BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI KOMUNIKASI 2.1.1 Deskripsi Teori Suatu teori dan gagasan diperlukan agar setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan baik sehingga dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat. Teori berfungsi sebagai alat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk bimbingan penelitian. Untuk menjelaskan dan mengembangkan variabel yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti menjabarkan beberapa teori yang mendukung penelitian ini. Dikutip dari Prof. Onong Uchjana Effendi, M.A. (2003:241). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, definisi teori menurut Wilbur Schramm dalam buku “Introduction to Mass Communication Research” yaitu “Suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku”. Dari definisi tersebut terlihat jelas bahwa teori adalah hasil telaah dengan metode ilmiah. 2.1.2
Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:41). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, 1 communico, 2 communicatio, atau 3 communicare yang berarti “membuat sama” ( to make common ). Istilah pertama ( communis ) adalah 11
12
istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal-hal tersebut. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi ( pesan, ide, gagasan ) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Setiap sisi kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Apapun bentuk kegiatannya,
manusia
selalu
melakukan
suatu
proses
yang
berjalan
secara
berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan segala keinginannya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sosialnya. Berikut ini beberapa definisi komunikasi menurut para ahli komunikasi : −
“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa?
13
(Who? Says what? In which channel? To whom? Whith what effect)” (Laswell, 1960). −
“Memberi batasan lingkup communication berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain terutama melalui simbol-simbol” (Theodornoson and Theodornoson, 1969).
−
“Communication dapat didefinisikan sebagai social interaction melalui pesanpesan” (Garbner, 1967).
−
“Komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati” (Onong Uchyana, 2002).
−
“Komunikasi sebagai proses sosial psikologi dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan pandangan orang lain, bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi selama berlangsungnya proses komunikasi, dimana masingmasing memberikan makna yang berbeda pada informasi yang diterimanya” (Robert E. Park, 1887). Setelah menelaah beberapa definisi komunikasi yang diungkapkan para ahli diatas,
maka terlihat bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Komunikasi juga merupakan kebutuhan integral dan tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang dapat diungkapkan melalui banyak cara, seperti bahasa lisan, simbol-simbol, gerakan,
14
maupun melalui gambar-gambar tertentu. Intinya, proses komunikasi tidak akan terjadi apabila tidak ada komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, oleh karena itu untuk mencapai proses komunikasi yang efektif perlu diperhatikan unsur atau komponenkomponen penting yang sudah mutlak harus ada. 2.1.3
Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: −
Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
−
Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
−
Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan, dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada / suara.
−
Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
−
Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
−
Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan (Protokol). Secara ringkas,
berikut :
proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti
15
−
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
−
Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
−
Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
2.1.4
Tujuan Komunikasi
− Mengubah sikap (to change the attitude) − Mengubah opini / pendapat / pandangan (to change the point) − Mengubah perilaku (to change the behavior) − Mengubah masyarakat (to change the society)
2.1.5
Fungsi Komunikasi Dikutip dari Prof. Onong Uchjana Effendi, M.A. (2003:29). Menurut pendapat
Yoseph R.Dominick dalam bukunya The Dynamic of Mass Communication, menjabarkan bahwa fungsi komunikasi dapat dibagi menjadi 5 yaitu :
16
1.
Pengawasan (surveillaince) Fungsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu : − Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan kriminal, bencana alam, kondisi ekonomi negara dan sebagainya. − Pengawasan instrumental (instrument surveillance) Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi bagi kehidupan seharihari.
2.
Interpretasi (interpretation) Fungsi kedua serta kaitannya dengan fungsi pengawasan media. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu.
3.
Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung saluran perseorangan.
4.
Sosialisasi Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berprilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
17
5.
Hiburan (entertainment) Hal ini memang jelas tampak pada televisi, film dan suara. Media massa lainnya seperti surat kabar dan majalah punya rubric hiburan seperti cerita pendek, cerita bersambung maupun cerita bergambar. Dari penjabaran fungsi komunikasi diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa
fungsi komunikasi yang utama adalah perannya dalam mengamati lingkungan, kemudian mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. Fungsi yang terakhir adalah menyalurkan nila-nilai budaya dari suatu generasi ke generasi selanjutnya. Terlihat bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan dasar dari masing-masing individu. Menurut peneliti, fungsi komunikasi adalah sebagai media penghubung, komunikasi merupakan media untuk saling memberikan informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung. Kalau secara langsung berarti komunikasi disampaikan langsung kepada objek yang dituju tanpa perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung yaitu komunikasi yang penyampaiannya melalui suatu perantara atau media tertentu. 2.1.6
Model-model Komunikasi Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication,
seperti dikutip oleh Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:253). Sosiologi Komunikasi, menjelaskan 3 model komunikasi :
18
−
Model Komunikasi Linier, yaitu model komunikasi satu arah (one-way view of communication). Di mana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang memersuasi orang lain, maka ia “menyuntikkan satu ampul” persuasi kepada orang lain itu, sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.
