BAB 2 TINJAUAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
2.1 Studi Pustaka Pada perancangan gedung kantor LKPP ini difokuskan pada tema arsitektur berkelanjutan agar nantinya desain bangunan ini dapat menjawab permasalahan lingkungan mengenai penghematan energi dalam bangunan. Prinsip-prinsip arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) berdasarkan kerangka acuan kerja antara lain: a. Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan; b. Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungandan manusia, dengan menyediakan konsep sistem pengelolaan dan pengolahan limbah dari bangunan; c. Kenyamanan termal dan visual di dalam bangunan harus terpenuhi sesuai peraturan atau standar nasional yang berlaku; d. Rancangan bangunan tidak meningkatkan konsentrasi CO2 di dalam bangunan; e. Memperhatikan orientasi(hadapan) bangunan, penempatan dinding yang dapat menyerap panas berlebih secara proporsional, organisasi ruang sedemikian hingga agar penggunaan AC dapat dioptimalkan tanpa mengurangi kenyamanan termal yang disyaratkan; f. Mengoptimalkan bidang atap dan dinding vertikal bangunan untuk mengurangi efek pemanasan kawasan (heat island effect); 2.1.1 Pengertian Hemat Energi Hemat energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivias penghuninya. (Gelar Seminar Bangunan Hemat Energi, Teknologi Pengolahan Limbah Pada Gedung, 1997, p17). Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya “ dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatan alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta 6
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. (Jimmy Priatman, Ir, 2005. Arsitektur Hemat Energi). 2.1.2 Implementasi Penghematan Energi dalam Bangunan Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi. Indonesia sebagai negara beriklim tropis lembab, memiliki 4 sumber pengaruh alam yang perlu diperhatikan: 1. sinar matahari 2. hujan dan kelembaban 3. angin 4. gempa bumi Pengaruh yang dirasakan pada daerah beriklim tropis lembab adalah curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi, angin sedikit bertiup, radiasi matahari sedang sehingga pertukaran panas kecil. Dalam perancangan bangunan, faktor kenyamanan manusia menjadi pertimbangan utama, tetapi hingga saat ini kenyamanan yang disediakan oleh bangunan untuk manusia bergantung pada teknologi air conditioning yang mengakibatkan banyak dampak bagi bumi saat ini. Menurut Profesor Tri Harso Karyo dalam bukunya Green Architecture, teknologi tepat guna merupakan bentuk teknologi yang sejalan dengan konsep ‘hijau’ yang sangat mempertimbangkan kebutuhan lokal, kondisi masyarakat dan budaya setempat, iklim dan ketersediaan perangkat penunjang termasuk tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi lokal yang tersedia. Penerapan teknologi tepat guna diperkirakan mampu menjawab sebagian dari permasalahan energi, pelestarian lingkungan secara lokal, regional maupun global dan pada akhirnya mendukung konsep pembangunan berkelanjutan. Salah satu cara menekan konsumsi energi adalah mengurangi penggunaan teknologi yang konsumtif energi. Diperlukan suatu bentuk teknologi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat. Teknologi hijau (green technology) merupakan teknologi yang minim menggunakan sumber daya alam dan minim memberikan dampak negatif alam, lingkungan dan manusia. 7
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gerakan yang berlabel ‘hijau’ atau ‘green’ muncul akhir tahun 80-an sebagai konsekuensi dari munculnya deklarasi Brundtland Commission tahun 1987, terkait dengan gerakan pembangunan berkelanjutan. Teknologi yang konsumtif energi dalam bangunan tinggi adalah teknologi vertikal dengan lift, eskalator, pattern oyster, dan lainnya. Pergerakan manusia yang seharusnya dapat dilakukan dengan berjalan kaki harus dilakukan dengan mesin lift yang digerakkan dengan listrik atau energi fosil. Gedung tinggi cenderung menggunakan teknologi pengondisian udara mekanis (AC) dan memerlukan energi yang relatif sangat besar. Bangunan tinggi memerlukan air bersih yang dipompa hingga lantai atap memerlukan pompa tambahan untuk menaikkan air dan memerlukan energi untuk mengoperasikan pompa. Proses pembangunan bangunan tinggi memerlukan lebih banyak energi karena harus membawa dan memasang komponen bangunan