BAB 12 HUBUNGAN ANTAR PERSEORANGAN CINTA Dari seluruh kualitas dalam hubungan antar perseorangan, tidakada yang terlihat lebih dari cinta. Sebagaimana dikutip dari perkataan Perdana Menteri Inggris, Benjamin Disraeli “ kita semua lahir karena cinta” dan cinta merupakan esensi dari kehiupan. Cinta merupakan suatu bentuk perasaan yang dicirikan dengan adanya kedekatan, kepedulian, keintiman, hasrat, dan
ASK YOURSELF Dari persahabatanmenjadi cinta Anda menjalin persahabatan dengan salah seorang kolega di tempat kerja, tetapi tiba-tiba persahabatan tersebut berubah menjadi perasaan cinta. Tanyakan pada diri anda: bagaimana anda dapat merubah persahabatan tersebut menjadi cinta, atau cari tahu apakah orang lain akan menerima perubahan tersebut (cf. Marano, 2004)?
komitmen. Cinta juga merupakan suatu hubungan antar personal/ perseorangan yang dapat berkembang, terjaga, dan kadang-kadangan dihancurkan oleh komunikasi. Dan pada saat yang bersamaan. Pada saat yang bersamaan juga dapat berkembangn dengan baik melalui keahlian komunikasi (Dindia & Timmerman, 2004). Meskipun terdapat banyak teori mengenai cinta, salah satu yang menarik perhatian peneliti hubungan antar personaldan terus menerus mendapatkan dukungan penelitian adalah konseptualisasi yang mengatakan bahwa terdapat enam jenis cinta
(Lee, 1976; Kenemasa,
Taniguchi, Daibo & Ishimori, 2004). Menjelaskan setiap jenis nya sebagai penggambaran watak secara luas yang bersifat umum tapi tidak selalu benar. Sebagai pembuka dalam diskusi mengenai jenis-jenis cinta, kita akan melakukan tes untuk mengetahui “tipe kekasih seperti apakah anda?”
TEST YOUR SELF TIPE KEKASIH SEPERTI APAKAH ANDA ? Jawab setiap pernyataan berikut dengan T untuk benar (jika anda menyakini pernyataan secara akurat mencerminkan perilaku anda menyangkut cinta) atau F untuk salah (jika anda meyakini pernyataan tersebut tidak mencerminkan perilaku anda menyangkut cinta).
1. Saya dan kekasih saya memiliki “chemistry” yang baik diantara kami.
2. 3. 4. 5.
Saya merasa bahwa saya dan kekasih saya ditakdirkan bagi satu sama lain. Saya dan kekasih saya sangat memahami terhadap satu sama lain Saya yakin bahwa saya dan kekasih saya tidak tahu bahwa saya tidak akan melukainya. Kekasih saya akan merasa kesal jika mengetahui hal-hal yang saya lakukan terhadap
orang lain. 6. Jika kekasih saya menjadi terlalu bergantung pada saya, maka saya akan seedikit menghindar. 7. Saya berharap agar dapat bersahabat dengan kekasih saya. 8. Perasaan cinta kami adalah perasaan persahabatan yang dalam, bukan suatu hal yang misterius, atau “perasaan ajaib.” 9. Hubungan cinta kami merupakan yang paling menyenangkan karena berasal dari persahabat yang baik. 10. Dalam memilih kekasih, saya meyakini bahwa lebih baik memilih seseorang dengan latar belakang yang sama. 11. Faktor terpenting dalam memilih seorang pasangan ditentukan dari apakah dia akan menjadi orang tua yang baik atau tidak. 12. Salah satu pertimbangan dalam memilih kekasih adalah bagaimana dia berperan dalam karir saya. 13. Kadang saya merasa sangat senang mengenai perasaan saya terhadap kekasih saya sehingga saya tidak bisa tidur. 14. Jika kekasih saya tidak memperhatikan saya, saya merasa sakit. 15. Saya tidak dapat tenang jika membayangkan kekasih saya sedang bersama orang lain. 16. Saya lebih memilih menderita dibandingakan membiarkan kekasih saya menderita. 17. Jika kekasih saya marah kepada saya, saya tetap mencintai dia sepenuhnya dalam kondisi apapun. 18. Saya akan melakukan apapun untuk kepentingan kekasih saya. BAGAIMANA ANDA MELAKUKAN HAL TERSEBUT? Pada skala ini, dari Hendrick and Hendrick (1990), yang berdasarkan pada penelitian john Alan Lee (1976), sebagaimana diskusi mengenai enam jenis cinta kemudian muncul. Pernyataan merujuk pada enam jenis cinta yang kita diskusikan berikut: eros, ludus, storge, pragma, mania, dan agape. Jawaban “Benar ( T )” melambangkan persetujuan dan jawaban “Salah ( F )” melambangangkan ketidaksetujuan anda dengan jenis cinta yang digambarkan dalam satu pernyataan. Pernyataan 1-3 merupakan karakteristik dari jenis kekasih eros. Jika anda menjawab benar pernyataan-pernyataan tersebut, maka anda memiliki komponen eros yang kuat dalam gaya mencintai anda. Jika anda menjawab salah, maka anda memiliki komponen yang lemah. Pernyataan 4-6 merujuk pada cinta ludus, 7-9
merujuk pada cinta storge, 10-12 merujuk pada cinta pragma, 13-15 merujuk pada cinta manic, dan 16-18 merujuk pada cinta agapic. APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN ? hal-hal apa yang mungkin anda lakukan untuk menjadi lebih waspada terhadap gaya mencintai yang berbeda dan untuk dapat menjadi pasangan yang baik? Bagaimana jika anda menggabungkan kualitas dari komunikasi antar perseorangan yang efektif- sebagai contoh, menjadi lebih fleksibel, lebih sopan, dan lebih mendahulukan orang lain- untuk dapat menjadi pasangan yang responsif, menyenangkan, dan baik?1 Tipe- tipe Cinta Enam tipe cinta menurut Lee (1976):
Eros : kecantikan dan seksualitas. Seperti halnya Narcissus, yang jatuh cinta dengan keindahan dirinya sendiri, erotic lover berfokus pada keindahan dan daya tarik fisik, dan terkadang mengenyampingkan kualitas yang disadari lebih penting dan bersifat lebih lama. Seperti juga Narcissuss, erotic lover juga memiliki sosok keindahan atau kecantikan yang diidealkan dalam kehidupan nyata. Sebagai akibatnya, erotic lover seringkali merasa tidak terpuaskan atau bahagia. Bukanlah suatu hal aneh, erotic lover secara khusus sensitif
terhadap
ketidaksempurnaan
fisik
pada
seseorang yang mereka cintai. Ludus: Hiburan dan Kesenangan. Cinta Ludus dianggap sebagai
yang
paling
berpengalaman
dalam
SUDUT PANDANG Seorang peneliti, Robert Sternberg mendefinisikan cinta sebagai suatu kombinasi dari keintiman, hasrat, dan komitmen (Sternberg, 1986, 1988; Lemieux & Hale, 1999, 2001). Keintiman, merupakan aspek emosional dari cinta, termasuk berbagi, mengkomunikasikan, dan saling mendukung. Hasrat, merupakan aspek motivasi, yang terdiri dari ketertarikan fisik dan hasrat romantic. Komitmen, merupakan aspek kognitif, terdiri dari keputusan yang anda buat terkait dengan kekasih anda. Ketika anda memilik ketiga aspek dalam derajat yang sama, anda sedang merasakan cinta. Bagaimana definisi tersebut seesuai dengan arti yang anda pahami untuk “cinta”?
hal
permainan, atau apapun yang menyangkut dengan kesenangan. Semakin baik anda dalam permainan, maka akan semakin besar kesenangannya. Cinta dianggap tidak terlalu serius; perasaan atau emosi dikendalikan karena jika tidak maka akan menjadi masalah; hasrat tidak pernah meningkat pada poin dimana hal tersebut tidak dapat dikendalikan. Ludic 1 “A relationship Spesific Version of the Love Attitude Scale” by C. Hendrick and S. Hendrick, Journal of Social Behavior and Personality 5, 1990. Reprinted by permission of Select Press.
lover (merupakan kekasih dengan kecenderungan tipe cinta Ludus) merupakan seseorang yang penuh pengendalian diri, selalu waspada terhadap kebutuhan untuk mengendalikan cinta
dibandingkan
dengan
membiarkan
cinta
mengendalikan.