−
Model Komunikasi Dua Arah adalah model komunikasi interaksional, kelanjutan dari pendekatan linier. Terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik terhdap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu bertindak sebagai sender, sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya.
−
Model Komunikasi Transaksional yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di antara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masingmasing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi (Sendajaja, 2002)
19
2.1.7
Bentuk-bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. (2005:72). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, proses komunikasi dapat digolongkan dalam beberapa bentuk, yaitu : 1.
Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal communication) Komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak kita sadari. Contohnya: berpikir, merenung, dan sebagainya. Komunikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses komunikasi dua orang, tiga orang, dan sebagainya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain, biasanya kita berkomunikasi dengan diri sendiri terlebih dahulu (mempersepsikan dan memastikan makna pesan orang lain).
2.
Komunikasi Interpribadi (Interpersonal communication) Proses pertukaran informasi antara seseorang dengan paling kurang seseorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan perkataan lain, komunikasi ini adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seorang komunikator kepada perilakunya, karena yang terlibat dalam komunikasi ini hanya dua orang, maka jenis komunikasi ini sering disebut komunikasi diadik (dyadic communication). Komunikasi ini efektivitasnya paling tinggi, karena sifatnya yang timbal balik dan terkonsentrasi.
3.
Komunikasi kelompok (Group communication) Komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
4.
Komunikasi publik (Public communication) Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu per satu. Komunikasi ini sering disebut pidato,
20
ceramah, kuliah, (umum), tabligh akbar yang sering disampaikan oleh para pendakwah. Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar untuk komunikasi ini. Komunikasi publik ini biasanya berlangsung formal dan lebih sulit, karena menurut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. 5.
Komunikasi media massa (Mass Media communication) Sering disingkat menjadi komunikasi massa, adalah komunikasi melalui penggunaan media. Dalam hal ini adalah media massa seperti majalah, surat kabar, televisi, radio, dan sebagainya. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian peneliti adalah hanya proses
komunikasi media massa. Karena obyek penelitiannya merupakan bentuk penyajiannya program acara melalui televisi. 2.2 KOMUNIKASI MASSA Menurut Nurudin M.Si. (2007:2). Pengantar Komunikasi Massa, Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Sementara itu dalam buku yang sama (2007:12) menurut Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya Introduction to Mass Communication (1988). dikatakan bahwa “Mass Communications is process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneuos masses of receivers ( Komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen )”.
21
Definisi lain dikemukakan oleh Josep A. Devito (2007:11) yakni, “First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly define. Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perharps most easily and most logically defined by its forms : television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes ( Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orangyang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita)”. Berdasarkan definisi Joseph A. Devito diatas tergambar bahwa komunikasi massa dibedakan dari jenis suatu komunikasi lainnya dengan kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.
22
Masih dikutip dari Nurudin M.Si. (2007:8). Pengantar Komunikasi Massa, Menurut Michael W.Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986), sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut: 1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3.
Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikator tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya pesanpesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Bittner (Elvinaro dan Lukiati
Komala, 2007:3), yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
23
media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Selanjutnya yang dikutip dalam buku komunikasi massa suatu pengantar, (2007:3) menurut Gerbner (1967), “ Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri)”. Definisi Gebner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesa-pesan komunikasi. Menurut Dennis Mcquail komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Oleh karena itu, mempelajari komunikasi massa tidak ada gunanya tanpa mengaitkan peran medianya. Bahkan bisa dikatakan media massa menjadi alat utama dalam proses komunikasi massa. Meskipun ada beberapa definisi yang berbeda mengenai komunikasi massa itu sendiri, namun dengan mengacu kepada pengertian di atas, maka komunikasi massa yang dimaksud disini dapat dikatakan sebagai komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada massa (khalayak) yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, dll, sebagai media dari informasi yang hendak dikomunikasikan. 2.2.1 −
Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
24
Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga −
Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Artinya, penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula, namun mereka adalah komunikan televisi.
