Bab 2 Landasan Teori
2.1 Konjungsi Dalam Tata Bahasa Indonesia Tame ni 「ために」dan you ni 「ように」dalam bahasa Jepang masuk ke dalam jenis kelas kata keishiki meishi 「形式名詞」. Akan tetapi, dalam tata bahasa bahasa Indonesia fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」dalam tata bahasa Jepang, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan fungsi tame ni 「ために」dan you ni 「ように」 dalam tata bahasa Indonesia. Kridalaksana (2005:20), menjelaskan bahwa pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia antara lain verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, interjeksi, pertindihan kelas. Alwi, et
al. (2003 : 296) juga menjelaskan bahwa dilihat dari perilaku sintaktisnya
dalam kalimat konjungsi dibagi menjadi empat kelompok yakni: 1. Konjungsi Koordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Contoh : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.
11
2. Konjungsi Korelatif Konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Berikut adalah contohnya: Baik... maupun...
Sedemikian rupa... sehingga...
Tidak hanya.. tetapi juga...
Apa(kah)... atau...
Bukan hanya... melainkan juga...
Entah... entah...
3. Konjungsi Subordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki sintaktis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Jika dilihat dari perilaku sintaktis dan semestinya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi tiga belas kelompok. 3.1
Konjungsi Subordinatif Waktu: Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
3.2
Konjungsi Subordinatif Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
3.3
Konjungsi Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
3.4
Konjungsi Subordinatif Tujuan: Agar, Untuk, Supaya, Biar. Konjungsi subordinatif tujuan dengan
merupakan konjungsi yang berhubungan
tame ni 「 た め に 」 dan you ni 「 よ う に 」 yang sering
mengakibatkan interferensi dalam penerjemahan pada pemelajar bahasa Jepang sebagai bahasa kedua. 12
3.5
Konjungsi Subordinatif Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).
3.6
Konjungsi Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
3.7
Konjungsi Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
3.8
Konjungsi Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (-sampai), maka (nya).
3.9
Konjungsi Subordinatif Alat: dengan, tanpa.
3.10 Konjungsi Subordinatif Cara: dengan, tanpa. 3.11 Konjungsi Subordinatif Komplementasi: bahwa 3.12 Konjungsi Subordinatif Atributif: yang 3.13 Konjungsi Subordinatif Perbandingan: sama... dengan, lebih... dari(pada). 4. Konjungsi Antar kalimat Konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Selain itu dapat juga menghubungkan kalimat dengan kalimat baik di dalam satu paragraf, maupun diantara dua paragraf. Berikut adalah contoh penggunaan konjungsi subordinatif tujuan: a. Sebaiknya anda luluskan permintaan orang tua anda itu agar mereka tidak kecewa. (Kridalaksana, 1994:105) b. Akan saya ceritakan sedikit peristiwa itu, agar supaya para petugas di sini menjadi jelas duduk persoalannya. (Kridalaksana, 1994:105) Dari keempat macam konjungsi yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya penulis akan membahas lebih dalam tentang konjungsi subordinatif tujuan (No: 3.4) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 13
2.2 Keishiki Meishi (形式名詞) Dalam Tata Bahasa Jepang Sebelum menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi (形式名詞) terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai meishi (名詞) .
