BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1
Data
Data merupakan komponen terpenting di dalam basis data. Data juga digunakan sebagai sumber daya pada suatu perusahaan atau organisasi.
Menurut Connolly (2010, p70), data merupakan bagian terpenting dari komponen suatu basis data.
Jadi,
data
adalah
komponen
terpenting
dalam
basis
data
yang
merepresentasikan objek dan kejadian serta nilai yang tersimpan sehingga mempunyai arti dan kepentingan kepada penggunanya.
2.1.2
Informasi
Informasi merupakan pengolahan dari data-data yang terkumpul dan dapat digunakan sebagai referensi perusahaan atau organisasi di dalam pengambilan keputusan.
8
9 Menurut Kronke (2010, p5), informasi adalah pengetahuan yang berasal dari data, atau dalam definisi lain dapat disebut presentasi dari data yang mempunyai arti.
Gelinas (2008, p17), informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna dalam kegiatan pembuatan keputusan. Informasi memiliki nilai bagi pembuat keputusan karena mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan tentang beberapa hal yang diinginkan.
Jadi informasi adalah sebuah pengetahuan yang didapat dari pemrosesan lebih lanjut terhadap data yang dimiliki.
2.1.3
Sistem
Sistem adalah komponen yang saling terhubung satu dengan lainnya, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh. Sistem juga diperlukan untuk memberdayakan penggunaan informasi.
Menurut Gelinas (2008, p11), menjelaskan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen yang berdiri sendiri yang secara bersamaan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem harus memiliki organisasi, hubungan, integrasi, dan tujuan utama.
Hall (2011, p5), Secara umum sistem dapat dikatakan sebagai hasil penggambaran dari komputer dan pemrograman. Sistem adalah kumpulan dari 2
10 atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait untuk tujuan tertentu.Sistem harus menyediakan setidaknya 1 tujuan, tapi dapat juga menyediakan lebih dari 1 tujuan. Saat sistem tidak memiliki tujuan lagi, maka sistem tersebut harus digantikan.
Jadi, sistem adalah suatu kumpulan dari komponen yang saling terkait dan mempunyai tujuan tertentu.
2.1.4
Sistem Informasi
Sistem Informasi dapat berguna untuk perusahaan atau organisasi dalam menunjang
kegiatan
sehari-harinya.
Sistem
Informasi
juga
memberikan
kemudahan di dalam menghasilkan laporan yang dibutuhkan.
Hall (2011, p7), menyatakan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari prosedur formal dimana data di kumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pengguna.
Jadi, Sistem Informasi adalah proses dimana data-data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pengguna membutuhkannya.
yang
11 2.1.5
Basis Data
Basis data merupakan komponen terpenting dalam sistem basis data. basis data juga terdiri atas tabel-tabel yang saling terhubung satu sama lain.
Menurut Connolly (2010, p65), basis data adalah kumpulan data yang saling terkait yang terbagi secara logikal (dan deskripsi dari data tersebut), dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.
Jadi, basis data adalah kumpulan data yang saling terkait dan digunakan oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
2.1.5.1 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data merupakan kegiatan yang terpenting di dalam membangun suatu Sistem Informasi. Perancangan ini dibutuhkan juga untuk mendefinisikan data-data yang ada pada proses bisnis suatu perusahaan.
Menurut Connolly (2010, p71), untuk menyusun suatu struktur data yang diidentifikasikan dalam tabel-tabel diperlukan suatu metode dalam perancangan basis data. Bagaimanapun juga dalam melakukan perancangan basis data dapat menjadi sangat kompleks. Untuk menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan informasi suatu
12 organisasi diperlukan berbagai pendekatan dan metodologi yang berbeda agar basis data yang dihasilkan menjadi baik.
Jadi, perancangan basis data adalah kegiatan untuk merancang tabel terkait, hubungan antara tabel dalam perusahaan atau organisasi.
2.1.5.1.1 Arsitektur ANSI-SPARC
Menurut
Connolly
(2010,
p86),
ANSI-SPRC
merupakan singkatan dari The American National Standards Institute - Standard Planning And Recuirment Committee. Arsitektur tersebut dikenal dengan 3 level pendekatan dengan sistem katalog. 3 (tiga) level tersebut adalah :
-
Level Eksternal
Eksternal adalah cara pengguna menerima data. Level ini juga mendeskripsikan bagian dari basis data yang relevan dari setiap pengguna.
-
Level Konseptual menyediakan pemetaan dan ketidaktergantungan yang diinginkan di antara level eksternal dan internal. Level ini
13 mendeskripsiskan data apa yang disimpan ke dalam basis data dan hubungan antar data.
-
Level Internal Internal adalah cara DBMS dan sistem operasi menerima data. Level ini mendeskripsiskan bagaimana data disimpan dalam basis data.
Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan ketiga level arsitektur tersebut :
14
Gambar 2.1 ANSI-SPARC Architecture (Sumber : Connolly, 2010, p86)
2.1.5.1.2
Basis Data Konseptual
Di dalam merancang basis data, melalui tahap perancangan basis data konseptual. Basis data konseptual diperlukan untuk mengetahui basis data secara konsep yaitu mengetahui entitas-
15 entitas apa yang terdapat di dalam proses bisnis suatu organisasi.
Connolly (2010, p465), dalam bukunya menjelaskan bahwa basis data konseptual adalah membuat representasi konseptual dari basis data yang meliputi identifikasi entitasentitas yang penting, hubungan dan atributnya.
