BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Menurut Undang – Undang Nomor 20 tahun 2008, usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang – undang. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang atau perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang – undang. Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung atau tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang – undang. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha kecil perorangan atau badan baik memiliki ilmu wirausaha ataupun tidak memiliki ilmu wirausaha dengan omset tertentu. Pengembangan UMKM pada negara berkembang seperti Indonesia merupakan hal yang penting untuk mengubah perekonomian yang lebih baik. Dengan adanya UMKM, diharapkan mampu memperluas lapangan kerja dan
1
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat sehingga dapat berperan dalam proses pemerataan pendapatan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu jenis UMKM adalah UMKM yang bergerak pada bidang industri batik. Dewasa ini batik sedang banyak digandrungi masyarakat, hal ini mendorong para UMKM industri batik berlomba – lomba memproduksi batik bercorak dengan ciri khas tersendiri yang tentunya tidak mengabaikan faktor kualitas. Tujuannya agar mampu bersaing dengan produk – produk yang lain baik sejenis maupun tidak sejenis dan juga untuk memperolah laba yang diharapkan perusahaan. Di sektor masyarakat hal tersebut berdampak pada daya tarik masyarakat akan produk batik itu sendiri . Untuk menuju proses pencapaian tujuan industri batik maka dibutuhkan adanya manajemen yang baik. Dalam hal ini manajemen berperan dalam pengambilan kebijakan mengenai pengendalian biaya yang dikelola industri batik SAB. Pengendalian biaya dilakukan untuk meminimalisasi dan mengantisipasi adanya resiko kerugian yang mungkin akan dihadapi oleh industri batik SAB. Pengendalian biaya tersebut harus diawali dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi suatu produk. Akuntansi biaya merupakan ilmu yang dapat membantu manajemen sebagai dasar pengendalian biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa. Menurut
Mulyadi
(2005)
“Akuntasi
biaya
adalah
proses
pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk
2
dan jasa, dengan cara – cara tertentu, serta penafsiran terhadapya.”. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu sebagai penentu kos produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Industri Batik Sinar Abadi adalah usaha yang memproduksi output berupa batik. Industri Batik Sinar Abadi memproduksi 2 jenis output batik yaitu batik tulis dan batik cap. Menurut fakta yang terjadi di lapangan, industri Batik Sinar Abadi masih menggunakan sistem konvensional atau full costing dimana penentuan harga pokok produksi ditentukan dengan cara mengumpulkan semua pengeluaran yang telah dikeluarkan selama proses produksi berlangsung kemudian membaginya ke jumlah output yang dihasilkan, padahal sistem biaya konvensional sangatlah kurang akurat apabila digunakan untuk menghitung harga pokok produksi, terlebih lagi untuk produk yang bersifat heterogen. Berdasarkan teori dan fakta yang ada di dalam perhitungan harga pokok produksi industri Batik Sinar Abadi ditemukan adanya gap atau kesenjangan, karena menurut teori yang ada bahwa perhitungan konvensional digunakan untuk menghitung harga pokok produksi pada usaha yang menghasilkan output yang homogen, sedangkan fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan oleh industri Batik Sinar Abadi terdiri dari dua output yaitu batik tulis dan batik cap sehingga kemungkinan terjadi ketidakakuratan dalam menentukan harga pokok produksi dan akan berimbas pada ketidakakuratan harga jual produk. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan berapa besarnya harga pokok produksi yang akurat dan efisien untuk produk Batik Sinar Abadi sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan dengan menggunakan sistem activity based costing. 3
Industri Batik Sinar Abadi yang masih menggunakan sistem konvensional dalam penentuan harga pokok produksi dengan output lebih dari satu produk mengakibatkan ketidakakuratan perhitungan harga pokok produksi, untuk perhitungan dengan sistem activity based costing sendiri belum pernah dicoba maupun diteliti sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian untuk menganalisis penentuan harga pokok produksi berdasarkan sistem activity based costing pada industri Batik Sinar Abadi. Berdasarkan latar belakang tersebut ditemukan sebuah masalah yaitu UMKM industri batik Sinar Abadi Batik (SAB) tidak dapat menentukan harga pokok produksi dengan akurat. Oleh karena itu, dalam penyusunan tugas akhir ini akan meninjau lebih jauh tentang penerapan harga pokok produksi pada industri batik Sinar
Abadi
Batik
(SAB)
dengan
penelitian berjudul:
“ANALISIS
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BATIK SINAR ABADI BATIK”. 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang dihadapi oleh UMKM industri batik Sinar Anadi Batik adalah tidak dapat menghitung harga pokok produksi dengan akurat dan efisien, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana penerapan perhitungan harga pokok produk kain batik cap dan tulis yang berlaku pada batik SAB?
2.
Seberapa besar harga pokok produk kain batik cap dan tulis dengan menggunakan sistem Activity Based Costing?
4
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi kain batik cap dan tulis yang berlaku pada industri batik SAB, kemudian menganalisis dan mendeskripsikan penentuan harga pokok produk yang tepat dan modern berdasarkan sistem Activity Based Costing (ABC) pada UMKM industri batik Sinar Abadi Batik (SAB) untuk diketahui tingkat keakuratan dan keefisiensiannya apabila sistem tersebut diterapkan. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi UMKM Industri Batik Sebagai bahan referensi tentang perhitungan dan penentuan harga pokok produksi batik Sinar Abadi Batik yang lebih tepat guna. 2. Bagi Penulis Memperoleh tambahan dan pengalaman dari masalah – masalah yang penulis tangani. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh pada bangku perkuliahan pada dunia nyata. 3. Bagi Pembaca Sebagai referensi bagi peneliti lain yag mengadakan penelitian serupa, dan sebagai bacaan bagi pembaca. 4. Bagi Universitas Sebagai implikasi lebih lanjut dalam memberikan informasi guna menciptakan peningkatan kemampuan mengenai penentuan harga pokok produksi berdasarkan sistem activity based costing, serta dapat menjadi referensi dan sumber sarana dalam penelitian sejenis. 5
1.5. Batasan Masalah Penelitian ini mencakup perhitungan harga pokok produksi UMKM industri batik Sinar Abadi Batik (SAB) dengan metode activity based costing pada bulan Januari 2015. Perhitungan dimulai dari pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 1.6. Kerangka Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. BAB II
: GAMBARAN UMUM
Bab ini berisikan gambaran umum objek penelitian, kondisi umum penulisan, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian, termasuk di dalamnya memuat objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB III
: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan proses analisis dan pembahasan mengenai penentuan harga pokok produksi. Melakukan pendeskripsian penentuan harga pokok produksi yang sudah digunakan pada industri batik, kemudian menganalisis adanya kekurangan atau ketidak tepatan yang ada, setelah itu menerapkan sistem penentuan harga pokok produksi yang lebih sesuai dan modern untuk industri tersebut.
6
BAB I V
: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penentuan harga pokok produksi setelah dilakukan analisis dan pembahasan yang sesuai untui industri tersebut.
7