48
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian Desain penelitian adalah kasus kontrol berpadanan (matched) retrospektif. Disain kasus kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor risiko terhadap kejadian yang ingin diteliti dan menilai kekuatan hubungan dari suatu faktor risiko terhadap variabel dependen (Basuki, 2000). Pada penelitian ini, karakteristik akseptor, lingkungan dan program merupakan faktor risiko, sedangkan pengguna IUD merupakan variabel dependen.
Bagan 4.1 Desain Penelitian Kasus Kontrol
Karakteristik Individu (+) Karakteristik Individu (-)
Pengguna IUD (Kasus)
Karakteristik Lingkungan (+) Karakteristik Lingkungan (-) Karakteristik Program (+)
Pengguna Non-IUD (Kontrol)
KarakteristikProgram (-)
Masa Lampau
48 Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Masa Sekarang
Universitas Indonesia Universitas Indonesia
49
4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga kelurahan yang termasuk wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati, Bekasi dengan pemilihan kasus dan kontrol dalam satu area atau lokasi penelitian yang sama untuk populasi pengguna IUD yaitu di Kelurahan Jati Murni, Kelurahan Jati Melati dan Kelurahan Jati Warna. Waktu penelitian dilaksanakan pada Mei–Juni 2009. 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur (15-49
tahun) yang telah menikah dan merupakan akseptor KB aktif yang menetap atau tinggal di wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati, Bekasi. Populasi kasus adalah seluruh wanita usia subur (15-49 tahun) yang telah menikah dan merupakan akseptor KB aktif yang menetap atau tinggal di wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati, Bekasi yang menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi pilihannya. Populasi kontrol adalah wanita usia subur (15-49 tahun) yang telah menikah dan merupakan akseptor KB aktif yang menetap atau tinggal di wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati, Bekasi yang menggunakan cara/alat kontrasepsi selain IUD sebagai alat kontrasepsi pilihannya. 4.3.2
Sampel Sampel untuk penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
kasus dan kelompok kontrol. Kriteria sampel kasus dan kontrol ditetapkan sebagai berikut: a. Kelompok Kasus Seluruh wanita usia subur (15-49 tahun) yang telah menikah dan merupakan akseptor KB aktif yang menetap atau tinggal di tiga kelurahan lokasi penelitian terpilih (Kelurahan Jati Murni, Jati Melati dan Jati Warna) di wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna Kecamatan Pondok Melati, Bekasi yang menggunakan alat kontrasepsi IUD (tanpa alternatif kontrasepsi lain).
Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
50
b. Sampel Kontrol Seluruh wanita usia subur (15-49 tahun) yang telah menikah dan tinggal di tiga kelurahan lokasi penelitian terpilih (Kelurahan Jati Murni, Jati Melati dan Jati Warna) di wilayah Administrasi Puskesmas Jati Warna yang menggunakan alat kontrasepsi selain IUD. Akseptor tidak tidak termasuk responden jika sama sekali tidak menggunakan kontrasepsi atau pernah menggunakan IUD sebelumnya. Besar sampel untuk menguji hipotesis dihitung dengan rumus untuk disain penelitian kasus kontrol pada sampel yang berpadanan (matched) (Schlesselman, 1982) yaitu:
[Z ( n=
1−1 / 2α )
(2 P (1 − P ) ) + Z1− β
(P
( P o (1 − P o ) + P 1 (1 − P 1 )
−P1 )
]
2
2
o
Sedangkan untuk nilai P dan P1 didapat melalui rumus berikut: P1 =
n=
P 0 OR [1 + P 0 (OR − 1)]
dengan P = ½ (Po+P1) Keterangan : n
= Besar sampel minimal yang dibutuhkan
Z1-α
= Nilai Z berdasarkan tingkat kesalahan 5%, uji 2 sisi = 1,960
Z1-β
= Nilai Z berdasarkan kekuatan uji 80% = 0.84 Nilai P1 adalah proporsi variabel terpajan pada kelompok kontrol atau
merupakan proporsi variabel terpajan di masyarakat, sedangkan P1 adalah proporsi variabel terpajan pada kelompok kasus.
Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
51
Tabel 4.1 Nilai Po dari Hasil Penelitian Terdahulu dan Perkiraan Jumlah Sampel Variabel Umur
Kategori <20 tahun 20-29 tahun ≥ 30 tahun
po(%) 17,7 Pembanding
OR(95%CI) 0,65 (0,43-0,99)
Sumber Eijk (2008)
N 49
Pendidikan
<= SD = SLTP >SLTA
61,7 Pembanding
2,69 (1,68-4,56)
Zanzibar (2003)
68
Jumlah Anak hidup
1 orang 2-4 orang ≥ 5 orang
15,0 Pembanding
0,51 (0,34-0,77)
Eijk (2008)
53
Pekerjaan
71,1 Tidak Bekerja Pembanding Formal Bekerja Formal
2,88 (1,74-4,57)
Zanzibar (2003)
61
Dukungan Suami
Tidak Setuju Setuju
2,46 (1,56-3,87)
Zanzibar (2003)
30
67,2 Pembanding
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka pada penelitian ini diambil jumlah sampel adalah 68 orang untuk kasus. Penelitian ini menggunakan perbandingan untuk kasus dengan kontrol adalah 1 : 1 (Bastaman, 2000). Dengan demikian jumlah sampel untuk kasus adalah 68 : 68. Jumlah sampel keseluruhan adalah sebanyak 136 orang.
4.3.2.1 Cara Pengambilan Sampel Seluruh wanita usia subur (15-49 tahun) yang telah menikah dan tinggal di 3 Kelurahan wilayah administrasi Puskesmas Jati Warna (Kelurahan Jati Warna, Jati Melati dan Jati Murni) yang merupakan pasien di Puskesmas Jati Warna. Sampel diambil berdasarkan purposive. Mencatat data akseptor di petugas KB, posyandu (kader) dan bidan swasta. Lalu bidan dan kader memberi informasi tentang keberadaan akseptor pengguna kontrasepsi IUD.
Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
52
Wawancara dilakukan di Puskesmas, Posyandu, maupun mendatangi rumah akseptor yang datanya telah tercatat. Akseptor yang menggunakan kontrasepsi IUD dan berada pada interval umur 15-49 tahun dimasukkan ke dalam kelompok kasus. Sedangkan akseptor yang tidak menggunakan kontrasepsi IUD, berada pada interval umur 15-49 tahun dan matched atau sama umurnya dengan kelompok kasus maka dimasukkan ke dalam kelompok kontrol. 4.4 Pengumpulan Data 4.4.1 Persiapan Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu membuat surat perijinan lokasi penelitian. Surat perijinan di keluarkan oleh pihak Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk Puskesmas Jati Warna. Setelah surat disetujui oleh pihak yang berwenang, barulah penelitian dapat mulai dilaksanakan. Selanjutnya memberikan penjelasan studi kepada seluruh pewawancara yang membantu dalam pengambilan data. Penjelasan mengenai pelaksanaan penelitian dan pelatihan pengisian kuesioner. Untuk menjamin kelancaran pengambilan data, maka kuesioner terlebih dahulu diuji coba kelayakannya pada beberapa responden. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah isi kuisioner yang dibuat dapat dimengerti oleh responden.
4.4.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah kuesioner. Kuisioner digunakan untuk mengukur karakteristik individu (umur akseptor, jumlah anak hidup, pendidikan akseptor, pekerjaan akseptor, pengalaman seputar KB dan IUD), lingkungan (dukungan suami, pekerjaan suami, tempat pelayanan dan jarak ke tempat pelayanan) dan program (biaya pelayanan dan persepsi ketersediaan alat). 4.4.3 Petugas Pewawancara Petugas pewawancara adalah orang yang mewawancarai akseptor yang menjadi responden. Petugas wawancara terdiri dari 4 orang bidan yang telah diberikan penjelasan sebelumnya tentang maksud dari penelitian dan tata cara pengisian kuisioner. Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
