BAB 3
Kesimpulan dan Rekomendasi
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
57
4.1 Kesimpulan Workshop ini telah berhasil merumuskan strategi pengelolaan PSP secara berkelanjutan, terciptanya persamaan persepsi tentang peran dan tanggung jawab para pihak di tingkat Provinsi dalam pemantauan karbon hutan dan memberikan masukan untuk pengembangan kebijakan terkait pengelolaan PSP dan pemantauan karbon hutan tingkat Provinsi.
4.2 Rekomendasi 1. Perlu ada pengenalan/sosialisasi lebih lanjut mengenai PSP dan signifikansinya bagi daerah 2. Pihak yang menjadi lead atau yang bertanggung jawab sebagai koordinator atas pengelolaan PSP adalah Bappeda dan BPKH 3. Untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan PSP perlu didukung dengan Komitmen semua pihak, Kebijakan pemerintah (pusat), Sosialisasi dan pelatihan, PSP dijadikan sebagai pelengkap sertifikasi para pemegang ijin dan Penambahan jumlah PSP 4. Perlu ditetapkan kebijakan dari pusat untuk membuat sistem monitoring & pelaporan PSP yang akan dikoordinasikan oleh pihak penanggung jawab (Bappeda & BPKH) 5. Sistem pendanaan PSP di masa yang akan datang dapat didanai dari: a. Pihak pemerintah mengikuti ketentuan yang ditetapkan (APBN & APBD) b. Pihak swasta sebagai kewajiban internal c. Bantuan asing dapat diupayakan melalui akuntabilitas dan transparasi yang jelas 6. Koordinasi lintas sektoral dalam penyusunan RAD GRK dan SRAP REDD+ yang masih lemah perlu ditindaklanjuti dengan koordinasi antar pokja menjadi pokja lintas sektoral yang saling mengisi dan mudah di akses. 7. Perlu dikumpulkan data dan informasi setiap tipe ekologi, citra resolusi sangat tinggi, data lingkungan/biofisik untuk mendukung kelengkapan data terkait penyusunan RAD- GRK 8. Perlu dilakukan training dalam rangka monitoring karbon hutan 9. Perlunya clearing data peta Provinsi Sulawesi Utara 10. Aktor yang terlibat dalam monitoring Karbon Hutan: a. Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
59
b. UPT Kemenhut: BKSDA, Taman Nasional, BPKH, BPK Manado c. Akademisi d. Para Pemegang Ijin IUPHHK 11. Koordinator pelaksanaan monitoring karbon hutan di Provinsi Sulawesi Utara adalah BAPPEDA 12. Draft SK monitoring karbon hutan akan dibuat oleh Dinas Kehutanan dan di koordinasikan dengan BAPPEDA dan pihak terkait.
60
Kesimpulan dan Rekomendasi
Lampiran
Lampiran 1. Agenda Kegiatan AGENDA KEGIATAN LOKAKARYA STRATEGI MONITORING PSP DI TINGKAT PROVINSI MANADO, 20-21 AGUSTUS 2013 Waktu
Agenda
Pembicara
Penanggungjawab
Hari I: 20 Agustus 2013 07.30 – 08.00
Registrasi
Panitia
08.00 – 09.00
Acara Pembukaan } Doa } Arahan dan Sambutan
Panitia
} Keynote Speech
} Pengantar Penyeleggara Pengantar Kapuspijak } Sambutan Dishut
BPK Manado Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan SDM dan Reformasi Birokrasi Kapuspijak Dinas Kehutanan
09.00 – 12.00
Sesi 1: Strategi Monitoring PSP untuk mencapai Target RAD dan SRAP Provinsi
09.00 – 10.00
Presentasi: 1. Strategi dan Kebijakan Provinsi Sulawesi Utara untuk Mencapai Target Penurunan Emisi: Pengalaman dari Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) 2. Overview dan Lessons Learned Pembangunan PSP FCPF tahun 2012
Ir. Royke O. Roring, M.Si, Kepala BAPPEDA Provinsi Sulawesi Utara
Moderator: Dr. John Tasirin Notulis: Galih Kartikasari, S.Hut.M.Sc., Ratna Widyaningsih, S.Kom
Mega Lugina, S.Hut., M.For. Sc
3. Program dan Kegiatan Daerah Dr. Ir. Mahfudz, MP. untuk Mencapai Target Penurunan Emisi : Pengalaman Pembangunan PSP dan Rencana Pengelolaan PSP pasca 2014 di Provinsi Sulawesi Utara 4. Konsep dan metode sistem Dr. I Wayan S. Dharmawan MRV dalam REDD+ 10.00 – 10.30
Diskusi
10.30 – 12.00
Sesi 2: Pengembangan Sistem Monitoring PSP yang terintegrasi dan partisipatif di Provinsi
10.30 – 11.30
Presentasi: 1. Integrasi National Forest Dr. Ernawati, Direktorat Inventory (NFI) ke dalam Sistem IPSDH, Ditjen Planologi Monitoring Karbon Hutan yang akan dibangun di Daerah
Moderator: Ir. Achmad Pribadi, M.Sc Notulis: Leni Wulandari, S.Hut., Elisda Damayanti, S.Hut.
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
63
Waktu
Agenda
Pembicara
2. Potensi Penyelarasan INCAS dan NFMS serta perannya terhadap Sistem Monitoring Pelaporan Emisi di Tingkat Provinsi
Dr. Haruni Krisnawati
3. Strategi Monitoring PSP dan Peluang Pengintegrasian Kegiatan dengan PSP lain di Provinsi Sulawesi Utara
Ir. Sipayung, BPKH Wilayah VI Manado
Penanggungjawab
4. Peran dan Tanggung Jawab para Dr. John Tasirin Pihak pada Tingkat Provinsi untuk Pelaksanaan Sistem Monitoring Karbon Hutan 11.30 – 12.15
Diskusi
12.15 – 12.20
Pembentukan kelompok FGD dan briefing untuk hari ke-2
12.20 – 13.30
ISHOMA
Panitia
13.30 – 15.30
FGD Kelompok 1: Strategi Pengelolaan PSP di Tingkat Provinsi
Fasilitator Kelompok 1: Dr. Martina Langi Notulis: Galih Kartikasari, S.Hut.M.Sc., Ratna Widyaningsih, S.Kom.
Kelompok 2: Rancangan Sistem Monitoring Karbon Hutan Tingkat Provinsi
Fasilitator Kelompok 2: Dr. I Wayan Susi Dharmawan Notulis: Bayu Subekti, SIP., M.Hum, Leni Wulandari, S.Hut.
15.30 – 15.45
Coffee Break
15.45 – 16.45
Sidang Pleno
Moderator: Ir. Achmad Pribadi, M.Sc.
16.45 – 17.00
Perumusan Hasil Lokakarya
Ir. Retno Maryani, M.Sc Bayu Subekti, SIP., M.Hum
Hari II: 21 Agustus 2013 08.00 – 08.30
Berkumpul di depan hotel dan Persiapan
08.30 – 10.00
Perjalanan menuju PSP
10.00 – 12.00
Peninjauan PSP dan Kegiatan Penanaman
12.00 – 13.00
ISHOMA
13.00 – 13.30
Penutupan
13.30 – 14.30
Perjalanan Kembali Ke Manado
64
Agenda Kegiatan
Panitia
Lampiran 2. Presentasi
1. Strategi dan kebijakan provinsi Sulawesi Utara untuk mencapai target penurunan emisi
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PROVINSI SULAWESI UTARA UNTUK MENCAPAI TARGET PENURUNAN EMISI : Pengalaman dari Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) OLEH : IR. ROYKE O. RORING, MSi
KEPALA BAPPEDA PROVINSI SULAWESI UTARA
1
MANADO, 20 AGUSTUS 2013
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) 1.
2.