Kemungkinan,
dikarenakan keinginannya untuk selalu mengendalikan cinta, beberapa peneliti berpendapat bahwa kecenderungannya tersebut dapat berujung pada agresi seksual (sarwer, Kalichman, Johnson, Early, et al.,1993). Tidak mengherankan ludic lover mempertahankan pasangannya selama pasangannya dianggap menarik atau menghibur. Ketika ketertarikan tersebut memudar, itulah saat untuk mengganti pasangan. Kemungkinan, karena cinta dianggap sebagai permainan, kesetiaan seksual tidak terlalu penting. Faktanya, penemuan terbaru menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki nilai tinggi pada cinta ludic cenderung berada dalam hubungan dan aktivitas seksual yang bersifat “extradyadic” dibandingkan dengan orang yang memiliki nilai rendah dalam cinta ludus (Wierderman & Hurd, 1999). Ludic lover juga memiliki nilai yang tinggi
pada kecintaan terhadap diri sendiri (Campbell, Foster, & Finkel, 2002). Storge : Kedamaian dan Perlahan: Cinta storge (berasal dari bahasa yunani untuk “cinta kekeluargaan”) kurang dalam hasrat dan intensitas. Storgic lover berencana untuk menemukan kekasih tetapi untuk menciptakan hubungan persahabatan dengan seseorang yang mereka kenal dan dengan orang-orang dimana mereka dapat berbagi kesenangan dan aktivitas. Cinta storge merupakan proses bertahap dalam menguraikan pemikiran dan perasaan; perubahan datang dengan perlahan dan sangat bertahap yang sulit untuk mengartikan dengan jelas pada tahap apa suatu hubungan berada. Aktivitas seksual dalam hubungan storgic datang terlambat, dan ketika terjadi, hal tersebut tidak dianggap terlalu
penting. Pragma : praktis dan tradisional. Pragma lover (kekasih dengan kecenderungan jenis cinta pragma) adah praktis dan mencari hubungan yang dianggap dapat dijalani atau sesuai. Pragma lover menginginkan kesesuaian dan suatu hubungan dimana kebutuhan penting dan keinginan mereka dapat terpenuhi. Mereka menganggap penting kualifikasi sosial dari pasangan yang berpotensi dibangdingkan dengan kualitas diri; keluarga dan latar belakang sangat penting bagi pragma lover , yang berpatokan pada logika dibandingkan dengan perasaan. Pragma lover melihat cinta sebagai hubungan yang berguna yang dapat membuat kehidupan menjadi lebih mudah. Sehingga pragma lover mempertanyakan pasangan potensial mereka seperti, “apakah orang ini dapat
menghasilkan kehidupan yang baik” “apakah orang ini bisa memasak?” “apakah orang ini dapat membantu saya mengembangkan karir” hubungan yang dijalan pragma lover jarang mengalami keburukan. Hal ini sebagian karena pragma lover memilih pasangan mereka dengan hati-hati dan mengutamakan persamaan. Alasan lainnya karena mereka
memiliki ekspektasi romantisme yang realistis. Mania : kegembiraan dan kemuraman/ depresi. Mania berkarakter ekstrim tinggi dan ekstrim rendah. Seorang manic lover mencintai secara intens dan pada saat yang bersamaan terus menerus mengalami kekhawtiran kehilangan cinta. Ketakutan tersebut biasanya mencegah manic lover untuk merasakan kebahagiaan yang berlebih dalam satu hubungan. Dengan sedikit provokasi, manic lover dapat menjadi sangat pencemburu. Manic lover sangat obsesif; manic lover harus memiliki orang yang dicintainya secara sepenuhnya. Sebagai balasannya, manic lover berharap untuk juga dimiliki, dan untuk dicintai secara intens. Seorang manic lover yang kurang memiliki gambaran terhadap diri sendiri dapak berkembang hanya dengan dicintai; perasaan berarti/ pantas yang berasal dari kondisi dicintai melampaui perasaan berarti yang berasal dari kondisi manapun, Karena cinta dianggap sangat penting, tanda-tanda berbahaya dalam suatu hubungan cenderung diabaikan; manic lover merasa bahwa jika memiliki cinta, maka tidak ada hal
lain yang penting. Agape: mengasihi dan tidak mementingkan diri sendiri. Agape merupakan cinta yang penuh perasaan mengasihi, dan perasaan yang ingin member. Seorang agapic lover mencintai orang-orang yang bahkan tidak memiliki ikatan dekat dengan mereka. Jenis tipe pecinta ini mencintai orang yang tidak dikenal yang ditemuinya dijalan meskipun keduanya belum pernah bertemu sama sekali. Agape merupakan cinta yang bersifat spiritual, menawarkan tanpa mengharapakan keuntungan aatau kepentingan pribadi. Pecinta ini mencintai tanpa mengharapkan balasan. Yesus, Buddha, dan Ghandi mengajarkan cinta tanpa sayarat ini (Lee, 1976). Pada satu pengertian, agape merupakan jenis cinta yang filosofis dibandingkan dengan cinta yang kebanyakan orang berusaha dapatkan. Tidak mengherankan, orang-orang yang percaya kepada yuan, konsep dalam budaya cina yang berasal dari kepercayaan budha mengenai takdir, biasanya lebih sering mengalami cinta agapic dan lebih sedikit merasakan cinta erotis (Goodwin & Findlay, 1997).
Setiap jenis dari cintta tersebut dapat dikombinasikan satu sama lain untuk membentuk pola yang baru dan berbeda (sebagai contoh, manic dan ludic atau storge dan pragma). Keenamnya, menunjukkan tipe utama dari cinta dan menggambarkan kompleksitas dari suatu hubungan percintaan. Keenam tipe cinta ini juga harus mampu menggambarkan bahwa orang yang berbeda menginginkan hal yang juga berbeda, dan bahwa setiap orang mencari penyempurnaan melalui cara-cara yang unik. Cinta yang mungkin tampak kurang hidup atau gila atau membosankan bagi anda mungkin saja dianggap ideal bagi orang lain. Pada saat yang bersamaan, orang lain dapat melihat sebagai suatu hal yang sama buruknya terhadap cinta yang anda cari. Cinta mengalami perubahan. Cinta yang pada awalnya dikatakan sebagai pragma dapat berubah menjadi ludus atau eros. Hubungan yang dimulai sebagai erotis dapat berkembang menjadi mania atau storge. Satu pendekatan melihat proses perkembangan ini memiliki tiga tahap utama (Duck, 1986):
Tahap pertama : Eros, Mania, dan ludus (ketertarikan awal) Tahap kedua : Storge (sebagaimana suatu hubungan berkembang) Tahap ketiga : Pragma (dimana ikatan dalam hubungan berkembang)
Dalam memeahami mengenai tipe cinta, anda mungkin merasa bawa jenis sifat tertentu biasanya terlihat pada satu tipe dibandingkan tipe lainnya. Berikut merupakan perilaku dari sifat yang dianggap oleh para peneliti mencerminkan tipe cinta tertentu (Taraban & Hendrick, 1995). Karakteristik sifat mana yang menurut anda sesuai dengan enam jenis cinta (eros, ludus, storge, pragma, mania atau agape) ?
Tidak perhatian, suka berahasia, tidak jujur, egois, berbahaya Jujur, setia, dewasa, peduli, penyayang, mengerti Cemburu, posesif, obsesif, emosional, bergantung Seksual, menarik, penyayang, senang, optimis Komitmen, memberi, peduli, rela berkorban, penyayang Berorientasi keluarga, merencanakan, berhati-hati, bekerja keras, terikat
Parisipan dalam penelitian mengenai perilaku ini, menggambarkan: 1= ludus, 2= storge, 3= mania, 4 = eros, 5= agape, dan 6= pragma. Catatan, tentu saja, hasil tersebut tidak mengimplikasikan bahwa ludus lover sebagai tidak perhatian, suka berahasia, dan tidak jujur.