53
4.4.4 Cara pengumpulan Data Cara pengumpulan data dalam pengumpulan data adalah: 1.
Data tentang karakteristik individu (umur akseptor, jumlah anak hidup, pendidikan akseptor, pekerjaan akseptor, pengalaman seputar KB dan IUD), lingkungan (dukungan suami, pekerjaan suami, tempat pelayanan dan jarak ke tempat pelayanan) dan program (biaya pelayanan dan ketersediaan alat) diperoleh dengan wawancara menggunakan kuisioner.
2.
Desain studi penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol berpadanan (matched) dengan demikian setiap pasangan kasus dan kontrol dianalisis menurut pasangan atau dengan kata lain untuk setiap pasangan dikaji ada atau tidaknya pajanan. Oleh karena itu, ada beberapa variabel yang dipadankan antara lain: a. Daerah tempat tinggal. Hal ini dilakukan agar kelompok kasus dan kontrol terpajan oleh hal-hal yang sama karena berada di lokasi yang sama. b. Jenis kelamin. Sudah pasti karena seluruh sampel penelitian ini wanita. c. Umur akseptor. Umur akseptor dipadankan untuk mendapatkan hasil rasio odds yang lebih kuat karena mereka berada pada interval umur yang sama. Interval umur yang digunakan 1≤ x ≤1. Namun tidak semua variabel dipadankan. Hal tersebut dikarenakan jika
semua variabel dipadankan tidak akan terlihat hasil yang berbeda antara kelompok kasus dan kontrol. 4.5 Cara Pengolahan Data (Hastono, 2007) Data yang telah terkumpul diolah melalui tahapan sebagai berikut: 4.5.1 Pemeriksaan Data (Editing) Dilakukan pemeriksaan terhadap kuesioner yang telah diterima apakah jawaban lengkap, jelas, relevan dan konsisten. Kegiatan ini langsung dilakukan pada hari yang sama dengan pengisian kuesioner. Jika data belum lengkap, maka kembali menemui responden agar data dilengkapi kembali. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, maka pengisian data yang belum lengkap akan ditanyakan melalui sambungan telepon yang nomornya telah dicantumkan di lembar kuisioner. Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
54
4.5.2 Pemberian Kode (Koding) Pengkodean di lakukan pada jawaban kuesioner yang berbentuk huruf menjadi berbentuk angka sehingga memudahkan proses pada saat entry dan analisis data. Variabel yang diberi kode antara lain: No 1.
Variabel Umur
Koding • >35 tahun diberi kode 1 • 20-35 tahun diberi kode 2
2.
Jumlah anak masih hidup
• lebih dari 2 anak diberi kode 1
• ≤ 2 anak diberi kode 2
3.
Pendidikan akseptor
• Tamat SLTA/sederajat, Tamat
PT diberi kode 1 • Tidak sekolah, Tamat
4.
5.
6.
Pengalaman Seputar KB dan IUD Pekerjaan akseptor
Dukungan Suami
SD/sederajat, Tamat SLTP/sederajat diberi kode 2 • Score diatas rata-rata diberi kode 1 • Score dibawah sama dengan rata-rata diberi kode 2 • Tidak punya pekerjaan tetap, Buruh/Tani, Dagang, Karyawan Swasta, PNS diberi kode 1 • Ibu Rumah Tangga diberi kode 2 • Suami mendukung diberi kode 1
• Suami tidak mendukung diberi
kode 2
7.
Pekerjaan suami
• Tidak punya pekerjaan tetap,
buruh/tani, dagang diberi kode 1
Keterangan • 1 termasuk kelompok umur tua • 2 termasuk kelompok umur sedang • 1 termasuk kelompok keluarga dengan anak banyak • 2 termasuk kelompok keluarga dengan anak sedikit • 1 termasuk kelompok pendidikan tinggi • 2 termasuk kelompok pendidikan rendah • 1 termasuk kelompok
pengalaman cukup • 2 termasuk kelompok pengalaman kurang • 1 termasuk kelompok bekerja • 2 termasuk kelompok
tidak bekerja • 1 termasuk kelompok akseptor yang mendapat dukungan suami • 2 termasuk kelompok akseptor yang tidak mendapat dukungan suami • 1 termasuk kelompok pekerjaan non formal
Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
55
• Karyawan Swasta, PNS diberi
8.
