BAB 7 STRATEGI PENGEMBANGAN PANTAI DAN LAUT KABUPATEN BREBES Strategi pelaksanaan pengembangan ini mencoba untuk menempatkan persoalan yang dihadapi
oleh kawasan pantai dan laut Kabupaten Brebes dalam wadah solusi yang terbaik
dan
memunculkan banyak alternatif yang bervariasi untuk meningkatkan potensi dan menjada kelestarian lingkungan pantai dan laut Kabupaten Brebes. Strategi pengembangan ini diharapkan dapat mengatasi persoalan dan meningkatkan progres sebagai langkah antisipatif dan kuratif.
7,1
KONSEP STMTEGI PENGEMBANGAN
Berdasarkan permasalahan pokok pantai dan laut
di Kabupaten Brebes, hasil
rumusan
potensi dan persoalan kemudian dimasukkan ke dalam seperangkat strategi yang lebih operasional, yaitu core strafegy, c.ansumer strategy, dan bnseguences strategy. Masing_ rnasing strategi memilikifungsi dan penekanan yang berbeda.
Core Strategy berfungsi mengarahkan (sfeenng) fokus perencanaan kawasan
dan/atau
pemantapan fungsi. Ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu kejelasan maksud/tujuan,
kejelasan peran, dan kejelasan arah. consequences strategy menekankan pentingnya pasar dan kompetisi dalam penciptaan insentif atas akibat (konsekuensi) penerapan
dari
shategi utama. Oleh karena itu, harus dipikirkan dengan cermat, pada aspek mana (piority
aspecf) dapat memempercepat kinerja shategi utama. Strategi kedua
ini
mempunyai
pendekatan dalain
hal pengembangan din pengelolaan kinerja kawasan. Customer strategy menekankan pada akuntabilitas, yang dapat didekati dengan beberapa
pendekatan, yaitu pilihan pengguna/cusfomer, pilihan kompetitif, dan jaminan kualitas pada pengguna (customer quality assurance). Dalam hal ini kepuasan pengguna (dalam artian para investor maupun masyarakat luas) menjadi hal utama yang harus dicapai.
vll-1
Setelah mendapatkan materi pokok dari hasil analisis potensi'dan persoalan Pantai dan Laut Brebes di Bab 6, maka tahapan selanjutnya untuk menyusun shategi adalah memetakannya ke dalam kuadran-kuadran strategi yang dibagi berdasarkan perspektif internal dan eksternal.
Di bawah ini adalah faktor-faktor intemal dan ekstemal yang telah mengalami
proses
filterisasi dan kombinasi daripotensi dan persoalan yang ada.
TABEL VII.1 POTENSI DAN PERSOALAN UTAMA YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PANTAI DAN LAUT KABUPATEN BREBES POTENSI
PERSOALAN
Penetrasi Lahan Pertambakan
Adanya akresi (tanah timbul) memberikan tambahan lahan yang potensi untuk dapat dikembangkan sebagai
kawasan mangrove yang dapat difungsikan untuk
dapat berdampak pada terganggunya
sistem penurunan daya dukung lahan pada jangka panjang
menjaga lingkungan pesisir
Pengembangan
jalan alternatif lingkar utara dari - Kecamatan Brebes - Kota Tegal
Adanya indikasi menurunnya kualitas lingkungan Pantai dan Laut Brebes yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya titik rawan banjir, kegiatan
Kecamatan Wanasari
Jalur Pantura yang melintasi kawasan pantai dan laut Brebes merupakan salah satu alternatif jarigan
o
outlel dan inlet regional.
Rencana pengembangan pelabuhan dan obyek pariwisata Randusanga.
yang
mengalihfungsikan kegiatan perlanian sebelumnya
o
pertambakan yang sudah tidak seproduktif dulu, dll Terbatasnya outlet pemasaran dan infrastruktur kawasan oantai dan laut Brebes
Ketergantungan kawasan pesisir Brebes sangat tinggi pada wilayah lain, baik pada produk-produk konsumsi, maupun prasarana transportasi (Cirebon dan Tegal)
Konflik-pemanfaatan dan kewenangan pengelolaan
karena masalah ketidakpastian hukum
o
yang bersumber dari konflik-konflik antar UU versus UU. konflik antar UU versus hukum adat, dan masalah kekosongan hukum yang ada di kawasan pesisir.
Tingginya intensitas pembukaan hutan di kawasan hulu (catcment area) menurunkan daya serap air sehinqqa meninqkat lilik{itik rawan baniir
7.2
CORE STRATEGY Core strategy kawasan pesisir Brebes berfungsi mengarahkan (steering) fokus perencanaan kawasan dan/atau pemantapan fungsi, yaitu:
"Peningkatan kualitas lingkungan untuk menjaga keseimbangan lingkungan regional Kabupaten Brebes tanpa mengurangi produktivitas kegiatan perikanan dan pertanian yang merupakan tulang punggung ekonomi Kabupaten Brebes untuk mendukung keberlanjutan pengembangan kawasan pantai dan laut."
7,3
CONSEQUENCESSTRATEGY Karena concequences strategy pada intinya merupakan akibat (konsekuensi) dari penerapan
skategi utama, maka aspek-aspek dalam strategi ini merupakan aspek prioritas @nority aspecf) yang memungkinkan percepatan kinerja strategi utama. Aspek yang akan dibahas
vil-2
meliputi aspek produksi, aspek sosial kependudukan, aspek distribusi dan pelayanan, serta aspek tata ruang dan lingkungan.
7.3.1 Strategi
Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Setiap kegiatan pembangunan yang dilakukan harus didasari pendekatan ekosistem atau dengan perkataan lain pembangunan yang beruawasan lingkungan (susfalnab/e
development), tidak meninggalkan keberadaan masyarakat setempat dan tetap memberikan peluang pertumbuhan ekonomi regional (regional economic developmentJ. Pemeliharaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang dapat diperbaharui (hutan mangrove, Daerah Aliran Sungai Losari dan Pemali, potensi lahan aluvium) melalui pembangunan kehutanan, pertanian, perikanan secara berkelanjutan
Pemanfaatan sumberdaya dam yang tak dapat diperbaharui secara strategis, terutama
dalam pengambilan pasir atau batu sungai di sepanjang Sungai Losari dan Pemali melalui pedindungan kualitas lingkungan, dan penyiapan kegiatan ekonomi alternatif pasca pemanfaatan
Perlu dilakukan upaya pengelolgan kelautan melalui pelibatan peran serta swasta dan
masyarakat, khususnya dalam rangka pengelolaan, sedangkan pengawasan dan pengendalian tetap pada kewenangan pemerintah. Pengelolaan yang berkelanjutan
untuk pemanfaatan sumber daya laut perlu dilakukan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat pantai dan laut, serta masyarakat Brebes secara umum. Inventarisasi dan penilaian potensi sumber daya pantai dan laut, yaitu mangrove,
tambak, pertanian, air sungai, potensi perikanan tangkap, dan lainlain yang ada
melalui proses penelitian tentang natural resources accounting secara bertahap sehingga dapat memberikan masukan yang konkrit kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes dalam memberikan ijin penggunaan lahannya.
7.3.2 Strategi Pengembangan Sosial Kependudukan Strategi pengembangan sosial kependudukan ini dirumuskan berdasarkan kondisi eksisting
,
sosial kependudukan pada kawasan pantai dan laut Brebes. Bertitik tolak pada kondisi sosial kependudukan tersebut, disusun beberapa strategi antara lain
1.
:
Peningkatan pelibatan masyarakat setempat dalam proses pelaksanaan pembangunan
kawasan pesisir. Hal utama yang perlu dilakukan adalah peningkatan kemampuan
(sk//) penduduk dengan pengembangan fasilitas pendidikan yang berfokus
pada
bidang-bidang yang mendukung pengembangan kawasan pantai dan laut, yaitu
vil-3
pertanian, perikanan laut dan tambak, pariwisata, dan industri yang mendukung sektor pertanianiperikanan. Setelah peningkatan kualitas sumber daya masyarakat, maka selanjutnya dapat diberikan prioritas terhadap penggunaan potensi tenaga kerja lokal karena masyarakat telah memiliki daya saing terhadap tenaga kerja dari luar. Peningkatan akses usaha bagi masyarakat. Langkah ini merupakan langkah riil bagi
pelibatan masyarakat setempat pada kegiatan ekonomi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah membentuk pola kemitraan masyarakat-swasta dan pemerintahmasyarakat, yang didukung dengan deregulasi dalam bidang kredit dan perijinan terutama dalam mengembangkan sektor-sektor yang berkaitan dengan kawasan pesisir misalnya perikanan.
Penghargaan pada kondisi sosial setempat. Masyarakat pantai dan laut Brebes mayoritas adalah etnis Jawa yang memiliki adat istiadat serta karakteristik yang telah
melekat secara turun temurun. Usaha pembangunan yang dilakukan harus secara bijak memperhatikan kondisi tersebut, agar pola kehidupan yang telah berlangsung turun temurun tidak terpinggirkan.
Penyediaan ruang yang cukup untuk pengembangan pemukiman masyarakat setempat. Kawasan pantai memiliki keterbatasan-keterbatasan ruang akibat adanya limitasi yang berupa hutan lindung, hutan mangrove dan lain sebagainya, sementara pertumbuhan penduduk kawasan pesisir Brebes sangat tinggi. Hal ini berarti perlu
adanya pengelompokan pemukiman yang mandiri sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik pantai dan laut.
Pemerataan distribusi penduduk kawasan pesisir ke wilayah selatan jalan Pantura karena saat ini kepadatan penduduk sangat tidak seimbang. Selain akan menimbulkan masalah kekumuhan dan terbatasnya daya dukung pelayanan sarana dan prasarana,
konsentrasi permukiman ke arah pantai juga akan menimbulkan dampak negatif terhadap fisik pantai dan laut.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara utuh (termasuk pemberdayaan kaum perempuan), sebagai potensi tenaga kerja yang handal, dan sebagai kekuatan sosial yang kokoh. 7.
Pengelompokan distribusi penduduk pada sentra-sentra produksi, sekaligus sebagai
upaya pemerataan dan pemenuhan skala pelayanan fasilitas sosial ekonomi
di
Kabuoaten Brebes.
vlt-4
7.3.3 Strategi Pengembangan Perekonomian
o
Pemberian prioritas peningkatan produktivitas sektor-sektor strategis, yaitu sub sektor
pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, indushi pengolahan, dan pariwisata.
e
Peningkatan keterkaitan antara sektor strategis yang mempunyai keterkaitan (sectoral linkages) dan dapat menciptakan multiplier effect cukup besar terhadap perkembangan
sektor ekonomi lainnya, yaitu perdagangan, lembaga keuangan, jasa-jasa dan tenaga kerja.
o '
Pemerataan pembangunan melalui pembagian penrrlilayahan kawasan-kawasan pengembangan ekonomi yang didasarkan pada karakteristik wilayah Kabupaten Brebes yang ditinjau dari aspek geografis dan ekonomis menjadi empat kategori, yaitu:
1. Zona Pengembangan Ekonomi Perikanan (Perikanan Tangkap dan tambak) 2. Zona Pengembangan Ekonomi Pertanian (tanaman pangan dan petemakan) 3. Zona Pengembangan Ekqnomi Perkotaan (Perdagangan, Pengangkutan,
dan
Induski)
4.
Kawasan Pengembangan Ekonomi Wilayah Khusus (Kawasan pelabuhan, wisata, dan zona jalan alternatif lingkar utara.
Peningkatan dan pengembangan produksi sektor perekonomian yang secara umum bertujuan untuk memacu pertumbuhan sektor-sektor lain selain sektor jasa perkotaan yang sangat mendominasi perekonomian pantai dan laut Brebes saat ini. Sektor-sektor yang menjadi sasaran adalah sektor pengumpulan perikanan tangkap (pelabuhan) dan kegiatan pertambakan, pertanian bawang, perdagangan, dan jasa pariwisata. Secara khusus, strategi pengembangan ekonomi kawasan pantai dan laut Kabupaten Brebes diarahkan sebagai berikut
1.
:
Memperkuat dan memelihara keterkaitan sektor (sectoral linkages) antara 3 kegiatan primer, yaitu perikanan, peternakan, dan peternakan dengan kegiatan
industri (agroindustry) yang mengolah
3
komoditas tersebut
di dalam satu
wilayah Kabupaten Brebes, yang diharapkan dapat menciptakan multiplier effect
sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain ,misalnya jasa dan per0agangan.
vil-5
Meningkatkan pengembangan sektor-sektor pendukung (perangkat keras)
kegiatan pantai dan laut, yaitu pelabuhan pengumpul, revitalisasi Tempat Pelelangan lkan (TPl), pengalokasian sentra-sentra perdagangan strategis, perbaikan dan penambahan kapasitas jaringan transportasi, baik infrastruktur maupun moda atau kendaraan angkutnya, khususnya untuk kegiatan perikanan tangkap dan tambak, pertanian, dan indushi.
Menyusun regulasi (perangkat lunak) yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi intra dan inter wilayah, aliran barang yang lebih mudah, memicu minat atau daya tarik investasi, baik dari luar Kabupaten Brebes maupun internal Brebes sendiri (aglomerasi dana masyarakat)
7.3.4 Strategi Pengembangan Tata
Ruang
Perumusan strategi pengembangan struktur tata ruang secara umum bertujuan untuk mengatur arahan sistem pelayanan wilayah, kawasan lindung, dan kawasan budidaya pertanian dan non-pertanian agar dapat mendukung terwujudnya pembangunan ekonomi Kabupaten Brebes yang berkelanjutan dengan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
7.3.4.1 Strategi Pengembangan Ruang & Perwilayahan Pelayanan
Strategi pengembangan ruang ini dilakukan terutama untuk menjadi pedoman arahan pemanfaatan ruang kawasan pantai lebih lanjut. Pada dasarnya, kawasan pantai dan laut Brebes saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa kegiatan utama yang secara fungsional berkaitan satu sama lain serta secara spasial dihubungkan dengan jaringan jalan. Beberapa kegiatan utama tersebut adalah
o .
:
Rencana peruntukan kawasan industri (agroindustry) Kelompok kawasan perumahan, yang terdiri dari perumahan nelayan, petambak, petani, dan penduduk perkotaan.
o r .
Kawasan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan Pantura. Kawasan pertanian tanaman holtikultura, seperti bawang merah Kawasan peternakan unggas, khususnya bebek sebagai penghasil telor asin.
Dengan kegiatan dan pemanfaatan ruang tersebut, maka strategi pengembangan sistem kegiatan dan pemanfaatan ruang Kabupaten Brebes adalah:
vil-6
Memperbaiki struktur pemanfaatan ruang kawasan pantai dan laut yang terkonsentrasi ke jalan Pantura, sehingga tidak terjadi pencampuran pelayanan untuk kegiatan lokal dan regional.