Menurut
Hoffer
(2009,
p54),
dalam
bukunya
menjelaskan bahwa konseptual basis data adalah rincian spesifikasi dari keseluruhan struktur data organisasi yang terbebas dari basis data lainnya. Berikut adalah design kontemporer untuk merancang suatu basis data konseptual :
-
Memberikan ruang lingkup terhadap organiasi
-
Semua jenis entitas dan subentitas diperlukan
-
Semua relasi harus di dokumentasikan
-
Model memiliki seluruh atribut seperti primary keys dan secondary keys
16 -
Seluruh tipe data dan format, atribut, dan peraturan bisnis harus dirinci dan disimpan dalam tempat penyimpanan
-
Idealnya, konseptual basis data harus di normalisasi
Jadi, basis data konseptual adalah basis data yang dirancang mewakili
entitas-entitas
menjelaskan
entitias
pada beserta
proses
bisnis
untuk
hubungannya
yang
digambarkan ke dalam ER Diagram.
2.1.5.1.3
Basis Data Logikal
Di dalam merancang basis data, juga melalui tahap perancangan basis data logikal. Basis data logikal diperlukan untuk mengetahui basis data secara struktur logikal yaitu menterjemahkan konseptual yang ada ke dalam pembangunan suatu model informasi.
Menurut Connolly (2010, p465), untuk menterjemahkan representasi konseptual ke dalam struktur logikal dari basis data yang meliputi perancangan hubungan-hubungannya diperlukan perancangan basis data logikal. Selain itu, dalam proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam model informasi enterprise berdasarkan satu model data. Tetapi
17 terbebas dari DBMS dan aspek fisikal lainnya. Tahapan pada pembuatan basis data logikal adalah :
-
Memperoleh hubungan logikal data model
Pada tahap ini kita harus memperoleh hubungan untuk merepresentasikan entitas, hubungannya, dan atributnya. Kita mendeskripsikan bagaimana hubungan diperoleh pada struktur tertentu yang terjadi didalam konseptual data model:
1. Tipe entitas kuat
2. Tipe entitas lemah
3. Tipe hubungan satu-ke-banyak (1:*)
4. Tipe hubungan satu-ke-satu (1:1)
5. Tipe hubungan satu-ke-satu (1:1) rekursif
6. Tipe hubungan superclass/subclass
7. Tipe hubungan banyak-ke-banyak (*:*) rekursif
18 8. Tipe hubungan yang kompleks
9. Atribut multi-valued
-
Memvalidasi hubungan menggunakan normalisasi
Pada tahap ini kita akan melakukan validasi terhadap pengelompokan atribut pada tiap hubungan. Tujuan dari normalisasi ini adalah untuk memastikan bahwa relasi tersebut memiliki nilai minimal yang cukup dari atribut yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan data pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini juga dapat dilakukan untuk mengurangi redundansi.
-
Memvalidasi hubungan terhadap transaksi pengguna
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memvalidasi logikal
data
model
dan
memastikan
bahwa
model
mendukung transaksi yang dibutuhkan pengguna, seperti yang sudah dirinci dalam user requirements. Disini kita harus mengecek apakah terjadi error saat membuat relasi yang berkaitan dengan hubungan antar entitas.
-
Mengecek integritas constraints
19 Pada tahap ini kita membuat constraint atau batasan pada basis data untuk menghindari terjadinya pemasukan data dengan format yang berbeda, salah, atau tidak lengkap.
-
Mengulas logical data model dengan pengguna
Setelah seluruh tahapan tersebut selesai dibuat, maka sekarang kita harus mengulas kembali logikal data model yang telah kita buat dengan pengguna. Apakah sesuai dengan kebutuhan user atau tidak.
-
Menggabungkan logikal data model ke dalam global model (opsional)
Tahap ini menggabungkan logikal model menjadi global model yang merepresentasikan seluruh pandangan user terhadap basis data. Jadi, tidak hanya dari salah satu sisi pengguna saja.
-
Mengecek perkembangan ke masa depan
Perlu di pertimbangkan bagaimana kedepannya basis data yang
dirancang.
Apakah
mampu
kebutuhan perusahaan kedepannya.
untuk
mendukung
20 Jadi, basis data logikal adalah basis data yang dirancang untuk menterjemahkan entitias konseptual beserta hubungannya menjadi
suatu
model
informasi
yang
berguna
dengan
membangun struktur logikalnya.
2.1.5.1.4
Basis Data Fisikal
Di dalam merancang basis data, juga melalui tahap akhir perancangan yakni pada basis data fisikal. Basis data fisikal diperlukan untuk mengimplementasikan langsung secara fisik ke dalam Database Management System dan mendeskripsikan tempat penyimpanan data-data tersebut.
Menurut Connolly (2010, p465). basis data fisikal adalah menentukan bagaimana struktur logikal diimplementasi secara fisik (sebagai base relation) ke dalam target DBMS. Proses yang dihasilkan adalah deskripsi dari implementasi suatu basis data pada penyimpanan kedua. Hal ini mendeskripsikan struktur penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mengakses data secara efektif.
Tahapan-tahapan yang ada dalam perancangan basis data fisikal yaitu sebagai berikut:
21 -
Langkah 1 Menterjemahkan model data untuk target DBMS
o Langkah 1.1 Mendesain relasi basenya
o Langkah 1.2 Mendesain representasi dari derrived data.
o Langkah 1.3 Mendesain batasan umum
-
Langkah 2 Mendesain File organisasi dan indeks
o Langkah 2.1 Menganalisis Transaksi
o Langkah 2.2 Memilih file organisasi
o Langkah 2.3 Memilih indeks
o Langkah 2.4 Mengeliminasi
-
Langkah 3 Mendesain tampilan pengguna (user view)
-
Langkah 4 Mendesain mekanisme keamanan
22 Jadi, basis data fisikal adalah basis data yang secara fisik di dalam Database Management System sebagai base relation yang mendeskripsikan tempat penyimpanan data-data tersebut.
