BAB 4 ANALISIS IDENTIFIKASI TUNDAAN DI WILAYAH STUDI
Pada bagian bab pembahasan ini akan berisikan kajian tundaan di wilayah studi yaitu di ruas Jalan Sukajadi. Adapun dalam bab ini akan membahas beberapa bagian secara runtut yaitu berupa analisis bagi penemuan dan arahan berdasarkan maksud dan tujuan studi yang terdiri dari : waktu pengamatan dan moda angkutan (waktu pengamatan serta jenis dan ukuran moda angkutan); arus kendaraan (volume kendaraan, kecepatan kendaraan, kepadatan kendaraan, waktu antara, dan jarak antara); tingkat pelayanan (kapasitas, kecepatan bergerak nyata dan rasio volume per kapasitas); tundaan (waktu bergerak kecepatan rata-rata dan waktu tunda kepadatan lalu-lintas); tinjauan terhadap tingkat pelayanan jalan; serta faktor yang berpengaruh pada tundaan (lingkungan, moda angkutan, dan perilaku pemakai jalan) dan waktu tundaan yang diakibatkannya pada lokasi pengamatan
4.1 Waktu Pengamatan dan Moda Angkutan Penelitian atau pengamatan di lapangan (survei primer) berupa perhitungan lalu-lintas (traffic counting), yaitu volume arus lalu-lintas dan faktor yang mempengaruhi terjadinya tundaan pada wilayah studi, yang dilaksanakan berdasarkan kategori waktu (hari dan jam), ruas jalan, dan keadaan (cuaca). Pemilihan kategori tersebut diasumsikan mewakili kondisi dan keadaan lainnya yang seragam, dengan rincian sebagai berikut : •
Hari terpadat arus lalu-lintas dengan karakteristik yang berbeda berdasarkan aktivitas dominan per minggu, yaitu: Senin (hari kerja) dan Minggu.
•
Jam terpadat lalu-lintas (jam sibuk) per hari yaitu: Pagi (06.00-08.00); Siang (11.00-13.00); dan Sore (16.00-18.00).
•
Cuaca yang berpengaruh pada tingkat bangkitan atau tarikan pergerakan pada jam puncak, yaitu: cerah, mendung, ataupun hujan. Berdasarkan bentuk, ukuran, dan daya dari kendaraan yang menggunakan
jalan dikelompokkan secara umum sebagai mobil penumpang, bus, angkutan
54
umum, dan semi trailer. Ukuran kendaraan untuk perencanaan yang mewakili kelompok kendaraan dalam satu ukuran standar adalah untuk penentuan kendaraan rencana, fungsi jalan, dan jenis kendaraan dominan yang direncanakan pada jalan tersebut atau perencanaan persimpangan (tikungan) dan lebar median memutar (U Turn) dimana sangat berpengaruh pada perhitungan kapasitas sistem jaringan jalan.
4.2 Arus Kendaraan Arus kendaraan, yaitu analisis yang bertujuan mengetahui arus kendaraan pada suatu ruas jalan dengan menghitung volume, kecepatan, kepadatan lalulintas, jarak dan waktu antara kendaraan. Persamaan analisis arus kendaraan tersebut adalah sebagai berikut : •
Volume kendaraan (smp/jam):
•
Kecepatan kendaraan (km/jam): U = s / t
(1.2)
•
Kepadatan kendaraan (smp/km): D = V / U
(1.3)
•
Waktu antara kendaraan (jam):
H=t/D
(1.4)
•
Jarak antara kendaraan (m):
S=UxH
(1.5)
V=n/T
(1.1)
Keterangan : n = jumlah kendaraan (smp) T = waktu pengamatan (jam) s = jarak tempuh (km) t = waktu tempuh (jam)
4.2.1 Volume Kendaraan Volume adalah kriteria lalu-lintas dengan prinsip volume totalnya harus lebih kecil dibanding kapasitas jalan dan tidak selalu tetap, artinya akan bervariasi dan tergantung dari interval yang digunakan (musim atau bulan dalam setahun; minggu dalam sebulan; hari dalam seminggu; atau jam dalam sehari). Pengamatan dalam studi ini adalah menggunakan interval waktu selama 6 jam dalam sehari (per 15 menit) pada jam puncak dengan mempergunakan satuan smp (satuan muatan penumpang) sesuai penyesuaian konversi nilai satuan pada
55
tabel lampiran. Hasil empiris tersebut per ruas pengamatan disajikan pada tabel di bawah ini.
TABEL IV.1 VOLUME DAN KOMPOSISI MODA PADA RUAS 1 (SIMPANG EYCKMAN – SUKAMAJU) HARI KERJA (SENIN)
Waktu
Arah
Pagi
Volume Moda Rata-Rata (vol/pengamatan) MC
LV
HV
U-S
1494
1472
13
(06.00-08.00)
S-U
1415
577
42
Siang
U-S
1118
1036
38
(11.00-1300)
S-U
1222
637
50
Sore
U-S
1595
1061
25
(16.00-18.00)
S-U
1317
630
20
Sumber : Survai Primer, 2007
TABEL IV.2 VOLUME DAN KOMPOSISI MODA PADA RUAS 2 (SIMPANG SUKAMAJU – SUKAWANGI) HARI KERJA (SENIN)
Waktu
Arah
Pagi
Volume Moda Rata-Rata (vol/pengamatan) MC
LV
HV
U-S
1537
964
5
(06.00-08.00)
S-U
1463
657
3
Siang
U-S
1454
851
6
(11.00-1300)
S-U
1362
722
4
Sore
U-S
1651
1193
4
(16.00-18.00)
S-U
1428
765
3
Sumber : Survai Primer, 2007
56
TABEL IV.3 VOLUME DAN KOMPOSISI MODA PADA RUAS 1 (SIMPANG EYCKMAN – SUKAMAJU) HARI LIBUR
Waktu
Arah
Pagi
Volume Moda Rata-Rata (vol/pengamatan) MC
LV
HV
U-S
851
520
11
(06.00-08.00)
S-U
734
543
6
Siang
U-S
962
647
16
(11.00-1300)
S-U
1063
843
10
Sore
U-S
1264
921
12
(16.00-18.00)
S-U
1197
738
8
Sumber : Survai Primer, 2007
TABEL IV.4 VOLUME DAN KOMPOSISI MODA PADA RUAS 2 (SIMPANG SUKAMAJU – SUKAWANGI) HARI LIBUR (MINGGU)
Waktu
Arah
Pagi
Volume Moda Rata-Rata (vol/pengamatan) MC
LV
HV
U-S
864
637
6
(06.00-08.00)
S-U
934
740
14
Siang
U-S
971
842
11
(11.00-1300)
S-U
1063
729
8
Sore
U-S
1240
731
16
(16.00-18.00)
S-U
1159
834
10
Sumber : Survai Primer, 2007
Keterangan : MC = motor cycle LV = light vehicle HV = heavy vehicle
57
Berdasarkan data dalam tabel volume lalu-lintas di atas, dapat diidentifikasi bahwa total volume lalu-lintas harian rata-rata pada hari kerja adalah sebesar 13.762 kend/jam atau 9740 smp/jam pada ruas 1 dan 14.072 kend/jam atau 10.213 smp/jam pada ruas 2. Sedangkan total volume lalu-lintas harian ratarata pada hari libur yaitu sebesar 10.346 kend/jam atau 8200 smp/jam pada ruas 1 dan 10.809 kend/jam atau 8437 smp/jam pada ruas 2. dari data di atas juga dapat disimpulkan bahwa jenis kendaraan terbanyak selama pengamatan berdasarkan volumenya adalah sepeda motor, kemudian disusul kendaraan ringan (light vehicle) yang meliputi mobil penumpang, jeep, minibus, pik up, sedangkan kendaraan berat (heavy vehicle) yang meliputi truk, truk trailer dan bis menempati urutan terakhir. Berdasarkan volume smp sebagai satuan kapasitas, maka kendaraan jenis ringan (light vehicle) menempati volume terbanyak, disusul sepeda motor dan kendaraan berat (heavy vehicle) tetap menempati urutan terakhir sebagai volume kendaraan yang paling kecil. Dari data dan informasi yang diperoleh pada tabel IV.2 dan IV.3 dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan selama pengamatan dalam traffic counting pada waktu puncak hari kerja per 15 menit berkisar rata-rata 9740 smp pada ruas 1 dan 10.213 smp pada ruas 2. Dengan demikian perhitungan volume lalu-lintas rata-rata per jam (persamaan 1.1) selama pengamatan pada hari kerja dapat dianalisis sebagai berikut : •
Pengamatan Ruas 1 V1 : 9740 smp/ 6 jam = 1624/6 = 271 smp/jam
•
Pengamatan Ruas 2 V2 : 10.213 smp/ 6 jam = 1703/6 = 284 smp/jam Volume lalu-lintas rata-rata selama sejam dapat dikatakan belum melewati
ketentuan daya tampung bagi Jalan Kolektor, karena jika dihubungkan dengan lalu-lintas harian rata-rata (LHR) selama 24 jam baru mencapai 6504 smp untuk ruas 1 dan mencapai 6816 smp untuk ruas 2. Dengan kata lain volume lalu-lintas harian rata-rata ini tetap masih dalam batas kapasitas 12000 smp/hari. Dimana ruas pengamatan 2 dapat menampung lebih besar volume kendaraan dibanding ruas pengamatan 1.
