BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dari segala sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis 1. Dalam perspektif agama islam belajar untuk memperoleh pengetahuan yang menggunakan memori dan sensori itu hukumnya wajib. Seperti firman Allah SWT. Baik yang secara eksplisit maupun implisit mewajibkan orang untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan. Allah berfirman dalan al Qur’an surat Al-zumar ayat 9, yaitu :
َهَي ْل َه ُم ْل َهويإِوَّلَّنَهاي َهَيَه َه َّلك ُمري
ي َه ْل ي َه ْل َه ِو ي اَّل ِو ْل َه ي َهَي ْل َه ُم َهوي َه اَّل ِو ْل َه ي يَه... )9ي:ااي( ازمري ُم اُم يْل يَهياْلَه ِوي
Artinya : ... "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? " Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS : 9) Dari hasil teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kewajiban bagi tiap orang yang berakal untuk merubah prilaku dan cara berfikir seseorang supaya lebih baik dan terarah dalam hidupnya. Dalam hal ini pembelajaran yang diterapkan juga berpengaruh pada keberhasilan dalam
belajar seseorang sedangkan keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Penerapan model dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat urgen untuk dilakukan guru dalam rangka mencapai sebuah tujuan 1
Darsono, Max. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. 2000. hlm. 6
1
2
pendidikan karena model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran kelas atau dalam pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku – buku, film, komputer, kurikulum dan lain – lain. Menurut Joice menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kita untuk mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2 Model pembelajaran juga merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka
konseptual
yang
melukiskan
prosedur
sistematik
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar. Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk
dapat
menemukan
materi
yang
dipelajari
dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.3 Pembelajaran IPA pada Madrasah Ibtidaiyah menekankan pada pembelajaran langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah, akan tetapi kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA merupakan pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. Hal itu dikarenakan sistem pembelajaran yang dipergunakan guru
2
. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif Konsep Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser, 2007 , h. 22 3 . Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2010 , cet. VII, h. 255
3
kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat, sehingga siswa merasa jenuh karena pembelajaran yang diberikan oleh guru kurang menarik bagi siswa. “Pembelajaran IPA sebenarnya dapat dijadikan guru sebagai upaya dalam membelajarkan siswa melalui penerapan berbagai model pembelajaran yang dipandang sesuai dengan karakteristik anak pada sekolah dasar”.4 Karena dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam dibutuhkan juga peran aktif siswa sehingga pembelajaran akan menjadi hidup dan menarik bagi siswa, maka dalam hal ini guru harus menggunakan metode – metode maupun pendekatan – pendekatan yang tepat untuk menghidupkan proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. “Cara belajar yang baik yaitu belajar dengan wawasan (learning by insight). Cara belajar mempergunakan pengertian sedemikian rupa sehingga menemukan
hubungan
antar
masalah
yang
dihadapi
dan
cara
penyelesaiannya”. Pendekatan Contextual dapat dipergunakan dengan percobaan – percobaan untuk memahami konsep dalam pembelajaran, serta siswa diharapkan mampu memecahkan permasalahan – permasalahan hidup secara wajar (life skills). Hal tersebut diatas, juga terjadi pada siswa kelas II MI. Futuhiyyah Palebon Kel. Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015 / 2016 siswa kurang mampu memahami pelajaran IPA secara maksimal, hal ini dapat dilihat karena nilai IPA yang diperoleh oleh siswa di Madrasah tersebut masih jauh dari standar nilai minimum yang diterapkan yaitu 70. Hal ini disebabkan ketika proses pembelajaran setiap kali guru menerangkan siswa yang aktif hanya 30%. Sedangkan yang lainnya masih kelihatan pasif, bahkan sangat pasif sehingga hasil ulangan harian nilai rata - ratanya hanya 5,2 % dari jumlah 25 siswa.
4
Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta : Depag RI, 2009 , h. 2.