2.1.6
Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
Entity Relationship Modelling adalah sebuah pemodelan entitas yang saling berhubungan. Hal ini dibuat untuk melihat secara keseluruhan apa saja entitas yang ada didalam perancangan basis data kita dan kemana saja hubungan entitas itu.
Menurut Connolly (2010, p371), Entity Relationship Modelling adalah pendekatan top-down untuk merancang basis data yang dimulai dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut dengan entitas dan hubungannya di dalam pemodelan suatu data.
2.1.6.1 Entity Type
Entitas memiliki tipe tersendiri untuk mendeskripsikannya. Ada entitas yang lemah dan adapula entitas yang kuat, hal itu terlihat dari seberapa independen entitas tersebut.
Menurut Connolly (2010, p372), jenis entitas adalah sekumpulan objek dengan properties yang sama dan diidentifikasikan oleh perusahaan yang keberadaannya diakui secara independen.
23 Menurut Connolly (2010, p383), jenis entitas atau Entity Type dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1.
Strong Entity Type
Entitas yang tidak bergantung pada entitas lain.
2.
Weak Entity Type
Entitas yang bergantung pada entitas lain.
2.1.6.2 Relationship
Salah satu hal penting dalam penggambaran ER Modelling adalah kita harus menggambarkan hubungan antar entitas. Tipe dari hubungan yang terjadi antar entitas pun ada banyak macamnya.
Menurut Connolly (2010, p374), hubungan entitas adalah sekumpulan asosiasi yang memiliki arti di antara jenis entitas-entitas.
Hubungan antar entitas dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
1. Hubungan berdasarkan tingkatannya
Jumlah partisipan jenis entitas di dalam hubungan antar entitas.
24 2. Hubungan Rekursif
Hubungan yang entitasnya sama tetapi peran yang berbeda.
2.1.6.3 Attribute
Attribute adalah sifat atau properti yang dimiliki oleh sebuat entitas. Attribute ini berisi catatan-catatan yang disimpan dalam sebuah entitas.
Menurut Connolly (2010, p379), attribute merupakan properties dari entitas atau hubungannya. Di dalam attribute ada yang disebut dengan Attribute Domain. Attribute Domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.
Klasifikasi Attribute dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1.
Simple and Composite Attribute
Simple Attribute adalah yang dibentuk dari komponen tunggal dengan komponen independen yang ada.
Composite Attribute adalah Attribute yang dibentuk dari komponen independen.
jamak
dan
masing-masing
komponennya
25 2.
Single-valued and Multi-valued Attribute
Single-valued adalah Attribute yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian dari tipe entitas yang ada.
Multi-valued Attribute adalah Attribute yang memiliki banyak nilai untuk setiap kejadian dari tipe entitas yang ada.
Di dalam attribute ada yang dipakai menjadi key yang terdiri dari :
1.
Candidate Key
Attribute yang bersifat unik mengidentifikasikan setiap kejadian yang terjadi pada entitas.
2.
Primary Key
Candidate Key yang telah dipilih untuk dijadikan key utama di dalam entitas yang mengidentifikasikan kejadian yang terjadi pada entitas.
3.
Composite Key
Candidate Key yang terdiri dari dua atau lebih attribute.
26 2.1.7
Normalisasi
Normalisasi sangat penting di dalam perancangan basis data. Hal tersebut karena normalisasi membuat record table menjadi normal sehingga mencegah timbulnya redundansi data.
Menurut Connolly (2010, p416), normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan suatu relasi dengan properties yang diinginkan untuk menyajikan kebutuhan
data
perusahaan.
Tujuan
utama
normalisasi
adalah
untuk
mengidentifikasikan kumpulan relasi yang cocok untuk mendukung kebutuhan data perusahaan.
Normalisasi melalui beberapa proses, yang terdiri atas :
1.
First Normal Form (1NF)
Sebelum melakukan proses 1NF, bentuk tabel dalam keadaan tidak normal (Unnormalize Form/UNF). 1NF adalah keadaan table yang membagi setiap baris dan kolom menjadi hanya satu nilai.
2.
Second Normal Form (2NF)
27 Relasi yang ada pada bentuk normal pertama dan setiap Attribute yang bukan kunci bergantung penuh secara fungsional kepada primary key.
3.
Third Normal Form (3NF)
Relasi yang ada pada bentuk normal kedua dan setiap Attribute yang bukan kunci bergantung secara transitif kepada primary key.
2.1.8
Flowchart
Flowchart adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.
Menurut Anharku (2009, p1), Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatifalternatif lain dalam pengoperasian. System flowchart adalah urutan proses dalam
28 sistem dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program.
Adapun simbol-simbol dari Flowchart adalah sebagai berikut :
29
Gambar 2.2 Simbol-simbol Flowchart
(Sumber : http://www.ilmukomputer.org/wpcontent/uploads/2009/06/anharku-flowchart.pdf)
30 2.1.9
Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.
Menurut Yourdon (2011), data flow diagrams merupakan diagram yang mengilustrasikan bagaimana diproses oleh system dalam hal input dan output.
Gambar 2.3 Notasi Data Flow Diagram
31 (Sumber : http://www.smartdraw.com/resources/tutorials/Data-FlowDiagram-Notations)
2.1.10 State Transition Diagram
State Transition Diagram atau biasa disingkat STD merupakan suatu alat bantu modelling yang menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem.