Wujud komitmen Indonesia untuk menurunkan pemanasan global/ emisi GRK secara sukarela Æ Komitmen Presiden RI dalam G20 Meeting (Pittsburg, September 2009) ¾ 26% Æ unilateral/upaya sendiri ¾ 41% Æ Upaya sendiri dan dukungan internasional RAN-GRK: Pendekatan ganda guna mengalokasikan upaya-upaya mitigasi
Sektoral
Regional
Pertanian; Kehutanan Lahan Gambut; Energi dan Transportasi; Industri, Limbah; Kegiatan pendukung lainnya
Pengembangan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD –GRK)
2
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
65
3
Komitmen Presiden pada G-20 Pittsburgh dan COP15 Menurunkan emisi gas rumah kaca pada tahun 2020
26%
26+15=41%
Upaya sendiri
Upaya Sendiri dan Dukungan internasional
PERPRES 61/2011 TTG RAN GRK INPRES 71/2012 TTG IVENTARISASAI GRK SEB MENDAGRI BAPPENAS KEMEN LH
3
PERAN PEMERINTAH
Pemerintah (*RYHUQPHQW) PUSAT
DAERAH
Pemerintahan daerah merupakan sub sistem pemerintahan secara nasional Memiliki peran yang signifikan dalam mewujudkan pencapaian target nasional Melalui
Perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam kewenangannya masing-masing 4
66
Presentasi
3
PERAN PROVINSI KE KAB/KOTA
KAB/KOTA DI WIL.NYA
PROVINSI PERAN PROVINSI PHQJRRUGLQDVLNDQ
3HQ\HOHQJJDUDDQ XUXVDQ SHPHULQWDKDQ GDHUDK .HWHQWXDQ 331RWDKXQ 33*XE VEJ ZDNLO SHP SXVDW 5
KETERKAITAN ATURAN DG PENURUNAN EMISI GRK
UU No.26 Thn 2006 TTG PR
UU No. 32 Thn 2004 (Pemerintahan Daerah)
UU No. 32 Thn 2009 (PPLH) PP No. 38 Thn 2007 (Urs. Pemerintahan)
UU No. 41 Thn 1999 TTG KEHUTANAN
UU No. 41 Thn 2009 TTG PLP2B
Lampiran PP
PP No. 41 Thn 2007 (Organisasi PD)
PERPRES No. 61 Thn 2011 TTG RAN GRK
SUBSTANSI PENURUNAN EMISI GRK
SUBSTANSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Substansi keuangan pusda: UU No. 33 Thn 2004 (PKPD) & PUU t’kait
Substansi perencanaan pusda: UU No. 25 Thn 2005 (SPPN) & PUU t’kait TUJUAN DESENTRALISASI
6
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
67
Hubungan kebijakan Pemerintah dengan Pemda dalam pencapaian penurunan EGRK
Lingkungan Hidup merupakan Urusan Wajib Daerah (UU No. 32 tahun 2004)
PERPRES 61/11 TTG GRK
GUBERNUR Pembagian Urusan Pemerintahan di bidang Lingkungan Hidup (Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota) (PP No. 38 Tahun 2007 )
Organisasi Daerah (PP No. 41 tahun 2007)
7
Tim Koord.Penyusun RAD-GRK P. Jawab : Gubernur Ketua : Sekretaris Daerah Sekretaris : Kepala Bappeda Anggota : Kepala SKPD tergabung dalam Pokja-pokja
RAD – GRK (Peraturan Gubernur Nomor: 56 Tahun 2012)
Tahapan Perencanaan Daerah Permendagri No.54 / 2010 tentang Pelaksanaan PP No.8 / 2008 (RKPD/RPJMD/RENSTRA SKPD)
ISSUE PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI URUSAN WAJIB URUSAN
U R U S A N B E R S A M A
LINGKUNGAN HIDUP(PERUBAHAN IKLIM) UU No.32 TAHUN 2004
MENJADI URUSAN WAJIB DAERAH PP No.38 / 2007 : PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
PERPRES 61 / 2011
ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PP No.41 / 2007
PERENCANAAN DAERAH PP No.8 / 2008 PERMENDAGRI No.54 / 2010: RKPD/RPJMD/RENSTRA SKPD
APBN : DAK-LH Luar Negeri Masyarakat/ Swasta
8
68
PRESIDEN KOMITMEN INTERNASIONAL RAN – GRK
Presentasi
PERGUB RAD-GRK
GUBERNUR
APBD BUPATI / WALIKOTA
Stakeholder lainnya
RAD-GRK DALAM PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (PROVINSI) RPJPN
APBN
RPJMN
RAN-GRK
RAD -GRK
RPJPD
RPJMD
RKPD
RENSTRA SKPD
RENJA SKPD
APBD
9
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PROVINSI SULUT DALAM RANGKA PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA. PERATURAN GUBERNUR NOMOR. 56 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA PROV. SULUT 10
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
69
I. SEKTOR KEHUTANAN 1. Pengembangan Pengelolaan Hutan Berbasis Spasial
11
12
70
2. Penataan Ruang untuk kejelasan dan kepastian wil;ayah berbasis spasial 3.Memperbaiki kriteria dan standard pengelolaan hutan lestari 4. Penguatan kelembagaan KPH agar bisa secara operasional sampai pada tingkat tapak. 5. Memasukkan aturan-aturan lokal (aturan adat) dalam kebijakan daerah. 6. POKJA sebagai Forum Koordinasi dan bukan eksekutor, yang akan memberikan rekomendasi dan menggerakkan para pihak di daerah.
II. SEKTOR TRANSPORTASI YANG DILAKSANAKAN PADA TAHUN 2013 INI, SBB : 1. PELATIHAN SMART DRIVING SEBESAR 0,003 CO2eg 2. PENGEMBANGAN BUS RAPID TRANSIT (BRT)/TRANS KAWANUA SEBESAR 0,029 CO2eg 3. ANDALALIN (ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS) SEBESAR 0,082 CO2eg. 4. ATCS SEBESAR 0,066 CO2eg 5. AWAK KENDARAAN UMUM TELADAN (AKUT) SEBESAR 0,003 CO2eg. 7. PELAJAR PELOPOR KESELAMATAN JALAN SEBESAR 0,002 CO2eg. 8. PEREMAJAAN ARMADA ANGKUTAN UMUM 0,021 CO2eg TAHUN 2016.
Presentasi
III. SEKTOR ENERGI KEGIATAN AKSI MITIGASI DILAKUKAN DENGAN PEMNFAATAN ENERGI TERBARUKAN (OFF GRID) DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SOLAR HOME SYSTEM (PLTS SHS) DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA PENERANGAN JALAN UMUM (PLTS PJU). DARI PROPGRAM DAN KEGIATAN TERSEBUT, PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA YANG BERHASIL DICAPAI PADA TAHUN 2011 ADALAH SEBESAR 54,24 TON CO2e DAN PADA TAHUN 2012 ADALAH SEBESAR 84,58 TON CO2e. 13
IV. SEKTOR LIMBAH
Program Mitigasi yang dilakukan dalam menurunkan emisi GRK dari sektor limbah : 1. Minimasi Sampah dengan cara penambahan jumlah TPST 2. Rehabilitasi TPA 3. Penggunaan Jamban Septic Tank dan IPAL Komunal 14
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
71
KEMAJUAN RAD SULAWESI UTARA SEKTOR LIMBAH
SK GUB. TTNG POKJA RAD GRK SULUT PERSIAPAN PELATIHAN INVENTARISASI RAD GRK SULAWESI UTARA MELIBATKAN KABUPATEN/KOTA DAN INSTANSI TERKAIT PROVINSI PENGUMPULAN DATA ANALISIS DATA MENGGUNAKAN WORKSHEET / EXCEL MENDAPATKAN DATA BAU SEKTOR LIMBAH PENYUSUNAN MITIGASI EMISI GRK
KATA AKHIR y KEBERHASILAN PENURUNAN GRK SANGAT TERGANTUNG
DARI KEPASTIAN PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG PEMERINTAH DAN PEMDA, DPRD MAUPUN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN SERTA PENDANAANNYA. y PENGUATAN TIM KOORDINASI DI TK PROPINSI SEBAIKNYA DITUNJANG DG KEBERADAAN TIM KOORDINASI DI TK KAB/KOTA. y RENCANA TARGET CAPAIAN PENURUNAN GRKD TERINTGRASI KEDALAM DOKRENDA. y PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SECARA UMUM MAUPUN TEKNIS DILAKSANAKAN SECARA BERJENJANG DAN SESUAI DENGAN TUGAS DAN FUNGSINYA. 16
72
Presentasi
17
2. Overview dan Lessons Learned dari Pembangunan PSP untuk Monitoring Karbon Hutan pada Kegiatan FCPF Tahun 2012
OVERVIEW DAN LESSONS LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF TAHUN 2012
Disampaikan pada Lokakarya Strategi Monitoring PSP di Tingkat Provinsi Manado, 20-21 Agustus 2013
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN KEHUTANAN
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
73
LATAR BELAKANG
Perubahan iklim Æ berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. Indonesia sebagai negara dengan luas hutan tropis ketiga di dunia Æ berpotensi menjadi negara penyerap emisi karbon. Total emisi Indonesia pada tahun 2006: 1,79 Gt CO2e (termasuk akibat perubahan tutupan lahan dan kebakaran lahan gambut). Lebih dari 60% emisi di Indonesia berasal dari perubahan tutupan lahan dan kebakaran gambut (SNC, 2010). Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional. Perpres No. 61/2011 tentang RAN GRK mengamanatkan Pemerintah Provinsi untuk menyusun RAD GRK. Pentingnya informasi cadangan karbon lokal dalam penyusunan RAD GRK.
LATAR BELAKANG MENGAPA BIOMASA HUTAN SANGAT RELEVAN DGN ISU PERUBAHAN IKLIM ? FOTOSINTESIS
FOTOSINTAT PENYUSUN BIOMASSA SNI 7724 Penggunaan beberapa metodologi untuk pendugaan cadangan karbon hutan (VCS, IPCC GL 2006 dan lain-lain)
74
Presentasi
PENDUGAAN CO2
LATAR BELAKANG y The Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) adalah program yang didanai oleh 18 lembaga donor dan dikoordinasikan oleh World Bank. y FCPF menyusun suatu kerangka dan proses persiapan REDD+ yang dapat membantu negara-negara partisipan FCPF dalam melakukan persiapan REDD+ y Dalam rangka mendukung pelaksanaan REDD+, perhitungan cadangan karbon harus berdasarkan tingkat kerincian yang tinggi untuk meningkatkan akurasi perhitungan. y Pembangunan Petak Ukur WĞƌŵĂŶĞŶͬWĞƌŵĂŶĞŶƚ ^ĂŵƉůŝŶŐ WůŽƚƐ ;PSPs) -- > mengembangkan data cadangan karbon lokal -- > meningkatkan kualitas data regional dan nasional dalam rangka mendukung sistem MRV dalam perhitungan karbon dan emisi.
TUJUAN Membangun PSP di berbagai tipe hutan di tingkat provinsi. Membangun database cadangan karbon untuk setiap tipe hutan di tingkat provinsi. Melakukan monitoring cadangan karbon hutan di tingkat provinsi.
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
75
OUTPUT Terbangunnya PSP untuk monitoring cadangan karbon di tingkat provinsi. Tersedianya database cadangan biomasa dan karbon di 5 ĐĂƌďŽŶƉŽŽůƐ(AGB, BGB, serasah, nekromas, tanah) di tingkat provinsi.