2.2.1 Teori Meishi (名詞) Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan meishi (名詞) adalah: “Kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, kejadian dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi. Meishi juga disebut dengan taigen, di dalam suatu kalimat dapat menjadi subjek, predikat, kata keterangan dan sebagainya.” Selain Hirai, Murakami dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) menyimpulkan bahwa meishi (名詞) adalah: 1. Mempunyai jirisugo. 2. Tidak mengalami perubahan. 3. Dapat membentuk bunsetsu dengan ditambah partikel ga (が), wa (は), o (を), no (の), ni (に), dan sebagainya. 4. Dapat menjadi Subjek. 5. Disebut sebagai taigen sebagai lawan yougen. 6. Dilihat dari sudut pandang artinya dapat dibagi menjadi empat macam yaitu futsuu meishi, koyuu meishi, daimeishi dan suushi. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Sudjianto dan Dahidi membagi meishi 「名詞」 ke dalam empat macam. Akan tetapi, banyak juga yang membagi meishi
14
「名詞」 menjadi lima macam yakni dengan cara menambahkan keishiki meishi 「形 式名詞」 ke dalamnya. Contoh kata yang termasuk dalam futsuu meishi, koyuu meishi, keishiki meishi, daimeishi, dan suushi. Adalah sebagai berikut: 1. Futsuu meishi
: yama, hon, sekai, tsukue.
2. Koyuu meishi
: fujisan, sooseki, chuugoku, natsume.
3. Keishiki meishi
: tame ni, you ni, koto, wake, hazu.
4. Daimeishi
: ichi, sichinin, daiichi.
5. Suushi
: kore, dochira, anata, watashi.
Dari kelima buah jenis meishi di atas, selanjutnya penulis akan menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi 「形式名詞」seperti berikut ini.
2.2.2 Teori Keishiki Meishi 「形式名詞」 Izumi dalam Yoshikawa (2007), menjelaskan definisi keishiki meishi 「形式名詞」 adalah sebagai berikut: “Kata yang kehilangan makna yang sebenarnya dan menjadi kata benda yang hanya memiliki peranan secara formalitas dengan syarat, jika dipadukan dengan kata lain maka akan memiliki fungsi yang sangat penting dalam tata bahasa.” Selain itu, Terada dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:160) juga menjelaskan definisi keishiki meishi 「形式名詞」seperti berikut: “Keishiki meishi 「形式名詞」adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina.” Nagara, et al. (1987) membagi keishiki meishi 「形式名詞」menjadi empat puluh tiga jenis yakni: aida / aida ni, atari, ue / ue ni / ue de, uchi / uchi ni / uchi de / uchi wa, oki / oki ni, ori / ori ni, kata, gachi / gachi ni / gachi na, nuse ni, gurai (kurai), koto, 15
shidai, jou, sei, sou, sou / souna, dake, tabi ni, tame / tame ni, dan, tsumori, tei, ten, toori, toki / toki ni, tokoro, nagara, nado / nante (nanzo), no, hazu, bakari, fushi, bun, hou, hodo, ma, mama / mama ni / mama de, mitai, muki, mono, yue / yue ni, you / you ni / you na, yoshi, wake. Dari sekian banyaknya jenis-jenis yang termasuk dalam keishiki meishi 「形式名 詞」, berikut ini penulis hanya akan menjelaskan keishiki meishi 「形式名詞」tame ni 「ために」dan you ni 「ように」 yang nantinya akan menjadi data pendukung analisis pada bab 3.
2.2.2.1 Teori Tame ni 「ために」 Nagara, et al. (1987:53) membagi penggunaan tame ni 「 た め に 」 kedalam 3 bagian, yakni: じゅえき
たいしょう
a. 受益の対象 Pola kalimat:
= Menunjukkan objek yang menerima keuntungan. 名詞+の+ために Kata benda + no + tame ni
Contoh: 息子のために働く。 ‘Musuko no tame ni hataraku.’ ‘Bekerja untuk anak.’ (Nagara, et al., 1987:53) もくてき
b. 目的
= Menunjukkan tujuan.