Menurut Harel and Moore (2011), State Transition Diagram digunakan untuk membuat pemodelan berorientasi objek. Hal yang mendasarainya adalah untuk mendefinisikan suatu sistem yang memiliki sejumlah states. Suatu sistem menerima kejadian dari interaksi yang ada di luar, dan masing-masing kejadian tersebut menyebabkan perpindahan dari satu state ke state lainnya.
State Transition Diagram juga memiliki arah yang mengelilingi dalam pemodelan berorientasi objek. Hal tersebut menjelaskan behavior suatu sistem. Ini berarti mengharuskan analis untuk mendefinisikan semua state yang mungkin terjadi dan ada pada suatu sistem. Baik pada sistem yang kecil, maupun sistem yang besar. Hal ini juga dapat terjadi dengan peningkatan jumlah state yang ada di dalam analisis suatu sistem. Metode objek oriented juga mendefinisikan state transition diagram yang terpisah pada masing-masing class nya.
32 Ada 2 (dua) jenis State Transition Diagram, yaitu : model Harel dan model Moore. Sebagai gambaran, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
a. State Transition Diagram model Harel
Gambar 2.4 Contoh State Transistion Diagram model Harel (Sumber : Harel and Moore, 2011, http://www.cs.unc.edu/~stotts/145/CRC/state.html)
33
Gambar 2.5 Contoh State Transistion Diagram model Moore (Sumber : Harel and Moore, 2011, http://www.cs.unc.edu/~stotts/145/CRC/state.html)
Jenis State Transition Diagram yang paling banyak digunakan adalah yang model Harel, yang terlihat pada Gambar 2.4. Model ini diadaptasikan dari Unified Modelling Language (UML) sehingga mudah dimengerti alur sistemnya. Hal ini sangat berguna untuk menganalisis sistem beserta alur prosesnya dan menggunakan pendekatan yang dapat menangani proses sistem.
34 Menurut Leoni (2011), State Transition Diagram adalah diagram yang merepresentasikan serangkaian states dan aktivitas yang berkaitan di dalam hubungan suatu sistem. Diagram ini menggambarkan hubungan antar state dengan state yang lainnya, dan juga menjelaskan perpindahan alur suatu sistem sesuai waktu dan prioritas mana yang lebih diutamakan. State Transition Diagram digunakan untuk mengembangkan analis dalam merangkai suatu sistem secara real-time dan berorientasi objek. Berikut ini adalah contoh gambar dari State Transition Diagram :
Gambar 2.6 Contoh State Transistion Diagram (Sumber : Leoni, 2011, http://www.hit.ac.il/staff/leonidm/information-systems/ch30.html)
Berikut ini adalah istilah-istilah yang merupakan bagian dari State Transition Diagram :
35 1. Activity (function)
Sebuah proses atau kejadian yang berpindah pada suatu sistem, dari state satu ke state lainnya.
2. Deterministic State Transition Diagram
Sebuah State Transition Diagram yang memberikan fungsi yang diasosiasikan input yang paling sering dilakukan.
3. Feedback
Kembalinya bagian output sistem ke dalam input sehingga memberikan umpan balik secara berkelanjutan.
4. Fence Diagram
Sebuah Transition Diagram yang menggambarkan state secara garis vertical dan aktivitas secara garis horizontal
5. Node
Sebuah simbol (biasanya berbentuk lingkaran) pada State Transition Diagram yang merepresentasikan sebuah state.
36 6. Non-deterministic State Transition Diagram
Sebuah State Transition Diagram yang memberikan fungsi input lalu diasosikan dengan lebih dari sebuah transisi.
7. Real-time System
Sebuah sistem yang dirancang untuk menanggapi kejadian nyata dalam waktu yang berjalan (real time).
8. Recursion
Kemampuan untuk memanggil statenya sendiri.
9. State
Sebuah kondisi yang menggambarkan suatu fase, bentuk dan struktur alur sistem yang berjalan.
10. Transition
Perpindahan dari bagian state yang satu ke bagian state yang lainnya.
Jadi, State Transition Diagram adalah diagram yang merepresentasikan serangkaian states dan aktivitas yang berkaitan di dalam hubungan suatu sistem
37 dan sangat berguna untuk menganalisis sistem beserta alur prosesnya karena menggunakan pendekatan yang dapat menangani proses sistem secara berorientasi objek.
2.1.11 Database Management System (DBMS)
Database Management System atau biasa disebut DBMS merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur basis data. Contoh DBMS yang banyak dipakai saat ini adalah Oracle, SQL server, ataupun mySQL.
Menurut Connolly (2010, p16), DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan membuat dan merawat basis data dan yang menyediakan akses kendali kepada basis data tersebut.
Kroenke (2010, p11), menyatakan DBMS (Database Management System) membuat, memproses dan mengadministrasikan basis data. Selain untuk membuat basis data, DBMS juga bisa digunakan untuk membuat tabel dan struktur pendukung lainnya yang ada pada basis data.
Hal tersebut memungkinkan pengguna dan program untuk bertukar data dan data tersebut dapat dibagi kepada banyak aplikasi daripada harus menyimpan file baru untuk setiap aplikasi baru. Database Management System (DBMS) juga menyediakan fasilitas untuk mengontrol akses data, membuat data terintegrasi, mengelola concurency control dan mengembalikan basis data.
38 Jadi, Database Management System (DBMS) DBMS adalah suatu perangkat lunak yang dapat membuat, mengelola, memperbarui, dan menyedian akses kontrol untuk user ke dalam basis data.
2.1.11.1
Fungsi Basis Data Management System (DBMS)
Fungsi yang ditawarkan oleh DBMS sangatlah banyak. Hal ini membuat pengguna dapat dengan mudahnya mengakses dan mengelola basis data yang ada.