KRITERIA PEMILIHAN LOKASI PSP (1) keamanan (2) aksesibilitas (3) keterwakilan (4) keberlanjutan (5) status kawasan
76
Presentasi
LOKASI PEMBANGUNAN PSP FCPF 1. SUMATERA BARAT
3. SULAWESI UTARA
5. MALUKU
2. SUMATERA SELATAN
4. NTB
JUMLAH DAN TIPE LOKASI PSP (2012) SUMATERA BARAT
ͻ ϭϱW^W ͻ ,ƚ͘ƐĞŬƵŶĚĞƌ͕ĂŐƌŽĨŽƌĞƐƚƌLJ͕ƐĞŵĂŬďĞůƵŬĂƌ͘
SUMATERA SELATAN
ͻ ϭϮW^W ͻ ,ƵƚĂŶĂůĂŵƉƌŝŵĞƌ͕ƐĞŬƵŶĚĞƌ͕ŚƵƚĂŶƌĂŬLJĂƚ͕ ŚƵƚĂŶŐĂŵďƵƚƐĞŬƵŶĚĞƌ͘
SULAWESI UTARA
ͻ ϮϮW^W ͻ ,ƵƚĂŶƉĂŶƚĂŝ͕Śƚ͘ĚĂƚ͘ƚŝŶŐŐŝ͕Śƚ͘ĚĂƚ͘ƌĞŶĚĂŚ͕Śƚ͘ ůƵŵƵƚ͘
NTB
ͻ ϯϯW^W ͻ ,<ŵ͕<,d<ĚĂŶŚƵƚĂŶŵĂŶŐƌŽǀĞ͘
MALUKU
ͻ ϭϮW^W ͻ,ƵƚĂŶĂůĂŵƉƌŝŵĞƌĚĂŶƐĞŬƵŶĚĞƌ͘
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
77
METODE Stratifikasi Lapangan Pembangunan Permanent Sampling Plot (PSP) Pengukuran biomasa 5 pool karbon : 1. Permukaan atas tanah 2. Permukaan bawah tanah 3. Serasah dan Tumbuhan bawah 4. Tanah 5. Kayu mati (nekromas)
20 m
Pembangunan Plot Ukur untuk Inventarisasi Pohon dan Destructive Sampling untuk Beberapa Pohon Terpilih
10 m 20 m 5m 2m 1 m 2 m5 m
10 m
1m
1 m x 1 m = serasah, tumbuhan bawah 2 m x 2 m = semai (DBH < 2,5 cm) 5 m x 5 m = pancang (DBH 2,5 – 9,9 cm) 10 m x 10 m = tiang (DBH 10,0 – 19,9 cm) 20 m x 20 m = pohon (DBH 20,0 cm) = tutupan tajuk yang diukur = garis transek untuk pengukuran kayu mati
20 m
50 m
10 m 20 m 5m 2m 1 m 2 m5 m
10 m
1m
20 m
50 m
10 m 20 m 5m 2m 1 m 2 m5 m 1m
78
Presentasi
10 m
HASIL PEMBANGUNAN PSP SUMATERA BARAT Hutan Nagari Simancuang, Kab. Solok Selatan
SUMATERA BARAT
C stock (tC/ha) 21,26 85,69
Hutan Sekunder muda
198,08
95,59
Hutan Sekunder 1200 mdpl Hutan Sekunder 800 mdpl
139,34
Agroforestri kayu manis Semak belukar/kebun tradisional
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
79
HASIL PEMBANGUNAN PSP SULAWESI UTARA CA Tangkoko-Dua Saudara, KPHP Poigar dan HL Gunung Tumpa
SULAWESI UTARA C stock (tC/ha) 142,72
120,83
Hutan pantai Hutan Dataran Rendah
135,94
153,38
Hutan Pegunungan Hutan Lumut
80
Presentasi
HASIL PEMBANGUNAN PSP NUSA TENGGARA BARAT HKm Santong, Kab. Lombok Utara; KHDTK Rarung, Kab. Lombok Tengah; dan hutan mangrove di Jerowaru, Kab. Lombok Timur
NUSA TENGGARA BARAT
Cadangan Karbon di HKm Santong
Cadangan Karbon di hutan mangrove Jerowaru
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
81
HASIL PEMBANGUNAN PSP MALUKU KPHP Unit IV Kab. Seram Bagian Barat dan KPHL Unit XIV Kota Ambon
MALUKU C stock (tC/ha) 251,806
224,941 185,013
455,573
82
Presentasi
Hutan Primer P. Seram Hutan Sekunder P. Seram Hutan Primer Ambon Hutan Sekunder Ambon
HASIL PEMBANGUNAN PSP SUMATERA SELATAN Kota Pagar Alam, Kab. Empat Lawang, Kab. Banyuasin, Kab. Musi Banyuasin dan PT REKI
SUMATERA SELATAN
Hasil perhitungan yang dilaporkan BELUM SELESAI dan masih merupakan hasil dalam bentuk berat basah biomassa. Masih perlu menyelesaikan perhitungan biomassa kering dan cadangan karbon dari kelima pool karbon
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
83
MONITORING PSP Monitoring PSP tahun 2013 akan dilaksanakan dengan sumber pendanaan dari DIPA Puspijak tahun 2013. Untuk tahun-tahun berikutnya monitoring PSP diharapkan dapat dilaksanakan oleh pihak terkait dengan pengukuran karbon hutan (Dinas Kehutanan, Balai Penelitian Kehutanan, Perguruan Tinggi, BPKH, dll.). Monitoring dan pelaporan PSP pasca FCPF (2015) dilakukan setiap 3 tahun sekali. Laporan hasil monitoring PSP diserahkan kepada para pihak terkait dan Puspijak.
SARAN Perlu adanya pelatihan tentang pengukuran biomasa hutan di tingkat masyarakat. Perlu dilakukan monitoring cadangan karbon hutan secara periodik. Perlu melibatkan pengelola kawasan dan masyarakat sekitarnya. Perlu membangun PSP di kawasan yang belum terwakili ekosistemnya.
84
Presentasi
TANTANGAN Strategi pengelolaan PSP FCPF pasca 2014. Pembiayaan kegiatan monitoring PSP FCPF. pasca 2014 -- > komitmen pihak terkait untuk mengalokasikan anggaran. Rancangan sistem pemantauan karbon hutan FCPF. Harmonisasi sistem pemantauan karbon hutan FCPF dengan tools-tools lain terkait dengan carbon accounting.
TERIMAKASIH
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
85
SISTEMATIKA PELAPORAN
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan
SISTEMATIKA PELAPORAN BAB 2. METODOLOGI BAB 3. KONDISI UMUM PSP A. Deskripsi lokasi dan spesifikasi PSP B. Aksesibilitas dan keamanan C. Tipe ekosistem D. Status kawasan dan kepemilikan E. Kondisi sosekbud masyarakat F. Keberlanjutan Pengelolaan PSP BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ¾ Persamaan alometrik lokal
86
Presentasi
SISTEMATIKA PELAPORAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Biomassa Atas Permukaan B. Perhitungan Biomassa Bawah Permukaan (Nisbah Pucuk Akar) C. Perhitungan Serasah D. Perhitungan Nekromas E. Perhitungan Karbon Organik Tanah F. Perhitungan Total Biomassa BAB 5. PENUTUP
DATABASE PSP : Biomasa atas permukaan
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
87
DATABASE PSP :Biomasa bawah permukaan
DATABASE PSP : Biomasa Nekromas
88
Presentasi
DATABASE PSP : Biomasa Serasah
DATABASE PSP : Biomasa Tanah
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
89
DATABASE PSP : Cadangan karbon 5 pool karbon
3. Program dan Kegiatan Daerah untuk Mencapai Target Penurunan Emisi
PROGRAM DAN KEGIATAN DAERAH UNTUK MENCAPAI TARGET PENURUNAN EMISI PENGALAMAN PEMBANGUNAN PERMANENT SAMPLING PLOT (PSP) DAN RENCANA PENGELOLAAN PSP PASCA 2014 DI PROVINSI SULAWESI UTARA
Oleh : Balai Penelitian Kehutanan Manado
90
Presentasi
LATAR BELAKANG ͻ ŝƚũĞŶWůĂŶŽůŽŐŝ<ĞŵĞŶƚĞƌŝĂŶ<ĞŚƵƚĂŶĂŶ ƉĂĚĂƚĂŚƵŶϮϬϭϬƚĞůĂŚŵĞŶĞŶƚƵŬĂŶ dŝŶŐŬĂƚŵŝƐŝZĞĨĞƌĞŶƐŝ;ZĞĨĞƌĞŶĐĞ ŵŝƐƐŝŽŶ>ĞǀĞů͕Z>Ϳ͕ ͻ ^ƵůĂǁĞƐŝhƚĂƌĂďĞƌĂĚĂƉĂĚĂƵƌƵƚĂŶŬĞͲϮϲ ĚĂƌŝϯϯƉƌŽǀŝŶƐŝĚŝ/ŶĚŽŶĞƐŝĂ͘ ͻ ^ƵůĂǁĞƐŝhƚĂƌĂĚĂƉĂƚďĞƌŬŽŶƚƌŝďƵƐŝĚĂůĂŵ ƉĞŶƵƌƵŶĂŶĞŵŝƐŝƐĞďĞƐĂƌϬ͕ϰϲйĂƚĂƵ ϭϴ͘ϴϵϮ͘ϮϭϲdŽŶKϮĞĚĂƌŝƚŽƚĂůƚĂƌŐĞƚ ƉĞŶƵƌƵŶĂŶĞŵŝƐŝ/ŶĚŽŶĞƐŝĂƐĂŵƉĂŝƚĂŚƵŶ ϮϬϮϬŵĞůĂůƵŝƐŬĞŶĂƌŝŽƵƐŝŶĞƐƐƐhƐƵĂů ĂƚĂƵƚĂŶƉĂĂĚĂƌĞŶĐĂŶĂĂŬƐŝ͘ ͻ WĞƌŵĂƐĂůĂŚŶdĞŬĂŶĂŶƚĞƌŚĂĚĂƉŚƵƚĂŶ ŵĂƐŝŚƚŝŶŐŐŝĚĂŶůĂŚĂŶŬƌŝƚŝƐŵĂƐŝŚĐƵŬƵƉ ůƵĂƐ
PROGRAM DAN KEGIATAN DAERAH UNTUK PENURUNAN EMISI
Pemantapan kawasan konservasi dan Lindung Pembangunan hutan tanaman rakyat, hutan rakyat maupun kegiatan rehabilitasi hutan Menekan laju perusakan hutan dan pengurangan eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan (ecotourism and environmental services), Pengembangan usaha skala kecil (small scale enterprise). Pengembangan energi terbarukan seperti mikrohidro di kawasan penyangga dan desa terpencil.
