ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Konsep Dasar Ekonomi Islam Islam merupakan agama yang paling sempurna dan ditujukan untuk
seluruh makhluk Nya pada sepanjang zaman. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif. Islam melalui AlQuran dan Hadits
(Sunnah Rasulullah SAW) menjadi petunjuk yang sangat
lengkap bagi setiap aktivitas manusia sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 2 yang berbunyi:
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.(DEPAG, 2005: 2) Islam memberikan pedoman dalam seluruh aspek kehidupan manusia salah satunya dala hal aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi merupakan salah satu yang diatur di dalam seluruh agama. Setiap agama memberikan perhatian pada permasalahan-permasalahan ekonomi, walaupun solusi terhadap permasalahan tersebut tidak serupa atau berbeda-beda mengenai pandangannya tentang kegiatan ekonomi. Islam merupakan satu-satunya agama yang paling secara komprehensif mengatur seluruh aspek dasar perekonomian. Ekonomi Islam perlu untuk dikaji (dipelajari), dengan mendasarkan pada sumber utama Al Qur’an, As-Sunnah dan khazanah ilmu ekonomi lainnya tanpa
20 DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
meninggalkan
ilmu
ekonomi
yang
sudah
ada
yang
21
dapat
digunakan
kemanfaatannya. Ekonomi Islam memfokuskan pada perilaku individu dan masyarakat yang konsisten terhadap orientasi maslahah. Praktik masyarakat Muslim berdasarkan ekonomi Islam diharapkan juga dapat dipraktikkan pada masyarakat non-Muslim. Bisri (2010) menguraikan bahwa filsafat ilmu ekonomi Islam membahas tentang aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Aspek ontologis ilmu ekonomi Islam membahas tentang essensi dan eksistensi ilmu ekonomi Islam serta tentang hakekat objek ilmu ekonomi Islam. Aspek epistemologis ilmu ekonomi Islam membahas tentang metodologi dalam menyusun ekonomi Islam, metode ilmiah pemecahan masalah (ijtihad permasalahan) dalam ekonomi Islam, dan membahas pendekatan-pendekatan dalam mengembangkan ilmu Ekonomi Islam. Aspek aksiologis ilmu ekonomi Islam antara lain membahas nilai kegunaan ilmu ekonomi Islam serta membahas tahapan penerapan konsep-konsep ilmiah kepada masalah praktis. Kesimpulannya, secara filosofi ilmu
ekonomi Islam ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia dalam aktifitas ekonominya dalam rangka mencapai falah. Penentuan kebenaran atau hukum dalam ekonomi Islam didasarkan pada kebenaran deduktif wahyu Illahi (ayat qauliyah) yang didukung oleh kebenaran induktif-empiris (ayat kauniyah). Ekonomi Islam juga terikat oleh nilai-nilai yang diturunkan dari ajaran Islam itu sendiri. Sistem ekonomi Islam mengajarkan tentang asas keseimbangan antara individu dan masyarakat, hak milik individu dan hak milik komunal, kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat, selanjutnya kesejahteraan individu dan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
kesejahteraan masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar terdapat keselarasan dan keseimbangan antara nafsu mementingkan diri sendiri (egoisme) dan jiwa mementingkan orang lain (al-triusme) (Permono, 2005: 18). Hal Ini yang menjadi salah satu dasar berzakat, karena ada hak orang lain atau masyarakat dari hartaharta atau rizki yang kita peroleh. Konsep dasar ekonomi Islam mencakup prinsip ekonomi dalam Islam merupakan kaidah-kaidah pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-Quran dan/atau Sunnah. Prinsip ekonomi ini menjadi pedoman dasar bagi setiap individu dalam berperilaku ekonomi, namun agar manusia bisa menuju falah, perilaku manusia perlu diwarnai dengan spirit dan norma ekonomi Islam yang tercermin dalam nilai-nilai ekonomi Islam. Ditambahkan kemudian oleh Zadjuli (1999) prinsip ekonomi Islam ialah penerapan asas efisiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. Chaudhry (2012: 41-43) menguraikan beberapa prinsip dalam sistem ekonomi Islam, seperti yang digariskan oleh Al-Quran dan Hadits, yakni: a. Allah SWT menentukan benar dan salah. Allah SWT telah menetapkan dengan tegas pembedaan antara yang halal dan yang haram. Hal tersebut adalah hak prerogatif Allah SWT. Manusia tidak memiliki kewenangan dalam menentukan hal yang halal dan haram. Sebagaimana ditekankan dalam QS. An-Nahl [16] ayat 116. b. Prinsip penggunaan Segala sesuatu diciptakan oleh Allah SWT untuk digunakan oleh dan melayani manusia. Pada prinsip ini, manusia diperintahkan untuk menjaga sikap pertengahan dan kehati-hatian. Manusia tidak diperbolehkan untuk menggunakan yang halal dengan cara berlebihan serta memubadzirkan sumber-sumber ekonomi sebagaimana di dalam S. Al-A’Raaf [7] ayat 31 c. Prinsip pertengahan Kaum Muslimin disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits sebagai umat pertengahan. Prinsip pertengahan mengandung makna yang penting khususnya dalam lapangan ekonomi. Prinsip ini dipatuhi oleh mereka yang beriman baik di dalam aktivitas produksi maupun konsumsi. Walaupun
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
memperoleh kekayaan dengan cara yang halal diperbolehkan, jiwa yang sholeh menuntut agar seorang Muslim tidak menjadi gila dalam mengumpulkan harta yang menjurus ke arah sikap materialistis. Kelebihan harta dapat dikeluarkan di jalan Allah SWT sebagai sedekah untuk membantu kaum yang miskin. d. Kebebasan ekonomi Prinsip ekonomi Islam tentang kebebasan ekonomi berarti bahwa seorang individu telah diberi kebebasan oleh Allah SWT untuk mencari harta, memilikinya, menikmatinya serta membelanjakannya sesuai dengan kehendaknya. Prinsip tersebut juga bermakna kebebasan untuk memilih profesi, bisnis maupun lapangan kerja dalam mencari nafkah, namun Islam tidak memberikan kebebasan tak terbatas dalam lapangan ekonomi. e. Prinsip keadilan Sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip keadilan diseluruh aspek dasar perekonomian, seperti produksi, konsumsi, distribusi dan pertukaran. Salah satu implementasi di wilayah produksi, prinsip Islam tentang keadilan menjamin bahwa tidak seorangpun diperbolehkan memperoleh kekayaan secara tidak jujur, tidak adil, illegal dan curang. Para pemeluk Islam hanya diperbolehkan mengelola pendapatan (kekayaan) dengan cara adil dan jujur. Kelima kaidah pokok tersebut membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari Al-Quran dan/atau Sunnah. Prinsip ekonomi ini menjadi pedoman dasar bagi setiap individu dalam berperilaku ekonomi. Seluruh konsep dan teori yang dikembangkan di dalam ekonomi Islam seyogyanya tunduk pada prinsip bahwa Allah SWT yang menentukan benar dan salah, prinsip penggunaan, prinsip pertengahan, kebebasan ekonomi dan prinsip keadilan. Pada sisi yang lain terdapat beberapa prinsip ekonomi Islam yang dikemukakan oleh Qardawi (2004), dimana terdapat tiga prinsip dasar ekonomi Islam, yaitu: 1. prinsip tauhid yang merupakan landasan utama dalam berperilaku ekonomi secara Islami. Hal ini akan secara langsung berpengaruh terhadap cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku dan gaya hidup, 2. prinsip akhlak, ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional karena secara prinsip ekonomi Islam lahir dengan tujuan untuk membentuk seluruh perilaku
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
umat manusia menjadi ber-akhlakul karimah, yaitu tingkah laku makhluk yang diridhai Allah SWT, 3. prinsip keseimbangan yang mencakup beberapa dimensi kehidupan.
2.1.2 Kesejahteraan dalam Ekonomi Islam Kesejahteraan menurut Islam diuraikan oleh Zadjuli (2006) yakni “Islamics aims at the study of human falah (well being) achieved by organizing the resources of the eart on the basis of cooperation and participation”. Kesejahteraan menurut syariat ialah telah tercapainya tujuan manusia secara komprehensif ataupun secara menyeluruh/the holistic goals (the maqashid) sehingga manusia itu telah mencapai kebahagiaan secara holistik (kebahagiaan lahir dan batin, dunia dan akhirat/human falah (well being). Maqashid asy-Syariah adalah meliputi segala sesuatu yang diperlukan untuk mewujudkan falah dan hayat thayyibah dalam batasan-batasan yang syariah. Tujuan-tujuan Islam (maqashid asy-Syariah) adalah didasarkan pada konsep-konsep mengenai kesejahteraan manusia (falah) dan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah). Tugas/fungsi ekonomi Islam ialah untuk mencapai falah, yakni dengan cara (Zadjuli, 2006): a. Memerangi kebodohan Pengertian bodoh selama ini telah disamakan dengan seseorang yang tidak pandai baca, tulis, serta berhitung. Islam mengajarkan bahwa orang yang bodoh yaitu orang yang tidak berakal. Orang yang tidak berakal adalah orang yang tidak memfungsikan akalnya secara baik, yaitu orang-orang yang menyembah, orang yang berbakti, orang yang takut, orang yang bekerja serta beribadah selain kepada Allah SWT. Orang yang tidak baca, tulis, dan berhitung namun insan tersebut beribadah dan beramal mengikuti Sunnatullah insan ini dapat dikategorikan orang yang pandai dunia dan akhiratnya, terlebih-lebih insan tersebut pandai juga baca dan berhitung. b. Memerangi kemiskinan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
Selama ini pengertian orang yang kaya adalah orang yang banyak mempunyai harta benda baik berupa uang, kendaraan, tanah, rumah, saham, dan lain sebagainya, sedangkan sebaliknya jika tidak mempunyai berbagai hal tersebut maka insan tersebut dikategorikan orang yang miskin. Islam mengajarkan orang kaya yang sebenarnya adalah bila sebagian besar dari rizki yang diperoleh dan sekaligus titipan dari Allah SWT tersebut telah diberikan pada 8 (delapan) ashnaf yang memerlukan, yaitu: fakir, miskin, orang yang kehabisan bekal diperjalanan, orang yang terlilit hutang, mualaf, budak/hamba sahaja, fisabilillah dan amil zakat bila memerlukan. c. Memerangi kesakitan Banyak orang sakit yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah dimana pada dasarnya Allah SWT menurunkan penyakit dan Allah SWT pula yang menyediakan obatnya, tinggal manusia sendiri berikhtiar untuk sembuh bagi dirinya sendiri maupun keluarganya yang sakit, namun orang yang sebenar-benarnya sakit dan sulit mengobatinya adalah orang-orang yang telah tertutup/terkunci mata, telinga, hati dan kalbunya. d. Memerangi kebathilan Islam telah menunjukkan jalan yang lurus dan benar namun manusia banyak terperangkap dalam hal kebathilan guna memenuhi kehidupan kesehariannya karena telah teracuni pola hidup sekulerisme yang sangat mendambakan tuntutan nafsu guna memiliki harta benda sebanyak mungkin maupun untuk mencari kedudukan setinggi mungkin dengan menghalalkan segala cara. Hal ini harus dijauhi oleh semua manusia. Masalah ekonomi merupakan satu bagian aspek kehidupan yang diharapkan manusia akan membawa manusia kepada tujuan hidupnya. Beberapa hal pokok yang dapat dipahami mengenai bagaimana mencapai tujuan hidup, ialah: 1.
Mencapai falah sebagai tujuan hidup P3EI (2008: 2) menguraikan bahwa falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja aflaha-yufihu yang berarti kesuksesan, kemuliaan dan kemenangan. Pengertian literal dari falah adalah kemuliaan dan kemenangan, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Istilah falah menurut Islam diambil dari kata-kata Al-Quran yang sering diartikan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia akhirat, sehingga tidak memandang aspek material, namun lebih ditekankan pada aspek spiritual. 2.
Mencapai kesejahteraan manusia Kesejahteraan dalam Islam berdasarkan kepada suatu pandangan yang komprehensif tentang kehidupan ini ialah sebagai berikut: a. Kesejahteraan yang menyeluruh dan seimbang, yaitu kecukupan materi yang didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta meliputi individu dan sosial. Sosok manusia terdiri atas unsur fisik dan jiwa karenanya kebahagiaan harus menyentuh dan seimbang diantara keduanya. Manusia akan merasa bahagia jika terdapat suatu keseimbangan diantara dirinya dengan lingkungan sosialnya. b. Kesejahteraan di dunia dan di akhirat, manusia tidak hanya hidup di alam dunia saja, tetapi juga di alam setelah kematian/kemusnahan dunia (akhirat). Kecukupan materi di dunia ditujukan dalam rangka untuk memperoleh kecukupan di akhirat. Jika kondisi ideal ini tidak dapat dicapai maka kesejahteraan di akhirat tentu lebih diutamakan, sebab ia merupakan suatu kehidupan yang abadi dan lebih bernilai dibandingkan dengan kehidupan di dunia.
3.
Mashlahah dalam mencapai kesejahteraan Mashlahah adalah segala bentuk keadaan, baik material maupun non material yang mampu mengangkat kehidupan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Mashlahah adalah sebagai dasar bagi kehidupan manusia yang terdiri dari lima hal, yaitu: iman (dien), kehidupan (nafs), intelektual (aql), keluarga dan keturunan (nasl) dan material (wealth).
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Jika salah satu dari kebutuhan di atas tidak terpenuhi dengan tidak seimbang, niscaya kebahagiaan hidup juga tidak tercapai dengan sempurna. Harta sangat dibutuhkan baik untuk kehidupan duniawi maupun untuk ibadah. Manusia membutuhkan harta untuk pemenuhan kebutuhan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Hampir semua ibadah memerlukan harta. Tanpa harta yang memadai maka kehidupan akan menjadi sulit termasuk menjalankan ibadah. Islam telah menjelaskan pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan standar garis kemiskinan dan kesejahteraan, yaitu nishab zakat (Zadjuli, 2010). Nishab zakat digunakan sebagai parameter kesejahteraan dengan menetapkan status seseorang apakah sebagai muzakki atau belum. Mereka yang sudah menjadi muzakki berarti sudah sejahtera, sedangkan yang tergolong pada mustahiq adalah kelompok yang belum sejahtera (miskin). Seseorang akan menjadi wajib zakat (muzakki) apabila harta yang dimilikinya telah mencapai nishab. Seseorang yang telah menjadi muzakki maka orang tersebut dapat dikategorikan telah sejahtera karena dalam perhitungan nishab harta yang wajib dizakati harus dikurangkan terlebih dahulu dengan konsumsi
(biaya
hidup
bagi
dirinya
dan
orang-orang
yang
menjadi
tanggungannya). Apabila harta seseorang telah mencapai nishab, otomatis semua kebutuhan hidupnya yang pokok telah terpenuhi sehingga dapat kita katakan bahwa dia telah sejahtera.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
Seseorang yang hartanya sudah mencapai nishab maka yang demikian dikategorikan kelompok sejahtera. Kelompok yang belum mampu untuk mencukupi kebutuhan pokoknya maka berhak menerima zakat. Kondisi yang demikian ini dapat dikategorikan bahwa seseorang itu belum sejahtera, sedangkan kelompok diantara kelompok sejahtera dan belum sejahtera ialah yang tidak berhak zakat tetapi belum wajib zakat. Secara grafik dapat dilihat dari Gambar 2.1: Pendapatan (Y)
Sejahtera (wajib zakat)
YDNr = CDNr Nishab
YDN = CDN Kelompok tidak berhak zakat tetapi belum wajib zakat
YKDMZr = CDr Konsumsi Dasar Muzakki (KDMZ)
YKDMZ = CD Belum sejahtera dan berhak menerima zakat
0
Periode/Tahun
Sumber: Ryandono, 2012 (Disempurnakan) Gambar 2.1 NISHAB ZAKAT SEBAGAI BATAS KESEJAHTERAAN DAN KEMISKINAN DALAM EKONOMI ISLAM Keterangan Gambar: Y YKDMZ YDN
YDNr
DISERTASI
: Total pendapatan atau kekayaan dari muzakki. : Pendapatan yang digunakan untuk memenuhi konsumsi dasar : Pendapatan setelah dikurangi dengan pengeluaran pokok untuk si wajib zakat dan orang-orang yang menjadi tanggungannya (konsumsi dasar muzakki) sisanya masih mencapai nishab : Pendapatan mencapai nishab pada kenyataannya
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KDMZ KDMZr CD CDN CDNr CDr
29
Konsumsi dasar muzakki Konsumsi dasar muzakki pada kenyataannya Tingkat konsumsi dasar (Basic Consumption) Tingkat konsumsi di atas konsumsi dasar yang mencapai nishab : Tingkat konsumsi di atas konsumsi dasar yang mencapai nishab pada kenyataannya : Tingkat konsumsi dasar (Basic Consumption)
: : : :
Kurva pada Gambar 2.1 di halaman 28 menjelaskan bahwa ukuran CD ini dapat digunakan untuk ukuran rumah tangga atau nasional. Apabila yang diukur rumah tangga maka konsumsi yang dihitung adalah konsumsi rata-rata yang dikeluarkan, sedangkan apabila diukur secara nasional, konsumsi yang dihitung adalah konsumsi secara agregat. Nilai dari CD sama dengan nilai YKDM yang ditunjukkan oleh garis putus-putus, tetapi pada kenyataannya, tidak akan membentuk garis lurus (konstan) melainkan akan meningkat atau menurun dari waktu ke waktu. Kenaikan tersebut dapat disebabkan oleh meningkatnya pendapatan, jumlah tanggungan dan laju inflasi sehingga CD=YKDMZ maka sama dengan CDr (realitas konsumsi dasar) sama dengan nilai YKDMZr (realitas konsumsi dasar muzakki). Konsumsi dasar
ialah konsumsi untuk memenuhi kebutuhan
dasar. Pada Gambar 2.1 halaman 28 juga menjelaskan bahwa keluarga atau masyarakat dapat dikategorikan sejahtera dan belum sejahtera atau miskin. Kelompok pertama yaitu sejahtera adalah mereka yang memiliki pendapatan mencapai atau lebih besar dari YDN atau pendapatannya mencapai nishab, dan kelompok ini wajib membayar zakat. Kelompok kedua, yaitu belum sejahtera adalah mereka yang memiliki pendapatan yang belum mencapai atau kurang dari
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
YDN atau pendapatannya belum mencapai nishab dan kelompok ini berhak atau boleh menerima zakat. Kesejahteraan bukan hanya diukur dari sisi materi duniawi yang berlimpah, namun Islam menekankan pentingnya sikap pertengahan atau tidak melampaui batas. Terdapat banyak sekali petunjuk dalam ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang memerintahkan kaum Muslim untuk mengikuti jalan pertengahan, sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 143 yang berbunyi: Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), “umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang Telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (DEPAG, 2005: 22) Abu Hurairah dalam keterangannya juga melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda bahwa “Sikap tengah dalam pengeluaran (uang) adalah separuh kehidupan, dan mencintai sesama manusia adalah separuh kebijaksanaan, dan pertanyaan yang baik adalah separuh pembelajaran” (HR. Bukhari). Nabi Muhammad SAW pada beberapa Hadits yang lain menunjukkan betapa mulianya sikap pertengahan, oleh karena itu lingkup kesejahteraan dalam Islam ialah
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
mampu mendapatkan harta dan mengeluarkannya dalam batas yang tidak berlebihan atau secukupnya. Ryandono (2010) dalam penelitiannya menguraikan ukuran kesejahteraan yang dilihat pada sejauhmana pencapaian maqashid syariah yang dalam hal ini untuk studi pada kesejahteraan karyawan pada bank Islam, yaitu: 1.
Agama atau keimanan (hifzhud din) yang diimplementasikan dalam pengamalan rukun Islam (syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji) dan rukun iman (iman kepada Allah SWT, Rasul-Rasul-Nya, kitab – kitabNya, hari akhir, qadha’ dan qadar) serta ketaatannya terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Negara.
2.
Jiwa (hifzhun nafs) diwujudkan dalam pangan, sandang, tempat tinggal, kesehatan, dan lain – lain.
3.
Akal (hifzhul ‘aql) yaitu dalam pendidikan, latihan, riset dan pengembangan, media infomasi dan sebagainya.
4.
Keturunan (hifzhun nasl) adalah meliputi lembaga perkawinan, tunjangan kehamilan dan melahirkan serta menyusui, menyantuni anak yatim piatu, dan sebagainya.
5.
