BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau sectio caesarea merupakan suatu histerotomia yang bertujuan untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). Bedah caesarea merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding abdomen dan dinding uterus dan merupakan prosedur untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi ini memberikan jalan keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginan tidak mungkin atau berbahaya (Winkjosastro, 2008). Namun banyak kasus sekarang ini yang terjadi ibu-ibu yang hamil lebih memilih melahirkan dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan secara normal. Padahal angka kematian sectio caesarea 25 kali lebih besar dari persalinan pervagina dan untuk kasus infeksi 80 kali lebih tinggi dari persalinan pervagina. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2010) di RSUD Dr.Moewardi, kejadian sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini sebesar 5% - 10% dari semua kehamilan, ketuban pecah dini preterm terjadi 1% dari semua kehamilan, 70% kasus ketuban pecah dini terjadi
1
2
pada kehamilan cukup bulan, ketuban pecah dini merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%. Pada tahun 2009 di Provinsi Jawa Tengah kasus ketuban pecah dini sebesar 52 kasus (4,68%). Dari tahun 2008 – 2009 kejadian ketuban pecah dini mengalami kenaikan 9,95% (Depkes RI, 2009). Salah satunya di RS. Dr. Kariadi Semarang cukup tinggi pada bulan Juli – Desember tahun 2010 sebanyak 25%, yaitu tertinggi ke-3 setelah dengan indikasi serotinus (40%) dan indikasi partus tak maju (35%). Persalinan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : Persalinan spontan, persalinan dengan vacum (Ekstrasi Vacum), persalinan dengan forsep (Ekstrasi Forsep), persalinan dengan Sectio Caesarea, dan persalinan didalam air. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rasyid (2009), untuk persalinan dengan Sectio Caesarea menempati urutan pertama, dilihat secara umum sectio caesarea di rumah sakit pemerintah (20-25%) dari total persalinan dan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi sekitar 30-80% dari total persalinan, karena banyak operasi Sectio Caesarea saat ini yang dilakukan tidak pada indikasinya namun atas permintaan pasien meskipun tanpa alasan yang jelas. Mereka memilih operasi karena takut kasakitan saat melahirkan normal, alasan lain mereka lebih mudah menentukan tanggal dan kelahiran bayi, selain itu mereka juga ketakutan organ kelaminya rusak setelah persalinan normal. Berdasarkan hasil survey awal yang penulis lakukan di RSUD Dr.H. Sewondo Kendal bulan September 2011 sampai bulan Januari 2012
3
didapatkan data 15,9% dengan pre eklamsi, 10,9% dengan ketuban pecah dini, 9,1% dengan kelainan letak, 7,4% dengan panggul sempit, 5,1% dengan serotinus dan 4,1% dengan partus tak maju (CM RSUD.Dr.H Soewondo Kendal, 2011). Indikasi dalam sectio caesarea salah satunya adalah ketuban pecah dini, dimana ketuban pecah sebelum proses persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meninggkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik (Saifuddin, 2006). Kebanyakan ibu dengan ketuban pecah dini akan mengalami persalinan spontan namun di takutkan akan mengancam jiwa janin dan ibu yang berhubungan dengan ketuban pecah dini yang meliputi infeksi, maka perlu dilahirkan induksi dan dengan cara pembedahan (sectio caesarea). Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyakit prematur dan terjadinya infeksi khorioamnionitis (radang pada khorion dan amnion) (Winkjosastro, 2008), selain itu juga terjadinya infeksi puerperalis (nifas) akibat luka jalan lahir pasca persalinan yang terdiri dari infeksi bersifat ringan, sedang dan berat. Jika tidak segera dilakukan tindakan maka kemungkinan besar akan terjadi sepsis yang ditandai dengan peradangan akut di seluruh tubuh, demam, peningkatan leukosit, denyut jantung tinggi. Penyebab sebagian besar gejala sepsis berakibat pada kerusakan organ serta pembuluh darah, dengan perawatan
4
segera pun mungkin akan berkembang menjadi sindrom disfungsi organ multipel dan akhinya kematian (Sulaiman, 2004). Berbagai masalah yang ditimbulkan akibat post partum dengan sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini membutuhkan keterampilan dan pengetahuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Perawat harus mampu memberikan perawatan yang komperhensif, berkesinambungan, teliti dan sabar sesuai dengan masalah klien agar tidak terjadi berbagai komplikasi. Dalam mencermati masalah-masalah yang ditimbulkan pada klien post partum dengan sectio caesarea dan banyaknya komplikasi yang terjadi, hal tersebut yang melatarbelakangi penulis mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Post Sectio Caesarea dengan indikasi Ketuban Pecah Dini (KPD) di RSUD Dr.H.Soewondo Kendal.
