BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan Penelitian ini menguji pengaruh rasio CAMEL terhadap manajemen laba. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), RORA (Return On Risked Assets), ROA (Return On Assets), NPM (Net Profit Margin), dan LDR (Loan to Deposit Ratio). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh variabel rasio yang digunakan dalam penelitian ini hanya terdapat 2 (dua) rasio yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, yakni rasio RORA, dan ROA. Sedangkan 3 (tiga) rasio lainnya, yakni rasio CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perbankan go public di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil penelitian pada perbankan go public tahun 2011-2013 diperoleh nilai rata-rata nilai DA (Discretionary Accruals) negatif. Niai negatif pada rata-rata nilai DA menunjukkan bahwa pada tahun 2011-2013 perbankan go public berkecenderungan melakukan penurunan laba atau memiliki pola manejemen laba (income decreasing).
2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio CAR dari model regresi linier berganda dengan menggunakan variabel RORA dan variabel ROA, terbukti
67
68
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dengan arah koefisien bernilai negatif. Hal ini disebabkan karena pada komponen-komponen dalam perhitungan CAR tidak terdapat komponen discretionary accruals bank sehingga manajemen dalam melakukan manajemen laba tidak bisa merekayasa komponen discretionary accruals yang menjadi proksi manajemen laba. Dan karena nilai rata-rata CAR yang telah diatas, batas ketentuan minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) sehingga bank tidak termotivasi melakukan manajemen laba. 3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio RORA berpengaruh signifikan terhadap manjemen laba dengan arah koefisien yang bernilai negatif. Rasio RORA merupakan salah satu rasio yang menunjukkan profitabilitas bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah nilai rasio RORA maka semakin tinggi pula motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba. Arah koefisien yang negatif menunjukkan bahwa besarnya nilai DA sebagai variabel dependen berbanding lurus dengan nilai rasio RORA sebagai variabel independen. Artinya, apabila bank mengalami penurunan nilai rasio RORA maka nilai DA juga akan mengalami penurunan, maka bank akan termotivasi untuk melakukan manajemen laba agar kinerjanya tetap terlihat bagus.
4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA berpengaruh signifikan terhadap manjemen laba dengan arah koefisien yang bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa bank yang mengalami kerugian
69
bersih di laporan keuangan, sehingga beberapa rasio ROA dari bank tersebut masih berada dibawah batas minimum yang ditentukan oleh BI dan bahkan nilai rasio ROA cenderung negatif. Arah koefisien yang negatif menunjukkan bahwa besarnya nilai DA sebagai variabel dependen berbanding lurus dengan nilai rasio ROA sebagai variabel independen. Artinya, apabila bank mengalami penurunan nilai rasio ROA maka nilai DA juga akan mengalami penurunan, maka bank akan termotivasi untuk melakukan manajemen laba agar kinerjanya tetap terlihat bagus. 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio NPM dari model regresi linier berganda dengan menggunakan variabel RORA dan variabel ROA, terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi nilai NPM yang dimiliki oleh bank maka nilai accrual discretionary akan semakin tinggi pula. Dengan kata lain apabila nilai dari rasio NPM tinggi maka akan mengurangi terjadinya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen.
6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio LDR dari model regresi linier berganda dengan menggunakan variabel RORA dan variabel ROA, terbukti tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena rasio LDR menunjukkan tingkat keberhasilan bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan ketersediaan dana pihak ketiga yang mencukupi. Semakin tinggi nilai rasio LDR maka semakin rendah pula motivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba. Keberhasilan penyaluran kredit tersebut akan menghasilkan pendapatan bunga yang tinggi pula. Dengan
70
demikian akan berpotensi meningkatkan laba perusahaan. Dan nilai rata-rata LDR yang tinggi menunjukkan baiknya perbankan dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat sehingga bank tidak termotivasi melakukan manajemen laba.
5.2 Saran Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan, antara lain : 1.
Periode pengamatan hanya tiga tahun, sehingga belum bisa diketahui pengaruh variabel independen yaitu Rasio CAMEL, terhadap variabel dependen yaitu Discretionary Accruals (DA) ditahun-tahun lain pada perbankan yang go public.
2.
Penggunaan ukuran kinerja bank (rasio CAMEL) yang digunakan masih terbatas lima variabel, yaitu CAR, RORA, ROA, NPM, dan LDR. Sehingga masih belum mewakili dalam mengukur kinerja perbankan sesungguhnya.
3.
Penelitian ini juga masih terbatas hanya meneliti pengaruh rasio kinerja perbankan terhadap manajemen laba. Penulis belum memasukkan variabel lain yang sekiranya dapat mempengaruhi tingkat manajemen laba pada perbankan.
4.
Rasio CAMEL ternyata tidak mampu menggambarkan keseluruhan kinerja bank, sehingga pada penelitian ini tidak semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari beberapa keterbatasan yang telah disebutkan diatas. Hasil penelitian ini,
diharapkan dapat mendorong untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya. Penelitian yang dilakukan berikutnya diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan
71
pada penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya antara lain : 1.
Sebaiknya menggunakan jangka waktu yang lebih lama dan sampel yang lebih besar serta menggunakan metode yang berbeda untuk melihat indikasi praktik manajemen laba pada perbankan yang go public.
2.
Menggunakan variabel ukuran kinerja perbankan lain, berdasarkan penelitian yang dilakukan Arnawa (2006) misalnya Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan (NPL) atau perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional bank (BOPO).
3.
Menambahkan variabel lain yang sekiranya juga berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan penelitian Arnawa (2006) misalnya tarif pajak efektif dan kelompok ukuran bank.