Harta (hifzhul maal) meliputi pendapatan yang layak dan adil, kesempatan berusaha, dan sebagainya. Model maqashid syariah tersebut di atas juga bisa diterapkan pada
lembaga zakat untuk melihat kesejahteraan mustahiq. Kesejahteraan di dalam ekonomi Islam salah satunya ialah hasil dari aktivitas untuk bekerja untuk mencapai maqashid syariah. Rasulullah SAW mengajarkan pada para sahabat dua prinsip yang agung, dari prinsip-prinsip dasar Islam lainnya. Prinsip dasar pertama
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
bahwa bekerja merupakan asas dari berusaha. Setiap Muslim wajib berjalan di muka bumi mencari keutamaan dari Allah SWT. Sesungguhnya bekerja itu walaupun sebagian orang memandangnya dengan pandangan yang menganggap hina adalah lebih utama daripada meminta-minta kepada orang lain dan mencucurkan air mata mengharapkan belas kasihan orang (Qardawi, 2011: 890). Prinsip dasar yang kedua, bahwa hukum asal dalam meminta-minta kepada orang, adalah haram, karena dengan meminta-minta itu sama dengan menjatuhkan dirinya dalam kehinaan dimana tidak halal bagi setiap Muslim menggantungkan diri dengan meminta-minta, padahal dia masih punya sesuatu, maka itu akan menyebabkan luka di wajahnya di hari kiamat nanti. Seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya,
sehingga
tidak
boleh
diam
berpangku
tangan
dan
mengabaikan penduduk yang bisa bekerja akan tetapi menganggur; sebagaimana tidak bolehnya mereka senantiasa menengadahkan tangannya untuk mendapatkan pertolongan sedikit maupun banyak dari harta sedekah (Qardawi, 2011: 893). Anas bin Malik menguraikan bahwa seseorang dari golongan Anshar datang meminta sesuatu kepada Nabi Muhammad SAW berkata: Nabi berkata: “Adakah sesuatu di rumahmu?” Ia menjawab: “Adakah sesuatu di rumahmu?” Ia menjawab: “Ada, yaitu hamparan yang sebagian kami pakai dan sebagian lagi kami hamparkan, dan juga wadah, yang kami pergunakan untuk minum.” Nabi bersabda: “Bawalah olehmu kepadaku dua benda itu.” Kemudian orang itu membawanya kepada Nabi, lalu diambil oleh Rasulullah SAW sambil berkata: “Siapa akan membelinya dengan harta satu dirham.” Nabi berkata: “Siapa yang akan menambah lebih dari satu dirham?” Pertanyaan itu diulang sampai dua tiga kali. Seseorang berkata: “Aku akan membelinya dengan dua dirham.” Lalu Rasulullah memberikan kedua benda itu kepada orang tersebut dan mengambil uang dua dirham, yang langsung diberikannya pada laki-laki dari golongan Anshar itu tadi, lalu Nabi berkata: “Belikanlah dengan salah satu dirham ini makanan, lalu kau berikan pada keluargamu, dan belikanlah dengan makanan, lalu kau berikan pada keluargam, dan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
belikanlah dirham yang satunya lagi kapak, lalun bawalah kapak itu kepadaku” lalu Rasulullah SAW mengikatkan kayu, sambil berkata kepadanya: “Pergilah, carilah kayu bakar dan juallah, dan kau jangan memperlihatkan diri kepadaku selama lima belas hari.” Kemudian laki-laki tadi mengambil kayu bakar dan menjualnya, lalu dia datang kepada Nabi, dan telah memiliki sepuluh dirham. Sebagiannya ia belikan pakaian dan sebagiannya lagi, ia belikan makanan. Rasulullah SAW bersabda: “Ini semua lebih baik bagimu daripada kau datang meminta-minta yang menjadi noda pada wajahmu di hari kiamat nanti. Sesungguhnya memintaminta itu tidaklah pantas, kecuali bagi tiga orang: orang yang sangat fakir, orang yang mempunyai utang yang memberatkannya, atau orang yang harus membayar diat.” Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa segala perbuatan yang akan menghasilkan rizki yang halal adalah pekerjaan yang
mulia dan terhormat,
walaupun sekedar mencari kayu bakar lantas dijualnya. Allah SWT akan memelihara kehormatan dirinya dari meminta-minta kepada orang lain. Nabi mengarahkan pula kepada orang itu untuk beramal sesuai dengan kepribadian, kemampuan, kepandaian, dan wataknya. Sesungguhnya Islam tidak hanya sekedar mengobati orang yang membutuhkan itu dengan pertolongan material yang bersifat sementara saja, sebagaimana difikirkan oleh kebanyakan orang dan bukan pula dengan sekedar nasihat
kemudian lari dari permasalahan, sebagaimana
dilakukan oleh yang lain, akan tetapi Islam mengajarkan, agar orang itu mampu menghilangkan kesulitan itu oleh dirinya sendiri serta mengobatinya dengan cara yang wajar. Nabi Muhammad SAW mengajarkan pula agar melayani dirinya sendiri, sesuai dengan kemampuannya, walaupun kecil, dan menghabiskan apa yang dimilikinya walaupun sedikit. Ia jangan hanya menyandarkan atas meminta-minta, padahal ia memiliki sesuatu yang bisa dimanfaatkannya dalam memudahkan pekerjaan yang akan mencukupkannya.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
Permasalahan kedua yang merupakan pengobatan nyata terhadap pekerjaan meminta-minta dalam pandangan Islam adalah jaminan kehidupan yang layak bagi orang yang tidak mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Ketidakmampuannya bekerja disebabkan karena dua hal (Qardawi, 2011: 896) yaitu pertama, oleh karena lemah jasmani, sehingga menyebabkan ia tidak mampi bekerja seperti karena umur yang masih muda, tidak mempunyai keluarga seperti anak yatim, atau karena tidak sempurna anggota tubuhnya atau sakit keras yang luar biasa. Sebab-sebab badaniah itu yang menyebabkan seorang diuji dengannya dan tidak memiliki cara untuk mengatasinya. Orang yang seperti ini harus diberi dari zakat, sesuatu yang mencukupkannya, sebagai penambah atas kelemahaannya dan menunjukkan rasa kasih sayang karena kelemahannya, sehingga tidak menjadi beban masyarakatnya, hanya saja di zaman kita sekarang ini, dengan perantaraan ilmu mampu dipermudah untuk sebagian orang cacat, seperti yang tidak punya tangan dan lain sebagainya, sehingga mereka mampu bekerja dengan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan keadaan mereka. Biaya pendidikan dan latihan mereka, tidak mengapa dibebankan pada harta zakat. Kedua, tidak mampu bekerja karena tertutupnya pekerjaan halal bagi orang yang mampu melakukannya, meskipun sudah berusaha mencari dengan sekuat tenaga dan walaupun penguasa sudah berusaha mencari dengan sekuat tenaga dan walaupun penguasa sudah berusaha mencarikan pekerjaan buat mereka. Mereka tidak diragukan lagi, dimasukkan kepada golongan orang cacat jasmani, walaupun sebenarnya fisik mereka kuat dan segar karena kekuatan jasmani tidak menyebabkan mendapatkan makanan dan tidak mengenyangkan dari kelaparan selama tidak disertai dengan pekerjaan.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.3
35
Kedudukan Zakat dalam Islam Zakat mendapat perhatian yang serius dalam Islam. Zakat wajib bagi
setiap umat Muslim yang telah memenuhi syarat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga yang di dalam Al-Quran banyak disebutkan berurutan dengan perintah (tuntuan) sholat. Wajib hukumnya mengeluarkan sebagian hartanya untuk zakat bagi seseorang yang hartanya telah memenuhi syarat untuk berzakat. Apabila seseorang tersebut tidak melaksanakannya maka Islam seseorang tersebut tidak sempurna dan bahkan dikategorikan ingkar dari perintah Allah SWT. Qardawi (2011: 3) menyatakan bahwa zakat merupakan salah satu pokok bahasan ”ibadat” karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sholat. Zakat merupakan dasar dari Islam yang tanpa dasar tersebut maka bangunan Islam tidak akan berdiri tegak dengan baik. Pada peristiwa malaikat Jibril mengajarkan agama kepada kaum Muslimin dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik kepada Rasulullah SAW, yaitu:”Apakah itu Islam?” Nabi menjawab: ”Islam adalah mengikrarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah RasulNya, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa
pada
bulan
Ramadhan,
dan
naik
haji
bagi
yang mampu
malaksanakannya” (Hadits Muttafaq ’Alaih). Hadits lain yang terkenal dari Ibnu Umar dalam Qardawi (2011: 73) yang berbunyi: ”Islam didirikan di atas lima dasar:mengikrarkan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji bagi siapa yang mampu” (Hadits Muttafaq ’Alaih). Kewajiban zakat memiliki posisi penting
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
karena selain menjadi rukun Islam yang ketiga, tetapi juga merupakan bagian dari ibadah yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Zakat merupakan bagian dari sistem sosial-ekonomi Islam dan oleh karena itu dibahas di dalam buku-buku tentang strategi ekonomi Islam.
Mintarti (2009) menjelaskan bahwa zakat
memiliki makna sosial atau berdimensi sosial, yakni ikut mengentaskan kemiskinan, kefakiran dan ketidakadilan sosial, karena dengan membayar zakat terjadi sirkulasi kekayaan di masyarakat yang tidak hanya di nikmati oleh orang kaya tetapi juga orang miskin. Hakekat zakat adalah agar harta itu tidak terpusat pada satu komunitas tertentu dalam masyarakat. Zakat adalah salah satu kewajiban ubudiyyah yang ditaklifkan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya terkait dengan harta yang dimilikinya. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 43: ..
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku'”. (DEPAG, 2005:7) Al-Qur`an tidak memberikan ketegasan tentang kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya dan syarat-syarat yang harus dipenuhi serta tidak merinci seberapa besar yang harus dizakatkan. Persoalan itu diserahkan kepada Sunnah Rasulullah SAW yang menafsirkan tuntutan Al-Qur`an yang masih umum, menerangkan yang masih samar, memperkhusus yang masih terlalu umum, memberi contoh konkrit pelaksananaanya dan membuat prinsip-prinsip aktual serta bisa diterapkan dalam kehidupan manusia.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
Arti dasar dari kata zakat dalam Qardawi (2011: 34) ditinjau dari sudut bahasa, adalah suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. kata dasar zakat berarti berkembang ) )ﺍﻝﺯﻱﺍﺩﺓdan tumbuh, menumbuhkan ()ﺍﻝﻥﻡﻭ, sehingga bisa dikatakan tanaman itu ‘zaka’ artinya tumbuh, sedangkan setiap sesuatu yang bertambah disebut ‘zaka’ artinya bertambah. Apabila satu tanaman tumbuh tanpa cacat, maka kata zakat di sini berarti bersih dan juga dapat diartikan menyucikan. Apabila sesorang diberi sifat ‘zaka’ (baik), maka dapat diartikan, orang itu lebih banyak mempunyai sifat yang baik. Seoang itu ‘zaki’ berarti ia memiliki lebih banyak sifat - sifat orang baik. Menurut Wahidi kata dasar zaka berarti tumbuh dan bertambah. Zakat sesungguhnya menjadi sebab bertambahnya harta dimana Allah SWT menggantinya di dunia dan pahala di akhirat sebagaimana firmanNya dalam QS. As-Saba’ [34] ayat 39 yang berbunyi:
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (DEPAG, 2005: 432) Makna zakat yang berarti “suci” dan “tumbuh”, tidak didefinisikan hanya untuk mensucikan dan menumbuhkan kekayaan (materi) saja namun juga jiwa orang yang menzakatkannya. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibnu Taimiah dalam Qardawi (2011: 35) yakni “ jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya akan bersih pula”. Hal ini sesuai dengan QS. At-Taubah [9] ayat 103 yang berbunyi:
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(DEPAG, 2005: 203) Ayat di atas mengandung pesan bahwa zakat membersihkan muzakki dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda. Zakat berfungsi pula menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati yang membayarkan zakat dan memperkembangkan harta benda muzakki. Qardawi (2011: 39) menguraikan bahwa kata zakat dalam bentuk ma’rifah (definitif) disebut 30 (tiga puluh) kali di dalam Al-Quran, diantaranya 27 (dua puluh tujuh) kali disebutkan dalam satu ayat bersama shalat, dan hanya satu kali disebutkan dalam konteks yang sama dengan shalat tetapi tidak di dalam satu ayat, yaitu firman Nya yang artinya: “Dan orangorang yang giat menunaikan zakat” setelah ayat “Orang-orang yang khusyu’ dalam bershalat”. Hal ini termuat di dalam QS. Al-Mu’minuun [40] ayat 2 dan 4. Al-Mawardi berkata: “Shadaqah adalah zakat dan zakat adalah shadaqah, berbeda nama namun bersatu pengertian (Permono, 2005: 56). Zakat merupakan kewajiban individual bagi pemeluk agama Islam yang memenuhi kepemilikan harta atau pendapatan pada tingkat tertentu baik batas minimum kewajibannya (nishab) dan batas minimum waktunya (haul) maupun nilai atau kadar yang harus dikeluarkannya. Zakat dari segi istilah fikih berarti “sejumlah harta tertentu yang
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
diwajibkan Allah SWT diserahkan kepada orang-orang yang berhak” disamping berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri” (Qardawi, 2011: 34). Kesimpulan yang dapat diambil ialah arti zakat di dalam Al-Quran, yaitu yang pertama zakat adalah kesucian dan kesalehan (Arifin, 2011: 6). Zakat, berarti ”kesucian dan kesalehan”. Kedua, Zakat adalah Sedekah. Zakat berarti “sedekah”. Ketiga, zakat adalah hak para mustahiq. Zakat, berarti “ukuran dari harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang tertentu dengan beberapa syarat”. Hal ini yang dipahami sebagai zakat yang di dalam Al-Qur’an disebutkan 32 kali. Istilah zakat secara syari’ah dalam Al-Qur’an dan hadits terkadang menggunakan kalimat “sedekah”. Kedudukan zakat sangat penting di dalam Islam karena diuraikan bahwa zakat apabila di kaji lebih mendalam ternyata memiliki 8 (delapan) dimensi yakni (Ryandono, 2012: 8-20): 1.
Dimensi akidah Zakat merupakan bentuk bukti ketaatan manusia dan kehambaan manusia
kepada Allah SWT. Apabila seseorang muslim yang hartanya telah memenuhi syarat dan ketentuan yang telat di tentukan oleh syar’i untuk berzakat maka wajib menunaikannya apabila tidak di lakukan maka tegolong orang yang ingkar kepada Allah SWT. 2.
Dimensi ibadah Zakat merupakan salah satu rukun Islam (rukun ketiga) dan sebagai
ibadah kepada Allah SWT bahkan di sejajarkan dengan sholat (Arifin, 2011: 18). Apabila tidak melakukannya akan mendapatkan sanksi dan bagi yang menjalankannya akan mendapatkan balasan dari Allah SWT baik secara lansung
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
di dunia maupun di akhirat nanti dan apabila tidak dilaksanakan akan mendapat dosa atau siksa seperti di QS. Al – Baqarah [2] ayat 261 yang berbunyi:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS 2 Al-Baqarah: 261, DEPAG, 2005: 44) 3.
Dimensi syukur Zakat meupakan wujud syukur manusia kepada Allah SWT atas rejeki
telah di limpahkan kepada manusia karena apabila bersyukur maka Allah SWT akan menambah nikmat rejeki tersebut dan sebaliknya Allah SWT akan memberikan balasannya yaitu siksa yang sangat pedih (Ryandono, 2012). Orang yang memberikan sedekah maka Allah SWT akan memberikan kemudahan dan sebaliknya jika orang itu kikir maka Allah SWT akan membuat kesukaran seperti di QS. Al–Lail [92] ayat 5 – 10 yang berbunyi:
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, 6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), 7. Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. 8. dan Adapun orangorang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, 9. serta mendustakan pahala terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. (DEPAG, 2005:595)
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
Ayat di atas mensyiratkan bahwa siapa saja yang berbelanja harta di jalan Allah SWT salah satunya dengan aktivitas berzakat maka Allah SWT akan membalasnya dengan kemudahan-kemudahan di dalam hidupnya 4.
Dimensi persaudaraan Zakat merupakan suatu wujud kepedulian pihak yang diberi kelebihan
harta terhadap mereka yang tidak beruntung atau kekurangan harta (miskin), dengan demikian pelaksanaan zakat akan membangun persaudaraan serta akan menghilangkan perasaan iri dan dengki kepada orang lain yang di karenakan perbedaaan rizki yang di terimanya. Zakat merupakan salah satu cara untuk membantu orang lain dari kesusahan ekonomi. Zakat merupakan kebaikan yang sesungguhnya atau dengan kata lain amal untuk mencapai kebaikan sebagaimana di dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 177 yang berbunyi: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orangorang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.(DEPAG, 2005: 27)
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5.
42
Dimensi moral Zakat secara moral bermanfaat untuk mendorong dan menjauhkan diri dari
manusia dari karakter kikir, egois, enggan memberi, enggan berkorban dan tidak peduli dengan orang lain. Zakat juga bisa memupuk dan membangkitkan rasa senasib sepenanggungan antar yang miskin dan kaya dalam masyarakat (Ryandono, 2012) seperti di surat An – Nahl [16] ayat 71 yang berbunyi:
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?. (DEPAG, 2005: 274) 6.
Dimensi Keuangan Zakat merupakan sumber penerimaan negara atau seseorang dalam rangka
memenuhi
kebutuhan
anggaran
Negara
dan
kebutuhan
mereka
yang
membutuhkan. Zakat dikumpulkan dan disalurkan oleh baitul maal sejak zaman Rasulullah SAW dan mas khalifah Khulafaurrasyidin. Zakat sebagai instrumen negara dapat diterapkan di era pemerintahan saat ini. 7.
Dimensi Politik Kepala negara memiliki kebijakan dan otoritas yang bisa memaksa
masyarakat atau rakyatnya yang telah memenuhi syarat dikenakannya zakat untuk wajib berzakat. Negara berhak memberikan sanksi dan hukuman atas warganya jika tidak mau membayar zakat sebagaimana dicontohkan pada masa pemerintahan awal Islam.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8.
43
Dimensi ekonomi Zakat merupakan sumber pendapatan bagi seseorang yang dapat di
gunakan untuk memenuhi kebutuhan atau anggaran belanja baik bagi individu maupun negara. Zakat juga merupakan sarana untuk pendistribusian kekayaan dari mereka yang beruntung, agar harta tidak hanya berputar di antara orang – orang yang kaya saja sehingga kesenjangan ekonomi yang ada akan terminimalisir sebagaimana di dalam QS. Al – Hasyr [59] ayat 7 yang berbunyi: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.(DEPAG, 2005: 546) Zakat merupakan intrumen untuk menggerakan, mendorong sekaligus mengendalikan perekonomian. Zakat yang di kumpulkan oleh baitul Maal pada masa Rasulullah SAW dan pada masa pemerintahan khulafaurrasyidin maupun khalifah selanjutnya merupakan sumber utama dalam anggaran belanja pada masa itu. Kesuksesan pengelolaan zakat oleh baitul maal pada masa awal tersebut juga dipraktekan pada masa era ekonomi modern sekarang ini. Zakat mulai menjadi kewajiban sejak di Madinah pada tahun 2 (dua) H. Hal ini dipertunjukkan oleh karena terdapat fakta bahwa kewajiban zakat di Madinah yang memiliki batasan nishab. Sebagian yang lain berpendapat bahwa
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
kewajiban zakat adalah ketika di Makkah oleh karena terdapat QS. Al-An’am [6] yang turun di Makkah yang artinya: “Bayarlah oleh kalian haknya waktu memetik hasilnya”, namun tuntunan zakat yang turun di Makkah adalah zakat yang tidak ditentukan batas dan besarnya, akan tetapi diserahkan kepada rasa iman, kemurahan hati dan perasaan tanggung jawab seseorang atas orang lain sesama orang-orang yang beriman (Qardawi, 2011: 61). Secara umum zakat dimaknai dengan memberikan hak milik harta tertentu kepada orang yang berhak, dengan syarat-syarat tertentu. Undang-Undang (UU) Pengelolaan Zakat No. 23 Tahun 2011 menjelaskan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Arifin (2011, 20) menguraikan bahwa terdapat penjelasan yang menerangkan bahwa barang siapa yang tidak mau mengerjakan yang lima, Allah SWT juga tidak akan mengerjakan yang lima, yaitu: 1.
Barang siapa yang tidak mau membayar zakat, maka Allah SWT tidak akan menjaga hartannya.
2.
Barang siapa yang tidak mau sedekah, maka Allah SWT tidak akan memelihara kesehatannya.
3.
Barang siapa yang tidak mau mengeluarkan zakat tanamannya, maka Allah SWT tidak akan memberi keberkahan pada tanahnya.
4.
Barang siapa yang tidak mau berdoa, maka Allah SWT tidak akan mengabulkannya.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5.
45
Barang siapa yang tidak mau sungguh-sungguh di dalam shalatnya, maka Allah SWT tidak akan memudahkan untuk mengucapkan: La ilaha illallah, saat sakaratul maut. Al-Quran tidak memberikan penjelasan secara rinci mengenai kekayaan
yang wajib dikenakan zakat dan syarat-syarat yang wajib dipenuhi serta tidak menjelaskan besar zakat atas kekayaan tersebut. Hal ini diperjelas oleh hadits (sunnah). Petunjuk di dalam Al-Quran mengenai jenis kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah (Qardawi, 2011: 122): a.
Emas dan perak, sesuai dengan firmanNya pada QS. At-Taubah [9] ayat 34 yang berbunyi:
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (DEPAG, 2005: 192) b.
Tanaman dan buah-buahan, sesuai dengan firman Allah SWT pada QS. Al-An’am [6] ayat 141 yang isisnya:
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (DEPAG, 2005: 146) c.
Usaha, sebagai contoh ialah usaha dagang dan lain-lain. Termaktub dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 276 yang berbunyi:
Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (DEPAG, 2005: 47) d.
Barang-barang tambang yang dikeluarkan dari perut bumi. Selain dari jenis-jenis kekayaan di atas, Al-Quran hanya menjelaskan
dengan kata-kata “kekayaan”. Para ulama fiqih sering berbeda pendapat dalam mendefinisikan kekayaan (al-amwal). Al-amwal merupakan bentuk jamak dari mal yang bermakna “segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya”. Ibnu Asyr menyatakan “Kekayaan pada mulanya berarti emas dan perak tetapi kemudian berubah pengertiannya menjadi segala barang yang disimpan dan dimiliki”. Madzab Hanafi menjelaskan kekayaan dengan segala yang dipunyai dan digunakan (diambil manfaatnya) menurut galibnya (Qardawi, 2011: 123). Batasan sifat kekayaan yang wajib zakat dan syarat-syaratnya dapat dijelaskan lebih jauh sebagai berikut (Qardawi, 2011: 125126): 1.