58
Sedangkan perhitungan volume lalu-lintas rata-rata per jam selama pengamatan pada hari libur (sabtu& minggu) dapat dianalisis sebagai berikut : •
Pengamatan Ruas 1 V1 : 8200 smp/ 6 jam = 1367/6 = 228 smp/jam
•
Pengamatan Ruas 2 V2 : 8437 smp/ 6 jam = 1407/6 = 235 smp/jam Volume lalu-lintas rata-rata selama sejam jika dihubungkan dengan lalu-
lintas harian rata-rata (LHR) selama 24 jam mencapai 5472 smp untuk ruas 1 dan mencapai 5640 smp untuk ruas 2. Dimana ruas pengamatan 2 dapat menampung lebih besar volume kendaraan dibanding ruas pengamatan 1 pada waktu hari libur (sabtu & minggu).
4.2.2 Kecepatan Kendaraan Kecepatan kendaraan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kecepatan rata-rata ruang (jumlah jarak per jumlah waktu perjalanan) dan kecepatan rata-rata waktu (kecepatan rata-rata kendaraan pada satu titik pengamatan dalam interval waktu tertentu). Pada penelitian studi tundaan ini dipergunakan perhitungan kecepatan berdasarkan kecepatan rata-rata ruang (persamaan 1.2) dengan panjang rute (ruas pengamatan) sebesar 200 meter, sehingga akan didapatkan hasil perhitungan kecepatan untuk waktu puncak pada hari kerja sebagai berikut : •
Ruas Pengamatan 1 U1 : 200 m (0,2 km) / 1,1 menit (0,018 jam) = 11,1 km/jam
•
Ruas Pengamatan 2 U2 : 200 m (0,2 km) / 0,9 menit (0,015 jam) = 13,3 km/jam
Sedangkan hasil perhitungan kecepatan rata-rata ruang pada hari libur adalah sebagai berikut : •
Ruas Pengamatan 1 U1 : 200 m (0,2 km) / 0,7 menit (0,011 jam) = 18 km/jam
•
Ruas Pengamatan 2
U2 : 200 m (0,2 km) / 0,55 menit (0,009 jam) = 22 km/jam
59
Hasil perhitungan di atas memperlihatkan bahwa kecepatan kendaraan dengan jarak tempuh lebih besar secara berurutan terjadi pada ruas pengamatan 2 kemudian ruas pengamatan 1 atau cenderung lebih besar pada lokasi yang jarang volume atau arus lalu-lintas. Sehingga dapat teridentifikasi bahwa variasi kecepatan berkisar 11,1-13,3 km/jam pada hari kerja dan variasi kecepatan berkisar 18-22 km/jam pada hari libur. Temuan data ini dapat dibandingkan dengan standar batasan jalan kolektor yang seyogyanya sebesar 50-60 km/jam (sehingga kelas jalan Sukajadi ini tergolong kelas F standar untuk jalan dalam kota). Proporsi nilai kecepatan rata-rata pada setiap ruas pengamatan dapat dilihat pada ilustrasi keterkaitan antara kecepatan rata-rata kendaraan dengan titik pengamatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Kecepatan Rata-rata Per Titik Pengamatan di Wilayah Studi saat hari kerja
Keterangan (Gambar 4.1 dan 4.2) : X = titik ruas pengamatan (ruas 1 dan ruas 2) Y = kecepatan rata-rata ruang kendaraan
60
Gambar 4.2 Kecepatan Rata-rata Per Titik Pengamatan di Wilayah Studi saat hari libur
Penyesuaian dengan standar kecepatan rata-rata untuk jalan wilayah studi adalah 50 km/jam pada jalan dalam kota, dimana pada lokasi pengamatan hanya berkisar antara 11,1-13,3 km/jam pada hari kerja dan antara 18-22 km/jam pada hari libur atau dengan tingkat pelayanan jalan yang sangat rendah (kelas F) dengan karakteristik akan terjadi antrian panjang/kemacetan pada jam puncak/ peak hour (sibuk).
4.2.3 Kepadatan Kendaraan Kepadatan lalu-lintas merupakan jumlah kendaraan yang lewat pada suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dalam satu atau dua arah selama jangka waktu, keadaan jalan serta lalu-lintas tertentu. Kepadatan lalu-lintas empiris (persamaan 1.3) yang terjadi di wilayah studi pada hari kerja adalah sebagai berikut : •
Pengamatan Ruas 1 D1 : 271 smp/jam / 11 km/jam = 25 smp/km
•
Pengamatan Ruas 2 D 2 : 284 smp/ 13,3 km = 21 smp/km
Sedangkan kepadatan lalu-lintas empiris yang terjadi di wilayah studi pada hari libur adalah sebagai berikut : •
Pengamatan Ruas 1
61
D1 : 228 smp/jam / 18 km/jam = 13 smp/km •
Pengamatan Ruas 2 D 2 : 235 smp/ 22 km = 11 smp/km Perhitungan di atas memperlihatkan bahwa kepadatan lalu-lintas lebih
besar pada ruas pengamatan 1 dibanding ruas pengamatan 2 baik pada hari kerja maupun pada hari libur, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ruas pengamatan 1 lebih berpotensial untuk terjadi tundaan dimana pada suatu waktu tertentu akan menyebabkan terjadinya kemacetan.
4.2.4 Waktu Antara Waktu antara adalah lama atau rentang waktu yang dibutuhkan antar setiap kendaraan dalam melakukan pergerakan pada ruas jalan pengamatan (persamaan 1.4). Waktu antara pada setiap ruas pengamatan adalah sama walaupun sangat tergantung dengan waktu pengamatan dan kepadatan kendaraan, perhitungan waktu antara di setiap ruas tersebut pada hari kerja, adalah sebagai berikut : •
Pengamatan Ruas 1 H 1 : 1,1 menit (0,018 jam) / 25 smp/jam = 0,0007 jam
•
Pengamatan Ruas 2 H 2 : 0,9 menit (0,015 jam) / 21 smp/jam = 0,0007 jam
Sedangkan perhitungan waktu antara di setiap ruas tersebut pada hari libur adalah sebagai berikut : •
Pengamatan Ruas 1 H 1 : 0,7 menit (0,011 jam)/ 13 smp/jam = 0,0008 jam
•
Pengamatan Ruas 2 H 2 : 0,55 menit (0,009 jam)/ 11 smp/jam = 0,0008 jam Perhitungan tersebut menyatakan bahwa waktu antara bergerak kendaraan
adalah sama pada ruas pengamatan 1 dan 2. Hal tersebut diakibatkan oleh kepadatan arus lalu-lintas yang juga akan menyebabkan semakin rendahnya waktu antara yang terjadi yaitu berkisar rata-rata 0,0007 jam pada hari kerja dan rata-rata
62
0,008 jam pada hari libur, jika dibandingkan dengan waktu antara standar yaitu antara 6 hingga 9 detik.
4.2.5 Jarak Antara Jarak antara merupakan interval antara kendaraan yang berada di depan dengan kendaraan berikutnya dan sangat berpengaruh dalam menentukan kapasitas jalan yang baik untuk bergerak kendaraan. Jarak antara dihitung berdasarkan persamaan 1.5, dengan mempertimbangkan kecepatan kendaraan dan waktu antara, sehingga jarak antara yang dihitung pada hari kerja adalah sebagai berikut : •
Ruas Pengamatan 1 S1 : 11,1 km/jam x 0,0007 jam = 0,0078 km (7,8m)
•
Ruas Pengamatan 2 S2 : 13,3 km/jam x 0,0007 jam = 0,0093 km (9,3m) Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diidentifikasi bahwa jarak
antara kendaraan akan semakin renggang/jarang atau rendahnya tingkat kepadatan lalu-lintas pada suatu ruas jalan akan menyebabkan semakin besarnya jarak yang terjadi dan sebaliknya. Jarak antara kendaraan terbesar pada ruas pengamatan adalah pada ruas pengamatan 2 (rendah) dan ruas pengamatan 1 (padat) baik itu dari pengamatan pada hari kerja maupun pada hari libur.