Menempatkan fasilitas umum, sosial pemerintahan, dan perdagangan yang baru pada kawasan permukiman pertanian dan meningkatkan aksesibilitas menuju ke tempat tersebut. Pembatasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pada zona-zona yang dapat mengganggu keseimbangan fisik pantai dan laut, antara lain kawasan terbangun
berada dalam garis sempadan sungai (kawasan lindung), dan kelompok pemukiman penduduk yang tidak teratur (kumuh).
GAMBAR 7.1 KONSEP PENGEMBANGAN PUSAT KEGIATAN PERKOTMN SKALA LOKAL DI WILAYAH PANTAI DAN LAUT KABUPATEN BREBES
Jalur Regional
Jalur Regional
Kegiatan perkotaan
Kegiatan perkotaan
skala regional dan lokal bercampur di sepanjang ruas jalan regional
skala regional
sementara, skategi sistem perwilayahan pelayanan di kawasan pantai dan laut dibentuk untuk menyelaraskan perwilayahan pantai dan laut dengan sistem pelayanan perwilayahan Kabupaten Brebes secara keseluruhan karena sebenarnya kawasan pantai dan laut adalah bagian dari perwilayahan Kabupaten Brebes yang menjadi satu kesatuan fungsional.
strategi sistem perwilayahannya adalah memantapkan fungsi pusat-pusat
lbukota
Kecamatan (lKK) sebagai pusat-pusat pelayanan administrasi pemerintahan untuk masingmasing daerah kecamatan, dan mengurangi secara bertahap beberapa fungsi pelayanan
lbukota Kabupaten yang dibebankan di Kecamatan Brebes ke wilayah selatan Kabupaten Brebes, dengan terlebih dulu menyiapkan prasarana dan sarana aksesibilitas yang baik.
7.3.4.2Strategi Pengelolaan Kawasan Lindung
Strategi pengelolaan kawasan lindung di kawasan pantai dan laut Brebes diarahkan untuk
mewujudkan kelestarian fisik lingkungan pesisir yang diupayakan dengan melakukan perlindungan kawasan-kawasan di darat dan udara yang saling serasi dan selaras. Strategi yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
1.
Perlindungan kawasan
di
darat dan
di laut diupayakan
untuk melindungi
lingkungan fisik dam, meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, serta pelestarian alam
2.
Penetapan kawasan-kawasan berfungsi lindung didasarkan pada prinsip melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Untuk itu
faktor-faktor fisik seperti sifat-sifat tanah, kemiringan lahan, ketinggian permukaan bumi, penutupan lahan, kondisi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, teknologi yang tersedia, digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan kawasan berfungsi lindung.
3.
Pengembalian fungsi kawasan lindung yang telah terganggu oleh kegiatan budidaya secara bertahap untuk dapat memelihara keseimbangan alam.
4.
Pengendalian kegiatan budidaya (permukiman dan industri) dalam kawasan lindung agar tidak berkembang atau meluas secara spasial mengganggu fungsi lindung.
5.
Pengelolaan dan pemantapan fungsi kawasan lindung eksisting
Upaya pengelolaan dan pemantapan fungsi kawasan lindung tersebut perlu diprioritaskan. Pihak-pihak terkait diharapkan secara konsisten untuk dapat mengawasi dan mengamankan kawasan lindung dari dampak negatif pengembangan kawasan.
.
Menetapkan kawasan konservasi pada kawasan sempadan pada daerah yang masih
kosong
di
sepanjang sungai Sungai Kaligangsa, Pemali,
Balaikambang,
Luwungmalang, Bangsri, Pakijangan, Kluwut, Babakan, Kabuyutan, Simung, Tanjung, Bancang, dan Cisanggarung, pantai/hutan bakau (mangrove) di muara-
VII.B
muara sungai
di
atas yang termasuk dalam Kecamatan Losari,
Bulakamba,
Wanasari, Tanjung, dan Kecamatan Bebes untuk mengurangi terjadinya sedimentasi di hulu sungai (termasuk pinggiran sungai) dan intrusi air laut.
Membatasi pertumbuhan kegiatan permukiman dan kegiatan produktif dengan
pemberian batasan pada perluasan kegiatan-kegiatan yang tidak merusak lingkungan, misalnya melarang dibangunnya stasiun pengisian bahan bakar, industri, dan lainlain. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat
di sekitar kawasan pantai
mangrove
untuk beperan aktif positif dalam menjaga dan memelihara kawasan lindung tersebut
dengan pendekatan community development, yaitu dengan membuat
desa
percontohan pengelolaan bakau seperti di desa Krinting, Kecamatan Bulakamba yang telah mengelola kawasan mangrove terpadu dengan kawasan tambak melalui penghijauan seluas 12 ha dengan tanaman bakau sepanjang 7 km.
7.3.4.3Strategi Penataan Kawasan Pengaruh
Skategi penataan kawasan pengaruh difokuskan pada kegiatan-kegiatan perekonomian yang berada di luar kawasan pantai dan laut, tetapi memberikan pengaruh atau dampak negatif, khususnya pada kegiatan penebangan kayu atau hutan, dan kegiatan pertanian perkebunan yang sangat intensif menggunakan pestisida.
Strateqi Penataan Kawasan Hutan
Hutan Lindung yang masih berhutan
di
Kawasan Hutan Negara dengan
pengelolaannya ditujuk'an untuk proteksi dan tidak diperkenankan adanya gangguan. Hutan Lindung yang kosong dalam kawasan hutan negara dilakukan reboisasi untuk
proteksi dan perlindungan, terutama pada daerah resiko erosi tinggi, penutupan vegetasi rendah dan topografi curam (berat). Hutan Produksi yang masih berhutan dalam kawasan hutan negara dapat dilakukan
kegiatan produksi terhadap hutan dengan mengikuti pedoman Dephutbun dengan prosedur RIL (Pembalakan Dampak Rendah)
Hutan Produksi yang kosong (tidak berhutan) dalam kawasan hutan
negara
diarahkan reboisasi untuk kegiatan produksi daur pendek dan konservasi standar, sedangkan untuk Hutan Produksi Terbatas diarahkan reboisasi untuk pengelolaan
vil-9
daur panjang, dengan komoditi hutan seperti Jati, Pinus merkusii, Meranti atau eucalyptus daur panjang, dll.
Hutan produksi untuk perlindungan sungai ditetapkan untuk tidak dilakukan penebangan (tidak boleh diganggu) dengan lebar sempadan sungai (2x kedalaman tebing sungai) atau minimal 100 m dari bibir sungai.
Hutan produksi yang merupakan areal perambahan yang mengakibatkan adanya potensi kerusakan dan degradasi lingkungan, diusulkan untuk dilakukan peninjauan terhadap kemungkinan pemindahan penduduk atau pembinaan masyarakat setempat untuk mengurangi kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
Strateqi Penatpan Kawasan Pertanian dan Perkebunan
.
Pemanfaatan pestisida dalam skala besar harus diberikan ijin jika sudah memenuhi persyaratan AMDAL agar mengurangi polutan negatifyang dapat menggangu proses perkembangbiakkan di perwilayahan tambak.
7.3.4.4 Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Non-Kehutanan
Pertanian
Tanaman Pangan Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sub-sektor pertanian tanaman pangan pada masa mendatang diperlukan shategi pengembangan yang diarahkan, sebagai berikut
.
Melakukan normalisasi sungai dan drainase (dari jalan KA Cirebon
-
:
Yogyakarta sampai
ke muara sungai) yang terdiri dari Sungai Tanjung Kalon, Kabuyutan, Babakan, Sinung, dan Buntiris dengan cara menggali, membuat tanggul dan melebarkan dasar alur sungai dalam jangka pendek, serta membuat tanggul baru sampai muara sungai dalam jangka panjang.
.
Pengembangan komoditi unggulan terpilih, yaitu bawang, padi sawah/ladang, palawija,
dan jagung melalui pengembangan pusatpusat pembenihan bibit tanaman
untuk
memudahkan proses penanaman dan meningkatkan mutu serta jumlah produksi komoditas unggulan yang didukung oleh penggunaan varietas unggulan dan teknologi produksi tepat guna.
vil-10
Mengembangkan jaringan irigasi teknis dan infrastruktur penunjang, seperti jaringan transportasi dengan mempertimbangkan berbagai kendala yang dapat menghambat upaya pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan.
Mengembangkan kawasan industri pengolahan yang berbasiskan hasil-hasil pertanian
tanaman pangan, untuk meningkatkan nilai tambah (value added) produk-produk pertanian tanaman pangan.
Tanaman Perkebunan Untuk meningkatkan perkembangan sub-sektor perkebunan pada masa mendatang perlu di dukung dengan arahan stategi pengembangan yang dirumuskan, sebagai berikut
.
:
Mendorong pengembangan produksi komoditas yang cocok dengan kesesuaian lahan,
terutama di wilayah selatan Jalan Pantura, terutama perkebunan buah-buahan seperti mangga dengan tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya.
.
Memprioritaskan pembukaan lokasi-lokasi perkebunan pada lahan-lahan kosong (s/eeping /and) dan mengarahkan pada pola pengembangan yang berbasiskan pada masyarakat.
.
Mengembangkan kegiatan industri pengolahan yang berbasis hasil-hasil perkebunan. Keberadaan kegiatan industri ini akan menciptakan nilai tambah (value added) terhadap komoditas buah-buahan.
Perikanan Untuk mengembangkan sub-sektor perikanan, baik perikanan tambak dan tangkap, maka terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan, yaitu:
o
Menentukan jalur distribusi hasil-hasil perikanan yang berorientasi ekspor dimana dilakukan pembedaan jalur distribusi ekspor perikanan di dalam negeri dengan jalur distribusi untuk ekspor hasil-hasil perikanan keluar negeri.
.
Memperbaiki sarana pendukung bagi peningkatan hasil-hasil perikanan baik perikanan laut maupun perikanan darat berupa perbaikan kapal-kapal penangkap ikan dan perahu motor, alat-alat penangkap ikan, dll.
.
Mengembangkan budidaya perikanan darat secara intensifikasi terutama pada kecamatan-kecamatan yang terletak
di kawasan pantai daratan baik berupa
budidaya
tambak atau budidaya perikanan sungai.
.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani ikan/ nelayan dalam upaya untuk meningkatkan hasil produksi perikanan baik perikanan darat maupun pertkanan laut.
.
Menyusun kebijaksanaan yang mendukung peningkatan produksi di bidang perikanan dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan sumber daya alam.
vil-11
.
Menentukan lokasi lempat Pelefangan lkan (TPl) sekaligus berfungsi sebagai lokasi pemasaran (pasar ikan) dan didukung dengan pengembangan teknologi pengawetan ikan hasil tangkapan, sekaligus mengembangkan pelabuhan perikanan pantai.
Peternakan
.
Meningkatkan produksi hasil peternakan bebek/itik, sapi, kambing, dan ayam terutama
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging dan telur di Kabupaten Brebes (domestic demand) dan target produksi telur asin yang berorientasi ekspor
r
Intensifikasi sistem peternakan dengan mengembangkan konsep peternakan dalam bentuk Agnbrsnis Peternakan ltik/Bebek (model pengembangan lahan yang luas yang diarahkan pada keterpaduan usaha tani antara petemakan bebeUitik dengan tanaman bawang merah dan perikanan tambak), dan
o
Kawasan petemakan itik khusus yang memiliki kegiatan utama usaha peternakan seperti lahan pengiringan umum, ranci dan kawasan khusus peternakan (KUNAK) agar hasilnya
dapat terfokus pada peningkatan komoditas telur asin yang sudah menjadi ciri khas Kabupaten Brebes, dan tidak mengganggu sistem aktivitas yang lainnya
Pariwisata
Untuk mendorong perkembangan sektor pariwisata pada masa mendatang, diperlukan strategi pengembangan yang diarahkan, sebagai berikut
.
:
Mengembangkan fasilitas pendukung kegiatan wisata, seperti prasarana dan sarana kansportasi dari Kota Brebes ke Randusanga dan penyediaan ssistem akomodasi wisata yang disesuaikan dengan target pasar dan skala pelayanan obyek wisatanya.
.
Meningkatkan promosiobyek wisata pantai randusanga melalui pengemasan paket wisata Kabupaten Brebes yang mengintegrasikannya dengan obyek lain yang berada di wilayah selatan Kabupaten Brebes, seperti Gucci, dan lainlain.
.
Serta menjalin kerjasama dengan biro atau agen perjalanan yang terdapat di KabupatenKabupaten lain
d-i
Pulau Jawa, ataupun di propinsi lain.
lndustri
Sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Brebes, kegiatan industri yang akan dikembangkan adalah
industri-industri yang mengolah komoditas hasil pertanian. Untuk
itu
beberapa shategi
pengembangan kegiatan industri yang perlu dilakukan adalah:
vil-12
.
Mengembangkan kegiatan industri yang berbasis pada komoditi pertanian sebagai bahan baku utamanya (agro based industrt)
.
Menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan jalan mengembangkan prasarana dan sarana transportasi yang membantu menghubungkan kawasan industri ke lokasi sumber bahan baku atau tempat pemasaran (sentra perdagangan)
.
Membuka dan mengembangkan kawasan khusus industri agar sistem produksinya lebih
intensif dan dampak negatif yang muncul dapat diinternalisasi lebih mudah dan tidak berdampak pada resipien yang lebih banyak.
r
Mengarahkan industri yang dikembangkan kepada industri-industri yang berbasiskan kemampuan sumber daya manusia (man-skilledl dalam jangka pendek agar mampu menciptakan peluang kerja yang besar bagi masyarakat setempat.
.
Mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang terpadu dengan disertai dokumen AMDAL kepada induski yang potensial mencemari lingkungan.
7.3.6
StrategiPengembanganSistemPerhubungan
Strategi distribusi dan pelayanan kawasan pantai dan laut Brebes terutama adalah untuk meningkatkan pelayanan pada penduduk dan mendukung pengembangan sektor ekonomi. Strategi pengembangan sarana-prasarana tersebut meliputi
1.
:
Peningkatan aksesibilitas lokal. Peningkatan aksesibilitas lokal ini meliputi perbaikan kondisi jalan dan terminal, serta penambahan trayek angkutan. Aksesibilitas lokal ini
juga harus menjamin integrasi antara daerah pesisir darat dan laut,
sehingga
mempermudah integrasi kegiatan darat dan laut. Aksesibilitas lokal ini juga harus menjamin integrasi dengan jalan regional yang telah ada.
2.
Peningkatan aksesibilitas regional. Peningkatan aksesibilitas regional ini akan membuka
akses kawasan pesisir Brebes terhadap wilayah di luar dan hal ini akan mendorong pengembangan kawasan pesisir. Peningkatan aksesibilitas
ini dilakukan dengan
peningkatan jalan regional alternatif lingkar utara (Wanasari-Brebes-Tegal)
3.
Membangun Pelabuhan Laut dan menetapkan fungsinya untuk pelayanan rakyat yang mempunyai batas minimum tonage kapal
vil-13
7.4
CONSUMER STMTEGY Consumer strategy
ini
merupakan strategi yang berhubungan dengan pelaku-pelaku
(stakeholder) pembangunan di kawasan pantai dan laut Brebes yang meliputi penduduk pantai, Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes, dan pihak swasta. Strategiini meliputi
a.