Maksud mereka adalah orang – orang secara umum berpikir bahwa ludus lover dianggap tidak perhatian, suka berahasia, dan tidak jujur. Cinta dan Komunikasi Bagaimana cara anda berkomunikasi ketika jatuh cinta? Apa yang anda katakana? Apa yang anda lakukan secara nonverbal? Menurut penelitian, anda mebesar-besarkan kebaikan orang yang anda cintai dan memperkecil kesalahannya. Anda berbagi perasaan dan pengalaman, berbicara lemah lembut, dengan kesopansantunan yang terhadap satu sama lain; ekspresi sopan santu seperti “tolong, terima kasih,” dll. Anda seringkali menggunakan “komunikasi pribadi.” Jenis komunikasi ini memasukkan rahasia yang anda sembunyikann dari orang lain dan dengan pesan yang memiliki arti hanya dalam hubungan tertentu (Knapp, Ellis & William, 1980). Anda juga menciptakan dan menggunakan idiom pribadi (dan panggilan sayang): kata-kata, kalimat-kalimat, dan sikap yang membawa arti yang untuk hubungan tertentu dan mengatakan bahwa anda memiliki satu bahasa special yang menggambarkan ikatan spesial (Hopper, Knapp, & Scott, 1981). Ketika orang lain berusaha menggunaka idion pribadi tersebut – sebagaiaman yang biasanya mereka lakukan- ekspresinya akan tampak tidak sesuai. Anda berada dalam kondisi pengungkapan diri yang signifikan. Terdapat lebih banyak penerimaan dan lebih sedikit penolakan
ASK YOURSELF Menemukan informasi pribadi Anda terlibat dalam hubungan romantic dengan seseorang di tempat kerja, tetapi sebelum hubungan ini berjalan lebih jauh, anda ingin tahu mengenai status HIV orang tersebut dan praktek seks aman. Tanyakan pada diri anda: Apa yang hal yang akan anda katakana untuk mendapatkan informasi yang jujur, tetapi pada saat yang bersamaan tidak menciptakan ketegangan dalam hubungan,
diantara kekasih dibandingkan dengan yang bukan pasangan kekasih. Tidak mengherankan, anda juga menggunakan strategi resolusi konflik yang membangun jika anda merasa hubungan anda terancam (Keltner, Londahl, & Smith, 2001). Anda menjadi lebih waspada terhadap apa yang pantas atau tidak pantas diucapkan terhadap orang yang anda cintai. Anda tahu bagaimana memberikan penghargaan, tetapi juga tahu bagaimana menghukum, satu sama lain. Secara singkat, anda menyetahui apa yang dilakukan untuk mendapatkan reaksi yang diinginkan. Diantara sekian banyak, sebagian besar mengkomunikasikan cinta dengan cara berbicara langsung atau menggunkana telepon (dalam satu survey 79 % mengidentifikasikan mereka
melakukan cara ini), selain itu mengungkapkan dukungan, dan juga dapat berupa kejasama (Marston, Hecht, & Robers, 1987). Secara nonverbal, anda juga mengkomunikasikan cinta. Kontak mata yang lama merupakan indicator cinta yang paling jelas dari cinta. Kontak mata yang yang seringkali dihindari akan selalu memicu respon “apa yang salah?.” Anda juga mengalami periode diam yang lebih lama debandingkan dengan yang anda lakukan dengan teman-teman anda (Guerrero, 1997). Sebagai tambahan, anda juga memberikan isyarat afilisi (tanda dimana anda mencintai orang lain), termasuk anggukan, perilaku, dan menyandarkan, anda juga memberikan senyum Duchennesenyum yang melebihi control sukarela dan mengisyaratkan suka cita (Gonzaga, Keltner, Londahl, & Smith, 2001). Anda menumbuhkan kesadaran tidak hanya terhadap kekasih anda tetapi juga terhadap penampilan fisik anda. Sebagai contoh, otot besar anda mengalami peningkatan. Ketika jatuh cinta anda mengalami pola perilaku yang suka bersolek, khususnya ketika akan menemui seseorang yang anda cintai, dan anda memposisiskan tubuh anda secara atraktif- otot perut ditarik, bahu dibidangkan, kaki diatur sedemikian rupa dalam posis yang maskulin atau feminine. Cara berbicara anda mungkin akan memiliki kualitas vocal yang berbeda. Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa ketertarikan seksual memperbesar membrane pernapasan, yang mempengaruhi kualitas pernapasan dalam suara (M. Davis, 1973). Anda mengeliminasi tindakan yang dianggap tabu secara sosial, setidaknya dalam kehadiran seseorang yang anda cintai. Sebagai contoh, anda tidak membersihkan gigi, membersihkan telinga, atau buang angin di tempat umum.Hal yang menarik adalah, perilaku ini akan kembali setelah pasangan kekasih telah berada dalam suatu hubungan permanen. Anda lebih sering menyentuh dan lebih intim (Guerrero, 1997). Anda juga menggunakan lebih banyak “sinyal ikatan,” sikap nonvernal yang menunjukkan bahwa anda bersama, seperti berpegangan tangan, berjalan dengan tangan saling menggenggam, berciuman, dan sebagainya. Anda bahkan berpakaian sama. Cinta, Budaya, dan Gender
Seperti persahabatan, cinta sangat dipengaruhi oleh budaya dan gender (Dion & Dion, 1996). Mari pertama-tama mencari tahu beberapa pengaruh budaya terhadap abagaimana anda melihat cinta dan kemungkinan terhadap tipe dari cinta yang anda cari atau jaga. Meskipun sebagian besar dari penelitian mengnai enam tipe cinta dilakukan di Amerika Serikat, beberapa penelitian dilakukan di budaya yang lain (Bierhoff & Klein, 1991). Hal ini hanya merupakan satu contoh dari penemuan dalam penelitian- yang cukup untuk mengilustrasikan bahwa budaya merupakan faktor penting dalan cinta. Orang-orang asia diketahui lebih berorientasi persahabatan dalam gaya mencintai mereka dibandingkan dengan orang-orang Eropa (Dion & Dion, 1993b). Anggota-anggota dari budaya individualis (sebagai contoh, orang-orang eropa) biasanya memberikan perhatian yang lebih besar terhadap cinta yang romantic dan terhadap pemenuhan kebutuhan individu. Anggotaanggota dari budaya kolektif lebih suka menyebarkan cinta mereka melalui jaringan kekerabatan yang luas (Dion & Dion, 1993a). Jika dibandingkan dengan orang-orang cina, laki-laki amerika memiliki nilai yang lebih tinggi pada cinta ludic dan agapic dan rendah pada lebih rendah pada cinta erotic dan pragma. Laki-laki amerika juka lebih sedikit menunjukkan kepuasan emosional sebagai suatu hal yang penting dalam memelihara hubungan (Sprecher & Toro-Moro, 2002). Satu studi yang menemukan bahwa tipe cinta diantara orang-orang meksiko berkarakteristik tenang, penuh kasih, dan berhati-hati (leon, Philbrick, Parra, Escobedo, et.al., 1994). Membandingkan antara tipe cinta anatara Amerika Serikat dan Perancis, ditmukan bahwa orangorang di Amerika memiliki nilai yang lebih tinggi pada cinta Storge dan Mania dibandingkan dengan Perancis; Secara kontras, orang perancis memiliki nilai lebih tinggi pada cinta agape (Murstein, Merighi, & Vyse, 1991). Pada wanita kaukasia amerika, memiliki nilai yang lebih tinggi pada mania dibandingkan dengan wanita afrika amerika, dimana wanita afrika amerika lebih tinggi dalamcinta agape . Laki-laki kaukasia dan afrika amerika memiliki nilai hampir sama; tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistic (Morrow, Clark, & Brock, 1995). Gebder jg\uga berperan dalam cinta. Di Amerika Serikat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam cinta cukup besar. Dalam nover, puisi dan media massa, laki-laki dan perempuan digambarkan berperilaku sangat berbeda ketika jatuh cinta, dicintai, dan dalam mengakhiri hubungan cinta. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh Lord Byron dalam Don Juan “cinta laki-laki merupakan kehidupan terpisah laki-laki, yang mana perempuan hidup untuk itu
sepenuhnya.” Perempuan digambarkan sebagai emosional, laki-laki sebagai logis. Perempuan seharusnya mencintai secara terus menerus; laki-laki seharusnya mencintai dengan bebas/ tidak terikat. Perempuan dan laki-laki tampak mengalami cinta dalam derajat yang sama , penelitian berlanjut untuk menemukan persamaan yang lebih besar mengenai konsep cinta antara laki-laki dan perempuan
(Rubin,
1973;
Perempuan
mengindikasikan
Fehr
&
cint
Broughton, ayang
lebih
2001). besar
dibandingkan laki-laki untuk teman dengan jenis kelamin yang sama. Hal ini mungkin mencerminkan perbedaan yang besar antara kedua jenis kelamin, aau hal itu mungkin merupakan suatu fungsi dari batasan soial terhadap laki-laki. Laki-laki tidak seharusnya mengungkapkan perasaan cinta mereka terhadap laki-laki lain. Perempuan mendapatkan kebebasan
SUDUT PANDANG Laki-laki dan perempuan dari budaya yang berbeda diberikan pertanyaan: “jika seorang laki-laki (perempuan) memiliki seluruh kualifikasi yang kamu inginkan, apakah kamu akan menikahi orang tersebut meskipun kamu tidak mencintainya?” Hasilnya berbeda dari sau budaya ke budaya lainnya (Levine. Sato, Hashimoto, & verma, 1994). Sebagai contoh, 50 persen responden dari Pakistan menjawab iya, 49 dari India menjawab iya, dan 19 persen dari Thailand menjawab iya. Perbedaan ekstrim dari Jepang yang menjab 2 persen iya, Amerika Serikat hanya 3,5 persen, dan Brazil hanya 4 persen. Bagaimana anda menjawab pertanyaan ini? Bagaimana jawaban anda dipengaruhi oleh budaya?