B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran pengelolaan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan Post Operasi Sectio Caesarea indikasi Ketuban Pecah Dini di ruang Mawar RSUD.Dr.Soewondo Kendal. 2. Tujuan khusus Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan penulis mampu : a.
Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Ny.S dengan Post Sectio Caesarea indikasi Ketuban Pecah Dini.
5
b.
Menggambarkan masalah keperawatan yang muncul pada Ny.S dengan Post Sectio CaesareaIndikasi Ketuban Pecah Dini.
c. Menggambarkan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada Ny. S dengan Post operasi indikasi Ketuban Pecah Dini. d. Menggambarkan
faktor
pendukung
dan
penghambat
yang
ditemukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan indikasi Ketuban Pecah Dini. e. Menggambarkan solusi penyelesaian masalah dalam pengelolaan Ny.S Post Operasi Sectio Caesarea indikasi KetubanPecah Dini khususnya di ruang Mawar RSUD. Dr. H. Soewondo kendal.
C. Metode Penulisan Penyusunan Karya Tulias Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui gambaran tentang hasil pengelolaan klien post op sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini di ruang Mawar RSUD. Dr. H. Soewondo Kendal khususnya pada Ny. S melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian data, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi keperawatan. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Observasi partisipasi Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
6
keperawatan klien dengan melakukan pengamatan dan asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan panca indra. 2. Wawancara Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan melakukan Tanya Jawab dengan masalah yang dihadapi klien. Penulis melakukan wawancara langsung dengan kilen, keluarga, dan tenaga kesehatan yang dapat memberikan keterangan tentang Ny. S dengan post sectio caesarea indikasi Ketuban Pecah Dini. 3. Studi dokumenter Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan mempelajari buku laporan, catatan medik, pemeriksaan penunjang, hasil laborat dan hasil pemeriksaan yang ada untuk mengetahui keadaan Ny.S dengan Post operasi sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini. 4. Studi Kepustakaan Yaitu tekhnik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku literatur maupun jurnal-jurnal keperawatan untuk membahas masalah yang berhubungan dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
D. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penyusunan karya tulis disusun sistematika penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab yaitu:
7
Bab Satu, merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan. Bab Dua, berisi konsep dasar tentang post operasi sectio caesarea atas indikasi ketuban pecah dini meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi / predisposisi, penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini, jenis-jenis sectio caesaria, indikasi sectio caesaria, komplikasi, anestesi dan efek samping anestesi, adaptasi fisiologi ibu pos partum, pengkajian fokus, pathwatys keperawatan, dan intervensi keperawatan beserta rasionalnya. Bab Tiga, berisi tentang tinjauan kasus yang melaporkan hasil pengelolaan pada Ny.S dengan Post operasi Sectio caesarea di ruang Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Bab Empat, merupakan pembahasan yang menjawab tujuan penulisan atau bagaimana tujuan tercapai, termasuk kesenjangankesenjangan yang ditemukan selama melakukan asuhan keperawatan sejak pengkajian sampai dengan evaluasi. Pembahasan juga difokuskan pada kendala-kendala selama pengelolaan kasus dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala atau faktor penghambat, dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung pula. Selain itu pembahasan juga diarahkan pada implikasi-implikasi yang dapat digunakan berkaitan dengan hasil pengelolaan kasus.
8
Bab Lima, merupakan penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran yang memaparkan rangkuman dari hasil pembahasan pada pengelolaan kasus serta saran atau rekomendasi yang operasional, yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RSUD Dr.H. Soewondo Kendal khususnya di ruang Mawar.