BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang penting dalam penelitian ilmiah,
karena
metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
dapat
menentukan apakah peneltian tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak hasilnya kelak (Hadi, 2000). Peneliti menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif dalam penelitian ini, yang dimaksudkan untuk melihat bagaimana gambaran penerimaan orang tua yang memilki anak ADHD di Jakarta Barat. Menurut
Hadi (2006) penelitian
dengan metode deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi tanpa bermaksud
mengambil kesimpulan yang berlaku secara umum.
Kuantitatif deskriptif atau bisa disebut dengan statistik deskriptif secara singkat dapat didefinisikan sebagai statistik yang digunakan untuk menggambarkan karakter suatu kelompok, sampel, atau data. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang terdiri dari subyek penelitian, desain penelitian, definisi operasional variabel penelitian, setting lokasi, instrumen penelitian, serta prosedur selama penelitian berlangsung.
3.1
Subyek Penelitian Pada penelitian ini, subyek yang akan diteliti adalah orang tua yang memiliki anak ADHD di Jakarta Barat khususnya di RSJ milik pemerintah pusat yang berada di Jakarta yaitu, RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Dengan mempertimbangkan syarat jumlah populasi ataupun sampel
24
25
penelitian agar dapat menghasilkan data yang akurat, peneliti memilih orang tua yang memiliki anak ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan sebagai subyek dalam penelitian ini, karena jumlah populasi orang tua yang memiliki anak ADHD di rumah sakit pemerintah dianggap oleh Peneliti lebih dapat mewakili jumlah orang tua yang memiliki anak ADHD di RSJ swasta.
3.1.1
Populasi Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel yang dipakai merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi itu sendiri adalah seluruh objek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subyek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi pada penelitian ini adalah orang tua yaitu khususnya ibu yang memiliki anak ADHD di Jakarta Barat.
3.1.2
Sampel Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki Peneliti, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan
populasi
yang
dinamakan
sampel.
Sampel
adalah
sebahagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama (Hadi, 2000). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak ADHD di Jakarta Barat, yaitu dengan karakteristik orang tua yaitu ayah maupun ibu yang memiliki anak ADHD. Diasumsikan karena orang tua memiliki peranan penting dalam
mengupayakan penyembuhan anak ADHD (Buitelaar & Paternotte, 2010).
26
Adapun jumlah orang tua yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada saat kuesioner dibagikan yaitu sejumlah 25 responden dengan jumlah pasien anak ADHD di Instalasi Kesehatan Anak dan Remaja di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan sebanyak 25 orang, namun setelah kuesioner dikembalikan, jumlah responden yang valid untuk dianalisa adalah sebanyak 20 orang dikarenakan 5 responden tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Peneliti juga mengambil sampel dari beberapa klinik terapi swasta di Jakarta Barat sebanyak 10 responden.
3.1.3
Teknik Sampling Teknik sampling disebut juga sebagai teknik pengambilan sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga nantinya diperoleh sampel yang benar-benar mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan, 2008). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu merupakan teknik sampling yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2004 dalam Martono, 2010). Prosedur yang dilakukan adalah purposive sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, yaitu memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian (Martono, 2010).
27
Prosedur purposive sampling akan dilakukan di Jakarta Barat di bagian Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Jakarta Barat dan beberapa klinik terapi swasta di Jakarta Barat. 3.2
Desain Penelitian Desain penelitian secara umum terdiri dari dua jenis pendekatan yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif didefinisikan oleh Creswell (dalam Afriani, 2009) sebagai suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasar pada metodologi yang menggunakan penyelidikan tentang suatu fenomena sosial atau masalah manusia. Sedangkan pendekatan kuantitatif didefinisikan oleh Musthofa (2008), merupakan jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya. Terdapat dua jenis penelitian kuantitatif menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2009), yaitu penelitian kuatitatif eksperimental dan noneksperimental.
Penelitian
non-eksperimental
disebut
juga
sebagai
penelitian ex post facto, yaitu penelitan yang dilakukan untuk menemukan penyebab yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa berdasar pada suatu kejadian yang sudah terjadi (Sudarma, 2008). Peneliti menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif dalam penelitian ini, yang dimaksudkan untuk melihat bagaimana gambaran penerimaan orang tua yang memilki anak ADHD di Jakarta Barat.