tame ni「ために」yang berfungsi menunjukkan suatu tujuan memiliki pengertian
16
dan penggunaan yang serupa dengan you ni「ように」. Penjelasan tentang tame ni 「ために」yang berfungsi menunjukkan tujuan ini, akan dibahas selanjutnya oleh penulis secara lebih dalam dalam sub bab berikutnya. げんいん
り ゆ う
c. 原因 . 理由 = Menunjukkan alasan atau penyebab. Pola kalimat: 名詞+の.だった+ため(に) atau Kata benda + no + datta + tame (ni) イ.形容詞(現在 .過去形)+ため(に)
atau
Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + tame (ni) 動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+ため(に) Kata kerja (Sekarang atau lampau) + tame (ni) Contoh: 病気のため、会社を休んでしまいました。 ‘Byouki no tame, kaisha o yasunde shimaimashita.’ ‘Kerja menjadi libur karena sakit.’ Dari ketiga fungsi tame ni 「ために」di atas, berikut penulis akan menjelaskan tentang tame ni 「 た め に 」 yang mempunyai pengertian tujuan seperti dijelaskan berikut ini: Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi tame ni 「 た め に 」 adalah menunjukan suatu tujuan. tame ni 「ために」 dapat digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut: 17
名詞 + の + ために Kata benda + no + tame ni
atau atau
動詞(現在形)+ ために kata kerja (bentuk sekarang) + tame ni
Contoh: a. 生活のために働かなければなりません。 ‘Seikatsu no tame ni hatarakanakerebanarimasen.’ ‘Saya harus bekerja untuk kelangsungan hidup’. (Tanimori, 1992:273) b. 私は日本語を勉強するために日本に来ました。 ‘Watashi wa nihongo o benkyousuru tame ni nihon ni kimashita.’ ‘Saya datang ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang.’ (Nagara, et al., 1987:53) Selain Nagara, et al. (1987), Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi tame ni 「ために」adalah ‘untuk’. Dapat juga digunakan dengan pola kalimat seperti berikut: [ X Tame ni Y] (X menunjukkan suatu kegiatan yang dapat dikendalikan oleh subjek Y). Contoh: a. 新しい車を買うためにお金をためています。 X Y ‘Atarashii kuruma o kau tame ni okane o tamete imasu.’ ‘Saya menyimpan uang untuk membeli mobil baru.’ (Mc Gloin, 1989:48) b. 日本語を勉強するために日本へ行きます。 X Y ‘Nihongo o benkyousuru tame ni nihon e ikimasu.’ ‘Saya pergi ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang.’ (Mc Gloin, 1989:49) Contoh kalimat pertama di atas menerangkan bahwa tujuan dari seseorang
18
menyimpan uang adalah untuk membeli mobil baru. Sehingga Y pada contoh kalimat pertama yakni menyimpan uang dilakukan sebagai suatu kegiatan untuk mewujudkan tujuannya yakni X atau membeli mobil baru. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, tujuan dari seseorang pergi ke jepang adalah untuk belajar bahasa Jepang. Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2004:420) menjelaskan tame ni 「ために」 digunakan setelah verba atau kata kerja. Akan tetapi, penggunaan jenis kata kerja yang mendahului tame ni 「ために」harus digunakan kata kerja yang tepat . Dalam hal ini, kata kerja yang mendahului tame ni 「 た め に 」 disebut dengan kata kerja yang memiliki bentuk maksud atau ‘ishidoushi’ 「意志動詞」. Definisi ‘ishidoushi’ 「 意志 動詞」 berasal dari dua buah kanji yakni kanji ‘ishi’ 「意志」 yang berarti ‘maksud’ atau ‘keinginan’ sedangkan ‘doushi’ 「動詞」 adalah kata kerja. Contoh kata kerja bentuk maksud atau ‘ishidoushi’ 「意志動詞」 yang mendahului tame ni 「ために」 yaitu seperti: ‘yomu’ 「読む」, ‘taberu’ 「食べる」, ‘iku’ 「行く」, ‘nomu’ 「飲 む)」dan lain sebagainya. Okutsu, et al. (1990:80) menjelaskan bahwa tame「ため」merupakan kata benda atau dalam bahasa Jepang disebut dengan meishi. Sedangkan ni「に」adalah partikel atau joshi. tame「ため」apabila disatukan dengan partikel ni「に」maka tame ni 「た めに」akan berubah menjadi keishiki meishi 「形式名詞」 yang menunjukkan suatu tujuan yakni ‘untuk’.
