BAB I Pemberdayaan Pelajar NU Melalui Akses Pendidikan Umum A.Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pemberdayaan yang efektif untuk merubah karakter, pola pikir dan keadaan seseorang. Bahkan kemajuan sebuah negara bisa diukur dari tingginya pendidikan warga negaranya. Ki Hajar Dewantara, tokoh nasional pendidikan indonesia merumuskan hakekat pendidikan sebagai usaha orang tua bagi anak-anak dengan maksud untuk menyongkong kemajuan hidupnya, dalam arti memperbaiki tumbuhnya kekuatan rohani dan jasmani yang ada pada anak-anak.pendidikan juga dimaksud untuk menuntun segala kekuatan yang ada agar masyarakat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya.1 Dari kenyataan itu diharapakan seluruh masyarakat Indonesia mampu untuk mengakses pendidikan secara baik. Sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa memiliki kemampuan dan kahlian diberbagai bidang keilmuan danbersamasama membangunkesejahteraan bangsa yang merupakan tujuan dari negara Indonesia selama ini.
Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2010 telah mulai memberikan bantuan pendidikan yang cukup besar pada masyarakat Indonesia, utamanya adalah bantuan Bidikmisi kepada mahasiswa yang layak masuk perguruan tinggi namun tak mempunyai ekonomi yang cukup. Program ini dirasa sangat memberikan banyak kesempatan bagi warga Indonesia 1
Darmaningtyas. Pendidikan Pada dan Setelah Krisis .(Yogyakarta:pustaka pelajar,1999) hal 4
untuk bisa merasakan kuliah di perguruan negeri. Namun dari program ini pun masih kurang maksimal karena ada beberapa kendala terutama pada penyaluran informasi yang layak hingga ke sekolah-sekolah yang masih tertinggal dan terpencil. Selain itu proses seleksi yang dilakukan oleh perguruan tinggi masih menganggap sekolah-sekolah tertinggal tidak mempunyai siswa yang layak untuk kuliah.
Kondisi masyarakat Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi belumlah merata. Banyak pelajar di pedesaan yan tak bisa menikmati akses pendidikan secara maksimal. Di sini kita bisa melihat banyaknya lulusan SLTA yang belum bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Faktornya pun sangat beragam. Namun faktor yang paling mendominasi adalah dalam hal ekonomi dan pemahaman tentang bagaimana perguruan tinggi dan tata cara bisa kuliah di perguruan tinggi dengan banyaknya beasiswa yang disediakan oleh pemerintah dan swasta.
Sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia, NU memiliki basis massa yang tersebar di seluruh wilayah indonesia. Kebanyakan anggota NU bertempat tinggal di daerah pedesaan, begitupun dengan pelajar NU yang kebanyakan tinggal dan menempuh pendidikan di daerah pedesaan, sehingga kebanyakan dari mereka masih kurang mendapatkan informasi dan kesempatan akses pendidikan yang baik. Di lain sisi pada saat ini pelajar NU masih terkenal dengan pendidikan pesantennya yang bercorak tradisional, sehingga masih banyak stigma yang melekat bahwa pendidikan umumyang diterima oleh pelajar NU kurang bisa bersaing dengan pelajar yang bersekolah di sekolah negeri, pelajar NU dianggap
hanya memiliki keunggulan dalam pendidikan agama, namun masih tertinggal dalam bidang pendidikan umum, dari hal itulah kebanyakan lulusan pelajar di pesantren masih kurang mampu bersaing untuk mendapatkan akses pendidikan di perguruan tinggi. Sependapat dengan itu, KH.Hasim Muzadi (Mantan Ketua Organisasi NU hanya menang jamaah(anggota)dalam hitungan kuantitas saja,sementara dari bidang-bidang yang lain,seperti kekuatan ekonomi, jaringan dan kekuatan intelektual,warga NU masih tertinggal dengan yang lain.2 Dalam kalangan elit pemerintahan, NU memiliki banyak kader yeng memilik posisi strategis, namun dalam kelas menengah kebawah ada kekosongan peran yang dimiliki oleh kader NU. Dari kenyataan itulah banyak pengurus-pengurus NU mulai berfikir untuk menyediakan formulasi yang bisa menjawab permasalahan tersebut. Salah satu cara yang dipilih oleh pengurus NU adalah memberikan pendampingan kepada pelajar
NU agar
mampu
mengakses
pendidikan
di
perguruan
tinggi.