DISERTASI
Milik penuh
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.
47
Istilah milik penuh bermakna “kekayaan harus berada di bawah kontrol dan di dalam kekuasaannya” atau “kekayaan itu harus berada di tangannya, tidak tersangkut di dalamnya hak orang lain, dapat ia pergunakan, dan faedahnya dapat dinikmatinya”. Sebagian ahli fiqih mensyaratkan adanya “kemantapan” di dalam kepemilikan penuh tersebut dalam arti kekayaan itu harus berada di tangan pemiliknya, pemiliknya itu tahu dimana barang itu berada, tidak ada yang menjadi penghalang ia mengambilnya atau berada di tangan orang lain sedangkan orang lain itu membenarkannya. Berkembang Pengertian berkembang menurut bahasa ialah kekayaan tersebut memberikan keuntungan atau pendapatan atau menghasilkan produksi. Menurut ahli fikih, berkembang (nama’) bisa dikategorikan berkembang secara konkrit (akibat pembiakan atau perdangan dan sejenisnya) dan tidak konkrit (berpotensi berkembang baik berada di tangannya maupun di tangan orang lain atas namanya. Rasulullah SAW memberi petunjuk tidak wajib zakat atas kekayaan yang dimiliki untuk kepentingan pribadi sebagaimana dalam sabda dari hadits shahih Nabi saw bersabda:
ﻡﺱﻝﻡﺹﺩﻕﺓﻑﻱ ﻉﺏﺩﻩ والﻑﺭﺱﻩ ﻝﻱﺱ ﻉﻝﻯﺍﻝ Artinya :
3.
4.
5.
DISERTASI
“Seorang Muslim tidak wajib mengeluarkan zakat dari kuda atau budaknya”. Mencukupi nishab Nishab adalah batas minimum harta yang wajib dizakati. Islam tidak mewajibkan zakat atas seberapa besar kekayaan yang berkembang sekalipun kecil sekali, tetapi memberika ketentuan sendiri yaitu sejumlah tertentu yang dalam ilmu fikih disebut nishab. Khusus hasil pertanian para ulama mensepakati tidak ada ketentuan batas minimal. Banyak sedikit hasil yang tumbuh dari tanah harus dikeluarkan zakatnya sebesar 10 persen. Lebih dari kebutuhan biasa Syarat keempat ini dimaksudkan bahwa hanya orang-orang kaya yang menikmati kehidupan yang tergolong mewah yang wajib dikenakan zakat. Konsep lebih dari kebutuhan biasa atau rutin secara umum akan terus berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, situasi dan kondisi di masing-masing wilayah. Barang mewah bagi sebagian orang mungkin masih menjadi kebutuhan pokok bagi diri dan keluarganya. Hal ini berarti ketentuan ini merupakan persoalan pribadi yang tidak dapat dijadikan patokan. Oleh karena itu sebagian ulama menegaskan cukup adanya batasan nishab, namun sebagian yang lain mengusulkan bahwa permasalahan ini diserahkan kepada para ahli dan ketetapan yang berwenang. Bebas dari hutang Ketentuan harta yang wajib dikenakan zakat adalah sesuai dengan batasan nishabnya, namun apabila pemilik memiliki hutang yang mengurangi
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6.
48
jumlah nishab tersebut maka zakat menjadi tidak wajib, kecuali bagi sebagian ulama fikih terutama tentang kekayaan yang berkaitan dengan kekayaan tunai. Jumhur ulama berpendapat bahwa hutang merupakan penghalang wajibnya zakat. Walaupun masih ada perbedaan keyakinan bahwa kekayaan bisa dikelompokkan menjadi kekayaan yang terlihat dan tersimpan. Sebagian ahli fikih sepakat bahwa hutang tidak menghalangi kekayaan yang kelihatan untuk dikenakan zakat. Berlaku setahun Berlaku setahun dalam arti bahwa pemilikan yang berada di tangan pemilik sudah berlalu masanya sua belas bulan Qamariyah. Persyaratan setahu ini hanya untuk ternak, uang dan harta benda dagang yaitu yang dapat dimasukkan ke dalam istilah “zakat modal”, namun hasil pertanian, buah-buahan, madu, logam mulia, harta karun, dan lain-lainnya yang sejenis tidak dipersyaratkan satu tahun dan kesemuanya dimasukkan dalam “zakat pendapatan”. Persoalan berlaku setahun sebenarnya masih menimbulkan perdebatan karena tidak adanya satu hadits yang tegas. Persoalan yang tidak diperselisihkan oleh seorangpun para ulama leluhur pertama (salaf) maupun terakhir (khalaf) adalah bahwa zakat kekayaan nominal yaitu ternak, uang dan harta benda dagang hanya diwajibkan satu kali dalam setahun dan bahwa zakat suatu kekayaan tidak dipungut dua kali dalam setahun. Zakat secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu zakat nafs (jiwa) atau
disebut juga dengan zakat fitrah dan zakat harta (maal). Zakat maal meliputi pertama, emas, perak dan logam mulia lainnya, kedua, uang dan surat berharga lainnya, ketiga, perniagaan atau perdagangan, keempat, pertanian, perkebunan dan kehutanan, kelima, peternakan dan perikanan, keenam, pertambangan, ketujuh, pendapatan dan jasa, kedelapan, rikaz. Secara lebih lengkap, objek zakat dapat berupa : 1.
Zakat tanam-tanaman atau hasil pertanian/perkebunan Jenis tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya yang terdapat di Indonesia meliputi biji-bijian (jagung, kedelai, kacang tanah, dan lain-lain), umbiumbian dan sayuran (kentang, ubi kayu, ubi jalar, bawang, cabe, kol, dan lain-lain), buah-buahan (kelapa, pisang, durian, rambutan, jeruk, apel, dan lain-lain), tanaman hias (anggrek, segala jenis bunga, dan lain-lain),
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
tanaman keras (karet, jati, sawit, kopi, cendana, kayu manis, kayu putih, coklat, dan lain-lain), rumput-rumputan (serai, bambu, rotan, dan lainlain), daun-daunan (tembakau, teh, dan lain-lain) dan jenis-jenis lainnya (Permono, 2005: 169). Dasar dari luasnya jangkauan sumber zakat tanamtanaman adalah keumuman nash QS. Al-Baqarah [2] ayat 267: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (keluarkanlah zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(DEPAG , 2005: 45) Ayat Allah SWT lainnya yang mendasarkan adanya zakat dari jenis tanamtanaman adalah QS. Al-An’am [6] ayat 141: “dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (DEPAG, 2005: 146)
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
Nishab zakat hasil pertanian adalah lima wasaq, dengan mendasarkan pada sabda Rasulullah SAW riwayat Abu Sa’id yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: َّ ﺹﻝَّﻯ ْﻉ َ ﻕ َﺯ ْ ََّللاُ َﻉﻝ ﻙﺍﺓ ُ ﺱ ِﺓ ﺃَ ْﻭ ﻱﻱَ ْﺭ ِّ ﺱ ِﻉﻱ ٍﺩ ﺍ ْﻝ ُﺥ ْﺩ ِﺭ َ ْﺱﻑِﻱ َﻡﺍ ﺩ َ ُﻭﻥ َﺥ ْﻡ َ ﺱﻝَّ َﻡﻕَﺍ َﻝﻝَﻱ َ ﻱ ِﻩ َﻭ َ ﻱ َ َﻥﺃَﺏِﻱ ِّ ِﻑَ ُﻉ ﻩُ ﺇِﻝَﻯ ﺍﻝﻥَّﺏ ٍﺱ ُّ ﺱ ُﺱ ْ َﻭﺍ ْﻝ َﻭ )ﻭﻥ َﻡ ْﺥﺕُﻭ ًﻡ ﺍ (ﺭﻭﺍﻩﺃﺏﻭ ﺩﺍﻭﺩ َ ﺕ ِ ﻕ
“Tidak wajib zakat pada kurma dan habb yang kurang dari 5 wasaq”. Satu wasaq setara dengan 60 sha’ (menurut kesepakatan ulama), sedangkan 1 sha’ setara dengan 2,175 kg, maka nishab zakat hasil pertanian adalah 5 wasaq x 60 sha’ x 2,175 kg sama dengan setara dengan 653 kg gabah kering atau setara dengan 522 kg beras (IMZ, 2010). Nishab hasil pertanian kurma di atas menjadi pijakan besarnya nishab untuk hasilhasil pertanian/perkebunan lainnya. Ukuran atau kadar zakat yang dikeluarkan adalah jika hasil pertanian itu didapatkan dengan cara pengairan (irigasi) sebanyak 1/20 (5%), dan jika diairi dengan hujan (tadah hujan) adalah sebanyak 1/10 (10%). 2.
Zakat Hewan Peternakan Kewajiban zakat ternak selain telah mencapai nishab dan mencapai haul (1 tahun) disyaratkan juga bahwa binatang tersebut kategori saimah, yaitu digembalakan serta tidak dipekerjakan, karena salah satu asas atau unsur kewajiban zakat harta adalah harus berkembang (an-nama’) atau dapat diperkembangkan (al-istinma’) (Permono, 2005: 191).
Nishab zakat
ternak dibagi berdasarkan jenis binatang ternaknya, sebagaimana hadits Nabi riwayat Imam Muslim yang disandarkan kepada Abu Zarrin ra, Rasulullah SAW bersabda:
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
َّ ﺹﻝَّﻯ َّ َﻥ ﺃَﺏِﻱ َﺫ ٍّﺭﻕَﺍ َﻝﻕَﺍ َﻝ َﺭﺱُﻭ ُﻝ ْﻉ ْ ََّللاُ َﻉﻝ ﺏ ﺇِﺏِ ٍﻝ َﻭالَﺏَﻕَ ٍﺭ َﻭالَ َﻍﻥٍَﻡ الَﻱُ َﺅﺩِّﻱ َ ﺱﻝَّ َﻡ َﻡﺍ ِﻡ ْﻥ َ ﻱ ِﻩ َﻭ َ َِّللا ِ ﺹﺍ ِﺡ ْ ﻑِﺩ ُ ﻑِ ﻩَﺍ ْ َﺱ َﻡﻥَ ﻩُﺕ ْ ﻙﺍﻥ ْ ﻙﺍﺕَ ﻩَﺍ ﺇِالَّ َﺝﺍ َء َ َﻥﻁَ ُﺡ ﻩُﺏِﻕُﺭُﻭﻥِ ﻩَﺍ َﻭﺕ َ ﺕﻱَ ْﻭ َﻡ ﺍ ْﻝﻕِﻱَﺍ َﻡ ِﺓ ﺃَ ْﻉﻅَ َﻡ َﻡﺍ َ َﺯ َﻙﻝَّ َﻡﺍ ﻥ ْ ََﺕ َﻭﺃ َﺕ ﻑَﺍ ﻁ ُﺅﻩُﺏِﺃَ ْﺥ ْ ُﻱ ِﻩ ﺃُﻭالَ ﻩَﺍ َﺡﺕَّﻯﻱ ْ ﺃُ ْﺥ َﺭ ﺍﻩَﺍ ﺃَﻉَﺍﺩ ْ ََﺕ َﻉﻝ )ﻥﺱﺍﺉﻱ ﺍﺱ (ﺭﻭﺍﻩﺍﻝ َ ﺽﻯﺏَﻱ َ ﻕ ِ َّْﻥ ﺍﻝﻥ
Artinya: “Barangsiapa yang memiliki unta, sapi atau kambing yang tidak dikeluarkan zakatnya, melainkan binatang-binatang itu pada hari kiamat datang dalam bentuk yang lebih besar dan lebih gemuk daripada semula, mereka akan menandukinya dengan tanduk-tanduknya dan menginjakinjaknya dengan kaki-kakinya, manakala yang terakhir dari kawanan binatang itu selesai, maka berulanglah kawanan yang pertama sampai semua manusia diputuskan perkaranya”. a.
Sapi Nishab sapi adalah 30 ekor, dan tidak wajib zakat jika kurang dari jumlah tersebut. Untuk tiap 30 ekor zakatnya 1 tabi’ (anak sapi berumur 1 tahun) baik jantan maupun betina, dan jika telah mencapai 40 ekor zakatnya 1 musinah (anak sapi berumur 2 tahun), dan selanjutnya dengan hitungan sebagai berikut:
a.
30 ekor; zakatnya 1 ekor tabi’
b.
40 ekor; zakatnya 1 ekor musinah
c.
60 ekor; zakatnya 2 ekor tabi’
d.
70 ekor; zakatnya 1 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah
e.
80 ekor; zakatnya 2 ekor musinnah
f.
90 ekor; zakatnya 3 ekor tabi’
g.
100 ekor; 2 ekor tabi’ dan 1 ekor musinnah
h.
110 ekor; zakatnya 2 ekor musinah dan 1 ekor tabi’
i.
120 ekor; zakatnya 3 ekor musinah atau 4 ekor tabi’
b.
Kambing Kadar zakat kambing adalah sebagai berikut:
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
a.
Seekor sampai dengan 39 ekor; tidak wajib zakat
b.
40 ekor sampai dengan 120 ekor; zakatnya 1 ekor kambing
c.
121 ekor sampai dengan 200 ekor; zakatnya 2 ekor kambing
d.
201 ekor sampai dengan 300 ekor; zakatnya 3 ekor kambing
e.
400 ekor sampai dengan 499 ekor; zakatnya 4 ekor kambing
f.
500 ekor sampai dengan 599 ekor; zakatnya 5 ekor kambing
g.
Demikian seterusnya setiap tambah 100 ekor zakatnya seekor
c.
Kuda dan Binatang Ternak Lainnya Abu Hanifah meriwayatkan hadits dari Jabir dari Rasulullah SAW., bersabda : ”Pada tiap-tiap kuda peternakan zakatnya satu dinar dan tidak ada zakat apapun pada kuda perang”. Riwayat lain, Umar bin al-Khatab ra. berkirim surat kepada Abu Ubaidah bin Jarrah ra. tentang zakat kuda, yaitu: “Suruh pilih pemilik-pemiliknya (kuda), maka apabila mereka menghendaki, mereka tunaikan, dari tiap-tiap seekor kuda satu dinar, dan apabila tidak, maka berilah harga kudakuda itu dan pungutlah dari tiap-tiap dua ratus dirham, lima dirham (zakatnya)”. Ghazali (2011: 107) menekankan bahwa zakat ternak tidak wajib kepada selain unta, sapid an kambing. Adapun anak kambing, rusa, kuda dan kedelai tidak dikenai zakat. Para ulama juga bersepakat bahwa untuk masa kekinian, setiap binatang yang diternakkan lainnya seharga 200 dirham, zakatnya lima dirham atau 1/40 atau 2,5 persen.
3.
DISERTASI
Zakat Emas dan Perak
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
Ketentuan zakat emas dan perak didasarkan pada hadits shahih yang diriwayatkan Ali bin Abi Thalib ra. Rasulullah SAW bersabda: َّ ﺹﻝَّﻯ َّ ﻱ ْ ﻙﺍﻥ ْ َّللاُ َﻉ ْ ﻥ ﻩُ ﻉ ْﻉ َ ﺱﻝ َّ َﻡﻕَﺍ َﻝﻑَﺇِ َﺫﺍ َ ﻙ ِﻡﺍ ْ َﺉﺕَﺍ ِﺩ ْﺭ ﻩٍَﻡ َﻭ َﺡﺍ َﻝ َﻉﻝ ْ ََّللاُ َﻉﻝ ﻱ ﻩَﺍ َ ََﺕﻝ َ ﻱ ِﻩ َﻭ َ ﻱ ِ ﻱ َﺭ ٍّ َِﻥ َﻉﻝ ِّ َِﻥ ﺍﻝﻥَّﺏ َﺽ ْ ﻙ ِﻉ ُ َﺏ َﺡﺕ َّﻯﻱ َﺍ ْﻝ َﺡ ْﻭ ُﻝﻑ ْ َْﺱ َﻉﻝ ُﻭﻥ ِﺩﻱﻥَﺍ ًﺭﺍﻑَﺇِ َﺫﺍ َ ﺵﺭ َ َﻭﻥ ﻝ َ ﻙ َﻱ ْ ﻙﺵ َ ﺱ ﺓُ َﺩ َﺭ ﺍ ِﻩ َﻡ َﻭﻝَﻱ َ ﻑِﻱ ﻩَﺍ َﺥ ْﻡ ِ ََﻱءﻱَ ْﻉﻥِﻱﻑِﻱ ﺍﻝ َّﺫ ﻩ ْ ﻙ ِﻉ َﻱ ﻩَﺍ ﺍ ْﻝ َﺡ ْﻭ ُﻝﻑ َ ُ ﺹ ْ ِﻑِﻱ ﻩَﺍﻥ ْ َُﻭﻥ ِﺩﻱﻥَﺍ ًﺭﺍ َﻭ َﺡﺍ َﻝ َﻉﻝ )ﻙ (ﺭﻭﺍﻩﺃﺏﻭ ﺩﺍﻭﺩ َ ِﺏ َﺫﻝ َ ﺵﺭ َ َﺍﻥﻝ َ ﻙ َ َﺍﺭﻑَ َﻡﺍ َﺯﺍ َﺩﻑَﺏِ ِﺡ ِ ﺱﺍ ٍ ﻑ ِﺩﻱﻥ “Apabila kamu memiliki 200 dirham perak dan telah cukup masa setahun, maka zakatnya 5 dirham. Dan tidaklah kamu harus mengeluarkan zakat yakni pada emas, sehingga kamu memiliki 20 dinar, maka apabila kamu telah memiliki 20 dinar dan telah cukup setahun, maka wajib dikeluarkan zakatnya setengah dinar” (HR. Abu Daud, Tirmidzi). Berdasarkan hadits di atas, maka para ulama bersepakat bahwa nishab emas adalah 20 dinar yang setara dengan 85 gram emas murni, sementara nishab perak adalah 200 dirham yang setara dengan 595 gram perak. Kadar pungutan zakat emas dan perak adalah 1/40 atau 2,5 persen (Permono 2005: 210). 4.
Zakat Harta Perdagangan/Perniagaan Diriwayatkan Abu Dawud dan Al-Baihaqi, dari Samurah bin Jundub, ia berkata: َّ ﺹﻝَّﻯ َّ ﻑ ََﺇِ َّﻥ َﺭﺱُﻭ َﻝ َ ﺱﻝَّ َﻡ ْ ََّللاُ َﻉﻝ َّ ﺍﻥﻱَﺃْ ُﻡ ُﺭﻥَﺍ ﺃَ ْﻥﻥُ ْﺥ ِﺭ َﺝ ﺍﻝ ْﻉ (ﺭﻭﺍﻩﺃﺏﻭ َ ﻙ َ ﻱ ِﻩ َﻭ َ َِّللا ِ ﺹ َﺩﻕَ ﺓَ ِﻡ ْﻥ ﺍﻝَّ ِﺫﻱﻥُ ِﻉ ُّﺩﻝِْﻝﺏَﻱ )ﺩﺍﻭﺩ Artinya: “Syahdan, maka sesungguhnya Nabi saw. memerintahkan kami untuk mengeluarkan shadaqah (zakat) dari harta benda yang kami siapkan untuk dijual (diperdagangkan)”. Berdasarkan hadits ini terlebih dengan adanya unsur an-nama atau alistinma’ (produktif), dan di luar kebutuhan pokok karena merupakan harta benda yang diusahakan agar dapat berkembang, maka harta perniagaan ini
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
wajib dizakati setelah mencapai satu tahun sesudah tutup buku, dengan memperhitungkan aktiva kancar (uang kertas/tunai, uang di bank, surat berharga, stok dan piutang, dikurangkan kewajiban dan hutang. Nishabnya adalah 85 gram emas murni dan kadar zakat sebesar 2,5 persen (Permono, 2005: 226). 5.
Zakat Perusahaan (Investasi, Saham dan Obligasi) Zakat ini mengacu pada harta benda yang tidak diperdagangkan namun diperkembangkannya dengan disewakan atau dijual hasil produksinya, benda hartanya tetap, namun manfaatnya yang berkembang, misalnya hotel, vila, pabrik, pergudangan dan lain-lain, yang merupakan kategori investasi. Zakat kekayaan perusahaan yang mengalami pertumbuhan ada dua macam yaitu; a. kekayaan yang dipungut zakatnya dari modal dan keuntungan investasi setelah setahun seperti zakat ternak dan perdagangan, maka zakatnya 2,5%, b. kekayaan perusahaan yang dipungut dari hasil investasi dan keuntungan saja, tanpa menunggu setahun maka zakatnya adalah 10% atau 5% tergantung dari modal tetap seperti tanah pertanian atau tidak tetap. Investasi lain adalah dalam bentuk saham dan obligasi. Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan manajemen untuk mengelola uang yang telah disetorkan dengan harapan untuk memperoleh keuntungan. Nishab zakat diqiyaskan dengan zakat perniagaan. Haul zakat dihitung per annual report. Saham yang dimiliki atas dasar book value ditambah nilai deviden (Hafidhudin, 2002: 30).
6.
DISERTASI
Zakat Profesi
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
Pandangan Qardhawi (2010) bahwa zakat profesi adalah zakat atas harta yang diperoleh melalui satu jenis proses kepemilikan yang baru dan halal. Zakat
profesi
yang
dipungut/diperoleh
dari
upah/gaji/honorarium
karyawan dan usaha profesional seperti penghasilan seorang dokter, insinyur, guru, advokat, seniman, penjahit dan lain-lain yang telah mencapai nishab. Nishab zakat profesi diqiyaskan atau dimiripkan dengan harta zakat yang telah ada yaitu a. jika diqiyaskan atau dimiripkan dengan zakat harta pertanian maka nishabnya adalah 653 kg gabah kering atau 522 kg beras dan waktu pengeluaran zakatnya setiap panen atau setiap memperoleh gaji atau honor, b. untuk kadar zakat jika diqiyaskan dengan harta simpanan maka kadarnya 2,5 %. 7.
