BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metodologi Wimmer & Dominick dalam Rachmat Kriyantono (2012: 48) menyebutkan pendekatan dengan paradigma yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. Menurut Mulyana dalam Rachmat Kriyantono (2012: 48) jenis pendekatan yang disampaikan oleh teoritisi bergantung pada bagaimana teoritisi itu memandang manusia yang menjadi objek kajian. Perbedaan pendekatan ini pada dasarnya merupakan perbedaan penafsiran tentang apa itu realitas, ilmu sosial, dan bagaimana kedudukan manusia dalam realitas itu. Dalam konteks ini, muncullah pendekatan ilmu sosial, yang berada diantara ilmu alam dengan pendekatan ilmiah murni untuk menemukan hukum-hukum universal dan ilmu sosial dengan pendekatan humanities murni (humaniora) untuk menelaah fenomena-fenomena secara mengkritisi suatu masalah. Pendekatan akan menentukan jenis metodologi riset. Rachmat Krisyantono (2012:49) menjelaskan pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset. Metodologi dibentuk dari kata “metodos” (cara, teknik atau prosedur) dan”logos” (ilmu). Jadi metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu.
41
42
3.1.1. Pendekatan Objektif Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan di luar kemauan mereka sendiri. Manusia dianggap sebagai produk lingkungan di luar diri manusia. Rangsangan dalam lingkungan tersebut mempengaruhi mereka untuk memberi respon dan bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara yang teratur dan karena itu dapat diramalkan. Meskipun manusia mempunyai inisiatif untuk bertindak, manusia lebih dianggap merespon situasi dengan suatu cara yang berdasarkan hukum objektif yang nyaris seperti yang berlaku dalam dunia fisik atau ilmu alam. Lebih lanjut, manusia dalam merespon lingkungan dipengaruhi oleh struktur sosial, seperti peran, sosialisasi, dan reference group serta pola-pola hubungan sosial (Mulyana dalam Rachmat Kriyantono, 2012: 54). 3.1.2. Metodologi Kuantitatif Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Rachmat Krisyantono (2012:55) adalah metode yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian merupakan representasi dari seluruh populasi.
3.2. Metode dan Tipe Riset Berdasarkan metodologi kuantitatif, dikenal beberapa metode dan tipe riset. Dalam penelitian ini penulis menggunakan salah satu metode dan tipe riset, yaitu :
43
3.2.1. Metode Survei Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset (Rachmat Kriyantono, 2012:59). Dalam penelitian pengaruh iklan layanan masyarakat terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero), penulis menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya yang akan disebar kepada pemilik SIM kendaraan bermotor (SIM A dan SIM C) di DKI Jakarta tahun 2012 sebagai populasi penelitian. 3.2.2 Tipe Riset Eksplanatif Penelitian dengan tipe riset eksplanatif bertujuan untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak sekadar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Periset dituntut membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antarvariabel yang diteliti (Rachmat Krisyantono, 2012 : 60)
44
3.3. Operasional Konsep Operasional konsep adalah suatu unsur dari penelitian yang akan memberikan penjelasan atau keterangan tentang variable operasional sehingga dapat diamati dan diukur. Variable-variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Tabel 3.1. Operasional Konsep Variabel
Iklan Televisi (X1)
Iklan Billboard (X2)
Indikator Memaksimalkan fungsi gambar Key visual Menarik perhatian Pesannya fokus Menampilkan nama produk Menampilkan brand ambassador Memberikan manfaat Pesan ringkas dan jelas Berkesinambungan Gambar memiliki daya tarik Pesan jelas Tata letak sederhana Produk dan nama jelas Ilustrasi harus besar Warna menarik Tipe huruf tebal
Jenis Data
Cross Sectional
Cross Sectional
Skala
Likert
Likert
Rangkaian dari kampanye iklan
Citra (Y)
Lokasi strategis Persuasi Kognisi Motif Sikap
Cross Sectional
Likert
45
3.4 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusuan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:64). Hipotesis bukanlah jawaban akhir dari suatu penelitian melainkan menjadi kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya dengan data-data yang mempunyai hubungan ataupun dengan melihat fakta yang terjadi dilapangan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho1
:
Iklan di televisi tidak berpengaruh terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero)
Ha1
: Iklan di televisi berpengaruh terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero)
Ho2