4
Hal tersebut diatas terjadi dikarenakan kurangnya kemampuan guru untuk menerapkan dan menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Padahal dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang terpenting adalah bagaimana kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran dan variasi metode, sehingga dengan model pembelajaran yang tepat dan variasi metode yang variatif terjadilah interaksi belajar mengajar yang baik, artinya bagaimana guru itu dapat mempermudah dalam memberikan suatu materi pembelajaran dan dapat memberikan motivasi kegiatan belajar. Penerapan
Contextual
Teaching And Learning
(CTL)
dalam
Pembelajaran IPA di MI.Futuhiyyah Palebon dirasa tepat untuk diterapkan dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa khususnya pada pelajaran IPA tersebut. B. Alasan Pemilihan Judul Setelah memperhatikan latar belakang yang peneliti uraikan di atas, ada beberapa alasan yang menjadi dasar bagi peneliti memilih judul “PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
PADA SISWA KELAS II MI
FUTUHIYYAH PALEBON KEL. PEDURUNGAN TENGAH PEDURUNGAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ” Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran kurang menyenangkan sehingga siswa cepat bosan; 2. Guru masih menggunakan sistem mengajar konvensional (ceramah) yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. 3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA 4. Hasil belajar siswa masih dibawah KKM Madrasah. C. Telaah Pustaka Dalam mempersiapkan penelitian ini terlebih dahulu peneliti mempelajari beberapa buku dan skripsi yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan sebagai dasar acuan dan pembuktian atas teori yang mereka
5
kemukakan. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan skripsi ini adalah : Skripsi yang disusun oleh Nafi’ Muflihatun mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Prestasi Aqidah Ahlak siswa kelas VII Mts Negeri Gembong Kecamatan Gembong Pati Tahun 2008/2009 ”. skripsi ini mengkaji tentang pelaksanaan model Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui (a) pelaksanaan atau penerapan dari model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Gombong Kecamatan Gombong Pati yang hasilnya adalah baik. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata – rata kelas (mean) yaitu 86,96 (dibulatkan 87) yang masuk dalam katagori baik. (b) Tingkat prestasi belajar Aqidah Ahlak siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Gombong Kecamatan Gombong Pati tahun pelajaran 2008 / 2009 adalah baik. Bukti tersebut dibuktikan dengan adanya nilai rata – rata kelas (mean) yaitu 78,21. (c) Ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan atau penerapan dari model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) terhadap peningkatan prestasi belajar Aqidah Ahlak siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri Gombong Kecamatan Gombong Pati tahun pelajaran 2008 / 2009 dengan hasil korelasi ro (0,762) lebih besar dari pada rt (0,374), pada taraf signifikan 5 % dan 1 %, maka yang diperoleh adalah r observasi (0,762) lebih besar dari pada r dalam tabel (0,478), hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), semakin tinggi tingkat prestasi belajar Aqidah Ahlak siswa.5
5
. Nafi’ Muflihatun, Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning CTL Terhadap Prestasi Aqidah Ahlak siswa kelas VII Mts Negeri Gembong Kecamatan Gembong Pati Tahun 2008/2009 (Skripsi), Semarang : Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2013, h. 53
6
Ahmad Ainun Nafi’ dengan NIM. 043611051 Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang yang berjudul : “Implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) dalam meningkatkan hasil belajar siswa Pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus Tahun 2009 / 2010” dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Implementasi pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar aspek dengan ketuntasan kaliskal siklus I mencapai 41,02 % , siklus II mencapai 66,66 % dan siklus III naik menjadi 89,74 %. Sehingga secara klasikal peserta didik dapat dikatakan tuntas karena ketuntasan klasikalnya sudah mencapai lebih dari 85 %.6 Penelitian yang dilakukan oleh M. Samik Rafiqi7, pada tahun 2010 tentang “Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU KH. Mukmin Sidoarjo”, Dalam pembelajaran dibutuhkan tindakan yang dapat meningkatkan minat belajar siswa, misalnya dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Fiqih di MINU KH. Mukmin Sidoarjo. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini menggunakan penelitian
6
. Ahmad Ainun Nafi’, Implementasi pendekatan CTL Contextual Teaching And Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa Pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII MTs NU Nahdlatul Athfal Kudus Tahun 2009 (Skripsi), Semarang : IAIN Walisongo, 2010, h. 57 7 Rafiqi, M. Samik, : Penerapan Contextual Teaching and Learning CTL dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Fiqih di MI NU KH. Mukmin Sidoarjo, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam Volume 01, Nomor 01, (Skripsi) Pamekasan : Juni 2010, h : 87 - 98
