BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Subyek Penelitian & Teknik Sampling 3.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan siswi Pesantren X dengan rentang usia 13-17 tahun yang duduk di kelas 7-12 dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler wajib. 3.1.2 Teknik Sampling Jenis sampling yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh, merupakan teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Peneliti mengambil sampel semua siswa dan siswi SMP-SMA Pesantren X di Bogor yang duduk di kelas 7-12 dengan rentang usia 13-17 tahun. 3.2 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian kuantitatif korelasional dapat diartikan sebagai proses investigasi sistematik untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel. Hubungan itu bisa positif atau negatif, signifikan atau tidak signifikan (Danim, 2002). Peneliti akan
melihat hubungan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan perilaku asertif di pesantren, maka peneliti memilih subjek yaitu siswa dan siswi pesantren X di Bogor. Sebagai pendukung terlaksananya penelitian, peneliti menggunakan teknik penelitian untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar penelitian berjalan sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan, yaitu dengan kuesioner. Peneliti akan memberikan sebuah kuesioner kepada responden (siswa-siswi pesantren X) dengan tujuan agar peneliti memperoleh informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian.
3.3 Definisi Operasional 1. Ekstrovert dan introvert Tipe kepribadian ekstrovert adalah seseorang yang perhatiannya tertuju pada dunia diluar dirinya, mendapatkan energi melalui orang lain, menyaring isi pikiran, perasaan dan ide dari orang lain, cenderung berkomunikasi secara lisan, berbicara terlebih dahulu baru berpikir, ekspresif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terbuka dan suka berteman, tidak canggung dan ramah, serta suka bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan tipe kepribadian introvert adalah seseorang yang, perhatiannya tertuju pada dunia dalam dirinya, mendapatkan energi dari dalam dirinya, menyaring ide dan isi pikiran dari dalam diri, cenderung berkomunikasi secara tulisan, berpikir terlebih dahulu baru berbicara, mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, mempunyai sifat tertutup, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, serta
lebih senang bekerja sendiri. Untuk memperoleh data mengenai introvert dan ekstrovert peneliti menggunakan alat tes PSI (Personal Style Inventory). 2. Perilaku Asertif Perilaku asertif adalah usaha untuk menolak atau tidak sependapat dengan orang lain (compliance), bagaimana lamanya waktu untuk mengatakan apa yang ingin dibicarakan (duration of reply), memiliki suara yang jelas dan tepat saat berbicara (loudness), meminta mengungkapkan fakta atau pendapat pada orang lain demi tercapainya suatu tujuan (request for new behavior), mempunyai nada berbicara yang sesuai dan tidak emosional (affect), memberikan waktu atau jeda pada suatu pembicaraan (latency of renponse), dan memiliki komponenkomponen non verbal behavior seperti kontak mata, ekspresi muka, jarak fisik, sikap badan, dan isyarat tubuh. Untuk memperoleh data mengenai perilaku asertif peneliti menggunakan skala asertivitas yang disusun berdasarkan kategori perilaku asertif. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi tingkat asertivitas subjek atau sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek menunjukkan semakin rendah tingkat asertivitas subjek. 3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Alat ukur tipe kepribadian ekstrovert dan introvert yang peneliti gunakan adalah adaptasi dari Personality Style Inventory (PSI). Alat ukur PSI disusun oleh dua ilmuwan yaitu D.W Champagne, EdD. dan R.C Hogan, PhD dari University of Minnesota pada tahun 1979 (Champagne & Hogan, 2002) yang bertujuan untuk
melihat preferensi kepribadian berdasarkan tipologi Carl Jung, yang terdiri dari ekstrovert-introvert, sensing-intuiting, thinking-feeling dan judging-perceiving. Versi asli dari Personal style inventory merupakan alat ukur tipe kepribadian yang terdiri dari 32 item dan dibagi dalam dua pernyataan, yaitu pernyataan a dan pernyataan b. Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan item-item yang mengukur tipe kepribadian ekstrovert dan introvert saja yang terdiri dari 8 item dan terbagi dalam dua pernyataan yaitu a dan b, serta sudah diadaptasi dalam bahasa Indonesia. Dari 8 pernyataan responden harus mengisi skor total untuk setiap pasang pernyataan baik ‘a’ maupun ‘b’ adalah 5 (5,0 , 4,1 , 3,2 , 2,3 , 1,4 , 0,5), responden tidak boleh menggunakan angka dalam bentuk pecahan. Tabel 3.1 Personal style inventory (PSI) ekstrovert dan introvert Dimensi
Item 1a.
Membuat keputusan setelah
mencari tahu apa yang orang lain pikirkan. 2b. Ekstrovert
Waktu
yang
penuh
semangat untuk berkumpul bersama dengan orang lain. 3b. dalam
Berbicara waktu
panjang yang
lama
berpikir sendiri belakangan.
lebar dan
4b.