:
Kemudahan prosedur/birokrasi untuk pelaku bisnis atau usaha yang akan berperan sebagai penanam investasi pada kegiatan pengembangan pantai dan laut Brebes.
.
b.
Membuka aksesibilitas kegiatan-kegiatan perekonomian terhadap penduduk pantai
secara fuas, yang meliputi pembukaan lapangan kerja dan modal dengan konsep pemberdayaan masyarakat (empowerment), yaitu dengan merangsang tumbuhnya komunitas-komunitas masyarakat mandiri yang mampu melayani kebutuhannya.
c.
Penerapan prinsip kemitraan dalam pengembangan kawasan pantai dan laut Brebes
yang meliputi kemitraan antara
masyarakat-swasta, pemerintah-swasta, dan
pem erintah-masyarakat.
vil-14
BAB 8 RENGANA PEMANFAITAN RUANG PANTAI DAN LAUT BREBES Penyusunan tata ruang pantai dan laut secara tidak langsung sudah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2001-2011, sehingga dalam hal ini, rencana tata ruang pantaidan laut
merupakan turunan RTRW yang memfokuskan pada pemanfaatan ruang secara ekologis di wilayah pantai dan laut. Oleh karena itu, aspek ruang yang dibahas di sini adalah kelanjutan dari penyusunan sistem tata ruang Kabupaten Brebes, terutama yang menyangkut kegiatan pantaidan laut secara langsung.
Keberlangsungan kegiatan pantai dan laut tentunya tidakah hanya mengutamakan peningkatan pendapatan ekonomi saja dad potensi pantai maupun laut Kabupaten Brebes, tetapijuga harus mempertimbangkan masalah lingkungan di dalam dan sekitamya agar bisa saling berkembang
satu sama lain. Sehingga pola pemanfaatan ruang yang disusun tentunya harus menjaga keseimbangan antara peningkatan pendapatan ekonomi wilayah pantai dan laut, serta tanpa mengabaikan aspek kualitas lingkungan.
Oleh karena itu, pola pemanfaatan ruang dengan penetapan skala prioritas tidak dapat dihindari dengan pertimbangan meminimalisasi konflik atau pertampalan antara satu jenis kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Penetapan prioritas ini ditetapkan dengan pertimbangan:
1.
Posisi Kabupaten Brebes sebagai wilayah transit (trans it region) dengan faktor Jalan Pantura (Jalan Nasional)
2. 3.
Potensi laut Brebes yang hanya mengandalkan sumber daya ikan
Karakteristik Pantai Brebes yang maju (akresi) dan stabil serta rendahnya intensitas habitat mangrove sebagai "penjaga" garis pantai
4.
Dominasi kawasan pertambakan dan kawasan pertanian lahan basah dan kering
Pembahasan sendiri langsung dikelompokkan ke dalam penataan kawasan lindung dan budidaya yang sudah ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Brebes dan merupakan hasilturunan daristrategi pengembangan yang dijelaskan pada sub bab sebelumnnya. Oleh karena itu, arah pemanfaatan
ruang pantai dan laut Kabupaten Brebes pada intinya merupakan penggambaran dari interaksi sistem kegiatan utama pesisir yang secara langsung membawa pengaruh terhadap terbentuknya
vilt-1
struktur ruang. Berdasarkan karakteristik wilayah pantai dan lautnya, arahan pola kegiatan yang dapat dikembangkan di masing-masing kawasan adalah:
8.1
RENCANASTRUKURRUANG PANTAI DAN LAUT
Berdasarkan strategi pemanfaatan ruang pada bagian sebelumnya, maka sturuktur ruang pantai dan laut disusun dengan menetapkan kawasan konservasi (lindung) dan budidaya
secara selaras dan seimbang agar keharmonisan ruang serta kepentingan ekologisnya dapat tercapai. Kawasan pantai dan laut yang merupakan'tempat sampah' dari aktivitas upland dan kegiatan produksi di sepanjang pantura, tentunya harus memerlukan struktur
ruang yang dapat tetap menjaga lingkungannya dengan mempertimbangkan penduduk Kabupaten Brebes tinggal
38,417o
di sana, sentra-sentra pertanian, terutama
untuk
sentra tanaman padi, bawang merah, cabe, terong, kelapa hibrida, kapas, dan belimbing, kegiatan perdagangan dan pelabuhan, serta pengangkutan regional.
Selain itu, struktur ruang tersebut harus juga memeprtimbangkan kondisi ekstemal wilayahnya, seperti kegiatan perkotaan Tegal yang begitu kuat menarik sistem perekonomian pantai dan laut dan arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Brebes sehingga diharapkan struktur ruang pantai dan laut ini tidak berlawanan dengan struktur wilayah Kabupaten secara keseluruhan.
Secara alamiah, struktur ruang pantai dan laut dibatasi oleh perairan laut dan dua sungai besar, yaitu Kali Pemali dan Losari dan dibentuk oleh jalan pantura dan anak-anak sungai Losari dan Pemali. Masing-masing ruang tersebut secara gradual dari utara ke selatan disusun oleh komponen hutan bakau, kegiatan nelayan tangkap, kegiatan pertambakan dan
kegiatan pertanian, perdagangan dan jasa perkotaan kemudian dipisahkan oleh jalan
pantura dan jaringan rel kereta api. kemudian disusul kegiatan pertanian kembali. Sedangkan dari arah barat ke timur, lapisan komponen ruangnya disusun dari kegiatan pertanian menuju kegiatan perkotaan.
Dengan pola pengembangan ruang yang mengikuti jalan dan arah sungai mendorong perkembangan kota-kota yang linea. Hal ini kurang baik, mengingat terjadinya percampumn
pelayanan regional dan lokal. Oleh karena itu struktur kota, lebih baik dikembangkan
vilt-2
dengan mengarahkan pengembangan'
ke utara dan selatan dengan
konsentrasi
permukiman ke selatan dan kegiatan perdagangan perkotaan ke arah utara.
8.1.1 Rencana Sistem Hirarki Pusat Pelayanan Hirarki Kota-kota merupakan strate perkotaan dalam sistem perwilayahan yang lebih luas
yang menyangkut tingkatan fungsi dan peran kota dalam melayani wilayah sekitarnya. Dalam ruang lingkup Propinsi Jawa Tengah, Kecamatan Brebes memiliki orde lll, Kecamatan Tanjung dan Wamasari sebagai kota orde lV, dan Kecamatan Losari dan Bulakamba sebagai kota orde V.
Sedangkan
jika disesuaikan dengan arahan dalam RTRW Kabupaten Brebes, Dan
berdasarkan arahannya, maka secara berturut-turut sistem hirarki kota adalah Kecamatan Brebes adalah sebagai kota orde I atau pusat pelayanan Kabupaten, Kecamatan Tanjung
orde ll sebagai pusat pelayanan Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), dan Kecamatan Wamasari, Bulakamba, dan Losari sebagaiorde lll sebagai pusat pelayanan kecamatan.
8.1.2
Rencana Pembagian Satuan Wilayah Pengembangan
Pembagian satuan wilayah pengembangan dilakukan dengan didasarkan pada arahan RTRW Kabupaten Brebes. Secara regional Kabuapten Brebes, sebenamya mempunyaitiga
satuan wilayah pengembangan (swP), tetapi hanya 2 (dua) swP saja yang berada di wilayah pantaidan laut, yaitu:
-
SWP
I
dengan pusat pengembangan
di
Kota Brebes, yang terdiri dari
Kecamatan Brebes, Kecamatan Wanasari, dan Kecamatan Bulakamba
-
SWP
ll
dengan pusat penngembangan
di Kota
Ketanggungan, yang hanya
melibatkan Kecamatan Tanjung dan Losari, dengan pusat Sub-SWP adalah Kecamatan Tanjung.
8.1.3 Rencana Fungsi Pusat Pelayanan dan Kawasan Pengembangan Sedangkan fungsi utama dari masing-masing kecamatan didasarkan pada karakteristik pemanfaatan ruang dominannya di masing-masing kecamatan. Berdasakan arahan RTRW Kabupaten Brebes 2001 -2011, maka pusat pelayanan utama dibagi menjadifungsi pusat
pemerintahan daerah, kota administratif pusat perdagangan
dan pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan.
vilt-3
TABELVIII.l FUNGSI UTAMA PUSAT PELAYANAN DAN WILAYAH PENGEMBANGANNYA
DIWILAYAH PANTAIDAN LAUT BREBES SWP
Kecamatan/Kota Brebes
Bulakamba
Fungsi
Hirarki Pelayanan
Pusat pengembangan Kabupaten Brebes
Kabupaten
Pemerintahan lndustri
Kabupaten Kecamatan
Keterangan Kecamatan Brebes ini juga berfungsi sebagai pusat pertumbuhan SWP dengan pelayanan umum dan sosial,
wisata'
Kabupaten
Pusat permukiman Perhubungan
Kabupaten Propinsi/Nasional
Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Perhubungan
Kecamatan
Kecamalan ini juga
Kecamatan Kecamatan
merupakan lokasi pengembangan kegiatan
Permukiman
Kecamatan
lndustri Perikanan*
Kecamatan SWP
perikana, khususnya pertambakan karena
misalnya pendidikan, kesehatan dan perdagangan
kegiatan ini termasuk dominan, bahkan mempunyai desa trinting yang dapat dijadikan desa model pengembangan tambak yang
Wanasari
tl
Tanjung
Losari
sum0er:
8.2
.
Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Peternakan
Kecamatan Kecamalan Kecamatan
berwawasan linqkunqan Adanya rencana jalan lingkar utara ldlntunya akan meicu aktivitas perdagangan yang
Industri Permukiman
Kecamatan Kecamatan
ada di sana, apalagi di sana merupakan konsentrasi
Perhubungan
SSWP
Perdagangan* Perikanan
SWP Kecamatan
tanaman bawang merah, oleh karena itu direncanakan akan ada aglomerasi perdaqanqan di sana.
Pusat Pertumbuhan SWP Pertanian Lahan Basah Pertanian Lahan Kering Permukiman Perhubungan lndustri
SSWP Kecamatan Kecamatan Kecamalan Kabupaten Kabupaten
Pertanian Laha.n Basah Pertanian Lahan Kering Perhubungan Perdagangan Industri
Kecamatan Kecamatan Kabupaten
Perikanan tambak*
SWP
Kecamatan Kabupaten
Lokasinya yang minim peluang terladinya tekanan lingkungan merupakan potensi untuk dikembangkan kegiatan pertambakan
dan Hasil Olahan
RENCANA PEMANFMTAN RUANG KAWASAN LINDUNG
Kawasan lindung bertujuan melindungi ekosistem yang dianggap perru dijaga keberadaannya untuk kelangsungan hidup biota yang terdapat di wilayah pantai dan laut, serta ekosistem yang mempunyai kekhasan habitat. Untuk kawasan lindung, kriteria yang diperlukan dari aspek oseanografi adalah sebagai berikut
:
vilt4
Kawasan perlindungan pantai berjarak aman dari sumber kegiatan/aktivitas manusia yang menimbulkan dampak negatif. Jarak aman ini ditentukan oleh tipe pasang surut dan kecepatan arus pasang surut di wilayah Brebes. Untuk kepentingan operasional,
maka harus dilakukan penelitian terhadap tipe dan kecepatan arus pasang surut. tetapi sebagai arahan makro dapat ditetapkan sepanjang 200 meter. b.
Berjarak aman dari muara sungai yang berpotensi menurunkan mutu kondisi lingkungan dimana kawasan lindung itu berada. Jarak aman ini sama dengan jarak yang disebutkan di atas.
Sirkulasi massa air laut yang baik, sehingga proses pergantian massa air dapat berlangsung dengan lancar. d.
Lokasi daerah lindung harus sesuai dengan peruntukannya, misalnya untuk hutan mangrove berada pada daerah yang terlindung, bukan wilayah permukiman.
e.
Batimetri dan keadaan geografis yang sesuai dengan peruntukan kawasan lindungnya, misalnya untuk kawasan hutan mangrove haruslah dangkaldan landai,
f.
Karakteristik fisik perairan yang sesuaidengan peruntukannya. Sebagaicontoh, untuk kawasan hutan mangrove kondisi arus tenang dan gelombang rendah.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka kawasan-kawasan yang direncanakan memiliki
fungsilindung adalah
1.
:
Kawasan Sempadan Pantai, yang melindungi kawasan pantai sepanjang 53 km dengan tanaman bakau (mangrove) yang ditempatkan
di
sepanjang pantai dari
wilayah Kecamatan Losari sampai dengan daerah kecamatan Wanasari (lihat Gambar
8.1). Penetapan Mangrove sebagai kawasan lindung disebabkan karena fungsi dan mantaatnya sebagai:
-
peredam gelombang dan angin, pelindung abrasi, penahan lumpurdan perangkap
sedimen
-
daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makanan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagaijenis ikan, udang, dan biota laut lainnya
penghasil kayu untuk bahan konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas (pulp), dll
Sehingga arahan yang perlu diperhatikan untuk mencegah kerusakan kawasan iniadalah
a.
:
Menetapkan kawasan hutan mangrove sebagai areal yang dilindungi dikuatkan
dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan
vilr-5
Nomor K8.550/264/Kpts/4/1984 dan Nomor 082/Kpts-ll/1984, tanggal 30 April 1984 yang menyebutkan bahwa lebar sabuk hijau hutan mangrove adalah 200 meter. b.
Rehabilitasi Hutan Mangrove yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologis kawasan hutan mangrove tersebut. Mencegah dan menghindari penebangan pohon hutan bakau dan konversi lahan dengan menerapkan konsep pengelolaan berbasiskan masyarakat (Community Based Managemenf) pada 17 desa lainnya di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes seperti yang dilakukan masyarakat Krinting Kecamatan Bulakamba dalam
menanamikembalihutan bakau sepanjang 7 km.
2.
Kawasan Sempadan Sungaidan Saluran lrigasi. Kawasan iniberada disepanjang kiri
dan kanan sungai, termasuk sungai
buatan/kanal/saluran irigasi primer yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
Arahan yang perlu diperhatikan untuk mencegah kerusakan kawasan sempadan sungai inidisesuaikan dengan arahan RTRW Kabupaten Brebes, yaitu:
a.
Kegiatan di pinggir sungaidiorientasikan pada kegiatan yang mampu melindungi
dan memperkuat serta mengatur aliran air, kegiatan ini meliputi penanaman tanaman yang baik dalam meresapkan airdisepanjang 13 sungai yang termasuk wilayah pantai dan laut.
b.
Menghindari kontak langsung baik dari penduduk dan kegiatan produksiterhadap kelancaran sistem aliran sungai dengan menetapkan kawasan sisi kiridan kanan
sungai selebar 50 meter untuk dijadikan kawasan lindung untuk kawasan non permukiman, dan 10.meter untuk sungai yang melewati permukiman, sedangkan untuk sungai yang ditengah permukiman dapat dilakukan dengan membuat jalan
inspeksidenga lebar jalan 10 meter
c.