7
tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan sebanyak dua siklus atau dua putaran. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: rencana awal/rancangan, tindakan dan observasi, refleksi dan revisi. Subyek dari penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V MI NU KH. Mukmin Sidokare Sidoarjo dengan jumlah siswa 22 anak pada mata pelajaran Fiqih dalam pokok bahasan haji semester II tahun pelajaran 2009/2010. Bedasarkan hasil analisi didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami penin gkatan dari siklus I dan siklus II yaitu siklus I daya serap klasikal 59% dan siklus II daya serap klasikal 91%. Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih di Kelas V MINU KH. Mukmin Sidoarjo. Dari beberapa sumber di atas, peneliti mendapat gambaran bahwa penerapan model pembelajaran dengan menggunakan Contextual Teaching And Learning (CTL) menunjukkan hasil yang signifikan, berpijak dari hal tersebut, peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) yang sistem pembelajarannya juga sama yaitu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk dapat membuat antara hubungan pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari. Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada subyek dan obyek penelitian, materi pelajaran, tempat dan waktu penelitian. D. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka peneliti dapat merumuskan masalah pembelajaran sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II
8
MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 3. Apakah ada peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? E. Rencana Pemecahan Masalah 1. Mendiskripsikan penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Pembelajaran aktivitas siswa dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. 3. Adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 F. Penegasan Istilah Penegasan istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul skripsi dan memberikan gambaran yang lebih jelas kepada para pembaca. Istilah yang perlu dijelaskan dalam judul skripsi adalah: 1. Penerapan Penerapan dapat diartikan penggunaan atau pemakaian metode. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 8. 2. Contextual Teaching And Learning
8
WJS. Purewodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka Jakarta. 1998, h 1043
9
Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk
dapat
menemukan
materi
yang
dipelajari
dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.9 3. Pembelajaran Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah Wa Thuruqu Al-Tadris” adalah:
ي,ال َهيِومْل ُمي َه َه َه َّلماي اَهَي ْل ِوْل ُمي َه َه ْل ُم ْل ٌدي ِوااْل َه ْل ِورَه ِوي اَّلِو ي َيُم َه ِو ُمم اَهي اْل ُم َه ِو ُم ي َهَيَه ْل ِو ُم اَهي َّلي ِو ِو ِو ِو لي ِو ْل الًي َه ْلسَهفاَه َه ِويمْلنَي َه اي يسَه ْلخ َهم ْل َه اَهْل َه لي اْل َه ْل ِورَه ُم ُم ي َهئ اًيقُمَي َّل ًةيي َه إِوَّلَّناَهي َهييقُمَي َّلةُميإِوذَه ْل ي10.اْل َهف ْلرُميِو ْل ي َه اَهِوِوي َه ُمس ُم ْلكِوِوي
“Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan dari seorang guru
kepada murid. Pengetahuan itu yang tidak hanya terfokus pada pengetahuan normatif saja namun pengetahuan yang memberi dampak pada sikap dan dapat membekali kehidupan dan akhlaknya” Dalam bukunya Educational Psychology dinyatakan bahwa Learning is an Active process that needs to be stimulated and guide toward desirable out comes.11 (Pembelajaran adalah proses akhir yang membutuhkan rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan out come yang diharapkan). Pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. 4. IPA Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala – gejala alam dan kebendaan yang sistematis, tersusun secara
9
. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana, 2010 , cet. VII, h. 255 10 Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, 1968, Juz I, h. 61. 11 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, New York: American Book Company, 1979, h. 225
10
teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. 12 5. MI Futuhiyyah Palebon MI. Futuhiyyah Palebon adalah lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan perpaduan Kurikulum, yaitu; kurikulum yang ditetapkan oleh Kementerian Agama dan Kurikulum Dinas Pendidikan Nasional G. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : a. Untuk mendiskripsikan penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan
Tengah
Pedurungan
Semarang
Tahun
Pelajaran
2015/2016. c. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam menambah
pengetahuan
dalam
bidang
pendidikan
khususnya
peningkatan hasil belajar siswa melalui Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam Pembelajaran IPA Materi Benda
12
. Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta : Depag RI, 2009 , h.2.