Di dalam bukunya, Kronke (2010, p11), menjelaskan bahwa fungsi DBMS terdiri atas :
- Membuat basis data
- Membuat tabel
- Membuat struktur pendukung (contoh : pemberian indeks)
- Membaca data pada basis data
- Memanipulasi data pada basis data (insert, update, delete)
- Mengelola struktur basis data
39 - Membuat aturan
- Control Concurrency
- Memfasilitasi keamanan, melakukan backup dan recovery
2.1.11.2
Komponen Basis Data Management System (DBMS)
Untuk menjalankan Database Management System (DBMS), dibutuhkan beberapa komponen yang mendukungnya. Karena DBMS adalah sebuah perangkat lunak, maka dia tidak akan bisa bekerja tanpa adanya perangkat keras dan pengguna yang mendukungnya.
Pada bukunya, Connolly (2010, p68), komponen-komponen basis data terdiri atas :
- Perangkat Keras
Database Management System (DBMS) dan aplikasi memerlukan perangkat keras untuk menjalankannya agar sistem dapat berjalan dengan baik.
- Perangkat Lunak
40 Perangkat lunak yang menghubungkan Database Management System (DBMS) bersama sistem operasi juga dengan jaringan berjalan bersama melalui bahasa yang digunakan seperti Third Generation Programming Language (C, C#, C++, Java)
- Data
Data merupakan bagian terpenting dalam Database Management System (DBMS). Pada struktur basis data ada yang dinamakan skema, meta data, dan struktur data.
- Prosedur
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang diberikan dalam merancang basis data. Hal ini bertujuan untuk mengelola basis data untuk dijalankan pada sistem.
- Orang
Komponen terakhir adalah orang yang dapat mempengaruhi sistem yang berjalan.
41
Gambar 2.7 Komponen Basis Data Management System (DBMS) (Sumber : Connolly, 2010, p68)
2.1.11.3
Keunggulan Database Management System (DBMS)
Database Management System (DBMS) memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan tidak memakai DBMS. Hal paling berguna pada DBMS adalah pengguna mampu mengelola dan mengamankan data yang ada pada basis data secara lebih mudah.
Menurut Connolly (2010, p77), keunggulan dalam Database Management System (DBMS) adalah sebagai berikut :
- Mengendalikan redundansi data
Di dalam pengelolaan data diperlukan pengendalian data untuk menghilangkan redundansi dengan mengintegrasikan file-file yang ada pada berbagai tempat dan yang sama tidak disimpan.
- Data menjadi konsisten
42 Dengan menghilangkan redundansi maka data akan menjadi konsisten sehingga nilai baru dapat segera dipastikan keakuratannya.
- Informasi mengenai data menjadi banyak
Dengan mengintegrasikan data-data operasional maka dimungkinkan suatu organisasi mengendalikan informasi dari sumber yang sama sehingga informasi lain dapat diperoleh untuk organisasi.
- Dapat berbagi data
Secara umum file-file yang disimpan dalam departemen yang berbeda dapat dilakukan pertukaran data.
- Meningkatkan integritas
Integritas basis data bertujuan untuk mencapai validitas dan konsistensi dalam penyimpanan data, integritas juga digunakan untuk membuat suatu batasan atau constraints.
- Meningkatkan keamanan
43 Keamanan basis data diperlukan untuk menjaga keamanan data agar tidak dapat disalahgunakan.
- Memberlakukan standard
Integrasi diperbolehkan oleh Database Administrator (DBA) untuk menentukan standar-standar yang berlaku dan bersifat penting pada Database Management System (DBMS).
- Skala ekonomi
Dengan menggabungkan data-data operasional organisasi ke dalam basis data membuat satu sumber penyimpanan data sehingga hemat dalam cost.
- Menyesuaikan kebutuhan yang bertentangan
Setiap pengguna pada departemen membutuhkan data akan mengalami pertentangan dalam penggunaannya, untuk itu diperlukan pengelolaan untuk mengatasi perbedaan tersebut.
- Meningkatkan aksesibilitas dan respon
Hasil dari integrasi meningkatkan aksesibilitas dan daya respon yang cepat di dalam menangani permintaan pengguna.
44 - Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan banyak standar dan fungsi agar dapat meningkatkan produktifitas dalam penggunaan, penyimpanan dan pengelolaan data.
- Meningkatkan pemeliharaan atas data yang independen
Akses data yang telah ditentukan bertujuan untuk penyimpanan data yang efektif sehingga pemeliharaan data dapat berjalan secara independen.
- Meningkatkan Concurency
Dalam mengakses data secara bersamaan harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi kehilangan integritas data.
- Meningkatkan pelayanan Backup & Recovery
Tanggung jawab pengguna untuk menyediakan ukuran dalam menjaga data dari kehilangan, ditentukan oleh program aplikasi dengan membuat backup dan recovery setiap pengguna.
45 2.1.11.4
Kelemahan Database Management System (DBMS)
Dengan banyaknya keunggulan yang ditawarkan oleh DBMS bukan berarti Database Management System (DBMS) tidak mempunyai kelemahan. Ada beberapa hal yang membuat perusahaan atau organisasi tidak menerapkannya.
Menurut Connolly (2010, p80) kelemahan dalam DBMS adalah sebagai berikut :
- Kompleksitas
Fungsi dari Database Management System (DBMS) yang baik menghasilkan kompleksitas struktur data dan perancang basis data harus menyesuaikan kekompleksitasan tersebut.
- Ukuran
Kompleksitas menyebabkan ukuran data menjadi besar sehingga membutuhkan media penyimpanan yang besar pula.
- Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk implementasi DBMS serta pemeliharaannya tidak sedikit.