Zakat Barang Tambang dan Hasil Temuan Barang tambang adalah barang-barang berada di dalam bumi dan baru bermanfaat setelah ditambang dan diolah. Barang temuan atau rikaz adalah barang-barang kuno yang
ditemukan dan diserahkan kepada negara.
Kewajiban zakat untuk pemilik barang tambang dikenakan begitu barang tambang selesai diolah dan dibersihkan tidak perlu menunggu satu tahun asal sudah memenuhi nishab. Nishab untuk barang tambang adalah sama dengan nishab emas yaitu setara dengan 85 gram emas atau 595 gram perak, dengan kadar zakat 20% (Permono, 2005: 239). 8.
Zakat Fitrah Diriwayatakan al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ra.: ْ ِﻑ ْ َﻙﺍﺓ َّ ﺹﻝَّﻯ َّ ﺽ َﺭﺱُﻭ ُﻝ َّ ﻱ ْ َّللاُ َﻉ ْﻉ َ ﺱﻝَّ َﻡ َﺯ ْ ََّللاُ َﻉﻝ ْ َﻥ ﺍ ﺹﺍﻉًﺍ ِﻡ ْﻥﺕَ ْﻡ ٍﺭ ﺃَ ْﻭ ﺍﻝ َ ﻁ ِﺭ َ ﻱ ِﻩ َﻭ َ َِّللا َ ﻥ ﻩُ َﻡﺍﻕَﺍ َﻝﻑَ َﺭ ِ ﺏ ِﻥ ُﻉ َﻡ َﺭ َﺭ َﺽ ْ ﻱﺭ ِﻡ ْﻥ ْ ﻱﺭ َﻭ ْ ﺏ ِﺩ َﻭ ْ ﻱﺭ َﻉﻝَﻯ ْ ُﻙ ِﺭ َﻭﺍأل َ ﺍﻝ َ ﺍﻝ ُﺡ ِّﺭ َﻭﺍﻝ َّﺫ َ ﺹﺍﻉًﺍ ِﻡ ْﻥ ْ َﻱﻥ َﻭﺃَ َﻡ َﺭﺏِ ﻩَﺍ ﺃَ ْﻥﺕُ َﺅ َّﺩﻯﻕ ْ ﺍﻝ ُﻡ ْ ﺍﻝ َﻉ َّ ﻥﺙَﻯ َﻭﺍﻝ ﺏ َﻝ َ ﺱﻝِ ِﻡ َ ٍ ﺵ ِﻉ ِ ِﻙﺏ ِ ﺹ ِﻍ )ﺍﺱ ﺇِﻝَﻯ ﺍﻝﺹَّال ِﺓ (ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻝﺏﺥﺍﺭﻱ ِ َُّﻭﺝﺍﻝﻥ ِ ُﺥﺭ
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
Diriwayatkan dari Umar RA, ia berkata: “Rasulullah SAW. mewajibkan zakat fitri, sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas setiap muslim budak, merdeka, laki-laki, perempuan, kecil, dan besar, dan memerintahkan untuk melaksanakannya sebelum keluar menuju shalat (‘Idul Fitri) (HR. Bukhari) Dalam hadits ini, satu sha’ ada empat mud dan satu mud beras kurang lebih 0,6 kg, jadi satu sha’ setara kurang lebih dengan 2,4 kg beras (Permono, 2005: 246). Berdasarkan kedelapan jenis zakat tersebut di atas, dari nomor satu sampai tujuh dikategorikan dalam zakat harta atau zakat maal, yaitu zakat untuk kebersihan atau kesucian harta dengan syarat, nishab dan haul yang ditentukan. Sementara jenis zakat terakhir, zakat fitrah dimaksudkan untuk mensucikan jiwa setiap individu, yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan. Allah SWT menjanjikan bahwa seorang mukmin yang telah “menunaikan zakat” maka muslim tersebut termasuk dalam golongan orang-orang mukmin yang akan mewarisi syurga Firdaus, yang mereka kekal di dalamnya sebagaimana bagian dari firman Allah SWT dalam QS. Al-Mukminun [40] ayat 1 – 11:
1. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. 9. dan orangorang yang memelihara sembahyangnya. 10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya”. (DEPAG, 2005: 467-468) Janji Allah SWT juga berlaku sebaliknya bahwa seorang muslim yang tidak menunaikan zakatnya, maka mereka tidak ada bedanya dengan orang musyrik, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Fushshilat [41] ayat 6 - 7: “Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, 7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat” (DEPAG, 2005: 477) Pada firman Allah SWT lainnya, seorang Muslim yang tidak membayar zakat maka ia juga tidak berhak atas rahmat Allah SWT, sebagaimana dalam QS. Al-A’raaf [7] ayat 156: “Dan tetapkanlah untuk Kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; Sesungguhnya Kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat-
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orangorang yang beriman kepada ayat-ayat kami". (DEPAG, 2005: 170) Firman Allah SWT dalam QS. Al-Haj [22] ayat 41 juga dijelaskan bahwa orang yang menunaikan zakat juga berhak atas pertolongan Allah SWT:
”(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”. (DEPAG, 2005: 336) Sebagai suatu kewajiban yang harus dikerjakan, zakat dijalankan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut (Mannan dalam Anshori, 2006): 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Prinsip keyakinan keagamaan (faith) Prinsip pemerataan (equity) dan keadilan Prinsip produktifitas (productivity) dan kematangan Prinsip nalar (reason) Prinsip kebebasan (freedom) Prinsip etik (ethic) dan kewajaran Zakat (termasuk juga infaq dan sedekah) adalah suatu konsepsi ajaran
Islam yang mendorong orang muslim untuk mengasihi sesama (compassion), mewujudkan keadilan sosial (social justice) serta berbagi dan mendayakan masyarakat, selanjutnya untuk mengentaskan kemiskinan (to relieve the poor). Selengkapnya fungsi zakat menurut Permono (2005: 143) ialah: 1.
Membersihkan jiwa muzakki (wajib zakat) dari pada sifat-sifat bakhil, loba dan tamak serta menanamkan perasaan cinta kasih (solidaritas) terhadap
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
golongan yang lemah. Hal ini merupakan sifat philanthropic (suka menderma, cinta sesama manusia), yang merupakan ajaran Islam, saling kasih (persaudaraan sesama manusia) karena semua manusia ini adalah dari keturunan yang satu anak dari Adam dan Hawa. 2.
Membersihkan harta yang kotor karena campur dengan harta mustahiq (orang yang berhak menerima).
3.
Menumbuhkembangkan kekayaan muzakki sesuai dengan QS. Al-Baqarah [2] ayat 245 yang berbunyi:
“Siapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah SWT, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT), maka Allah SWT akan memperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak”. (DEPAG, 2005: 39) 4.
Membersihkan jiwa para mustahiq dari perasaan sakit (iri) hati, benci dan dendam terhadap golongan kaya yang hidup dalam serba kemewahan tetapi tidak sudi mengeluarkan zakat.
5.
Memberikan modal kerja kepada golongan lemah untuk menjadi manusia yang berkemampuan hidup layak.
6.
Membasmi sebagian besar kejahatan/kriminalitas atau setidak-tidaknya menguranginya, karena sebagian besar kejahatan itu pangkalnya adalah kefakiran dan kemiskinan.
7.
DISERTASI
Mempersempit jurang kesenjangan sosial.
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8.
60
Ikut mengatasi bermacam-macam permasalahan sosial, kemiskinan, kebodohan, tuna wisma, anak jalanan, anak terlantar, tuna karya, tuna susila, dan lain-lain. Doa (2005) mensinyalir bahwa persoalan mendasar dalam masalah zakat
adalah berkaitan dengan eksistensi muzakki. Pada muzakki merupakan titik awal tawaran zakat untuk menjadi solusi ekonomi umat dipertaruhkan, karena banyak sedikitnya nominal zakat yang terkumpul sangat bergantung pada muzakki ini, mulai dari tinggi rendahnya tingkat kesadaran mereka untuk berzakat, sampai pada mengelola zakat secara profesional sebagai bentuk keseriusannnya dalam membantu kelompok dhu’afa. Hal ini saling berkaitan dengan kenyataan bahwa semakin banyak umat Muslim yang menyadari atau patuh akan kewajiban berzakat maka akan semakin banyak pula jumlah materi/nominal zakat yang terkumpul, demikan pula sebaliknya.
2.1.3.1 Kedudukan Muzakki dan Mustahiq Zakat sebagai suatu ibadah hablum minallah dan hablumminannas memiliki suatu keunggulan oleh karena terdapat syarat dan aturan yang sangat lengkap yang melekat kepada baik pihak pembayar zakat (muzakki) maupun kepada pihak penerima zakat (mustahiq). Muzakki adalah seorang Muslim atau badan usaha yang berkewajiban menunaikan zakat. Muzakki adalah salah satu dari kategori masyarakat yang mampu yaitu pendapatan mereka mampu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan sisanya menucukupi satu nishab, dan mereka wajib membayar zakat. Rasulullah Saw bersabda: “Zakat itu diambil dari orangorang kaya diantara mereka dikembalikan kepada orang-orang fakir diantara
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
mereka”. Orang kaya yang memiliki harta (pendapatan) itu yang disebut muzakki atau orang yang berhak mengeluarkan zakat dan merupakan suatu kewajiban, sekaligus dapat mengeluarkan infak dan sedekah. Mustahiq adalah orang-orang yang berhak menerima zakat. Para pemimpin Negara tidak diperkenankan membagikan zakat menurut kehendak mereka sendiri. Para mustahiq tergolong pada delapan golongan (ashnaf) sebagaimana ditetapkan dalam QS. At-Taubah [9] ayat 60, yaitu fakir (fuqara), miskin (masakin), amil (amilin alaiha), muallaf (muallafat ul qulub), membebaskan budak (riqab), orang yang berhutang (gharim), berjuang di jalan Allah SWT (fi sabilillah dan ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan). Secara lebih lengkap diuraikan oleh Arifin (2011: 70) mengenai definisi 8 ashnaf yang berhak menerima zakat dari beberapa mahzab sebagaimana Tabel 2.1 di halaman 62. Zakat dikenakan kepada setiap orang yang mampu (muzakki) dan dibagikan (didistribusikan) kepada yang tidak mampu dan berhak (mustahiq) untuk selanjutnya zakat berfungsi ekonomi yaitu bagaimana zakat dapat merubah mustahiq menjadi muzakki.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
Tabel 2.1 DEFINISI ASHNAF MUSTAHIQ MENURUT MADZHAB GOLONGAN
HANAFI
SYAFI’I
HAMBALI
Fakir
Orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau lebih, tetapi habis dengan hajat (keperluannya)
Orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari ½ kecukupannya, dan tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanjanya
Orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
Miskin
Orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½ kecukupannya/lebih, tetapi tidak mencukupi. Yang dimaksud dengan kecukupan, cukup menurut umur biasa 62 tahun, maka mencukupi dalam masa tersebut dinamakan “kaya’, ia tidak boleh diberi zakat bila kaya dengan harta. Adapun kaya dengan usaha, seperti Orang yang tidak Orang yang tidak orang yang mempunyai penghasilan tertentu tiap mempunyai sesuatu mempunyai sesuatu pun. hari atau tiap bulan, maka kecukupannya dihitung pun. tiap hari atau tiap bulan. Bila pada suatu hari penghasilannya tidak mencukupi, hari itu dia boleh menerima zakat. Adanya rumah tinggal, perabot rumah tangga, pakaian, dan lain-lain yang perlu dipakai tiap-tiap hari tidak terhitung sebagai kekayaan, berarti tidak menghalanginya tergolong fakir/miskin.
Yang mempunyai harta seperdua keperluannya atau lebih, tetapi tidak mencukupi.
DISERTASI
MALIKI Orang yang mempunyai harta, dan hartanya tidak cukup untuk keperluannya dalam satu tahun, orang yang mempunyai pendapatan dan tidak mencukupi, diberi zakat sekedar mencukupi.
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
(Lanjutan Tabel 2.1) GOLONGAN
Amil
Mu’allaf
Hamba
DISERTASI
HANAFI
MALIKI SYAFI’I Pengurus zakat, penulis, pembagi, dan sebaginnya, Orang yang diangkat yang bekerja untuk Orang yang bekerja mengurus zakat, untuk mengambil dan kepentingan zakat. Syarat dan dia tidak mendapat upah selain mengurus zakat Amil: adil dan dari zakat mengetahui segala hukum yang terkait dengan zakat. (a) Orang yang baru masuk Islam, sedang imannya belum kuat, (b) Orang Islam yang berpengaruh dalam Orang yang diharapkan Orang kafir yang ada kaumnya yang masih kafir, dan kita keislamannya atau baru harapan untuk masuk berharap, kalau dia diberi zakat, orang sebagai Muslim. Mereka Islam, sebagian lain lain dari kaumnya akan masuk Islam, tidak diberi zakat lagi, mengatakan, orang Islam (c) Orang Islam yang berpengaruh sejak Khalifah Umar ibn yang baru memeluk terhadap kafir kalau dia diberi zakat, al-Khattab. agamanya. kita akan terpelihara dari kejahatan kafir yang di bawah pengaruhnya, (d) Orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat. Hamba yang telah Hamba muslim yang dijanjikan oleh tuannya dibeli dengan uang bahwa dia boleh menebus/ penghasilan zakat dan memerdekakandirinya dimerdekakan. dengan uang/harta lain. (Lanjutan Tabel 2.1)
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
HAMBALI Pengurus zakat, diberi zakat sekadar upah pekerjaannya. Orang yang mempunyai pengaruh di sekelilingnya sedang ada harapan ia akan masuk Islam atau ditakuti kejahatannya, atau orang Islam yang ada harapan imannya akan bertambah teguh atau ada harapan orang lain akan masuk Islam karena pengaruhnya.
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
GOLONGAN
HANAFI
Gharim
Orang yang mempunyai utang, sedangkan hartanya di luar utang, tidak cukup senishab. Diberi zakat untuk bayar utang.
MALIKI Orang yang berutang, hartanya tidak cukup untuk bayar utang, dibayar utangnya dengan zakat, bila dia berutang bukan untuk sesuatu yang jahat.
Fi Sabilillah
Tentara dan mata-mata. Untuk membeli senjata, Tentara untuk berperang kuda, dll untuk keperluan pada jalan Allah SWT perang di jalan Allah SWT
Ibn Sabil
Orang yang dalam perjalanan, dan ia Orang dalam perjalanan, berharap sokongan untuk yang putus perhubungan ongkos pulang ke dengan hartanya. negerinya, dengan syarat perjalanannya bukan untuk maksiat.
Sumber: Arifin (2011: 159-161)
DISERTASI
SYAFI’I
Tentara sukarela, tidak mendapat gaji dan tidak pula mendapat bagian harta yang disediakan untuk keperluan perang, ia diberi zakat, meskipun kaya, sebanyak keperluannya untuk perang, membeli senjata, kuda, dan alat perang lainnnya. Musafir yang pergi dari negeri tempat zakat (balad al-zakah), atau melewatinnya, maka ia diberi zakat untuk sampai ke tujuan; atau untuk sampai ke tempat ia miliki harta bila ada, dengan syarat ia membutuhkannya ketika melakukan perjalanan atau ketika melewati negeri tadi; dan perjalanannya itu bukan untuk kemaksiatan
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
64
HAMBALI
Balatentara yang tidak mendapat gaji dari pimpinan (pemerintah).
Orang yang keputusan belanja dalam perjalanan yang halal (yang dibolehkan). Musafir diberi sekedar cukup ongkos buat pulangnya.
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.4
65
Kepatuhan Berzakat Kepatuhan (compliance) secara garis besar bermakna menjalankan proses
yang memenuhi persyaratan dari berbagai peraturan, rekomendasi dan instruksi dari pemerintah, kontrak dan lembaga-lembaga regulasi (kamusbisnis.com). Kepatuhan membayar zakat merupakan kewajiban agama. Kewajiban tersebut berlaku bagi muzakki yakni setiap Muslim yang telah dewasa, merdeka, berakal sehat dan telah memiliki harta itu setahun penuh dalam memenuhi nisab. Muzakki adalah individu muslim yang secara hukum Islam wajib membayar (menunaikan) zakat. Kepatuhan berzakat adalah wujud dari ketakwaan sebagaimana dalam QS. Al-Bayyinah [98] ayat 5 yang berbunyi:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(DEPAG, 2005: 598) Qardawi (2011: 55) menjelaskan bahwa Allah SWT menerangkan tentang orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang pantas memperoleh surga, dengan sifat terpenting yaitu ”Dalam kekayaan mereka tersedia hak pemintaminta dan orang-orang yang hidup serba berkekurangan”. Hal ini sebagaimana dalam salah satu ayat berikut:
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”(DEPAG, 2005: 521). Orang miskin yang meminta pada ayat tersebut adalah orang-orang yang pekerjaannya hanya bisa meminta-minta tetapi di dalam Islam mereka memiliki hak untuk tersebut, sedangkan orang-orang yang serba kekurangan adalah orangorang yang tidak memiliki apa-apa, tidak memiliki mata pencaharian atau tidak memiliki kemampuan atau kepandaian dalam mencari nafkah. Orang yang bertakwa pasti menyadari bahwasanya kekayaan atau yang bersifat materi bukan milik sendiri namun terdapat hak-hak orang lain yang membutuhkan. Pada sisi yang lain penunaian zakat dalam kehidupan seorang muslim wajib diawali dengan niat. Mayoritas mazhab fuqaha berpendapat bahwa niat itu merupakan syarat dalam mengeluarkan zakat, karena zakat itu adalah ibadah, sedang ibadah tidak sah kecuali dengan niat (Qardawi, 2011: 780). Apabila pelaksanaan aktivitas ibadah salah satunya berzakat jika tidak diawali dengan tidak berniat, oleh karena tidak tahu atau lupa, maka zakat itu belum memenuhi syarat, karena ketidaktahuan dan lupa itu menunjukkan bahwa ia mengeluarkan hal itu tanpa niat ibadah dan mengabdi kepada Allah SWT, dengan demikian berarti amal tanpa arti atau seperti tubuh tanpa nyawa. Niat yang wajib itu bisa keluar dari diri sendiri atau dari orang yang mengurus hartanya, seperti harta anak-anak, harta orang gila atau harta orang safih yang tidak boleh memegang harta, dengan berniat melaksanakan kewajiban yang ada pada hartanya atau pada harta orang safih. Apabila wali si anak atau orang gila menyerahkan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
zakat harta keduanya, tanpa disertai niat, maka zakat itu tidak memenuhi persyaratan sehingga si wali berkewajiban menggantinya. Imam Auza’i telah berbeda pendapat telah berbeda pendapat dengan jumhur ulama tentang niat terhadap zakat. Ia berkata: “Tidak wajib bagi zakat itu niat, karena zakat itu merupakan utang, karenanya tidak wajib baginya niat, seperti halnya utang-utang lainnya. Atas dasar ini, wali anak yatim mengeluarkan zakat hartanya (anak yatim) dan penguasa mengambil zakat orang yang enggan mengeluarkannya.” Jumhur ulama menolak pendapat Imam Auza’i dengan hadits Rasulullah SAW yang masyhur. Sesungguhnya sahnya perbuatan itu hanya dengan niat. Mengeluarkan zakat itu adalah amal perbuatan, dan karena ia adalah ibadah yang berulang-ulang kewajibannya. Ibadah terbagi kepada ibadah fardhu dan ibadah sunnah, karenanya ia membutuhkan niat, seperti halnya salat. Zakat berbeda dengan membayar utang, karena membayar utang itu bukan ibadah. Utang itu gugur dengan sebab mustahiqnya, berbeda dengan zakat, tidak ada seseorangpun yang berhak menggugurkan zakat dari orang yang wajib kepadanya, dan karena sasaran harta orang fakir itu bermacam-macam, seperti zakat, nazar, kifarat dan sedekah sunnah. Semua ini membutuhkan niat yang membedakan satu dengan yang lain. Adapun wali si anak dan penguasa, keduanya merupakan pengganti pada waktu yang dibutuhkan (Qardawi, 2011: 780). Niat adalah aktivitas dimana muzaki itu meyakini bahwa zakat yang dikeluarkan itu adalah zakat hartanya, atau zakat harta orang yang ia keluarkan, seperti si anak dan orang gila. Tempat niat itu adalah hati, karena tempat semua hal yang diitikadkan itu adalah hati. Niat hukumnya dianggap memenuhi syarat
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
sebagaimana dijelaskan oleh sebagaimana ulama Maliki. Apabila ia menghitung dirhamnya dan mengeluarkan apa yang wajib, tetapi ia tidak memperhatikan bahwa yang dikeluarkan itu adalah zakat, dan orang yang diberi itu termasuk mustahiqnya, maka hal itu dianggap tidak memenuhi syarat, karena tidak terdapat niat baik yang sesungguhnya, maupun yang bersifat hukumiah. Niat yang membedakan antara ibadah dan pengabdian dengan yang lain, dan dengan mensyaratkannya fuqaha terhadap niat dalam zakat, serta tidak diterimanya di sisi Allah SWT tanpa disertai niat, maka akan jelas bagi kita segi ibadah dari zakat itu. Allah SWT memberikan peringatan keras terhadap mereka yang enggan membayar zakat yang dapat dikategorikan sebagai bentuk kemusyrikan kepada Allah SWT sebagaimana termaktub dalam QS. Fushilat [41] ayat 6-7, yakni: . “Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya. dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, 7. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat”.( DEPAG, 2005: 477) Ayat di atas secara eksplisit menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak menunaikan
kewajiban
zakat
tergolong
pada
hambaNya
yang
mempersekutukanNya dengan kata lain ialah tergolong kaum syirik dan kafir. Allah SWT mengancam orang-orang musyrik dan menerangkan ciri-ciri mereka yaitu tidak menunaikan zakat dan mengingkari hari akhirat.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
Dosa syirik merupakan salah satu dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT. Salah satu ayat lainnya yang menekankan terdapat siksa yang pedih bagi orang yang tidak menafkahkan sebagian hartanya dijalan Allah SWT, yakni di QS. At-Taubah [9] ayat 34, yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”. (DEPAG, 2005: 192) Pada beberapa hadits, Rasulullah SAW mengancam orang-orang yang tidak membayar zakat dengan ancaman yang berat di akhirat, supaya oleh karena itu hati yang lalai tersentak dan sifat kikir tergerak untuk berkorban. Cambuk hukum dan senjata penguasa diperbolehkan untuk memerangi mereka yang tidak patuh untuk membayar zakat (Qardawi, 2011: 76). Hal ini diriwayatkan oleh Bukhairi dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: ”Siapa yang dikaruniai oleh Allah SWT kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul, yang sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan dua bintik di atas kedua matanya, lalu melilit dan mematuk lehernya sambil berteriak, ’saya adalah kekayaanmu, saya adalah kekayaanmu yang kau timbun-timbun dulu’. Nabi kemudian membaca ayat ”Janganlah orang-orang yang kikir sekali dengan karunia yang diberikan Allah SWT kepada mereka itu mengira bahwa tindakannya itu baik bagi mereka. Tidak, tetapi buruk bagi mereka; segala yang mereka kikirkan itu dikalungkan di leher mereka nanti apda hari kiamat”
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
Ancaman Allah SWT diperkuat di dalam QS. Al-Imran [3] ayat 180 yang berbunyi: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (DEPAG, 2005: 73) Muslim meriwayatkan pula bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pemilik emas atau perak yang tidak menunaikan kewajibannya, maka emas atau perak itu nanti pada hari kiamat dijadikan seterikaan, lalu dipanaskan dengan api neraka. Kemudian digosokkan ke rusuk, muka, dan punggungnya selama lima puluh ribu tahun, sampai selesai perhitungannya dengan orang-orang lain, untuk melihat apakah ia masuk surga atau neraka. Dan pemilik lembu atau kambing yang tidak melaksanakan kewajibannya, maka nanti pada hari kiamat binatangbinatang itu akan menginjak-injaknya dan menandukinya, setelah selesai seekor datang seekor lagi berbuat hal yang sama sampai selesai perhitungannya dengan orang-orang lain selama lima puluh tahun menurut perhitungan tahun kalian, untuk melihat apakah ia masuk surge atau neraka”. Kepatuhan membayar zakat bagi mereka yang telah memenuhi syarat hukumnya adalah wajib dan hal ini sudah dicontohkan sejak zaman Rasulullah Saw sampai dengan para sahabat. Para sahabat disebut oleh sejarah sebagai ”generasi terbaik”. Lahirnya generasi terbaik tidak terlepas dari bagaimana Rasulullah SAW memberikan penekanan dalam implementasi keimanan kepada Allah SWT, perihal-perihal yang diperbolehkan, diharuskan dan dilarang oleh Allah SWT (Arifin, 2011).
