis. Dalam arti, akan diuraikan pokok-pokok pembahasan yang disertai dengan analisis dan tanggapan penyusun berdasarkan data-data dan temuan-temuan yang ada di lapangan, sehingga uraian yang diberikan bisa semakin jelas. Untuk pengumpulan data, selain dengan studi literatur atau bahan bacaan yang berkaitan dengan judul skripsi maupun permasalahannya, penyusun mencari data dengan mengadakan penelitian lapangan dengan metode kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada para pasutri anggota GKI Ngupasan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Peserta retreat pasutri GKI Ngupasan mulai angkatan pertama sampai angkatan terakhir (angkatan tahun 1999 sampai dengan tahun 2005), dengan kriteria:
4
a. Pasutri yang mengikuti pertemuan bina lanjut sebanyak 5 kali (100%) = 10 responden b. Pasutri yang mengikuti pertemuan bina lanjut sebanyak 4 kali (80%) = 3 responden c. Pasutri yang mengikuti pertemuan bina lanjut sebanyak 3 kali (60%) = 2 responden d. Pasutri yang mengikuti pertemuan bina lanjut sebanyak 2 kali (40%) = 2 responden e. Pasutri yang mengikuti pertemuan bina lanjut sebanyak 1 kali (20%) = 2 responden f. Pasutri yang sama sekali tidak mengikuti bina lanjut (0%) = 1 responden
Sehingga total responden yang telah mengikuti retreat pasutri adalah sebanyak 20 responden.
2. Para pasangan pasutri Anggota GKI Ngupasan yang sama sekali belum pernah mengikuti program retreat pasutri sebanyak 27 responden.
Selain mencari data dengan membagikan kuesioner dengan kriteria seperti dalam 2 point di atas, penyusun juga mencari data dengan cara mengadakan wawancara dengan tim pengurus retreat pasutri GKI Ngupasan.
5. SISTEMATIKA PENULISAN Supaya skripsi ini bisa dibaca dengan baik, serta semua pemikiran-pemikiran dan permasalahan-permasalahan yang ada bisa dipahami secara runtut, teratur, dan jelas, maka dibuatlah sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penyusun menguraikan tentang latar belakang permasalahan, permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penyusunan.
5
BAB II PEMBINAAN PASUTRI DI GKI NGUPASAN DAN RESPON PARA PASUTRI Bab ini menguraikan mengenai pembinaan pasutri yang telah dilakukan oleh GKI Ngupasan, yaitu retreat pasutri dan bina lanjut pasutri. Di dalamnya akan diuraikan mengenai siapa yang bertanggung jawab, tujuannya, serta sasarannya.
Juga akan
diuraikan mengenai hasil penelitian penyusun selama 5 minggu, sehingga dari hasil penelitian tersebut akan didapat respon dari para Pasutri anggota GKI Ngupasan mengenai program retreat pasutri pasutri dan bina lanjut pasutri di GKI Ngupasan.
BAB III ANALISIS TERHADAP RETREAT PASUTRI DAN BINA LANJUT PASUTRI YANG DIRESPON RENDAH OLEH JEMAAT Bab ini berisi tinjauan-tinjauan teoritis mengenai program retreat pasutri dan bina lanjut pasutri yang direspon rendah oleh anggota jemaat. Di dalamnya diuraikan mengenai faktor budaya jemaat, bagaimana mengkomunikasikan dan mensosialisasikan sebuah program pembinaan, dan juga bagaimana idealnya SDM tim pembina program. Diharapkan dari analisa teoritis ini didapat suatu referensi bagi program retreat pasutri dan bina lanjut pasutri yang ada di GKI Ngupasan.
BAB IV : USULAN BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBINAAN PASUTRI DI GKI NGUPASAN Melalui bab ini akan disintesakan antara hasil yang didapat dari penelitian penyusun dengan analisa di bab III. Dari sana muncul usulan-usulan bagi pengembangan program pembinaan pasutri di GKI Ngupasan, sehingga di masa-masa yang akan datang program tersebut bisa berkembang dan harapannya bisa direspon dengan baik oleh para pasutri anggota GKI Ngupasan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Ini adalah merupakan bab penutup atau bab terakhir dari penulisan skripsi ini, di mana di dalamnya dikemukakan suatu kesimpulan dari pembahasan-pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Dengan demikian muncul saran-saran bagi pengembangan pasutri dalam konteks jemaat, GKI Ngupasan, GKI secara sinodal, dan juga gereja pada umumnya.
6