Menghindari pencemaran lingkungan sekitar kawasan untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada.
Pengembangan kawasan-kawasan lindung tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip lestari biota, habitat dan lingkungan. Adapun rencana pengelolaan kawasan lindung untuk kawasan pantai hutan bakau:
vilts
.
Gambar.8.l.
neir rb
nsEn
rrfl r ina ioyE
,{ffrn ts|flr ! -,Eltll ls .1n{r (fifir Jf||F
AC
.-q.r BtEl rf$crFrun .,...; E|uillrbrfrFrr .,+./ l|l|t F€plrtl
'"-+/ *FlJ .'.-..t
' ,lefi{rtFrfn
r{ilrfl}r{ U|rtr{|r
'I
filffi|ct : Trrrmnrlgi$r &rlJlI:.0 Eni*r Prl
'
:Prdraroitrr'ftndlr
. EtJtr.:![Slgs|rEg.rlq]
' Pr!l{,|trc nlt! l(tTnrFsT Jrqtrrqrh
Rrtqrr||.n nrrortt Trr
r$': .rtFrnrfnn.: '
'J|TIT€*
IF
Erdrt
. dr|trl .Frr{F{|tlfrll|| *n Fqr{r*il llr{!|Jlrrl €{rnt$dilr llrm Brd$ F|tfiil|I|,4n e|tr+rn t{ardqll J*rEr t.lo|oht
filBo
'finmo
'fit&0
a0fl16
'
rrt00:
ta00D
'firl|lo
.nr
Menetapkan kawasan tanah timbul sebagai kawasan lindung dan menanaminya dengan tumbuhan bakau mangrove pada daerah{aerah yang sesuai yang disertai dengan perencanaan penetapan pemturan daerah yang mengatur kepemilikan tanah timbul. Melarang dan mencegah ekspansi kawasan pertambakan ke arah laut, terutama dalam pertambakan skala besar yang di kawasan pantai. Menetapkan sistem pengelolaan hutan bakau kepada masyarakat setempat disertai dengan program pembinaan manfaat tanaman bakau, karena bakau dapat dijadikan
juga sebagai bahan konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas, pemasok larva ikan, udang, biota laut lainnya, serta sebagai tempat pariwisata (Dr. Dietriech G. Bengen, 2001). Melestarikan kawasan mangrove yang ada dengan pemeliharaan dasar dan karakter
substrat hutan dan saluran-saluran air; menjaga kelangsungan pola-pola alamiah, skema aktivitas siklus pasang surut, serta limpasan air tawar; memelihara pola-pola temporal dan spasial alami dari salinitas air permukaan dan air tanah; memelihara
keseimbangan alamiah antara pertambahan tanah, erosi,
dan
sedimentasi;
menetapkan batas maksimum untuk seluruh hasil panen yang dapat diproduksi dalam sebuah rencana kerja yang konsisten; dan hindarkan semua kegiatan yang mengakibatkan pengurangan luas wilayah hutan bakau. Merehabilitasi Hutan bakau yang dilakukan terhadap hutan-hutan yang teah gundul
untuk mengembalikan fungsi ekologis dan estetika kawasan hutan bakau tersebut dengan menggunakan tanaman utama Rhizopohora spp dan Avicennia spp dengan persen tumbuh hasil penanaman sekitar 60 -70o/o (soemodiharjo dan soerianegara,
1989). Jenis bakau ini sudah cukup sukses dalam program rehabilitasi 20.000 ha hutan mangrove di Pulau Jawa, dan 105 ha di Daerah Cilacap.
Sedangkan untuk pengelolaan kawasan sempadan sungai, adalah:
-
Mengamankan zona-zona sempadan sungai di sebelah kiri dan kanan sepanjang
sungai utama yang masih belum dimanfaatkan penduduk sebagai kawasan Ruang Terbuka Hiaju dengan menanaminya dengan bakau didaerah muam sungai maupun tumbuhan hijau lainnya, seperti bambu, dll.
-
Merelokasi bangunan liar yang tidak mempunyai ijin mendirikan bangunan dalam
suatu program (misalnya Program Kali Bersih) yang berkelanjutan dan partisipasif terhadap masyarakat
-
Menghentikan pemberian ijin membangun di kawasan sempadan sungai utama
vilt{
8.3
RENCANA PENGEMBANGAN TERBATAS KEGIATAN EKONOMI DI KAWASAN LINDUNG
Kawasan lindung pantai dan laut Kabupaten Brebes tidak hanya merupakan kawasan yang
diperuntukkan untuk melindungi ekosistem laut saja, tetapi juga diupayakan untuk dimanfaatkan secara terbatas untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan nilai tambah dari sumber daya pantai
dan laut Brebes, Rencana pemanfaatan terbatas dalam kawasan lindung ini disesuaikan dengan daya dukung lingkungan dan fungsi kawasan lindung.
Terdapat beberapa aktivitas ekonomi yang masih dapat dikembangkan secara terbatas di kawasan lindung yang dinamakan kegiatan pengembangan kawasan khusus sesuai dengan
potensi ekonomi utama yang ada yaitu pertanian, perikanan, dan perhubungan. Yang dimaksudkan dengan kawasan khusus ini adalah
-
:
Merupakan kawasan (darat, air tawar, estuaria dan laut) dengan berbagai jenis ekosistem di dalamnya seperti hutan primer, rawa mangrove, areal pasang surut dan sebagainya.
-
Merupakan suatu fungsiekosistem yang menonjoltetapisekaligus merupakan gene
pool
/
reservoir dari jenis-jenis flora dan fauna yang bemifat endemik, jarang yang
sudah dilindungi ataupun jens-jenis yang bersifat umum dan dominan yang sudah menurun populasinya.
-
Merupakan ekosistem yang salah satu fungsinya sangat menonjol tetapi dipengaruhi
oleh faktor-faktor bio-genesis dan ekologis sehingga kawasan ini sangat peka terhadap pencemaran, pembangunan infrastruktur, penambangan dan sebagainya.
-
Mempunyai karateristik sosial-ekonomi dan budaya setempat.
Beberapa kegiatan di kawasan khusus yang sesuai dengan karakteristik pantai dan laut Kabupaten Brebes adalah:
1.
Kegiatan pariwisata di Pantai Randusanga dengan memberikan pengawasan yang
ketat pada persoalan kekeruhan air yang dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air dari limbah retoran atau pemukiman nelayan. Dengan demikian perlu diadakan pengendalian yang ketat terhadap pengembangan kegiatan-kegiatan ini.
2.
Kegiatan pertambakan, yang mempunyau karakteristik menghasilkan limbah, maka limbah dari tambak yang berupa: sisa obat-obatan dan sisa makanan (konsentrat)
dan lainnya yang menyebabkan peningkatan kekeruhan air laut. Ada dua langkah
vilt-9
yang harus ditempuh untuk menghindari terjadinya kerusakan yaitu melakukan perlakuan terhadap limbah sebelum dibuang ke laut, dan pengelolaan pertambakan
secara terpadu, seperti pada desa percontohan diteapkan
di 17 desa lainnya. Karena dengan
di daerah Trinting yang dapat
tetap mempertahankan budidaya
hutan bakau sebagai peredam gelombng dan angin badai, pelindung abrasi, dan penahan lumpur serta perangkap sedimen, maka dapat semakin meningkatkan kinerja pertambakan itu sendiri.
3.
Aktivitas Perhubungan, yaitu rencana dibangunnya pelabuhan perikanan pantai Brebes. Untuk itu, ada dua altematif yang bisa dilakukan untuk mencegah aktivitas perhubungan tersebut mengganggu lingkungan sekitar, yaitu pembatasan aktivitas
fiumlah dan kapasitas kapal) yang beroperasi dan adanya peraturan penegakan hukum yang tegas bagi pihak-pihak yang melanggar, dan manajemen pelabuhan yang sesuai dengan kepentingan fungsi lindung.
8.4
RENCANA PEMANFMTAN RUANG KAWASAN BUDIDAYA
Sesuai dengan karakteristik pantai dan laut, maka rencana pemanfaatan ruang kawasan budidaya dipisahkan menjadi kawasan budidaya daratan pantai dan kawasan budidaya laut.
8.4.1 Kawasan Budidaya Daratan Pantai
Berdasarkan hasil analisis tentang potensi dan persoalan kegiatan pantai dan laut di Kabupaten Brebes, kawasan budidaya daratan pantai dibentuk dengan komponen ruang,
yaitu zona perikanan tambak, zona pertanian tanaman pangan, zona petemakan, zona permukiman, zona industri, zona pariwisata, dan zona pelabuhan.
8.4.1.1 Kawasan Perikanan Tambak Penetapan zonasi dan pencadangan lokasi pertambakan ikan, baik tambak udang, bandeng, atau campuran keduanya, dan budidaya akan mempertimbangkan aspekaspek, seperti di bawah ini:
i. pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitar budidaya dan aktivitas lahan atas (terutama pada wilayah catchment area)
ii.
volume, kualitas air, jenis tanah, dan hama yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha tambak
vilt-10
iii.
kegiatan pemupukan dan penggunaan alat pemberantas hama didaerah pertanian yang melalui proses pencucian agar tidak mencemari air tambak.
tv.
Pemakaian aplikasi bahan pupuk dan obat hama yang memperhatikan dosis, sifat persistensi, dan rembesa nny a (l eaching).
Kegiatan perikanan tambak di kawasan pantai dan laut Brebes merupakan salah satu
aktivitas ekonomi yang cukup menonjol dibandingkan dengan sektor lainnya dengan estimasi luas mencapai 10.651 ha dan total produksi sekitar mendekati 6.500 ton pada
tahun 1999, serta besarnya potensi lahan yang sesuai untuk kawasan pertambakan, mendorong kegiatan pertambakan ini terus bertahan, bahkan cenderung meluas. oleh karena itu, perlu arahan pemanfaatan ruang tambak berdasarkan tekanannya terhadap lingkungan, karena pembukaan tambak yang besar tidak bisa mengabaikan fungsi waktu agar bisa berlangsung lama.
Secara ekologis, tipologi lahan pertambakan dapat dikelompokkan menjadi
3
(tiga)
kelompok berdasarkan faktor-faktor di bawah ini:
-
pola dan arah sedimentasi
karakterisitikpantai daya dukung sistem pengairan produksi tambak kesesuaian tanah untuk pertambakan kondisi hutan bakau dan potensi perkembangan
sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan tambak yang mempunyai daya tahan lingkungan rendah atau rentan terhadap kerusakan ekologis adalah yang paling mudah
terkena polutan bawaan dari arah sedimentasi, daerah pantai yang relatif stabil pada
wilayah tengah, dan minim daya dukung lingkungan, serta produksinya rendah. sedangkan kawasan tambak yang mempunyai daya tahan lingkungan sedang adalah
yang hanya mempunyai
beberapa faktor ekologis yang rendah, sedangkan kawasan
tambak yang mempunyai daya tahan lingkungan tinggi adalah yang mempunyai faktor ekologis tinggi paling baik.
Berdasarkan hasil analisis citra dan ekologi kawasan pantai dan laut, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk kawasan tambak dengan tekanan ekologis paling rendah adalah
lahan pertambakan di daerah Kecamatan Losari sampai dengan Bulakamba, Lahan
vilt-11
pertambakan yang sedang adalah didaerah Kecamatan Brebes, dan lahan pertambakan
yang paling tinggi tekanan ekologisnya adalah, lahan tambak dari Bulakamba sampai Wanasari. (lihat juga ganrbar 8.2)
selain itu, juga terdapat karakteristik lahan tambak yang berada pada daerah bekas persawahan atau lahan tambak yang mengalami perubahan lahan, seperti yang terjadi di
daerah Kecamatan Losari sehingga dengan pertimbangan karakteristik tersebut, maka arahan pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertambakan dapat dibedakan menjadi:
1.
zona pertambakan dengan tekanan ekologis rendah
a.
meningkatkan jumlah produksi perikanan lahan tambak dan tingkat produktivitasnya untuk melayani kepentingan regional Kabupaten
b.
mengembangkan sentra perdagangan hasil tambak dan hasil olahannya di Kecamatan Tanjung
c,
mengembangkan industri pengolahan
hasil tambak yang
berskala
menengah dan usaha kecil, misal pengawetan bandeng, krupuk udang, dll
d,
mengembangkan pola penanaman kembali dan memelihara hutan bakau mamanjang darisungai/muara sungai ke ar:ah pantai
2.
zona pertambakan dengan tekanan ekologis sedang
a.
meningkatkan jumlah produksi perikanan lahan tambak dengan program intensifikasi lahan
b.
mengembangkan jalur distribusi hasil pertambakan ke industri pertambakan
dan sentra-sentra pemasaran/perdagangan tambak
c.
menanam kembali kawasan hutan bakau di muara sungai pembatas untuk membantu memelihara kualitas air tambak, baik sebagai penjebak sedimen maupun sebagai habitat ikan kecil hidup
3.
zona pertambakan dengan tekanan ekologis tinggi
a.
melakukan program intensifikasi
lahan
pertambakan
untuk
mempertahankan jumlah produksi
b.
mengatur penanaman hutan bakau secara berkala untuk setiap desa pertambakan dalam setiap program ekspansi lahan pertambakan.
c.
mengembangkan model desa pertambakan yang 'bersahabat" dengan
hutan bakau seperti pada desa Trinting (Kecamatan Bulakamba) yang mampu menanam dan merawat hutan bakau sepanjang 7 km.
v|t-12
4.
zona penetrasi pertambakan
a.
menyusun peraturan disinsentif perluasan tambak sampai ke arah jalan Pantura dan di sepanjang sungai utama dan konversi lahan sawah kepada lahan pertambakan.
b.
membatasi pembukaan lahan tambak yang menggunakan sistem pengairan secar tidak alamiah atau dengan jalan memompa dari sumber air tertentu
c.
mengharuskan ditanamnya sabuk pengaman (buffer zone) pada kegiatan pertambakan yang berbatasan langsung dengan pertanian tanaman lahan basah, khususnya tanaman bawang merah.
Pola pemanfaatan dan pengendalian kegiatan tambak pada seperti di atas bertujuan agar
tetap menjaga keseimbangan lingkungan karena adanya dampak negatif atau kerugian lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem pemanfaatan secam besar-besaran dan hanya mengikuti kecenderungan sekarang hanya dapat dirasakan dalam jangka panjang. oleh
karena itu, hal tersebut harus diantisipasi sekarang dengan salah satu caranya mengkonversikannya kedalam biaya sosial yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai dana pembangunan pemerintah untuk mengatasipercoalan yang mungkin muncul.
selain perikanan tambak, pemanfaatan ruang untuk perikanan kolam juga dapat dimasukkan ke dalam komponen ruang, walaupun dalam aspek produksi, jumlahnya masih sangat jauh rendah dibandingkan dengan kecamatan lain di bagian selatan, bahkan khusus untuk kecamatan Losari, Tanjung, dan Bulakamba belum menghasilkan panen ikan.