Beraktivitas dan melakukan
kegiatan yang melibatkan banyak orang. 5b.
Mengkomunikasikan
pemikiran
dan
perasaan
secara
bebas dan terbuka. 6a.
Bertemu orang-orang baru.
7a.
Mendiskusi
secara
mendalam di kelompok tentang halhal baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. 8a.
Menjadi pusat perhatian.
1b.
Membuat keputusan tanpa
harus berkonsultasi dengan orang lain. Introvert
2a.
Waktu yang tenang untuk
berpikir sendiri. 3a.
Berbicara
kemudian
sejenak
berpikir
dan
sendirian
mengenai suatu masalah. 4a.
Mempunyai Pemikiran dan
perasaan yang orang lain tidak dapat mengetahuinya. 5a.
Tidak
banyak
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaan yang mendalam. 6b.
Sendirian bersama satu atau
dua orang yang dikenal baik. 7b.
Berkutat
dalam
pada
pikirannya
menyampaikan
hasilnya
masalah kemudian kepada
orang lain.
8b.
Membatasi diri dan tidak
menonjol.
3.4.2 Alat Ukur Perilaku Asertif Pada penelitian ini, untuk mengukur perilaku asertif kepada siswa dan siswi Pesantren X di Bogor, dengan skala perilaku asertif yang dirancang dengan menggunakan aspek-aspek perilaku asertif yang dikemukakan oleh Eisler, Miller,
Hersen, Johnson & Pinkton (dalam Martin & Poland, 1980), yaitu: Complience, Duration of reply, Loudness, Request for new behavior, Affect, Latency of response dan Non verbal behavior. Tabel 3.2 Perilaku Asertif Dimensi
Indikator
Compliance
-
Menolak permintaan orang lain
(Berkaitan dengan usaha seseorang
-
Menyanggah pendapat orang lain
-
Mengungkapkan respon dalam segi
untuk
menolak
atau
tidak
sependapat dengan orang lain. Yang perlu ditekankan di sini adalah keberanian seseorang untuk mengatakan “tidak” pada orang lain jika memang itu tidak sesuai dengan keinginannya). Duration of reply (Merupakan lamanya waktu bagi seseorang untuk mengatakan apa yang
dikehendakinya,
dengan
menerangkannya pada orang lain. Eisler
dkk
(dalam
Martin
&
Poland, 1980) menemukan bahwa orang
yang
tingkat
asertifnya
waktu berbicara yang lama
tinggi memberikan respon yang lebih lama (dalam arti lamanya waktu
yang
digunakan
untuk
berbicara) daripada orang yang tingkat asertifnya rendah). Loudness
-
(Berbicara dengan lebih keras biasanya
lebih
seseorang
itu
asertif, tidak
Berbicara dengan suara dan nada yang jelas
selama berteriak.
Berbicara dengan suara yang jelas merupakan dalam
cara
yang
terbaik
berkomunikasi
secara
efektif dengan orang lain). Request for new behavior (Meminta yang
baru
munculnya pada
mengungkapkan ataupun
perilaku
orang tentang
perasaan
Meminta munculnya perilaku baru dari orang lain sesuai dengan yang
lain,
kita inginkan
fakta dalam
memberikan saran pada orang lain, dengan tujuan agar situasi berubah sesuai dengan yang kita inginkan). Affect
-
Berbicara dengan intonasi yang tepat
(Afek berarti emosi, pesan yang
dan tidak menampilkan respon yang
disampaikan akan lebih asertif jika
monoton
seseorang
berbicara
dengan
fluktuasi yang sedang dan tidak berupa
respon
yang
monoton
ataupun respon yang emosional). Latency of response
-
(Adalah jarak waktu antara akhir
Memberikan jeda ketika orang lain selesai berbicara
ucapan seseorang sampai giliran kita
untuk
mulai
berbicara.
Kenyataannya
bahwa
adanya
sedikit
sesaat
sebelum
jeda
menjawab
secara
umum
lebih
asertif daripada yang tidak terdapat jeda). Non verbal behavior
-Kontak mata
(komponen-komponen non verbal -Ekspresi muka yang mendukung perilaku asertif)
-Jarak fisik -Sikap badan -Isyarat tubuh
Peneliti menggunakan skala likert pada alat ukur perilaku asertif, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Skala likert yang digunakan sebagai panduan untuk mengisi alat ukur yang telah peneliti buat serta membagi pernyataan tersebut kedalam dua jenis sifat item yaitu item positif (favourable) dan item negatif (unfavourable). Skala alat ukur terdiri dari 4 rentang jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada item positif (favourable), nilai setiap jawaban adalah:
Sangat Tidak Sesuai = 1
Tidak Sesuai = 2
Sesuai = 3
Sangat Sesuai = 4.