19
2.2.2.2 Teori You ni 「ように」 Sama halnya seperti tame ni 「ために」Nagara, et
al. (1987:117) juga membagi
fungsi you ni 「ように」kedalam delapan bagian, yakni: ひきょう
a. 比況 = Seperti Pola kalimat: 名詞+の+ように
atau
Kata benda + no + you ni イ.形容詞(現在 .過去形)+ように
atau
Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni
動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+ように Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you ni Contoh: あの人は朝から晩まで、こまねずみのように働いています。 ‘Ano hito wa asa kara ban made, komanezumi no you ni hataraite imasu.’ (Nagara, et al., 1989:117 ) ‘Orang itu bekerja dari pagi hingga malam, seperti tikus koma (jenis tikus Jepang).’ れ い じ
b. 例示 = Memberikan contoh untuk mempermudah penjelasan. Pola kalimat: 名詞+の+ように
atau
Kata benda + no + you ni 20
イ.形容詞(現在 .過去形)+ように
atau
Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni 動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+ように Kata kerja (bentuk sekarang atau lampau) + you ni Contoh: いかにも見たように話す。 ‘Ika ni mo mita you ni hanasu.’ ‘Berbicara seperti orang yang telah melihat.’ (Nagara, et al., 1987:118) せつめい
c. 説明 = Penjelasan Pola kalimat: 名詞 .指示代名詞+の+よう Kata benda .kata benda bentuk perintah + no + you
動詞(過去形)+よう Kata kerja (bentuk lampau) + you Contoh: 電話で話したように、この問題はもう解決しました。 ‘Denwa de hanashita you ni, kono mondai wa mou kaiketsu shimashita.’ ‘Masalah ini telah selesai seperti yang dibicarakan di telpon.’ (Nagara, et al., 1987:119)
21
すいそく
d. 推測 = Perkiraan, dugaan. Pola kalimat: 名詞+の .だった+よう
atau
Kata kerja+ no . datta + you
イ.形容詞(現在 .過去形)+よう
atau
Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞(現在 .過去形)+テ+イル形)+よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you Contoh: この問題は学生には少し難しいようだ。 ‘Kono mondai wa gakusei ni wa sukoshi muzukashii youda.’ ‘Masalah ini sepertinya sedikit susah untuk mahasiswa.’ (Nagara, et al., 1987:119) えんきょく
e. 婉曲 = Penjelasan secara tidak langsung. Pola kalimat: 名詞+の .だった+よう
atau
Kata kerja+ no .datta + you
イ.形容詞(現在 .過去形)+よう
atau
Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞(現在 .過去形)+テ+イル形+よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you 22
この洋服はちょっとあなたには会わないようです。 ‘Kono youfuku wa chotto anata ni wa awanai you desu.’ ‘Sepertinya baju ini agak kurang cocok dengan kamu.’ (Nagara, et al., 1987:120) もくてき
f. 目的 = Tujuan 動詞(現在形)+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni 遅刻しないように、目覚まし時計をかけて置いてください。 ‘Chikoku shinai you ni, mezamashi tokei wo kakete oite kudasai.’ ‘Tolong menyetel jam alarm agar tidak terlambat.’ (Nagara, et al., 1987:121) Dari delapan macam pengertian dan penggunaan keishiki meishi you ni「よう に」yang ada. Selanjutnya penulis hanya akan menjelaskan secara lebih dalam you ni yang memiliki fungsi untuk menunjukkan suatu tujuan. かんこく
がんぼう
g. 勧告 . 願望 = Nasehat .Keinginan 動詞(現在形)+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni Contoh: クラスには遅れて来ないように ‘Kurasu ni wa okurete konai you ni.’ ‘Agar tidak datang terlambat ke kelas.’ (Nagara, et al., 1987:122) かんようてきひょうげん
h. 慣用的表現 = Ungkapan kebiasaan 動詞(現在形)+ように 23
Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni suru Contoh: 明日からは毎朝六時に起きるようにします。 ‘Ashita kara wa maiasa roku ji ni okiru you ni shimasu.’ ‘Mulai besok diusahakan bangun jam 6 pagi.’ (Nagara, et al., 1987:122) Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi you ni 「ように」adalah menunjukan suatu tujuan atas perbuatan seseorang. You ni 「ように」dapat digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut: ど う し