: Iklan di billboard tidak berpengaruh terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero)
Ha2
: Iklan di billboard berpengaruh terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero)
Ho3
: Iklan di televisi dan di billboard tidak berpengaruh terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero)
Ha3
: Iklan di televisi dan di billboard berpengaruh terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero)
46
3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Populasi bukan hanya jumlah yang ada pada objek atau subjek yang diteliti, melainkan seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik SIM kendaraan bermotor (SIM A dan SIM C) di DKI Jakarta tahun 2012. Berikut jumlah pemilik SIM kendaraan bermotor di DKI Jakarta tahun 2012 : Tabel 3.2. Data Produksi SIM A dan SIM C Tahun 2012 No
Golongan SIM
Total
1
SIM A
283.459
2
SIM C
336.504
Total
619.963
Sumber : Satpas Polda Metro Jaya 3.5.2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81). Karena keterbatasan waktu peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Untuk itu peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus representative (mewakili).
47
Dalam penelitian ini, penulis memilih teknik pengambilan sampling dengan menggunakan metode Convenience Sampling. Pemilihan sampel ini berdasarkan kemudahan data yang dimiliki oleh populasi. Penulis bebas memilih siapa saja anggota populasi yang mempunyai data berlimpah dan mudah diperoleh. Sampel yang diambil dalam melakukan penelitian berjumlah 120 responden. Penentuan jumlah sampel responden didasarkan pada pernyatan Joseph F.Hair, William C.Black, dan Rolph B.Babin (2005), yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang baik dapat ditentukan dengan cara, jumlah pertanyaan dalam kuesioner dikali lima (5) sampai sepuluh (10). Jadi dalam penentuan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 24 pertanyaan x 5 = 120, maka sampel penelitian yang digunakan sebanyak 120 sampel. Perlu diperhatikan juga bahwa penentuan pelaksanaan pengambilan sampel dan jumlah sampel dilakukan berdasarkan yang dihadapi peneliti dalam hal biaya dan waktu.
3.6. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka melengkapi bahan penelitian, penulis memperoleh data, informasi, petunjuk, dan sebagainya dengan menggunakan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 3.6.1. Data Primer Menurut Rachmat Krisyantono (2012:41) data primer adalah adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini
48
harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya melalui responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode yang disebut survei dan menggunakan instrument tertentu. Maka dalam penelitian pengaruh iklan layanan masyarakat terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero), penulis mengumpulkan data primer dengan cara : a. Survei (Kuesioner) Rachmat Kriyantono (2012: 97) menyatakan kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Hasil data dari kuisioner adalah jawaban yang diberikan oleh para responden. Dalam penelitian ini, penyebaran kuisioner dalam penelitian ini dilakukan kepada pemilik SIM kendaraan bermotor (SIM A dan SIM C) di DKI Jakarta tahun 2012. Dalam menilai setiap jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner digunakan Skala Likert, dimana skala ini meminta responden untuk menunjukan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap serangkaian pernyataan suatu obyek. Setiap jawaban diberi bobot sebagai berikut : Tabel 3.3 Skala Likert Pilihan Jawaban Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Bobot 5 4 3 2 1
Sumber : Teknik Praktis Riset Komunikasi
49
b. Observasi Menurut Rachmat Kriyantono (2012: 110) kegiatan observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan. Dengan perlengkapan panca indra yang kita miliki, kita sering mengamati objek-objek disekitar kita. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data primernya dengan cara observasi secara langsung dengan mengumpulkan data atau informasi dengan pihak yang terkait untuk mengetahui pengaruh iklan layanan masyarakat terhadap peningkatan citra PT Jasa Raharja (Persero) 3.6.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bersumber dari tulisan ilmiah, data-data atau informasi mengenai perusahaan yang berhubungan dengan topik penelitian. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, penulis mengumpulkan data sekunder dengan cara : a. Riset Kepustakaan (Library Research) Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara membaca literatur, yaitu buku-buku ilmiah dan bahan-bahan tertulis lainnya serta sumber data lain yang relevan dengan topik penelitian.