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
91
3HPDQWDSDQ.DZDVDQ.RQVHUYDVL
.HEHUVDPDDQGDODPSHQJDPDQDQKXWDQ
3HQJHPEDQJDQ+XWDQ7DQDPDQGDQ%LPELQJDQ7HNQLV
(NRWXULVPHGDQLQVHQWLI PLNURKLGURHQHUJL
PEMBANGUNAN PERMANENT SAMPLING PLOT (PSP) 7XMXDQPHQGXNXQJVLVWHP penghitungan dan pelaporan karbon beserta perubahannya yang dapat diverifikasi (Measurable, Reportable and Verifiable) = Stok Karbon Hutan di Provinsi Sulawesi Utara .HUMDVDPDDQWDUD3XVOLWEDQJ 3HUXEDKDQ,NOLPGDQ.HELMDNDQ dengan Balai Penelitian Kehutanan Manado, dalam kerangka Forest Carbon Partnership Facility )&3)
92
Presentasi
LOKASI PERMANENT SAMPLING PLOT HL Gunung Tumpa CA TangkokoDua Saudara
KPHP Poigar
Lokasi, tipe ekosistem hutan dan jumlah plot No 1.
2.
3.
Lokasi KPHP Poigar
CA Tangkoko-Dua Saudara
HL Gunung Tumpa
Ekosistem Hutan
Jumlah Plot
Hutan Dataran Rendah
3
Hutan Pegunungan
3
Hutan Pantai
3
Hutan Dataran Rendah
3
Hutan Pegunungan
3
Hutan Lumut
3
Hutan Dataran Rendah
4
Total
22
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
93
Komponen biomasa yang diukur:
Acuan Pembuatan PSP
ͻ ^E/ϳϳϮϰ͗ϮϬϭϭƚĞŶƚĂŶŐ biomasa atas “Pengukuran dan permukaan (pohon, Penghitungan Cadangan tiang, pancang, semai, Karbon – Pengukuran tumbuhan bawah) Lapangan untuk biomasa bawah Penaksiran Cadangan Karbon Hutan (Ground permukaan (akar) Based Forest Carbon serasah Accounting)” nekromasa (kayu mati)
TAHAPAN KEGIATAN DI LAPANGAN
Pengangkutan patok
Patok yang sudah terpasang
Pengukuran dimensi nekromasa
94
Presentasi
Pengukuran tinggi pohon
Pengukuran diameter pohon
Tanda diameter dan tagging nomor pohon
Pengambilan contoh serasah
Pengukuran tumbuhan bawah
Papan plot
Penimbangan contoh serasah
Pengeringan contoh
Hasil Rekapitulasi Total Biomasa Lokasi dan Tipe Hutan
Atas permukaan* I. CA Tangkoko-Dua Saudara Hutan Pantai 159.20 Hutan Dataran 149.29 Rendah Hutan Dataran 159.27 Tinggi Hutan Lumut 159.09 II. KPHP Poigar Hutan Dataran 150.45 Rendah Hutan Dataran 180.72 Tinggi III. HL Gunung Tumpa Hutan Dataran 344.44 Rendah
Komponen Biomasa Bawah Nekromasa permukaan*
Serasah
Total Biomasa (ton/ha)
58.91
0.094
3.90
222.10
55.24
8.54
5.72
218.79
58.93
7.23
3.48
228.92
58.86
4.44
7.58
229.97
55.66
0.027
5.14
211.27
66.87
0.134
4.00
251.72
127.44
0.0031
3.22
475.10
Keterangan: menggunakan persamaan dari Badan Litbang Kehutanan Total dry weight=0,1728(DBH)2,2234
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
95
Biomassa tiap lokasi ton/Ha 475.1
B i o m a s s a (to n )
500 400 300
224.1
231.4
CA Tangkoko Dua Saudara
KPHP Poigar
200 100 0 HL Gunung Tumpa
Lokasi
Konversi Biomasa
96
CA Tangkoko 386.2 Dua Saudara
224.1
105.3
231.4
108.8
475.1
223.3
398.8 KPH Poigar HL Gunung 818.8 Tumpa
310.2
145.8
534.6 Rata-rata
Biomasa (ton/ha)
Carbon (ton/ha)
Presentasi
CO2 (ton/ha)
Biomasa pertipe hutan (ton/ha) 350 300 250 200 biomasa 150 100 50 0
301.7 240.3
222.1
Hutan Pantai
Hutan Dataran Rendah
230
Hutan Hutan Lumut Dataran Tinggi
Biomasa perkomponen (ton/ha) 200
186.1
150 biomasa 100
68.8
50 2.9
4.7
nekromasa
serasah
0 Atas permukaan
Bawah permukaan
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
97
Biom asa perkom ponen (%) serasah 2% nekromasa 1% Baw ah permukaan 26%
Atas permukaan 71%
Rencana Pasca 2014 Melakukan Pengukuran Meningkatkan pada PSP yang sudah koordinasi dengan para dibangun secara berkala pihak (BPKH, Biro SDA, Dishut, BLH, dan Pengelolaan dan masyarakat) Pemantauan Plot bersama pengelola dan Pertemuan hasil Masyarakat monitoring secara periodik bersama para pihak
98
Presentasi
PENYIAPAN BIBIT TANAMAN UNTUK PERBAIKAN LINGKUNGAN (kerjasama BP DAS dan BPK Manado)
SARI TAULADAN MENANAM
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
99
Menanam untuk dunia dan kehidupan
GEMASTA CEMPABON Sebuah Gerakan Untuk Menanam jenis Jabon dan Cempaka yang merupakan salah satu jenis andalan Propinsi Sulawesi Utara Dicanangkan oleh Bapak Wakil Gubernur Provinsi Sulut Pada Hari Bhakti Rimbawan ke 29 (28-3-2012) Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan lahan kritis, penyediaan bahan baku kayu, peningkatan kesejahteraan mayarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan
100
Presentasi
PARTISIPASI MENANAM PENGUSAHA JEPANG
Kios Informasi Kehutanan di BPK Manado Untuk Masyarakat dan Petani
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
101
Kesimpulan Rata-rata total biomasa per ekosistem: hutan pantai sebesar 222,10 ton/ha, hutan dataran rendah sebesar 301,95 ton/ha, hutan dataran tinggi sebesar 240,32 ton/ha, hutan lumut sebesar 229,97 ton/ha Kendala dan tantangan lebih banyak terkait kondisi lapangan Pemantauan biomasa dalam plot pengukuran perlu dilaksanakan secara berkala untuk mengetahui perubahan biomasa berdasarkan hasil pengukuran awal Pengelolaan dan pemantauan plot melibatkan pengelola kawasan dan masyarakat sekitar
TERIMA KASIH
Marilah kita selamatkan bumi kita dengan meningkatkan peran kehutanan dalam mendukung kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik
102
Presentasi
4. Konsep dan Metode Sistem MRV dalam REDD+
KONSEP DAN METODE SISTEM MRV DALAM REDD+
Disampaikan pada acara Lokakarya Strategi Monitoring PSP Di Tingkat Provinsi Sulawesi Utara 20 Agustus 2013
I WAYAN SUSI DHARMAWAN Email:
[email protected] (Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Badan Litbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan)
PENDAHULUAN KONSEP MRV METODE SISTEM MRV CONTOH REGULASI TERKAIT SISTEM MRV
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
103
PENDAHULUAN M (Monitoring), R (Reporting), V (Verification)
Transparan, konsisten, komparabel, lengkap dan akurat
Salah satu komponen penting pelaksanaan REDD+
BALI ACTION PLAN (1 b ii) Melakukan Aksi Mitigasi Nasional (NAMA) oleh negara berkembang dalam kontek pembangunan berkelanjutan dan didukung oleh alih teknologi, pendanaan dan pembangunan kapasitas yang dapat diukur, dilaporkan dan diverifikasi Kebijakan Nasional Target nasional untuk menurunkan emisi 26% di bawah emisi baseline pada tahun 2020, yang telah dinyatakan oleh Presiden RI. UU32/2009, berkaitan dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan ~ Pemerintah wajib mengorganisir inventarisasi nasional Perpres tentang RAN-GRK Inventarisasi GRK Nasional
104
Presentasi
dan
Penyelenggaraan
Apa yang harus dilakukan Indonesia??
AKSI MITIGASI YANG DILAKUKAN OLEH NEGARA NONANNEX I,TERMASUK LAPORAN INVENTORI GRK HARUS DIKOMUNIKASIKAN MELALUI LAPORAN NASIONAL (NATIONAL COMMUNICATION), SETIAP 2 TAHUN SEKALI BERDASARKAN KEPUTUSAN COP
AKSI PENGURANGAN EMISI SUATU NEGARA HARUS: MEASURABLE (DAPAT DIUKUR), REPORTABLE (DILAPORKAN SECARA TRANSPARAN) DAN VERIFIABLE (DAPAT DIVERIFIKASI)
ARAHAN PRESIDEN: INDONESIA HARUS SIAP DENGAN MRV SESUAI STANDAR INTERNASIONAL
KONSEP MRV Proses koleksi data, penyediaan data dasar. Data berasal dari pengukuran lapangan, data dari Monitodeteksi dengan remote sensing ring
Reporting
Verification
Proses pelaporan secara formal hasil penilaian kepada UNFCCC (format sesuai dengan standar yang telah dibuat oleh IPCC Guidelines and GPG). Proses verifikasi formal terhadap laporan-laporan hasil.