Pendampingan tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing pelajar NU dalam mendapatkan akses pendidikan di perguruan tinggi negeri. Diharapkan dengan lebih banyaknya pelajar NU yang bisa mengakses pendidikan umum sampai perguruan tinggi, maka terlahirlah banyak kader NU
profesional di
berbagai bidang, dari kader-kader itulah diharapkan bisa menjawab permasalahan bangsa Indonesia dan secara khusus bisa memberikan solusi permasalahan bagi warga NU. Dalam kontek ini, pendidikan diharapkan bisa menciptakan sebuah kepedulian terhadap sebuah permasalahan masyarakat, lalu ada keinginan untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada. Menurut KH.Mahrur Ahmad
Di kutip dari www.sukorejo.com . KH.Hasim muzadi : NU mayoritas dalam jumlah saja.
an dan kecintaan akan tanah air,mendorong setiap individu untuk memikirkan pernak-pernik persoalan yang dihadapi bangsa, lalu turun tangan dan bertindak secara lebih kongkret untuk menyelesaikannya.3
Pendampingan pelajar NU masuk ke perguruan tinggi dimulai dari proses panjang dari pergumulan beberapa generasi muda NU yang tergabung dalam Komunitas Mata Air. Dari proses tersebut tercetuslah sebuah program Bimbingan Pasca Ujian Nasional(BPUN) yang diberikan kepada pelajar NU agar bisa mendapatkan pendidikan dengan baik, khususnya di perguruan tinggi. Dengan slogan student today leader tommorow , Komunitas Mata Air mencoba untuk mengajak para kader muda NU menjadi seorang pelajar yang selalu berhasrat mencari ilmu setingi-tingginya dan suatu saat nanti bisa menjadi seseorang pemimpin tangguh sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.
Program pendampingan pelajar NU masuk PTN diharapkan mampu meningkatkan kapasitas yang dimiliki oleh kader-kader muda NU khususnya dalam bidang pendidikan umum. Program ini memiliki dua tujuan besar, yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang.4 Adapun tujuan jangka pendeknya adalah menitipkan para pelajar NU yang berpotensi untuk bisa mengenyam pendidikan di beberapa perguruan tinggi negeri di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan tujuan jangka panjangnnya ialah terlahirnya para profesional terdidik di beberapa bidang yang diharapkan bisa menjadi pemimpin yang mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa. 3
KH.Masrur Ahmad MZ. Islam Hijau Merangkul Budaya Menyambut Kearifan Lokal.(sleman:Al Qodir Press,2014) hal 116 4 Wawancara Suntono, Manager Komunitas Mata Air DIY tanggal 20 agustus 2015
BPUN diadakan pertama kali pada tahun 2007 di tiga kota besar, yaitu: Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta. Pada masa awal diadakan pendampingan lebih dari 75 persen peserta bisa masuk ke PTN. Tahun 2008 mulai dikembangkan di beberapa daerah dari 3 kota/kabupaten menjadi 7 kota/ kabupaten. Tahun 2011 berkembang menjadi 45 kota/kabupaten. Tahun 2013 dikembangkan menjadi 60 kota/kabupaten. Selanjutnya pada tahun 2014 Komunitas Mata Air telah mengadakan bimbingan kepada pelajar di 63 kota/kabupaten. Sudah ribuan pelajar yang ikut bimbingan dari Komuinitas Mata Air hingga hari ini. Bahkan ratusan alumni Komunitas Mata Air sudah terserap di dunia profesional seperti birokrat, swasta, akademisi. Saat ini Komunitas Mata Air sudah tersebar 63 kota/kabupaten di Indonesia, salah satu daerah tersebut adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, di tahun 2015 Komunitas Mata Air DIY menyelenggarakan program Bimbingan Pasca Ujian Nasional