yang lebih besar dalam mengutarakan cinta terhadap sesame perempuan. Laki-laki dan perempuan juga berbeda dalam jenis cinta yang lebih disukai (hendrick, Hendrick, Foote, & Slapiono- Foote, 1984). Sebagai contoh, dalam satu versi mengenai tes cinta yang dilakuan, laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi dalam cinta erotic dan ludic, dimana perempuan memiliki nilai lebih tinggi dalam manic, pragmatic, dan storgic. Tidak ada perbedaan signifikan ditemukan dalam cinta agapic. Perempuan mengalami pengalaman romantis lebih awal dari laki-laki. Di Amerika Serikat usia rata-rata ketergila-gilaan pada perempuan adalah 13 dan pada laki-laki 13,6; usia rata-rata untuk pengalaman pertama jatuh cinta untuk perempuan 17,1 dan laki-laki 17,6 (Kirkpatrick & Caplow, 1945; Hendrick, Hendrick, Foote, & Slapion- Foote, 1984). Penelitian dalam usia saat pertama kali memiliki pengalaman seksual menunjukkan perbedaan gender beragam dari satu budaya ke budaya lainnya (Singh, Wulf, Samara, & Cuca, 2000). Sebagai contoh, usia rata-rata di gana untuk pengalama seksual pertama adalah 16.9 bagi perempuan dan 18,4 bagi laki-laki. Di Amerika Serikat adah 17,2 bagi perempuan dan 16,1 bagi laki-laki. Sedangkan di Inggris
perbedaanya tidak terlalu besar (17,4 bagi perempuan dan 17,2 bagi laki-laki). Di Amerika Serikat Perempuan menikah pertama kali lebih cepat dibandingkan laki-laki; pada tahun 2003 usia rata-rata untuk pernikahan pertama bagi perempuan 25,3 dan laki-laki 27,1 (www.census.gov, accessed 8/19/2005). Orang-orang dengan pengalaman, budaya, dan usia yang berbeda, sebagai contoh, kemungkinan akan melihat figure tersbut secara berbeda. Beberapa akan melihat tersebut terlalu tinggi, beberapa akan menilai ini cukup benar, dan beberapa akan menilai ini terlalu rendah. Banyak penelitian menemukan bahwa laki-laki melakukan lebih banyak perhatian dalam cinta dibandingkan perempuan. Sebagai contoh, ketika mahasiswa diberikan pertanyaan “jika seorang laki-laki (perempuan) memiliki seluruh kualifikasi yang kamu inginkan, apakah kamu akan menikahi orang tersebut meskipun kamu tidak mencintainya?” dua per tiga laki-laki merespon tidak, yang Nampak mengindikasikan persentase yang lebih tinggi perhatian terhadap cinta dan romansa. Sedangkan, kurang dari satu pertiga perempuan menjawab tidak (LeVine. Sato, Hashimoto, & verma, 1994). Selanjutnya, ketika permpuan dan laki-laki disurvey menyangkut pandangan mereka terhadap cinta- baik itu didasarkan secara realistis atau romantis- ditemukan bahwa perempuan yang telah menikah memiliki pandangan yang lebih realistis (kurang romantis) mengenai cinta dibandingkan dengan laki-laki yang telah menikah (Knapp & Vengelisti, 2005). Penelitian tambahan juga mendukung pandangan bahwa laki-laki lebih romantis. Sebagai contoh, “Laki-laki dibandingkan dengan perempuan lebihpercaya terhadap cinta pada pandangan pertama, cinta sebagai suatu dasar dalam pernikahan dan untuk melewati hambatan, dan untuk meyakini bahwa pasangan dan hubungan mereeka akan sempurna” (Sprecher & Metts, 1989). Perbedaan ini tampak semakin meningkat seiring perkembangan hubungan romantis; laki-laki menjadi lebih romantis dan perempuan sebaliknya (Frengler, 1974). Satu perbedaan lebih lanjut dalam gender dituliskan mengenai, perbedaan danra laki-laki dan perempuan dalam mengakhiri hubungan (Blumstein & Schwartz, 1983; cf., Janus & janus, 1993). Mitos popular membuat kita meyakini nahwa suatu hubungan berakhir dikarenakan lakilaki yang menjalin hubungan lain. Tetapi penelitian tidak mendukung hal tersebut. Ketika dilakukan survey mengenai alasan mengakhiri satu hubungan, hanya 15 persen laki-laki yang terindikasi bahwa berkhirnya satu hubungan dikarenakan ketertarikan terhadap pasangan yang
lain, sedangkan 32 persen perempuan terindikasi memiliki alasan yang sama sebagai satu alasan unutk mengakhiri hubungan. Penemuan ini juga konsisten dengan persepsi pasangannya: 30 persen laki-laki (tetapi hanya 15 persen perempuan) menuliskan bahwa pasangan merekaketertarikan pada orang lain sebagai alasan untuk berpisah. Sebagai reaksi terhadap hubungan yang berakhir, perempuan dan laki-laki menampilak kemiripan dan perbedaan. Sebagai contoh, kecenderungan pada laki-laki dan perempuan hampir sama untuk membayangkan kembali kenangan indah dan mengunjungi kembali tempat-tempat dengan kenangan masa lalu. Sedangkan, laki-laki lebih sering memimpikan kehilangan pasangannya sebagai reaksi dari perpisahan dibandingkan dengan perempuan. KELUARGA JIka anda harus mengidentifikasikan keluarga, anda kemungkinan akan menjawab bahwa keluarga terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan satu atau lebih anak. Jika ditanyakan lagi, anda mungkin akan menambahkan keluarga juga mencakup keluarga yang lainnya- adik ipar, kakek, nenek, kakak, adik, dan seterusnya. Tetapi jenis lain dari hubungan, siantara anggota , “keluarga.” Kotak 12.1 memeberikan beberapa data statistic keluarga yang dikeluarkan pada tahun 1970 dan pada tahun 2002. Satu contoh nyata bahwa orang-orang hidup bersama dalam hubungan eksklusif yang tidak menikah. Dan menjadi bagian diantara orang-orang
yang tinggal seakan mereka menikah;
terdapat komitmen seksual yang eksklusif ; mungkin saja memiliki anak, terdapat pembagian tanggung jawab financial, pembagian waktu, dan pembagian tempat. Hubungan ini mencerminkan pernikahan tradisional, kecuali bahwa pebikahan penyatuan diketahui oleh lembaga keagamaan, negara, atau keduanya danhanya orang-orang yang menikah yang mendapatkan keuntungan perlindungan dari negara. Contoh lainnya adalah pasangan gay atau lesbian yang hidup bersama sebagai “pasangan domestik” atau dalan satu “ikatan sipil”- biasanya bentuk baru untukk orang-orang yang hidup dalam hubungan komitmen – dalam satu rumah tangga yang memiliki karakteristik satu keluarga. Banyak dari pasangan ini memiliki anak dari hasil hubungan heteroseksualnya dulu, atau melalui inseminasi buatan, atau melalui adopsi. Meskipun data yang akurat sulit untuk didapatkan , hubungan antara pasangan gay dan lesbian lebih nyata terlihat melalui media massa