11
dan Sifatnya pada Siswa Kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Manfaat Praktis 1) Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan motivasi dan informasi tentang belajar secara
langsung serta
dapat memecahkan
permasalahan sehingga dapat menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam kehidupan sehari – hari. 2) Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam proses kegiatan belajar mengajar. 3) Bagi Madrasah Ibtidaiyah Futuhiyyah Palebon, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan
yang berarti dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar sehingga dapat menjadikan
Madrasah Ibtidaiyah Futuhiyyah Palebon sebagai
lembaga pendidikan yang lebih dinamis dan kreatif sesuai tuntutan perkembangan zaman. 4) Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman secara langsung tentang penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dan memberikan bekal agar guru siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman. H. Hipotesis Tindakan Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dari arti kata hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara penelitiannya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.13
13
. Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006 , h. 71
12
Menurut Sutrisno hadi Hipotesis adalah Suatu dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, dan akan ditolak apabila salah atau palsu dan akan diterima apabila fakta – faktanya membenarkan.14 Mengingat hipotesis merupakan Suatu dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah, maka harus dilakukan pengkajian pada bagian analisis untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan itu dapat diterima atau tidak. Untuk itu hipotesis yang peneliti ajukan adalah bahwa Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Pembelajaran IPA Materi Benda dan Sifatnya dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 I.
Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (PTK) 1. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek penelitian Dalam penelitian ini metode penentuan subyek penelitiannya adalah dengan menggunakan sample purposive yaitu jumlah sample yang diambil berdasarkan kebutuhan peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini sample penelitiannya berjumlah 26 orang yaitu 1 orang guru dan 25 siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. b. Objek penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian, yaitu: Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam Pembelajaran IPA Materi Benda Dan Sifatnya pada Siswa Kelas II MI Futuhiyyah Palebon Kel. Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Lokasi Penelitian 14
. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1, Yogyakarta : Andi, 2000 , h. 63.
13
Penelitian ini dilaksanakan di MI. Futuhiyyah Palebon yang beralamat di Jl. Soekarno – Hatta No. 65 Kel. Pedurungan Tengah Kec. Pedurungan Kota Semarang. 3. Desain Penelitian Dalam penelitian ini desain yang peneliti gunakan adalah desain penelitian model spiral dari Kemmis dan Taggart, yang dalam pelaksanaanya dilakukan dengan dua kali siklus, dimana setiap siklus terdiri dari empat komponen atau tahapan yaitu : (1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan; (3) Pengamatan; (4) Refleksi Adapun desainnya adalah sebagai berikut : Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ? Gambar. 1.1. Model spiral dari Kemmis dan Taggart. 15 Perencanaan adalah : proses, cara pembuatan, merencanakan.
16
Yang dimaksud dengan merencanakan di sini adalah mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas dalam sebuah proses pembelajaran. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi pembelajaran 15
. Suharsimi Arikunto, Op.Cit , h. 16 . Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, Bandung : PT Indah Jaya Adipratama, 2011 , h. 620 16
14
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain - pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan - tak akan dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan adalah : melakukan, melaksanakan, mengerjakan (rancangan keputusan, dan sebagainya).