yang diikuti oleh pelajar yang berasal dari sekolah di DIY. Dari 70 peserta, 65 peserta kini telah terdaftar menjadi mahasiswa di perguruan tinggi negeri. Dari data tersebut bisa di katakan 95 % peserta sukses masuk ke perguruan tinggi negeri, bisa dikatakan Komunitas Mata Air DIY mampu menjalankan program tersebut secara maksimal.Melihat dari pencapaian tersebut, maka peran yang dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY dalam pemberdayaan pelajar sangatlah bermanfaat bagi para pelajar. Peran tersebut dilihat dari suksesnya pendampingan pelajar melalui program-program yang telah dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY. Dalam menjalankan program pemberdayaan,Komunitas Mata Air DIY mengajak kepada seluruh anggota komunitas untuk berpartisipasi aktif dalam
setiap kegiatan yang sudah diagendakan oleh pengurus Komunitas Mata Air, adapun angota Komunitas Mata Air DIY merupakan sekumpulan mahasiswa yang berkuliah di universitas yang berada di DIY dan merupakan alumni dari kegiatan BPUN yang diselenggarakan Komunitas Mata Air di seluruh Indonesia. Kepengurusan Komunitas Mata Air DIY pun dibentuk seperti halnya sebuah organisasi, hal itu bertujuan agar koordinasi setiap anggota komunitas bisa berjalan dengan baik, sehinggga program pemberdayaan yang diamanahkan kepada Komunitas Mata Air DIY bisa berjalan dengan maksimal. Banyaknya anggota Komunitas Mata Air di DIY menjadi nilai tambah tersendiri dibanding dengan Komunitas Mata Air di daerah lainya, hal itu karena banyaknya universitas yang berada di DI.Yogyakarta, sehingga banyak mahasiswa yang merupakan alumni dari kegiatan BPUN sekarang berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Mereka sekarang menjadianggota aktif komunitas dan sekaligus menjadi pengurus pada setiap kegiatan yang dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti peran dan pencapaian Komunitas Mata Air DIY dalam upaya pemberdayaan pelajar NU. Ketertarikan penulis untuk meneliti kajian ini berdasarkan pada : pertama, belum adanya penelitian di Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan yang bersinggungan dengan sebuah komunitas yang memberikan pemberdayaan kepada pelajar.kedua, kebanyakan komunitas lahir karena ada kesamaan
rasa dan tujuan sehingga
mereka berkelompok, namun Komunitas Mata Air DIY, terbentuk dari sebuah kepentingansebuah
organisasi
islam
terbesar
di
Indonesia
yaitu
NU,
untukmemberdayakan
kader-kader
muda
NU
dengan
cara
memberikan
kesempatan mengenyam penddidikan di perguruan tinggi.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini na Peran dan Pencapaian Komunitas Mata Air DIY dalam Upaya Pemberdayaan Pelajar NU? C. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian C.1 Tujuan penelitian : 1. Mengetahui peran yang dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY dalam pemberdayaan pelajar sehingga banyak pelajar yang bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. 2.
Mengetahui proses pemberdayaan yang dijalankan oleh KomunitasMata Air DIY
3. Mengetahui hasil dari pemberdayaan yang dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY. C. 2 Manfaat penelitian : 1. Manfaat Praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pemberdayaan pelajar oleh Komunitas Mata Air DIY. 2. Manfaat Akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada, yang berguna untuk menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa dalam dimensi pemberdayaan masyarakat.