membuat kita meyakini hal tersebut. Menurut The New York Time Almanac with Information Please (2005), jumlah dari pasangan homoseksual yang berbagi tempat tinggal sekitar 1 persen dari seluruh rumahtangga (atau 594,391 rumah tangga dengan pasangan sejenis), dan ehli relasi menyetujui, berada dalam hubungan yang terikat atau berkomitmen merupakan tujuan dari kebanyakan orang, tanpa memperhatikan orientasi kasih saying (Patterson, 2002; Kurdek, 2000; 2004; Fitzpatrick & Caughlin, 2002). KOLOM 12.1 Perubahan Wajah Keluarga Amerika Ini merupakan beberapa data statistik dari keluarga Amerika untuk tahun 1970 dan 2002, sebagaimana dilaporkan dalam The New York Time Almanac dan Book of Facts 2005, bersamaan denga tren lainnya bagan ini mengindikasikan. Apa tren lain yang anda lihat dalam keluarga? Karakter keluarga 1970 Jumlah anggota keluarga 3.58 dalam
keluarga
2002 3.21
pada
umumnya Keluarga tanpa anak
Tren Mencerminkan kecenderungan keluarga yang lebih kecil
44.1%
52%
Mencerminkan keluarga
Keluarga dari pasangan yang 86.8%
76.3%
telah menikah
yang
peningkatan memilih
untuk
jumlah tidak
memiliki anak Mencerminkan pertumbuhan tren untuk pasangan
heteroseksual
yang
hidup
sebagai keluarga tanpa menikah, lajang yang memiliki anak, dan gay atau lesbian Perempuan sebagai kepala 10.7%
17.7%
keluarga
yang membentuk keluarga Mencerminkan pertumbuhan jumlah dari permpuan yang memiliki anak tanpa pernikahan dan peningkatan perceraian
Keluarga pasangan- menikah
86.8%
76.3%
dan perpisahan Mencerminkan pertumbuhan tren untuk pasangan yang membentuk keluarga tanpa
Keluarga orang tua-tunggal
13%
27.8%
menikah Mencerminkan pertumbuhan tren untuk
perempuan (khususnya) untuk mengatur Keluarga yang dikepalai oleh 248.000 perempuan
yang
4.3 juta
belum
keluarga tanpa pasangan Mencerminkan pertumbuhan tren untuk perempuan memiliki anak dan mengatur
pernah menikah dengan anak Anak-anak yang hidup 12%
23%
keluarga tanpa menikah Mencerminkan pertumbuhan
angka
dengan satu orang tua
perceraian dan peningkatan jumlah anak
Anak-anak antara usia 25 8%
9.3%
lahir dari ibu yang tidak menikah Mencerminnkan peningkatan kesulitan
dan 34 yang tinggal di rumah (11.9
(19.2
ekonomi
orang tua
juta)
kemungkinan
juta)
dalam
rumah
tangga
peningkatan
dan
jumlah
perceraian dalam pernikahan (khususnya bagi laki-laki) ASK THE RESEARCHER POLA DISFUNGSI KELUARGA Prinsip-prinsip komunikasi yang diaplikasikan pada keluarga inti (ayah, ibu dan anak) juga saya berasal daridalam keluarga dengan disfungsi klasik, Pada dan saya memutuskan untuk meninggalkannya, diaplikasikan keluarga-keluarga tersebut. diskusi selanjutnya, konsep hubungan tetapi sayamenunjukkan pernah mendengar bahwa poladua keluarga akanutamaterulang sendirinya. Adakah yang primer hubungan antara kelompok istridengan dan suami, pasangan kekasih, dapat saya domestic,sebagai lakukan untuk menghentikan pola keluarga tersebut menunjukkan terulang yang dapatyang mencegah saya pasangan contoh- dan konsep kenstelasi lebih luas mendapatkan kehidupan keluarga yang bahagia dan produktif? yang mencakup anak-anak, keluarga, dan berbagai macam pihak. Merubah pola perilaku lama-bertahan merupakan hal yang sulit. Anda sudah mengambil satu Karakteristik dalamyang Keluarga langkah kedepan ketika anda mawpada terhadap pola tersebut . Sekarang anda membutuhkan waktu Seluruh hubungan dan keluarga primer memiliki beberapa syarat secara lebih lanjut mencirikan untuk memahaminya- untuk mencari tahu mengapa keluarga terikat dalam satu perilaku dan jenis hubungan tersebut; penetapan peran, pengakuan terhadap kewajiban, sejarah dan masa menghindari perliaku lainnya. Memahami pola tersebut dapat membantu anda mengenali depan yang sama, tempat tinggal yang sama, dan aturan yang ditetapkan. permasalahan ketika masalah tersebut muncul kembali. Ketika anda keluar ikatan dalam pola tersebut, maka anda tidak lagi seperti anggota andaprimer yang lain. Merupakan yangcukup mudahjelas untuk Penetapan peran pasangan dalamkelaurga hubungan memiliki persepsihalyang memperhatikan keluarga mencari satu dalam pola disfungsi; sulitorang adalah solusi terhadap perananggota dari setiap orangdan yang dimainkan kaitannyayang dengan lainmencari dan dalam darisuatu masalah tersebut. Terikat dalam polaSetiap alternative mencegah anda kembali kepada ataupun pola yang hubungan secara keseluruhan. pihakakan membutuhkan aturan dari budaya lama. kelompok sosialnya; dan mengetahui apa kewajiban, rugas, hak, dan tanggung jawab mereka. Peran pasangan termasuk menghasilkan uang, memasak, membersihkan rumah, mengasuh anak, Untuk informasi selanjutnya lihat L. Rubin, The Transcendent Child: Tales of Thriumph over the Past sekretasi sosial, decorator rumah, tukang pipa, tukang kayu, dll (New York: Basic Book, 1996). Anita L. Vangelisti (Ph.D., University of Texas at Austin)adalah professor dalam studi komunikasi di universitas Texas Austin. Penelitiannya berfokus pada asosiasi antara kamunikasi dan emosi dalam konteks hubungan personal dekat. Beliau adalah co-editor dari seri Cambridge University Press mengenai Kemajuan dalam hubungan antar personal dan telah menjadi editor dari banyak jurnal. Dr. Vangelisti telah menerbitkan sejumlah artikel dan bab dan juga beberapa buku.