pada ketinggian di luar jangkauan peralatan manual manusia. Diperlukan peralatan-peralatan besar yang seluruhnya digerakkan dengan mesin yang mengonsumsi banyak energi. Dalam konteks fisik, pembangunan berkelanjutan memerlukan seperangkat strategi terkait dengan sejumlah aspek, diantaranya: 1. Pemilihan dan pengolahan tapak 2. Pertimbangan terhadap transportasi kawasan 3. Pertimbangan konservasi air dan penghematan energi 4. Pemanfaatan energi terbarukan 5. Penggunaan material sehat dan berkelanjutan (renewable, reuse atau recycle) 2.1.3 Rancangan Hemat Energi: Penghematan Operasional Kawasan dan Bangunan Penghematan operasional bangunan dapat dilakukan melalui rancangan dan tata letak massa bangunan di suatu kawasan dan permukiman sangat berpengaruh memengaruhi penggunaan energi kawasan secara menyeluruh. Orientasi bangunan dan hadapan bangunan, mempengaruhi tingkat kenyamanan fisik serta konsumsi energi. Jarak antara bangunan atau fungsi yang saling terkait akan memengaruhi konsumsi energi bagi perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain. Prinsip utama dalam menurunkan suhu (panas) didalam rumah adalah mengurangi perolehan panas (heat again) radiasi matahari yang jatuh mengenai bangunan. Pengurangan radiasi matahari ini dapat melalui pembayangan bangunan lain disekitarnya atau dengan pembayangan pohon besar disekitar rumah. Dari hasil penelitian Profesor Tri Harso Karyo, suhu nyaman di Jakarta dapat dicapai antara 24,5 hingga 28,5°C, dengan kelembaban dibawah 70% dan aliran udara diatas 0,2 m/detik. 8
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Seandainya pengondisian udara mekanis (AC) tetap harus digunakan, maka dengan memperhatikan hal-hal berikut diharapkan beban pendinginan AC menjadi lebih rendah. 1.
Meminimalkan perolehan panas matahari.
2.
Orientasi bangunan utara-selatan (memanjang timur-barat).
3.
Organisasi ruang: aktivitas/ruang utama diletakkan di tengah bangunan, diapit oleh ruangruang penunjang/service disisi timur-barat.
4.
Memaksimalkan pelepasan bangunan.
5.
Meminimalkan radiasi panas dari plafon (untuk lantai teratas).
6.
Hindari radiasi matahari memasuki bangunan atau mengenai bidang kaca.
7.
Memanfaatkan radiasi matahari tidak langsung untuk menerangi ruang dalam bangunan.
8.
Optimalkan ventilasi silang (untuk bangunan non-AC).
9.
Warna dan tekstur dinding luar bangunan.
10. Rancangan ruang luar. Meminimalkan penggunaan material keras (beton, aspal) untuk penutup halaman, taman atau parkir tanpa adanya peneduh. Material keras yang terkena radiasi matahari langsung akan menaikkan suhu udara di sekitar rumah dan akhirnya membuat ruangan di ddalam rumah panas. 2.1.4 Pemanfaaatan Energi Terbarukan Energi terbarukan merupakan energi yang dihasilkan dari sumber energi yang keberadaannya kontiyu atau dengan cepat dapat diperbarui. Energi terbarukan cenderung ramah lingkungan, mengemisi CO2 dan gas rumah kaca lain dalam prosentase rendah dibanding energi minyak atau fosil. Berikut adalah sumber energi terbarukan yang diterapkan langsung di dalam bangunan: 1. Energi Surya Tenaga surya dapat dimanfaatkan secara pasif dan aktif. Dalam pemanfaatan tenaga surya secara aktif, dimana dilakukan konversi menjadi tenaga listrik, dikenal beberapa teknologi konversi. Secara teori teknologi konversi mengubah tenaga surya menjadi tenaga listrik. Teknologi pembangkit listrik surya yang paling populer dan banyak digunakan saat ini adalah solar-sel (photovoltaics). Perangkat ini ditempatkan di luar bangunan sebagai alat konversi gelombang radiasi matahari menjadi arus listrik. Tingginya biaya untuk mengonversikan energi surya menjadi energi listrik karena efisiensi konverter (PV) mengakibatkan harga listrik persatuan unit (watt-jam) relatif tinggi dibanding harga photovoltaics yang terpasang. Dengan efisiensi yang rendah menyebabkan harga persatuan unit listrik tinggi, sehingga photovoltaics sulit bersaing dengan energi listrik yang bersumber dari bahan bakar konvensional (minyak bumi, batu bara, sdan gas). 2. Energi Angin 9
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Penerapan didalam bangunan adalah dengan pemasangan langsung sejumlah turbin dengan baling-balingnya. Penempatan baling-baling sedemikian rupa yang menempel pada bangunan dapat memberikan tambahan nilai estetika bangunan.