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
105
Monitoring
Reporting
Verification
POHON
KAYU MATI
TUMBUHAN BAWAH
POOL KARBON
SERASAH DAN TANAH
106
Presentasi
AKAR POHON
Kategorisasi Penggunaan Lahan Menurut IPCC Hutan Primer LK Hutan Primer Gambut Hutan Primer Mangrove
Lahan Hutan (Forest Land)
Hutan Skunder LK Hutan Skunder Gambut Hutan Skunder Mangrove
Terdegradasi Berat Terdegradasi Sedang Terdegradasi Ringan
HTI lahan Kering (LK) HTI Lahan Gambut
Lahan Pertanian (Crop land) Lahan Semak/Alang2 (Grassland) Lahan Basah (Wetland) Lahan Pemukiman (Settelement) Lahan Lainnya (Other Lands)
Pertanian semusim LK Pertanian semusim Gambut
Sawah Pertanian campuran
Tanaman tahunan LK Tanaman tahunan gambut
Agroforestri Multitrata Monokultur
Semak Belukar Belukar rawa gambut Padang alang-alang Danau, badan air sungai, rawa, dam
Kolam ikan, Embung kecil
HTI Jati HTI Sengon HTI Lainnya
AF berbasis karet AF berbasis Damar AF berbasis buah2an Kebun Sawit Kebun Karet Kebun Kopi Kebun Coklat Kebun Teh
Pemukiman, perumahan,^ĂŵƉĂŝƉĂĚĂƚŝŶŐŬĂƚĂƉĂŬŝƚĂĚĂƉĂƚŵĞŶŐƵŬƵƌ perkampungan
Padang pasir Bebatuan Lahan kosong
ƉĞƌƵďĂŚĂŶůƵĂƐĂŶƚĂƌŬĂƚĞŐŽƌŝůĂŚĂŶĚĂŶ ƉĞŶŐƵŬƵƌĂŶƐƚŽŬŬĂƌďŽŶ͕ĨĂŬƚŽƌĞŵŝƐŝĚĂŶƐĞƌĂƉĂŶ ŽůĞŚďĞƌďĂŐĂŝũĞŶŝƐƚƵƚƵƉĂŶůĂŚĂŶƉĂĚĂďĞƌďĂŐĂŝ dĞƌŵĂƐƵŬƉĞŶŐƵŬƵƌĂŶĚĂŶƉĞŵĂŶƚĂƵĂŶ ƐŝƐƚĞŵƉĞŶŐĞůŽůĂĂŶŚƵƚĂŶĚĂŶůĂŚĂŶ;ƉĞŵƵƉƵŬĂŶ͕ ƐŝƐƚĞŵƉĞŶŐĞůŽůĂĂŶůĂŚĂŶΘŚƵƚĂŶ ƉĞŶŐŽůĂĂŶĂŝƌŝƌŝŐĂƐŝ͕ƉŽůĂƚĂŶĂŵ͕ůŝŵŝŶŐ͕ ƉĞŵďƵŬĂĂŶůĂŚĂŶĚůůͿ͍͍͍
Penghitungan secara nasional dengan implementasi di sub nasional (provinsi/kabupaten/unit manajemen dengan penggabungan) Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
107
Contoh tabulasi format pelaporan hasil perhitungan emisi dengan menggunakan IPCC GL 2006 dari kehutanan dan perubahan lahan (LULUCF) untuk lahan hutan dan lahan pertanian
Verifikasi
108
Untuk memastikan berapa besar penurunan emisi sesuai hasil, terukur, transparan, dan konsisten sepanjang waktu.
Dasar penetapan referensi emisi level (REL).
Metode pengukuran yang digunakan.
Memastikan ada/tidaknya pengalihan emisi (displacement of activities/emissions).
Memastikan konsistensi dengan persyaratan di bawah UNFCCC.
Memastikan tercapainya transparansi dan keadilan dalam pembagian insentif kegiatan REDD+.
Presentasi
BAGAIMANA PELAKSANAAN MRV PENGURANGAN EMISI KEHUTANAN BADAN LITBANG
BPDAS
DUKUNGAN TEKNIS SAINTIFIK
1A
(2)
BP2HP
BUK
(2) (2)
BPDAS&PS
1A BTN/BK SDA
PHKA
(3) (1A) Pengukuran, monitoring dan PLANOLOGI pelaporan kegiatan (1B) Pengukuran-monitoring dan pelaporan perubahan tutupan hutan (data remote sensing) (2) Verifikasi intern dan pelaporan KORNAS (3) Verifikasi (perubahan tutupan hutan (KLH) dan stok karbon) dan pelaporan (4) Kemenhut ke KORNAS (4) Verifikasi data seluruh sektor dan pelaporan ke SET UNFCCC (5) Review tingkat global
BPKH
1B
(COP) SET UNFCCC
(5)
Apa yang Perlu Dilakukan?? y y y
y y
y
Penetapan REL/RL pada tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota Penyusunan PERDA untuk inventarisasi GRK Penetapan Lembaga Daerah yang bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan Inventarisasi GRK Pedoman/Panduan untuk pengumpulan data aktivitas, faktor emisi dan perhitungan emisi dan serapan karbon Pelaksanaan kegiatan Training baik dalam pengumpulan data dan MRV maupun penetapan REL/RL pada tingkat tapak dan perhitungan emisi dan serapan karbon Rencana perbaikan sistem MRV dan inventarisasi GRK ke depan
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
109
METODE SISTEM MRV Sistem MRV Nasional/Sub Nasional hendaknya dapat menjembatani gap antara ketersediaan citra satelit remote sensing dengan data inventori masa lampau Kombinasi remote sensing (TUTUPAN HUTAN) dan inventori lapangan (DATA BIOMASSA) >>>> DUKUNGAN DATA DARI PSP Metode yang dipilih dalam Monitoring (M) tergantung pada “Biaya dan Akses Kemudahan dalam Mendapatkan Citra Satelit Resolusi Tinggi”. Menentukan tingkat Tier/kedetilan monitoring Tier 3: Metode paling rinci (faktor emisi/serapan lokal, modeling dan sampling)
China Brazil Earth Resources Satellite/ CBERS
Tier 2: metoda yang digunakan lebih detail – Digunakan persamaan yang sedikit lebih kompleks [Sumber: Worksheet IPCC Guidelines, 2006] – Pengukuran langsung data emisi – Metode lebih rinci (faktor emisi lokal/serapan lokal)
Tier 1: menggunakan persamaan dasar (basic equation) dan default EF (yang disediakan dalam IPCC Guideline)
110
Presentasi
Tingkat Tier/kedetilan metode Monitoring (M) akan sangat menentukan bentuk Reporting/Pelaporan (R) dan Verification/Verifikasi (V)
Menentukan tingkat akurasi, reliabilitas dan validitas data pemantauan emisi/serapan sektor LULUCF
Beberapa Metode Monitoring yang telah dikembangkan
Tingkat Internasional: IPCC GL 2006 Voluntary Carbon Standard (VCS)
Tingkat Nasional: SNI 7645:2010 >> Klasifikasi Penutup Lahan SNI 7724:2011 >> Pengukuran Karbon Lapangan
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
111
CONTOH REGULASI TERKAIT SISTEM MRV MRV DALAM PENGUSAHAAN HUTAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA
PERATURAN DITJEN BPK NO.3/2010 TENTANG SISTEM MRV PADA PENGUSAHAAN HUTAN
Measurement Di Hutan Tanaman Inventori Hutan (homogenous, even age): Umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%; Umur setengah daur: sampling intensity 0,5%; Umur tebang: samplin g intensity 1%; INVENTORI REMOTE SENSING Peta digital Forrmat: 6KDSHILOH(.VKS) geographic latitudelongitude coordinates a) area dan nomor blok, b) blok dan pusat koordinat, c) jenis tanaman yang ditanam d) tahun penanaman, dan e) persentase tumbuh tanaman
112
Presentasi
Measurement di Hutan Alam Inventori Hutan: Pada umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%; Pada umur setengah daur: sampling intensity 0,5%; Pada umur tebang: sampling intensity 1%; Pada tebang pilih tanam jalur (TPTJ) : Pada umur 1 tahun: sampling intensity 0,2%; Pada umur setengah daur: sampling intensity 0,5% ; Pada umur tebang: WLPEHUFUXLVLQJ; Peta digital
Measurement dalam Pemanenan Peta dan tabel isian: blok , volume kayu dan jenis tanaman Disupervisi oleh lembaga kehutanan bersertifikat dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, pemanenan hutan dan timber cruising Timber grading dapat diupload dalam www.puhh.dephut.go.id or www.puhh.dephut.net.
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
113
Reporting
Up date setiap tahun
Data dapat diakses oleh publik
Bantuan teknis tersedia untuk para pengusaha pemanfaatan hutan
Verifikasi
Dilakukan oleh lembaga bersertifikat dalam SFM, perencanaan dan pengelolaan hutan
Dalam hal lembaga bersertifikat tidak ada, verifikasi dapat dilakukan oleh lembaga independen yang terakreditasi
Verifikasi disampaikan kepada Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan
114
Presentasi
Terima kasih atas perhatiannya……………
5. Inventarisasi Hutan di Klaster TSP/PSP INVENTARISASI HUTAN DI KLASTER TSP/PSP 1992-2014
Dr. Ernawati, M.Sc Menado, 20 Agustus 2013 Subdit Inventarisasi Hutan, Direktorat IPSDH Ditjend Planologi
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
115
Proses data tsp psp (saat ini) Pengukuran terestrial (TSP/PSP) Validasi data
Analysa data Verifikasi data
1. 2. 3. 4.
116
Perolehan data: Data potensi hutan Data biomassa hutan; Data karbon stok hutan; Data ekosistem; dll
Presentasi
Checking: 1. Format data 2. Informasi klaster
Cross check: 1. Kebenaran data sesuai dengan referensi lainnya; 2. Kebenaran data dng penggunaan lainnya (citra, landsat, alos, dll)
Langkah Verifikasi dan Validasi Hasil Inventarisasi Hutan
Peta lokasi dan Peta penutupan lahan
Cek jumlah klaster/plot yang diukur bandingkan dengan luasan
Cek pengukuran di lapangan (sesuai??)