Peneliti
juga
menggunakan
metode
wawancara
untuk
mendapatkan gambaran dan informasi lebih dari orag tua yang memiliki anak ADHD.
28
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode pengukuran data dengan skala psikologis atau disebut dengan metode skala. Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui domain-domain perilaku yang
diterjemahkan dalam
bentuk item-item pernyataan (Hadi, 2001). Menurut Hadi (2000) skala psikologis dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi - asumsi berikut ini : 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. Hal-hal yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 2. Interperetasi subjek mengenai pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan
skala
penerimaan
yang
berdasarkan
karakteristik
penerimaan Kubler Ross (1970).
3.3
Definisi Operasional Variabel Penelitian Penerimaan memperhatikan
orang
tua
merupakan
perkembangan
dan
sikap
kemampuan
menerima
dan
anak
serta
memperhitungkan minat anak. Penerimaan orang tua dalam penelitian ini dapat diungkap melalui skala penerimaan orang tua yang disusun oleh Peneliti berdasarkan teori penerimaan yang dikemukakan oleh Kubler Ross
(1970)
yang
mengungkap
tahapan
penerimaan.
Skala
ini
menunjukan skor tiap domain yang tiap domainnya mempunyai norma tinggi, sedang, dan rendah. Pada domain denial, anger, bargaining, dan depression apabila skornya tinggi maka menunjukan belum ada
29
penerimaan yang baik, melainkan masih dominan dalam tahap tersebut. Apabila
skor
pada
tahap
acceptance
tinggi,
maka
menunjukan
penerimaan yang baik. 3.3.1
Domain Penerimaan Orang Tua Penerimaan orang tua merupakan penilaian dari suatu sikap khas yang ditunjukkan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang kepada anak. Orang tua yang menerima akan memperhatikan perkembangan dan kemampuan anak serta memperhitungkan minat anak. Ada beberapa tahapan yang akan dilalui orang tua dalam menerima keadaan anak, dimana tahapan tersebut sesuai dengan teori penerimaan (acceptance) yang telah dikemukakan oleh Kubbler Ross, (1970) yaitu :
-
Tahap denial (penolakan) Pada tahap ini orang tua dalam keadaan terguncang dan pengingkaran, orang tua tidak dapat berpikir apa yang seharusnya dia lakukan untuk keluar dari masalahnya.
-
Tahap anger (marah) Tahapan ini ditandai dengan adanya reaksi emosi / marah dari orang tua dan orang tua menjadi sangat sensitif terhadap masalah - masalah kecil sekalipun yang pada akhirnya menimbulkan kemarahan.
-
Tahap bargainning (tawar – menawar) Tahapan dimana orang tua mulai berusaha untuk menghibur diri dan berpikir tentang upaya apa yang akan dilakukan untuk membantu proses penyembuhan anak (Safaria, 2005).
-
Tahap Depression (depresi) Tahapan yang muncul dalam bentuk putus asa dan kehilangan harapan. Kadangkala depresi dapat juga menimbulkan rasa bersalah,
30
terutama di pihak ibu, yang khawatir apakah keadaan anak mereka akibat dari kelalaian selama hamil. Dari pihak ayah pun sering dihinggapi rasa bersalah, karena merasa tidak dapat memberikan keturunan yang sempurna (Safaria, 2005). -
Tahap Acceptance (penerimaan) Tahapan dimana orang tua telah mencapai pada titik pasrah dan mencoba untuk menerima keadaan anaknya dengan tenang. Orang tua pada tahap ini cenderung mengharapkan yang terbaik sesuai dengan kapasitas dan kemampuan anak mereka.
