BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal yang ada dalam industri farmasi Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan evaluasi strategi bersaing PT Merck, Tbk dengan menggunakan parameter pertumbuhan penjualan yang digunakan sebagai sukses atau tidaknya kinerja perusahaan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi yang digunakan PT Merck, Tbk belum efektif. Hal tersebut terlihat dari kinerja pertumbuhan penjualan perusahaan yang masih di bawah pertumbuhan pasar farmasi Indonesia. Evaluasi dilakukan dengan melihat rerata pertumbuhan penjualan obat total perusahaan selama periode 2010-2014 dibandingkan dengan rerata pertumbuhan pasar farmasi Indonesia. Rerata pertumbuhan penjualan obat PT Merck, Tbk selama periode tersebut adalah 9,02% per tahun sedangkan rerata pertumbuhan pasar farmasi Indonesia adalah 11% per tahun. 2. Analisis berdasarkan bisnis usaha dalam ini adalah bisnis obat resep (ethical) dan non resep (over the counter), maka dapat diambil kesimpulan bahwa rerata pertumbuhan penjualan PT Merck, Tbk di bisnis obat resep berada di atas rerata pertumbuhan perjualan obat resep secara nasional. Rerata pertumbuhan penjualan obat resep perusahaan sebesar
141
13,43% per tahun sedangkan rerata pertumbuhan penjualan obat resep nasional sebesar 12,06% per tahun. Sedangkan rerata pertumbuhan penjualan obat non resep berada di bawah rerata pertumbuhan obat non resep secara nasional, yaitu dengan perbandingaan sebagai berikut: rerata pertumbuhan penjualan obat non resep perusahaan sebesar 2,7% per tahun sedangkan rerata pertumbuhan obat non resep secara nasional sebesar 9,7%. Penyebab rendahnya rerata pertumbuhan penjualan obat non resep adalah adanya restrukturisasi bisnis yaitu restrukturisasi dan pengurangan portofolio produk dan juga dipengaruhi oleh perilaku konsumen Indonesia yang lebih mementingkan produk konsumsi dibandingkan produk kesehatan 3. Berdasarkan analisis rantai nilai (value chain), PT Merck, Tbk telah merancang dan memiliki kegiatan atau usaha yang baik untuk merancang, memproduksi, memasarkan, menyampaikan dan mendukung produk. Kegiatan dan usaha tersebut dilakukan oleh departemen atau bagian yang ada di dalam perusahaan dan mampu menghasilkan margin (laba usaha) yang positif. 4. Berdasarkan analisis keunggulan kompetitif (competitive advantage), PT Merck, Tbk memiliki beberapa keunggulan kompetitif yang dapat digunakan untuk mendukung strategi dan bisnis perusahaan. Keunggulan kompetitif tersebut antara lain adalah: inovasi, jaringan dan pasar yang luas, pusat penelitian dan pengembangan produk obat, kualitas obat yang baik (trusted), teknologi dan kapasitas produksi, dukungan keuangan dan
142
modal yang kuat serta penggunaan platform Enterprise Resources Planning (ERP) yang terbaru (SAP). 5. Berdasarkan analisis diferensiasi produk, PT Merck, Tbk memiliki portotfolio produk obat resep dan non resep. Beberapa produk obat resep tersebut bahkan menjadi pemimpin pasar obat resep misalnya: produk diabetes, kesuburan, onkologi dan pertumbuhan hormon, sedangkan produk obat non resep produk unggulannya adalah Sangobion, Neurobion dan Seven seas. Portofolio produk tersebut mampu menopang penjualan obat perusahaan, namun rerata pertumbuhan obat non resep (over the counter) masih di bawah rerata pertumbuhan obat non resep nasional. 6. Berdasarkan analisis struktur organisasi, PT Merck, Tbk memiliki struktur organisasi yang mendukung perkembangan bisnis farmasi perusahaan di Indonesia. Perusahaan telah menetapkan dan menentukan struktur organisasi yang baik dengan pemisahan tugas dan tanggung jawab sehingga mendukung proses dan kegiatan khusus di divisi Produksi, divisi obat resep Merck Serono dan divisi obat non resep Kesehatan Konsumen. 7. Berdasarkan analisis kompetensi sumber daya manusia, PT Merck, Tbk melihat sumber daya manusia merupakan aset utama perusahaan sehingga memegang kuat komitmen kuat untuk melakukan investasi pada sumber daya
manusia.