Pada item negatif (unfavourable), nilai setiap jawaban menjadi:
Sangat Tidak Sesuai = 4
Tidak Sesuai = 3
Sesuai = 2
Sangat Sesuai = 1
3.5 Uji Normalitas, Validitas & Reliabilitas Alat Ukur 3.5.1 Uji Normalitas Alat Ukur Ekstrovert dan Introvert Tabel 3.3 Uji normalitas Ekstrovert dan Introvert Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statisti df
Sig.
Statistic df
Sig.
.200*
.975
32
.658
32
.658
c total_introver .124
32
t S total_ekstrov u .124 32 .200* .975 ert m *. This is a lower bound of the true significance. b a. Lilliefors Significance Correction e rSumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk antara ekstrovert dan introvert adalah 0,200 dan 0,658. Hasil tersebut membuktikan bahwa data telah terdistribusi dengan normal. Menurut Sudarmanto (2013) apabila nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas yang terdapat pada kolom Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk lebih besar dari alpha atau tingkat kesalahan yang di tetapkan (>0,05), maka data yang dianalisis tersebut terdistribusi secara normal. 3.5.2 Normalitas Alat Ukur Perilaku Asertif Tabel 3.4 Uji Normalitas Statistik Kolmogorov-Smiwnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
total_asertif N
32 Mean
Normal Parametersa,b
376.5938
Std. 29.17120 Deviation
Most
Absolute
.160
Positive
.160
Negative
-.056
Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
.908
Asymp. Sig. (2-tailed)
.382
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,382 yang berarti distribusi data tersebut adalah normal. Karena menurut Sudarmanto (2013) apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > dari tingkat alpha yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (5%), dapat dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3.5.3 Uji Validitas Alat Ukur Ekstrovert dan Introvert Menurut Sudarmanto (2013) suatu instrumen dinyatakan valid atau tidak valid apabila harga koefisien > 0,300. Nilai Corrected Item-Total Correlation pada
dimensi ekstrovert adalah 0,301 – 0,826. Sedangkan nilai Corrected Item-Total Correlation pada dimensi introvert adalah 0,302 – 0,826. Hal tersebut menyatakan bahwa alat ukur ekstrovert dan introvert sudah valid. 3.5.4 Uji Validitas Alat Ukur Perilaku Asertif Tabel 3.5 Validitas Alat Ukur Perilaku Asertif Dimensi
No. Item valid
No. Item tidak valid
Compliance
1, 2, 4, 5, 6, 12, 13, 14, 15, 3, 7, 8, 9,10,11, 17, 18, 26 16, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28
Duration of Reply
31, 33, 39
29, 30, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 44
Loudness
46, 47, 48, 49, 51, 53, 54, 45, 50, 52, 55, 56, 57, 58, 61
Request for new behavior
59, 60, 62
63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76,
-
77, 78, 79, 80 Affect
81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92 93, 94, 95, 96, 97, 98
Latency of Response
99, 100, 101, 102, 104, 103, 107, 109, 110, 111 105, 106, 108, 112
Non-verbal behavior
115, 116, 117, 118, 122, 113, 114, 116, 117, 119,
123, 125, 128, 130 Jumlah
121, 124, 129
79 item
51 item
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa item yang tidak valid, dalam arti nilai Corrected Item-Total Correlation item tersebut < 0,300. Sehingga, item-item yang tidak valid tersebut harus di delete atau dibuang. Total item sebelum di delete adalah 130 item, setelah ada beberapa item yang di delete, tersisa 79 item pernyataan. 3.5.5 Uji Reliabilitas Alat Ukur Ekstrovert dan Introvert Tabel 3.6 Uji Reliabilitas dimensi Ekstrovert Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based
N of Items
on Standardized Items .814
.825
8
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,814. Menurut Masrun dalam (Sugiyono, 2012) item dikatakan reliabel jika skor
nilai koefisiennya lebih besar atau sama dengan 0,6. Hal ini menyatakan bahwa data yang telah didistribusi diatas sudah reliabel. Tabel 3.7 Uji Reliabilitas dimensi Introvert Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based
N of Items
on Standardized Items .814
.825
8
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,814. Hal ini menyatakan bahwa data yang telah didistribusi diatas sudah reliabel. 3.5.6 Uji Reliabilitas Alat Ukur Perilaku Asertif Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Perilaku Asertif Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.935
.941
130
Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,935. Hal ini menyatakan bahwa data yang telah didistribusi diatas sudah reliabel. 3.6 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung hasil data-data yang telah diperoleh dari para responden dan untuk semua analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan alat bantu berupa SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Sedangkan untuk mengukur korelasi peneliti menggunakan Spearman Correlation, untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dua variabel.