Peta kerja (termasuk mencapai lokasi)
Cek hasil inventarisasi hutan
Cek pembagian petak (sesuai dengan methode klaster?
Cek lokasi klaster di atas peta (peta induk Klaster)
Cek Nilai potensi kayu
Cek pengukuran kayu di bawah diameter 20 cm
Cek teknik pengambilan sample (sistematik, jalur, stratifikasi)
Cek Jenis dan diameter kayu yang diukur
Cek informasi lainnya (tanah, iklim, topografi dll)
Teknik inventa risasi hutan
Jumlah TSP/PSP di Kawasan Hutan Indonesia BPKH
2011
2012
2013
2014
I. Medan
10
30
20
28
II. Palembang
15
32
39
32
III. Pontianak
35
63
62
50
IV. Samarinda
30
60
65
60
V. Banjarbaru
22
25
25
10
VI. Manado
23
59
26
25
VII. Makassar
30
45
45
20
VIII. Denpasar
22
25
39
15
IX. Ambon
22
27
24
25
X. Jayapura
10
44
60
50
XI. Jogyakarta
10
29
35
35
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
117
Jumlah TSP/PSP di Kawasan Hutan Indonesia (Klaster) BPKH
2011
2012
2013
2014
XII. Tj. Pinang
15
33
30
10
XIII. Pk. Pinang
0
9
20
20
XIV. Kupang
16
32
35
35
XV. Gorontalo
5
22
22
7
XVI. Palu
4
31
35
35
XVII. Manokwari
8
59
32
37
XVIII. Aceh
-
-
-
10
X1X. Riau
-
-
-
30
XX. Lampung
-
-
-
15
XXI. Plk.raya
-
-
-
30
XXII. Kendari
-
-
-
20
Enumerasi TSP-PSP Tahun 19901996 No.
Provinsi
Jumlah klaster
N Awal V Awal N Akhir V Akhir 20 Cm 50 Cm 20 Cm 50 Cm 20 Cm 50 Cm 60 Cm 20 Cm 50 Cm 60 Cm up up up up up up up up up up
1Sulawesi Utara
12 108,30
26,70 178,30 114,30 138,18
29,27
16,82 185,43 110,61
84,77
2Maluku Utara
21 175,95
24,86 167,62 104,20 103,80
23,40
13,90 157,70
71,50
15
17,30 105,60
54,40
55,33
7,00
47,09
22,43
16,19
4Sulawesi Barat
29 149,24
15,07
51,91
93,55
14,09
7,76 104,85
53,51
38,88
5Sulawesi Tengah
42 116,50
21,50 159,70
88,30 101,15
21,10
11,48 143,28
82,59
61,05
6Sulawesi Tenggara
44 136,40
15,50 132,20
52,90
76,96
15,79
8,70 111,95
65,76
49,85
25,00 181,54 122,56 112,40
21,00
11,80 180,20 111,40
88,00
Sulawesi Utara & Maluku Utara
Presentasi
91,80
9 172,78
97,93
2,67
94,80
3Sulawesi Selatan
7Gorontalo
118
Re-enumerasi PSP Tahun 1996-2009
WĞŶƵƚƵƉĂŶ>ĂŚĂŶWƌŽǀŝŶƐŝ^ƵůĂǁĞƐŝhƚĂƌĂdĂŚƵŶϮϬϭϮ ;ŚLJƉĞƌůŝŶŬĚĞŶŐĂŶ WŽůLJŐŽŶW>ϮϬϭϮͲ^h>hdͿ WĞŶƵƚƵƉĂŶ>ĂŚĂŶ
>ƵĂƐ;ŚĂͿ
Hutan Lahan Kering Primer
300.146,24
Hutan Lahan Kering Sekunder
578.750,30
Hutan Mangrove Primer
10.670,22
Semak Belukar
53.754,09
Perkebunan
2.161,57
Pemukiman
22.918,77
Lahan Terbuka
11.301,81
Tubuh Air
8.546,08
Hutan Mangrove Sekunder
1.953,77
Semak Belukar Rawa
423,06
Pertanian Lahan Kering
272.218,91
Pertanian Lahan Kering Campur
468.135,80
Sawah
46.900,17
Tambak
542,39
Transmigrasi
269,07
Pertambangan
356,75
Rawa >ƵĂƐƚŽƚĂů
39,28 ϭ͘ϳϳϵ͘Ϭϴϴ͕Ϯϲ
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
119
Langkah ke depan
Nasional (Dit IPSDH)
PORTAL DATA
Melaksanakan analysa potensi tegakan, biomassa, carbon dan ekosistem tingkat nasional
USERS
1. Melaksanakan IH 2. Melaksanakan entry data 3. Melaksanakan analysa potensi tegakan,bimassa, ekosistem, carbon provinsi
Tingkat BPKH
Tahapan Pelaksanaan Pembuatan Peta Potensi dan Peta Biomassa Persiapan dan Pengumpulan Data Hasil Inventarisasi Tegakan
Citra
Pengkonversian Nilai Dijital
Perhitungan Volume dan
Biomassa
Nilai backscatter/reflektansi
Dimensi Tegakan dan Nilai Biomassa Overlay Data
Analisis Statistik dan Penyusunan Model Pendugaan Potensi dan Biomassa Model Terbaik
120
Presentasi
Perhitungan Overall Accuracy dan Kappa Accuracy
Pembuatan Peta Sebaran potensi dan Biomassa
Selesai
Sustainable Forest Management Neraca Sumberdaya Hutan
Manajemen Hutan yang baik
Pemantapan kawasan Manajemen pengelolaan Metode Silvikultur
Regulasi dan Pemikiran Pro Lestari
Sustainable Forest Manajemen
REDD+ GRK Moratorium Jasa Lingkungan Upaya minimalisasi degradasi dan deforestasi
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
121
Kelengkapan REDD++
Reference Emission Level (REL)
Safeguards
Monitoring & MRV
Institution
Benefit Distribution System (BDS)
REDD++
Foto fish eye
Policy
foto kamera biasa
HUTAN ALAM DI PROP RIAU
122
Presentasi
Foto Fish eye
Foto kamera biasa
y Hutan tanaman akasia
7HULPD .DVLK
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
123
6. Potensi Penyelarasan INCAS dan NFMS serta Perannya terhadap Sistem Monitoring Pelaporan Emisi di Tingkat Provinsi
Potensi penyelarasan INCAS dan NFMS serta perannya terhadap sistem monitoring pelaporan emisi di tingkat propinsi Haruni Krisnawati FORDA/IAFCP
[email protected] Disampaikan pada Lokakarya Strategi Monitoring PSP di Tingkat Provinsi Manado, 20 Agustus 2013
Apa itu INCAS?
INCAS (Indonesian National Carbon Accounting System): sistem perhitungan karbon yang didisain untuk Mengukur (Measured (M)) emisi dari lahan hutan di Indonesia pada skala nasional (wall-to-wall coverage) secara periodik (annual basis)
124
Tergantung tujuannya, hasil pengukuran/perhitungan emisi dapat dilaporkan (Reported (R)) untuk keperluan: Ͳ
Nasional/domestik – mendukung kebijakan pemerintah, implementasi dan pemantauan; dan/atau;
Ͳ
Internasional – eg. UNFCCC, REDD+, pasar karbon/komitmen penurunan emisi.