Pelaksanaan desain sebuah karya arsitektur yang berkelanjutan tentunya melalui tahapan-tahapan analisa perbagian yang saling berkaitan untuk mencapai target sasaran. Dimulai dengan Perencanaan Master Plan, Perencanaan Arsitektural, Perencanaan Struktur, Perencanaan Fasad, Perencanaan sarana penunjang, dan kemudian Perencanaan operasionalnya. Jika dilihat secara menyeluruh proses desain berkelanjutan memerlukan sebuah pemikiran mengenai microclimate yang jelas akan mempengaruhi konsep perancangan. Microclimate Envelope merupakan sebuah penerapan desain yang menciptakan sebuah iklim mikro pada bangunan melalui bentukan selubungnya. Dimana daerah ini akan menjadi daerah yang memberikan reaksi positif terhadap ruang dalam dan ruang luar bangunan [5].
10
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Konsep yang sama diterapkan oleh Ken Yeang pada rancangan Menara Mesiniaga meskipun tidak setotal yang digunakan oleh Perraudin. Bangunan
tersebut
mengaplikasikan
area
transisi pada tengah dan sekeliling sebagai space untuk udara dan atrium yang menjadi area antara interior dan eksterior. Fungsinya sebagaimana beranda rumah toko atau selasar semi terbuka pada rumah tropis abad 19. Terasteras ini dilengkapi dengan tanaman yang diletakkan secara spiral. Kisi-kisi eksternal digunakan sebagai penghalang sinar matahari (sun shades) dan sisi utara dan selatan. Untuk atrium tidak tertutup total dan diletakkan pada area antara ini. Atasnya dapat ditutup dengan atap berkisi-kisi yang memungkinkan angin berhembus diantaranya dan berfungsi sebagai penangkap angin yang dapat menjaga penghawaan alami di dalam bangunan.
2.2 Studi Banding Proyek rujukan : ING House
Data Bangunan Luas tapak
: 5.600 m²
Luas lantai dasar
: 3.500 m²
Panjang bangunan
: 138 m
Lebar bangunan
: 28 m
11
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tinggi bangunan
: 48 m
Jumlah lantai
: 10
Jumlah karyawan
: 500
Luas lantai kotor
: 20.000 m² (plus parkir mobil)
Luas lantai kantor
: 7.500 m²
Ruang konferensi
: 800 m²
Auditorium
: 500 m²
Lounge
: 500 m²
Restoran & dapur
: 1.100 m²
Lift
:7
Parkir mobil
: 160 mobil
Klien
: Development Consortium ING Blauwhoed v.o.f., Rotterdam
Arsitek
: Meyer and Van Schooten Architects, Amsterdam
Arsitek Interior
:Design Group Trude Hooykaas /Meyer and Van Schooten Architects, Amsterdam
Arsitek Lansekap : Michael R. van Gessel , Association of Dutch Landscape Architects /Association of Dutch Town Planners, Amsterdam Konsultan Konstruksi: Aronsohn Consulting Engineers, Rotterdam Konsultan ME
: Consulting Technical Agency Van Heugten, Nijmegen
Gambar 1. Denah
12
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gedung ini adalah untuk ING Groups (perbankan) dan digunakan sebagai kantor pusat. Sebagai sebuah bangunan kantor pusat, bangunan ini mewakili cita-cita perusahaan yakni yang bergerak cepat, transparansi, inovasi, ramah lingkungan, dan keterbukaan. ING House ini dirancang oleh arsitek Amsterdam, Meyer dan Schooten Van Architects. Memiliki bentuk streamline dalam aluminium dan kaca serta dibangun seperti meja pada 16 kaki baja. Kaki berdiri bebas di blok beton besar diatas tanah, teknik yang digunakan adalah teknik dalam membangun jembatan. ING House memiliki lobi, auditorium 250 kursi, sebuah lobby, restoran, ruang konferensi dan 160 ruang parkir. Ada enam taman bagian dalam gedung. Kebun ini dirancang oleh arsitek lanskap Michael van Gessel dan masing-masing memiliki tema sendiri. Kebun diintegrasikan
ke
dalam
desain
bangunan
dan
pertimbangan
visual
highlights.