D. Landasan Teori D.1 Kelompok Kepentingan Kelompok kepentingan adalah kelompok yang berusaha mempengaruhi kebijakan publik dalam suatu bidang yang dapat dikatakan penting untuk anggotaanggotanya.5
Kelompok
ini
memusatkan
perhatian
pada
bagaimana
mengartikulasikan kepentingan tertentu pada pemerintah. Sehingga harapannya pemerintah dapat menyusun kebijakan yang menampung kepentingan kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa kelompok kepentingan lebih berorientasi pada kebijakan umum yang dibuat pemerintah.6 Menurut Ramlan Surbakti, kelompok kepentingan (interest group) adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan, tujuan, dan sepakat menyatukan dirinya dalam sebuah perkumpulan atau organisasi guna melindungi dirinya serta menyampaikan tujuan. Kelompok ini memfokuskan perhatiannya pada bagaimana menyampaikan kepentingannya pada pemerintah sehingga pemerintah menyusun kebijakan yang menampung kepentingan kelompok. Maka kelompok
kepentingan ini lebih berorientasi pada proses
perumusan kebijakan umum yang di buat pemerintah.7 Menurut M
. Colin MacAnrews, kelompok
kepentingan merupakan sebuah organisasi yang berupaya mempengaruhi
Dalam Miriam Budiardjo.2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.hal 383 6 Ramlan Subakti.1999. Memahami Ilmu Politik.Jakarta. PT.Gramedia. hal 109 7 Ibid .hal 109
kepentingan tanpa waktu yang bersamaan berkehendak memperoleh jabatan publik.8 Karena keberagamannya kelompok-kelompok kepentingan ini Gabriel A. Almond membagi kelompok kepentingan dibagi atas 4 kategori, Berikut ini adalah beberapa jenis kelompok kepentingan yang dikenal, diantaranya adalah :9 a.
Kelompok Anomic Kelompok yang terbentuk diatara unsur-unsur dalam masyarakat secara sepontan dan hanya seketika, dan hanya tidak memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur.
b. Kelompok Non Assosiasional Kelompok yang termasuk kategori kelompok masyarakat awam (belum maju) dan tidak terorganisir rapi dan kegiatannya bersifat temporer. c.
Kelompok Assosiaonal Kelompok yang terbentuk dari masyarakat dengan fungsi untuk mengartikulasi kepentingan anggotanya kepada pemerintah atau perusahan pemilik modal.
d. Kelompok Insstitusional Kelompok formal yang memiliki struktur, visi, misi, tugas, fungsi serta sebagai artikulasi kepentingan. Dalam penelitian ini, Komunitas Mata Air DIY masuk dalam kategori kelompok Assosional. Komunitas Mata Air DIY bisa diklasifikasikan dalam kelompok kepentingan karena Komuitas Mata Air DIY ini merupakan kepanjangan tangan dari Organisai NU (kelompok kepentingan), sehingga 8
Mohtar M Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gajah Mada University. Hal 53 9 Miriam Budihrdjo.2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.Hal 388
kepentingan dan pemikiran ideologi yang di perjuangkan memiliki kesamaan dengan NU. Adapun fungsi dari Komunitas Mata Air DIY sebagai kelompok kepentingan yaitu menjadi wadah pemberdayaan bagi anggota dalam hal ini pelajar NU. Kelompok assosional adalah mereka yang dihuni oleh para aktivis secara sukarela (walaupun mereka sama-sama mempunyai organisasi profesional dan permanen). Orang yang bergabung dalam kelompok tersebut merasa ada cita-cita dan kepentingan bersama. Kelompok ini biasanya memiliki batasan atau spesisifikasi tujuan dalam mencapai kepentingan yang mereka harapkan. 10 Secara khas kelompok kepentingan Assosional kepentingannya dari kelompok khusus, menggunakan tenaga profesional, yang bekerja secra penuh dan mempunyai prosedur yang teratur untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan. 11 Kelompok kepentingan bertujuan bagaimana pandangan-pandangan dan kepentingannya dapat dipahami oleh para pemimipin selaku pembuat keputusan agar keputusannya relevan dengan kepentingan mereka, oleh karena itulah kelompok kepentingan mencari saluran-saluran yang tepat dalam menyampaikan tuntutan. Saluran untuk menyatakan pendapat dalam masyarakat berpengaruh besar dalam menentukan luasnya dan efektifnya tuntutan kelompok kepentingan. Saluran-saluran paling penting adalah sebagai berikut :12 a.