Hasil pelaporan tingkat emisi selanjutnya dapat diverifikasi (Verified (V)) seberapa besar kredibilitasnya
Presentasi
Formula dasar Perhitungan emisi - IPCC INCAS mengembangkan perhitungan karbon nasional dengan memonitor perubahan luas hutan dan perubahan stok karbon hutan (dari perubahan penggunaan lahan dan aktifitas manajemen)
Activity data
X
Satellite land monitoring system
=
Changes in Forest Area (land uses and management activities)
Net emission
Emission factor Changes in Carbon stocks (land uses and management activities) Forest inventory/Field measurement
CO2-eq
GHG inventory
INCAS dikembangkan mengikuti panduan praktis internasional untuk perhitungan karbon dari sektor berbasis lahan dan dengan fleksibilitas yang cukup untuk memenuhi persyaratan berbagai pelaporan emisi tahunan Indonesia
INCAS didisain berdasarkan pada empat modul informasi utama (A, B, C, D), dan satu modul (E) yang mengintegrasikan semua data untuk mengkuantifikasi emisi A Klasifikasi biomassa
Analisis perubahan tutupan lahan
Classification of forests into groups (biomass classes) that best explain the variation of biomass in undisturbed forest condition
E C
Klasifikasi tingkat gangguan hutan Mapping forest disturbance classes at known date Ͳ Minimal disturbance Ͳ Moderate disturbance Ͳ Heavy disturbance
B
Annual timeͲseries defining areas of:
ƒ
Deforestation (permanent loss of forest cover)
Degradation (forest clearance and regeneration or partial removal) Carbon Accounting and Reporting Model
Pendugaan stok karbon
D
Carbon stock estimates for each biomass class (incl. growth/loss rate): Aboveground biomass Belowground biomass Litter Debris Soil
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
125
Data yang digunakan
Satellite/RS data
Forest Inventories or permanent forest monitoring sites
Climate and geophysical data
Land cover change data
Ground based data
Analysis to produce time series forest extent and change
Accounts for variation in climate and soil type (etc)
Climate data
Management databases
Carbon Accounting and Reporting Model
Types of management regimes & resultant impact of change on carbon emissions and removals
Soil d includ peatla
Biomass and Growth data
Carbon Accounting & Reporting Model Internationally reviewed carbon accounting model
A
B C
Annual Land Cover Change Disturbance
Biomass Class
Calibrate to Indonesian conditions
E
Map change in forest area for each year by biomass class
Indonesian Carbon Accounting and Reporting Model (ICARM) Develop ICARM scenarios Run & check ICARM scenarios
ICARM output C stock change by biomass class
Area change by biomass class by year
INCAS output C stock change by year
126
Presentasi
C-stock Estimates
D
Perubahan tutupan lahan Change t5 to t6
Change t4 to t5
Manajemen hutan Ͳ Ͳ Ͳ
Burning/use of fire Silvicultural practice Residue management
Wood density Allometrics Carbon content Decomposition rate Wood product lifeͲcycle analysis
Species characteristics
Method of clearing
Change t3 to t4 Location, area, time of clearing, history
Change t2 to t3
Data pendukung Ͳ Ͳ Ͳ Ͳ Ͳ
Kelas biomassa
Carbon model operation
Biomass at the time of clearing
Pertumbuhan hutan
Type of forest cleared
Tipe hutan
Change Changet1t1totot2t2
Progress to date Collation and review of existing information on biomass /carbon stocks resulting in: ± development of a database of site information, site biomass data, allometric equations and identification of data gaps ± development of a webͲbased interface Annual land cover change analysis has been completed for Kalimantan, Sumatra, Papua and nearly Sulawesi, showing landͲcover change through time for the period 2000Ͳ09 Ͳ Aim to complete national level, ‘wallͲtoͲwall’, processing from 2000 to the present day (year) Development of the Pilot System over Kalimantan Development of the biomass class and map – key input to pilot system Integration of annual land cover change analysis and biomass class Early estimates of annual gain and loss by biomass class Early estimates of annual emissions and removals Training workshops on the use of carbon models – incorporating management scenarios to generate a full account for carbon emissions
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
127
Analisis perubahan tutupan lahan tahunan Forest in 2000 Clearing in 2000-2001 Clearing in 2001-2002 Clearing in 2002-2003 Clearing in 2003-2004 Clearing in 2004-2005 Clearing in 2005-2006 Clearing in 2006-2007 Clearing in 2007-2008 Clearing in 2008-2009 Replanting in 2000-2001 Replanting in 2001-2002 Replanting in 2002-2003 Replanting in 2003-2004 Replanting in 2004-2005 Replanting in 2005-2006 Replanting in 2006-2007 Replanting in 2007-2008 Replanting in 2008-2009 Multiple Changes Non Forest Lake
128
Presentasi
Klasifikasi dan pemetaan biomassa
AG Biomass Gain and Loss for Kalimantan (2000-2009) by Biomass Class
Estimasi awal emisi dan serapan tahunan emisi
serapan
(CO2 Mt)
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
129
NFMS (National Forest Monitoring System)
Source: DG of Forest Planning, 2012
Potensi INCAS
130
Komponen utama sistem MRV untuk REDD+ Memonitor perubahan tahunan emisi dan serapan dari sektor berbasis lahan Mengkuantifikasi dampak praktekͲpraktek penggunaan lahan dan hutan di Indonesia terhadap stok karbon, emisi dan serapan Memberikan dasar (secara ilmiah dan teknis) dalam penyusunan kebijakan dan mempromosikan kepentiangan Indonesia dalam forum international Memberikan input yang diperlukan untuk menyusunan skenario tingkat emisi acuan (REL/RL) yang dapat dipercaya Didisain untuk menghasilkan output yang diperlukan untuk pelaporan emisi GRK secara nasional dengan implementasi subͲnasional Mendukung Sistem Pemantauan Hutan Nasional (National Forest Monitoring System (NFMS)) dalam membuat kebijakan bagaimana mengelola emisi GRK dari hutan dan mengelola hutan Indonesia dengan baik
Presentasi
Terima kasih
7. Strategi Monitoring PSP dan Peluang Pengintegrasian Kegiatan dengan PSP Lain di Provinsi Sulawesi Utara
KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN
BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VI
Manado, 20 Agustus 2013
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
131
,6, I. PENDAHULUAN II. DASAR-DASAR III. PELAKSANAAN PERMANENT SAMPLE PLOT IV. STRATEGI MONITORING DAN PENGINTEGRASIAN PSP V. PENUTUP
2
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. UU No. 41 Th. 1999, ttg Kehutanan :
Karunia dan amanah Tuhan YME Kekayaan yg dikuasai negara Berguna bagi manusia wajib di syukuri & diurus, dimanfaatkan secara optimal Dijaga kelestariannya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat generasi sekarang & nanti
2. Pasal 4 ayat 2 “wewenang mengurus” adalah pemerintah pengurus hutan meliputi :
Perencanaan Kehutanan Pengelolaan Hutan Litbangdiklatluh kehutanan Pengawasan
Inven. Hutan NFI (Sejak Th. 1989) Pengukuhan Kawasan Hutan Penatagunaan Kawasan Hutan Pembentukan Wil. Pengelolaan Hutan Penyusunan Rencana Kehutanan
3
132
Presentasi
II. DASAR - DASAR A.
Umum
B. Teknis
1.
UU No. 41 Th. 1999 ttg Kehutanan
2.
Permenhut No. P. 57/MenhutII/2007 tgl 14 Sep. 2010 ttg Penyelenggaraan Inven. Hutan
1. Juknis Enumersi TSP/PSP (Pusat Inven. Dan Perpetaan Kehutanan, Baplan Kehutanan Dephut. Jakarta, 2007).
3.
Permenhut No. P. 42/Menhut-II/ 2010 tgl 14 Sep. 2010 ttg Sistem Perencanaan Kehutanan
4.
Permenhut No. P. 16/MenhutII/2013 tgl 26 Peb. 2013 ttg Perubahan ketiga atas Kepmenhut No. : 6188/Kpts-II/2002 ttg Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantapan Kawasan Hutan
2. Srt Kapus Inven. Dan Perpetaan Kehutanan No. S. 547/VII/Pusin-2/2007 tgl 19 Sep. 2007 hal Peta Redesign TSP/PSP Prov. Sulut.
4
III. PELAKSANAAN PERMANENT SAMPLE PLOT (PSP) A. Desain TSP/PSP 1. Desain TSP
Tujuan TSP ǡ ǡ Ǥ
5
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
133
2. Desain PSP
Kegunaan PSP (4-5 tahun) ǡ Ǥ
Ket : = Galian Sudut = Patok Besi 6
3. Desain PSP
Record Unit (RU) 25 m
Bentuk PSP (BPKH)
20 m
Bentuk PSP (BPK)
7
134
Presentasi
B. Sebaran PSP Catatan : 1. Srt Kapus Inven. Dan Perpetaan Kehutanan No. S. 547/VII/Pusin2/2007 tgl 19 Sep. 2007 hal Peta Redesign TSP/PSP Prov. Sulut. 2. Jumlah 39 Klaster : ¾ Yang lama 9 Klaster ¾ Yang baru 30 Klaster
8
Rincian sebaran PSP pd tiap Kab. Di Prov. Sulut No
Kab/Kota
Jml Klaster
No
Kab/Kota
Jml Klaster
1
Bolmong
11
9
Tomohon
1
2
Bomut
7
10
Minsel
-
3
Bolsel
9
11
Mitra
-
4
Boltim
5
12
Sangihe
-
5
Minahasa
1
13
Sitaro
-
6
Minut
3
14
Manado
-
7
Kep. Talaud
1
8
Bitung
1
Jumlah
39
9
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
135
IV. STRATEGI MONITORING DAN PENGINTEGRASIAN PSP No
Uraian
Planologi
Litbang
1
Kondisi
IHN : Enumerasi (20 x 20 Km) Re – Enumerasi Redesign (10 x 10 Km)
Tipe ekosistem : Pantai, dtran rndh, dtrn tinggi dan lumut
2
Metode
Sistematis
Stratifikasi – purposive random sampling
3
Ukuran Sampel
Pohon (sensus) 100 x 100 m Tiang rad. 5 m dr pusat RU/plot Pancang rad. 2 m dr pusat RU/plot Semai rad. 1 m dr pst RU/plot Rotan (ank rad. 5 , rad 10 dws)
4
Parameter
Pohon ( Ø dbh, Tbbc dan TT, jenis) Tiang (Ø dbh, jenis) Pancang (jml, jenis ) Semai (jml, jenis ) Rotan, ank (jml,jenis). Dws (pjg, jml,jenis)
5
Periode
4-5 tahun
Tiap tahun
6
Output
Riap, vol
Basis data cadangan carbon & perubahanya
Pohon 20 x 20 m Tiang 10 x 10 m Pancang 5 x 5 m Semai, tbh bw & serasah 1 x 1 m Nekromasa 10 x 20 m ( ky mati & phn mt) Pohon (Ø dbh & jenis, Tinggi) Tiang (Ø dbh, jenis, Tinggi) Pancang (dbh, jenis, Tinggi) Semai ,tbh bw & serasa (berat) Kyu mati (dbh, ujng & pngkl) Akar
10
PENGINTEGRASIAN PSP :
PERSIAPAN
SAMPLE, WAKTU
PELKSANAAN
TIM/REGU
PENGOLAHAN
SHARE DATA TK. POHON
11
136
Presentasi
V. PENUTUP 1.
Degradasi Hutan
2.
Pengintegrasian pelaks. PSP mrpkn upya postf (serius & komitmen dr brbgai pihak
3.
14 Klaster (1989)
9 Klaster (2013)
Singkronisasi data
Pengintegrasian pelaks. PSP perlu dukungan regulasi
tdk
tumpang tindih tugas dan kewenangan
12
TERIMA KASIH 13
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
137
8. Peran dan Tanggung Jawab para Pihak pada Tingkat Provinsi untuk Pelaksanaan Sistem Monitoring Karbon Hutan
3HUDQ GDQ 7DQJJXQJ -DZDE 3DUD3LKDN SDGD 7LQJNDW3URSLQVL XQWXN 3HODNVDQDDQ 6LVWHP 0RQLWRULQJ.DUERQ +XWDQ Johny S. Tasirin
Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Sam Ratulangi, Manado.