17
Yang dimaksud dengan
pelaksanaan di sini adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan. Pengamatan adalah : Pengawasan terhadap perbuatan (kegiatan, keadaan) orang lain; perbuatan mengamati dengan penuh penelitian.
18
Yang dimaksud pengamatan di sini adalah pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran Refleksi adalah : gerakan, pantulan diluar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.
19
Yang
dimaksud dengan reflksi di sini adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar berupa penilaian tertulis maupun lisan (umumnya tulisan) oleh anak didik kepada guru, berisi ungkapan kesan, pesan, harapan serta kritik membangun atas pembelajaran yang diterimanya. Bahasa yang paling sederhana dan mudah dipahami adalah refleksi ini sangat mirip dengan curhatan anak didik terhadap guru tentang hal-hal yang dialami dalam kelas sejak dimulai hingga berakhirnya pembelajaran. 4. Faktor yang diteliti Untuk dapat memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa faktor yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu : a. Keterampilan guru dalam mendiskripsikan penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
17
. Ibid , h. 413 . Ibid , h. 20 19 . Ibid , h. 612 18
15
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. c. Hasil belajar IPA siswa kelas II MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Tengah Pedurungan Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 setelah mengikuti pembelajaran dengan metode Contextual Teaching And Learning (CTL). 5. Rencana Tindakan Pelaksanaan penelitian dirancang dengan tahapan penelitian tindakan kelas. Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Siklus I 2) Perencanaan a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) c) Menyiapkan lembar observasi d) Menyiapkan Instrumen Evaluasi e) Menyiapkan Media pembelajaran 3) Pelaksanaan a) Kegiatan Awal (1) Guru melakukan apersepsi (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru menyampaikan langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) (4) Guru menyampaikan materi pelajaran (5) Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa (6) Melibatkan siswa aktif dalam memahami materi untuk pemecahan masalah b) Kegiatan Inti (1) Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari
16
(2) Guru membagi siswa dalam kelompok (3) Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan (4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil kegiatan c) Kegiatan Akhir (1) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran (2) Guru melakukan evaluasi diakhir pertemuan (3) Guru melakukan refleksi (4) Guru menyampaikan salam penutup 4) Pengamatan Pengamatan dilakukan dalam rangka untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran. Sedang yang hal – hal yang diamati adalah : a) Pengamatan terhadap penggunaan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) yang dilakukan oleh guru b) Pengamatan
terhadap
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran 5) Refleksi Dalam kegiatan refleksi ini dilakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan yaitu : a) Mengevaluasi
terhadap
pelaksanaan
penggunaan
metode
Contextual Teaching And Learning (CTL) yang dilakukan oleh guru b) Mengevaluasi
terhadap
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran c) Mengevaluasi terhadap hasil belajar siswa Selanjutnya pada tahap ini peneliti menganalisis dan mengolah nilai yang terdapat pada lembar observasi yang ada, kemudian peneliti merencanakan untuk melakukan perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus II.