Demonstrasi dan Tindakan Kekerasan. Sebuah sarana untuk menyampaikan tuntutan adalah melalui demonstrasi
dan tindakan kekerasan fisik. Dengan memakai model ini kelompok kepentingan
Barrie Axfor.et al. 2002.An Introduction Second Edition: Politics .New York: Routledge.hal 385 MacAndrews.Perbandingan Sistem Politik. Hal 56 12 Ibid . hal 58 11
berkeyakinan tuntutannya dapat didengar oleh penguasa yang kemudian merubah suatu kebijakan. b. Hubungan Pribadi Hubungan pribadi menjadi sebuah sarana untuk menyalurkan tuntutan seperti keluarga, teman sekolah, hubungan daerah dapat menjadi salah satu cara peling efektif dalam membentuk sikap dari seseorang. Jika hubungan ini dilakukan dengan dengan ramah tamah dan bersahabat, maka kemungkinan mendapatkan tanggapan yang baik semakin besar. Biasanya tuntutan yang disampaiakan oleh teman, kerabat, keluarga lebih sering diperhatikan di banding bila disampaikan secara formal dari orang yang belum di kenal. c.
Perwakilan Langsung Perwakilan atau delegasi langsung dalam badan legislatif dan jajaran
birokrasi dapat memungkinkan suatu kelompok kepentingan agar dapat mengkomunikasikan secara langsung dan terus menerus kepentingannya melalui seoarang anggota aktif dalam pembuatan keputusan. d. Saluran Formal dan Institusional lain Saluran formal dan Institusional
dapat memungkinkan tuntutan dari
kelompok kepentingan lebih mudah mencapai tujuan kepentingannya. Antara lain ialah melalui media massa cetak, elektronik, televisi (formal) dan partai politik (Institusional) lainnya. Ini merupakan saluran-saluran yang dianggap lebih mudah untuk mencapai kepentingan. Saluran-saluran yang telah di jelaskan di atas dapat digunakan kelompok Komunitas Mata Air DIY sesuai dengan kebutuhannya untuk dapat meraih kepentingan dan tujuan yang telah direncanakan. Salah satu cara yang di miliki
oleh Komunitas Mata Air DIY yaitumendorong para kadernya untuk aktif di dalam organnisasi kampus dan bisa mewarnai dunia kampus dengan ideology yang sesuai dengan NU, dengan hal itu Komunitas Mata Air DIY dapat mengarahkan dana menjaga pemikiran para mahasiswa agar suata saat bisa memperjuangkan sebuah kebijakan yang \sesuai dengan alur pemikiran NU. D.2Konsep Pemberdayaan Sulistiyani menjelas
pemberdayaan berasal
dari kata dasar pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya.13 Menurut Edi Suharto Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemapanan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti kepercayaan diri, mampu menyampaikan inspirasi dan partisipasi.14 Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
13
kehidupannya
dan
kehidupan
orang lain
yang menjadi
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Gava Media, Jogjakarta Hal 7 14 Edy Suharto. Membangun . Masyarakat Memberdayakan Rakyat.Cet IV (Bandung : Rafika Aditama,2010), hal 58
perhatiannya.15 Adapun pemberdayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membangun kemandirian pelajar dengan cara melalui pendidikan, pelatihan untuk menunjukan jiwa kepemimpinan sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam tatanan kehidupan sosial. Upaya pemberdayaan masyarakat telah mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak yang meliputi aspek pemberdayaan ekonomi sosial dan politik. Pemberdayan masyarakat adalah dengan memberikan akses kepada masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dengan memperoleh atau memanfaatkan hak masyarakat
bagi
peningkatan
kwalitas
kehidupannya
karena
penyebab
ketidakberdayaan masyarakat disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuanan keterampilan serta adanya kondidi kemiskinan yang dialami sebagian masyarakat.16 Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya menjadikan masyarakat menjadi pribadi yang mandiri supaya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Serta dapat menggali potensi yang ada dalam masyarakat dengan berbagai keterampilan yang ada dalam diri manusia menjadi masyarakat yang produktif. Sementara
menurut
Prijono,
S.