−
Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok msyarakat tertentu, pesannya ditujukan pada khalayak yang plural.
−
Komunikasinya berlangsung satu arah Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback)
−
Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesanpesannya, serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.
−
Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis, yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik)
25
−
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper Gatekeeper sering disebut dengan penapis informasi/ palang pintu/ penjaga gawang adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
2.2.2
Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Dominick yang dikutip oleh Elvinaro dan Lukiati Komala, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat adalah : 1.
Surveillance (pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: beware surveillance (pengawasan peringatan);
2
1
warning or
instrumental surveillance
(pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman (angin topan, meletusnya gunung merapi, atau adanya serangan militer). Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2.
Interpretation (penafsiran) Media massa tidak hanya memasok data dan fakta, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat dan ditayangkan.
26
3.
Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk Linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4.
Transmission of values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, diamana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca.
5.
Entertainment (hiburan) Sulit dibantah lagi bahwa kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya. Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat tayangan hiburan ditelevisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Fungsi komunikasi massa secara umum adalah : −
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak. Khalayak sebagai manusia sosial akan selalu merasa haus informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
27
−
Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca.
−
Fungsi Mempengaruhi Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada editorial, features, iklan, artikel. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan yang ditayangkan televisi.
−
Fungsi Proses Pengembangan Mental Kita pasti membutuhkan komunikasi dengan orang lain, karena dengan komunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadi dan dari orang lain. Pengalaman dapat membantu manusia untuk memahami betapa besar ketergantungan manusia kepada komunikasi, karena komunikasi dapat membantu manusia dalam perkembangan mentalnya.
−
Fungsi Adaptasi Lingkungan Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan dunianya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut.
28
−
Fungsi Memanipulasi Lingkungan Setiap orang berusaha untuk mempengaruhi dunia dan orang yang berada disekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.
2.3 MEDIA MASSA Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Arti penting media massa menurut Dennis Mcquail (2007:34) dengan beberapa asumsi pokok berikut : −
Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan normanorma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di pihak lain, instrusi media diatur oleh masyarakat.
−
Media massa merupakan sumber kekuatan – alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya.
29
−
Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
−
Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengambangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
−
Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.3.1
Peran Media Massa Dikutip dari Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:85). Sosiologi
Komunikasi, Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan : − Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. − Media massa menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka
30
dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. − Media massa sebagai hiburan, sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
2.4 TELEVISI Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar, baru mulai berkembang setelah perang dunia kedua, dan menempatkan diri sebagai alat komunikasi massa. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan yang dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS). Hadirnya televisi merupakan suatu kenyataan yang dapat diterima karena sudah merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal oleh
31
kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di belahan dunia lain. Penerimaan program televisi mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, sistem penyampaian program juga semakin berkembang, berikut enam metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan (Elvinaro dan Lukiati Komala ,2007:126, komunikasi massa suatu pengantar): 1. Over-the-air reception of network and local station program. Kualitas gambar yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density Television (HDTV) 2. Cable. Program disampaikan melalui satelit ke sistem kabel lokal, kemudian didistribusikan ke rumah-rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan tambahan kabel, sistem cable standart dibakukan tahun 1990-an. 3. Digital cable. Ini bagian dari information super highway. Sistem kabel lokal dan telepon untuk pelanggan dalam jumlah besar, dahulu menggunakan kabel kuno sekarang diganti dengan kabel serat optik yang di tanam di bawah tanah tetapi memiliki kapasitas lebih tinggi. Kabel serat optik ini dapat memuat 500 lebih saluran. Sistem ini memungkinkan terjadinya komunikasi televisi dua arah. Instalasi kabel serat optik ini termasuk program nasional yang memerlukan biaya sangat besar. 4. Wireless cable. Sejumlah sistem kabel menyampaikan program bagi pelanggan yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meski pun kabel ini di bawah tanah. Metode ini mengurangi biaya instalasi serat optik, tetapi memerlukan peralatan khusus dalam penerimaan program. 5. Direct broadcast satellite (DBS). Program-program ditransmisikan oleh satelite langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci ditaruh di atap
32
rumah atau di Indonesia dikenal dengan istilah antena parabola. Metode ini merupakan terobosan dalam sistem televisi kabel, yang dimulai di Amerika Serikat sejak tahun 1994. 6. Streaming. Teknologi yang digunakan secara luas terkait dengan kapasitasnya dalam mengunduh informasi secara efisien dari internet. Aplikasi streaming seperti browser dan plug-ins mulai menampilkan informasi (seperti file audio atau video) sebelum file tersebut selesai diunduh. Informasi tidak dikirimkan sebagai unit tunggal tapi secara bertahap dikirimkan melalui aliran yang kontinu. 2.4.1 Fungsi televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:128, komunikasi massa suatu pengantar). 2.4.2 Karakteristik televisi Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya yaitu audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian yang lebih kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat dilihat dari televisi sebagai media komunikasi, televisi sebagai media elektronik, dan televisi sebagai media audiovisual (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:128, komunikasi massa suatu pengantar).