17
b. Siklus II 1) Perencanaan a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) c) Menyiapkan lembar observasi d) Menyiapkan Instrumen Evaluasi e) Menyiapkan Media pembelajaran 2) Pelaksanaan a) Kegiatan Awal (1) Guru melakukan apersepsi (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru menyampaikan langkah – langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) (4) Guru menyampaikan materi pelajaran (5) Guru mengaitkan materi dengan pengetahuan siswa (6) Melibatkan siswa aktif dalam memahami materi untuk pemecahan masalah b) Kegiatan Inti (1) Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari – hari (2) Guru membagi siswa dalam kelompok (3) Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan (4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan hasil kegiatan c) Kegiatan Akhir (5) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran (6) Guru melakukan evaluasi diakhir pertemuan (7) Guru melakukan refleksi (8) Guru menyampaikan salam penutup
18
3) Pengamatan Pengamatan dilakukan dalam rangka untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran. Sedang yang hal – hal yang diamati adalah : a) Pengamatan terhadap penggunaan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) yang dilakukan oleh guru b) Pengamatan
terhadap
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran 4) Refleksi Dalam kegiatan refleksi ini dilakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan yaitu : a) Mengevaluasi
terhadap
pelaksanaan
penggunaan
metode
Contextual Teaching And Learning (CTL) yang dilakukan oleh guru b) Mengevaluasi
terhadap
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran c) Mengevaluasi terhadap hasil belajar siswa 6. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu : a. Metode Observasi Metode Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.20 Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran IPA materi pokok Benda dan Sifatnya dengan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di kelas II MI. Futuhiyyah Palebon Kel.Pedurungan Tengah Kecamatan Pedurungan 20
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan III , Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007 , h. 220.
19
Kota Semarang. Berupa proses atau tindakan guru pada proses pembelajaran IPA. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya. 21 Sedangkan Dokumenter
menurut
Nana
(documentary
study)
Syaodih
Sukmadinata
merupakan
suatu
Studi teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumentasi tertulis, gambar maupun elektronik. 22 Metode dokumentasi ini digunakan untuk mencari data – data berupa tulisan – tulisan yang berhubungan dengan obyek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini, diantaranya untuk mengetahui data berupa nama siswa, jumlah peserta didik dan dokumen yang berkaitan dengan proses pembelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya dengan model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di kelas II MI. Futuhiyyah Palebon Kel.Pedurungan Tengah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. c. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 23 Tes hasil belajar kadang – kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil – hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. 24 Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur nilai hasil belajar peserta didik dalam belajar IPA khususnya pada materi
21
. Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h.231 . Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit, h. 221 23 . Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 150. 24 . Nana Syaodih Sukmadinata, Op.Cit, h. 223 22
20
Benda dan Sifatnya. Tes diberikan kepada peserta didik pada tiap akhir siklus berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 10 item butir soal. 7. Metode Analisis Data a. Untuk menganalisin data yang terkumpul, dilakukan analisis hasil yang telah dicapai oleh peserta didik melalui observasi, dan tes evaluasi. Data observasi penelitian, diberikan dengan memberikan nilai berupa angka yang dikatagorikan dengan kurang, cukup, baik, baik sekali. Pada tindakan setiap siklus dan setiap siklus masing – masing dua kali pertemuan, kemudian diberi perlakuan kegiatan yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. b. Hasil observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pelaksanaan penerapan pembelajaran yang dilkukan oleh guru dengan model Contextual teaching and learniang (CTL) dan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa. Hasil pengamatan atau observasi tersebut diambil dari penghitungan skor pengamatan dengan tehnik dan kriteria sebagai berikut : 1) Data observasi tentang pelaksanaan pembelajaran Data observasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakuakan oleh guru dengan penerapan pendekatan Contextual teaching and learniang (CTL) meliputi empat aspek pengamatan yaitu : Pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Data yang diperoleh dari hasil observasi tersebut, kemudian dianalisis dengan menggunakan tehnik deskriptif melalui persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah : Persentase (%)
jumlah skor yang diperoleh x100 jumlah skor maksimal
Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah sebagai berikut :
21
Skor > 85 %
= Pelaksanaan Pembelajaran Baik Sekali
70 % < Skor < 89 %
= Pelaksanaan Pembelajaran Baik
50 % < Skor < 69 %
= Pelaksanaan Pembelajaran Cukup
Skor < 49 %
= Pelaksanaan Pembelajaran Kurang.