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
Rasulullah SAW juga mengabarkan berita gembira bagi umatnya yang rendah hati dan senang membantu orang lain dengan janji ”Bebas dari Neraka”, sebagaimana dalam hadits: ”Dari Ibnu Mas’ud berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Maukah aku kabarkan kepadamu tentang orang yang diharamkan masuk neraka? Neraka diharamkan kepada orang yang dicintai orang lain karena kebaikannya, merendahkan hatinya, lemah lembut dan senang membantu orang lain” (HR. At-Tirmidzi). Pada sisi yang lain, harta yang dikeluarkan zakatnya adalah harta yang dibenarkan oleh Allah SWT agar kepatuhan membayar zakat tersebut benar-benar berdampak pada terwujudnya fungsi atau esensi dari diberlakukannya zakat. Kepatuhan seorang muslim membayar zakat merupakan pondasi utama bagi muslim tersebut untuk menegakkan agama, Hal tersebut di atas diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh alBukhari dan Muslim, yaitu ”Abu Dzar berkata: Saya menghampiri Rasulullah SAW saat beliau duduk di bawah naungan Ka’bah. Ketika melihatku, beliau berkata, ”Demi Pemilik Ka’bah, merekalah orang-orang yang paling merugi”. Aku pun bertanya, ”Siapa gerangan mereka?” Rasulullah SAW menjawab, ”Orang-orang yang memiliki banyak harta, kecuali yang berkata begini dan begitu ke depan, belakang, kanan dan kirinya (maksudnya memberikan hartanya untuk jalan kebaikan), dan mereka ini sedikit. Barangsiapa yang memiliki unta, sapi dan kambing, namun tidak menunaikan zakatnya, maka pada hari kiamat kelak binatang-binatang tersebut akan datang dalam bentuk yang lebih besar dan lebih gemuk lagi (dari ukuran sebelumnya) untuk menunduknya dengan tanduk-tanduk mereka dan mencakarnya dengan kuku-kuku mereka. Ketika binatang yang
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
terakhir telah menunduk dan mencakarnya, maka yang pertama kembali lagi kepadanya hingga orang-orang tersebut diadili di hadapan manusia” (HR. Bukhari dan Muslim). Sebagai sebuah kewajiban individu muslim, berzakat tentunya memiliki syarat-syarat tertentu. Muzakki yang mengeluarkan zakat harus memenuhi kriteria, yaitu: 1. Muslim, 2. Aqil, 3. Baligh, dan 4. memiliki harta yang mencapai nishab. Doa dalam Tasniawan (2008) mendefinisikan muzakki yaitu orang yang dibebankan kewajiban zakat karena memiliki harta yang sudah mencapai nishab (jumlah minimal kekayaan atau kepemilikan harta benda yang dimiliki yang wajib dikeuarkan zakatnya) dan masa satu haul (satu tahun atau satu kali panen). Muzakki dapat diwakili perorangan atau badan yang dimiliki oleh seorang Muslim yang dewasa, berakal sehat, merdeka yang memiliki harta benda dan kekayaan dalam jumlah tertentu dengan syarat tertentu pula. Pada praktiknya, muzakki dapat melakukan penghitungan sendiri atas kewajiban zakatnya, dalam hal tidak dapat menghitung sendiri, muzakki dapat meminta bantuan lembaga zakat. Zakat yang dibayarkan oleh muzakki kepada lembaga zakat dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Faktor yang menyebabkan seseorang berzakat dapat diuraikan dalam berbagai aspek. Yogatama (2011) secara umum menguraikan penyebab kesenjangan antara potensi dengan realisasi dana zakat yang ada, dikelompokkan ke dalam dua faktor yaitu faktor personal (yang berasal dari individu muzakki) dan kelembagaan (yang berasal dari organisasi pengelola zakat). Faktor individual berhubungan pemahaman
DISERTASI
dengan tentang
keadaan kewajiban
demografik, menunaikan
karakteristik zakat.
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
individual
Faktor
dan
kelembagaan
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
berhubungan dengan kualitas kinerja organisasi amil zakat dalam mengelola dana zakat. Menurut IMZ (2010), belum maksimalnya penerimaan zakat juga dapat dilihat dari 3 (tiga) asumsi: 1.
Dari sisi lembaga pengelola, yaitu kurang optimalnya pemanfaatan dana zakat karena dua faktor penyebab yang mendasar, yaitu: a.
Perilaku muzakki
yang masih bersifat amal karitatif dalam
menunaikan zakatnya, dimana zakat dipahami sebagai aktivitas ibadah sosial yang berorientasi jangka pendek, interpersonal, dan belum adanya kesadaran untuk menunaikan zakat melalui institusi amil zakat; dan b.
Masih belum optimalnya transparansi dan akuntabilitas lembaga pengelola zakat, sehingga belum terbangun tingkat kepercayaan yang kokoh dari masyarakat ini dalam mengelola dana zakat dan filantropi Islam lainnya (sedekah, infaq, dan wakaf).
2.
Dari sisi muzakki, yaitu pemahaman muzakki yang masih lemah tentang pengamalan zakat, yang berdampak pada minimnya total keseluruhan dana yang terhimpun dalam pengelolaan zakat nasional. Tidak semua muzakki memiliki pemahaman yang benar tentang zakat dan pelaksanaannya. Beberapa permasalahan yang dihadapi adalah masih banyak terdapat praktik pemberian langsung zakat dari muzakki kepada mustahiq yang berdampak pada minimnya pendataan keterhimpunan zakat di lembaga pengelola zakat. Di samping itu, pemahaman muzakki dinilai belum
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74
mencukupi tentang harta wajib kena zakat (al-amwaal az-zakawiyyah). Hal ini membuat tidak semua objek wajib zakat, dapat diambil zakatnya. 3.
Dari sisi amil zakat, yang dikukuhkan dalam bentuk lembaga pengelola zakat, baik BAZ maupun LAZ, dipandang memiliki tingkat kepercayaan publik
yang
rendah.
Akibatnya
tidak
banyak
muzakki
yang
mempercayakan zakat maupun dana kedermawanan lainnya kepada lembaga pengelola zakat dengan alasan akuntabilitas yang lemah dan kapasitas program yang masih diragukan. Menurut Syamsuddin (2011) banyaknya potensi zakat di Indonesia yang belum terserap, dapat dikatakan bahwa banyak orang kaya dan Muslim, yang belum membayarkan zakatnya. Fenomena ragu berzakat ini, antara lain disebabkan oleh: a.
Kurangnya ilmu tentang zakat, kurangnya kesadaran atau daya dukung iman yang lemah
b.
Anggapan bahwa sudah cukup dengan banyaknya infak sedekah, sehingga zakat menjadi tidak relevan lagi untuk mensucikan hartanya
c.
Anggapan penghitungan zakat yang rumit
d.
Lembaga Amil Zakat yang dianggap kurang amanah dan profesional, dan
e.
Peraturan Perundangan yang kurang kuat dan mengikat. Qardawi (2011: 766) menambahkan bahwa hukum yang pertama adalah
hukum mengkufurkan orang yang enggan mengeluarkan zakat, karena ingkar akan kewajiban, dan membunuh karena ia dianggap murtad, telah disepakati para ulama, dengan syarat tidak ada alasan yang bisa dimaafkan, seperti keadaan baru masuk Islam atau tinggal di daerah yang jauh dari daerah orang Muslim.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75
Sebagaimana hal ini telah kita terangkan dalam bab pertama. Demikian pula hukum yang kedua, yaitu mengambil zakat dengan cara paksa bagi orang yang wajib mengeluarkan, tetapi enggan mengeluarkan karena bahil, dan demikian pula wajib memberi peringatan, mendidiknya dengan dipenjarakan dan lain sebagainya.
2.1.5 Zakat dan Perekonomian Zakat adalah salah satu ibadah wajib dalam Islam yang apabila tidak dipenuhi bagi yang telah mampu maka balasan hukuman Allah SWT sangat berat, tidak saja hukuman di akhirat tetapi juga di dunia. Salah satu hukuman yang nyata ditekankan dalam Al-Quran ialah yang menyangkut hajat hidup dan kesejahteraan umat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, yang merupakan hukuman langsung dari Allah SWT ialah diriwayatkan oleh Tabrani dalam Qardawi (2011: 78) yang berbunyi: “Golongan orang-orang yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang”. Pada hadits lain yang berbunyi: “Bila mereka tidak mengeluarkan zakat, berarti mereka menghambat hujan turun. Seandainya binatang tidak ada, pastilah mereka tidak akan diberi hujan” (HR. Ibnu Majah, Bazzar, dan Baihaqi). Islam memberikan petunjuk bahwa harta harus senantiasa memberikan kemashlahatan lebih bagi pemiliknya sendiri, bagi orang lain maupun lingkungannya. Pada salah satu ayat Al-Quran disebutkan bahwa Islam melarang seluruh hambaNya untuk menimbun harta dan menyebabkan harta tersebut tidak produktif, sebagaimana dalam QS. Al- Hasyr [59] ayat 7 yang berbunyi:
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
“apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”. (DEPAG, 2005: 546) Harta tidak hanya berputar diantara orang-orang yang kaya saja. Oleh karena itu kewajiban zakat dalam Islam salah satu fungsinya adalah untuk mendorong seseorang agar menjadikan hartanya senantiasa produktif. Tuntunan ini ditekankan pada ayat yang lain yaitu pada QS. At-Taubah [9] ayat 34-35 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. 35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". (DEPAG, 2005: 192)
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77
Pada ayat di atas secara eksplisit dituntunkan bahwa penimbunan harta dilarang oleh Islam. Penimbunan harta sama halnya dengan tidak mengalirkan harta yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT dari kelompok kaya kepada kelompok miskin yang benar-benar memerlukan (Chaudhry, 2012: 78). Apabila seseorang memilki kekayaan atau harta bernilai yang tidak diproduktifkan atau harta tersebut dalam keadaan menganggur maka kekayaan atau harta (aset) tersebut wajib dizakati, namun apabila diproduktifkan maka yang dikenakan zakat adalah hasil yang diperoleh dari produktivitas aset tersebut. Allah SWT juga mengingatkan akan siksa-Nya yang sangat pedih bagi mereka yang menimbun harta. Pada QS. Ali’ Imran [3] ayat 180 ditekankan bahwa terdapat hukuman yang berat di dunia dan di akhirat untuk mereka yang menahan harta serta tidak membelanjakannya di jalan Allah SWT. Isi dari ayat tersebut adalah:
“sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (DEPAG, 2005: 73) Kesimpulan yang dapat diambil adalah Islam mengharamkan adanya penimbunan harta dan sebaliknya mendorong sirkulasi harta di antara seluruh bagian masyarakat. Apabila aset tidak produktif maka nilainya akan semakin
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
menyusut oleh karena secara terus menerus terkurangi oleh zakat sehingga suatu saat aset tersebut akan habis oleh dikenakannya zakat (Ryandono, 2012). Zakat merupakan pilar penting dalam perekonomian. Zakat merupakan salah satu instrumen dalam pertumbuhan dan pemberdayaaan ekonomi. Beik dalam IMZ (2011) menyatakan bahwa zakat merupakan ibadah yang memiliki tiga dimensi pokok, yaitu dimensi spiritual personal, dimensi sosial dan dimensi ekonomi. Pada dimensi spiritual personal, zakat merupakan perwujudan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sekaligus sebagai instrumen untuk purifikasi dan penyucian jiwa dari segala penyakit rohani, seperti bakhil dan tidak peduli sesama. Dimensi kedua adalah dimensi sosial, dimana zakat berorientasi pada upaya untuk menciptakan harmonisasi kondisi sosial masyarakat. Solidaritas dan persaudaraan akan tumbuh dengan baik, sedangkan dimensi terakhir adalah ekonomi. Hal ini tercermin pada dua konsep utama yaitu pertumbuhan ekonomi berkeadilan dan mekanisme sharing dalam perekonomian. Tujuan utamanya ialah untuk meningkatkan kesejahteraan kaum dhuafa. Pada jangka pendek, kebutuhan primer mustahiq dapat terpenuhi, sementara pada jangka panjang, daya tahan ekonomi akan meningkat, sekaligus akan menstimulus pertumbuhan ekonomi. Zakat merupakan salah satu instrumen ekonomi yang berdimensi dunia dan akhirat, namun dua dimensi tersebut tidak akan memiliki dampak yang berarti dalam perekonomian apabila pelaksanaannya tidak disatukan dengan aktivitas ekonomi. Salah satu contoh pada implementasi pengenaan zakat pada laba perusahaan. Ryandono (2012) menjelaskan bahwa jika pengeluaran zakat tidak disatukan dengan perencanaan kapasitas produksi atau omset perusahaan maka
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
zakat terhadap laba perusahaan tidak akan berdampak pada produksi. Zakat dikeluarkan apabila laba perusahaan yang diperoleh mencapai nishab. Model perencanaan kapasitas produksi dalam ekonomi Islam harus mengakomodasi perencanaan Ziswaq (zakat, infaq, shadaqoh, waqaf) yang akan dikeluarkan berdampak memperbesar penawaran (supply) di pasar. Model perencanaan tersebut akan menjadi pembeda dengan ekonomi konvensional, karena
Islam
mengajarkan
dalam
aktivitas
kehidupan
harus
selalu
menyeimbangkan antara keuntungan (kebahagiaan) akhirat tanpa mengabaikan keuntungan duniawi sebagaimana diperintahkan dalam QS. Al-Qashash [28] ayat 77 yang berbunyi: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (DEPAG, 2005: 394) Ryandono (2012) lebih lanjut menguraikan bahwa pada perencanaan produksi dimulai dengan merencanakan seberapa besar zakat yang akan dibayarkan dalam periode perencanaan. Laba bersih perusahaan yang akan diperoleh diketahui setelah penentuan zakat yang akan dibayarkan untuk kemudian dapat dihitung nilai dan volume penjualannya. Berdasarkan nilai dan volume penjualan tersebut dapat direncanakan besar kapasitas produksi dalam periode perencanaan.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
Apabila dalam model perencanaan kapasitas (kemampuan mesin yang didayagunakan) produksi memasukkan unsur zakat maka kapasitas produksi akan menjadi lebih besar dari perencanaan yang tidak memasukkan unsur perencanaan zakat yang akan dibayarkan. Perekonomian akan tumbuh oleh karena kapasitas produksi yang meningkat. Tambahan kapasitas produksi sebesar zakat akan dibagikan kepada pihak-pihak yang berhak menerima zakat (mustahiq), sehingga pertambahan kapasitas tersebut akan menurunkan biaya tetap perunit produk sehingga total biaya perunit juga akan menurun dan selanjutnya harga jual akan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan produk yang tidak mengakomodasi zakat dalam perencanaan produksinya. Selengkapnya model perencanaan kapasitas produksi akan diGambarkan oleh kurva sebagaimana pada Gambar 2.2 sebagai berikut:
Sumber: Ryandono (2012) Gambar 2.2 MEKANISME ZAKAT DALAM MENINGKATKAN OUTPUT PEREKONOMIAN Keterangan Gambar:
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
S0
Sekuler
S0 Islam D0 Q0 Sekuler Q0 Islam q P0 Sekuler P0 Islam E0 Sekuler E0 Islam
81
: Kurva kapasitas (supply) komoditi pada perekonomian sekuler (konvensional) : Kurva kapasitas (supply) komoditi pada perekonomian Islam : Tingkat permintaan komoditi di pasar : Kuantitas unit komoditi pada perekonomian sekuler (konvensional) : Kuantitas unit komoditi pada perekonomian Islam : Kuantitas unit komoditas yang akan di ziswaq-kan : Tingkat harga komoditi pada perekonomian sekuler (konvensional) : Tingkat harga komoditi pada perekonomian Islam : Keseimbangan pasar komoditi pada perekonomian sekuler (konvensional) : Keseimbangan komoditi pada perekonomian Islam
Kurva pada Gambar 2.2 di halaman 81 dengan jelas mengGambarkan bahwa penurunan total biaya perunit dengan asumsi kapasitas produksi masih dalam kapasitas produksi normal, oleh karena jika di atas kapasitas produksi normal maka total biaya akan meningkat tetapi peningkatannya akan tetap lebih rendah daripada produksi yang tidak mengakomodasi unsur zakat. Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan hal-hal berikut (Ryandono, 2012): a.
Perencanaan
kapasitas
mengikutsertakan
unsur
produksi zakat.
dalam Hal
ini
ekonomi berbeda
Islam pada
harus
ekonomi
konvensional yang tidak mengikutsertakan instrumen zakat. b.
Kuantitas komoditas yang beredar atau terserap di pasar pada perekonomian Islam lebih besar dengan kata lain output (supply) perekonomian Islam lebih besar daripada perekonomian sekuler. Hal ini mengakibatkan tingkat harga yang lebih rendah.
c.
Total biaya produksi pada perekonomian Islam lebih rendah daripada perekonomian sekuler.
d.
Kurva penawaran (supply curve) pada perekonomian sekuler memotong garis vertikal (tingkat harga) sedangkan pada perekonomian sekuler
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
memotong garis horizontal (tingkat kuantitas). Hal ini menunjukkan bahwa pada perekonomian sekuler tidak ada sesuatu-pun yang gratis atau diperoleh tanpa mengeluarkan biaya atau minimal seharga biaya tetapnya, walaupun masyarakat tidak memiliki daya beli (kondisi miskin). Sebaliknya pada perekonomian Islam, kebutuhan pokok dapat diperoleh secara gratis melalui zakat yang menjadi haknya sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Adz-Dzaariyaat [51] ayat 19 yang berbunyi:
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (DEPAG, 2005: 521) e.