Pada satu saat dapat dilakukan peran-peran tersebut dapat dibagi, tetapi kemudian setiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas tertentu. Kebanyakan pasangan heteroseksual membagi peran dengan cara yang tradisional, laki-laki sebga penghasil pendapatan rumah tangga dan orang yang melakukan pembiayaan sedang perempuan sebagai melakukan aktivitas memasak, pengasuh anak, dan penjaga rumah. Hal ini lebih sedikit terjadi pada pasangan yang berpendidikan tinggi dan pasangan yang memiliki latar belakang sosial ekonomi lebih tinggi, dimana perubahan dalam peran sosial tradisional pertama kali terlihat. Bagi pasangan gay dan lesbian, peran-peran steryotipe laki-laki atau perempuan yang jelas, tidak ditemukan. Salah satu ringkasan penelitian, sebagai contoh, menuliskan bahwa studi ilmiah “telah menggugurkan mitos. Sebagian besar pasangan gay dan lesbian tidak menerima peran maskulin dan feminism; sebaliknya, peran yang fleksibel merupakan pola yang diambil pada umumnya… menurut pandangan ini, pernikahan heteroseksual tradisional bukanlah merupakan model contoh yang dominan untuk pasan homoseksual saat ini” (Peplau, 1988). Kesadaran terhadap Tanggung jawab. Anggota keluarga melihat diri mereka memiliki kewajiban dan tanggung jawab terhadap satu sama lain. Seseorang lajang tidak memiliki jenis
kewajiban yang sama terhadap orang lain dibandingkan dengan seseorang yang berada dalam hubungan primer. Sebagai contoh, Individu memiliki kewajiban untuk membantu orang lain secara financial. Juga terdapat tanggung jawab emosional: untuk memberikan kenyamanan ketika aknggota keluarga merasa tertekan, untuk turut berbahagia tas kebahagiaan mereka, untuk turut merasakan kesedihan mereka, untuk meningkatkan semangat mereka. Setiap orang sebagai pasangan juga memiliki kewajiban sementara untuk memberikan batasan waktu yang besar bagi orang lain. Pembagian waktu menjadi sangat penting pada setiap hubungan, meskipun tiap pasangan akan melakukannya dengan cara yang berbeda. Berbagi sejarah dan masa depan. Hubungan primer memiliki sejarah dan prosoek masa depan yang sama (saling berbagi). Agar suatu hubungan menjadi primer, harus ada semacam sejarah, atau seserapa interaksi lampau yang signifikan. Interaksi ini memungkinkan anggota untuk saling mengenai satu sama lain, untuk memahami satu sama lain dengan lebih baik, dan secara ideal untuk menyukai bahkan mencintai orang lain. Hal serupa, setiap individu melihat suatu hubungan memiliki masa depan yang potesnsial. Meskipun para peneliti memprediksi bahwa 20 persen pasangan yang memasuki pernikahan pertama mereka akan melakukan perceraian (angka tersebut lebih tinggi dibandingka pada pernikahan kedua) dan 41 persen seluruh orang pada usia dapat menikah akan mengalami perceraian. Berbagi tempat tinggal. Dalam budaya Amerikas secara umum, orang-orang dalam hubungan antar personal primer biasanya berbagi tempat tinggal yang sama. Ketika tidak berbagi tempat tinggal, situasi tersebut akan dinilai sebagai abnormal atau sementara, keduanya bagi budaya secara keseluruhan dan bagi individu yang terlibat dalam hubungan tersebut. Dalam beberapa budaya, laki-laki dan perempuan, tidak saling berbagi tempat tinggal; perempuan akan tinggal dengan anak-anak dan laki-laki akan tinggal bersama-sama dalam suatu pengaturan kelompok (Harris, 1993). Meskipun berbagi tempat tinggal pada umumnya adalah tujuan untuk sebagian besar hubungan primer, di Amerika Serikat, jumlah hubungan jarak jauh mengalami peningkatan. Lebih lanjut, meskipun hidup bersama merupakan satu tujuan, hal ini tidak berarti bahwa hubungan yang dilakukan jarak jauh menjadi kurang memuaskan. Setelah melakukan serangkaian penelitian , seorang peneliti menyimpulakn bahwa “terdapat sedikit sekali, jika ada, penurunan kepuasan, keintiman, dan komitmen dalam satu hubungan selama pasangan kekasih masih bisa bertemu dalam frekuensi waktu tertentu (biasanya sebulan sekali) ” (Rohlfing, 1995, pp. 182-183). Tidak mengherankan, penemuan menekukan bahwa para pasangan kekasih melakukan beragam strategi untuk tetap memlihara hubungan jarak-jauk tersebut, maka harus dilakukan usaha yang lebih untuk tetap menjaga kepuasan dalam hubungan. Strategi-strategi tersebut yang umum diantaranya: menggunakan satu sistem yang mendukung ketika berpisah, dan berkomunikasi dengan kreatif, seperti menggunakan kartu atau video (Westefeld & Liddell, 1982).
Menetapkan Aturan. Penelitian komunikasi keluarga merujuk pada pentingnya atura dalam mengartikan keluarga (Galvin & Brommel, 2000). Anda dapat melihat aturan sebagai tiga isu utama dalam komunikasi antar personal (Satir, 1983): (1) Apa yang dapat anda katakana? Dapatkah anda berbicara mengenai keuangan keluarga? Apakah kakek anda ‘peminum’? bagaimana gaya hidup saudara perempuan anda? (2) bagaimana anda dapat berbicara mengenai sesuatu? Dapatkah anda membuat lelucondari kekurangan adik anda? Dapatkah anda secara langsung mempertanyakan sejarah keluarga? (3) kepada siapa anda dapat berbicara? Dapatkah anda berbicara secara terbuka kepada anggota keluarga tambahan seperti sepupu, bibi, dan paman? Dapatkah anda berbicara pada tetangga dekat anda mengenai masalah kesehatan keluarga? Setiap keluarga mengajarkan tentang aturan komunikasi. Beberapa diantaranya besifat tegas, seperti “Jangan pernah berkontradiksi dengan seorang anggota keluarga di depan orang lain” atau “jangan pernah membicarakan mengenai keuangan dengan orang luar.” Beberapa aturan tidak diajarkan/ dibicarakan; anda menarik kesimpulan mengenai mereka sebagaimana anda belajar mengenai gaya berkomunikasi dari keluarga anda. Sebagai contoh, masalah finansian selalu didiskusikan secara rahasia dan dalam nada yang rendah, maka dari iru anda berekesimpulan bahwa permasalaha keuangan keluarga tidak seharusnya dibicarakan dengan orang lain. Aturan-aturan ini memberitahu anda mengenai perilaku mana yang bisa mendapatkan pujian (dan juga merupakan hak-hal yang sabaiknya anda lakukan) dan perilaku mana yang mendapatkan hukuman (yang juga tidak bisa anda lakukan). Aturan memberitahu kita mengenai langkah mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Aturan-aturan menyediakan satu bentuk struktur yang mengartikan keluarga sebagai unit bersatu dan memisahkannya dari keluarga lain yang serupa. Tidak mengherankan, aturan yang dikembangkan keluarga sangat dipengaruhi oleh budaya luar. Meskipun terdapat banyak persamaan antara keluarga diseluruh dunia, tetapi perbedaan akan tetap ada (Georgas et al., 2001). Sebagai contoh, anggota dari budaya kolektif dibandingkan dengan budaya individualisn lebih suka menyimpan informasi keluarga dari orang luar sebagai suatu cara untuk melindugi keluarga. Kecenderungan untuk melindungi keluarga ini dapat menjadi masalah serius dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga. Banyak perempuan tidak mengadukan kekarasan yang dilakukan oleh pasangannya dikarenakan keinginan untuk melindungi citra keluarga dan keinginan agar orang lain tidak melihat ketidaksempurnaan keluarga (Dresser, 1996). Teoritikus komunikasi keluarga berargumen bahwa suatu aturan harus fleksibel, sehingga kondisi-kondisi duluar kebiasaan dapat diakomodasi; sebagai contoh, terdapat situasi dimana keluarga harus mengganti jam makan malam, rencana liburan, atau patokan simpanan (Noller & Fitzpatrick, 1993) Aturan juga sebaiknya terbuka dalam negosiasi sehingga anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam memodifikasi dan merasa sebagai bagian dalam pengaturan keluarga.