Bagian utama dari bangunan ditinggikan dari tanah di ketinggian antara 9 hingga 12,5 meter. Karena dekat dengan jalan lingkar A10 (jalan raya utama di Amsterdam), orang-orang yang bepergian sepanjang itu memiliki pandangan yang baik dari bangunan. Juga dengan ketinggian yang ditinggikan dari pandangan, kantor tidak akan terhalang jalan lingkar A10.
Gambar 2. Potongan
13
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mayoritas bangunan memiliki kaca sebagai fasad bangunan untuk memberikan tingkat tinggi dari transparansi dan keterbukaan. Untuk menghindari kehilangan panas atau overheating akibat dari jumlah kaca pada façade, sistem kulit ganda dimasukkan. 2 lapis kaca lapisan udara masih untuk mengontrol perbedaan suhu antara lingkungan di dalam dan luar. Konfigurasi ini juga membantu untuk mengurangi kebisingan yang datang dari jalan lingkar A10.
Kombinasi dari panggung miring di bagian bawah dan bentuk keseluruhan bangunan, itu membuatnya tampak seolah-olah bangunan bergerak. Bentuk bangunan telah mendapatkan beberapa julukan beberapa seperti "sepatu", "ruang kapal", dan bahkan memiliki kemiripan dengan kota berjalan di Archigram. Tidak peduli apa julukan, bangunan telah pasti menjadi salah satu landmark kota.
Suasana interior kaya akan variasi dan fitur pergantian ruang terbuka dan terlindung. Berturut-turut berbaur lantai dan menawarkan sekilas berulang dari satu ke yang lain. Daerah dengan pemandangan panorama, seperti restoran, ruang konferensi besar dan auditorium, ada di samping ruang tertutup. Atrium, loggia, dan kebun, baik internal maupun eksternal, yang didistribusikan melalui bangunan di berbagai tingkatan.
14
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Studi Lapangan : Intiland Tower (Wisma Dharmala Sakti) Data Proyek Alamat Jakarta 10220
: Jl. Jend. Sudirman 32
Pemilik Development Tbk
: PT Intiland
Pengelola Property Management
: Intiland Hospitality and
Konsultan Struktur Associates
: PT Wiratman &
Konsultan Arsitektur
: Paul Rudolph USA
Developer Konsultan ME
: BMP Indonesia
Jumlah lapis
: 24 lantai + 1 basement
Luas gedung kotor
: 33.500 m2
Tinggi gedung
: 117 M
Peruntukan kantor : Lantai 1, 2, 3, 3A, M1, M2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 12A, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, PH1, PH2.
15
Lantai tipe A (1.188 m2) (6 x1.188 = 7.128 m2)
: Lantai 21, 18, 15, 11, 8, 5,
Lantai tipe B (1.099 m2) (5x1.099 = 5.495 m2)
: Lantai 19, 16, 12, 9, 6,
Lantai tipe C (1.103 m2) (5x1.103 = 5.515 m2)
: Lantai 20, 17, 14, 10, 7,
Lantai PH1
: 206,84 m2
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lantai PH2 Lantai Mezzanine 2
: 495 m2
Lantai Mezzanine 1
: 1.046,35 m2
Lantai 3A
: 2.002,40 m2
Lantai 2
: 1.450 m2
Lantai 1
: (1.581,6 m2 + 226 m2)
Lantai Basement
: 1.304,75 m2
Area bersih yang disewakan
: 28.784,93 m2
: 570,00 m2
Konsep Desain Intiland Tower mempunyai konsep arsitektur vernacular yakni menggabungkan periode panjang, solusi alami terbukti pada desa-desa tropis yang memberi kenyamanan untuk tinggal (kearifan arsitektur local). "Arsitektur tradisional Indonesia menawarkan berbagai macam solusi untuk masalah iklim panas dan lembab. Unsur pemersatu dalam keragaman yang kaya adalah atap "(Paul Rudolph). Tujuan dari bangunan ini adalah untuk menanggapi iklim yang spesifik, untuk beradaptasi bentuk tradisional dari arsitektur untuk kebutuhan saat ini dan akhirnya menyarankan caracara menuju arsitektur baru yang khusus Indonesia.