Perusahaan
menerapkan
program
pelatihan
dan
pengembangan, penilaian kerja, pemberian paket remunerasi dan insentif yang baik dan penciptaan lingkungan kerja yang aman dan adil. Perusahaan dalam melakukan rekrutmen berdasarkan sumber daya yang
143
professional dan berkualitas dengan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bisnis perusahaan. Program dan kebijakan perusahaan tersebut dapat mendukung bisnis perusahaan. 8. Berdasarkan analisis pemasaran dan penjualan, PT Merck, Tbk memiliki program kerja dan kinerja pemasaran dan penjualan yang sesuai dengan strategi dan kemampuan yang dimiliki perusahaan, sehingga mampu membantu perusahaan dalam bersaing dengan pesaing namun rerata pertumbuhan penjualan obat non resep (over the counter) masih dibawah rerata pertumbuhan penjualan obat non resep nasional. 9. Berdasarkan analisis produksi pharma, PT Merck, Tbk memiliki divisi produksi farma menunjukkan kinerja yang baik dan matang yang mampu mendukung proses bisnis obat baik lokal maupun ekpor. Penerapan lean six sigma dan operational excelence menunjukkan bahwa PT Merck, Tbk berupaya keras untuk menggunakan kemampuannya untuk berkembang, melakukan perbaikan dan maju. Perusahaan juga mempertimbangkan faktor kesehan dan keselamatan kerja. 10. Berdasarkan analisis kondisi keuangan, PT Merck, Tbk memiliki kemampuan dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya keuangan yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan dan nilai tambah. Pengelolaan dan kondisi keuangan perusahaan mampu mendukung proses bisnis obat perusahaan. 11. Berdasarkan analisis Porter’s Five Forces, Industri Farmasi memiliki persaingan yang ketat dan terfragmentasi, ancaman dari pendatang baru
144
yang tinggi karena faktor teknologi, regulasi dan modal, ancaman dari pemasok yang tinggi disebabkan oleh adanya hak paten dan sebagian besar bahan baku masih impor, ancaman produk pengganti yang tinggi khususnya obat yang penyakit umum dan obat non resep, ancaman dari pembeli yang memiliki posisi tawar yang tinggi karena faktor dokter dan pengaruh pelanggan loyal. 12. Berdasarkan analisis Driving Force, dalam industri farmasi terdapat faktor-faktor atau hal yang dominan yang mampu memberikan perubahan dalam industri farmasi. Faktor atau hal tersebut adalah inovasi produk, perkembangan teknologi obat, inovasi pemasaran, kebijakan pemerintah dan kesadaran masyarakat, gaya hidup dan perkembangan penyakit. 13. Berdasarkan analisis Key Success Factor, dalam industri farmasi terdapat faktor-faktor kunci sukses. Faktor kunci sukses tersebut adalah popularitas produk atau merek, jaringan distribusi dan ketersediaan barang, harga yang terjangkau, inovasi dan diferensiasi produk, penggunaan teknologi dan talent management. 14. Berdasarkan analisis Strategic Mapping, PT Merck, Tbk memiliki posisi sebagai produsen obat yang melakukan bisnis obat resep dan non resep secara bersamaan. Pasar yang disasar perusahaan adalah menengah ke atas karena harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang diberikan dan dampak dari hak paten yang dimiliki, bahan baku yang diimpor serta teknologi dan standar yang disyaratkan.
145
5.2 SARAN Berdasarkan pemaparan pada evaluasi strategi yang dilakukan oleh PT Merck, Tbk, analisis lingkungan internal serta analisis lingkungan eksternal, maka usulan dan rekomendasi strategi yang bisa diberikan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan mengenai strategi yang dijalankan oleh PT Merck, Tbk saat ini, maka strategi inovasi peluncuran produk baru & restrukturisasi produk, peningkatan akses kesehatan dengan membangun kerjasama dan komunikasi dengan mitra strategis, kerjasama dengan pemerintah, penggunaan dan pengembangan teknologi dan restrukturisasi atau pengembangan organisasi dan sumber daya manusia harus tetap dilakukan dengan melakukan peningkatan khususnya untuk obat non resep dan divisi obat non resep untuk meningkatkan penjualan sehingga meningkatkan rerata penjualan obat non resep. Misalnya: penambahan portofolio obat
non resep dan penerapan konsep ““supply-centric
organization” dalam organisasi divisi obat non resep 2. Keunggulan kompetitif, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki dalam hal aktivitas value chain, pengalaman, jaringan & distribusi, pengembangan & penelitian, diferensiasi & kualitas produk, teknologi, struktur organisasi, pengembangan sumber daya manusia, pemasaran & penjualan, produksi dan keuangan perlu terus dikembangkan agar tetap up to date mengikuti perkembangan
industri
farmasi
sehingga
dapat
menangkap
dan
memanfaatkan peluang pasar industri farmasi nasional.
146
3. Berdasarkan analisis Porter’s five-forces of competition, perusahaan harus tetap berusaha melakukan program pembelian bahan baku dari lokal (localized) untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dan mengurangi ketergantungan pembelian impor, melakukan sosialasi dan pemasaran untuk produk yang dihasilkan, melakukan kerjasama dengan stakeholder industri farmasi. 4. Berdasarkan analisis Driving Forces, perusahaan harus selalu: melakukan inovasi penciptaan obat baru yang mampu memenuhi kebutuhan dan mengubah tren pengobatan, responsif terhadap perkembangan teknologi kesehatan, inovasi terhadap strategi pemasaran dengan mempertimbangkan stakeholder industri farmasi dan perkembangan teknologi, menjalin kerjasama dengan pemerintah dan responsif & update akan kondisi dan gaya hidup masyarakat serta perkembangan penyakit. 5. Berdasarkan analisis Key Success Factor, perusahaan harus memanfaatkan potensi perusahaan untuk meningkatkan penjualan dengan meningkatkan popularitas produk dan merek, memanfaatkan jaringan distribusi (distributor), melakukan inovasi dan diferensiasi produk, penyediaan harga yang terjangkau dengan memanfaatkan teknologi. Berdasarkan gambaran Strategic Mapping, perusahaan harus mulai mempertimbangkan untuk merubah strategi dengan menurunkan level sejumlah produk yang sebelumnya produk premium menjadi produk dengan harga terjangkau untuk mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) lebih lanjut.
147