動詞(現在形)+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni Contoh: a. 後ろの人にも良く聞こえるように、大きい声で言ってください。 ‘Ushiro no hito ni mo yoku kikoeru you ni, okii koe de itte kudasai.’ ‘Tolong bicara lebih keras agar terdengar juga dengan baik oleh orang yang berada di belakang’. (Tanimori, 1992:274) b. 電車に遅れないように急いだ。 ‘Densha ni okurenai you ni isoida.’ ‘Saya bergegas agar tidak terlambat naik kereta’. (Nagara, et al., 1987:121) Selain itu, Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi you ni「ように」adalah ‘supaya’ atau ‘agar’. Secara tidak langsung you ni 「 よ う に 」 juga menunjukkan sebagai suatu akibat dari sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang. You ni「ように」
24
juga dapat menggunakan pola kalimat sebagai berikut: [X You ni Y] (X menunjukkan suatu pernyataan atau kejadian yang berada diluar kendali seseorang). Contoh: a. みんなに分かるように話した。 X Y ‘Minna ni wakaru you ni hanashita.’ ‘Saya bicara agar semuanya mengerti.’ (Mc Gloin, 1989:49) b. 忘れないようにノートに書いておいた。 X Y ‘Wasurenai you ni nooto ni kaite oita.’ ‘Saya menulis di buku agar tidak lupa.’ (Mc Gloin, 1989:49) Contoh kalimat pertama menerangkan bahwa penutur berbicara dengan harapan agar orang-orang mengerti. Apabila orang lain tersebut mengerti dengan baik atau bahkan tetap tidak mengerti setelah penutur tersebut berbicara hal itu berada di luar kendali keinginan penutur. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, penutur menulis dalam sebuah buku agar penutur tidak akan lupa. Akan Tetapi, apakah akan lupa atau tidak adalah sesuatu yang mudah terjadi pada seseorang dan tidak dapat ditentukan oleh keinginan seseorang. Iori, et al. (2001:217) menerangkan bahwa you ni「ように」dalam suatu kalimat dapat digunakan dengan subjek yang berbeda. Seperti contoh: a.
(私は)子供が進学できるように貯金した。 ‘Kodomo ga shingaku dekiru you ni chokin shita.’ ‘Saya menabung agar anak dapat masuk sekolah’ (Iori, et al. 2001:217)
25
Dari contoh di atas terlihat bahwa subjek saya pada kalimat di atas mempunyai suatu tujuan melalui kegiatannya menabung yakni agar dapat menyekolahkan anaknya. Sehingga, dapat dilihat bahwa pelaku tujuan dengan penerima tujuan dari suatu kegiatan tidak harus subjek yang sama. Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2001:216) menjelaskan penggunaan you ni「よ うに」sama seperti tame ni 「ために」diletakkan setelah kata kerja atau doushi. Akan tetapi, jenis kata kerja yang digunakan untuk mendahului ungkapan you ni「ように」 adalah dengan menggunakan kata keja dengan bentuk potensial atau kata kerja tidak memiliki bentuk maksud atau ‘muishidoushi’「無意志動詞」. Definisi muishidoushi terdiri dari tiga buah asal penulisan kanji yakni kanji ‘mu’「無」 yang berarti tidak, dan kanji ‘ishi’ 「意志」 yang berarti maksud serta terakhir adalah kanji ‘doushi’ 「動詞」 yang berarti kata kerja. Contoh kata kerja yang termasuk ke dalam golongan muishidoushi antara lain: dekiru, (tabe)rareru, (yom)eru, (oki)rareru, wakaru dan lain sebagainya. Sama halnya dengan tame ni 「ために」 bahwa you「よう」juga merupakan kata benda atau dalam bahasa Jepang biasa disebut dengan meishi. Sedangkan ni「に」 adalah partikel atau ‘joshi’ 「助詞」. You「よう」apabila disatukan dengan partikel ni 「に」maka you ni「ように」pun akan berubah menjadi keishiki meishi 「形式名 詞」 yang menunjukkan suatu tujuan yakni ‘supaya’ atau ‘agar’.