4.3 Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan yaitu analisis secara kualitatif tentang kecepatan atau waktu perjalanan; kebebasan; kenyamanan; ekonomi dan analisis kuantitatif tentang kapasitas, kecepatan nyata dan rasio volume per kapasitas. Persamaan tingkat pelayanan tersebut adalah sebagai berikut : •
Kapasitas (smp/jam): C = Co*Fw*Fks*Fsp*Fsf*Fcs
(1.6)
•
Rasio volume per kapasitas: PHF = V / C
(1.7)
Keterangan : Co = kapasitas dasar (smp/jam) Fw = faktor kesesuaian lebar jalur lalu-lintas
63
Fks = faktor kesesuaian bahu dan trotoar Fsp = faktor kesesuaian pemisahan arah Fsf = faktor kesesuaian jalur pergerakan Fcs = faktor kesesuaian ukuran kota
4.3.1 Kapasitas Fasilitas Kapasitas fasilitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu-lintas tertentu, dimana nilai kapasitas tersebut dapat disesuaikan antara kapasitas ideal atau dasar dengan kondisi jalan yang direncanakan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa data volume lalu-lintas pada jam puncak selama 6 jam pengamatan dikelompokkan pada jenis kendaraan cepat, berat dan sepeda motor (dalam satuan smp) beserta bagian geometri jalan dan standar empiris pada wilayah studi. Kapasitas fasilitas pada ruas pengamatan 1 dan 2 beserta kondisi lingkungannya atau yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor kesesuaian seperti lebar jalur, trotoar dan bahu jalan, pemisahan arah, jalur pergerakan dan ukuran kota. Hal tersebut akan dijelaskan secara berurutan dengan berdasar pada data hasil analisis sebelumnya dimana kapasitas fasilitas dapat dihitung berdasarkan persamaan 1.6 sebagai berikut : •
Ruas pengamatan 1 C1 : 5700*0,68*1,01*0,97*1,00*1,00 = 3798 smp/jam
•
Ruas pengamatan 2 C2 : 5700*0,58*1,01*1,00*0,97*1,00 = 3238 smp/jam
Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa kapasitas jalan pada ruas pengamatan 1 lebih tinggi dibanding dengan ruas pengamatan 2. Dari hasil tersebut juga dapat disimpulkan, bahwa kapasitas standar pada jalan kolektor primer tersebut masih dalam batas jika dibandingkan dengan hasil perhitungan tingkat volume pada suatu ruas pengamatan.
64
4.3.2 Rasio Volume Per Kapasitas Rasio volume merupakan faktor jam puncak yang perlu diketahui untuk menentukan tingkat pelayanan pada jalan tersebut, dimana merupakan perbandingan antara volume dengan kapasitas jalan. Rasio volume pada ruas pengamatan beserta kondisi lingkungannya akan dijelaskan berdasar kepada data hasil perhitungan sebelumnya, dimana dapat pula diketahui rasio volume per kapasitas dan hasil perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : •
Ruas pengamatan 1 PHF1 : 1624 smp/jam / 3798 smp/jam = 0,42
•
Ruas pengamatan 2 PHF2 : 1703 smp/jam / 3238 smp/jam = 0,53
Data di atas menyimpulkan bahwa rasio volume per kapasitas pada pengamatan ruas 1 dan pada ruas 2 berada pada tingkat pelayanan B, dengan adanya kemungkinan terjadi tundaan.
4.4 Tundaan Tundaan, yaitu analisis waktu tundaan kendaraan dengan menghitung kecepatan kendaraan dan waktu bergerak kendaraan dengan menggunakan persamaan : •
Waktu bergerak kecepatan rata-rata (detik) : tL = L/U * 3600/1000
•
Waktu tunda kepadatan lalu-lintas (detik) : tX = t^ - tL
•
(1.8)
(1.9)
Waktu tunda kepadatan lalu-lintas (%) : t = tX / tY * 100
keterangan : L = panjang rute/jarak (km) U = kecepatan rata-rata (km/jam) Data lain yang pelu diketahui adalah :
(1.10)
65
t^ = waktu gerak rata-rata (57 detik) tY = waktu perjalanan rata-rata (75 detik)
4.4.1 Waktu bergerak kecepatan rata-rata Waktu bergerak kendaraan dengan kecepatan rata-rata diartikan sebagai bagian integral dari tundaan kecepatan yang sangat dipengaruhi oleh unsur panjang jarak atau rute pengamatan dan batas kecepatan. Perhitungan waktu bergerak rata-rata dilakukan dengan metode batas kecepatan dan metode kecepatan setempat rata-rata dengan gangguan minimum. Perhitungan tersebut merupakan identifikasi informasi dasar besaran kecepatan yang terjadi pada saat atau keadaan terjadi gerak. Waktu bergerak kecepatan rata-rata pada hari kerja dengan menggunakan metode kecepatan setempat rata-rata per ruas dengan gangguan minimum (persamaan 1.8) adalah sebagai berikut : •
Ruas pengamatan 1 tL1 : 200m (0,2 km)/ 11,1 km/jam x 3600 / 1000 = 0,064 detik
•
Ruas pengamatan 2 tL2 : 200m (0,2 km)/ 13,3 km/jam x 3600 / 1000 = 0,054 detik
Sedangkan waktu bergerak kecepatan rata-rata yang dapat dihitung pada hari libur adalah sebagai berikut : •
Ruas pengamatan 1 tL1 : 200m (0,2 km)/ 18 km/jam x 3600 / 1000 = 0,04 detik
•
Ruas pengamatan 2 tL2 : 200m (0,2 km)/ 22 km/jam x 3600 / 1000 = 0,032 detik Berdasarkan hasil perhitungan pada lokasi pengamatan di pusat kota tanpa
gangguan langsung dari persimpangan, penyeberangan jalan dan terdapat sedikit mungkin peraturan pembatas perjalanan, maka dapat diidentifikasi bahwa waktu bergerak dengan kecepatan rata-rata pada hari kerja di ruas pengamatan 1 adalah 0,0064 detik dan ruas pengamatan 2 adalah 0,054 detik. Sedangkan pada hari libur di ruas pengamatan 1 adalah 0,04 detik dan ruas pengamatan 2 sebesar 0,032 detik. Dengan kata lain bahwa pada ruas pengamatan 1 waktu yang diperlukan
66
lebih lama untuk bergerak dengan kecepatan rata-rata dibanding pada ruas 2 baik pada hari kerja maupun pada hari libur.
4.4.2 Waktu Tunda Kepadatan Lalu-lintas Sebagai bagian integral dari tundaan kecepatan, maka waktu tunda kepadatan lalu-lintas dipengaruhi oleh unsur waktu gerak rata-rata dan waktu bergerak kecepatan rata-rata. Perhitungan waktu tunda kepadatan lalu-lintas dilakukan dengan metode batas kecepatan dan metode kecepatan setempat ratarata pada ruas dengan gangguan minimum. Perhitungan tersebut merupakan identifikasi informasi dasar besaran kecepatan yang terjadi pada saat atau keadaan terjadi gerak. Waktu tunda kepadatan lalu-lintas dengan menggunakan metode kecepatan setempat rata-rata pada ruas dengan gangguan minimum (persamaan 1.9) per ruas pengamatan pada hari kerja adalah sebagai berikut : •
Pengamatan ruas 1 tX1 : 57 detik - 0,064 detik = 56,93 detik
•
Pengamatan ruas 2 tX2 : 57 detik – 0,054 detik = 56,95 detik
atau dalam persentase (persamaan 1.10) : •
Pengamatan ruas 1 tX1 : 56,93 detik / 75 detik x 100 = 75,91%
•
Pengamatan ruas 2 tX2 : 56,95 detik / 75 detik x 100 = 75,93 %
Sedangkan waktu tunda kepadatan lalu-lintas per ruas pengamatan pada hari libur adalah sebagai berikut : •
Pengamatan ruas 1 tX1 : 57 detik - 0,04 detik = 56,96 detik
•
Pengamatan ruas 2 tX2 : 57 detik – 0,032 detik = 56,97 detik
atau dalam persentase (persamaan 1.10) : •
Pengamatan ruas 1
67
tX1 : 56,96 detik / 75 detik x 100 = 75,95% •
Pengamatan ruas 2 tX2 : 56,97 detik / 75 detik x 100 = 75,96 % Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu
tunda kepadatan lalu-lintas pada pengamatan hari kerja di ruas jalan 1 berkisar 56,93 detik atau 75,91% sedangkan pada ruas 2 waktu tunda kepadatan lalu-lintas yang ditimbulkan berkisar 56,95 detik atau 75,93 %. Sedangkan waktu tunda kepadatan lalu-lintas yang ditimbulkan pada hari libur di ruas jalan 1 berkisar 56,96 detik atau 75,95% sedangkan pada ruas 2 waktu tunda kepadatan lalu-lintas yang ditimbulkan berkisar 56,97 detik atau 75,96 % atau dengan kata lain waktu tunda terbesar adalah pada ruas jalan 1 dibanding ruas jalan 2 meskipun tidak terlalu signifikan (tergolong sama pada kedua ruas pengamatan baik pada hari kerja maupun pada hari libur). Dengan kata lain bahwa telah terjadi tundaan yang sangat besar pada masing-masing ruas tersebut. Waktu tunda tersebut telah melebihi ketentuan atau standar baku waktu tunda yang berkisar antara 12 hingga 33 detik untuk standar jalan perkotaaan termasuk jalan kolektor.