Onny
dan
Pranarka,
A.M.W
pemberdayaan adalah proses kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan hidupnya dan pemberdayaan harus ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal.17
15
Ibid ibid 17 Prijono, Onny S dan Pranarka, A.M.W.1996.Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. Hal 55 16
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah proses untuk memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Dalam penelitian ini yang dimaksud pemberdayaan adalah pemberdayaan yang dilakukan terhadap pelajar-pelajar NU yang memiliki potensi untuk bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi, sehingga mereka bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Pemberdayaan pelajar fokus kepada peningkatan kualitaspendidikan yang mereka miliki. Pemberdayaan pelajar sebagai metode dalam upaya untuk memberikan merekapandangan pentingnya sebuah pendidikan dan mengupayakan mereka untuk bisa mendapatkan askses pendidikan dengan baik. Hal tersebut diwujudkan dengan berbagai program yang sudah di rencanakan dengan sistematis. Adapun program-program tersebut, yaitu : pertama, memberikan motivasi kepada pelajar-pelajar NU agar memiliki minat dan kepercayaan diri untuk mengakses pendidikan di perguruan tinggi favorit di indonesia.kedua,memberikan pendampingan melalui program Bimbingan Pasca Ujian Nasional(BPUN) kepada pelajar yang berpotensi untuk meningkatan daya saing mereka dalam menghadapi persaingan seleksi masuk PTN di Indonesia. ketiga,advokasi beasiswa bagi pelajar yang memang memiliki keterbatasan ekonomi. Keempat, memberikan pelatihanpelatihan kepada pelajar sebagai bekal tambahan pelajar untuk meningkatkan keahlian dan kemampuannya.18
Wawancara Suntono, Manager Komunitas Mata Air DIY tanggal 20 agustus 2015
Penerapan pemberdayaan pelajar dilakukan dalam bentuk pelayanan bimbingan dan pendampingan kepada para pelajar yang memiliki potensi agar mereka bisa masuk ke dalam perguruan tinggi favorit di indonesia. Pelayanan bimbingan dan pendampingan pemberdayaan pelajar lebih berorientasi kepada pemberdayaan atas pengguna kemampuan mereka bisa mengakses pendidikan sebaik mungkin. Pemberdayaan
pelajar
dilakukan dalam bentuk program-
program persiapan para pelajar untuk bisa bersaing dalam ujian masuk ke dalam perguruan tinggi. D.3 Pendidikan Dalam sepanjang zaman, pendidikan telah menarik perhatian banyak orang karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dimana kita semua
percaya
bahwa
pembangunan
yang
berkelanjutan
(sustainable
development) hanya mungkin apabila masyarakat sekitarnya memiliki pendidikan yang memadai, dan yang mampu melestarikan lingkungan di mana mereka berada. Permasalahan pendidikan adalah sangat kompleks. Prof. Tilaar juga
keseluruhan hidup manusia di dalam segala aspeknya, yaitu politik, ekonomi, hukum, dan kebudayaaan. Terdapat berbagai definisi mengenai pendidikan secara luas pendidikan adalah fenomena fundamental dalam kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa dimana ada kehidupan manusia, disitu pula terjadi proses pendidikan. 19
19
Driyarkarya. 1980.DriyarkaryaTentang Pendidikan. Yogyakarta:Kanisius. Hal 63
Proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara bertahap, yaitu (1) tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli, sehingga yang bersangkutan merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri, (2) tahap transformasi kemampuan berupa wawasan berfikir atau pengetahuan, kecakapan-ketrampilan agar dapat mengambil peran dalam pembangunan, dan (3) tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapanketrampilan sehingga terbentuk inisiatif, kreatif, dan kemampuan inovativ untuk mengantarkan pada kemandirian.20 Pemaparan diatas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan pelajar melalui akses pendidikan, seperti memberikan motivasi dan arahan sehingga membentuk individu menjadi peduli dengan pendidikan. Adapun kepedulian tersebut dilihat dariketertarikan,kemauan dan kemampuan pelajar untuk mendapatkan akses pendidikan. Setelah itu individu akan di beri bimbingan dan pendampingan agar mereka bisa mendapatkan akses pendidikan dengan baik. Dari semua itu, individu yang sudah mendapatkan pendidikan diharapkan akan menjadi kader yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang tertentu. Hal itu ditandai dengan kader yang memiliki kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya atau kemampuan yang dimiliki. Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik atau material. Pelaku pemberdayaan harus dapat berperan sebagai motivator, mediator, dan fasilitator yang baik. 20
Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Gava Media,Jogjakarta.hal 25
E. Definisi Konseptual 1. Kelompok kepentingan adalah sekelompok anggota masyarakat yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama, sehingga mereka merancang berbagai strategi untuk mempengaruhi sebuah kebijakan. Pada saat yang bersamaan kelompok kepentingan terlihat tidak memiliki hasrat untuk mengincar posisi-posisi strategis di dalam Pemerintahan, namun hal itu tak menutup kemungkinan kelompok kepentingan
mengirimkan
perwakilanya
apabila
ada
kesempatan
untuk
menempatkan wakilnya di Pemerintahan. Adapun strategi yang di jalankan oleh kelompok kepentingan dilakukan secara sistematis dan terencana, dilakukan secara kolektif untuk mempengaruhi keputusan dalam rangka untuk mencapai tujuan utamanya yaitu memepengaruhi kebijakan sehingga sesuai dengan tujuan dan kepentingan kelompok tersebut. Adanya kelompok kepentingan ini menyangkut atau berkaitan dengan kepentingan publik atau kepentingan anggota masyarakat. Sebuah kelompok kepentingan memiliki saluran-saluran tersendiri untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan publik seperti halnya demontrasi, mengirim wakilnya sebagai aktor pembuat kebijakan, ataupun mengunakan saluran formal dan intitusional.