26
2.3 Teori Analisis Kontrastif Kridalaksana dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan definisi analisis kontrastif adalah sebagai berikut: “Analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antar bahasa atau dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan terjemahan.” Selain Kridalaksana, Richards, Platt, dan Platt dalam Soedibyo (2004:47) juga mengemukakan pendapatnya mengenai definisi analisis kontrastif antara lain sebagai berikut: “Analisis kontrastif adalah pembandingan sistem kebahasaan dari dua bahasa seperti sistem bunyi atau sistem gramatikal.” Dari kedua pemahaman definisi di atas, Lado dalam Soedibyo (2004:47-48) memperoleh beberapa pemahaman tentang analisis kontrastif. Yakni: 1. Analisis kontrastif berkaitan dengan pembandingan unsur-unsur yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih untuk mengetahui persamaan atau perbedaan unsur-unsur tersebut. Unsur yang dimaksud dari mulai sistem bunyi, hingga wacana. 2. Pembagian unsur-unsur bahasa tersebut dilakukan secara sinkronis atau deskriptif, yaitu pembandingan dalam suatu masa tertentu yang terbatas tanpa melibatkan perkembangan historis dari bahasa-bahasa yang sedang dibandingkan. 3. Hasil pembandingan tersebut dimasukkan untuk berbagai keperluan, dari mulai untuk pemahaman umum hingga keperluan praktis seperti untuk pengajaran, penerjemahan, dan penelitian. Soemarno dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan bahwa analisis kontrastif meliputi pengkajian teoritis dan pengkajian praktis. Pengkajian praktis bertujuan untuk 27
meningkatkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan, sedangkan pengkajian praktis bertujuan untuk keperluan praktis, seperti pengajaran dan penyusunan bahan pengajaran. Sesuai dengan penjelasan Soemarno dalam Parera (1997:137) juga menjelaskan bahwa tujuan dari analisa kontrastif adalah meningkatkan dan memperbesar keberhasilan pembelajaran dan pengajaran bahasa. Soedibyo (2004: 48-49) menjelaskan ruang lingkup analisis kontrastif terdiri dari: 1. Analisis kontrastif mikro. Bidang lingustik yang mempelajari bahasa dari dalam. Yaitu kaidah atau struktur bahasa itu sendiri. Unsur yang dicakup antara lain fonologi, gramatika, dan leksikologi serta membahas cara-cara membandingkan dua sistem bunyi, dua gramatikal, dua kosakata, dua sistem yang disebutkan di atas adalah pembandingan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. 2. Analisis kontrastif makro. Bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktorfaktor diluar bahasa itu, yang pada umumnya dilakukan di atas tataran kalimat yang mencakup analisis teks dan wacana. Pierro dalam Soedibyo (2004:47-48) menjelaskan tiga langkah analisis kontrastif dua bahasa adalah sebagai berikut: a. Mengamati perbedaan-perbedaan struktur lahir dari dua bahasa. b. Mengidentifikasi postulat, kaidah atau aturan yang melandasi fitur-fitur satuan bahasa tertentu dari kedua bahasa yang dibandingkan. c. Memformulasikan kaidah-kaidah tersebut, dari struktur batin ke struktir lahir. Parera (1997:110) juga menjelaskan langkah-langkah mengkontraskan adalah 28