Jalan Setiabudi Gambar 4.4 Peta Gambaran AkumulasiTundaan di kedua ruas dengan Waktu Tundaan A= arus kendaraan yg padat, kendaraan yg keluar masuk jalan lingkungan guna lahan sekitar,lampu lalu lintas B= 2,5 detik C= 13,3 - 22 km/jam D= 56,93 detik
Jalan Karang Sari
Legenda :
Batas Ruas Jalan Bungur Tanjung
Lokasi antara Jalan Karang Tinggal dengan Bank BNI SimpangJalan Eykcman Lokasi antara Bank Niaga (simpang Jalan Sirnamnah dgn RM Tomodachi(simpang Jalan Karang Sari)
Jalan Sirnamanah
Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju A= kendaraan parkir di badan jalan, angkot ngetem, arus padat, guna lahan sekitar, perilaku pemakai jalan B= 2,8 detik C= 11,1 - 18 km/jam D= 56,97 detik
A B C D
Peyebab tundaan di lokasi Waktu antara kendaraan Kecepatan Rata-rata Waktu Tundaan yang terjadi U
Jalan Sederhana
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
68
69
4.5 Penyebab Terjadinya Tundaan Di Jalan Sukajadi Berdasarkan Waktu dan Lokasi Tundaaan Berdasarkan survai primer yang telah dilakukan di lokasi studi, terdapat sepuluh buah penyebab tundaan kecepatan pada kendaraan pribadi beroda empat di Jalan Sukajadi. Penyebab-penyebab ini diidentifikasi dengan dan dapat juga tanpa melihat arah maupun hari dan waktu terjadinya tundaan tersebut. Penyebabpenyebab tersebut adalah kendaraan yang keluar masuk jalan guna lahan sekitar, kendaraan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang, penyeberang jalan, arus kendaraan yang padat, lampu lalu-lintas, kendaraan yang bergerak lamban, kondisi fisik jalan, adanya aktivitas pasar/toko atau pedagang kaki lima, kendaraan yang parkir di badan jalan, penyebab kecil lainnya seperti faktor manusia. Adapun penyebab-penyebab tundaan ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tundaan yang bersifat operasional dan tundaan yang bersifat tetap. Tundaan operasional adalah tundaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari suatu unsur lalu-lintas, baik dari dalam arus lalu-lintas itu sendiri maupun arus lalulintas dari luar. Sedangkan tundaan yang bersifat tetap adalah tundaan yang disebabkan oleh alat-alat pengendali lalu-lintas, terutama yang terdapat di persimpangan jalan. Selain itu, penyebab-penyebab tersebut juga dapat digolongkan berdasarkan unsur-unsur sistem dalam sistem transportasi mikro. Unsur-unsur sistem tersebut meliputi sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem pergerakan. Arus lalu-lintas timbul karena adanya interaksi antara sistem aktifitas dengan sistem jaringan dimana interaksi ini mengakibatkan terjadinya sistem pergerakan. Sistem aktifitas merupakan penduduk dengan segala kegiatannya sedangkan sistem jaringan merupakan fasilitas perangkutan, baik sarana maupun prasarana, dan pelayanannya. Adanya kegiatan penduduk dan sistem jaringan yang mendukung akan mempengaruhi pola pergerakan penduduk. Sistem pergerakan ini juga akan mempengaruhi sistem aktifitas yang terjadi. Kebijaksanaan di bidang transportasi dan tata ruang yang dibuat oleh pemerintah juga akan berpengaruh terhadap pola pergerakan yang ada. Adapun kebijaksanaan yang menetapkan Jalan Sukajadi sebagai salah satu kawasan floating zone telah
70
mengakibatkan terjadinya perubahan guna lahan yang juga mengakibatkan perubahan bangkitan dan perubahan tarikan pergerakan. Perubahan pergerakan ini juga akan mempengaruhi sistem jaringan yang ada. Bila kondisi jaringan jalan dibiarkan pada kondisi eksisting maka akan terjadi masalah pada sistem jaringan jalan seperti kemacetan dan menurunnya tingkat pelayanan jalan. Dari penyebab-penyebab tundaan yang terjadi di Jalan Sukajadi, sebagian besar merupakan tundaan yang terjadi dalam sistem pergerakan yaitu arus lalulintas. Sedangkan penyebab-penyebab tundaan lainnya, seperti penyeberang jalan, pasar atau pedagang kaki lima, dan faktor manusia merupakan tundaan yang terjadi dalam sistem kegiatan di Jalan Sukajadi karena melibatkan penduduk dengan segala aktifitasnya. Sedangkan penyebab tundaan kondisi fisik jalan dan lampu lalu-lintas termasuk dalam sistem jaringan karena merupakan sarana atau prasarana transportasi.
TABEL IV.5 Penyebab, Jenis Tundaan, serta Unsur Sistem Transportasi Penyebab Tundaan di Jalan Sukajadi
No
Penyebab Tundaan
a
Lampu lalu-lintas
b
Kendaraan yang keluar masuk jalan lingkungan sekitar
c
Jenis Tundaan
Transportasi
tetap
jaringan
operasional
pergerakan
operasional
pergerakan
Kendaraan yang keluar masuk guna lahan sekitar
Unsur Sistem
d
Arus kendaraan yang padat
operasional
pergerakan
e
Pasar, toko, dan PKL
operasional
kegiatan
f
Kendaraan yang parkir di badan jalan
operasional
pergerakan
g
Kendaraan yang bergerak lamban
operasional
pergerakan
h
Angkutan umum yang menaikkan dan
operasional
pergerakan
71
menurunkan penumpang i
Penyeberang jalan
j
Faktor
lainnya
kendaraan
kendaraan yang berbalik arah
operasional
kegiatan
operasional
kegiatan
mogok,
Sumber : Survai Primer, 2007
Berikut ini akan dijabarkan lebih dalam mengenai masing-masing penyebab terjadinya tundaan kecepatan di Jalan Sukajadi serta waktu tundaan yang ditimbulkan oleh penyebab tundaan tersebut berdasarkan perhitungan dan pengamatan dan juga berdasarkan lokasi dimana tempat masing-masing tundaan tersebut terjadi.
4.5.1 Lampu Lalu-lintas Jalan Sukajadi memiliki tiga buah lampu lalu-lintas yang masing-masing menghubungkan Jalan Sukajadi dengan Jalan Cemara/Jalan Sirnamanah, Jalan Bungur Tanjung dan Jalan Pasir Kaliki (perbatasan dengan simpang Jalan Eyckman). Pengaturan waktu antara lampu merah, kuning, dan hijau suatu lampu lalu-lintas akan bergantung pada jenis persimpangan dan volume lalu-lintas di masing-masing persimpangan. Oleh karena itu, jenis persimpangan sangat mempengaruhi pengaturan waktu dari suatu lampu lalu-lintas yang pada akhirnya akan mempengaruhi waktu tunda yang terjadi di masing-masing persimpangan tersebut. Dari lampu lalu-lintas ini, dua diantaranya terletak di simpang empat dan satu lainnya terletak di simpang tiga. Terdapat persimpangan-persimpangan yang memiliki jarak antar persimpangan yang sangat dekat. Dengan jarak antar persimpangan yang dekat dan tidak adanya koordinasi antar lampu lalu-lintas maka terjadi antrian kendaraan yang panjang di sepanjang jalan yang dibatasin oleh lampu lalu-lintas tersebut. Hal ini diperparah oleh adanya jenis-jenis tundaan lain dengan jarak antar tundaan yang sangat dekat yang seringkali terjadi di sepanjang jalan ini sehingga waktu tunda yang diakibatkan oleh masing-masing lampu lalu-lintas tidak dapat dibedakan sesuai dengan jenis persimpangannya.