Laba atau keuntungan perusahaan yang besar dapat diperoleh dengan 2 (dua) cara, yaitu: pertama, meningkatkan kapasitas produksi atau volume penjualan. Kedua, harga komoditas dinaikkan. Strategi yang pertama merupakan strategi yang tidak mendzalimi pasar (masyarakat) sedangkan strategi kedua merupakan strategi yang mendzalimi pasar karena dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat miskin yang tidak memiliki daya beli dalam memenuhi kebutuhannya. Zakat akan meningkatkan permintaan barang dan jasa karena si miskin
yang dulu tidak mampu membeli maka setelah menerima zakat menjadi mampu membeli kebutuhannya, sehingga jelas bahwa zakat tidak menurunkan konsumsi melainkan meningkatkan konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi (Ryandono, 2008: 26). Berikut ini Gambar fungsi konsumsi penerima zakat setelah menerima zakat.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
CZ
A1= C0
C+ZE
C
ZE
C
83
Keterangan: C : Konsumsi Cz : Konsumsi setelah Zakat A1 : Konsumsi Otonom ZE : Penerimaan Zakat Y : Pendapatan
Y+Z E
Sumber : Ryandono, 2008: 27 Gambar 2.3 FUNGSI KONSUMSI PENERIMA ZAKAT SETELAH MENERIMA ZAKAT Pada Gambar 2.3 di atas terlihat bahwa terdapat peningkatan konsumsi Mustahiq antara sebelum dan setelah menerima zakat. Sebelum menerima zakat, konsumsi Mustahiq ada di titik C, sedangkan setelah menerima zakat, konsumsi Mustahiq ada di titik A1 atau C0 yang merupakan konsumsi otonom. ZIS yang diterima akan memenuhi konsumsi otonom (kebutuhan minimum) yang sebelum menerima zakat belum terpenuhi, sehingga zakat dapat memenuhi konsumsi otonom untuk Mustahiq. Hafidhuddin (2008: 61-62) menjelaskan bahwa Zakat, Infaq dan Shadaqah merupakan potensi dana untuk membangun umat, seperti untuk membangun sarana pendidikan yang unggul dan murah, sarana kesehatan, institusi ekonomi, institusi publikasi, dan komunikasi serta yang lainnya. Kemiskinan dan kefakiran pada umat bukan semata-mata karena kemalasan bekerja, akan tetapi juga akibat dari pola kehidupan yang timpang, pola kehidupan yang tidak adil, dan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84
merosotnya rasa kesetiakawanan di antara sesama golongan umat, terutama dari golongan aghniya’ terhadap kelompok dhuafa’. Ryandono (2008: 55) menguraikan bahwa zakat memiliki kemampuan mendorong perekonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang tergantung dari bagaimana pengelolaannya. Apabila pengelolaannya hanya memungut kemudian dibagikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq) maka hanya akan memberikan daya dorong dalam jangka pendek atau bersifat sementara, tetapi apabila zakat digunakan untuk memberdayakan ekonomi Mustahiq maka akan memberikan daya dorong dalam jangka panjang. Ilustrasi dampak jangka panjang dari zakat pada perekonomian dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut:
Sumber: Ryandono (2008: 61) Keterangan: D : Permintaan S : Penawaran E : Titik Keseimbangan Gambar 2.4 MEKANISME ZAKAT DALAM MENDORONG PEREKONOMIAN JANGKA PANJANG
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85
Zakat akan berdampak jangka panjang apabila zakat tidak hanya untuk menutup kekurangan konsumsi mustahiq melainkan zakat digunakan untuk memberdayakan ekonomi mustahiq sehingga pendapatannya akan meningkat di masa akan datang bahkan diharapkan statusnya meningkat menjadi muzakki. Ryandono (2008: 61-62) menjelaskan Jumlah permintaan yang meningkat dari Q1 ke Q2 belum berdampak meningkatnya tingkat harga karena meningkatnya daya beli (permintaan) dari penerima zakat (mustahiq) hanya bersifat sementara sehingga produsen tidak mereaksi dengan menaikkan harga. Kondisi ini dapat terjadi karena produsen mengetahui bahwa peningkatan kemampuan daya beli para mustahiq tersebut bersifat sementara saja, walaupun pada faktanya hargaharga kebutuhan pokok meningkat tetapi umumnya akan turun kembali. Kondisi pasar yang demikian akan berbeda apabila zakat didayagunakan untuk memberdayakan ekonomi para mustahiq, sehingga peningkatan kemampuan daya beli mustahiq akan meningkat terus di masa-masa akan datang. Peningkatan permintaan masyarakat (khususnya mustahiq) yang didorong oleh meningkatnya pendapatan akan mendorong meningkatnya tingkat harga. Tingkat harga yang meningkat akan mendorong produsen untuk meningkatkan kapasitas produksinya (meningkatkan penawarannya ke pasar). Kondisi yang demikian akan menggeser kurva penawaran dan permintaan ke arah kanan atas. Harga bergerak dari P 0 meningkat menjadi P1, Kuantitas yang diminta dan ditawarkan akan bergerak dari Q2 meningkat menjadi Q3, titik keseimbangan akan bergerak dari titik E2 menuju titik E3 dan kurva permintaan akan bergeser dari D2 ke D3. Zakat yang memiliki potensi yang sangat besar untuk menunjang kesejahteraan masyarakat, maka pendayagunaan zakat selain untuk kebutuhan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86
konsumtif jangka pendek bisa dialihkan menjadi zakat produktif yang bermanfaat untuk jangka panjang. Sesuai dengan Undang-Undang No.23/2011 tentang pengelolaan zakat, pasal 27 yang berisi: (1) Zakat dapat mendayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir muskin dan peningkatan kualitas ummat (2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahiq telah terpenuhi. Pada Undang - Undang No.23/2011 tentang pengelolaan zakat mendayagunakan zakat sebagai zakat produktif bertujuan agar zakat dapat dirasakan manfaatnya secara jangka panjang dan diharapkan suatau saat nanti dengan stimulasi dana yang peruntukannya kemandirian usaha secara produktif, mustahiq dapat menjadi muzakki baru. Zakat produktif dimaksudkan sebagai suatu upaya pengentasan kemiskinan dengan cara mendayagunakan zakat secara produktif dengan harapan si mustahiq mandiri dan mampu menghidupi diri dan keluarganya. Qardawi (2011: 743) menjelaskan bahwa zakat itu mempunyai aturan khusus, dan penghasilan tertentu; dikeluarkan pada sasaran tertentu dan terbatas, yaitu sasaran kemanusiaan dan sasaran keislaman saja dan tidak disatukan pada aturan pemerintahan yang bersifat umum dan besar yang meluas di berbagai macam program yang dikeluarkan untuk berbagai macam sasaran.
2.1.5.1 Dampak Zakat terhadap Kesejahteraan Mustahiq Qardawi
(2011:
867)
menguraikan
bahwa
sesungguhnya
Islam
menghendaki agar manusia hidup dalam keadaan yang baik, besenang-senang dengan kehidupan yang leluasa, hidup dengan keberkahan dari langit dan bumi
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
serta mereka memakan rizki baik yang datang dari atas maupun yang tumbuh dari bawah, merasakan kebahagiaan karena terpenuhinya kebutuhan hidup dan hati serta perasaannya merasa aman dengan nikmat Allah SWT yang memenuhi diri dan kehidupannya. Islam telah menjadikan pemenuhan kebutuhan materi, sebagai salah satu unsur yang penting dalam merealisasikan kehidupan bahagia. Rasulullah SAW bersabda: “Tiga tanda kebahagiaan manusia: Pertama, istri yang apabila engkau lihat menggembirakan, bila engkau jauh daripadanya terpelihara diri dan hartanya. Kedua, kendaraan yang bagus yang dapat mengantarkan sahabatsahabatmu. Ketiga, rumah yang luas yang banyak penghuninya.”(HR. Imam Hakim). Hadits lain mengemukakan: “Empat tanda kebahagiaan manusia: Istri yang saleh, rumah yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang bagus. Dan ada empat pula tanda kecelakaan bagi manusia: Tetangga yang buruk, istri yang tidak baik, kendaraan yang buruk dan rumah sempit.” (HR. Ibnu Hiban). Pada QS.Adh-Dhuhaa [93] ayat 8 dijelaskan:
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. (DEPAG, 2005: 596) Allah SWT telah mewajibkan zakat dan menjadikannya tiang agama Islam, di mana zakat diambil dari orang kaya dan diberikan kepada orang fakir, yang dengannya mereka dapat memenuhi kebutuhan materinya seperti makan, minum , pakaian dan perumahan serta kebutuhan biologisnya seperti pernikahan, yang oleh para ulama ditetapkan sebagai kesempurnaan hidup, serta kebutuhan
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88
fikira dan ruhani seperti buku-buku ilmu pengetahuan bagi orang yang membutuhkannya. Zakat merupakan salah satu perintah Allah SWT yang memiliki dimensi sosial-ekonomi sebagai sebuah instrumen yang digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberantas kemiskinan dalam masyarakat. Zakat wajib didistribusikan kepada mustahiq sesuai dengan syariat Islam. UndangUndang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menetapkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk, pertama, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan kedua, meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Zakat wajib didistribusikan kepada mustahiq berdasarkan skala prioritas dan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan. Pada pasal 27 Undang-Undang
No.
23
Tahun
2011
disebutkan
bahwa
zakat
dapat
didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat. Pendistribusian dana zakat diperintahkan dan diprioritaskan kepada fakir dan miskin. Pendayagunaan zakat dapat dilakukan apabila kebutuhan dasar pendayagunaan
zakat
mustahiq telah terpenuhi. Salah satu bentuk
adalah
dengan
pemberdayaan
ekonomi.
Program
pendayagunaan tidak hanya dari sisi ekonomi namun termasuk dalam hal kesehatan, pendidikan dan sosial lainnya. Tujuan pendayagunaan zakat buakn hanya terbatas dalam memerangi kemiskinan dengan pertolongan yang bersifat sesaat, akan tetapi untuk meluaskan kaidah pemilikan dan melakukan proses transformasi dari mustahiq dan muzaki
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89
(Qardhawi dalam Mintarti, 1999). Zakat hendaknya didayagunakan sehingga dapat mengangkat kelompok fakir miskin dari kemiskinan dan menghilangkan segala faktor yang membuatnya dalam kesulitan ekonomi. Bidang pemberdayaan ekonomi saat ini menjadi program utama yang diharapkan dapat menjadi jawaban atas harapan-harapan lembaga zakat untuk meningkatkan kesejahteraan mustahiq dan pada jangka menengah dan panjang akan mampu mentransformasi mustahiq menjadi muzakki. Diuraikan di dalam IMZ (2009) bahwa dana zakat disalurkan untuk kegiatan-kegiatan produktif seperti pemberdayaan ekonomi melalui bantuan modal kerja UMKM (dana bergulir), bantuan alat kerja dan kegiatan pendampingan atau pembinaan usaha mikro dan kecil. Hasil penelitian Multifiah (2011) yang didukung oleh hasil penelitian PIRAC dan UIN Syarif Hidayatullah, juga menemukan bahwa terbatasnya dana ZIS yang terkumpul dan yang disalurkan masih tidak cukup mampu untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga para mustahiq. Hal ini dapat dipahami, karena potensi zakat infaq dan shadaqah yang terkumpul dari para muzakki di seluruh Indonesia belum terkumpul secara optimal, oleh karena itu diperlukan adanya mekanisme yang mengaruskan dan memudahkan orang kaya yang wajib berzakat dan menjadi muzakki untuk menyalurkannya kepada lembaga zakat. Hal ini perlu didukung oleh pemerintah pusat maupun pemerintah setempat. Hal ini didukung oleh temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa lembaga zakat seyogyanya berkoordinasi dengan pemerintah kota atau kabupaten, pemerintah tiap kecamatan di setiap wilayah di Indonesia dan jajarannya, karena pemberdayaan bisa lebih optimal dengan adanya pihak pemerintah yang masuk
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90
dalam pemberdayaan tesebut, sehingga pemetaan kemiskinan dan solusi penyelesaiannya akan lebih jelas dan lebih terarah. Sebelum melakukan pemberdayaan terintegrasi ini, lembaga zakat di tingkat nasional perlu merumuskan tentang standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan peta kemiskinan secara bersama-sama, dengan begitu semua lembaga zakat memiliki definisi yang sama tentang kemiskinan. Hal itu semua pasti akan memudahkan lembaga pengelola zakat dalam misinya untuk mengentaskan kemiskinan di seluruh wilayah Indonesia. Lembaga zakat
di seluruh Indonesia seyogyanya memiliki peta
kemiskinan yang dibuat secara bersama-sama secara nasional (perlu juga didukung oleh pihak pemerintah dan Bank Indonesia), sehingga ada prinsip jamaah dan integrasi yang baik antar organisasi pengelola zakat demi mewujudkan misi bersama untuk mengentaskan kemiskinan secara efektif dan efisien. Zakat dalam Islam menurut Ryandono (2012) diharapkan agar muzakki dapat memberdayakan para mustahiq untuk dapat mentransformasi dirinya agar suatu saat menjadi muzakki. Transformasi tersebut khususnya kepada ashnaf fakir dan miskin. Fakir adalah suatu kondisi seseorang tidak memiliki pekerjaan atau tidak mampu bekerja otomatis tidak memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik diri sendiri maupun keluarganya. Pemenuhan kebutuhan hidup golongan fakir miskin sepenuhnya tergantung pada pihak atau orang lain. Miskin adalah suatu kondisi seseorang yang memiliki pekerjaan (pendapatan) atau mampu bekerja namun pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup baik bagi diri sendiri maupun untuk keluarganya.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91
Tanggung jawab lembaga zakat dalam mentransformasi mustahiq menjadi muzakki nampak pada Gambar 2.5 sebagai berikut: Konsumsi C
CN
E
C5
D
C03 C3 C02 C2 C01
O
Rekreasi, kendaraan, dan kebutuhan di luar kebutuhan primer Pendidikan, kesehatan, ibadah
C05 C04 C4
C1
Muzakki (MZ)
MZ
Tempat tinggal, ibadah
C
Pakaian, ibadah
B
Makan, minum, ibadah
A P0 P1
P2
P3
P4
P5
PN
Pendapatan
Sumber: Ryandono, 2012 Gambar 2.5 TRANSFORMASI FAKIR DAN MISKIN MENJADI MUZAKKI Pada Gambar di atas dijelaskan bahwa pada koordinat titik 0 (nol) merupakan kondisi seseorang tidak memiliki pendapatan namun terdapat konsumsi tetapnya sebesar C1. Pada kondisi tersebut kebutuhan yang harus dipenuhi sebesar C01. Oleh karena itu seseorang tersebut kemungkinan hanya mampu memenuhi kebutuhan makan, minum dan ibadah saja yang diprioritaskan untuk dipenuhi. Pada titik 0 (nol) seseorang memiliki tingkat pendapatan 0 (nol) atau dengan kata lain tidak memiliki pendapatan oleh karena tidak bekerja atau tidak mampu bekerja karena kondisi fisik maupun non-fisik yang tidak
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92
memungkinkan untuk bekerja, sehingga pemenuhan kebutuhan hidupnya mengandalkan atau menggantungkan pada pemberian pihak lain (zakat, infak dan sedekah) (Ryandono, 2012). Titik koordinat A, B, C, dan D adalah kelompok yang masuk kategori miskin sedangkan titik koordinat E merupakan titik koordinat seseorang atau keluarga yang mengalami proses bertransisi dari mustahiq meningkat menjadi muzakki. P0 adalah seseorang atau keluarga fakir yang pendapatannya nol karena tidak bekerja atau tidak mampu bekerja. Kelompok ini tidak mampu memenuhi kebutuhan normalnya (autonomous consumtion/ kebutuhan konsumsi otonom) sebesar C01 maka tugas lembaga zakat adalah memberinya zakat untuk memenuhi konsumsinya sebesar C01 tersebut. Pada titik A tingkat pendapatan seseorang atau keluarga sebesar P1 dan semuanya habis untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu makan, minum dan ibadah sebesar C1 namun dengan tingkat kebutuhan normal sebesar C01, sehingga selisih kebutuhan yang belum bisa dipenuhi sebesar C01 - C1. Selisih tersebut dapat dipenuhi dari pendapatannya yang berasal dari ZIS (Zakat, Infak dan Sedekah) (Ryandono, 2012). Pada titik koordinat selanjutnya yaitu titik C, dimana titik tersebut menunjukkan kelompok yang memiliki pendapatan sebesar P3 dan seluruhnya habis untuk memenuhi kebutuhan riilnya berupa tempat tinggal dan ibadah sebesar C3 tetapi kebutuhan tersebut masih dibawah kebutuhan normal sebesar C03. Oleh karena itu terdapat selisin konsumsi sebesar C03 – C3. Pada titik E merupakan titik kondisi kelompok pendapatan yang mengalami transisi dari menerima zakat menjadi kelompok yang tidak berhak menerima zakat. Pada kelompok ini tingkat pendapatan sebesar P5 dengan kemampuan riil untuk
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93
memenuhi kebutuhan sebesar C5. Kemampuan tersebut telah berada diatas kebutuhan normalnya. Apabila pendapatan semakin meningkat dengan konsumsi riil yang tetap maka sisa pendapatannya akan mencapai nishab, sehingga pada kondisi ini mustahiq telah bertransformasi menjadi muzakki yaitu pada titik MZ (Ryandono, 2012). Penghitungan pencapaian nishab adalah setelah pendapatan dikurangi dengan pengeluaran pokok bagi muzakki disesuaikan dengan batas minimum harta yang wajib dizakati, sesuai dengan QS. Al-Baqarah [2] ayat 219 yang berbunyi: “mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”. (DEPAG, 2005: 34) Transformasi mustahiq menjadi muzakki tidak terlepas dari adanya program pemberdayaan ekonomi produktif yang telah memberikan dampak positif bagi mustahiq penerimanya antara lain dalam bentuk peningkatan pendapatan dan pengembangan usaha. Salah satu praktik pemberdayaan mustahiq pada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) nampak pada alur kegiatan yang diuraikan oleh Surdayanto dalam IMZ (2009) tahapan sebagai berikut: 1.
Muzakki membayar zakat kepada BAZDA Jatim.
2.
BAZDA menyalurkan dana zakat (dana bergulir) untuk dikelola oleh BMT local bagi kegiatan ekonomi produktif UMKM.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.
94
BMT menyeleksi UMKM dan kemudian memberikan pembiayaan (Mudharaba/Qardh
Hasan)
kepada
UMKM
terpilih.
BMT
juga
memberikan pendampingan kepada mereka. 4.
UMKM mengembalikan dana kepada BMT, terkadang ditambah dengan ‘sedekah’ jika usaha mereka berhasil.
5.
BMT mengembalikan dana bergulir kepada BAZDA.
6.
BAZDA melaporkan pengelolaan dana zakat kepada muzakki dan DPRD. Pengelolaan dana zakat untuk kegiatan ekonomi produktif akan
memberikan dampak langsung terhadap perekonomian dan mampu menurunkan tingkat kemiskinan dalam jangka pendek dan panjang, namun diuraikan oleh Mintarti (1999) dalam perjalanan sejarah kemasyarakatan, kandungan nilai – nilai zakat, baik secara teoristis dan aplikatif mengalami dinamika sesuai dengan situasi dan kondisi. Selain itu tidak bisa dipungkiri terjadi telah terjadi stagnasi atau kebekuan dalam pengungkapan kandungan nilai – nilai tersebut. Kompleksitas persoalan sosial yang di alami masyarakat saat ini, tidak banyak menjadi perhatian dalam pengalokasian distribusi zakat. Persoalan struktur yang lebih mendasar yang menjadi penyebab keberlangsungan kemiskinan dan keterpurukan tidak banyak disentuh dan diperhatikan. Lembaga pengelola hendaknya menyadari bahwa program yang di laksanakan harus memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan mayarakat miskin.
2.1.6 Konsep Lembaga Zakat Zakat adalah sebuah instrumen dalam Islam yang digunakan sebagai sarana pemberantas kemiskinan. Saat ini banyak sekali bermunculan lembaga
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95
pengelola zakat, dari mulai tingkat daerah hingga tingkat nasional. Zakat pada dasarnya apabila disalurkan secara langsung tanpa melalui pengelola zakat adalah sah saja namun penyaluran zakat sangat dianjurkan melalui sebuah pengelola ataupun lembaga yang khusus menangani zakat, karena hal ini sudah dicontohkan sejak zaman Rasulullah SAW. Pada zaman Rasulullah SAW dalam menangani zakat dibentuk tim yang merupakan petugas zakat yang terdiri dari para sahabat untuk memungut zakat dan hal ini diteruskan oleh generasi sahabat sesudahnya (BMH, 2010). Zakat merupakan kewajiban harta yang harus diambil atau dipungut oleh amil zakat. Lembaga zakat merupakan bagian dari amil zakat. Pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 8 Tahun 2011 tentang Amil Zakat, disebutkan bahwa amil zakat adalah a. seseorang atau sekelompok orang yang diangkat oleh pemerintah atau b. seseorang atau sekelompok orang yang dibentuk oleh masyarakat dan disahkan oleh pemerintah untuk mengelola pelaksanaan ibadah zakat. Amil zakat adalah perantara muzakki dengan mustahiq namun bukan pemilik harta zakat. Pemenuhan kebutuhan amil tidak boleh melebihi hak amil terutama tidak diperkenankan mengorbankan hak mustahiq. Pada beberapa ayat Al-Quran secara jelas menuntunkan bahwa zakat harus dikumpulkan dan didistribusikan dengan perantaraan “Amil”. Allah SWT memberikan petunjuk bahwa yang menangani zakat harus pemerintah dan bukan pribadi-pribadi. Pihak yang memungut zakat adalah kepala Negara atau wakil atas nama kepala Negara sesuai dengan sunnah Rasul dan penerapan konkrit para khalifah yang empat (Qardawi, 2011: 67).
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96
Saat ini dapat dipahami bahwa amil zakat bukan orang per-seorangan melainkan badan atau lembaga. Undang - Undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menetapkan bahwa BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Pada sisi yang lain masyarakat dapat membentuk Lembaga amil Zakat (LAZ). Pada bagian keempat Lembaga Amil Zakat pasal 17 disebutkan bahwa untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk LAZ, oleh karena itu lembaga zakat secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu BAZ (Badan Amil Zakat) dan Non-BAZ atau disebut dengan LAZ (Lembaga Amil Zakat). Pembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri. Izin sebagaimana yang dimaksud hanya diberikan apabila memenuhi persyaratan paling sedikit: a.
Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial.
b.
Berbentuk lembaga yang berbadan hukum.
c.
Mendapat rekomendasi dari BAZNAS.
d.
Memiliki pengawas syariat.
e.
Memiliki kemampuan tehnis, administratif, dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya.
f.
Bersifat nirlaba.
g.
Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat.
h.
Bersedia diaudit syariah dan diaudit keuangan secara berkala.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97
Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan antara perusahaan dan lembaga zakat. Perusahaan dan lembaga zakat memiliki perbedaan yang sangat ekstrim bertolak belakang di antaranya dari sisi perencanaan, perusahaan menghasilkan business plan sedang lembaga zakat menyusun activities plan. Pada segi produk, perusahaan menghasilkan barang atau jasa, sedang produk lembaga zakat adalah nilai. Pada segi tujuan, perusahaan mencari profit. Lembaga zakat tidak mencari profit, karena tujuan didirikan adalah dalam rangka mengatasi permasalahan kemiskinan. Produk perusahaan bebas nilai, sementara program lembaga zakat sangat sarat dengan nilai. Pemilik peerusahaan adalah shareholder, sedang lembaga zakat dimiliki oleh stakeholder. Akhirnya perusahaan tergoda membuat yayasan sosial, sementara lembaga zakat ingin membuat perusahaan (Sudewo, 2004: 47). Persamaan lembaga zakat juga memiliki tuntutan seperti yang sudah lazim berjalan di perusahaan. Dari sisi SDM, misalnya, lembaga zakat membutuhkan SDM berkualitas dan mengikutkan dalam berbagai pelatihan. Lembaga zakat dalam hal pengelolaan membutuhkan profesionalitas. Lembaga zakat juga mengadakan evaluasi berkala hanya pada prakteknya perusahaan sudah ditangani secara sungguh-sungguh namun lembaga zakat hanya baru beberapa yang telah ditangani secara serius. Produk perusahaan bebas nilai. Pembeli tidak peduli pada latar belakang pemilik, meskipun perusahaan adalah seorang koruptor atau orang yang mencuri harta negara, produk yang dikeluarkan tetap dibeli. Pertimbangan pembeli sangat rasional. Jika produk yang dibutuhkan tersedia, ia pasti membeli tanpa menghiraukan latar belakang pemilik perusahaan yang mengeluarkan produk
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98
tersebut sementara mencari donatur ternyata lebih sulit. Terdapat beberapa prinsip kelembagaan yang harus dimiliki lembaga zakat agar bisa dipercaya donatur dan masyarakat. Prinsip tersebut adalah (Sudewo, 2004): 1.
Figur yang tepat Lembaga zakat sebaiknya menempatkan orang yang profesional meski tidaak terkenal. Figur profesional akan mengembangkan sistem untuk kelangsungan lembaga dalam jangka panjang. Lembaga zakat tak perlu mencari tokoh untuk dijual lebih baik tidak memiliki tokoh namun memiliki orang profesional yang menyelamatkan lembaga atau memiliki tokoh, namun akhirnya bermasalah dan bisa menjatuhkan citra lembaga, sebagaimana di dalam QS. Al-An’am [6] ayat 116 yang berbunyi:
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (DEPAG, 2005: 142) 2.
Non-Politik Lembaga zakat tak boleh berpartisipasi aktif di dalam kegiatan politik. Kegiatan politik yang dimaksud dalam hal ini adalah politik praktis, seperti berkampanye untuk partai tertentu atau berkampanye mencari massa. Amil zakat juga tidak boleh duduk struktural dalm kepengurusan partai. Jika amil memang berminat di pengurus kepartaian, ia harus
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
99
memilih: partai atau lembaga zakat. Jika amil duduk struktural dalam suatu partai, secara langsung ia telah menyakiti hati donatur dari partai yang lain. Dana zakat yang dihimpun bisa disalahartikan digunakan untuk berkampanye partainya. Zakat itu hanya dialokasikan bagi mustahiq yang direkomendasi atau berasal dari kalangan partai tersebut. Lembaga zakat tidak boleh berpolitik, tetapi lembaga zakat harus tahu politik agar lembaga memahami peta politik terutama juga amat paham hingga bisa mencegah jika ada pihak – pihak yang ingin mempolitisasi lembaga zakatnya. 3.
Non-Golongan Kemiskinan bersifat universal. Kemiskinan tak memandang siapapun mereka, apa latar belakang mereka dan di mana mereka berada. Kemiskinan bisa datang tiba – tiba. Bencana alam, konflik antar masyarakat atau serangan tiba – tiba yang sering dipergunakan Amerika, merupakan cara pemiskinan massal yang cepat, maka siapapun bisa miskin, tak peduli ia tadinya anak presiden atau anak seorang menteri karena kemiskinan melanda siapapun, di mana pun dalam kondisi apa pun, lembaga zakat tak boleh mementingkan satu golongan, atau menelantarkan kelompok yang lain karena berbeda latar belakang.
4.
Independen Nilai hanya bisa dijunjung tinggi jika lembaga berada dalam kondisi independen. Donasi zakat berasal dari sekian banyak muzaki. Semakin besar jumlah muzaki semakin tinggi kedudukan independensi kedudukan lembaga zakat. Semakin percaya muzaki pada lembaga zakat, semakin
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100
kedudukan lembaga menjadi kuat. Semakin banyak orang menaruh harapan, itu cermin sesungguhnya lembaga zakat memiliki program pemberdayaan yang baik. Berbeda dengan LSM yang ada. Pendanaan LSM berasal dari donasi luar negeri dan yang jadi persoalan donasi itu dari beberapa pihak yang bisa dihitung dengan jari. Jika suatu donasi mengundurkan diri dampaknya berpengaruh besar bagi LSM. Hal ini yang menyulitkan LSM untuk independen apalagi mandiri, jika donasi ingin dilanjutkan, bisa jadi LSM harus mengerahkan daya agar bisa memenuhi “keinginan” donatur atau LSM harus cermat mengamati apa yang dibutuhkan donatur. Semakin bisa memenuhi kebutuhan itu, semakin LSM bisa menghimpun dana. Donasi memang dari beberapa pihak yang memang berbahaya dan yang harus disadari pula, tak ada dana gratis. Beasiswa belajar ke Eropa atau Amerika adalah hanya untuk belajar di negara – negara itu dan tidak di negara lain. Hal ini dimaksudkan pertama, para penerima beasiswa putra – putri terbaik dari berbagai negara itu, hanya belajar tentang konsep dan praktek keilmuan dari negara donor. Kedua, merupakan cara paling efisien dan efektif untuk penyebaran konsep dan praktek keilmuan yang berkembang di negara donor. Ketiga, sebagai putra – putri terbaik para penerima beasiswa akan menjadi mitra apapun dari negara donor. Keempat negara – negara yang mengirim anak – anaknya untuk belajar, kini menjadi pasar – pasar besar negara donor. Walaupun sungguh – sungguh pasar untuk produk negara donor, atau pasar sebagai negara yang mencari utangan dan meminta belas kasihan dan pada akhirnya negara–negara tersebut terperangkap dalam pengaruh
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101
negara donor dengan dampak ideologis, politik, ekonomi, dan budaya. Indonesia menjadi salah satu contoh terbaik yang tak boleh dicontoh. Indonesia yang tak punya visi, akan melahirkan anak bangsa yang juga tak paham akan visi dan cita – cita sebuah bangsa. Bagi mereka yang mendapat beasiswa, hal itu adalah prestasi prestisius. Gelagak pribadinya telah membuncah – buncah. Tidak banyak yang sadar bahwa mereka mewakili generasi seangkatannya yang tak punya kesempatan seperti mereka. Mereka tak paham bahwa masa depan bangsa ini terletak di tangan mereka – mereka yang memiliki kesempatan menempuh jenjang pendidikan jauh lebih baik. 5.
Netral Obyektif Rasulullah SAW bersabda : “Perbedaan pendapat di kalangan umatku sesungguhnya adalah suatu rahmat.” Persoalannya ialah di dalam prakteknya mengapa perbedaan itu cenderung jadi bencana. Sebagian yang mengatakan bahwa ini akibat prestasi umat baru tahap mempelajari norma dan menganjurkan kebaikan. Pada sisi manajemen, mempelajari dan menganjurkan masih tahap wacana. Perbedaan pendapat bisa mengarah pada harkat fikrah seseoran, jika ada pendapat yang lain, intelektual seseorang terusik karena prestasi baru sebatas menganjurkan kebaikan, perbedaan itu segera saja menyulut debat. Akhirnya debat pun jadi tak sehat. Sebab pendapat lain yang lebih baik, dianggap telah menyinggung harkat seseorang. Harga dirinya yang dibangun melalui kapasitas intelektual, ternyata telah jatuh dengan pendapat orang lain. Dalam praktek manajemen, perbedaan pendapat terjadi karena sikon yang berbeda.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102
Penerapan teori dalam praktek, bisa berbeda hasilnya karena berbagai sebab. Perbedaan pendapat di kalangan praktisi bukanlah bencana. Masing – masing punya kelebihan dan kekurangan. Masing – masing pihak juga menyadari kendala yang dihadapi di lapangan. Perbedaan dalam praktek manajemen adalah bicara derajat kesuksesan, maka perbedaan itu justru amat diharapkan, sebab dengan perbedaan, khasanah manajemen akan menjadi kaya. Lembaga zakat harus amanah atau dapat dipercaya. Lembaga zakat harus memiliki kompetensi dalam pengelolaan zakat, jujur, transparan, dan merupakan badan/lembaga resmi yang mendapat izin. Kompetensi yang dimiliki harus meliputi pengetahuan dan kemampuan tehnis tentang hukum-hukum zakat dan hal lain yang terkait tugas pengelola zakat (Hafidhuddin, 2012). Beberapa peluang dari berdiri badan/lembaga zakat diantaranya ialah (IMZ, 2009): 1.
Dari sisi umat, semakin mudahnya menyalurkan dana zakat, baik dari segi waktu maupun tempat. Umat Muslim tidak harus menunggu akhir bulan Ramadhan untuk membayarkan zakat oleh karena zakat tidak hanya terbatas pada zakat fitrah.
2.
Dari sisi pemerintah, terdapat banyak BAZ/LAZ yang muncul dapat membantu pemerintah untuk mengumpulkan dan mendistribusikan dana zakat, untuk dimanfaatkan penggunaannya dalam hal penanganan permasalahan bangsa seperti kesenjangan pendapatan dan kemiskinan.
3.
Dari sisi BAZ/LAZ, keberadaan banyak organisasi tersebut dapat menjadi pemicu untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan (fastabiqul khairat)
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
103
tidak hanya dalam pengumpulan zakat, tetapi juga dalam penyaluran dan tata organisasi masing-masing BAZ/LAZ tersebut. Pada masa mendatang, BAZ/LAZ diharapkan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat (umat) untuk menjadi perantara pelaksana zakat. Peran lembaga zakat sangat strategis oleh karena Islam menginstruksikan amil untuk “memerangi” bagi mereka yang tidak patuh untuk menunaikan zakatnya. Secara ekstrim, dituntunkan bahwa Islam tidak peduli jumlah jiwa yang melayang dan banyak darah yang tertumpah demi tegaknya hukum zakat. Hal ini sebagaimana ditegaskan di dalam hadits-hadits shahih dan konsensus (ijma’) para sahabat. Salah satu hadits yang memberi petunjuk akan kedudukan amil adalah sebagai berikut: “Rasulullah bersabda:“Saya diinstruksikan untuk memerangi mereka, kecuali bila mereka sudah mengikrarkan syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah RasulNya, mendirikan shalat dan membayar zakat. Apabila mereka sudah melaksanakan hal itu, maka darah mereka sudah memperoleh perlindungan dari saya, kecuali oleh karena hak-hak Islam lain, yang dalam hal ini perhitungannya diserahkan kepada Allah SWT.”( HR. Bukhari dan Muslim) Abu Hurairah (sahabat Rasulullah SAW yang utama) menceritakan sebuah kisah peran pemimpin Negara ketika terdapat pelanggaran bagi mereka yang wajib zakat, yaitu (Qardawi, 2011: 83): “Ketika Rasulullah SAW meninggal, maka yang terpilih menjadi khalifah adalah Abu Bakar, tetapi sebagian orang Arab tidak mengakuinya. Kata Umar, “Mengapa kau memerangi orang-orang itu, sedangkan Rasulullah SAW telah mengatakan “Saya hanya diperintahkan memerangi manusia sebelum mengikrarkan ‘Tidak ada Tuhan selain Allah SWT’?. Apabila mereka sudah mengikrarkannya, maka darah dan kekayaan mereka memperoleh perlindungan dari saya, kecuali bila didapat kewajiban dalam kekayaan darah itu, sedangkan penilaian terhadap mereka terserah kepada Allah SWT?”. Ia menjawab, “Demi Allah SWT, saya akan memerangi siappa pun yang membeda-bedakan zakat dari shalat, oleh karena zakat adalah kewajiban dalam kekayaan. Demi Allah SWT, andaikata mereka tidak mau lagi memberikan seekor anak kambing yang dulu mereka
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
104
berikan kepada Rasulullah, maka saya pasti memerangi mereka oleh karena itu”. Jawab Umar, “Demi Allah SWT, hati Abu Bakar betul-betul sudah dibukakan oleh Allah SWT untuk perang tersebut, sekarang bahwa ia benar!”. Diriwayatkan oleh seluruh perawi hadits kecuali Ibnu Majah. Berdasarkan uraian di atas menjadi cukup jelas bahwasanya Abu Bakar dan Umar sepakat bahwa siapa saja yang secara terang-terangan tidak mau membayar zakat harus dibunuh, lebih daripada tidak mau melaksanakan shalat. Sejarah awal Islam membuktikan bahwasanya pemimpin Negara menjadi pihak yang paling bertanggung jawab melindungi hak-hak fakir miskin dan golongan yang lemah terutama yang tidak mendapat perlindungan (alokasi zakat) dari Negara. Secara umum, bagi organisasi pengelola zakat, maju mundurnya lembaga zakat tergantung pada kreativitas pendayagunaan zakat. Dari kinerja program – progam pendayagunaan masyarakat secara luas dapat mengetahui sejauh mana performance lembaga zakat dalam program mengkreasi program pemberdayaan mustahiq. Kondisi riil di lapangan menunjukan bahwa secara umum kemampuan lembaga zakat dalam menjalankan program pendayagunaan masyarakat masih kurang mendapat perhatian (Mintarti, 1999). Pada sisi yang lain pada beberapa hadits juga memberikan petunjuk bahwasanya peran lembaga zakat tidak hanya sekedar memungut dan mengelola zakat tetapi juga turut mendoakan orang-orang yang membayar zakat supaya memperoleh pahala dan berkah dari Allah SWT serta jiwanya menjadi tenteram dan bahagia.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
105
2.1.7 Kinerja Lembaga Zakat Kinerja adalah sebuah konsep yang abstrak sehingga harus dikonkritkan melalui hal – hal yang terukur. Kinerja merupakan terjemahan dari bahsa Inggris yakni performance. Gibson dalam IMZ (2011: 57) mendefinisikan kinerja sebagai “tingkat keberhasilan yang dinyatakan dari fungsi motivasi dan kemampuan”, sedangkan Mulyasa dalam IMZ (2011: 57) mendefinisikan kinerja sebagai “prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja dan unjuk kerja”. Kinerja lembaga zakat akan nampak pada strategi-strategi lembaga zakat dalam mengoptimalkan pengumpulan, pendstribusian dan pendayagunaan. Amanah pada Undang-Undang (UU) No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat diuraikan bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, zakat harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat Islam IMZ (2010: 96) mengukur kinerja ekonomi lembaga zakat atau Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dalam beberapa indikator, yaitu: 1.
Adanya kriteria dan mekanisme identifikasi mustahiq Mustahiq adalah pihak yang berhak menerima zakat, dimana sudah dijelaskan dalam QS. Al-Quran [9]: 60 bahwa zakat hanya disalurkan untuk 8 (delapan) golongan, yaitu: 1. orang-orang fakir, 2. orang-orang miskin, 3. pengurus-pengurus zakat, 4. para muallaf yang dibujuk hatinya, 5. untuk memerdekakan budak (riqab), 6. orang-orang yang berhutang (gharimin), 7. untuk jalan Allah (fisabilillah), dan 8. untuk mereka yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil). Jumhur ulama sepakat bahwa selain delapan golongan ini, tidak halal menerima zakat.
2.
DISERTASI
Pertumbuhan jumlah mustahiq yang diberdayakan oleh zakat
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
106
Peningkatan jumlah mustahiq dan persebaran wilayah yang menjadi cakupan wilayah distribusi lembaga zakat, baik melalui pendistribusian langsung dana zakat ataupun melalui program-program pendayagunaan dana zakat akan menjadi parameter efektivitas kinerja lembaga zakat dalam menjalankan fungsinya. Parameter keberhasilan lembaga zakat adalah banyaknya mustahiq yang diberdayakan atau “pindah posisi” dari mustahiq menjadi munfiq (orang yang mampu berinfak) dan akhirnya bisa menjadi muzakki. 3.
Pertumbuhan jumlah muzakki Secara fitrah setiap orang jika hendak menyerahkan dana dalam jumlah yang tidak sedikit maka orang tersebut akan semakin selektif memilih penerimanya yang dapat dipercaya. Tingkat kepercayaan pemberian amanah dana zakat akan semakin baik apabila penerimanya adalah lembaga yang memiliki kinerja yang baik. Indikator ini dapat diukur dari pertumbuhan jumlah muzakki yang berzakat kepada lembaga zakat.
4.
Inovasi program pendayagunaan zakat Program pendayagunaan dana zakat mengalami fase perkembangan dari gagasan program hingga implementasinya dari yang bersifat sumbangan bertransformasi kepada pemberdayaan masyarakat. Fase inovasi sangat dibutuhkan dalam program pendayagunaan zakat.
5.
Sebaran wilayah pendistribusian zakat Kinerja lembaga zakat dapat diukur dari sisi wilayah pendistribusian dana zakat yang dijangkau oleh lembaga zakat. Lembaga zakat dapat
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
107
mendistribusikan dana zakat secara “centralistic” maupun dialokasikan ke daerah lain di luar daerah dimana zakat itu dikumpulkan. 6.
Responsifitas terhadap tanggap darurat kemanusiaan Lembaga zakat berperan strategis sebagai lembaga umat yang responsif terhadap tanggap darurat kemanusiaan, tidak hanya pada korban bencana alam tetapi juga bencana kelaparan dan akibat ulah manusia langsung.
7.
Pendayagunaan zakat untuk kegiatan ekonomi produktif Lembaga zakat dituntut untuk mengelola dana zakat secara produktif. Dana zakat diharapkan tidak hanya untuk keperluan kegiatan yang bersifat karikatif. Lembaga zakat dituntut untuk mengelola setiap Rupiah dana zakat dengan lebih efektif. Sebagian besar mustahiq adalah tergolong usia produktif, sehingga dapat dibantu dengan pendayagunaan dana zakat secara produktif pula.
8.
Intensitas pendayagunaan zakat untuk kegiatan community development and empowerment Program community development and empowerment sangat dibutuhkan agar kondisi kehidupan masyarakat semakin membaik dan potensi yang ada pada masyarakat dapat diberdayakan. Transformasi model tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Siregar (2003) dalam penelitiannya, menggunakan analisis kinerja suatu
LPZ dengan empat perspektif, yaitu: 1.
Perspektif keuangan. Kinerja perspektif keuangan ini diukur dengan cara membandingkan pencapaian sasaran strategis keuangan lembaga dengan target yang telah
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
108
ditetapkan. Ukuran kinerja yang dipakai adalah peningkatan penggalangan dana, efisiensi biaya penggalangan dana dan penyaluran dana, jumlah penyaluran dana, pertumbuhan asset lembaga dan peningkatan penerimaan (profit) dari SBU (Strategic Business Unit) sebagai usaha kemandirian keuangan lembaga. 2.
Perspektif pelanggan Kinerja perspektif ini dinilai berdasarkan kepuasan pelanggan dalam menerima pelayanan dari lembaga. Kepuasan pelanggan diukur dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphathic, dan tangible.
3.
Perspektif proses bisnis internal Perspetif ini digunakan untuk melihat sejauh mana aktivitas dalam lembaga dapat dijalankan dengan baik dan memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Kinerja perspektif ini diukur dengan indeks organisasi yang terdiri dari pembelajaran, kemampuan untuk berubah, ketebalan batas-batas organisasi, dan akuntabilitas organisasi (Ulrich, 1999).
4.