46 - Biaya tambahan hardware
Biaya hardware tambahan untuk pengimplementasian DBMS tergolong besar.
- Biaya konversi
Biaya untuk DBMS, tambahan hardware dari yang lama menuju implementasi baru (konversi) besar.
- Performa
Secara umum memang baik tetapi dibuutuhkan berbagai aplikasi untuk mendukungnya.
- Dampak kegagalan
Pemusatan sumber data untuk semua pengguna yang tersedia pada DBMS dapat menyebabkan kegagalan yang besar apabila pengelolaannya tidak tepat.
2.1.12 Perencanaan, Desain, dan Administrasi Basis Data
Didalam merancang basis data, diperlukan perencanaan dan desain yang sempurna untuk menjadi landasan dalam pembuatan basis
47 data. Perencanaan dan desain yang bagus akan menghasilkan basis data yang bagus pula.
2.1.12.1 Database Application Life Cycle
Pada Aplikasi basis data diperlukan acuan untuk melakukan perancangan tersebut. Acuan yang dimaksud tersebut adalah Siklus Hidup Aplikasi basis data atau dikenal dengan istilah Database Application Life Cycle.
Menurut Connolly (2010, p313), Database Life Cycle adalah komponen dasar didalam sistem informasi suatu organisasi yang bertujuan untuk merencanakan dan merancang basis data dari tingkatan awal sampai akhir.
Jadi, Siklus Hidup Aplikasi Basis Data atau dikenal dengan istilah Database
Application
Life
Cycle
adalah
siklus
hidup
yang
menggambarkan tahapan-tahapan di dalam melakukan perancangan apliakasi basis data yang baik.
Untuk mengetahui tahapan-tahapan yang ada pada Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Application Life Cylce) dapat dilihat pada gambar berikut ini :
48
Gambar 2.8 Database Application Life Cylce (Sumber : Connolly, 2010, p314)
49 2.1.12.2 Tahapan Database Application Life Cycle
Menurut Connolly (2010, p315) tingkatan siklus hidup aplikasi basis data terdiri atas :
- Basis data Planning
Merencanakan bagaimana basis data dibuat.
- System Definition
Mendefinisikan ruang lingkup dan batasan sistem.
- Requirements Collection and Analysis
Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan untuk sistem basis data yang baru.
- Database Design
Merancang basis data, konseptual, logikal, fisikal.
- DBMS Selection
Pemilihan DBMS yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
50 - Application Design
Merancang antar muka program aplikasi serta proses basis data.
-
Prototyping
Membangun pemodelan suatu pekerjaan sistem yang baru agar sesuai dengan yang diinginkan
- Implementation
Membuat aplikasi basis data secara fisik berserta prorgram aplikasinya.
- Data Conversion & Loading
Memuat data dari sistem yang lama menuju sistem yang baru kemudian dilakukan konversi.
- Testing
Menguji sistem basis data agar valid dan sesuai dengan kebutuhan persyaratan yang digunakan oleh pengguna.
- Operational & Maintenance
51 Ketika sistem basis data diimplementasikan sepenuhnya, maka dilakukan pengawasan dan pemeliharaan sehingga kebutuhan basis data sesuai dengan tingkatan siklus hidup.
2.1.12.3 Database Planning
Di dalam bukunya, Connolly (2010, p313), menyatakan, untuk merencanakan basis data harus terintegrasi dengan seluruh strategi SI yang ada pada organisasi. Ada 3 (tiga) masalah utama dalam memformulasikan strategi SI, diantaranya:
-
Mengidentifikasi rencana perusahaan dan tujuannya untuk disesuaikan dengan strategi sistem informasi.
-
Mengevaluasi sistem informasi yang ada dengan mengamati kelemahan dan kekurangannya.
-
Penilaian terhadap kesempatan IT untuk mencapai keunggulan kompetitif.
52 2.1.12.4 Mission Statement
Mission Statement diperlukan untuk mengetahui uraian singkat secara deskripsi mengenai perancangan basis data yang akan dilakukan. Mission Statement dibuat sebelum menentukan Mission Objective.
Menurut Connolly (2010, p313), mission statement merupakan suatu langkah penting yang menjelaskan secara deskripsi di dalam merencanakan
pembangunan
basis
data.
Mission
statement
juga
menentukan tujuan secara umum dalam perencanaan basis data.
Jadi, Mission Statement adalah uraian singkat secara deskripsi mengenai perancangan basis data yang akan dilakukan agar mengetahui gambaran secara umum apa yang dibutuhkan.
2.1.12.5 Mission Objective
Mission Objective diperlukan untuk mengetahui tujuan dan sasaran mengenai perancangan basis data yang akan dilakukan. Mission Statement dibuat setelah menentukan Mission Statement..
Menurut pernyataan Connolly (2010, p315), pada bukunya, mission objective adalah tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di dalam
53 merencanakan perancangan basis data agar sesuai dengan kebutuhan dan yang diingainkan perusahaan.
Jadi, Mission Objective adalah tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di dalam merencanakan perancangan basis data agar sesuai dengan kebutuhan
2.1.13 Fact-Finding Technique
Untuk mencari sebuah fakta di dalam sebuah permasalahan di lapangan, kita memerlukan berbagai teknik tertentu. Fact-Finding Technique adalah teknik pencarian fakta yang dapat digunakan dalam mencari fakta tersebut.
Menurut Connolly (2010, p317), di dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi dibutuhkan suatu teknik yang disebut dengan Fact-Finding Technique. Fact-Finding Technique adalah suatu teknik untuk mencari fakta guna mendukung informasi yang dikumpulkan.