3.4
Setting Lokasi Setting lokasi dalam penelitian ini meliputi lokasi dan waktu penelitian, yang dijelaskan sebagai berikut :
3.4.1
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan yang beralamat di jalan Dr. Latumeten, Grogol, Jakarta dan klinik terapi swasta di Jakarta Barat. Dengan pertimbangan bahwa RSJ Dr. Soeharto Heerdjan merupakan satu-satunya RSJ milik pemerintah yang ada di Jakarta, dengan jumlah orang tua yang memiliki anak ADHD yang dapat merepresentasikan seluruh jumlah pasien anak ADHD di RSJ swasta, sehingga peneliti beranggapan bahwa sampel penelitian dapat mewakili jumlah populasi orang tua yang memiliki anak ADHD di RSJ yang berada di Jakarta. Peneliti juga menambahkan responden dari beberapa klinik terapi swasta untuk penyebaran sampel.
31
3.4.2
Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka, observasi dan survei awal, mempersiapkan proposal penelitian, pengambilan data, hingga penyusunan laporan akhir. Pengerjaan penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu dimulai
pada
bulan
September
2011
hingga
bulan
Januari
2012.
Pengambilan data dilakukan selama 1 bulan, yaitu pengambilan data untuk try out dan pengambilan data untuk penelitian dilakukan pada Desember 2011.
3.5
Instrumen Penelitian dan Pengukuran Instrumen dalam penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan skala psikologis atau disebut dengan metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala penerimaan yang terdiri dari butirbutir pernyataan yang disusun berdasarkan karakteristik tahap penerimaan yang dikemukakan oleh Kubler-Ross (1970). Skala ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari pernyataan dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju, (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favourable (mendukung) dan unfavourable (tidak mendukung). Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan favourable yaitu SS = 4, S = 3, TS = 2, STS =1. Sedangkan, untuk bobot pernyataan unfavourable yaitu SS = 1, S= 2, TS = 3, dan STS = 4. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
32
Tabel 3.1. Cara Penilaian Skala Penerimaan Bentuk
1
2
3
4
Pernyataan Favourable
STS
TS
S
SS
Unfavourable
SS
S
TS
STS
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, skala penerimaan yang telah disusun, terlebih dahulu diujicobakan. tujuannya agar mengetahui seberapa jauh alat ukur menunjukan keadaan yang sebenarnya (Martono, 2010). Butir-butir item skala penerimaan disusun berdasarkan karakteristik tahap penerimaan yang dikemukakan oleh Kubler-Ross (1970) dengan blue print pada table 2 dibawah ini Tabel 3.2. Blue print Skala Penerimaan Sebelum Uji Coba No
Karakteristik Tahap
Favourable
Unfavourable
Total
Penerimaan 1
Denial
9
3
12
2
Anger
9
1
10
3
Bargaining
9
1
10
4
Depression
7
4
11
5
Acceptance
10
1
11
Total
53
3.6 Validitas Dan Reabilitas Alat Ukur Validitas adalah sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Alat tes atau instrument pengukuran dikatakan memilki validitas
33
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Hadi, 2000). Untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur penerimaan orang tua yang memiliki anak ADHD, peneliti meminta bantuan pembimbing sebagai expert judgement untuk memeriksa item-item yang dianggap tidak sesuai dengan konstruk alat ukur. Setelah mendapatkan hasil dari expert judgement, peneliti kemudian melakukan try out kepada 10 orang tua yang memiliki anak ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Setelah data dari 10 responden terkumpul, data tersebut diolah dengan menggunakan SPSS 17.0. Karena data dari variabel penerimaan orang tua berupa data ordinal, maka pengujian validitas menggunakan uji korelasi Spearman. Uji korelasi Spearman merupakan alat untuk menguji hipotesis asosiatif dua variabel data yang berskala ordinal. Nilai korelasi Spearman disimbolkan “ρ” dengan nilai korelasi berada diantara -1 ≤ ρ ≤ 1. Bila nilai = 0, maka tidak terdapat korelasi atau tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen (Martono, 2010). Uji validitas item dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total item (Priyatno, 2011). Semakin tinggi nilai koefisien korelasinya, maka semakin valid item tersebut.. Hadi (2000) mengemukakan beberapa tujuan dari try out adalah sebagai berikut : 1. Menghindari pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudmya. 2. Menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, ataupun kata-kata yang menimbulkan kecurigaan. 3. Memperbaiki pernyataan-pernyataan yang biasa dilewati (dihindari) atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban dangkal. 4. Menambah item yang sangat perlu ataupun meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian.