Tipe Keluarga Berdasarkan respon dari lebih 1000 pasangan kekasih yang ditanyai menyangkut derajat berbagi, kebutuhan tempat, konflik mereka, dan waktu yang dihabiskan bersama, para peneliti telah mengidentifikasikan tiga tipe dasar dari hubungan primer; tradisiional, independen, dan terpisah (Fitzpatrick, 1983, 1988, 1991; Noller & Fitzpatrick, 1993). Pasangan tradisional berbagi sistem keyakinan dasarn dan filosofi dalam hidup. Mereka melihat diri mereka sebagai campuran dari dua orang yang menjadi satu pasangan dibandingkan sebagai dua individu terpisah. Tradisional meyakini segala sesuatu dibagi bersama dan melakukan sesuatu yang terpisah lebih sedikit. Pasangan ini berpegang pada peran tradisional gender, dan dan jarang sekali terdapat konflik mengenai peran. Terdapat beberapa konflik kekuasaan secara umum, dikarenakan setiap orang telah mengetahui peran spesifik dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi mereka, tradisionalis sangat responsive terhadap satu sama lain. Tradisionalis juga vergantung pada satu sama lain, tersenyum, dan berbicara banyak, dan saling menegur, dan dalam percakapan berusaha untuk mendengar sampai selesai seseorang yang sedang berbicara. Pasangan Mandiri berfokus pada individulitas mereka. Suatu hubungan merupakan hal yang penting, tapi tidak pernah lebih penting dari identitas individu. Meskipun para independents meluangkang banyak waktu bersama, mereka tidak menjadikannya sebagai ritual, sebagai contoh, memasukkannya dalam jadwal. Setiap individu menghabiskan waktu dengan teman diluar. Pasangan ini melihat diri mereka relatif androgini- individu yang menggabungkan kualitas dan peran tradisional feminin dan tradisional maskulin. Komunikasi diantaea pasangan ini responsive. Mereka terlibat dalam konflik secara terbuka dan tanpa ketakutan. Kehidupan mereka cukup jelas dan terdapat pengungkapan yang beresiko tinggi yang menjadi tipe mereka dan tidak dimiliki oleh tipe tradisional. Pasangan Terpisah. Hidup berpasangan tetapi melihat hubungan mereka lebih sebagai suatu kesempatan dibandingkan sebagai hasil dari cinta dan kebersamaan. Mereka tampak memiliki sedikit keinginan untuk bersama, faktanya, biasanya kebersamaan mereka hanya saat fungsi ritual, seperti pada waktu makan atau liburan bersama. Merupakan hal yang penting bagi pasangan ini bahwa setiap dari mereka memiliki ruang fisik dan psikologis sendiri. Para Separates berbagi sedikit; mereka masing-masing tampak menjalani kehidupannya terpisah. Pasangan ini relatif memegang nilai-nilai tradisional dan menjalani peran gender mereka, dan seriap tipe ini, melihat diri mereka sebagai individu terpisah dan bukan bagian dari “kami.” Sebagai tambahan dari ketiga aliran murni ini, juga terdapat beberapa kombinasi. Sebagai contoh, pada pasangan tradisional- terpisah, satu individu terpisah dan satu individu tradisional. Pola umum lainnya adalah tradisional-mandiri, dimana sartu individu meyakini pandangan tradisional mengenai hubungan dan satu dalam otonomi dan kebebasan. KELUARGA DAN KOMUNIKASI
Satu cara yang membantu untuk memahami keluarga dan hubungan primer dalam konsep pola komunikasi yang mendominasi dalam satu hubungan. Terdapat empat pola komunikasi umum yang akan dibahas; setiap hubungan antar personal dapat dilihat sebagai satu variasi terhadap pola-pola dasar ini. Pola Kesetaraan. Pola kesetaraan biasanya lebih banyak terdapat pada teori dibandingkan dalam praktek, tetapi hal tersebut merupakan awal yang baik untuk mencari pola komunikasi dalam hubungan primer. Pola ini cenderung hadir diantara pasangan berlawanan-jenis dibandingkan pada pasangan sejenis (Huston & Schwartz, 1995). Dala pola kesetaraan setiap orang melakukan transaksi komunikasi secara setara; peran yang dilakukan seimbang. Setiap orang dalam pola hubungan ini menerima kepercayaan yang setara ; satu pihak saling terbuka terhadap ide-ide, pendapat, VIEWPOINT dan kepercayaan terhadap pihak yang lainnya; masing- Jika anda melihat keluarga dari masing terikat dalam keterbukaan diri dalam dasar yang sudut pandang revolusi-darwin, setara. Komunikasinya bersifat terbuka, jujur, langsung, dan salah seorang peneliti menuliskan, bebas dari permainan kekuasaan yang biasanya terdapat pada anda harus menyimpulkan bahwa pola komunikasi antar personal lainnya. Tidak terdapat keluarga “tidak terlepas dari pemimpin dan pengikut, tidak terdapat pemberi atau pencari ketidakstabilan” dan hal tersebut pendapat; sebaliknya, kedua kelompok memainkan peran ini merupakan suatu esensi dan bukan secara setara. Dikarenakan kualitas mendasaar tersebut, pilihan, hal itulah yang tetap komunikasi itu sendiri bersifat setara. Sebagai contoh, membuat mereka bersama. Jika jumlah pertanyaan yang diajukan, kedalaman dan frekuensi mereka memiliki kesempatan yang dari pengungkapan jati diri, dan perilaku non verbal dari lebih baik ditempat lain, banyak sentuhan dan pandangan mataakan sama bagi kedua pihak. anggota keluarga akan Kedua pihak berbagi secara setara dalam proses pengambilan keputusan- dalam keputusan yang tidak penting, seperti misalnya film apa yang akan ditonton, sama halnya seperti dalam pilihan penting, seperti dimana akan menyekolahkan anak, atau rumah apa yang akan di beli. KOnflik akan muncul dalam hubungan yang tidak setara, tetapi hal tersebut tidak dilihat sebagai seuatu yang mengancam individu ataupun hubungan.
meninggalkan keluarga mereka secapatnya (Goleman, 1995b). Apa yang anda lihat sebagai keuntungan terbesar dari keluarga? Dan apa yang anda lihat sebagai suatu kekurangan?
Hubungan yang setara juga merupakan hal yang wajar. Menurut teori keadilan, kepuasan pada hubungan atau keluarga akan semakin tinggi jika terdapat kesetaraan – setiap pasangan mendapatkan bagian yang proporsional dari biaya dan yang didapatkan dalam suatu hubungan (bab 11), ketidakpuasan akibat ketidaksetaraan akan berujung pada reaksi “penyeimbangan derajat.” Sebagai contoh, pasangan yang tidak dianggap remeh kemungkinan akan mencari hubungan lain sebagai suatu cara untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu hubungan- lebih banyak cinta, lebih banya perhatian, dan dukungan (Walster, Walster, & Traupmann, 1987; Noller & Fitzpatrick, 1993).
Pola Pembagian Seimbang. Dalam pola ini, terdapat hubungan yang tidak setara, tetapi masing-masing pasangan memiliki otoritas yang berbeda terhadap bidang tertentu. Masingmasing pasangan dianggap sebagai orang ahli atau seorang pengambil keputusan dalam bidang yang berbeda. Sebagai contoh, Dalam keluarga inti, suami mengatur masalah bisnis dan politik, sedangkan istri memiliki kredibilitas dalam pengasuhan anak dan memask. Peran gender merupakan permasalahan mendasar dalam budaya (Hathfield & Raspon, 1996). Secara umum konflik diliat sebagai sesuatau yang tidak mengancam bagi individu dalam keluarga dengan pola pembagian seimbang, dikarena masing-masing pihak memiliki wilayah spesifik yang menjadi keahlian. Sebagai konsekuensinya, hasil dari setiap konflik selalu bisa diketahui. Pola Pembagian Tidak Seimbang. Dalam pola keluarga ini, satu pihak mendominasi; satu orang dilihat sebagai ahli dalam lebih dari seperdua bagian dari komunikasi mutual. Dalam berbagai bentuk kesatuan keahlian setara deengan aturan. Demikian, dalam pola pembagian tidak seimbang, satu orang lebih banyak melakukan control dalam hubungan. Dalam beberapa kasus orang tersebut memiliki kemampuan atau pengetahuan yang lebih , tetapi dalam lebih banyak kasus orang tersebut memiliki kelebihan dalam daya tarik atau dalam menghasilkan pendapatan. Pihak uang memiliki lebih sedikt pendapatan atau daya tarik yang kurang, sebagai suatu kompensasi mengabdi kepada pihak yang memiki kemampuan lebih, memperbolehkan pihak yang lebih kuat untuk memenangkan argument atau menentukan keputusan. Pihak yang melakukan control memberikan lebih banyak tuntutan, memberitahu pihak lain apa yang harus dilakukan, memberikan pendapat dengan bebas, menggunakan kekuasaan untuk memlihara control, dan sangat jarang meminta pendapat. Pihak yang dikontrol, sebagai balasannya, mengajukan pertanyaan, mencari pendapat, dan mencari pihak lain untuk menentukan keputusan. Pola Monopoli. Dalam hubungan monopoli, satu pihak terlihat sebagai otoritas. Pihak ini cenderung menggurui dibandingkan berkomunikas, orang ini hampir tidak pernah meminta saran. Pada tipe pasangan ini, jarang terdapat argument- dikarenakan kedua individu telah mengatahui siapa ‘bos’nya dan siapa yang akan memenangkan argumen tersebut, sehingga strategi dalam konflik biasanya mengambil bentuk melukai pihak lainnya. Pihak yang melakukan kontrol memberitahu pasangannya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Pihak yang mengontrol berbicara lebih sering menentukan topik pembicaraan dibandingkan pihak yang dikontrol (Palmer, 1989). Pihak yang tidak melakukan control meminta persetujuan pada pihak yang lain, dalam melakukan kepemimpinan, dan dalam menentukan pilihan.