Praktis hanya Kecamatan Brebes dengan total 1,5 ton dengan luas hanya sekitar 417 ha, dan Kecamatan Wanasari hanya mampu memproduksi sekitar 0,6 ton dengan luas hanya 0,19 ha. Kecilnya luas pemanfaatan ruang ini dapat dijelaskan dengan skala pemanfaatan perikanan kolam yang sebagian besar hanya memakai lahan di sebelah rumah, sehingga jarang yang memanfaatkan lahan tersendiri. Oleh karena itu, dalam rencana pemanfaatan kawasan budidaya pantai dan laut di Kabupaten Brebes, komponen ruang ini digabungkan bersama zona perumahan pedesaan karena kemungkinan besar berdampingan dengan rumah.
vilr-13
.t ! 4
.F E
EE
SE
F
€E (9H '* '{ e
+l
E$c
,,gigs-#FF
s
s!$ :
E=EE c
;.ili rtr r pi$:' f;tt $tt i E
g3 E
E
EF
lri
{ g*$
I'
q
! H
li'igi.
8.4.1.2 Kawasan Pertanian
Delineasi kawasan (zonasi) pertanian di Kabupaten Brebes dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu kelompok pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan perkebunan. Sedangkan untuk delineasi zonasi ketiga peruntukan lahan yang akan ditempatkan pada
wilayah pantai dan laut tersebut akan disarikan dengan arahan pemanfaatan ruang dari RTRW Kabupaten Brebes, setelah disesuaikan dengan kepentingan ekologi serta potensi ekonomi pantai dan laut.
Zona Pertanian Lahan Basah Penggunaan tanah untuk pertanian khususnya tanah sawah tiap tahun mengalami penyusutan sehingga jika kondisi ini dibiarkan akan menjadi polemik di masa yang akan datang yang meliputi berkurangnya produktivitas padi. Penetapan lokasi pertanian lahan basah yang akan ditetapkan sebagaisentra pertanian lahan basah seperti yang disebutkan
dalam RTRW Kabupaten Brebes, yaitu di Kecamatan Bulakamba, Tanjung, dan Losari dengan kriteria prosentase luas lahan basah (sawah) cukup besar, yaitu diatas 25%.
Dan dengan memperhatikan aspek ekologis dalam pembuatan saluran irigasi dan penggunaan pupuk dan obat-obatan hama, maka ada beberapa usaha lain dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produktivitas padi, yaitu:
-
meningkatkan status tanah menjadi tanah sawah irigasi teknis dan setengah teknis memelihara sumber air untuk menjaga kelangsungan irigasi
mengendalikan konversi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman dan budidaya lainnya agar tidak terjadi lagi, terutama di ketiga kecamatan tersebut
Zona Pertanian Lahan Kering
Dalam menentukan pengembangan tanaman lahan kering, maka digunakan kriteria persentase luas lahan tegalan yang cukup besar dan kondisi eksisting telah menjadi areal pengembangan secara rutin, sehingga persebaran tanaman lahan kering dikonsentrasikan di Kecamatan wanasari untuk tanaman bawang merah, sedangkan tanaman pangan cabe dan terung di Kecamatan Brebes.
Sedangkan untuk persebaran dominan penggunaan lahannya disesuaikan dengan arahan sentra-sentra pertanian seperti yang ditetapkan dalam arahan kawasan budidaya pertanian seperti dalam RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2001.
vilt-15
Zona Tanaman Perkebunan Tanaman Perkebunan yang akan ditetapkan di kawasan pantai dan laut didasarkan pada
tingkat produksi dan luas lahan yang ada dan peluangnya untuk meniadi sentra pengembangan bagi Kabupaten Brebes. Dari potensi lahan di kawasan pantai dan laut, hanya ada dua komoditi yang memungkinkan untuk dikembangkan, yaitu Tanaman Kapas dan Kelapa Hibdda yang dikonsentrasikan di Kecamatan Losari, sedangkan untuk tanaman Kapas ada di Kecamatan Bulakamba.
Sedangkan khusus tanaman perkebunan buah-buahan dataran rendah akan ditempatkan
di wilayah utara Kabupaten Brebes, termasuk kawasan pantai dan lautnya. Tetapi yang
sesuai dan paling strategis dikembangkan adalah perkebunan buah belimbing di Kecamatan Brebes.
8.4.1.3 Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan pemukiman direncanakan
di beberapa wilayah pantai
meliputi
perumahan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, dan kepadatan rendah.
o
Perumahan kepadatan tinggi berlokasi
di
bagian timur Kabupaten Brebes, yaitu
Kecamatan Brebes dan Wanasari karena diperkirakan dengan adanya pembangunan
jalan lingkar utara akan menarik kegiatan perkotaan dan perumahan
untuk
memanfaatkan aksesibilitas tersebut
'
Perumahan kepadatan sedang meliputi Kecamatan Tanjung
dan
Bulakamba karena
masih kuatnya faktor penarik jalan pantura dan lokasi shategis Kecamatan Tanjung sebagai kota orde 2.
o
Perumahan kepadatan rendah terdapat di bagian Barat, yaitu Kecamatan Losari karena
masih tingginya dominasi kegiatan pertanian dan perikanan tambak yang kurang produktif dalam menarik permukiman
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya dengan menggunakan asumsi bahwa kriteria tingkat hunia untuk
1 rumah untuk 5 orang
dan
dengan laju pertumbuhan penduduk yang linear sesuai dengan angka pertumbuhan Kabupaten Brebes, maka perkiraan kebutuhan rumah di wialyah pantai dan laut Brebes
hingga akhir tahun perencanaan mencapai angka tambahan perumahan sekitar 47.71g rumah darijumlah rumah yang ada sekarang.
v||t-16
TABEL VIII.2
PERKIRMN KEBUTUHAN RUMAH DIWII.AYAH PANTAIDAN LAUT KABUPATEN BREBES
No
Kecamatan
TAHUN 2012 Jumlah Rumah Perkiraan Kebutuhan Tahun 2000 Rumah (unitl (unit)
Tambahan Rumah
(unitl
I
Losari
29.298
21.528
z
7.770
Taniunq
21.458
15.387
6.071
Bulakamba
37.505
23.962
13.543
Wanasari
31.836
22.572
Brebes
37.996
26.926
11.070
158.093
110.375
47.7'.19
4
Wilayah Pantai dan Laut Kabupaten Brebes
9.264
Pengembangan kawasan perumahan sebanyak 47.718 unit ini tentunya masih akan terus bertambah karena banyaknya faktor perubah yang mungkin muncul, oleh karena itu perlu disusun rencana pengembangannya dengan arahan sebagai berikut:
a'
Sistem permukiman diarahkan untuk pemerataan penyebaran penduduk yang sesuai dengan daya dukung kawasan dengan pola konsentrasi utama di Kecamatan Brebes dan Tanjung ke arah selatan.
b'
Sistem permukiman dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok permukiman dalam satu kecamatan berdasarkan karakteristik mata pencahariannya yang bersifat mandiri
dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, artinya mempunyai pusat pelayanan sendiri yang menginduk ke pusat pelayanan primer di sepanjang pantura. pengelompokan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok permukiman, yaitu: kelompok penduduk perikanan tambak dan tangkap, kelompok petani dan penduduk perkotaan.
c. d'
Permukiman nelayan
di atas air
direncanakan memiliki kepadatan rendah, untuk
mengurangi dampak-dampak negatif seperti pencemaran limbah domestik cair dan padat, perusakan mangro,ve, dan untuk menjaga estetika kawasan pantai. Permukiman penduduk sedapat mungkin diarahkan menjadi satuan kelompok (kluster)
melalui penempatan sarana dan prasaranan permukiman agar
penyediaan
infrastruktur bisa lebih terpadu dan murah serta dapat mengurangi laju kepadatannya menuju kawasan pantai.
e.
Memperbaiki kondisi lingkungan perumahan kumuh, seperti di perumahan nerayan
tangkap dan tambak dengan program konsolidasi lahan dengan pola kemitraan dengan masyarakat, artinya ada pembentukan koperasi yang mewadahi program pengembangan perumahan ini dimana nelayan secara kontinu memberikan sebagian pendapatannya untuk mencicil rumah yang dibangun dengan sistem perumnas.
vilt-17
* Iz
J=
"?E f, Lr
=-*
ET3 G
== {a ra iil E>t (9E E g
fr
.l
":l
rgE
g
ri$ I F;
fH$
,,*ffig,,gEiiEE *:f; *i
fltti ;.i tr: 'ffrg*@
s
EF
fri EF$
Ii,'igi.
Tambahan perumahan yang diperkirakan akan bertambah padat pada tahun 2012 di
Kecamatan Brebes masih membutuhkan lahan yang laus untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Rencana pengalokasian perumahan tersebut tentunya harus disesuaikan dengan Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, Departemen PU tahun 1987 dan sebaiknya diatur kembali dalam RUTR Kota Brebes.
8.4.1.4 Kawasan Pariwisata
potensi wisata yang terbatas
di pantai dan laut Brebes tentunya
mendorong
pengembangan pariwisata yang hanya mengandalkan lingkungan pantai di Randu Sanga
dengan meningkatkan keterkaitannya dengan obyek wisata lain
di
Kabupaten Brebes
dalam satu paket wisata. Untuk kawasan pariwisata, kriteria yang diperlukan adalah
.
:
Berjarak aman dari kawasan perikanan dan pertambangan, sehingga dampak negatif
yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut tidak menyebar dan mencapai kawasan pariwisata dan sebaliknya.
.
Berjarak aman dari kawasan lindung, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan di kawasan pariwisata tidak menyebar dan mencapai kawasan lindung.
.
Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata tidak mengubah kondisi pantai, sehingga proses erosi atau sedimentasi dapat dihindari.
Rencana pengelolaan pariwisata pada kawasan ini adalah
a.
:
Pemeliharaan kondisi lingkungan seoptimal mungkin yang sinkron dengan program
pemantapan kawasan lindung
di atas dalam bentuk
penetapan dan penegakan
peraturan, dan program sosialisasi dan penyuluhan.
a.
Penataan prasarana pendukung kegiatan pariwisata di kawasan pesisir agar dapat
menjaga kawasan sempadan pantai dari pemanfaatan dan tetap menjadi kawasan milik bersama dalam bentuk penegakan hukum/peraturan dan pembinaan/penyuluhan.
8.4.1.5 Kawasan Pelabuhan
Dengan melihat kondisi pantai baik morfologi pantai, litologi penyusun, pergerakan arah sedimen (Long shore dnfr) dan kedalaman perairan, maka perairan pantai Randu Sanga mempunyai potensi sebagai kawasan pelabuhan lepas (regional).
vlil-19
Untuk kawasan pelabuhan, kriteria yang diperlukan adalah
. . r
:
Kedalaman perairan (laut) cukup memadai dengan jarak ke pantai relatif dekat. Kondisi pantai relatif stabil tidak banyak terpengaruh oleh proses abrasi dan akresi.
Litologi (batuan) penyusun kawasan berupa endapan sedimen berukuran kasar (pasir
-
pasir lanauan).
. o
Kondisi gelombang dan arus relatif kecil.
Berjarak aman dari kawasan lindung, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan di kawasan pelabuhan tidak menyebar dan mencapai kawasan lindung.
. r
Adanya sarana jalan penghubung yang relatif baik untuk sampai ke jalur regional.
Pembangunan sarana
dan prasarana pelabuhan harus
memperhatikan arah
pergerakan sedimen.
Rencana pengelolaan pelabuhan pada kawasan ini adalah
a.
:
Perlu dilakukan perawatan pengerukan pasir (sand by passing) jika dijumpai adanya endapan pasir pada sisi dan bagian kolam pelabuhan.
b. Perlu adanya
kerjasama openasional dengan pelabuhan yang ada di Tegal dan
Cirebon.
c.
Pemeliharaan kondisi lingkungan seoptimal mungkin yang sinkron dengan program pemantapan kawasan lindung
di atas dalam bentuk penetapan
dan
penegakan peraturan, dan program sosialisasi dan penyuluhan.
d
.
Penataan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pelabuhan
.
8.4.1.6 Kawasan lndustri
Rencana pemanfaatan ruang bagi peruntukan industri skala menengah dan besar akan dikembangkan di wilayah kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, dan Wanasari dengan lokasi berada di sebelah utara jaringan jalan Pantuna dengan embrio didaenah Cimohong. Penentuan rencana pengembangan industri iniditentukan berdasarkan pertimbangan:
-
tedetak pada jalur arteri kelerengan datar dan strategis
sumber air cukup tersedia tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah
Penentuan lokasi industri
di kawasan pantai dan laut ini, juga tetap harus
memenuhi
beberapa persyaratan penanganan limbah padat dan cair sebelum dibuang ke badan
vilt-20
sungai atau laut dengan menerapakan sistem AMDAL yang kuat secara berkala kEiatan perindustrian di Brebes harus menyerahkan laporan analisis dampak lingkungan.
Di samping dua industri besar yang telah ada, direncanakan
industri-industri kecil
pendukung sektor perikanan yang tersebar di beberapa lokasi yang memiliki aksesibilitas
yang tinggi terhadap pesisir sehingga memudahkan interaksi rantai produksi. Lokasi industri-industri kecil ini direncanakan menyebar di beberapa desa antara lain di daerah Kecamatan Wanasaridan Tanjung dengan pertimbangan ketersediaan bahan baku, akses
terhadap pemasaran dan ketersediaan tenaga kerja.
8.4.2 Kawasan Budidaya
Kelautan
Secara ekologis, perairan pesisir Brebes yang terdiri dari ekosistem mangrove dan laut dangkal menyimpan suatu potensi yang jika diberdayakan dapat menjadi ladang bagi para
nelayan khususnya. Selama ini, perhatian terhadap sektor perikanan tangkap dapat dikatakan rendah. Masyarakat hanya mengetahui bahwa ikan yang dijual merupakan hasil tangkapan di laut. Pengetahuan tentang masalah penangkapan terasa kurang menarik,
sehingga pengusahaannya masih sangat bersifat tradisional. Keberadaan ikan sebagai hasil tangkapan dianggap merupakan hal biasa yang tidak perlu mendapat perhatian serius,
karena setiap nelayan yang menangkap ikan ke laut otomatis akan mendapat hasil tangkapan ikan.
Hasil tangkapan nelayan di perairan Kabupaten Brebes ini tidak begitu beragam tetapi memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh sarana penangkapan
ikan, pengetahuan tentang penangkapan ikan, dan daerah penangkapan ikan. Umumnya nelayan masih menggunakan saran penangkapan tnadisional yang relatif lebih murah tapi dirasakan cukup efektif dengan menggunakan pengetahuan dasar yang diwariskan turun
temurun, dengan lokasi penangkapan yang terjangkau atau relatif dekat dari rumah. Rencana pengembangan sektor perikanan tangkap
ini antara lain perbaikan sarana
penangkapan ikan dan aksesibilitas menuju TPI/PPI di Brebes sendiri.