Jalan Setiabudi Gambar 4.4 Peta Lokasi Tundaan Lampu Lalu Lintas
Jalan Sukawangi
Jalan Karang Sari
WT = 71 detik
Jalan Bungur Tanjung
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
Keterangan :
Batas Ruas
WT = 75 detik
Lokasi simpang Jalan Sukajadi
dengan Jalan Cemara Lokasi simpang Jalan Sukajadi
dengan Jalan Bungur Tanjung Jalan Karang Tinggal Lokasi batas Jalan Sukajadi dgn
Jalan Sukamaju
Jalan Pasir Kaliki (perbatasan dengan simpang Jalan Eyckman)
WT Jalan Sukagalih
Waktu Tunda U
WT = 87 detik Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
72
73
Dari tiga buah lampu lalu-lintas yang ada di sepanjang ruas wilayah studi Jalan Sukajadi tersebut menghasilkan waktu tundaan yang berbeda-beda. Waktu tundaan terbesar terjadi yaitu pada lampu lalu-lintas yang menghubungkan Jalan Sukajadi (arah U-S) dengan Jalan Pasir Kaliki (perbatasan dengan simpang Jalan Eyckman) yaitu sebesar 87 detik. Sedangkan waktu tundaan yang ditimbulkan pada persimpangan empat juga berbeda. Waktu tundaan yang terjadi pada simpang Jalan Sukajadi dengan Jalan Cemara/Jalan Sirnamanah yaitu rata-rata sebesar 75 detik. Sedangkan terhadap persimpangan dengan Jalan Bungur Tanjung waktu tundaaan yang terjadi adalah sebesar 71 detik. Yang menjadi salah satu permasalahan lain yaitu karena terlalu lamanya lampu lalu-lintas yang menandakan untuk berhenti, sementara di sisi lain arus peningkatan volume kendaraan yang berada di Jalan Sukajadi ini terus bertambah dengan cepat yang dapat dilihat dengan antrian kendaraan yang sangat panjang. Sehingga tidaklah mengherankan meskipun ketika lampu lalu-lintas menandakan untuk berjalan, arus kendaraan di ruas jalan ini tidak sepenuhnya dapat berjalan dengan lancar.
4.5.2 Kendaraan yang Keluar Masuk Jalan Lingkungan Sekitar Jalan Sukajadi merupakan salah satu jalan utama yang menghubungkan Wilayah Bojonagara dengan wilayah-wilayah lainnya di Kotamadya Bandung. Oleh karena itu, di sekitar Jalan Sukajadi terdapat juga jalan-jalan kolektor, arteri, maupun lokal yang menghubungkan Wilayah Bojongara dengan wilayah lainnya dan begitu pula sebaliknya. Jalan - jalan tersebut antara lain ialah Jalan Sukawangi, Jalan Sukaasih, Jalan Setiabudi, Jalan Sindang Sirna, Jalan Karang Sari, Jalan Bungur Tanjung, Jalan Cemara, Jalan Sirnamanah, Jalan Karang Tinggal, Jalan Sukamaju, dan Jalan Sukagalih. Jalan-jalan ini tidak hanya menghubungkan penduduk antar wilayah tetapi juga menghubungkan penduduk dengan berbagai jenis guna lahan yang terdapat di sekitar Jalan Sukajadi ini, seperti perumahan, perdagangan, pemerintahan, pendidikan dan pariwisata. Oleh karena itu, masalah seringkali terjadi pada saat kendaraan-kendaraan keluar masuk jalan-jalan tersebut. Dengan volume kendaraan yang tinggi pada jam-jam puncak (dapat dilihat dalam Tabel IV.1-IV.4), tentu saja hal ini akan
74
menimbulkan masalah bagi kendaraan lainnya. Hal ini disebabkan oleh gerakan membelok kendaraan yang tidak lancar. Kendaraan yang belok kiri akan sedikit menimbulkan gangguan bagi kendaraan lainnya, namun kendaraan yang belok ke kanan harus menunggu kesempatan untuk belok dan menyebabkan adanya tundaan bagi kendaraan lainnya. Kesempatan untuk belok menjadi bertambah sulit bila volume kendaraan sangat tinggi. Sehingga keadaan ini pada akhirnya akan menimbulkan tundaan bagi ruas Jalan Sukajadi itu sendiri. Pada kasus Jalan Bungur Tanjung, Jalan Cemara, serta Jalan Sirnamanah, gangguan dalam berbelok pada Jalan sukajadi ini tidak terjadi sehingga tidak akan menimbulkan waktu tundaan karena pada ruas jalan tersebut diatur oleh lampu lalu-lintas. Adapun volume kendaraan dan waktu tundaan yang terjadi akibat kendaraan yang keluar masuk pada jalan lingkungan sekitar berbeda tiap jalan. Pada jam puncak, jalan Sukagalih
dengan
rata-rata
volume
kendaraan
sebesar
165
smp/jam
mengakibatkan waktu tundaan sebesar 7 detik. Jalan Sukamaju dengan rata-rata volume kendaraan sebesar 131 smp/jam dapat mengakibatkan waktu tundaan sebesar 5 detik. Pada Jalan Karang Tinggal dengan volume rata-rata mencapai 118 smp/jam mengakibatkan waktu tundaan sebesar 5 detik. Pada lokasi Jalan Karang Sari dengan volume kendaraan rata-rata sebesar 152 smp/jam menimbulkan waktu tundaan sebesar 9 detik. Sedangkan pada Jalan Sukawangi dengan volume kendaraan sebesar 106 smp/jam menimbulkan waktu tundaan sebesar 4 detik. Waktu tundaan yang terbesar akibat pengaruh kendaraan yang keluar masuk jalan lingkungan sekitar yaitu terjadi pada ruas Jalan Sukagalih dan Jalan Karang Sari yaitu rata-rata berkisar 7 hingga 9 detik. Keadaan ini diakibatkan adanya pengaruh dari akivitas di sekitar Jalan Sukagalih berupa daerah pertokoan sehingga menimbulkan banyak tarikan pergerakan di jalan tersebut. Begitu juga pada Jalan Karang Sari juga mendapat pengaruh dari ruas jalan yang dilewati oleh angkutan umum (Jurusan Caheum-Ledeng) yang menuju Jalan Sukajadi.
Jalan Setiabudi Gambar 4.5 Peta Lokasi Tundaan Kendaraan Keluar Masuk Jalan Lingkungan Sekitar
Jalan Sukawangi
WT = 4 detik Jalan Karang Sari
WT = 9 detik Keterangan :
Jalan Karang Tinggal
Jalan Bungur Tanjung
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
Jalan Karang Sari Jalan Sukawangi Jalan Sukagalih
Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju
Jalan Sukamaju
WT = 5 detik
WT
Waktu Tunda
WT = 5 detik
Jalan Sukagalih
U
WT = 7 detik Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
75
76
4.5.3 Kendaraan yang Keluar Masuk Guna Lahan Sekitar Perubahan guna lahan di Jalan Sukajadi dapat dikatakan sangat cepat. Jalan Sukajadi yang pada awalnya didominasi oleh guna lahan perumahan, saat ini telah didominasi oleh guna lahan komersial (Gambar 3.1 peta guna lahan). Hal ini disebabkan oleh diberlakukannya Jalan Sukajadi sebagai salah satu floating zone di Kota Bandung sehingga banyak guna lahan perumahan yang berubah menjadi daerah komersial maupun dari niaga/perusahaan/bank. Satu yang menjadi masalah adalah letak pintu masuk dan keluar dari guna lahan komersial tersebut. Banyak sekali dari guna lahan komersial itu yang berlokasi di tempat-tempat yang sangat menganggu arus lalu-lintas. Sebagai salah satu contoh misalnya seperti guna lahan komersial yang berlokasi dekat dengan lampu lalu-lintas. Dengan volume kendaraan yang tinggi dan arus kendaraan yang padat, keberadaan lampu lalulintas itu sendiri telah mengakibatkan adanya waktu tunda yang cukup besar bagi para pengendara kendaraan namun dengan adanya pintu keluar masuk guna lahan yang dekat dengan lampu lalu-lintas maka banyak pengendara kendaraan yang harus menanggung waktu tunda yang lebih banyak lagi akibat kendaraan yang keluar masuk guna lahan tersebut cukup banyak. Hal ini dapat dilihat pada keberadaan Hotel Garyota dan Bank Niaga yang berlokasi tepat pada simpang empat dekat lampu lalu-lintas. Arus kendaraan yang keluar masuk dari aktivitas hotel dan terutama kantor bank ini pada jam puncak dapat menimbulkan waktu tundaan sebesar 17 detik. Selain daripada lokasi aktivitas komersial maupun perkantoran yang dekat dengan lampu lalu-lintas, keberadaan aktivitas komersial pada lokasi lain menurut perhitungan juga menimbulkan waktu tundaan terhadap kelancaran lalu-lintas. Salah satu aktivitas komersial yang “menyumbang” waktu tundaan terbesar oleh guna lahan sekitar ialah pusat perbelanjaan Paris Van Java. Waktu tundaan yang diakibatkan oleh kendaraan yang keluar masuk dari pusat perbelanjaan ini dapat mencapai rata-rata sebesar 15 detik pada hari biasa. Sedangkan pada hari libur seperti pada hari Sabtu dan Minggu dapat mencapai rata-rata sebesar 25 detik. Selain Mall Paris Van Java, keberadaan guna lahan komersial Restoran Tomodachi yang berlokasi dekat dengan persimpangan empat dan Restoran
77
D’Cost Seafood juga menghasilkan waktu tundaan pada aktivitas lalu-lintas di ruas Jalan Sukajadi. Kendaraan yang keluar masuk dari Restoran Tomodachi menghasilkan waktu tundaan sebesar 12 detik sedangkan pada Restoran D’Cost Seafood akan menghasilkan waktu tundaan sebesar 9 detik. Kedua restoran ini menurut pengamatan pada umumnya menimbulkan waktu tundaan pada hari libur (sabtu & minggu) karena akan ramai didominasi oleh arus pengunjung yang berasal dari luar Kota Bandung. Selain itu aktivitas komersial lain seperti factory outlet Vinotti Living & Rainbow menghasilkan waktu tundaan sebesar 5 detik yang dari pengamatan umumnya terjadi pada hari libur. Sedangkan aktivitas pertokoan Twig House pada hari biasa maupun hari libur mengakibatkan waktu tundaan sebesar 8 detik pada ruas Jalan Sukajadi ini. Selama pengamatan survey dalam kasus keberadaan guna lahan sekitar ruas Jalan Sukajadi ini sebenarnya masih terdapat beberapa lagi aktivitas komersial seperti toko buku Kanisius, Hotel Panissan, Hotel Sukajadi, Restoran Korean & Japanesse Food, Factory Oulet serta aktivitas kegiatan lainnya seperti perkantoran dan perumahan, namun tidak terlalu mempengaruhi proporsi waktu tundaan yang terjadi karena pada guna lahan tersebut arus kendaraan yang terjadi sangat sedikit bahkan cenderung mendekati sepi. Masalah lain yang dapat timbul dari aktivitas guna lahan ini adalah apabila fasilitas parkir yang disediakan tidak mencukupi (akan dibahas dalam pembahasan penyebab parkir badan jalan). Hal ini akan mengakibatkan terjadinya antrian panjang kendaraan yang ingin masuk yang tentu saja akan mengganggu kelancaran arus lalu-lintas.