50
b. Wawancara Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode wawancara sebagai data pendukung untuk menunjang informasi dalam penelitian ini. Penulis melakukan wawancara kepada Kepala Hubungan Masyarakat PT Jasa Raharja (Persero)
3.7 Teknik Analisis dan Interpretasi Data 3.7.1 Uji Instrumen Pengumpulan Data 3.7.1.1 Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Data dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner diuji terhadap faktor terkait. Jika ternyata tidak valid, maka pertanyaan yang tidak valid tersebut diperbaiki atau disingkirkan dari kuesioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini mengorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap.
51
Koefisien korelasi item-total dengan Bivariate Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)
X
= Skor item
Y
= Skor total
n
= Banyaknya subjek
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signfikan terhadap skor total (dinyatakan valid) b. Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signfikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid) 3.7.1.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsiten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha (Cronbach's). Rumus realibilitas dengan metode Alpha adalah :
52
2 k ∑σ b r11 = 1 − Vt 2 k − 1
Keterangan : r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ Vt 2
2 b
= Jumlah varian butir/item = Varian total
Suatu variabel pernyataan dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Semakin tinggi nilai Cronbach’s Alpha semakin tinggi
reliabilitas sebuah kuesioner. 3.7.2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 3.7.3. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.7.3.1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan antar
53
variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, diantaranya dengan
melihat
nilai
inflation
factor
(VIF)
pada
model
regresi,
membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melhat nilai inflaction factor (VIF) pada model regresi. Menurut Duwi Priyatno (2012:153), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya 3.7.3.2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Penulis
menggunakan
metode
uji
Park
untuk
melakukan
uji
heteroskedastisitas. Metode uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual (Lnei2) dengan masing-masing variabel dependen (LnX1 dan LnX2). Ho diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.
54
3.7.4. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut : Y' = a + b1X1 + b2X2 + ....... +bnXn Keterangan : Y'
= Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2
= Variabel Independen
a
= Konstanta (nilai Y' apabila X1, X2....Xxn = 0)
b
= Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
3.7.5 Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Rumus korelasi ganda dengan dua variabel independen adalah sebagai berikut :
55
R yx1 x 2 =
ryx2 1 + ryx2 2 − 2 ryx1 ryx 2 rx1 x 2 1 − rx21 x 2
Keterangan : Ryx1x2 = Koefisien korelasi ganda antara variabel x1 dan x2 ryx1
= Koefisien korelsi x1 terhadap Y
ryx2
= Koefisien korelsi x2 terhadap Y
rx1x2
= Koefisien korelsi x1 terhadap X2
Menurut Sugiyono (2007:78) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
Tingkat Hubungan sangat rendah rendah sedang kuat sangat kuat
Sumber : Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D 3.7.6. Analisis Determinasi Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen.
56
R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Menurut Santoso dalam Duwi Priyatno (2012:81) untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi. Rumus mencari koefisien determinasi dengan dua variabel independen adalah sebagai berikut :
R = 2
(ryx1 )2 +(ryx2 )2 −2.(ryx1 ).(ryx2 ) (rx1x2 ) 1−(rx1x2 )2
Keterangan : R2
= koefisien determinasi
ryx1
= korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan Y
ryx2
= korelasi sederhana (product moment pearson) antara X2 dengan Y
rx1x2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan X2
57
3.7.7. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. F Hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
R2 / k Fhitung = (1 − R 2 ) /( n − k − 1) Keterangan : R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah data atau kasus
k
= Jumlah variabel independen
3.7.8. Uji T Uji T digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun rumus yang digunakan adalah :
T=
r. n − 2 1− r2
Dengan tingkat signifikansi (5%), maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai signifikansi t < 0,5 maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
58
b. Apabila nilai signifikansi t > 0,5 maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.