LOKAKARYA STRATEGI MONITORING PERMANENT SAMPLING PLOTS DI TINGKAT PROPINSI Balai Penelitian Kehutanan Manado Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim Badan Litbang Kehutanan Kementerian Kehutanan MANADO 20-21 Agustus 2013 Sunset di Teluk Manado © JohnTasirin 2012
Kebijakan dalam menanghapi climate change Mitigasi dan Adaptasi
Adaptasi: 0HQ\HVXDLNDQ GHQJDQ SHUXEDKDQ Mitigasi: 0HQFHJDK DWDX PHQJKHQWLNDQ SHUXEDKDQ LNOLP
Sunset di Teluk Manado © JohnTasirin 2012
138
Presentasi
Sunset di Teluk Manado © JohnTasirin 2012
Adaptasi Sumber-sumber air dan pengelolaannya PHQJKLQGDUL ULVLNR DNLEDW NHWLGDNSDVWLDQ KLGURORJL Ekosistems 0HQFHJDK NHSXQDKDQ WXPEXKDQ GDQ VDWZD 0HQFHJDK SHUXEDKDQ VWUXNWXU GDQ IXQJVL HNRVLVWHP 0HQFHJDK PHQJKLODQJQ\D MDVD HNRVLVWHP Pangan, sandang dan produk kehutanan 0HQJDQWLVLSDVL SHQJXEDKDQ NXOWLYDU GDQ ZDNWX WDQDP Daerah pantai dan pesisir 0HQLQJNDWNDQ NDSDVLWDV DGDSWDVL Industri dan settlement .HVLDJDDQ EHQFDQD WHUXWDPD GL GDHUDK SDQWDL GDQ PHGDQ EDQMLU 3HQLQJNDWDQ NDSDVLWDV EDJL LQGXVWUL \DQJVHQVLWLI WHUKDGDS LNOLP Kesehatan Masyarakat 0HQJDQWLVLSDVL SHUXEDKDQ GLVWULEXVL SHQ\DNLW
Sunset di Teluk Manado © JohnTasirin 2012
Mitigasi 0HQDQJNDS NDUERQ GDQ *DV5XPDK .DFD ODLQQ\D 3HQJKXWDQDQ 3URGXNVL ELRORJL EHUZDZDVDQ OLQJNXQJDQ ODXW GDQ GDUDW 0HPHOLKDUD NHDQHNDDQ KD\DWL ODXW GDQ GDUDW
0HQJXUDQJL HPLVL +HPDW HQHUJL 0HQLQJNDWNDQ HILVLHQVL
0HQJHPEDQJNDQ HQHUJL DOWHUQDWLI %LRIXHO (QHUJL 6XU\D
0HQJXEDK JD\D KLGXS 3URGXNWLI GDQ HILVLHQ
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
139
Emisi global GHG sektoral. 6XPEHU81(3
Skema pengamatan hutan untuk akumulasi karbon
Tipe Vegetasi Tumbuhan Lantai Hutan Konsumer primer (herbifora)
Kehutanan
Satwa Konsumer sekunder (karnifora) Variasi Musim Dekomposisi Elevasi Variasi Ekosistem
140
Presentasi
Karakteristik bentangan Sulawesi Utara (Laboratorium untuk Studi Global) Keanekaragaman hayati dengan tingkat keunikan yang tinggi Variasi ekosistem yang kompleks Keunikan geologis dengan tanah dalam pengaruh vulkanik Tingkat alterasi lahan tinggi Potensi restorasi alami tinggi
Pohon
Standing Biomass
Lantai Hutan
3UHGLFWLYH7UHQGLQJ &DUERQ%DODQFH
Konsumer primer (herbifora)
(FRV\VWHP&RQWULEXWLRQ
Konsumer sekunder (karnifora) Variasi Musim
Carbon Equivalent
Elevasi
Net Carbon Equivalent
Variasi Ekosistem
Organisme Ekosistem
Serasah Debris Sosial
Perguruan Tinggi Badan/Balai Penelitian Dinas Kehutanan BKSDA Taman Nasional BPKH BPDAS Lingkungan Hidup Bappeda
Akumulasi Biomasa /DMX 'HNRPSRVLVL 1HUDFD .DUERQ Sinkronisasi Data Diseminasi Hasil
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
141
Terima kasih
Sunset di Teluk Manado © JohnTasirin 2012
142
Presentasi
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
143
Lampiran 3. Notulensi Diskusi
KELOMPOK I: Strategi Pengelolaan PSP di Tingkat Provinsi 1. Bagaimana persepsi para pihak tentang keberadaan PSP? a. Umumnya persepsi para pihak masih relatif rendah b. Perlu ada pengenalan/ sosialisasi lebih lanjut mengenai PSP dan signifikansinya bagi daerah 2. Instansi mana saja yg membutuhkan PSP? a. BPKH b. BPK c. BLH d. BAPPEDA e. Pengelola hutan pihak swasta f. Pemerintah provinsi,kabupaten & kota g. Perguruan tinggi h. Agrokompleks i. Klimatologi j. dll 3. Siapa yang akan menjadi lead/bertanggung jawab sebagai koordinator atas pengelolaan PSP? a. BAPPEDA dan BPKH b. BPKH adalah pihak yang memahami PSP secara profesional c. Bappeda adalah koordinator semua sektor pemerintahan di daerah 4. Hal apa saja yang dibutuhkan oleh Provinsi Sulawesi Utara untuk menjamin pengelolaan PSP? a. Komitmen semua pihak b. Kebijakan pemerintah (pusat) c. Sosialisasi dan pelatihan d. Pelengkap sertifikasi para pemegang ijin e. Penambahan jumlah PSP 5. Bagaimana sistem monitoring & pelaporan PSP? Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
145
Perlu ditetapkan kebijakan dari pusat untuk membuat sistem monitoring & pelaporan PSP yang akan dikoordinasikan oleh pihak penanggung jawab (BAPPEDA & BPKH) 6. Bagaimana sistem pendanaan PSP di masa yang akan datang? a. Pihak pemerintah mengikuti ketentuan yang ditetapkan (APBN & APBD) b. Pihak swasta dimasukkan sebagai kewajiban internal c. Bantuan asing dapat diupayakan melalui akuntabilitas dan transparasi yang jelas KELOMPOK II: Rancangan Sistem Monitoring Karbon Hutan Tingkat Provinsi 1. Kendala apa yang dihadapi dalam Penyusunan RAD GRK dan SRAP REDD+ di Provinsi Sulawesi Utara? a. Kelengkapan dan ketersediaan data yang masih belum memenuhi isian untuk menjadi RAD GRK dan SRAP REDD+ b. Koordinasi yang masih lemah antara/ lintas Pokja 2. Data dan informasi spesifik apa yang belum tersedia di sektor kehutanan terkait penyusunan RAD GRK di tingkat Provinsi Sulawesi Utara? a. Data lingkup sektor kehutanan sudah tersedia, hanya saja koordinasi antar stakeholder masih kurang, sehingga data yang diperoleh kurang lengkap, contohnya data perubahan tutupan lahan bisa diperoleh dari Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) di BPKH Manado b. Data dan informasi yang belum tersedia : 1) Data tentang potensi pada setiap tipe ekologi di manado 2) Citra resolusi sangat tinggi, 3) Data lingkungan/ biofisik 3. Pihak-pihak mana dan siapa saja yang sudah mengumpulkan data terkait karbon hutan? a. BPK Manado b. BPKH Manado c. Univ. Sam Ratulangi d. Lembaga lain: WCS (World Conservation Society) yang pernah melakukan survey 150 plot tahun 2007 4. Kegiatan apa saja yang seharusnya dilakukan dalam monitoring karbon hutan dan siapa saja yang terlibat dalam monitoring karbon hutan?
146
Notulensi Diskusi
a. Kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka monitoring karbon hutan di Provinsi Sulawesi Utara: 1) Perlunya Citra satelit sangat tinggi/remote sensing 2) Training secara periodik 3) Inventarisasi : a) Berdasarkan PP 38/2007 Inventarisasi secara umum wajib dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah Daerah harus menganggarkan dana untuk melakukan inventarisasi. b) Kepala dinas provinsi harus segera memerintahkan para pemegang ijin IUPHHK agar melakukan inventarisasi kawasan hutan yang dikelolanya untuk memperoleh data inventory c) BKSDA dan Taman nasional harus memberikan laporan hasil inventarisasi karbon hutan pada kawasan hutan yang dikelolanya 4) Clearing data peta di Provinsi Sulawesi Utara b. Aktor yg terlibat: 1) Pemerintah daerah dan pemerintah provinsi 2) UPT Kementerian Kehutanan : BKSDA, Taman Nasional, BPKH, BPK 3) Akademisi 4) Para pemegang ijin IUPHHK 5. Bagaimana koordinasi seluruh pihak dalam monitoring karbon hutan dan pengumpulan data tk provinsi? a. Pokja : Sektor kehutanan dan pertanian, limbah, energi, transportasi 1) Koordinator : BAPPEDA Provinsi Sulawesi Utara 2) Anggota : a) UPT Kementerian Kehutanan : Taman Nasional, BKSDA, BPKH, BPK, BPDAS b) Dinas terkait : Dinas kehutanan Provinsi, Dinas Perkebunan Provinsi, Dinas Kehutanan Kota/Kabupaten c) Para pemegang ijin usaha (IUPHHK/HA/HT, IPPKH untuk pertambangan) d) Kelompok masyarakat adat e) Akademisi : PSIK Univ. Sam Ratulangi, FKT Univ. Dumoga Kotamobagu f) LSM terkait kehutanan g) KPH h) BLH
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
147
6. Draft SK Monitoring Karbon Hutan akan disusun oleh Dinas kehutanan Provinsi, koordinasi dengan BAPPEDA dan pihak-pihak terkait.
148
Notulensi Diskusi
Lampiran 4. Dokumentasi
Prosiding Workshop Strategi Monitoring dan Pelaporan Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
149
150
Dokumentasi
Prosiding Workshop
Strategi
Monitoring & Pelaporan
Plot Sampel Permanen di Provinsi Sulawesi Utara
ISBN: 978-602-7672-45-1
Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor; Telp.: 0251 8633944; Fax: 0251 8634924 Email:
[email protected]; Website: www.puspijak.org
9 786027 672451