ETIKA DALAM KOMUNIASI ANTAR PERSONAL Etika Hubungan Masalah etika dan pedoman yang berfungsi dalam hubungan persahabatan, romantic, keluarga, atau tempat kerja disingkat ETHICS- empathy (empati) (Cheney & Thompkins, 1987), talk rather than force (berunding dibandingkan memaksa), honesty (kejujuran) (Krebs, 1989), interaction management (manajemen interaksi), confidentiality (kerahasiaan), dan supportiveness (mendukung) (Johannesen, 2001). Empati : Orang yang terlibat dalam suatu hubungan memiliki kewajiban etis untuk berusaha memahami apa yang orang lain rasakan sama halnya bagaimana sudut pandang orang tersebut. Berbicara : keputusan dalam hubungan sebaiknya dimulai dengan berbicara dibandingkan dengan paksaan- melalui usaha persuasive, dan bukan kekerasan. Kejujuran: KOmunikasi dalam hubungan sebaiknya dilandasi dengan jujur Kerahasiaan : Seseorang mem[unyai hak untuk menuntut apa yang mereka katakana tidak akan diketahui oleh orang lain. Dukungan : iklim mendukung dan bekerja sama sebaiknya menjadi karakteristik interaksi antar personal pihak-pihak dalam hubungan
HUBUNGAN TMEPAT KERJA Tempat kerja merupakan suatu keadaan diamana terdapat setiap bentuk komunikasi, dan setiap bentuk hubungan hadir. Kita akan melihat tiga bentuk hubungan yang penting dalam wilayah tempat kerja:hubungan romantic, penasehat, dan jaringan. Hubungan Romantis Terdapat berbagai tanggapan mengenai hubungan romantis ditempat kerja. Beberapa organisasi berdasarkan asumsi yang mempeengaruhi kesuksesan dalam tempat kerja, melarang jenis huban seperti itu terjadi di lingkungan kerja. Pada beberapa perusahaan terlibat dalam hubungan cinta ditempat kerja dapat berkibat pada pemecatan, sedangkan ditempat lain kemungkinan tidak ada peraturan tertulis namun, secara implicit hubungan romantis antar pegawai kerja merupakan hal yang jelas ditentang. Dalam satu contoh, presiden dan CEO perusahaan pembuatan pesawat Boeing, Harry Stonepicher, diminta untuk mengundurkan diri setelah mengakui mmelakukan hubungan romantis dengan salah seorang eksekutif perempuan yang bekerja diperusahaan tersebut, tanpa mempertimbangkan selama dalam kepemimpinannya perusahaan Boeing mengalami peningkatan pendapatan sebesar stok harga sebesar 30%. (http//cbs.marketwatch.com, diakses 11 Maret 2005). Pada dampak positifnya, tempat kerja merupakan lingkungan yang mendukung bagi terbentuknya hubungan romantis, dengan ketertarikan sama terhadap satu bidang, tempat kerja
yang sama, tempat pelatihan dan ambisi yang sama, dan waktu yang diluangkan bersama, seluruh faktor mendukung terciptanya hubungan romantis. Penelitian mengenai masyarakat Amerika , yang tidak memiliki prospek pasangan yang sesuai untuk pernikahan pada masa perkuliahan, akan memilih mencari pasangan di tempat kerja sebagai satu alternatif logis. Satu penelitian yang menemukan bahwa sebanyak 80% pekerja di Amerika Serikat megalami hubungan romantis di tempat kerja (Pierce & Aguinis, 2001). Hubungan romantis di tempat kerja dapat memberikan kepuasan kerja yang lebih besar. Sebagai contoh, jika anda terterik secara romantis kepada rekan kerja anada, hal tersebut menjadi alasan untuk bekerja, bekerja sama, bahkan jam kerja tambahan menjadi semakin menyenangkan. Jika hubungan tersebut meberikan kepuasan yang sama pada kedua pihak, kedua individu tersebut akan memunculkan empati kepada satu sama lain dan berperilaku lebih mendukung, koperatif, dan bersahabat. Secara singkat kedua pekerja tersebut, menunjukka pola komunikasi yang efektif. Meskipun, hubungan tersebut berdampak baik bagi kedua belah pihak, namun bagi pihak lainnya akan berdampak buruk. Melihat keakraban yang dibangun berdasarkan perasaan romantis diantaka kedua pekerja, akan mengakibatkan munculnya gossip yang dapat merusak kinerja kerja kantor. Hubungan romatis di tempat kerja dapat menjadi masalah bagi manajemen ketika, sebagai contoh, promosi yang mengharuskan relokasi karyawan terjadi. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi kinekrja karyawan. Ketika hubungan romantis berjalan buruk, terdapat lebih banyak lagi keburukan. Akan menjadi pemicu kinerja kerja yang buruk ketika melihat mantan kekasih bekerja berdekatan atauharus mengerjakan proyek yang sama. Sedangkan karyawan lainnya, seringkali merasa harus memihak antara karyawan satu atau kayawan mantan pasangannya, yang kemudia dapat mengakibatkan friksi dalam organisasi. Kecenderungan lain, sebagai dampak buruk dari perpisahan dalam hubungan romantis di tempat kerja adalah, pekerja yang merasa ditinggalkan memilih untuk tidak mengerjakan pekerjaannya atau bahkan meninggalkan tempat kerjanya, sehingga perusahaan membutuhkan penggantian karyawan secara mendadak dan tanpa persiapan. Perilaku negatif yang secara umum mempengaruhi manajemen kantor, mengakibatkan jenis hubungan ini tidak disarankan, sedangkan sebagai alternative, persahabatan lebih diuanjurkan karena dapat membentuk lingkugan kerja yang kondusif (Morrison, 2004). Hubungan Pembimbingan Dalam hubungan mentoring seorang individu berusaha untuk melatih individu lain yang kurang berpengalaman. (Mullen, 2005). Memiliki mentor, beberapa ahli organisasi berpenadapat, bahwa hal tersebut penting untuk membangun hirarki dan untuk mengembangkan kemampuan (Dahle,
2004). Guru senior, sebagai contoh, melakukan bimbingan terhadap calon guru muda yang baru saja memulai mengajar dan bekum memiliki pengalaman. Hubungan pembimbingan menyediakan lingkungan belajar yang ideal. Hubungan tesebut dapat berbentuk tatap muka ataupun online (Purcell, 2004); dilain pihak, hubungan tersebut biasanya terdiri antara ahli dan pemula. Hubungan tersebut memungkinkan bagi pemula untuk memulai sesuatu dengan arahan ahli dan menjadi tempat bertanya yang tepat, dan sebagai tempat untuk mengembangkan kemampuan. Pembimbingan paling tepat digambarkan dengan suatu hubungan dimana pihak yang berpengalaman membantu pemula, memberikannya alat dan teknik yang diperlukan untuk menggapai keberhasilan yang sama diperoleh pihak yang berpengalaman (Scandura, 1992). Hubungan Jaringan Dalam pemikiran popular , jaringan biasanya dilihat sebagai teknik untuk mengamankan pekerjaan. Tetapi sebenarnya memiliki aplikasi yang lebih luas dan dapat dilihat sebagai untuk menggunakan orang lain untuk membantu mengatasi permasalahan anda, atau setidaknya meringankan beban anda. Jaringan muncul dalam dua bentuk: informal dan formal. Jaringan Informal datang dalam bentuk dimana terjadi dalam kehidupan sehari. Sebagai contoh, ketika pertma kali memasuki wilayah kerja yang baru, maka anda akan bertanya dimana mendapatka makanan atau menemukan pembimbing yang baik untuk dapat meningkatkan kemampuan kerja Jaringan Formal datang dalam bentuk yang hampir sama, kecuali jaringan tersebut lebih bersifat sistemik dan strategis. Anda akan berhubungan dengan orang-orang yang dapat membantu anda dalam menemui kebutuhan anda dalam informasi.
ASK YOURSELF JARINGAN Anda ingin melakukan bisnis pengiriman surat cetak; anda berencana membeli bingkai dan pencetak secara terpisah, dan terlampau mahal pada saat penjualan, sehingga ingin menjual kembali. Tanyakan kepada diri anda: jenis koneksi jaringan seperti apa yang sesuai dengan situasi ini?
Manfaat yang besar dalam membangun jaringan. Tentu saja, menyediakan akses terhadap informasi tertentu. Pada saat yang bersamaan, hal tersebut mempermudah mendapatkan kebutuhan untuk mengembangkan karir dan kemampuan.