33
− Televisi sebagai media komunikasi Televisi termasuk jenis komunikasi massa yang memiliki ciri komunikasi yang berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan yang disampaikan bersifat umum, dan komunikan yang heterogen. − Televisi sebagai media elektronik Sebuah kotak televisi biasanya terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik yang terdapat didalamnya, termasuk sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran.
Televisi
merupakan
perpaduan
antara
audio
dan
video,
memungkinkan perolehan informasi lebih banyak dan cenderung menetap lebih lama dalam memori komunikan. − Televisi sebagai media audiovisual Komponen-komponen televisi sebagai media visual meliputi pemain, set, properti, dan tata cahaya. Ada tiga dampak yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya, yaitu : 1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. 2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk menirunya. 3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan di acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Wahyudi,1996:54)
34
Secara perlahan-lahan namun tetap efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pesan yang akan disampaikan melalui media televisi adalah pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2007:131, komunikasi massa suatu pengantar).
2.5 TEORI KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TOPIK YANG DIBAHAS 2.5.1
Teori Uses and Gratifications Teori yang digunakan sebagai acuan dasar penelitian ini adalah teori Uses and
Gratifications. Berdasarkan sejarahnya, pendekatan Uses and Gratifications dimulai pada awal dekade 1940-1950 an, para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi melalui media. Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy dalam Burhan Bungin, 2007:286,
Sosiologi
Komunikasi). Teori Uses and Gratifications memfokuskan pada proses pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan.
35
Untuk mendapatkan kejelasan mengenai model uses and gratifications yang diketengahkan oleh Katz, Gurevitch dan Haas dalam Onong Uchjana Effendi (2003:293) Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, yaitu : Social Environment 1. 2. 3.
Demographic characteristics Group affilliations Personality characteristics (psychological dispositions)
Individual’s Needs 1. 2. 3. 4. 5.
Cognitive needs Affective needs Personal integrative needs Social integrative needs Tension-release or escape
Nonmedia Sources of need Satisfaction 1. 2. 3. 4. 5.
Mass Media Use 1.
Gambar 2.1
Family, friends Interpersonal communication Hobbies Sleep Drug, etc
2. 3. 4.
Media type, newspaper, radio, TV, movies Media contens Exposure to Media Social context of media exposure
Media Gratifications (Functions) 1. 2. 3. 4.
Surveillance Diversion / entertainment Personal Social relationship
USES AND GRATIFICATIONS MODEL
Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs, dan escapist needs. (2003:294) Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.
36
2. Affective needs (Kebutuhan afektif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. 3. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. 2.5.2
Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R) Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus
– Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Onong Uchjana Effendy, 2003:225) Prinsip teori ini sebenarnya merupakan prinsip yang sederhana, yaitu respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi
37
khusus terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Dalam teori ini terdapat tiga elemen penting, yaitu : a.
Pesan (Stimuli, S)
b.
Penerima (Prganisme, O)
c.