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Perspektif ini digunakan untuk melihat pertumbuhan dan pembelajaran SDM dalam menghadapi perubahan-perubahan di masa depan. Ukuran kinerja didasarkan pada kepuasan karyawan. Undang – Undang No. 23 Tahun 2011 secara spesifik menyebutkan bahwa
pendayagunaan zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahiq zakat. Kelompok mustahiq adalah kelompok orang – orang yang paling tidak berdaya. Zakat mengandung makna pemberdayaan diri terhadap sesorang yang
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
109
lemah. Zakat harus menjadi kekuatan yang mendorong dan memperbaiki keadaaan bagi penerimanya. Salah satu peran tugas penting lembaga zakat ialah pada divisi atau bidang Penghimpunan, memang dikhususkan mengumpulkan dana zakat infak dan wakaf dari masyarakat. Dana ini tidak hanya berasal dari perorangan, melainkan juga dari berbagai perusahaan dan lembaga. Pada akhirnya bidang Penghimpunan dapat meluaskan pencarian dana hingga ke luar negeri juga, baik ke masyarakat luar negeri, lembaga – lembaga donor maupun ke berbagai perusahaan di luar negeri. Pada aktivitas penggalangan dana tersebut, bagian penghimpunan dapat menyelenggarakan berbagai macam kegiatan. Ragam kegiatan itu tergantung kemampuan tim dalam mengembangkan program. Program kegiatan ini, akhirnya dapat juga ditawarkan sebagai kerja sama program dengan perusahaan dan lembaga yang lain (Sudewo, 2004). Bidang
yang
dapat
dikembangkan
dalam
divisi
Penghimpunan,
seyogyanya memang mengacu pada kegiatan yang dilakukan. Inti kegiatan penghimpunan sesungguhnya terletak pada dua hal. Pertama dananya berasal dari donatur baik perorangan maupun perusahaan, dan kedua, sebagai manusia donatur mengeluarkan dana karena adanya sentuhan tertentu. Dana zakat dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan besar, yaitu kegiatan – kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif. Kegiatan konsumtif adalah kegiatan yang berupa bantuan sesaat untuk menyelesaikan masalah yang bersifat mendesak dan langsung habis setelah bantuan tersebut digunakan, sedangkan kegiatan produktif adalah yang bersifat jangka menengah dan panjang. Dampak dari kegiatan produktif masih bisa dirasakan walalupun dana zakat sudah
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
110
habis. Kegiatan penyaluran dan pendayagunaan (IMZ, 2009) diutamakan untuk memenuhi kebutuhan para mustahiq. Kinerja lembaga zakat dalam hal pengentasan kemiskinan merupakan tanggung jawab tidak hanya BAZ tetapi juga LAZ, namun tantangan utamanya adalah sinergi antara BAZ dan LAZ belum terjalin baik. Lembaga zakat seharusnya bekerja sama memperkuat fungsinya untuk mengentaskan kemiskinan. Kerja sama yang bisa dilakukan adalah menyusun database muzakki dan mustahiq dan dalam hal pendayagunaan.
2.1.8 Hubungan Pengaruh Antar Variabel 2.1.8.1 Pengaruh Kepatuhan Muzakki terhadap Kinerja Lembaga Zakat Secara umum kepatuhan dalam Islam didefinisikan sebagai ketaatan dalam menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhi seluruh laranganNya. Salah satu petunjuk di dalam Al Quran terkait dengan ketaatan umat Muslim dalam menjalankan ibdah termaktub dalam QS. Al Qashah [28] ayat 80 yang berbunyi:
“berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar".(DEPAG, 2005: 395) Berdasarkan ayat tersebut di atas, kepatuhan menurut Kasim (2013) adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan ketaatan dalam menjalankan perintah-
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
111
perintah Allah SWT serta melakukan perbuatan baik (amal shaleh) secara taat, dengan penuh keimanan dan kesabaran, dengan menafkahkan harta yang dimiliki untuk kemashlahatan diri, keluarga dan umat akan mendapat pahala di sisi Allah SWT. Kepatuhan muzakki untuk membayar zakat sangat dibutuhkan agar dana zakat yang terkumpul dapat optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kepatuhan membayar zakat bagi
muzakki dapat berkontribusi dalam meningkatkan kinerja lembaga zakat yang mencakup 3 (tiga) aspek yaitu pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan. Kepatuhan muzakki yang meningkat akan meningkatkan pengumpulam dana zakat oleh lembaga zakat. Pendekatan tranformatif berbasis zakat yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan perlu diadopsi karena merupakan hal yang mustahil untuk merubah secara drastis kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Pengenalan atas siapa yang di rugikan, analisis dan pemahaman terhadap struktur proses dan mekanisme yang menimbulkan berbagai ketimpangan dan melahirkan kaum dhuafa, merupakan fenomena aktual yang perlu di ketahui pada pendekatan transformatif dalam proses pemberdayaan berbasis zakat, yakni dimulai dari pemahaman nilai – nilai normati zakat sampai dengan aksi – aksi sosial dalam perbaikan kehidupan bermasyarakat, merupakan suatu rantai dalam proses transformasi. Pegembangan pendekatan transformatif dalam pemberdayaan berabsis zakat di wujudkan dalam aksi memberdayakan manusia baik secara lahiriah maupun batiniyah (Mintarti, 1999). 2.1.8.2 Pengaruh Kepatuhan Muzakki terhadap Kesejahteraan Mustahiq
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
112
Pada satu sisi kepatuhan membayar zakat merupakan kewajiban agama, di sisi yang lain zakat merupakan instrumen utama yang menjamin aliran kekayaan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Kepatuhan seorang Muslim dalam membayar zakat bisa disalurkan secara tidak langsung melalui lembaga zakat atau secara langsung kepada mustahiq. Fenomena yang ada seringkali menunjukkan para fakir dan miskin yang tergolong ke dalam ashnaf berkumpul di depan rumah muzakki kemudian masing-masing akan menerima amplop berisi uang zakat dari muzakki. Badan Waqaf Al Quran (BWA) sebagaimana yang diberitakan Republika (2011) meluncurkan program zakat “peer to peer” sebuah konsep penyaluran zakat dari muzakki langsung kepada mustahiq, di mana 100 % dana zakat diterima oleh mustahiq potensial tersebut. BWA juga tidak juga memotong dari zakat untuk kegiatan operasional BWA, selain itu zakat yang diserahkan menggunakan pendekatan
memberikan
solusi
bagi
mustahiq,
jika
mustahiq
tersebut
membutuhkan bantuan modal, maka zakat senilai modal usaha tersebut yang akan disalurkan sehingga pada tahun depan mereka menjadi mandiri, keluar dari status mustahiq, jika untuk kepentingan pengobatan, maka zakat tersebut akan disalurkan senilai biaya pengobatan yang dibutuhkan. Cara peer to peer ini, sesuai dengan tata pelaksanaan zakat, sehingga dengan cara ini 100 % dana zakat muzakki akan diterima dan sekaligus memberikan solusi bagi mustahiq tersebut. Untuk menyempurnakan dan memudahkan penyaluran zakat, BWA menyediakan sarana online Zakat peer to peer di website-nya wakafquran.org dimana muzakki dapat memilih sendiri siapa mustahiq yang akan menerima nanti. Kepatuhan seorang Muslim yang
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
113
menyalurkan zakatnya secara langsung kepada mustahiq mampu memenuhi kebutuhan mustahiq secara tepat sasaran. Kebutuhan mustahiq yang terpenuhi akan mampu meningkatkan kesejahteraan mustahiq.
2.1.8.3 Pengaruh
Kinerja
Lembaga
Zakat
terhadap
Kesejahteraan
Mustahiq Salah satu fungsi utama dari zakat adalah sebagai instrumen pengentasan kemiskinan. Lembaga zakat khususnya adalah institusi yang menjamin adanya aliran dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Hasan dan Ahmed dalam IMZ (2011) menegaskan bahwa efektivitas redistribusi pendapatan dan kekayaan melalui mekanisme zakat, sangat bergantung kepada kualitas kinerja lembaga amil zakat, sebagai institusi yang diberi mandat penuh oleh ajaran Islam. Al Quran menyebutkan kata amil dalam QS. At Taubah [9] ayat 60 sebagai salah satu ashnaf zakat. Pada sistem zakat yang ada diharapkan mampu mengotimalkan peran amil secara tepat dan efektif. Amil dalam hal ini lembaga zakat ketika tidak berperan secara optimal akan menciptakan economic cost yang tinggi bagi masyarakat dan dampak selanjutnya ialah kesenjangan yang semakin lebar antara kelompok kaya dan miskin. Secara kelembagaan, aspek profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas dalam fungsinya sebagai pengelola zakat yakni pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan harus menjadi azas yang melandasi kinerja institusi zakat. Hafidhudin (2010) menambahkan bahwa untuk menjamin baiknya kinerja lembaga zakat ialah dengan mensyaratkan sejumlah kriteria bagi institusi amil,
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
114
baik ditinjau dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) nya maupun dari sisi kelembagaannya. Hasil penelitian IMZ (2011) terhadap sejumlah sampel yaitu rumah tangga penerima zakat dari 8 (delapan) lembaga zakat dimana kedelapan lembaga tersebut adalah Badan Amil Zakat dan Infak/Sedekah DKI Jakarta (BAZ DKI), Dompet Dhuafa Republika, Dompet Peduli Umat-Darut Tauhid (DPU-DT), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Baitul Maal Muamalat (BMM), BAMUIS BNI, YBM BRI, dan Baituzzakah Pertamina (BAZMA) menunjukkan bahwa nilai headcount sebelum zakat sebesar 0,491 yang menunjukkan bahwa hampir separuh dari keseluruhan responden penelitian hidup dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan. Kehadiran program pendayagunaan zakat mampu mereduksi angka tersebut menjadi 0,438. Penurunan headcount index sebesar 10,79 persen mengindikasikan bahwa program zakat yang telah dilakukan terbukti secara empiris mampu mengurangi jumlah kemiskinan mustahiq. Hal ini juga membuktikan bahwa zakat memiliki implikasi positif terhadap pengentasan kemiskinan apabila dikelola oleh lembaga zakat yang amanah.
Sebelum terjadinya pendistribusian zakat, dari sisi
kedalaman kemiskinan, jarak antara rata-rata pendapatan rumah tangga miskin mustahiq dengan garis kemiskinan adalah Rp. 442.384, 20, dengan adanya zakat, jarak ini dapat diperkecil menjadi Rp. 442.076, 30. Penurunan sebesar 4,69% mengindikasikan bahwa zakat terbukti mampu mengurangi kesenjangan kemiskinan. Model
atau
pola
pendayagunaan
dana
ZISWAF
secara
umum
dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu model produktif dan model konsumtif.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
115
Model produktif merupakan model pendayagunaan yang berbentuk stimulus untuk memberdayakan atau mengembangkan kemampuan penerima, sedangkan model konsumtif yaitu berupa bantuan langsung yang bisa dinikmati oleh penerimanya yang terdiri dari bantuan pangan, pakaian dan tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur. Rangkaian kegiatan lembaga zakat dalam mendayagunakan mustahiq ialah salah satunya dengan memberikan pembiayaan produktif dengan disertai pendampingan dan pelatihan. Pendampingan sangat penting untuk dilakukan agar program pendayagunaan berjalan dengan efektif dan berlangsung terus menerus. Berdasarkan penelitian IMZ (2012) terhadap sejumlah lembaga zakat yang ada menunjukkan bahwa metode pendampingan diterapkan dalam mayoritas program sesuai kondisi dan situasi kelompok sasaran yang dihadapi. Fungsi pendamping sangat penting terutama dalam membina dan mengarahkan kegiatan kelompok sasaran. Pendamping bertugas untuk mengarahkan proses pembentukan dan penyelenggaraan
kelompok
sebagai
fasilitator
(pemandu),
komunikator
(penghubung), maupun dinamisator (penggerak). Sebagai motivator, pendamping berperan sebagai pendorong motivasi masyarakat untuk mau menjalankan suatu program. Peran komunikator dijalankan pendamping
untuk
memperlancar
jalinan
komunikasi
antar
pemangku
kepentingan. Sebagai fasilitator, pendamping harus mampu memandu seluruh pihak agar tetap berada pada jalur bergulirnya suatu program. Penerima
manfaat
yakni
mustahiq
selain
mendapatkan
bantuan
pembiayaan produktif dan didampingi, namun juga harus diberikan pelatihanpelatihan tertentu. Tujuannya untuk mengedukasi mustahiq tentang program yang
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sedang
dijalankan
dalam
rangka
mempercepat
akselerasi
116
peningkatan
kesejahteraan mustahiq. Pola pendayagunaan produktif akan lebih cepat mampu mentransformasi mustahiq menjadi muzakki. Pemberdayaan masyarakat bebasis zakat menunjuk pada interaksi aktif antara amil zakat yang berperan sebagai pendamping program dan msyaarakat miskin yang menjadi sasaran program dan mereka terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program. Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat adalah proses yang di tunjukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi kelompok fakir miskin melalu partisipasi aktif serta inisiatif kelompok fakir miskin itu sendiri. Kelompok fakir dipandang sebagai anggota masyarakat yang juga memiliki potensi hanya saja porensi tersebut belum di kembangkan secara sepenuhnya. Pemberdayaan masyarakat berbasis zakat merupakan proses interaksi antara kelompok fakir miskin yang diberikan fasilitas oleh amil zakat. Amil zakat membantu meningkatkan kesadaran dan kemampuan kelompok fakir miskin dalam pencapaian tujuan yang di harapkan (Mintarti, 1999). Prinsip pemberdayaan zakat secara umum sama dengan prinsip pemberdayaan yaitu memberikan bantuan dan perhatian kepada fakir miskin agar suatu saat mampu menolong dirinya sendiri dan mandiri di atas kaki sendiri. Hal ini menunjukan bahwa betapa pendayagunaan zakat yang memiliki visi merubah mustahiq menjadi muzaki memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat miskin seringkali merupakan kelompok yang tidak
berdaya karena hambatan internal dalam dirinya maupun tekanan eksternal di lingkungannya. Kemampuan kelompok fakir miskin untuk mengorganisasikan diri
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
117
dalam membuat perencanaan dan tindakan kolektif guna memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang di milikinya, tidak dapat muncul secara otomastis, oleh karena itu diperlukan suatu proses interaksi anatara kelompok fakir dan miskin dengan para amil zakat yang berperan sebagai pendamping program pemberdayaan agar terjadi proses transformasi mustahiq menjadi muzakki. Amil zakat yang berperan dalam pendampingan masyarakat miskin hadir sebagai agen perubah yang turut terlibat membantu memecahkan persoalan yang dihadapi mereka. Pendampingan masyarakat adalah sebuah interaksi dinamis anatara mustahiq dan amil zakat yang secara bersama melakukan pemberdayaan mulai
dari
merancang
program
perbaikan
kehidupan
sosial
ekonomi,
memobilisasi sumber daya setempat memecahkan masalah sosisal, menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan sampai dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan terkait yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat. Baik buruknya kesejahteraan mustahiq sangat tergantung pada baik buruknya kinerja lembaga zakat, oleh karena fungsi dari lembaga zakat yaitu mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat. Beberapa lembaga zakat telah melakukan inovasi program sedemikian rupa agar semakin berperan dalam
meningkatkan
kesejhateraan
mustahuk.
Perbaikan-perbaikan
yang
dilakukan lembaga zakat mendapat respons positif tidak hanya dari dalam Negeri tetapi juga dalam kancah internasional. Penelitian IMZ (2012) menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat oleh lembaga zakat berimplikasi positif dalam mengurangi beban kemiskinan. Secara
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
118
umum presentasi rumah tangga miskin (penerima zakat) mengalami penurunan sebesar 21,11%. Presentase penurunan tingkat kemiskinan di periode 2010/2011 ini lebih tinggi disbandingkan dengan periode sebelumnya, tidak hanya jumlah rumah tangga miskin yang berkurang, dimensi kemiskinan lainnya seperti tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan juga berhasil diturunkan. Pendayagunaan zakat oleh lembaga zakat mampu mempercepat pengentasan kemiskinan 1,9 tahun dari 7 tahun menjadi 5,1 tahun. Pada muktamar zakat internasional di Beirut tahun 2010 para delegasi dari Negara-Negara Timur Tengah mengakui bahwa kinerja pendayagunaan zakat sangat kreatif dan luar biasa. IDB (Islamic Development Bank) meminta Indonesia untuk membagi pengalamannya dalam mengelola dana zakat sebagai sumber pembiayaan usaha mikro dan kecil kepada seluruh Negara-Negara anggota IDB melalui program pelatihan dan pendampingan.
2.2
Penelitian Terdahulu Indonesia Magnificence of Zakat (2010) dalam Survei Opini Publik di
Jabodetabek membuktikan bahwa level pengetahuan masyarakat Jabodetabek tentang perbedaan zakat maal dan fitrah masuk dalam kategori baik (rentang sangat baik-sangat buruk), akan tetapi pengetahuan perbedaan keduanya tidak diiringi dengan pengetahuan masyarakat Jabodetabek tentang jenis-jenis zakat maal. Hasil survey oleh Indonesia Magnificent Zakat/IMZ (2010) menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis zakat harta masih sangat rendah. Jenis zakat harta yang paling banyak diketahui masyarakat adalah zakat terhadap emas dan perak mencapai 24,24%. Sementara yang paling sedikit
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
119
diketahui adalah zakat investasi dan gedung yang hanya 4,78% dari responden. Ditambahkan pula hanya setengah masyarakat yang tahu nishab jenis-jenis zakat maal dari mereka yang tahu jenis-jenis zakat maal, yang menunjukkan kecenderungan tidak membayar zakat maal. Kajian yang dilakukan BAZNAS bekerjasama dengan FEM IPB (2011) terhadap responden di empat kota yaitu Palembang, Brebes, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, hampir semuanya memiliki kecenderungan membayar zakat yang ditentukan oleh tingginya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Sebagian besar masyarakat yang bekerja sebagai karyawan BUMN, PNS, karyawan swasta, dan wiraswasta, melakukan pembayaran zakat karena memiliki penghasilan yang cukup (melebihi kebutuhan pokoknya) dan biasanya zakat yang dibayarkan sudah dipotong dari gaji bulanan, selain itu variabel yang memiliki korelasi positif dengan kesadaran membayar zakat adalah variabel tingkat pendidikan dan pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatan seseorang maka kesadaran untuk membayar zakat juga semakin tinggi. Dompet Dhuafa dan Lembaga Demografi UI (2010) telah menganalisis kondisi mustahiq, muzakki dan potensi wilayah dengan mengolah data dari survei sosial ekonomi nasional dan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS 2010. Berdasarkan analisis tersebut pulau Jawa memiliki potensi yang tinggi untuk semua propinsi dengan jumlah muzakki yang tinggi, namun jumlah mustahiqnya juga sangat banyak. Di pulau Sumatera sebagian besar propinsi di pulau ini memiliki potensi wilayah yang sedang dengan pengecualian untuk Sumatera Barat yang memiliki potensi wilayah tinggi dan untuk Aceh yang memiliki potensi
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
120
wilayah rendah. Sedangkan kondisi mustahiq dan muzakki di wilayah ini bervariasi, dimana Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan memiliki jumlah mustahiq dan muzakki yang tergolong tinggi, sementara Sumatera Barat dan Riau memiliki kombinasi mustahiq sedang dan muzakki tinggi. Untuk wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan memiliki kategori muzakki sedang, begitu juga dengan mustahiq-nya kecuali propinsi Kalimantan Tengah yang tergolong rendah. Di Pulau Bali memiliki jumlah mustahiq dan muzakki yang rendah, hal ini disebabkan karena mayoritas penduduk Bali nonmuslim. Untuk propinsi Nusa Tenggara Barat memiliki jumlah mustahiq yang tinggi dan muzakki pada tingkat sedang, sedangkan propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) baik untuk jumlah mustahiq dan muzakki berada pada tingkatan rendah. Untuk wilayah Sulawesi, propinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah mustahiq dan muzakki pada tingkatan rendah, Sulawesi Tengah memiliki jumlah mustahiq dan muzakki sedang, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara memiliki jumlah muzakki sedang, tetapi untuk mustahiq Sulawesi Tenggara memiliki jumlah sedang dan Sulawesi Selatan tinggi, sementara propinsi Sulawesi Barat baik jumlah mustahiq dan muzakki berada pada tingkatan rendah, sedangkan propinsi Gorontalo memiliki jumlah mustahiq sedang dan jumlah muzakki rendah. Di Pulau Papua dan Maluku, jumlah mustahiq dan muzakki rendah yang berkaitan dengan rendahnya jumlah penduduk dan rendahnya persentase umat Islam. Sariningrum (2011) dalam penelitiannya di Kota Palembang menemukan empat faktor yang melatarbelakangi seseorang dalam berzakat, yaitu keimanan, sosial, pemahaman agama, dan penghargaan, dimana faktor utamanya adalah
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
121
faktor keimanan. Hasil lainnya adalah faktor-faktor yang memengaruhi pilihan LPZ untuk menyalurkan zakat mereka, yaitu dari sisi karakteristik individu dimana zakat sebagai upaya bersyukur dan kesadaran akan adanya hak orang lain. Sementara dari sisi karakteristik organisasi adalah sosialisasi melalui media massa dan media elektronik serta adanya pemotongan gaji langsung Suprayogi (2011) dalam penelitiannya lebih memfokuskan masyarakat Muslim Jakarta yang telah wajib zakat pada sosok pengusaha mikro. Ditemukan fakta bahwa faktor pengetahuan zakat, tingkat keyakinan dan tingkat ibadah sangat berpengaruh secara signifikan terhadap preferensi para pengusaha mikro ini dalam membayar zakat perdagangan, demikian pula dari sisi penyaluran tempat pembayaran zakatnya, dimana ketiga faktor di atas juga berpengaruh secara signifikan terhadap preferensi para pengusaha mikro ini untuk membayarkan zakat perdagangannya melalui BAZ/LPZ. Untuk ukuran kinerja lembaga zakat, Siregar (2003) dalam penelitiannya tentang kinerja Dompet Dhuafa Republika mendasarkan empat perspektif dalam menilai kinerja, yaitu erspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini kinerja LPZ tersebut dari perspektif keuangan dalam kategori baik, kinerja dari perspektif kepuasan pelanggan/mustahiq sangat baik, kinerja dari perpektif proses bisnis internal agak baik dan kinerja dari perspektif kepuasan karyawan agak baik, namun dalam penelitian ini belum diukur tingkat kepuasan pelanggan dari sisi donatur/muzakki.
DISERTASI
PENGARUH KEPATUHAN BERZAKAT ....
TIKA WIDIASTUTI