Ada 5 (lima) teknik dalam Fact-Finding Technique yang biasa dipakai untuk mencari fakta , kelima teknik itu adalah :
54 -
Examining Document
Dalam proses ini analis mencari informasi tentang seberapa pentingkah kebutuhan akan basis data di dalam perusahaan atau organisasi. Proses mempelajari dokuemntasi juga dapat mendukung dalam merespon kebutuhan untuk perbaikan dari sistem yang sudah berjalan. Dalam fase ini, dibutuhkan dokumentasi sistem yang sudah ada, surat-surat dalam proses bisnis, serta bentuk laporan yang sudah digunakan.
-
Interviewing
Proses ini biasanya menutupi semua aspek pertanyaan yang perlu diajukan kepada responden. Wawancara adalah teknik paling umum dan paling berguna dalam pencarian fakta kepada perusahaan
atau
organisasi.
Tetapi
untuk
melakukan
wawancara yang baik dan mendapatkan hasil yang baik pula, dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik agar hasil dari pertanyaan yang diberikan kepada responden dapat diterima dengan jelas dan dapat dijawab dengan baik pula dan tepat sasaran.
Saat
melakukan
wawancara,
kita
pun
dapat
mengetahui tingkat kebenaran atau ketepatan informasi yang diberikan kepada responden dengan melihat bahasa tubuh dari responden saat kita melakukan wawancara.
55 -
Observing the enterprise in operation
Dengan teknik ini, pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengamati dan berbaur dengan para pelaku bisnis serta mengikuti proses bisnis yang berjalan pada perusahaan tersebut. Pengalaman yang didapatkan di lapangan berbeda dengan yang di informasikan oleh responded sehingga kita akan lebih mengerti mengenai proses bisnis dan masalah yang ada padanya.
-
Research
Teknik ini dapat membantu dalam bagaimana pengaplikasian sistem yang akan dibuat, dan menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Riset dilakukan dengan mencari informasi dalam buku referensi ataupun jurnal. Dari sumber tersebut mungkin dapat dapat ditemukan bagaimana suatu masalah yang sama diselesaikan, dan bisa dijadikan referensi dalam analisis dan perancangan yang akan dilakukan.
-
Questionnaires
Teknik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan fakta dari responden yang jumlah nya banyak. Teknik ini akan lebih
56 menghemat waktu dan uang daripada harus mewawancara seluruh responden satu per satu. Tetapi ada kekurangan yang signifikan dibandingkan dengan wawancara yaitu tingkat kebenaran dari informasi yang didapat hanya tertulis dan bisa saja responden menutupi informasi yang dianggap sensitif.
2.1.14 Basis Data Language
Seperti halnya bahasa pemrograman, basis data memiliki bahasa tersendiri. Database Language adalah bahasa yang digunakan dalam membuat ataupun mengelola basis data.
Menurut Connolly (2010, p91) Database Language terdiri atas 2 (dua) bagian yaitu:
-
Data Definition Language (DDL)
-
Data Manipulation Language (DML)
Bahasa tersebut biasa disebut dengan data sublanguages karena mereka tidak bisa membangun semua kebutuhan komputer, seperti memberikan pernyataan kondisi atau perulangan yang mana hal tersebut difasilitasi pada bahasa pemrograman tingkat tinggi (fortran, pascal, C, C#, Java). Dalam hal ini bahasa pemrograman tingkat tinggi biasa disebut host language.
57 Jadi, bahasa pemrogramana adalah bahasa yang digunakan dalam membuat ataupun mengelola sistem basis data. Selain itu juga dapat menghubungkan pada platform program aplikasi sehingga dapat memproses input dan suatu perintah serta menghasilkan keluaran yang baik.
2.1.14.1 Data Definition Language
Sebuah bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan data disebut juga Data Definition Language. Umumnya sintaks Create adalah bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan data.
Di dalam bukunya, Connolly (2010, p92), menyatakan bahwa Data Definition Language adalah bahasa yang memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan menamai entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan untuk aplikasi bersamaan degan asosiasi integritas dan batasan keamanan lainnya.
Pada level teoritikal, kita dapat mendefinisikan DDL yang berbeda pada setiap skema yang ada pada three-level architecture. Dari hasil kompilasi pernyataan DDL adalah sebuah tabel yang tersimpan dalam file khusus yang dikumpulkan dan dikenal dengan System Catalog.
System Catalog mengintegrasikan metadata dimana data yang mendeskripsikan objek pada basis data dan memudahkannya untuk
58 mengakses dan memanipulasi objek tersebut. Metadata mengandung definisi dari record data item dan objek lainnya yang menarik bagi pengguna dan dibutuhkan oleh DBMS.
Data Dictionary dan Data Directory juga digunakan untuk mendeskripsikan System Catalog walaupun penggunaan Data Dictionary biasanya mengacu pada sistem perangkat lunak secara umum daripada catalog untuk DBMS.
Berikut ini adalah contoh syntax yang digunakan untuk membuat basis data, dikutip pada jurnal MSDN (2011) :
Create a basis data snapshot
CREA
TE BASIS DATA basis data_snapshot_name
ON
( NAME = logical_file_name,
FILENAME = ‘os_file_name’
)[,…n]
59 AS SNAPSHOT OF source_basis data_name
2.1.14.2 Data Manipulation Language
Untuk memanipulasi data dibutuhkan bahasa yang dimengerti oleh data tersebut. Data manipulation language menyediakan sintaks dimana pengguna dapat memanipulasi data yang ada. Contoh sintaks yang sering digunakan adalah Select, Update, Insert, dan Delete.