34
Adapun kekuatan hubungan atau nilai korelasi yang terjadi antara skor item dan skor total, dapat dilihat dari tabel nilai dan makna korelasi Spearman (dalam Martono, 2010), yaitu:
Tabel 3.3. Nilai dan Makna Korelasi Spearman Nilai 0.00 – 0.19 0.20 – 0.39 0.40 – 0.59 0.60 – 0.79 0.80 – 1.00
Makna Sangat Rendah/Sangat Lemah Rendah/Lemah Sedang Tinggi/Kuat Sangat Tinggi/Sangat Kuat
Berikut hasil uji validitas alat ukur penerimaan orang tua yang memiliki anak ADHD dengan menggunakan uji validitas Spearman : Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Tiap Domain Dnl
val
Agr
val
Brg
val
Dpr
val
Acc
val
D3
792**
A2
588
B10
570
DEP8
.848**
D7
792**
714* **
588
B25
482
DEP13
.789
AC11
.985
D12 911** A17
984**
B28
680*
DEP18
.911**
AC34
.714*
D14 792** A19
996**
B30
789**
DEP37
.789**
AC36
1.000**
D16
748*
A20
911**
B32
588
DEP38
.789**
AC47
.714*
D26
591
A35
588
B48
894**
DEP40
.789**
D27
748*
A43
815**
D31 885** A52
996**
D51
591
D53
591
A5
AC9
**
Keterangan : Dnl : Denial, Agr: Anger, Brg : Bargaining, Dpr : Depression, Acc : Acceptance Val : Validitas * : Item sigifikan pada one tail saja **: Item sigifikan pada two tail
Secara keseluruhan, tiap-tiap domain penerimaan orang tua yang memiliki anak ADHD memiliki nilai koefisien korelasi yang tinggi dengan total skor dari semua domain, ini menunjukkan bahwa alat ukur penerimaan orang tua yang memiliki anak ADHD valid dan dapat digunakan. Proses pembagian kuesioner dilakukan selama 1 hari dan pengambilan kuesioner
dilakukan
seminggu
berikutnya,
mengingat
bahwa
anak-anak
melakukan terapi dari pagi pukul 10 hingga 12 siang. Reliabilitas alat ukur menunjukan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda (Hadi, 2000). Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indicator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran (Hadi, 2000). Uji reliabilitas menggunakan pendekatan reliabilitas konsistesi internal yaitu single trial administration, dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada individu sebagai subjek. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien Alpha Cronbach, yang akan menghasilkan reliabilitas dari skala penerimaan. Pengolahan data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1 menandakan semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas pengukurannya. Menurut Hadi (2000), pengukuran pada aspek-aspek social-psikologis yang mencapai angka koefisien reliabiltas 1 tidak pernah dijumpai karena manusia sebagai subjek pengukuran psikolgis merupaka sumber error yang potensial.
35
36
Menurut Triton (2006) ada beberapa pembagian kategori reliabilitas pengukuran, yaitu : 0 s/d 0,20 (kurang reliabel), > 0,20 s/d 0,4 (agak reliabel), > 0,40 s/d 0,60 (cukup reliabel), 0,60 s/d 0.80 (reliabel), 0,80 s/d 1 (sangat reliabel). Berikut uji reliabilitas tiap domain pada alat ukur penerimaan orang tua yang memiliki anak ADHD di Jakarta Barat : (Lihat Lampiran) Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Tiap Domain No
Domain
Reliabilitas Sebelum Dihapus Reliabilitas Sesudah Dihapus
1
Denial
.924
.934
2
Anger
.949
.941
3
Bargaining
.940
.940
4
Depression
.981
.964
5
Acceptance
.973
.955
*untuk bargaining tidak ada item yang dihapus (semua sudah valid) Tabel 3.6. Blue print Skala Penerimaan Sesudah Uji Coba No
Karakteristik Tahap
Favourable
Unfavourable
Total
Penerimaan 1
Denial
10
2
12
2
Anger
7
1
8
3
Bargaining
5
2
7
4
Depression
4
2
6
5
Acceptance
5
0
5
Total
38
37
3.6
Prosedur Adapun prosedur dalam penelitian ini dibagi dalam tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap penyelesaian yang dijelaskan sebagai berikut :
3.6.1
Tahap Persiapan Penelitian Tahap persiapan penelitian dimulai dengan penentuan topik, penentuan
desain penelitian, penentuan subjek penelitian, kemudian tahap penentuan instrumen penelitian, uji coba alat ukur dan uji validitas-reliabilitas alat ukur, lalu tahap pelaksanaan penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan yang diakhiri dengan tahap penyelesaian penelitian.