9.
10.
11.
Tempat Pelayanan
Jarak ke tempat pelayanan
Biaya pelayanan
Persepsi Ketersediaan Alat
• 2 termasuk pekerjaan
kode 2 • Rumah Sakit diberi kode 1
•
• Bidan Swasta, Puskesmas diberi
•
kode 2 • >1 Km diberi kode 2
•
• <1Km diberi kode 1
•
• ≥ Rp50.000,. diberi kode 1
•
• < Rp50.000., diberi kode 2
•
• Banyak dan cukup diberi kode 1
•
• Kurang dan tidak tahu diberi
kode 2
•
formal 1 termasuk kelompok Rumah Sakit 2 termasuk kelompok non-Rumah Sakit 1 termasuk kelompok jarak jauh 2 termasuk kelompok jarak dekat 1 termasuk kelompok biaya mahal 2 termasuk biaya tidak mahal 1 termasuk kelompok ketersediaan alat banyak 2 termasuk kelompok ketersediaan alat kurang
4.5.3 Entry Data Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar serta pengkodean telah dilakukan selanjutnya data diproses dengan memasukkan ke program komputer yang sesuai untuk dapat dilanjutkan tahap analisis data.
4.5.4 Pembersihan Data (Cleaning) Setelah data dimasukkan ke dalam program komputer selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang apakah ada kesalahan dalam memasukkan data. Apabila ada data yang tidak sesuai maka dilakukan pengulangan dalam proses entry data.
Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia
56
4.6 Analisis Data (Hastono, 2007) Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer yang sesuai yaitu dengan tahapan analisis univariat dan bivariat. 4.6.1 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran data masingmasing variabel yang akan diteliti. Untuk data numerik memakai nilai mean (ratarata), median, standar deviasi dan minimal-maksimal. Pada data numerik akan dilakukan uji normalitas data (Kolmogorof Smirnof- Test) untuk selanjutnya akan ditentukan pengkategorian berdasarkan mean ataukah median (misalnya digunakan pada variabel umur, jumlah anak hidup, tingkat pengalaman, jarak ke tempat pelayanan dan biaya pelayanan). Sedangkan untuk data kategorik disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dengan ukuran persentase atau proporsi. Analisis univariat menjelaskan distribusi frekuensi baik variabel dependen (pengguna kontrasepsi IUD dan Non-IUD) juga variabel independen seperti karakteristik individu (umur akseptor, jumlah anak hidup, pendidikan, pekerjaan akseptor, pengalaman seputar KB dan IUD), lingkungan (dukungan suami, pekerjaan suami, tempat pelayanan, jarak ke tempat pelayanan) dan program (biaya pelayanan dan persepsi ketersediaan alat).
4.6.1 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen. Untuk variable kategorik dan kategorik, menggunakan uji Chi-Square (Kai Kuadrat) dengan ketentuan sebagai berikut : a. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “Fisher’s Exact Test” b. Bila pada tabel 2 x 2 tidak dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “Continuity Correction” c. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, maka digunakan uji “Person Chi Square” Hasil uji statistik melalui pendekatan probabilistik yaitu membandingkan pvalue dengan α = 0,05 (tingkat kemaknaan). Jika p-value < α dinyatakan bahwa uji statistik bermakna yaitu ada hubungan antara variabel. Sebaliknya bila p-value > α maka hasil penelitian tidak membuktikan ada hubungan (tidak signifikan).
Universitas Indonesia Perbandingan karakteristik...,Cicik Zehan Farahwati, FKM UI, 2009
Universitas Indonesia