Jalan Setiabudi WT 2 = 9 detik
Gambar 4.6 Peta Lokasi Tundaan Kendaraan yang Keluar Masuk Guna Lahan Sekitar
Jalan Sukawangi
WT 2 = 12 detik
Jalan Karang Sari
Keterangan :
Kantor Bank Niaga
WT 1 = 17 detik
Jalan Bungur Tanjung
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
WT 2 = 5 detik FO Vinotti Living & Rainbow Paris Van Java Pertokoan Twig House
Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju
Restoran Tomodachi Restoran D’Cost Seafood
WT 1 = 15 detik WT 2 = 25 detik
WT1 Waktu Tunda Hari Kerja WT 2 Waktu Tunda Hari Libur
Jalan Sukagalih
U
WT 2= 8 detik Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
78
79
4.5.4 Arus Kendaraan yang Padat Arus kendaraan yang padat seringkali terjadi pada daerah-daerah yang banyak dilewati oleh kendaraan bermotor. Daerah-daerah ini biasanya memiliki guna lahan perdagangan dan jasa. Bila kita amati kondisi Jalan Sukajadi, maka akan terlihat bahwa semakin ke selatan kendaraan yang lewat akan semakin banyak dan tentu saja akan semakin padat. Hal ini disebabkan oleh guna lahan Jalan Sukajadi yang semakin ke selatan semakin banyak guna lahan perdagangan dan jasa yang merupakan salah satu faktor penarik pergerakan. Waktu tunda yang ditimbulkan oleh arus kendaraan yang sangat padat akan sulit untuk diketahui. Namun waktu tunda ini dapat diketahui dengan membandingkan waktu tempuh kendaraan pada saat arus kendaraan tidak padat (waktu tempuh bergerak) dengan waktu tempuh kendaraan pada saat arus kendaraan padat (waktu tempuh perjalanan). Perbedaan antara kedua waktu tersebut merupakan waktu tunda akibat arus kendaraan yang padat. TABEL IV.6 Waktu Tunda dan Volume Moda Rata-rata di Jalan Sukajadi Berdasarkan Hari dan Waktu (detik)
Volume Moda Waktu
Arah
Waktu/Hari
Pagi
Siang
Sore
Rata-rata (smp/jam)
Waktu Tempuh
Waktu Tempuh
Perjalanan
Bergerak
Waktu Tunda
Kerja
Libur
Kerja
Libur
Kerja
Libur
Kerja
Libur
U-S
2279
1782
243
217
201
181
42
36
S-U
2034
1883
260
223
223
184
37
39
U-S
2192
1825
259
254
210
213
49
41
S-U
1909
1916
273
266
228
216
45
50
U-S
2681
2197
275
274
223
215
52
59
S-U
1967
1943
282
291
226
236
57
55
Sumber : Hasil Perhitungan, 2008
Dari hasil perhitungan dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwa dampak arus kendaraan yang padat dengan volume moda yang melintas di Jalan Sukajadi ini yang mencapai rata-rata 1782 smp/jam hingga 2681 smp/jam mengakibatkan
80
waktu tunda dengan rata-rata antara 36 hingga 57 detik. Arus kendaraan terbesar pada hari kerja terjadi pada sore hari yang mencapai 2681 smp/jam dan menimbulkan waktu tunda sebesar 52 detik. Hal ini terjadi tentu karena mengingat bahwa pada jam-jam di sore hari aktivitas lalu-lintas dipadati oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang baru pulang dari aktivitas kerja maupun dari para pelajar yang baru pulang dari beraktivitas sekolah. Sedangkan pada hari libur seperti hari sabtu atau minggu, volume moda terbesar terjadi pada sore hari yang rata-rata dapat mencapai 2197 smp/jam dengan waktu tunda sebesar 59 detik. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari arus kendaraan yang berasal dari luar maupun dalam Kota Bandung yang akan menuju pusat komersial (aktivitas perdagangan) seperti pusat perbelanjaan, restoran maupun kegiatan jasa seperti hotel. 4.5.5 Aktivitas Pasar, Pertokoan atau Pedagang Kaki Lima Kegiatan Pasar, pertokoan dan pedagang kaki lima terdapat di ruas Jalan Sukajadi terutama di daerah yang dibatasi simpang Jalan Sederhana dengan Jalan Sukamaju (terusan menuju Jalan Pasirkaliki). Kegiatan ini umumnya mulai terjadi dari pagi hari hingga ke sore hari. Masalah timbul karena beberapa aktivitas ini dapat menempati sebagian badan jalan sehingga para konsumen pun memarkirkan kendaraannya di badan jalan juga. Dan karena sebagian badan jalan dipakai oleh pedagang dan mobil/motor yang parkir maka angkutan umum juga ikut-ikutan menggunakan badan jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Hal seperti ini tentu saja akan mempengaruhi kelancaran arus lalu-lintas yang pada akhirnya akan mengakibatkan meningkatnya waktu tunda yang dialami oleh kendaraan. Adapun kegiatan pasar dan pedagang kaki lima ini secara umum beraglomerasi di sepanjang ruas jalan Sukajadi (setelah Paris Van Java mall dan SDN 3 Sukajadi) hingga mencapai sebelum lampu lalu-lintas perbatasan Jalan Sukajadi dengan Jalan Pasir Kaliki. Waktu tunda yang diakibatkan oleh keberadaan aktivitas ini rata-rata berkisar 6 detik pada depan daerah pertokoan besi dan listrik. Sedangkan pasar yang terletak pada daerah yang berdekatan dengan lampu lalu-lintas dan simpang Jalan Sukagalih, waktu tunda yang terjadi pada lokasi ini rata-rata sebesar 7 detik.