F. Definisi Operasional 1. Kelompok kepentingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Komunitas Mata Air DIY yang menjalankan pemberdayan untuk pelajar NU melalui akses pendidikan. Komunitas Mata Air DIY memiliki tujuan dan kepentingan untuk mempersiapkan pelajar NU menjadi kader yang berkwalitas sehingga kedepannya bisa terbentuk masyarakat kelas menengah dari kader NU yang terintegrasi dan bisa memberikan pengaruh dalam dinamika sistem sosial ataupun sistem pemerintahan. Adapun tahapan untuk mencapai hal tersebut ialah 1)Merubah kultur pendidikan pelajar NU, 2)Mencetak sarjana-sarjana NU yang berkwalitas, 3)Mendorong pelajar NU agar menjadi kader yang memiliki peran di dalam sistem pemerintahan. Serangkaian pemberdayaan tersebut adalah memotivasi pelajar
NU
sehingga
peduli
dengan
pendidikan
umum,
memberikan
pendampingan kepada pelajar NU agar bisa mendapatkan akses pendidikan di perguruan tinggi, pelatihan kepemimimpinan dan membentuk jaringan kader NU yang mampu meberikan peran dalam sistem sosial, ekonomi, dan politik. Pemberdayaan kepada pelajar NU merupakan salah satu wujud dari fungsi kelompok kepentingan. Kemampuan yang didapatkan dari pemberdayaan tersebut akan membentuk kader yang kedepannya mampu mempengaruhi mekanisme penentu kebijakan (political makers) dengan cara menjadi akademisi, pengusaha ataupun menjadi para pembuat (decision makers) pada tingkat administrasi pemerintah pusat ataupun daerah.
G. Metode Penelitian G.1 Jenis Penelitian Penelitian skripsi ini hendak menggunakan desain penelitian kualitatif dengan memanfaatkan teknik Studi Kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang mendalam (intens) mengenai suatu kasus. 21 Dalam penelitian ini, penulis lebih khusus menggunakan penelitian studi kasus berjenis intrinsic case study. Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus. Hal ini dilakukan tidak dengan maksud untuk menempatkan kasus tersebut mewakili dari kasus lain, tetapi lebih kepada kekhususan dan keunikannya.22 Dari penjelasan tersebut peneliti menilai bahwa penelitian mengenai strategi pemberdayaan pelajar NU ini lebih cocok menggunakan metode penelitian studi kasus dengan teknik penelitian mendalam. Hal ini dikarenakan melalui teknik studi kasus yang mendalam, peneliti dapat mengeksplorasi data secara menyeluruh dan mendalam mengenai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan objek penelitian. Sehingga berbagai kemungkinan data yang diperoleh dapat memperkuat argumen utama dari fokus penelitian ini. G.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian
ini
juga
menggunakan
pendekatan
kualitatif
dengan
teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
21 Tatang. M. Amirin.1995. Menyusun Rencana Penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hlm. 123. John W. Creswell.2007. Qualitative Inquiry & Research Design. Sage Publications. London. Hlm. 74.