Efek (Respon, R) Menurut Prof. Dr. H.M Burhan Bungin, S.Sos. M.Si. (2007:277). Sosiologi
Komunikasi, Prinsip stimulus-response ini merupakan dasar teori dari jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Teori jarum hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam masyarakat massa, di mana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas, sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditujukan pada orang per orang, kemudian sejumlah besar individu itu akan merespon pesan informasi itu. Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas dimaksudkan untuk reproduksi dan distribusi pesan informasi itu sehingga diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerima dan response oleh audience, sekaligus meningkatkan response oleh audience. Model ini menggambarkan bahwa media massa mempunyai efek yang sangat kuat dalam masyarakat. Pendapat ini didukung kenyataan bahwa tingkat konsumsi
38
masyarakat atas media massa terutama media elektronik berupa televisi cukup tinggi, sehingga apabila setiap hari diterpa oleh informasi yang sama dari televisi dalam jangka waktu yang lama akan tercipta efek yang diharapkan. Response merupakan perilaku yang diamati, secara tidak langsung berasal dari stimuli akan tetapi diperantarai oleh keadaan dalam organisme manusia. Pesan informasi program musik pada media televisi Binus TV (stimulus) yang terdiri atas visual, audio, konten acara, performance music dan lain-lain dapat memberikan rangsangan pada alat indera untuk menonton. Kemudia pesan informasi program musik di Binus TV tersebut dipahami, diterima dan mengaktifkan proses kesadaran bahwa Binus TV berusaha menarik minat pemirsa dengan menyiarkan program acara musik yang lebih baik (organisme), dan kemudian timbul keinginan dan minat tertentu yang berupa keterkaitan pemirsa untuk menonton acara musik di Binus TV tersebut (response). Oleh karena itu, bahwa dalam keadaan internal organisme pada diri manusia dapat disimpulkan dari pengamatan atas stimuli dan respon tersebut. Dengan kata lain, organisme merupakan konsep kotak hitam yang hanya dapat diamati melalui stimuli yang menghasilkan respon. Stimuli dapat diartikan sebagai hal yang ditangkap oleh panca indera kita, dapat berupa gelombang suara atau objek sikap lainnya. Menurut Secord and Beckman (dalam Sefuddin Azwar, 2003:21), “Sikap adalah reaksi perasaan dimana sikap merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afektif), pemikiran (kognitif), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek tertentu dilingkungan sekitarnya.”
39
Sikap mengandung komponen kognitif, afektif dan konatif (komponen perilaku). Hovland dan kawan-kawan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi persuasif. Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan , dipahami, dan diterima. Seperti yang digambarkan pada bagan di bawah ini : ORGANISME STIMULUS
− PERHATIAN − PENGERTIAN − PENERIMAAN
RESPONS ( Minat Menonton)
Gambar 2.2 TEORI S-O-R Gambar diatas menunjukkan perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Seperti yang terlihat pada bagan, terdapat tiga unsur yaitu stimulus (S) merupakan pesan, organisme (O) adalah pihak penerima pesan receiver, dan respon (R) adalah akibat atau pengaruh yang terjadi dinyatakan dari perasaan menyukai atau tindakan terhadap pesan setelah melalui proses perhatian, pemahaman dan penerimaan yang dilakukan receiver. Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R) menjelaskan pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi. Besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh itu terjadi, tergantung pada isi penyajian stimulus. Sesuai dengan teori Stimulus Organisme Response yang dimodifikasi oleh De Fleur melalui teorinya Individual Differences yang menggambarkan umpan balik khalayak yang
40
berbeda-beda berdasarkan karakteristik kepribadian masing-masing individu, maka dalam penelitian ini peneliti menerapkan teori diatas dan diaplikasi dalam penelitian ini. 2.5.3
Teori Individual Differences Peneliti kemudian memutuskan untuk menggunakan teori individual differences,
yang merupakan pengembangan dari model S-O-R, khalayak dalam menerima pesan dianggap bersikap pasif, namun De Fleur kemudian melakukan modifikasi terhadap model tersebut dengan teorinya yang disebut “perbedaan individual” dalam komunikasi massa atau yang biasa disebut dengan individual differences. Jadi teori ini menelaah perbedaan-perbedaan di antara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Teori De Fleur ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabelvariabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek. Dari teori perbedaan individu dan stimulus respon ini, De fleur mengembangkan “Model psikodinamik” yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang efektif terletak pada struktur psikologis internal dari individu. Melalui modifikasi inilah respon yang diharapkan muncul dalam perilaku individu akan tercapai. De fleur dalam Onong Uchjana Effendi (2003:275) Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap pesan-pesan media yang berisi stimulus tertentu. Dan hal itu disebabkan karena karakteristik pribadi dari khalayak tersebut berbeda-beda satu sama lainnya sehingga menimbulkan sikap dan perilaku yang berbeda pula.