Jalan Setiabudi Jalan Sukawangi
Jalan Karang Sari
Jalan Bungur Tanjung
Gambar 4.7 Peta Lokasi Tundaan Aktivitas Pasar dan Pedagang Kaki Lima Keterangan :
Batas Ruas
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
Lokasi Pedagang Besi dan Alat Elektronik Pasar Penjual Bahan Sembako dan Penjual Buah
Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju
WT
Waktu Tunda
WT = 6 detik Jalan Sukagalih
WT = 7 detik
Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
U
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
81
82
4.5.6 Kendaraan yang Parkir di Badan Jalan Kendaraan yang parkir di badan jalan tidak saja mengganggu kelancaran arus lalu-lintas tetapi juga mengurangi daya tampung jalan tersebut terhadap kendaraan. Pada hari-hari biasa maupun hari libur, kegiatan parkir di badan jalan terjadi di sekitar guna lahan perdagangan (komersial) dan jasa dengan semuanya menggunakan sistem parkir 0°. Fasilitas perdagangan dan jasa pada ruas jalan ini tidak dilengkapi dengan fasilitas parkir yang mencukupi sehingga mengakibatkan para konsumen menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir. Hal ini terjadi sepanjang hari di ruas Jalan Sukajadi ini, namun sebagian besar hanya terjadi di ruas perbatasan antara Jalan Sukamaju dan Jalan Eyckman karena volume kendaraan pada ruas ini sangat tinggi dan juga terjadi berbagai kegiatan yang menghambat pergerakan kendaraan, seperti angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang dan penyeberang jalan yang bertindak sembarangan. Berdasarkan pengamatan keberadaan aktivitas parkir di badan jalan pada ruas ini terjadi di seberang dari lokasi Mall Paris Van Java (arah U-S dari Jalan Sukajadi). Parkir di badan jalan tersebut menggunakan lebar jalan kira-kira ¾ m dari badan jalan dan dimanfaatkan oleh ojeg atau sepeda motor lainnya yang memarkirkan kendaraannya. Waktu tunda yang diakibatkan oleh keberadaan parkir badan jalan oleh sepeda motor ini ialah sebesar 9 detik. Keberadaan parkir badan jalan pada ruas ini juga terdapat di hampir semua daerah depan pertokoan atau ruko di sepanjang Jalan Sukajadi ini (setelah Paris Van Java Mall). Pada daerah ini parkir badan jalan tersebut menggunakan lebar sebesar 1 ¼ m dari badan jalan yang dimanfaatkan oleh kendaraan bermotor seperti mobil dan truk yang mendominasi. Adapun waktu tunda yang ditimbulkan dari parkir badan jalan ini yaitu rata-rata sebesar 12 detik. Sedangkan pada ruas Jalan Sukajadi yang dibatasi oleh simpang Jalan Sukawangi dengan Jalan Cemara timbulnya kondisi parkir di badan jalan ini didapati pada hari libur yaitu di daerah komersial tepatnya di lokasi Restoran Tomodachi dan Restoran D’Cost Seafood. Keberadaan parkir badan jalan pada kedua restoran yang jaraknya tidak terlalu jauh ini terjadi karena tidak mencukupinya fasilitas parkir yang disediakan oleh pihak pengelola. Sementara di
Jalan Setiabudi Gambar 4.8 Peta Lokasi Tundaan Kendaraan Parkir di Badan Jalan
Jalan Sukawangi
WT = 10 detik L = 1,5 m
Jalan Karang Sari
Jalan Bungur Tanjung
Keterangan :
Batas Ruas
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
Lokasi Depan SDN 3 Sukajadi RM Citra Minang Lokasi Depan Restoran Tomodachi - D’Cost Seafood
Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju
WT = 9 detik L = 0,75 m
Jalan Sukagalih
Lokasi Depan Toko Sukajadi Batas Simpang Sederhana
L
Lebar Parkir
WT
Waktu Tunda U
WT = 12 detik L = 1,25 m Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
83
84
sisi lain jumlah kendaraan yang akan mengunjungi kedua restoran ini melebihi luas lahan parkir yang tersedia terutama pada hari libur. Sehingga tidak dapat terelakkan lagi bahwa alternatif satu-satunya dari pihak pengelola restoran yaitu dengan membuat kendaraan tersebut parkir pada badan jalan di depan restoran tersebut. Adapun lebar parkir yang digunakan tersebut mencapai 1 ½ m dari bdan jalan dengan dominasi kendaraan mobil yang menggunakan parkir tersebut. Sehingga waktu tunda yang ditimbulkan dari pemakaian parkir badan jalan di depan kedua restoran ini rata-rata mencapai 10 detik. Sehingga secara umum dari hasil pengamatan di lapangan ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan parkir di badan jalan ini sangat mengganggu kelancaran arus lalu-lintas terutama pada siang dan sore hari dimana volume lalu-lintas kendaraan dan kepadatan kendaraan juga sudah sangat tinggi sehingga waktu tunda pun akan menjadi bertambah lagi.
4.5.7 Kendaraan yang Bergerak Lamban Kendaraan yang bergerak lamban cukup mengganggu pengguna kendaraan lainnya di Jalan Sukjadi ini. Walaupun kendaraan yangb bergerak lamban ini tidak terlalu dominan sebagai faktor penyebab tundaan sehingga tidak terlalu menimbulkan waktu tunda yang besar namun keberadaannya di Jalan Sukajadi cukup mengganggu kelancaran pergerakan kendaraan lainnya. Adapun umumnya kendaraan yang bergerak lamban adalah sepeda, becak, sepeda motor, maupun angkutan umum yang sedang mencari penumpang, gerobak atau bahkan juga kendaraan pribadi itu sendiri. Namun dengan lebar efektif jalan yang sangat terbatas dan arus kendaraan yang padat, maka kendaraan yang bergerak lamban ini akan sangat mengganggu kelancaran arus lalu-lintas di Jalan Sukajadi ini. Kendaraan yang bergerak lamban juga dapat disebabkan oleh adanya berbagai gangguan yang terjadi di sekelilingnya. Secara umum dari pengamatan selama survey pada ruas Jalan Sukajadi ini, terciptanya kondisi dari kendaraan yang bergerak lamban ini terjadi di sekitar ruas jalan depan Paris Van Java Mall, di daerah perempatan Jalan Sukajadi dengan Jalan Karang Tinggal, dan juga di daerah sebelum perempatan Jalan Sukajadi dengan Jalan Bungur Tanjung. Di sekitar ruas jalan depan Paris Van Java Mall,
Jalan Setiabudi Gambar 4.9 Peta Lokasi Tundaan Kendaraan yang Bergerak Lamban
Jalan Sukawangi
Jalan Karang Sari
Keterangan :
WT = 5 detik Jalan Bungur Tanjung
Batas Ruas
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
Lokasi daerah sebelum perempatan simpang Jalan Bungur Tanjung Lokasi simpang Jalan Sukajadi dengan Jalan Karang Tinggal
Jalan Karang Tinggal
WT = 6 detik Lokasi daerah depan pintu masuk Paris Van Java
Jalan Sukamaju
WT = 5 detik
WT Jalan Sukagalih
Waktu Tunda U
Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
85
86
kendaraan yang bergerak lamban lebih disebabkan karena angkutan umum yang mencari penumpang sehingga menimbulkan waktu tundaan rata-rata sebesar 5 detik. Pada daerah perempatan Jalan Sukajadi dengan Karang Tinggal, kendaraan yang bergerak lamban tersebut lebih diakibatkan karena kendaraan becak, ojeg sepeda motor, dan angkutan umum yang mencari penumpang dengan waktu tundaan yang ditimbulkan rata-rata sebesar 6 detik. Sedangkan di daerah sebelum perempatan Jalan Sukajadi dengan Jalan Bungur Tanjung, lebih disebabkan karena faktor kendaraan pribadi itu sendiri dan angkutan umum yang mencari penumpang dengan waktu tundaan yang ditimbulkan rata-rata sebesar 5 detik.
4.5.8 Angkutan Umum yang Menaikkan dan Menurunkan Penumpang Jalan Sukajadi ini dilayani oleh empat trayek angkutan umum dan satu trayek angkutan umum bis. Adapun trayek angkutan umum tersebut yaitu jurusan Cibaduyut-Karang Setra (arah U-S dan S-U), Ciroyom-Sarijadi (arah U-S dan SU), St.Hall-Lembang (arah S-U), serta jurusan Sukajadi-Kalapa (arah U-S). Sedangkan trayek angkutan umum bis Damri yang melayani jurusan LedengLeuwi-Panjang (arah U-S). Banyaknya trayek yang melayani Jalan Sukajadi ini seringkali menimbulkan masalah. Beberapa dari angkutan umum yang melayani jalan ini tidak jarang terlihat saling berebut penumpang. Selain itu masalah yang timbul adalah kebiasaan angkutan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Dengan lebar efektif jalan yang sangat terbatas, perilaku angkutan umum seperti ini tentu saja sangat mengganggu kendaraan pengguna jalan lainnya. Hal ini tidak saja dilakukan oleh angkutan umum saja tetapi juga oleh angkutan umum bis. Bis dengan satuan muatan penumpang yang besar tentu saja akan mengganggu arus lalu-lintas bahkan bisa sampai menimbulkan kemacetan bila menaikkan dan menurunkan penumpang. Adapun lokasi dimana aktivitas angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang ini antara lain terjadi pada daerah sesudah perempatan Jalan Sukajadi dengan Jalan Sirnagalih yang menimbulkan waktu tundaan ratarata 15 detik dan berdasarkan pengamatan selama seminggu umumnya dilakukan oleh angkutan umum dengan jurusan Cibaduyut-Karang Setra (arah U-S). Selain
87
itu kondisi ini terjadi juga di daerah persimpangan Jalan Sukajadi dengan Jalan Sukamaju dengan waktu tunda yang ditimbulkan sebesar 11 detik. Kondisi ini berdasarkan intensitasnya sering terjadi juga pada lokasi tepat di depan Paris Van Java Mall yang menimbulkan waktu tundaan sebesar 8 detik dan berdasarkan pengamatan umumnya dilakukan oleh angkutan umum jurusan St.Hall-Lembang (arah S-U). Lokasi lain yaitu terjadi pada persimpangan Jalan Sukamaju dengan Jalan Sukagalih yang menimbulkan waktu tundaan rata-rata 7 detik dan kebanyakan dilakukan oleh angkuta umum jurusan Ciroyom-Sarijadi (arah S-U). Sebenarnya keadaan seperti ini telah dicoba untuk diatasi dengan dibuatnya dua halte di sepanjang Jalan Sukajadi yang terletak di depan Kantor Polisi Resort Bandung Barat dan di depan SDN 3 Sukajadi. Namun tetap saja angkutan umum dan angkutan umum bis menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Hal ini bukan kesalahan supir angkutan umum saja melainkan juga merupakan kesalahan penumpang yang tidak mencegat angkutan umum di tempat-tempat seperti yang telah ditentukan. Para penumpang akan lebih memilih berhenti dekat dengan tempat tujuannya dibandingkan harus berjalan agak jauh untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, kebiasaan angkutan umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat adalah karena tidak adanya disiplin baik dari pihak supir angkutan umum maupun dari pihak pengguna angkutan umum.