Areal penangkapan di perairan Brebes umumnya menyebar, di beberapa lokasi perairan
Laut Jawa. Akan tetapi yang perlu diperhatikan, tetap harus diadakan pembatasan pengusahaan penangkapan ikan
di perairan pantai karena berlebihnya jumlah
armada
penangkapan ikan yang beroperasi di perairan pantai dengan daerah penangkapan ikan
vilr-21
yang terkonsentrasi pada area yang terbatas dapat mengancam kelestarian sumber daya
pantai bahkan ikan. Selain itu, perlu juga diupayakan konservasi sumberdaya perikanan proteksi wilayah-wilayah yang perairan yang telah kritis kondisinya.
Untuk itu, pengelolaan yang pedu dilakukan adalah
.
:
pembenahan alur pelayaran antara zona penangkapan ikan dengan Tempat pelelangan lkan (TPl) dan pembangunan dermaga, serta perbaikan jalan di dalam pulau yang berorientasi pada pemandangan laut dan kelangsungan eskosistem biota laut.
o
penetapan zona penangkapan ikan berdasarkan jenis alat tangkap dan ukuran perahu Yang digunakan.
o .
pantai. Membatasijumlah armada penangkapan ikan yang beroperasidi perairan
Meningkatkan daya tarik (magnitudo) TPI/PPI pantai yang ada di Brebes sebagai tempat berlabuh para nelayan dari luar daerahnya, maupun nelayan lokal sendiri.
8.5
RENCANA PENGEMBANGAN EKONOMI KAWASAN PANTAI DAN LAUT
Salah satu rencana yang akan dihasilkan adalah rencana pengembangan ekonomi. Hal ini pantai karena penduduk dan aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dari proses pengembangan
dan laut secara global. Semua usaha untuk meningkatkan aspek sosial kependudukan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pantai dan laut melalui interaksinya dengan lingkungan fisik.
Sepertitelah dijelaskan pada bagian potensi permasalahan kawasan pesisir Brebes, salah
satu permasalahan yang menyangkut sosial ekonomi adalah kurang berkembangnya sektor-sektor yang berhubungan dengan pesisir selain industri migas yang membawa pengaruh pada kesenjangan kualitas kehidupan penduduk. Pengembangan ekonomi pantai
dan laut Brebes pada dasamya merupakan penyediaan pilihan-pilihan bagi masyarakat dalam partisipasi proses pembangunan ekonomi.
vilt-22
Gsttter8.4 PETAARA}IAII PETANFAAATAN RUANG 0
I
-r
-0
2.4
25Kn
,(eruritngan..
! Jdan /b\,, Jafen Kor€trApi , - -. Bqtas Kocamatan ,'-.--,*tB lGhpaten Propinsi .. - -j Batas glngai ^
n tm
m w m
rI
,d6d
,ooo€i tooool
\ooot
N \N
P6mukiman Pemukirnan Perkotaan Pcrtaniant"ahen Basdt Pertanian tshan l(ering Tanaman lGras U3tian penembahan mangro\E
Mor€row lGwESan Pelabuhan dan Wsatr Kawasan Penyangga
lGtaorde tll lGta orde I
Koh ode lll
m
ffi
Nomali$Bi Sungai Senba Perdagangan
Proyeksi : Trasrnrseilercator Zon€Lfru :19 Sumber
Peb: Peb
Rupa hrnalndonesia
Skah | :
50.{100 Bakocutanel.
lndelePe|a
ZLoY,asi Psnelitian Pcnyueunrn Roncaru
Tdr Ruang
Pantrldan Lad Krb{paten SnDe!, Jana Teogrfr
l9g2l
Pembangunan ekonomi yang akan diusahakan
di
pesisir Brebes diarahkan pada
pembangunan yang berbasis sumberdaya lokal dan partisipasi aktif masyarakat lokal sebesar-besamya (local resource base development and community base development). Konsep pembangunan ekonomi wilayah pantai dan laut Brebes adalah pemanfaatan ruang
wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes untuk aktivitas-aktivitas ekonomi secara serasi dan seimbang, serta sedapat mungkin menghindari konflik pemanfaatan ruang antar sektor dan kerusakan lingkungan, serta memberi kesejahteraan pada masyarakat lokal.
Selain itu, pengembangan aktivitas ekonomi juga harus memperhatikan:
a.
Diarahkan untuk memanfaatkan faktor input sebesar-besamya sumber daya alam dan
output sebesar-besamya untuk memenuhi aktivitas ekonomi sektor hilir, sehingga terdapat keterkaitan input output yang besar antar sektor, untuk menghindari nilai tambah mengalir ke luar. Output yang diekspor sedapat mungkin berupa barang akhir
(finalgoofi.
b.
Aktivitas ekonomi diarahkan memanfaatkan sebesar-besar tenaga kerja lokal, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Untuk itu, rencana pengembangan sektor ekonomi di kawasan pantai dan laut Brebes akan lebih ditingkatkan pada optimasi sektor perikanan, industri pendukung sektor perikanan dan pariwisata dengan beberapa kegiatan antara lain.
.
Pengembangan sentra-sentra produksi perikanan tangkap antara lain
Kluwut dan Randusanga, serta perikanan tambak
di
di Pasar
Kecamaatan Losari dan
Kecamatan Brebes.
r
Pengembangan sentra-sentra industri kecil pendukung sektor perikanan yang meliputi industri pengalengan ikan, industri pengeringan ikan, industri pengolahan hasil laut lainnya, seperti kerupuk udang, tepung, dsb.
.
Pengembangan sentra perdagangan berskala satuan wilayah pengembangan di Kecamatan Tanjung dan berskala regiona di Kecamatan Wanasari memanfaatkan ekstenalitas pembangunan jalan lingkar utara.
vilt-24
8.6
RENCANA SARANA DAN PMSARANA PENDUKUNG
kuantitas Rencana pengembangan sarana dan prasarana pendukung, baik kualitas maupun
dilakukan selaras dengan pengembangan ruang wilayah pantai Brebes secara keseluruhan'
Jenis sarana dan prasarana yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan untuk masing-masing aktivitas dalam kawasan yang akan dikembangkan sesuai dengan arahan pengembangan yang sudah ditetapkan RTRW Kabupaten Brebes'
Oleh karena itu, ada 2 (dua) pengelompokan lenis sarana dan prasarana, yaitu fasilitas pendukung kegiatan, umum dan penunjang kegiatan pantai dan laut. Fasilitas merupakan
yang ketersediaannya perlu direncanakan agar dapat melayani kegiatan secara lebih efektif. Fasilitas yang akan dilayani terdiri dari dua macam, yaitu fasilitas umum maupun fasilitas yang mendukung kegiatan di wilayah pantaidan laut Kabupaten Brebes.
peribadatan. Fasilitas umum yang dibutuhkan meliputi sarana pendidikan, kesehatan,dan
Sarana yang berpengaruh pada kegiatan di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes
terutama adalah sanana permukiman, sarana pendukung kegiatan pertanian, sarana pendukung kegiatan perikanan, dan sarana pendukung kEiatan industri, sedangkan
prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
di
wilayah pantai dan laut
Kabupaten Brebes antara lain prasarana transportasi dan utilitas dasar, yang meliputi utilitas air bersih. drainase, limbah, listrik, dan persampahan.
8.6.1 Sarana Umum
1.
Sarana Pendidikan Berdasarkan hasil perhitungan pada Buku Fakta dan Analisis, masih terdapat kekurangan
sarana pendidikan pada saat ini terutama SD dan SMU. Sebenamya penyediaan SD telah
ditunjang dengan penyediaan Madrasah yang setingkat dengan SD, yaitu Madrasah jumlah lbtidaiyah, yang cukup merata di setiap kecamatan. Namun bila dibandingkan dengan penduduk pendukungnya, jumlah SD dan Ml yang tersedia masih kurang.
Demikian pula untuk mengantisipasi perkembangan jumlah penduduk pada tahun 2012, masih diperlukan penambahan jumlah sarana pendidikan, terutama di kecamatan-kecamatan yang saat ini masih kurang menyediakan sarana pendidikan, yaitu:
vlil-25
1. 2.
Kecamatan Losari kekurangan 34 unit SD, 1 SLTP, dan 2 SMU Kecamatan Tanjung kekunangan 19 unit SD, dan 1 SMU
TABEL VIII.3
PERKIRMN KEKURANGAN PENYEDIMN FASILITAS PENDIDIKAN DI WILAYAH PANTAI DAN LAUT KABUPATEN BREBES
Kekurangan tahun 2002 Kecamatan SLTP
SD
SMU
SLTP
SD
I
$
lulakamba
1(
AT
Nanasari
2"
-osan
Ianiunq
SMU
I
?(
2t
Jrebes
lumlah
2.
Kekurangan tahun 2012
18(
9i
Sarana Kesehatan perkiraan sarana kesehatan yang perlu dibangun berdasarkan pertambahan penduduk hingga
tahun 2012 adalah sebagai berikut. Rencana penyediaan samna kesehatan tersebut akan dilakukan menyebar di kelompok-kelompok permukiman di lokasi yang mudah diakses oleh seluruh penduduk. TABEL VIII.4
PERKIRMN KEKURANGAN PENYEDIMN FASILITAS KESEHATAN DIWILAYAH PANTAI DAN LAUT KABUPAIEIN qREBES
3.
Sarana Peribadatan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada Buku Fakta Analisis, maka hingga tahun 2012 dibutuhkan tambahan 51 mesjid, 280 surau, 3 gereja, 1 pura, dan 3 wihara yang tersebar
di kecamatan-kecamatan di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes sesuai dengan jumlah penganutnya.
vilr-26
TABEL VIII.5
PERKIRMN KEKURANGAN PENYEDIMN FASILITAS PERIBADATAN DI WILAYAH PANTAI DAN LAUT KABUPATEN BREBES
(ecamatanl Mesjid
Pura
Wihara
1t
-0sarl Ianiunq Julakamba
2l
Nanasari
1
4t 7, ?(
lrebes lumlah
Gereja
Surau
10{
28t
5',
8.6.2 Prasarana dan Sarana Penunjang Kegiatan Pantai dan Laut yang Untuk mendukung kegiatan penduduk pantai dan laut, perlu adanya alokasi kawasan
menampung kegiatan permukiman, perdagangan, jasa dan pelayanan perkotaan. Rencana pemanfaatan ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa dengan skala regional berpola linier di sepanjang koridor utama, dan kegiatan koleksi dan distribusi berskala lokal dilayani oleh jalan arteri sekunder.
penyediaan sarana dan prasarana
ini
diarahkan
ke dalam kawasan pantai
untuk
menyebarkan atau mendekonsentrasikan kegiatan kolelai dan distribusi pantai dan laut agar tidak membebankan kegiatannya pada jalan regional (pantura), dan khususnya untuk meminimalkan hubungan yang bisa saling merugikan antara dua komponen ruang yang
tidak dapat berinteraksi secara langsun, misalnya seperti kegiatan pertambakan dan pertanian yang tingkat penggunaan pestisidanya tinggi.
Pemantapan alokasi sarana dan prasarana dasar wilayah, juga disertai dengan programprogram pengelolaan, seperti
.
:
Penataan permukiman dan perumahan agar tidak dibangun dan dikembangkan pada lokasi yang rawan terhadap erosi tanah, rawan banjir, angin laut, dan jalur kehidupan
biota-biota laut yang hidup di darat.
.
Penyediaan air bersih, listrik, dan alat telekomunikasi diupayakan mandiri pada setiap
kelompok permukiman penduduk beserta sarana pendidikan, kesehatan dan peribadatan dengan pembangunan pusat samna dengan skala yang lebih besar ditempatkan pada daerah yang paling mudah aksesibilitasnya.
vllt-27
.
Penyediaan sarana pendukung kegiatan-kegiatan produksi pantai dan laut, seperti sarana pendukung kegiatan pertanian, perikanan, dan industri.
Sarana atau Fasilitas Penyediaan sarana pendukung untuk kegiatan pantai dan laut ini khususnya disediakan untuk
kegiatan yang dominan ada, seperti pertanian, perikanan, dan industri. Diharapkan dengan penyediaan sarana tersebut dapat memberikan ekstemalitas bagi kegiatan ikutan , khususnya perumahan.
Sarana Pendukung Kegiatan Pedanian Sarana pendukung kegiatan pertanian yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan di wilayah
pantai dan laut Kabupaten Brebes adalah pasar, baik pasar umum maupun pasar hewan. Keberadaan pasar umum saat ini masih dianggap cukup, namun berdasarkan ketentuan
penyediaan sebuah pasar untuk setiap 30.000 jiwa, maka hingga tahun 20'12 masih dibutuhkan tambahan sekitar 12 pasar umum.
Selain itu, kebutuhan akan tersedianya pasar hewan di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes sangat dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan perdagangan hewan di wilayah ini.
Oleh sebab itu, direncanakan untuk dibangun pasar hewan
di
wilayah pantai dan laut
Kabupaten Brebes.
Sarana Pendukung Kegiatan Perikanan
Sebagai kegiatan kedua yang terpenting
di wilayah pantai dan faut Kabupaten
Brebes,
kegiatan perikanan masih membutuhkan beberapa tambahan sarana, diantaranya pasar ikan,
sarana penangkapan ikan, TPl, dan bakul untuk mengantisipasi bertambahnya volume tangkapan ikan di masa yang akan datang.
Tempat Pelelangan lkan (TPl). Sarana ini dibutuhkan untuk mendukung sektor perikanan Kabupaten Brebes karena selama ini tingkat pemakaiannya belum optimal, dikarenakan sulitnya akses dan sedikitnya pembelidi sana, sehingga salah satu usulannya adalah dengan menetapkan TPI yang lebih accesible dan marketable sehingga mendukung pemasaran produksi perikanan. Sementara Luas TPI ditentukan berdasarkan proyeksi volume ikan yang dilelang. Diasumsikan sekitar 70o/o dan total produksi ikan dapat dilelang di TPI dan kegiatan pelelangan dilakukan 2 kali dalam satu hari. Lokasi yang diusulkan adalah
di Kluwut
dan
Randusanga.
vilt-28
pengembangan sarana Selain menambah jumlah sarana pada masa mendatang, rencana
pendukung kegiahn perikanan juga dilakukan dengan mengembangkan sarana dengan pada kapal teknologi. Pemanfaatan teknologi ini terutama dapat diterapkan menggunakan
nelayan dan alat penangkap ikan.