1) Wawancara (Interview) : Wawancara dilakukan dengan narasumber utama yaitu Suntono (Manajer Komunitas Mata Air DIY),Toyib Rizki (Sekertaris Komunitas Mata Air DIY)Sukron Nasuha (Ketua Komunitas Mata Air DIY), Sihabudin(Sie Acara Komunitas Mata Air DIY),Afif Lutfi ( Ketua Tim Advokasi komunitas Mata Air DIY),Taufik Qolby(mahasiswa UGM alumni BPUN), Muhammad Sahlan (Aktivis PMII UGM) dan Didi Edi (aktivis PMII UGM). Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang siapa mereka, bagaimana aktivitas mereka, dan bagaimana mereka mempertahankan eksistensi komunitas dimana mereka menjadi anggota serta bagaimana peran mereka dalam program pemberdayaan. Di dalam penelitian ini digunakan instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara atau instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada anggota komunitas serta wawancara dilakukan secara bebas tapi tidak terlepas pada fokus masalah. 2) Pengamatan (Observation) : Dalam penelitian ini peneliti secara langsung ikut tergabung dengan komunitas sehingga peneliti dapat mengamati siapa-siapa saja yang termasuk anggota dari komunitas Mata Air DIY dan peneliti ikut berperan aktif setiap aktifitas yang dilakukan oleh anggota komunitas untuk mengetahui bagaimana aktivitas mereka dalam komunitas. Keikut sertaan peneliti dalam setiap kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan dan gambaran dari hasil pengamatan peran yang dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY dalam pemberdayaan pelajar NU. Untuk memeperkaya data maka penulis juga melakukan Pelacakan data melalui dokumen dan dokumentasi yang memuat kegiatan program-program yang
dijalankan oleh Komunitas Mata Air DIY. Data ini berupa artikel koran, data-data Komunitas Mata Air DIY dan website mata air. G.3 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah Komunitas Mata Air DIY G.4 Teknik Analisa Data Teknik analisa data dilakukan sejak data dan informasi yang didapat melalui proses wawancara dan kepustakaan telah terkumpul. Data dan informasi tersebut kemudian disederhanakan berdasarkan kebutuhan penelitian. Maka proses ini harus benar-benar diperhatikan, sebab peneliti harus bisa memilah data mana yang benar-benar dibutuhkan dan data mana yang sekiranya tidak dibutuhkan. Kemampuan peneliti pada tahap ini juga menentukan penelitian tersebut apakah fokus pada topik utamanya, atau melebar ke topik lain. Tahap selanjutnya setelah memilah dan menyederhanakan data adalah menganalisis data dan informasi untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Tahap ini menentukan kekuatan dari argumen yang kita bangun, apakah seluruh analisis data yang kita lakukan tersebut mampu menjawab permasalahan penelitian dan menjadi kesimpulan penelitian ini.
H. Sistematika Bab Penulisan dalam penelitian ini akan dituangkan kedalam lima bab besar, yang kemudian akan terdiri dari beberapa sub bab. Adapun kelima bab besar tersebut, yaitu : BAB I : Dalam bab ini dipaparkan mengenai latar belakang, tujuan, dan permasalahan
yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Pembahasan
mengenai fenomena pemberdayaan pelajar dengan memberikan akses pendidikan. Pembahasan teori serta sistematika bab juga tercantum di bab ini. BAB II : Dalam bab ini membahas tentang gambaran Komunitas Mata Air DIY diantaraanya sejarah singkat berdirinya, visi misi dan tujuan program, struktur organiasai ,serta keadaan pelajar yang mendapatkan pemberdayaan dalam penelitian. BAB III : Dalam bab ini menjelaskan tentang tujuan dan kepentingan yang di miliki oleh Komunitas Mata Air DIY dalam proses pemberdayaan yang ditunjukan kepada para pelajar-pelajar NU. BAB IV : Dalam bab ini membahas tentang peran dan pencapaian Komunitas Mata Air DIY dalam menjalankan program pemeberdayaan pelajar di DI.Yogyakarta. BAB V : Bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran,pada bab ini juga dicantumkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.