Jalan Setiabudi Gambar 4.10 Peta Lokasi Tundaan Angkutan Umum yang Menaikkan dan Menurunkan Penumpang
Jalan Sukawangi
Jalan Karang Sari
Jalan Bungur Tanjung
Keterangan :
Lokasi setelah simpang Jalan Sirnamanah (U-S) Lokasi simpang Jalan Sukajadi denganJalan Sukamaju (U-S)
WT = 15 detik Jalan Cemara JA = CibadyutJalan Sirnamanah Karang Setra
Lokasi di depan pintu masuk Paris Van Java (S-U)
Jalan Karang Tinggal
WT = 8 detik JA = St.HallLembang
Lokasi di persimpangan dengan Jalan Sukagalih (S-U)
Jalan Sukamaju
WT = 11 detik JA = KalapaSukajadi Jalan Sukagalih
JA
Jurusan Angkot
WT
Waktu Tunda U
WT = 7 detik JA = SarijadiCiroyom Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
88
89
4.5.9 Penyeberang Jalan Umumnya seperti yang kita ketahui, pejalan kaki di Jalan Sukajadi hanya terkonsentrasi pada daerah-daerah dengan guna lahan perdagangan dan jasa yang padat. Hal ini dapat dijumpai di ruas Jalan Sukajadi mulai dari persimpangan dengan Jalan Sukamaju hingga ke simpang Jalan Sukajadi yang dibatasi oleh Jalan Eyckman (terusan menuju Jalan Pasirkaliki). Hal ini dikarenakan guna lahan di daerah ini didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa yang terdapat baik di sisi kiri maupun di sisi kanan Jalan Sukajadi. Sehingga tidaklah mengherankan bila seringkali pejalan kaki menyeberang jalan untuk mencapai guna lahan tersebut. Bila kegiatan menyeberang jalan dilakukan di sembarang tempat dan dilakukan pula pada saat kendaraan sedang melaju, maka penyeberang jalan akan menimbulkan gangguan bagi kendaraan bermotor dan pada akhirnya akan tercipta waktu tunda bagi para pengguna kendaraan bermotor tersebut. Adapun selama pengamatan survey, lokasi yang paling sering terjadi aktivitas menyeberang jalan ialah pada sepanjang ruas jalan di depan Paris Van Java Mall. Di lokasi ini dalam per jam nya rata-rata jumlah penyeberang dapat mencapai sekitar 45 orang. Adapun waktu tunda yang diakibatkan oleh aktivitas penyeberang jalan ini ratarata sebesar 4 detik untuk satu arah jalan yang diseberangi. Sedangkan lokasi lain juga yang sering terjadi yaitu di sepanjang daerah pertokoan pada ruas Jalan Sukajadi ini (dapat dilihat pada peta);dimana waktu tunda yang terjadi dapat berkisar rata-rata 6 detik. Namun sebenarnya hal ini bisa diatasi bila para penyeberang jalan dan para pengendara kendaraan bermotor dibiasakan untuk saling menghormati satu sama lain dan disiplin dalam menggunakan jalan. Seperti misalnya, dengan dibuatnya zebra cross bagi para penyeberang jalan. Semua penyeberang jalan harus menggunakan zebra cross untuk menyeberang karena letak zebra cross itu adalah pada tempat yang paling mudah untuk menyeberang bagi para pejalan kaki tanpa takut adanya bahaya dari kendaraan bermotor. Bila para pengendara kendaraan bermotor akan melewati zebra cross maka dia harus mengurangi kecepatan kendaraannya agar pejalan kaki dapat meyeberang dengan aman.
Jalan Setiabudi Gambar 4.11 Peta Lokasi Tundaan Penyeberang Jalan
Jalan Sukawangi
Jalan Karang Sari
Jalan Bungur Tanjung
Keterangan :
Batas Ruas
Jalan Cemara Jalan Sirnamanah
Lokasi dari depan PVJ hingga ke seberang SDN 3 Sukajadi Lokasi sepanjang daerah pertokoan dan PKL
Jalan Karang Tinggal Jalan Sukamaju
WT
Waktu Tunda
WT = 8 detik Jalan Sukagalih
U
WT = 6 detik
Jalan Sederhana Jalan Prof. Eykcman
KAWASAN JALAN SUKAJADI
1 : 14361 0 0,143 0,286 0,429 0,572 Km
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2007
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
90
91
4.5.10 Faktor lainnya seperti
kendaraan mogok dan kendaraan yang
berbalik arah Faktor lainnya yang dimaksud dalam hal ini ialah faktor penyebab tundaan yang bersifat insidental atau hanya terjadi dalam intensitas yang jarang dan terjadi sewaktu-waktu saja dan secara umum tidak terlalu “menyumbang” prosentase waktu tunda yang terjadi di sepanjang ruas Jalan Sukajadi ini. Untuk kendaraan yang mogok di suatu jalan sebenarnya tidak akan mengganggu arus lalu-lintas bila kendaraan tersebut ditempatkan di pinggir jalan. Namun bila hal ini dilakukan di Jalan Sukajadi maka kendaraan yang ditempatkan di pinggir jalan tersebut akan sama saja dengan kendaraan yang parkir di badan jalan sehingga mengurangi daya tampung jalan. Bila kendaraan yang mogok tersebut terjadi pada waktu-waktu puncak maka akan terjadi antrian kendaraan yang panjang karena adanya penyempitan jalan dari dua jalur kendaraan menjadi hanya satu. Tentunya keadaan seperti ini akan dapat mengakibatkan tingginya waktu tunda yang dialami oleh sebuah kendaraan. Sementara untuk faktor penyebab kendaraan yang berbalik arah, masalah yang kemudian timbul adalah yaitu tidak cukupnya lebar jalan yaitu sekitar 4,5 hingga 5 meter untuk satu ruas, sehingga untuk dapat menampung gerakan membalik kendaraan, sebuah kendaraan harus membutuhkan beberapa kali manuver untuk berbalik arah. Gerakan manuver berbalik arah yang harus diulangi beberapa kali tersebut tentu saja menimbulkan waktu tunda, baik bagi kedua arus lalu-lintas yang ada. Adapun situasi ini sendiri dalam pengamatan ditemukan terjadi di lokasi ruas jalan depan daerah pertokoan, depan kantor polisi Resor Bandung Barat dan di daerah taman sukajadi. Di lokasi depan ruas jalan daerah pertokoan sendiri, waktu tunda yang terjadi yaitu sebesar 7 detik. Sedangkan pada lokasi depan Resor bandung Barat dan daerah putaran taman sukajadi waktu tunda yang terjadi yaitu sebesar 8 detik. Namun seperti yang sudah dikemukakan bahwa berdasarkan pengamtan hal seperti ini tidak saja terjadi di satu tempat saja tetapi hampir di seluruh tempat adanya pembatas jalan yang terpotong sehingga menimbulkan waktu tunda bagi kendaraan yang melewati Jalan Sukajadi. Sehingga untuk penentuan lokasi tundaan yang diakibatkan oleh kendaraan
92
mogok maupun akibat kendaraan yang berbalik arah tidak dapat dipetakan karena bersifat insidental dan dapat terjadi di bagian ruas yang tidak tertentu. Di samping itu kondisi ini terjadi dalam intensitas yang sangat jarang sehingga tidak terlalu dapat diamati sebagai faktor penyebab tundaan yang utama.