16
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kunci diferensiasi Proyek • Lokasi strategis di kawasan pusat bisnis Jakarta • Mudah diakses dengan semua moda transportasi (transportasi umum: bus, busway, kereta api, monorel masa depan, dll) • Desain arsitektur hijau Iconic Atap dan balkon dengan tanaman memberikan sense of ground ke penghuni bangunan. • Efisiensi energi Intiland Tower adalah solusi untuk tantangan alam dengan menggabungkan konsep dasar arsitektur hijau dan efisiensi energi sejak 25 tahun yang lalu, meletakkan aplatform dari sebuah bangunan perkantoran yang sesuai dan tepat.Atap dan balkon dengan tanaman juga mengurangi panas dan mengurangi energi yang digunakan untuk pendinginan udara sebesar 20%, dibandingkan dengan bangunan kotak lainnya. Ruang terbuka dan halaman memainkan peran penting dalam sirkulasi udara dan cahaya alami di dalam gedung.
17
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Desain Interior 1. Skylight Lobby Konsep skylight ditafsirkan untuk mengundang energi luar ke dalam gedung. Dengan ini, energi yang digunakan untuk penerangan dan pendingin udara berkurang.
2. Desain kantor Memasukkan open plan office untuk meningkatkan produktivitas, kerja tim dan kenyamanan karyawan. 3. Desain modern Toilet Memasukkan tren desain modern, konsep desain toilet umum yang bersih, modern dan fungsional.
18
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Desain lansekap Intiland tower menggunakan green wall untuk mereduksi panas yang masuk ke dalam bangunan, material yang digunakan untuk perkerasan adalah paving block sehingga total luas ruang terbuka adalah 1.817 meter persegi atau 21% dari total luas lahan. Fasilitas - Banks and ATM - Kantor Pos - Ruang meeting - Kantin dan restoran - Mini market - Medical and dental clinic - Gereja dan Mushola - Coffee shop - Office solution center - Regular tenant gathering 19
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Regular sports competition
Site Plan
20
Total luas lantai 1
: 1.807,6 m2
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Total luas lantai 2
: 1.450 m2
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Total luas lantai 3
: 2.002,40 m2
Denah tipikal tipe A
22
Total luas lantai tipe A
: 5.495 m2
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Denah Tipikal tipe B
Total luas lantai tipe B
: 5.515 m2
Denah Tipikal 23
Total luas lantai tipe C: 7.128 m2 Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3 Kesimpulan Hasil Studi Dari sisi green building, penerapan Intiland Tower dengan konsep arsitektur vernakular merupakan salah satu bagian dari green architecture, dimana terdapat penerapan prinsip-prinsip green architecture yakni berupaya menurunkan suhu udara sekitar dengan vertical garden serta pembayangan sinar matahari guna perlindungan dari radiasi langsung dengan penerapan balkon pada bangunan. Akan tetapi perlu diperhatikan pada interior kantor terutama ruang staff yang mengkonsumsi pencahayaan buatan, mungkin ini kurang green karena meningkatkan konsumsi energi. Ing House dari sisi fasad memang menarik, permukaan tapak tidak diubah dengan menaikkan bangunan. Sangat memaksimalkan pencahayaan alami, double glass diduga diletakkan di utara selatan, akan tetapi disisi barat atau timur perlu diperhatikan panas matahari yang masuk. 25
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mungkin saja penggunaan AC bisa lebih meningkat karena saat musim panas karena hanya menggunakan double glass. Mungkin penambahan shading bisa membantu menghalang panas yang masuk ke dalam bangunan.
26
Perancangan Gedung Kantor LKPP Arsitektur Berkelanjutan
http://digilib.mercubuana.ac.id/