41
Kesimpulan dari teori individual differences, adalah bahwa khalayak dalam menerima rangsangan yang disampaikan melalui suatu media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda atau bersifat heterogen, walaupun pesan atau rangsangan yang disampaikan sama, namun dampak atau pengaruh yang terjadi akan berbeda-beda antar satu
dengan
lainnya.
Dengan
demikian
teori
tersebut
mencakup
upaya
mengidentifikasikan kondisi atau keadaan yang menengahi pengaruh pesan pada media yang mengandung atribut rangsangan tertentu dan memiliki interaksi yang berbeda-beda dengan kondisi khalayak dalam menerima pesan atau rangsangan tersebut. (2003:275) 2.6 Penggolongan Jenis-Jenis Acara Siaran Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran : 1. Menurut unsur acara siaran -
siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.)
-
siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.)
2. Menurut tujuan acara siaran Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut UNESCO) : A. Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programmes) -
warta berita (straight news)
-
reportase (current affairs)
-
penerangan umum (general information)
-
pengumuman (public service)
B. Siaran pendidikan (Educational Programme) -
siaran anak-anak
42
-
siaran remaja
-
siaran sekolah
-
siaran pedesaan
-
siaran keluarga berencana
-
siaran agama
-
ruangan wanita
-
pengetahuan umum
C. Siaran kebudayaan (Culture Programme) -
sastra (literature)
-
kesenian daerah (folklore)
-
apresiasi seni (art appreciation)
D. Siaran hiburan (Entertainments) -
musik daerah (local music)
-
musik indonesia (national music)
-
musik asing (foreign music)
-
hiburan ringan (light entertainment)
E. Siaran lain-lain (Miscellaneous)
2.6.1
-
ruangan iklan (commercial spot announcement)
-
pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune)
Program Hiburan Menurut Nurudin M.Si. (2007:69). Pengantar Komunikasi Massa, Fungsi hiburan
untuk media elektronik menduduki posisi paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-
43
fungsi yang lain. Televisi dijadikan sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga, hal ini mendudukkan televisi sebagai alat utama hiburan. Maraknya berbagai acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi, baik yang bersifat edukatif atau pun sekedar hiburan semata, memang ditujukan untuk memanjakan setiap pemirsanya. Program-program tersebut selalu berkembang sesuai kebutuhan zamannya sehingga banyak bermunculan tayangan –tayangan baru yang membuat acara televisi semakin beragam. Salah satunya program tersebut adalah Program Music yang menampilkan performance music dari bintang tamu yang hadir dalam setiap episodenya. Di sini peneliti ingin membahas tentang acara program Music Blast yang tayang di Binus TV setiap Kamis malam, Minggu genap ( 2 & 4 ) pukul 20.00 – 21.00 WIB dengan durasi tayang selama 60 menit. Acara ini mulai disiarkan pada bulan Januari 2011 dan menjadi alternatif tontonan pecinta musik yang mengandung unsur hiburan dan edukasi. Sesuai dengan judulnya, program musik ini menyajikan suatu konten musik yang menghibur sekaligus mempunyai konsep yang berbeda dengan memasukan sisi edukatif yang memberikan suatu workshop dalam bermusik, berbeda jenis alat maupun kemampuan musik dalam setiap episode-nya. Sebuah episode mempunyai edisi tentang workshop gitar dan bass dengan menampilkan live performance dari bintang tamu yang ditentukan yaitu musisi yang sudah handal dibidangnya sehingga dapat menjadi suatu tayangan edukasi sekaligus menghibur yang belum pernah ada di program musik televisi lainnya. Dijelaskan dalam tayangan tersebut bagaimana memainkan alat musik gitar dan bass dengan cara yang baik dan tepat, kemudian ditambahkan dengan teknik khusus tersendiri bagaimana cara memainkan alat musik tersebut yang belum tentu bisa
44
didapatkan di program musik lainnya. Pada segmen berikutnya juga ada sesi tanya jawab untuk membahas masalah dalam bermusik khususnya sesuai dengan edisi pada setiap episode-nya. Kemudian untuk pecinta musik lainnya bisa melihat secara lebih detail bagaimana teknik-teknik bermusik dipraktekan secara langsung yang diadopsi dari teori yang tepat. Acara ini mempunyai suatu karakterisktik yang terdapat nilai hiburan, edukatif, informatif dan sekaligus sebagai media promosi bagi bintang tamu yang hadir dalam program musik tersebut. Acara program musik ini coba di suguhkan sebagai pilihan tontonan bagi masyarakat khususnya pecinta musik di Indonesia. Music Blast digarap dengan pengambilan gambar yang menarik dan detail. Bahasa yang digunakan selama acara berlangsung juga simple dan sederhana sehingga kemasannya ringan tapi tetap bermutu dan informasinya mudah diterima oleh penontonnya. Lebih penting lagi, program ini membuat suatu perkembangan musik yang baik dengan pengarahan bermusik yang tepat sekaligus mengikuti perkembangan zaman yang ada. 2.7 PENGERTIAN MINAT Banyak pendapat yang menyebutkan bahwa keputusan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasarkan kepada minat orang tersebut. Hardjana mengartikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Hardjana, 2004:88).