Di dalam bukunya, Connolly (2010, p92), menjelaskan bahwa Data Manipulation Language adalah suatu bahasa yang menyediakan kumpulan operasi untuk mendukung manipulasi basic data pada data yang ada di basis data. DML terbagi ke dalam 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut :
-
Procedural DML
Bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk memberitahukan pengguna mengenai data apa saja yang dibutuhkan dan bagaimana mengambil data tersebut.
-
Nonprocedural DML
60 Bahasa yang memperbolehkan pengguna untuk menyatakan data apa yang
dibutuhkan
dibandingkan
dengan
bagaimana
untuk
mengambilnya.
Di dalam pengelolaan basis data yerdapat operasi-operasi untuk manipulasi data. Operasi-operasi tesebut terdiri atas :
-
Insertion Insertion adalah memasukkan data baru ke dalam basis data. Berikut ini adalah contoh syntax yang digunakan untuk melakukan insertion, dikutip pada jurnal MSDN (2011) :
INSERT INTO Cities (Location)
VALUES (CONVERT(Point,;12.3:46.2’)
-
Modification Modification adalah memodifikasi data yang tersimpan di dalam basis data. Berikut ini adalah contoh syntax yang digunakan untuk melakukan modification, dikutip pada jurnal MSDN (2011) :
USE AdventureWorks2008R2;
GO
61 UPDATE Production.Product
SET ListPrice = ListPrice*2;
GO
-
Retrieval Retrieval adalah pengambilan data yang terkandung di dalam basis data. Berikut ini adalah contoh syntax yang digunakan untuk melakukan retrieval, dikutip pada jurnal MSDN (2011) :
SELECT (ALL | DISTINCT)
[TOP(expression)[PERCENT][WITH TIES]]
<select_list>
[into_new_table]
[FROM{table_source>}[,...n]]
[WHERE<search_condition>]
[GROUP BY>]
62 HAVING<search_condition>]
-
Delete Delete adalah menghapuskan data dari basis data. Berikut ini adalah contoh syntax yang digunakan untuk melakukan delete, dikutip pada jurnal MSDN (2011) :
USE AdventureWorks2008R2;
GO
DELETE FROM Production.ProductCostHistory
WHERE StandardCost > 1000.00;
GO
2.2 Teori Khusus
Berikut akan kami paparkan tentang teori khusus yang berkaitan dengan topic skripsi kami yang meliputi Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas), Klinik serta alat bantu (tools) yang digunakan seperti Diagram Aliran Dokumen (DAD), Microsoft SQL Server 2008, dan Microsoft Visual C# 2010 yang secara ringkas akan dijelaskan sebagai berikut:
2.2.1 Definisi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
63 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).
2.2.1.1 Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2.2.1.2 Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesiauntuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orangagar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
2.2.1.3 Penanggung jawab Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan diwilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan olehdinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
64 2.2.1.4 Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabiladi satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayahkerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
2.2.2 Fungsi Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas)
2.2.2.1 Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas
selalu
berupaya
menggerakkan
dan
memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di sampingitu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraansetiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunankesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaankesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2.2.2.2 Pusat pemberdayaan masyarakat.
65 Puskesmas
selalu
berupaya
agar perorangan
terutama pemuka
masyarakat, keluarga danmasyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuanmelayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalammemperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikutmenetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan denganmemperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
2.2.3 Undang-Undang
Puskesmas merupakan organisasi struktural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanankesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk melaksanakanidentifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanankesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta mentapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi danmisi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakansebagia acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas . Selain itu, kebijakan sistem puskesmas perlu ditinjau setiap akan melakukan perencanaan program, kebijakan tersebutmeliputi kebijakan mandiri dari Puskesmas serta adanay fungsi dan upaya puskesmas yang berlandaskan pada UUD 1945 pasal 28, UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25
66 tahun 1999, PP No.25 tahun 2000 serta PP No.48 tahun 2000dimana tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk mewujudkan puskesmas yang kuat dari segi kemitraan, unit kesehatan amndiri, akontabilitas danteknologi tepat guna.
2.2.4 Microsoft SQL Server
Menurut Martin Gruber (2000, p20), SQL adalah sebuah bahasa berorientasi khusus di sekitar basis data relasional. Hal ini meringankan pekerjaan yang harus dilakukan jika menggunakan bahasa pemrograman umum, untuk membangun sebuah basis data relasional harus dimulai dari mendefinisikan obyek yang disebut table yang bisa berkembang untuk memiliki jumlah baris, dan kemudian membuat prosedur untuk menempatkan nilai-nilai didalamnya.
Munurut Connolly dan Begg (2002, p111), idealnya sebuah bahasa basis data harus memperbolehkan pengguna untuk:
a. Menciptakan basis data dan struktur relasi.
b. Mengerjakan tugas-tugas dasar manajemen data seperti penempatan, modifikasi, dan penghapusan data dari relasi.
c. Mengerjakan kueri yang sederhana dan kompleks.
67 Bahasa basis data harus mengerjakan tugas-tugas ini dengan usaha pengguna yang minimal, serta struktur perintah dan sintaksnya harus mudah dipelajari, juga harus portable, yaitu harus sesuai dengan standar yang ada sehingga dapat menggunakan struktur perintah dan sintaks yang sama ketika memindah DBMS satu ke DBMS lainnya dan SQL memenuhi persyaratan ini.
2.2.5 Microsoft Visual C#
Menurut Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/C_sharp, 11 april 2012), C# atau sering dibaca C-sharp merupakan sebuah bahasa pemrograman yang berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai bagian dari inisiatif kerangka .NET Framework. Bahasa pemrograman ini dibuat berbasiskan bahasa C++ yang telah dipengaruhi oleh aspek-aspek ataupun fitur bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa pemrograman lainnya seperti Java, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain) dengan beberapa penyederhanaan.