Sarana Pendukung Kegiatan Industri merupakan Kegiatan industri yang terdapat di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes
pengalokasian kawasan industri kecil dan industri rumah tangga, sehingga belum dibutuhkan prasarana lain, industri dalam areal yang luas. Kegiatan industri ini didukung oleh sarana dan lain-lain' seperti sarana dan prasarana transportasi, pasar, sarana pengolahan limbah, dan perencanaan sanana dan prasarana pendukung kegiatan industri tersebut dilakukan pada
bagian yang membahas sarana dan prasarana tersebut, dengan mempertimbangkan kebutuhan kegiatan industri untuk menggunakan sarana dan prasarana tersebut'
Prasarana atau Utilitas prasarana penunjang kegiatan pantai dan laut ini terdiri dari utilitas air bersih, irigasi, listrik, dan telepon
Utilitas Air Bersih Rencana penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan pendekatan perkiraan kebutuhan air bersih berdasarkan proyeksijumlah penduduk pendukung, seperti yang telah diperhitungkan
dalam Buku Fakta Analisis. Berdasarkan pehitungan tersebut pada tahun 2012 dibutuhkan 35.926.674 literlorang/hari dengan kebutuhan tertinggi adalah Kecamatan Brebes. Hal ini paling wajar mengingat pada tahun 2012,jumlah penduduk Kecamatan Brebes diperkirakan tinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Brebes.
Jika kebutuhan air bensih pada tahun 2012ini dibandingkan dengan jumlah air yang mampu didistribusikan oleh PDAM saat ini, maka akan ada sekitar 89,82olo kebutuhan air bersih yang
tidak dapat dipenuhi oleh PDAM Kabupaten Brebes. Sebagian kebutuhan air bersih telah terpenuhi oleh masing-masing rumah tangga melalui upaya sendiri, misalnya ledeng, sumur,
dan lain-lain. Kebutuhan air bersih lainnya dapat dipenuhi dengan jalan mencari sumbersumber air bersih altematif selain yang digunakan saat ini, meningkatkan kinerja manajemen organisasi PDAM melalui peningkatan SDM maupun sistem jaringan yang dimiliki sehingga kebocoran yang saat ini teriadi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
vlil-29
lrigasi laut dan lrigasi sangat dibutuhkan terutama untuk mendukung kegiatan pertanian di wilayah pantai Kabupaten Brebes. Berdasarkan analisis dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kabupaten Brebes diketahui bahwa kebutuhan air untuk pengairan pertanian di
Brebes masih belum mencukupi, disebabkan sistem pengairan yang masih mengandalkan pengelolaan sistem musim hujan. Dengan demikian hingga tahun 2012 dibutuhkan altematif
yang tidak irigasi yang lebih baik , terutama dengan mengembangkan sistem pengelolaan mengandalkan musim hujan.
Mengingat kondisi saat ini yang belum optimal, maka penyaluran air bagi irigasi di wilayah
pantai dan laut Kabupaten Brebes khususnya dan Kabupaten Brebes pada umumnya, sebaiknya ditingkatkan melalui beberapa upaya, antara lain:
. .
Optimalisasi sumber air dan sistem jaringan yang ada pengusahaan sumber-sumber air altematif, misalnya dengan pembangunan DAM, waduk, dan sistem pengairan terPadu
vilt-30
Gambar 8.5 PETA REI,ICANA IRIGASI
'ESISIR
+
+
+
+
+
+
BREBES, JAWA TENGAH
+
+
LAUT JAWA
!Km
tGtela,ngal:
/h2 P At /-/r ',.--.,
Rencana Jaringan lrigasi Jalan
Jalan lGretaAbi Baths Desa Batas Kecarlatan
/tu/ Bathg Kahiph$n .r*-, BEtAg Propinbi -
trdy*d Zule
:TrarcveFoMdcator
UTM :
49
Sumbs Peta : Pde Skala l :
tuF buri IndorEda $.(n0 (BalgsudaH,l9g)
hdel.stu''
,'!
E
F o
+
Y
@Ld
$i,
Kerh3amaAntara'
F rrdntah
+
+
+
+
+
+
+
Dar$ KlhDalfi Jfle Tedgoh
€F=
BrDb.r
d€rl0*r Pusd Porek4 ltn d'l PitEnpen Td<mlogl lilent*ls*l Nmb.r&yt Alam &dan PbrEkajlfi dan Patrrpn Td<mlogl
Jd(aila 20@
Limbah Limbah yang banyak dihasilkan di wilayah panyai dan laut Kabupaten Brebes berasal dari industri kecil dan rumah tangga yang banyak terdapat di wilayah ini. Limbah yang dihasilkan tersebut perlu dikelola dengan baik agar tidak mengganggu kelestarian alam di sekitamya.
Untuk itu dibutuhkan pmsarana pendukung untuk mengelola limbah sehingga tidak menimbulkan dampak sampingan yang merugikan.
Tanggung jawab penanganan limbah industri terbagi menjadi dua bagian, yaitu oleh usaha industri sendiri maupun pemerintah daerah setempat. Apabila limbah industri yang dihasilkan
masih tergolong kecil dan tidak mengganggu kelestarian lingkungan, maka sebaiknya tanggung jawab pengelolaan limbah diserahkan sepenuhnya kepada usaha industri tersebut.
Namun bila limbah yang dihasilkan berbahaya bagi lingkungannya, perlu dilakukan upaya terlebih dahulu untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan bahaya yang dimilikinya. Setelah benar-benar yakin limbah tersebut tidak mengandung bahaya, pembuangannya dapat disatukan dengan limbah lainnya, misalnya melalui saluran air kotor (sewerage)
Namun apabila limbah yang dihasilkan cukup besar dan sudah tidak mampu dikelola oleh
masing-masing usaha industri, maka sebaiknya dikelola bersama dan dikoordinir oleh pemerintah. Untuk memudahkan pengelolaan limbah secara bensama-sama, maka sebaiknya dilakukan pengelompokkan usaha-usaha industri tersebut dalam satu lokasi. Dengan demikian memudahkan koordinasi pengelolaan limbah secara bersama-sama.
Listrik Rencana penyediaan listrik di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes tidak hanya ditujukan
untuk mendukung kegiatan ekonomi, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan penduduknya. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dalam Buku Fakta dan Analisis, maka besamya kebutuhan listrik hingga tahun 2012 adalah sebagai berikut.
Jumlah kapasitas listrik saat ini belum dapat digunakan untuk memenuhi seluruh kebutuhan di
atas. Oleh sebab itu perlu perencanaan untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, diantaranya dengan mencari altematif sumber listrik lainnya atau dengan mengoptimalkan
atau meningkatkan kemampuan pembangkit yang ada saat ini. Selain itu pemerintah juga
dapat membuka peluang bagi swasta untuk ikut berperan serta dalam penyediaan dan pengelolaan pelayanan kebutuhan listrik.
vilt-32
TABEL VIII.6 KEBUTUHAN LISTRIK DIWILAYAH PANTAIDAN LAUT T 2012 ATEN Kebutuhan Llstrik (Waft)
Pe*iraan Kecamatan
No
I J
5
Jumlah Rumah Tanooa
Losari
29.298
Taniunq
21.458
Fasum dan Fasos
Rumah Tangga 1
Penerangan Jalan
Total Kebutuhan Listrik
(watt)
3.184.285
32.960.712
4.944j07
51 089 1M
9.656.230
24.140.576
3.621.086
37 417.892
Bulakamba
37.505
16.877.072
42.192.680
6.328.902
65.398.654
Wanasari
31.836
'14.326.349
35.815.873
5.372.381
55.514.603
Brebes
37.996
17.097.993
42.744.983
6.411.747
66.254.723
158.093
7't.141.929
17.7854.824
26.678.224
Wilayah Pantai dan Laut Kahrnaten Brehes
275.674.977
Persampahan
Prasarana persampahan sangat penting dipertratikan mengingat dampak sampah bagi
kelestarian lingkungan, terutama lingkungan pantai dan laut
di Kabupaten Brebes.
Berdasarkan data DPU Kabupaten Brebes, diketahui bahwa produksi timbulan sampah di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes tahun 2000 mencapai m3 tiap bulannya. Jumlah ini tidak didukung oleh keberadaan sarana dan prasarana memadai, sehingga berpotensi untuk
mengganggu lingkungan (polusi bau dan penyakit). Untuk itu, rencana pengembangan prasarana persampahan
di Kabupaten Brebes
umumnya serta wilayah pantai dan laut
khususnya diarahkan sebagai berikut:
-
Pemantapan sistem persampahan dengan pengelolaan menggunakan TPA dan TPS.
Untuk itu dibutuhkan dukungan berupa penambahan lokasi TPA atau peningkatan kapasitas TPA yang ada saat ini di Desa Siasem, Kecamatan Wanasari.
-
Mengidentifikasi kemungkinan penerapan sistem selain sistem open dumping, sebagai
altematif, misalnya cobtrolled landfilled, pembuangan akhir
di laut (dengan
sistem
pengontrolan tertentu), incineration, komposting (mekanis dan tradisional), dan sistem daur ulang.
-
Pengembangan sarana pengangkut sampah, baik berupa gerobak sampah, becak
sampah, truk pengangkutan, transfer depo, maupun armroll truck. Hal ini mengingat jumlah timbulan sampah di wilayah pantai dan laut di Kabupaten Brebes diperkirakan mencapai sekitar 3 juta lite/hari.
-
Pembelajaran pola hidup masyarakat
di wilayah pantai dan laut Kabupaten
Brebes
dengan mencanangkan program kebersihan hingga tingkatan RT dan RW, sosialisasi budaya sampah pada tempatnya, dan lain sebagainya.
TABEL VIII.7 KEBUTUHAN AtR BERSTH DtW|LAYAH pANTAt DAN LAUT KABUPATEN BREBES (LITER/ORANG/HARI)TAHUN 2012 Perkiraan
Perkiraan
Jumlah Penduduk Tahun 2012
Kecamatan
No
n
4.394.762
29.298
3.218.743
21.458
107.291
Taniuno
3
Rumah Tandda
146.492
Losari
Kebutuhan Rumah Tangga
Jumlah
Perkiraan Umum
Domestik
43.948
1.465
1.073
32.187
5.7s6.324 23.951.116
Wanasari
159.182
31.836
4.775.450
189.978
37.996
5.699,331
1.900
56.993
790.466
158.093
23.713.976
7.905
237.140
Wilayah Pantai dan Laut Kabupaten Brebes
6.658.064
975 279
4.876.396
/04 584
8,522.921
3.250.931
4.823.204
1.875
Air
3.901 117
650.186
47.754
5.625.691
Kebutuhan Air Bersih Tahun 20'12
Kebocoran ocoran
11a
5.326,451
1.592
37.505
Total Kebutuhan
887 742
5.681.948
187.523
Kebutuhan Air Non Domestik
4.438.709
56.257
Bulakamba
Brebes
Kebutuhan Air
Kebutuhan Kran Umum
Jumlah Kran
1
.136.390
6.818.337
964.641
5.787.845
446 961
7.234.806
1
.151 .265
6.m7.589
726 897
8.634.486
1.790.223
28.711.339
.185.335
35.926.671
1
Sumber: Buku Fakta Analisis
TABEL VIII.8 DIWILAYAH PANTAI DAN LAUT KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 SAMPAH PENGELOLMN PENDUKUNG PERALATAN KEBUTUHAN
No
Kecamatan
Perkiraan Jumlah Penduduk Tahun 2012
Kebutuhan Peralatan Pend
Tongl Bin
Gerobak 1m3
Gerobak 0,6 m3
TPS
Transfer Depo
Transfer Depo 200 mr
100 m3
Transfer Depo?5 m3
DunpTruck0 6l
DumpTruckS 63
Arn Roll
Arn RollS
6m3
m3
Losari
146.492
14.649
732
122
1.465
4
7
37
21
15
15
t5
1
I
107,291
10.729
536
89
1.073
3
3
27
15
11
11
11
Taniuno
0?n
156
1.875
I
47
27
19
1q
187.523
18.752
to
Bulakamba
159.182
15.918
/Y0
133
1.592
4
8
40
23
16
16
16
Wanasari
19 79
4
Brebes
Wilayah Pantaidan Laut Kabunaten Brebes
189.978
18.998
950
158
1.900
6
I
47
27
19
19
790.466
79.047
3.952
659
7.905
20
40
198
113
79
79
vilt-34
8.7
SISTEM TMNSPORTASI
Rencana pengembangan sistem transportasi yang mendukung pengembangan kEiatan pantai dan laut Brebes mencakup beberapa aspek, diantaranya iaringan jalan, terminal,
pelabuhan. Rencana jaringan jalan diarahkan untuk mendukung sistem kegiatan dan pergerakan yang ada di kawasan pantai dan laut Brebes. Kegiatan utama yang terdapat di kawasan pantai dan laut Brebes adalah sebagai berikut:
-
Kawasan peruntukan industri Kawasan Perumahan terencana Kawasan perumahan yang berkembang alami Kawasan perumahan peftanian (sawah dan tambak) Kawasan Perdagangan danjasa Kawasan Ekstemal
Kegiatan utama tensebut menimbulkan pergerakan
di antara kawasan tersebut
maupun
dengan wilayah di luar Brebes yang mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan di kawasan pantai dan laut Brebes. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan di kawasan-kawasan tersebut karena adanya keterkaitan (secforal tinkage'1dan pergerakan dari dalam menuju ke
luar Brebes, sehingga simpul-simpul yang menjadi pintu gerbang keluar masuk wilayah pantai dan laut Brebes dariwilayah lain menjadi hal yang perlu diperhatikan.
1.
Prasarana Jalan Raya
Wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes dilalui oleh jalur pantai utara, yang jalan merupakan jalur terpadat di Indonesia. Selain itu terdapat pertemuan dua ruas regional dengan kepadatan tinggi, yaitu di Kecamatan Tanjung. Untuk menghindari kemacetan maupun di daerah tersebut, maka sebaiknya jaringan jalan digunakan sesuai dengan fungsinya, sehingga memiliki orientasi pada pengembangan wilayah pada daerah asal, antara, dan tujuan:
a. Jaringan transportasi regional merupakan jaringan jalan kolektor
karena
bukan jaringan utama regional.
b.
Jaringan utama menuju kota-kota kabupaten sekitar dan pusat-pusat pertumbuhan wilayah di kabupaten ini dihubungkan dengan jaringan kolektor primer dan sekunder.
c. Jaringan jalan antarkota kecamatan selain pusat pertumbuhan dihubungkan dengan jaringan jalan lokal.
vlil-35
jalur altematif adalah jalur Ruas jalan yang potensial untuk dikembangkan sebagai dari Bantarkawung ke jalur pantai utara, melewati Kecamatan Ketanggungan hingga
ke
Kecamatan Tanggung. Namun pengembangan jalur jalan tersebut masih
memerlukan studi lebih lanjut. Selain itu untuk menghindari terjadinya kecelakaan
lalu lintas, perlu adanya pemisahan jalur antara jalur lambat dan jalur cgpat. Perbaikan jalan raya, terutama pada ruas-ruas jalan arteri primer juga perlu dilakukan, mengingat pentingnya peranan ruas jalan tensebut bagi pergerakan regional, baik bagi kepentingan Kabupaten Brebes maupun nasional.
Arahan pengembangan jaringan jalan ini dilakukan dengan cara:
-
Melengkapi hirarki jaringan .ialan yang menghubungkan antar lokasi kegiatan utama yang saling terkait, selain jaringan jalan yang menghubungkan lokasi
kegiatan utama dengan simpul pintu gerbang keluar masuk wilayah Brebes (alan regional dan terminal)
-
Peningkatan kondisi jaringan jalan yang telah ada, seperti jalan tanah, jalan perkerasan, dan jerambah kayu menjadi ialan aspal dan ierambah beton, terutama jaringan jalan yang mendukung pergepkan regional keluar Brcbes.