45
Ahli lain, Hilgard, mendefinisikan minat sebagai berikut “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activities or content” (minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan). Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus dan disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian yang sifatnya lebih sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti oleh perasaan senang, dari hal tersebut diperoleh kepuasan (Kuncoro,2001). Minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, minat merupakan suatu hasil belajar, mempengaruhi proses belajar selanjutnya, serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Proses belajar dipengaruhi oleh minat karena dengan adanya minat, seseorang akan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Perhatian yang lebih besar ini membuat seseorang lebih giat dan mudah untuk mempelajari sesuatu. Minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas (Sandjaja, 2004:2). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat terbentuk karena adanya kebutuhan seseorang sepanjang perkembangan seseorang tersebut. Kebutuhan ini sebagai stimulus atau perangsang. Jadi agar stimulus dapat menimbulkan minat, tentu haruslah menarik minat (manusia cenderung menyukai yang menarik bagi dirinya dan menguntungkannya).
46
Agar stimulus dapat menarik haruslah melalui proses : a) Adanya perhatian terhadap stimulus b) Stimulus dapat dimengerti c) Stimulus tersebut dapat diterima (penerimaan). Ketiga kondisi tersebut adalah proses timbulnya minat terhadap stimulus. Tetapi kondisi tersebut belum sampai pada tahap timbulnya minat terhadap objek. Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah program tayangan Music Blast di Binus TV. Adapun minat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minat menonton. Sarji (1991:71) mengatakan bahwa menonton adalah suatu proses yang disadari atau tidak disadari dimana penonton ditempatkan pada alam yang samar yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi diatas layar. Suasana ini menimbulkan emosi, pikiran manusia dipengaruhi oleh tayangan yang ditonton. Dengan demikian, dari beberapa pengertian tentang minat dan menonton, dapat diambil kesimpulan bahwa minat menonton adalah keadaan dimana diri individu atau khalayak terbangkit untuk mengarahkan perhatiannya secara sadar terhadap objek yang disenanginya dan untuk selanjutnya emosi, pikiran dan perhatiannya terpengaruh oleh gambar hidup yang dilihatnya sehingga terangsang untuk menyaksikan objek yang disenangi tersebut. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia (2007:74), minat menonton adalah ketentuan hati yang tinggi terhadap sebuah program televisi yang ditayangkan. Minat menonton merupakan kecenderungan hati yang tinggi atau suatu keinginan terhadap sesuatu atau objek, dalam hal ini adalah keinginan untuk menonton program televisi
47
dalam bentuk program musik di Binus TV. Minat menonton dapat ditentukan oleh tiga komponen (Soemanto, 2001:35). 1. Kognitif, yang berhubungan dengan gejala mengenai wujud pengolahan, pengetahuan dan keyakinan serta harapan individu tentang objek atau produk tertentu. Aspek kognitif dapat diartikan sebagai letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi disini akal sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. 2. Afektif, berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu ditunjukkan pada objek tertentu. Aspek afektif dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi dengan jalan membuka diri terhadap suatu yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. 3. Konatif, proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat atau tindakan suatu objek. Jadi minat khalayak dalam penelitian ini adalah perhatian atau kecenderungan yang terarah secara tertentu terhadap kegiatan menonton program Music Blast di Binus TV yang pada akhirnya mampu menimbulkan keinginan pemirsa untuk mengikuti setiap episode penayangan program musik tersebut. 2.8 Operasionalisasi Konsep Menurut Kerlinger (Djalaludin Rakhmat, ), konsep adalah abstraksi yang digunakan dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus. Sedangkan menurut Sugiyono (2001:31) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang
48
maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini akan mencoba menjelaskan hubungan-hubungan yang terdapat dalam variabel yang akan diteliti. Yang dimaksud dengan variabel dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan atau penelitian termasuk didalamnya faktor-faktor yang berpengaruh dan terpengaruh dalam peristiwa atau gejala yang diamati. 2.8.1
Konsep Minat Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Sesuai dengan aspek pembentukannya, maka minat dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu, unsur kognitif, afektif, dan konatif. (http://cms.binus.edu/DataSource/Resource/2009120513193633000000000/TB.pdf, “Taxonomi Tujuan Instruksional,” diakses pada hari senin, tanggal 4 April 2011, pukul 18:50 WIB) Pada unsur kognitif, Bloom membagi domain kognisi ke dalam enam tingkatan yaitu : a.