sebagai berikut: a. Persamaan struktural dan formal. b. Persamaan dalam terjemahan, dan c. Persamaan dalam struktur penerjemahan. Salah satu upaya memperoleh hasil terjemahan yang baik adalah dengan menerapkan analisis kontrastif yaitu pembandingan sistem kebahasaan dua bahasa atau lebih untuk memahami persamaan dan perbedaan sistem kebahasaan kedua bahasa yang dibandingkan itu. Sedangkan Soedibyo (2004:61) menjelaskan untuk melakukan penerjemahan yang baik dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya, berikut langkah-langkah yang harus dikuasai: 1. Menguasai sistem bahasa Jepang. 2. Menguasai sistem bahasa Indonesia. 3. Memahami teori-teori penerjemahan. 4. Memahami bidang yang diterjemahkan, hal-hal lain yang berkaitan dengan penerjemahan itu. Seperti pemahaman budaya bahasa dan bahasa Indonesia. Menurut Lado dalam Soedibyo (2004: 51) bahwa elemen-elemen bahasa pertama akan memudahkan pemelajar mempelajari bahasa target, akan tetapi elemen yang berbeda akan mempersulit pemelajar mempelajari bahasa itu. Karenanya, manfaat dari hasil analisis kontrastif anatara lain untuk mengurangi kesalahan atau salah persepsi ketika berkomunikasi dengan target, atau ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari bahasa target.
29
2.4 Teori Interferensi Bahasa Weinreich dalam Parera (1997:105) mendefinisikan Interferensi sebagai berikut: “Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of billinguals as a result of their familiarity with more than one language, i. e., as a result of language in contact, will be referred to as interference phenomena.” “Semua deviasi dari salah satu norma bahasa lain ke dalam sebuah percakapan dua bahasa sebagai akibat keakraban pada lebih dari suatu bahasa tersebut, penjelasannya, merupakan hasil kontak bahasa yang mengarah sebagai gejala interferensi.” Selain Weinreich, Parera (1997:107) juga menjelaskan definisi interferensi adalah sebagai berikut: “Kesalahan yang diakibatkan oleh proses transfer yang tidak cocok atau sama antara B1 dan B2 atau kebiasaan ber-B1 dialihkan ke ber-B2 yang tidak berterima disebut interferensi.” Parera (1997:98) menjelaskan seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing, maka bahasa asing itu biasa disebut dengan B2. Sedangkan bahasa yang telah dimiliki sebelumnya atau biasa dipergunakan sebagai bahasa ibu maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai B1. Ini berarti dalam proses balajar B2, seseorang beralih dari kaidah intrabahasa B1 ke kaidah intrabahasa B2. Antara ujung kiri B1 dan ujung kanan B2 tidak dapat dilepaskan. Berarti, dalam proses berbahasa B1 dan berbahasa ajaran B2 akan terjadi interferensi betapapun kecil dan tidak tampak dari luar. Semakin tingginya lalu lintas antara penutur B1 dan B2 akan semakin tinggi pula terjadinya interferensi. Istilah interferensi dipergunakan oleh kalangan psikolog untuk menunjuk pengaruh tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari. Para sosiolinguis mempergunakan istilah interferensi untuk merujuk ke interaksi berbahasa, seperti pinjaman linguistik dan alih kode yang terjadi sewaktu dua paguyuban bahasa berkontak. Sedangkan para penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa timbulnya interferensi 30
disebabkan ketidakfamiliaran penutur bahasa pertama dengan bahasa kedua yang dipelajari. Terdapat dua perbedaan pandangan tentang interferensi. Weinreich dan Haugen dalam Parera (1997:106) berpendapat bahwa interferensi tidak dapat dihindarkan walaupun sekecil apapun. Akan tetapi, penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa makin kurang kebilingualan seseorang makin besar interferensi.
31