-
Pembangunan Jalan lingkar utara dari Kecamatan Wanasari-Brebes'Tegal yang berfungsi untuk mengalihkan sebagian volume pergerakan regional yang melintasi jalan pantura
Prasarana Jalan Rel
Kereta api merupakan salah satu alternatif moda untuk mendukung pergerakan
barang maupun penumpang. Dengan telah tersedianya jalan rel
di
Kabupaten
Brebes, jasa pelayanan kereta api dapat dimanfaatkan untuk pergerakan barang dan
penumpang menuju dan keluar Kabupaten Brebes.
Pengembangan transportasi
di
kawasan pesisir Brebes, diharapkan akan men-
generate pergerakan dan pada akhirnya akan mendukung aktivitas perekonomian
pesisir. Akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan jaringan transpotasi ini adalah bahwa secara umum akan menarik pertumbuhan. Maka, pada
prinsipnya, konsep praktis untuk pengembangan jaringan pergerakan adalah mengembangkan jaringan jalan yang ada dengan sedikit memodifikasi sesuai jalan dengan tuntutan ruang, misalnya tuntutan sempadan pantai, dimana jaringan bergeser menjauhi pantai.
vlil-36
Gambar 8.6 PETA RENCA}.IA JARINGA}I JAI.AN PESISIR BREBES, JAWA TEI'lGA.l
+
+
+
+
+
+
U
xI
+
T
I
0
lKh
Kebnangan:
/t\a Rencana Jalan Lingkar /f-Y Jalan Arteri /F\/ Jalan Lain JalanEksisting P lN Jalan Kereta Api ,8, Batas Desa j,.-J BatasKecamatan //\-/ BatabKabupAten rLJ Batas PEplnci -srsungai ,.'.:i:rl
LAUT JAWA
PemUkiman
ftoyd
"d
:
Tramvolse Mscator
Zme tJfM : 49 sumbs Peh : Pda RUF buni ldorbsia Skala 'l : S.000 (Bal6$rtanal,l9Q)
&r
.fn"
h&k8Pecs
I F
vo
Penyusunan Rencma Tata Ruang Panhl dan Laut l(ahJpden BrcbcE, &we Tongnh
iT'l;
KerJasama
Anlara:
fg:'
hrErtntah De€r*l Kabupatrt gober
+
+
+
+
+
+
Javr. Tof€ah
+
d;lgan Plarl PcEloJhn Td(nologl
dfi
Inveil|rllel
Bdan hfEkajlan
PdrFrdpah
Srmbanhya Alam
dan Pcicraprn Jd<arla
na.
t*mlogl
Gambar 8.6 rencana iaringan jalan
vilt-37
Sarana Transportasi Berdasarkan hasil analisis pada bagian sebelumnya, diketahui bahwa pergerakan
antar kecamatan telah terlayani dengan baik, begitu pula dengan pergerakan antarkota, baik AIGP maupun AKDP. Namun untuk memperlancar pergerakan di Kabupaten Brebes, yang dapat mendukung kEiatan di wilayah pesisir dan pantai, perlu dibangun sebuah terminal Kelas A, sehingga pergeft*an antar propinsi tidak hanya dilayanioleh angkutan yang menjadi bagian dari pergerakan
AMP
kota-kota
lain di Jawa Tengah tetapi oleh angkutan yang memiliki tujuan maupun asal dari Kabupaten Brebes.
Sarana transportasi lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan di wilayah pantai dan laut Kabupaten Brebes adalah sebuah pelabuhan pelabuhan laut dengan
fasilitas{asilitas pendukungnya, yang dapat menjadi pusat bongkar muat barang maupun menjadi bagian dalam koleksi dan distribusi hasil-hasil pertanian, perikanan,
dan industri di Kabupaten Brebes pada umumnya serta wilayah pantai dan laut khususnva.
vill-38
BAB 9 INDIKASI PROGRAM Agar lebih memudahkan dalam hal operasional, maka perlu disusun rangkaian rincian program atau tindakan yang dapat mewujudkan seluruh aspek dalam bagian rencana. Program-program yang disusun ini bukan sebuah nilai absolut yang harus diikuti, tetapi dapat dijadikan sebagai indikasi dalam menentukan langkah yang harus diambil oleh para stakeholder untuk mewujudkan
tujuan dan sasaran pembangunan dan perencanaan Tata Ruang Pantai dan Laut di Kabupaten Brebes dalam 10 tahun mendatang.
Indikasi Program ini disusun dalam bentuk tabel dengan penjelasan pendukung, yaitu instansi
pelaksana dan masa diberlakukannya program tersebut. Untuk lebih memudahkan dalam pembagian perean dan fungsi antar wewenang, maka indikasi program ini disusun berdasarkan pembagian wilayan yang telah disesuaikan dengan karakteristik fisik dan ekologi laut di Wilayah
Pantai dan Laut pembangunan
di
Kabupaten Brebes, dan disesuaikan juga dengan aspek-aspek
yang lazim dilakukan, yaitu prasarana wilayah, ekonomi,
transportasi,
kependudukan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, permukiman, kehutanan, dan pariwisata,
Tabel Indikasi Pogram dapat dilihat pada halaman berikut.
tx-1
TABEL IX.1 INDIKASI PROGRAM DAN TAHAPAN PELAKSANMN
PESISIR
KONSERVASI
DARAT
SDA DAN
Penetapan dan pematokan batas lokasidan luas kawasan hutan mangrove sebagai areal yang dilindungi
LINGKUNGAN HIDUP
Bappeda, Bappedalda
Pelaksanaan Program Rehabilitasi Hutan Mangrove dengan pendekatan partisipatif lomba kelestarian hutan mangrove Normalisasi sungai (perbaikan penanganan darurat akibat kerusakan banjir) pada Sungai Tanjung Kulon, Kabuyutan, Babakan, serta jaringan drainase Sinung, Buntiris, dan Soga
Inventarisasi luas dan tebal hutan bakau untuk setiap desa yang berbatasan dengan garis pantai Pemetaan garis pantai dan batas wilayah administratif Kabupaten Brebes Studi analisis dampak lingkungan penetrasi kegiatan tambak terhadap lingkungan dan perhitungan nilai keuntungan dan kerugian sosialnya PEMANFAATAN
SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
. . .
Studi penentuan lokasi dan manfaat ekonomis pengembangan ternak itik/bebek dengan sistem range Studi pengembangan lahan perkebunan buah-buahan
Kerjasama
antar Pemda Kota Tegal dan Kabupaten Brebes
Dinas Pertanian dan Perkebunan
dalam skala besar di Kecamatan Brebes sebagai kawasan penyangga/RTH
Penyusunan rencana perbaikan sistem irigasi pertanian dan pertambakan secara menyeluruh
tx-z
ZONA
PESISIR
ASPEK
PEMANFAATAN
PARIWISATA
DARAT
INDIKASIPROGRAM
'l
. .
Penataan kawasan sekitar obyek wisata Pantai Randusanga Studi pengembangan agrowisata kebun buah-buahan dan wisata perkotaan di Kecamatan Brebes
o PERMUKIMAN
SARANA DAN PRASARANA
PERIKANAN
.
INSTANSI PELAKSANA
Pembatasan/nenoendalian
. . . . o . o
Dinas Pariwisata,
nerfirmbrrhan nemrrkiman di
kawasan sempadan sungai
.
JANGKA WAKTU PENDEK MENENGAH 4 2 3 5 1 2 4 3
Penataan kawasan permukiman nelayan dipinggir pantai Brebes Program Perbaikan sarana penangkapan ikan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai Brebes Perbaikan aksesibilitas menuju TPI/PPI di Brebes Pengembangan model pertambakan secara intensif di zona tambak yang mempunyai tekanan lingkungan
Dinas Tata Ruang/Bappe da Bappeda, Dinas Perikanan, Perhubungan, dan dinas terkait lainnya
I
rendah Menyusun perangkat peraturan perundangan menqenai konversi lahan tambak terhadap sawah dan membatasi pengambilan saluran airdengan sistem pompa
penyusunan peraturaR pembukaan tambak disertai dengan penanaman mangrove di kawasan tambak yang mempunyai tekanan lingkungan tinggi dan sedang lnventarisasidan pemetaan persil tambak dalam skala 1 :10.000 untuk pegangang dinas teknis dalam
I
BPN
mengendalikan perluasan tambak
rx-3
5
ZONA
PESISIR
ASPEK
KONSERVASI
PERKOTAAN
SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
INDIKASIPROGRAM
. . .
Reboisasi pada catchment area di Daerah Aliran Sungai (DAS)
INSTANSI PELAKSANA
,l
JANGKA WAKTU PENDEK MENENGAH 2 3 4 1 2 5 4 3
5
Dinas Kimpraswil,
Merencanakan program pemasangan tanggul pada sungai-sungai utama untuk mengantisipasi daerahdaerah yang potensial terhadap rawan banjir Menyusun kriteria pembatasan dan pengantisipasian kegiatan produktif di kawasan antara jalan regional pantura dan rel kereta sepanjang masing-masing 200 meter dari tepijalan dan rel
PEMANFAAIAN
PERMUKIMAN
SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG
.
Pengalokasian lahan perumahan di kawasan yang belum padat dengan pola kerjasama dengan swasta di sekitar kawasan jalan alternatif lingkar utara Mcmhanorrn scntra ncrdaoanoan herskala linnkrrnoan di daerah dalam (utara dan selatan jalan pantura)
Dinas Kimpraswil, Bappeda
Pembangunan sarana pendidikan, kesehatan, dan peribadatan di kelompok-kelompok permukiman Pembangunan pasar umum dan pasar hewan Studi kelayakan lokasi TPA dan TPS Penambahan fasilitas pengangkutan sampah Perbaikan ruas-ruas jalan regional
I
Studi kelayakan pembangunan rencana jalan alternatif utara Brebes Detail Engin eenng pembang unan jalan Pembangunan jalan alternatif utara Brebes
I
tx4
ZONA
PESISIR
ASPEK
PEMANFAATAN
INDUSTRI
INDIKASIPROGRAM
.
PERKOTMN
.
JANGKA WAKTU
INSTANSI
PENDEK
PELAKSANA 1
Penyediaan lokasi untuk kawasan industri skala menengah dan besar di wilayah kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, dan Wanasari Pengembangan sentra-sentra industri kecil pendukung sektor perikanan yang meliputi industri pengalengan ikan, industri pengeringan ikan, industri pengolahan
2
3
4
5
'l
MENENGAH 2 3 4
BPN, Bappeda, Kimpraswil, Dinas lndustri dan Perdagangan
(kerupuk, tepung, dsb). PESISIR LAUT
KONSERVASI
SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMANFAATAN
SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Menegaskan program pengurangan bahaya polutan yang dibuang ke laut untuk memelihara potensi ikan dan menjaga laut agar tetap lestari Ponnomhannan I nlraci dan alzcocihilif produksi perikanan tangkap
o Penetapan zona penangkapan ikan . Penyuluhan dan pemberian kredit bagi para nelayan untuk meningkatkan produksi perikanan . Pembangunan TPI Randusanga . Penyusunan peraturan perundangan penguasaan dan r
Dinas Perikanan dan Bappedalda Dinas Perikanan dan Kelautan. Dinas Perhubungan
pengendalian wilayah pesisir laut untuk kepentingan rakyat Ponvrrcrrnan noratrrran nonrndannan vann torkaif
denqan kapal masuk dan keluar di perairan Brebes
rx-5
5
BAB {O PENUTUP
Seperti dikemukakan pada bab sebelumnya, tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Pantai dan Laut Kabupaten Brebes adalah menghasilkan pola dan struktur ruang kawasan pesisir
yang serasi, se/aras, seimbang, dapat nengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pesls4 dan terintegrasi dengan perencanaan wilayah Kabupaten Brebes seara keseluruhan sehingga dapat
iuga dipakai sebagal pedoman dalam penyusunan program-program pembangunan Kabupaten Brebes dan alat pengendali
dai
hal-hal yang dapat merusak eksosisfem pesrsir. Tujuan ini
kemudian diejawantahkan dalam outputoutput (keluaran-keluaran) yang dihasilkan oleh analisisanalisis dan rumusan-rumusan yang dilakukan dalam proses penyusunan ini. Keluaran-keluaran yang telah dihasilkan meliputi:
1. 2.
3. 4.
Zonasi pemanfaatan ruang untuk perlindungan (konservasi) sumberdaya pantaidan laut Zonasi pemanfaatan ruang untuk pengembangan dan pembangunan pantai dan laut Sistem jaringan dan pelayanan kegiatan penduduk antar dan internal pantai dan laut Indikasi program pengelolaan dan usulan perangkat peraturan perundang-undangan pantai dan laut Kabupaten Brebes
Dengan terwujudnya output terebut diatas, maka keseluruhan proses Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Pantai dan Laut Kabupaten Brebes sudah sampai pada tujuan awalnya dengan segala keterbatasannya, Diharapkan keluaran-keluaran yang dihasilkan dalam bentuk Dokumen
Rencana Tata Ruang
ini dapat
dimanfaatkan dan dijadikan salah
satu pegangan
dalam
mengarahkan pengembangan wilayah.pantai dan laut serta dapat memuaskan pihak Pemerintah
Daerah Kabupaten Brebes selaku pemberi pekerjaan dan dapat diterima oleh masyarakat Kabupaten Brebes dalam bentuk Peraturan Daerah.
Untuk melengkapidan menindaklanjutidalam haloperasionalnya, Rencana Tata Ruang Pantai dan
Laut ini harus disertai dengan tindakan dan program lanjutan yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah Daerah sehingga nantinya dapat langsung dilaksanakan oleh Dinas-dinas terkait, seperti halnya di bawah ini:
x-1
1. Inventarisasi persil lahan tambak untuk program konsolidasi lahan 2. Pemetaan distribusi potensi pertanian lahan basah dan lahan kering dalam setiap waktu panen
3.
Inventarisasi dan pemetaan luas perikanan tambak berdasarkan hak kepemilikannya dan
jenis tambak dan sejarahnya
4.
Survey primer terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat pelaku kegiatan pertambakan
dan pemetaan distribusi spasial
5'
Pemetaan dan penyusunan sistem produksi dan pemasaran kegiatan perikanan laut berdasrkan jumlah, waktu tangkap, kondisi infrastruktur dan TPlnya, serta aliran komoditi
6.
survey lokasi dan jumlah serta penyerapan tenaga kerja industri rumah tangga (homei n d ustry)
7'
dan industri menengah kecil
Pemetaan detail 18 desa yang berbatasan langsung dengan garis pantai Brebes untuk kepentingan operasionalisasi dalam pencatatan akresi dan abrasi tahan dalam skala 1:10.000 sehingga memudahkan penyusunan perda tentang tanah timbul
x-2