25
2) Data observasi tentang aktivitas belajar siswa Data observasi tentang aktivitas belajar siswa meliputi lima aspek pengamatan yaitu : Keaktifan siswa, keberanian siswa, kerjasama, bertanya dan kemauan. Data yang diperoleh dari hasil observasi tersebut, kemudian dianalisis dengan menggunakan tehnik deskriptif melalui persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah : Persentase (%)
jumlah skor yang diperoleh x100 jumlah skor maksimal
Indikator keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut : Skor > 89 %
= Aktivitas Belajar Siswa Baik Sekali
70 % < Skor < 89 %
= Aktivitas Belajar Siswa Baik
50 % < Skor < 69 %
= Aktivitas Belajar Siswa Cukup
Skor < 49 %
= Aktivitas Belajar Siswa Kurang.
26
c. Hasil Belajar Peserta didik Hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir setiap siklus berupa 10 soal pilihan ganda (multiple choice). Kemudian dari data yang diperoleh dapat dianalisis nilai ketuntasan individu, ketuntasan klasikal dan nilai perkembangan peserta didik setelah adanya tindakan, adapun rumus dan kriteria yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 1) Ketuntasan belajar secara individu Penilaian hasil belajar siswa diambil melalui tes evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran tiap siklus. Tes evaluasi
25 26
Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung : Angkasa, 1995 , h. 186 Ibid
22
peserta didik yaitu berupa tes pilihan ganda. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individu yaitu : 27 Nilai
Skor yang diperoleh x100% Skor maksimal
Indikator peserta didik dikatakan tuntas jika siswa memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu minimal 70 2) Ketuntasan belajar secara klasikal Nilai post tes diperoleh dari nilai tes yang diadakan pada tiap akhir siklus, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Rumus yang digunakan untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikan yaitu : Persentase
Jumlah siswa yang memperoleh nilai 70 x100% Jumlah seluruh siswa
3) Rata – rata kelas Untuk mengetahui rata – rata kelas pada masing – masing siklus dihitung dengan analisis deskriptif, yaitu : Rata - rata
jumlah nilai seluruh peserta didik jumlah seluruh peserta didik
8. Indikator Keberhasilan Penerapan Contextual Teaching And Learning (CTL) pada pembelajaran IPA materi benda dan sifatnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas II MI. Futuhiyyah Palebon Kel.Pedurungan Tengah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini ditentukan dengan indikator : a. Rata-rata kelas sesuai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal), yaitu diatas nilai 70.
27
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009 , h. 207
23
b. Ketuntasan klasikal 70 %. J.
Sistematika Penyusunan Skripsi Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : Bagian awal, pada bagian ini memuat halam sampul, halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman abstrak, halaman pernyataan/deklarasi keaslian skripsi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman pedoman transliterasi arab - latin, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. Bagian isi ( inti ), meliputi : Bab satu, Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran secara umum seluruh isi skripsi meliputi : latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, telaah pustaka, rumusan masalah, rencana pemecahan masalah, penegasan istilah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis tindakan, metode penelitian dan sistematika penelitian skripsi. Bab dua, Landasan Teori yang dalam bab ini peneliti membagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab yang pertama membahas tentang landasan teori tentang Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), sub bab yang kedua berisi tentang Hasil Belajar, dan sub bab yang ketiga membahas tentang Tinjauan mata pelajaran IPA materi Benda dan Sifatnya. Bab tiga, Laporan Hasil Penelitian. Dalam bab ini juga dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab yang pertama berisi tentang laporan situasi umum objek penelitian, Sub bab yang kedua membahas tentang laporan kegiatan persiklus Bab empat, Analisis Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dilakukan analisis kegiatan persiklus dan pembahasannya Bab lima, Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan dari apa yang telah dijabarkan dari bab-bab sebelumnya baik yang bersumber dari landasan teori maupun hasil penelitian di lapangan dilanjutkan dengan saran-saran yang dianggap perlu dan diakhiri dengan kata penutup Bagian Akhir, bagian ini terdiri atas daftar pustaka, daftar ralat dan daftar riwayat pendidikan peneliti serta lampiran-lampiran