Pengetahuan (knowledge) berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.
49
b.
Pemahaman (comprehension) dikenali dari kemampuan menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan, dsb.
c.
Aplikasi (application) seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi, dsb.
d.
Analisis (analisys) seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
e.
Sintesis (synthesis) seseorang akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
f.
Evaluasi (evaluation) dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standart yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Pada unsur afektif, taksonomi Bloom ini meliputi lima kategori :
a.
Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan untuk menerima perhatian yang terpilih.
b.
Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.
c.
Penilaian (valuing) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
50
d.
Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai.
e.
Pencirian (characterization) yang terdiri dari sub-kategori pencirian dan pemasyarakatan nilai. Tabel 2.1 Tabel Taksonomi Afektif dalam kategori dan Sub-Kategori KATEGORI
1. Penerimaan
2. Menanggapi
SUB-KATEGORI
ISTILAH
− Kesadaran, kemauan untuk menerima, pengontrolan untuk perhatian yang terpilih
Interest
− Persetujuan, kemauan, dan kepuasan dalam menanggapi
Interest
Interest
3. Penilaian
4. Organisasi
− Menerima, memilih, dan bertanggung jawab terhadap suatu nilai
Interest − Penggambaran dan pengorganisasian suatu nilai
5. Pencirian − Ciri khas dan memasyarakatkan nilai
Interest
51
Unsur konatif dalam toksonomi Bloom berada pada domain psikomotor. Domain tersebut menunjukkan adanya kemapuan yang mengutamakan ketrampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan, terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas. 2.8.2
Variabel Operasional Variabel minat menonton program Music Blast di Binus TV merupakan variabel
tunggal dalam penelitian ini, yakni variabel yang menyebabkan terjadinya suatu pengaruh. Terdapat tiga unsur pembentukan variabel minat, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni seperti pada tabel berikut : Tabel 2.2 Variabel X ANALISIS PROGRAM MUSIC BLAST BINUS TV UNTUK MENINGKATKAN MINAT PEMIRSA Aspek
Indikator − Mengetahui program acara “Music Blast Binus TV”
1. Kognitif
− Mengetahui jam tayang dan durasi “Music Blast Binus TV” − Memahami isi program acara “Music Blast Binus TV” − Memahami konsep acara “Music Blast Binus TV” − Menyadari akan keberadaan Music Blast
52
− Menyukai acara “Music Blast Binus TV” 2. Afektif
− Menyukai bintang tamu “Music Blast Binus TV” − Isi yang dibahas sesuai keinginan responden − Durasi penayangan selama 60 menit membuat responden puas − Persepsi responden terhadap tayangan “Music Blast Binus TV”
3. Konatif
− Keinginan untuk mengikuti program acara “Music Blast Binus TV” − Keinginan untuk mencontoh cara bermain musik program acara “Music Blast Binus TV” − Keinginan untuk bisa tampil di program acara “Music Blast Binus TV” − Keinginan untuk menyaksikan secara langsung program acara Music Blast
4. Karakteristik Responden
2.8.3
− Identitas responden − Intensitas menonton
Definisi Operasional Variabel Menurut Singarimbun (2001:46), definisi operasional adalah unsur penelitian
yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
53
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah variabel minat menonton yaitu, suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap program Music Blast yang muncul dari dalam diri responden setelah mengakses, melihat dan mengetahui tayangan tersebut di Binus TV.