3.6.1.1
Penentuan Topik, Desain Penelitian, Subyek Penelitian
Penentuan topik, desain penelitian, dan subyek penelitian dilakukan dengan mencari literatur-literatur yang mendukung dilakukannya penelitian ini. Penentuan topik dilakukan dengan mencari tahu fenomena atau masalah yang terjadi di sekitar ruang lingkup organisasi klinis. Setelah mengetahui rumusan masalah, kemudian dilakukan desain penelitian yang digunakan sebagai acuan pengerjaan dan pengolahan penelitian. Pada tahap persiapan penelitian ini, ditentukan juga subjek penelitian sebelum proses pengambilan data dimulai. Penentuan subjek penelitian juga dimaksudkan untuk dapat menjadi patokan langkah berikutnya, yaitu penentuan instrumen penelitian.
3.6.1.2
Penentuan Instrumen Penelitian dan Uji Coba Alat Ukur Penentuan instrumen penelitian dilakukan dengan cara membuat skala
penerimaan orang tua berdasarkan domain tahap penerimaan orang tua menurut Kubler-Ross (1970). Peneliti membuat alat ukur penerimaan orang tua
38
yang diperuntukkan untuk orang tua yang memiliki anak ADHD dan harus diuji validitas dan reliabilitas tiap domain, yang masih berdasar pada tahapan penerimaan orang tua menurut Kubler-Ross (1970).
3.6.1.3 Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah melalui tahap uji validitas dan reliabilitas alat ukur, kemudian dilakukan tahap selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan penelitian. Tahap pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tahap pengambilan data, tahap pengolahan data, dan tahap analisis data. Adapun penjabaran mengenai tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
3.6.1.3.1 Pengambilan Data Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan pengambilan sumber data primer, yaitu data yang langsung dihimpun oleh peneliti berupa data hasil kuesioner yang diisi oleh orang tua yang memiliki anak ADHD di Jakarta Barat. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah berupa angket (questionnaire) penerimaan orang tua yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Pengumpulan data dilakukan setelah kuesioner dibagikan kepada orang tua yang memiliki anak ADHD di Jakarta Barat.
3.6.1.3.1 Pengolahan Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan program aplikasi statistik, SPSS 17.0. Pengolahan
data
dimulai
dengan
proses
editing,
yaitu
melakukan
pemeriksaan terhadap 30 kuesioner yang telah terkumpul, kemudian
39
melakukan pemeriksaan satu persatu item jawaban yang terdapat pada kuesioner penelitian.
3.6.1.4 Tahap Penyelesaian Penelitian Setelah menganilisis data yang sudah ada, tahap selanjutnya adalah penyelesaian penelitian. Tahap penyelesaian penelitian ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan penulisan laporan penelitian, yaitu merangkum dan menyimpulkan hasil data yang telah didapatkan dari hasil analisis. Hasil kesimpulan yang didapatkan akan menjawab pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelum penelitian dilakukan. Secara singkat, jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7. Jadwal Peelitian yang Dilakukan Peneliti No
Kegiatan
1
Studi literature
2
Konsultasi pembimbing
3
Persiapan alat ukur
4
Pengumpulan data
5
Pengolahan dan analisis data
6
Penyusunan laporan skripsi
7
Pengumpulan skripsi (soft cover)
Bulan Sep-11
Okt-11
Nov-11
Des-11
Jan-12