BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaporan keuangan merupakan bagian dari akuntansi yang tidak dapat terpisahkan. Hal ini dikarenakan pelaporan keuangan memiliki tujuan-tujuan umum yang menurut APB Statement No. 4 (dalam Hendriksen, 2002:135) adalah sebagai informasi keuangan yang dapat diandalkan mengenai sumber dan kewajiban ekonomi dari perusahaan. Accounting Research Study No. 1 juga menyatakan bahwa akuntansi yang terdiri dari pelaporan keuangan memiliki tujuan untuk mengukur sumber daya yang dimiliki perusahaan, untuk menunjukkan tuntutan seperti kewajiban dan kepentingan bagi perusahaan, dan untuk mengukur perubahan sumber daya, kewajiban, dan kepentingan tersebut. Perubahan tersebut ditetapkan pada periode waktu yang dapat ditentukan. Tujuan yang terakhir adalah menyatakan semua hal tersebut dalam nilai uang sebagai satuan umum. Pelaporan keuangan menghasilkan informasi yang berguna bagi para penggunanya. Informasi tersebut menjadi sebuah karakteristik kualitatif yang bersifat penting. Kualitas informasi yang berasal dari pelaporan keuangan bisa dilihat dari sisi penggunanya. Bagi para penggunanya mungkin beberapa informasi yang dimuat tersebut memiliki nilai yang tidak relevan dikarenakan informasinya yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, karakteristik dari kualitas pelaporan keuangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang dapat dimengerti bagi para pengguna.
Berdasarkan informasi yang dihasilkan dari pelaporan keuangan maka para pengguna dapat menentukan keputusannya dalam hal memenuhi kepentingan mereka masing-masing. Keputusan tersebut haruslah
memiliki kualitas khusus berupa
relevan dan keandalan. Relevan yang dimaksud adalah keputusan yang dibuat tersebut mempunyai hubungan dengan masalah yang dihadapi oleh para pengguna pelaporan keuangan. Informasi yang relevan dapat dikaitkan dengan beberapa kegunaan dari informasi tersebut, salah satunya adalah sebagai nilai peramalan. FASB (dalam Hendriksen, 2002:143) mendefinisikan nilai peramalan merupakan kualitas dari informasi yang membantu para pengguna laporan keuangan untuk meningkatkan kemungkinan meramalkan dengan benar tentang hasil kejadian masa lalu atau sekarang. Relevansi suatu informasi akuntansi dapat ditentukan dari nilai peramalannya. Data akuntansi yang digunakan untuk membuat keputusan seharusnya bisa digunakan untuk memprediksi objek atau kejadian di masa yang akan datang. Prediksi bisa dilakukan menggunakan data akuntansi yang historis untuk menghasilkan prediksi kejadian di masa yang akan datang. Kemampuan prediksi dari nilai peramalan inilah yang bisa digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membantu mereka dalam membuat keputusan yang relevan. Hal ini berarti data akuntansi historis memiliki pengaruh terhadap kejadian di masa yang akan datang. Salah satu informasi keuangan yang diharapkan untuk bisa memiliki pengaruh terhadap kejadian di masa mendatang adalah arus kas. Arus kas merupakan bagian dari laporan arus kas. Laporan arus kas terdiri atas aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan. Ketiga aktivitas yang berasal dari data keuangan yang ada pada laporan laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan tersebut merupakan aktivitas bisnis perusahaan yang saling berhubungan satu sama lain. Kas bersih yang berasal dari kegiatan operasi dapat digunakan untuk berinvestasi oleh perusahaan,
misalkan untuk membeli peralatan pabrik,
mesin-mesin yang
berteknologi canggih, ataupun menambah gedung baru. Selain itu, arus kas yang masih tersisa juga bisa digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan pada aktivitas pendanaan. Pinjaman jangka panjang dan pembayaran dividen juga bisa dilunasi dengan menggunakan kas bersih yang ada. Perusahaan melakukan investasi guna mengembangkan bisnisnya. Investasi tersebut bisa dibiayai oleh kas bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi maupun oleh pinjaman yang berasal dari kreditor dan modal dari investor. Misalkan perusahaan ingin meningkatkan volume produksi dengan cara menambah mesin pabrik. Dikarenakan kas yang ada tidak mencukupi pengadaan mesin yang baru maka perusahaan membutuhkan pinjaman dari kreditor untuk mendanai aktivitas investasinya. Perusahaan membutuhkan pendanaan dari pinjaman dan modal. Aktivitas pendanaan ini menggambarkan darimana saja perolehan dana yang digunakan perusahaan untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya. Sumber dana yang diperoleh bisa berbentuk penjualan saham biasa, saham preferen, obligasi, dan wesel jangka panjang. Para pengguna laporan keuangan seperti investor akan tertarik pada angka laba yang mampu dihasilkan perusahaan. Laba yang mengandung komponen akrual
dan arus kas tersebut akan menjadi pedoman investor untuk membuat keputusan ekonomi, apakah melakukan investasi pada perusahaan atau tidak. “Laba biasanya tidak sama dengan arus kas bersih, kecuali sepanjang hidup perusahaan. Dikarenakan akuntansi akrual menghasilkan angka yang berbeda dari akuntansi arus kas, dan kita mengetahui bahwa arus kas penting dalam pengambilan keputusan, diperlukan pelaporan atas kas masuk dan kas keluar” (Subramanyam, dkk, 2004:26). Kas bersih perusahaan berasal dari arus kas yang terjadi selama periode akuntansinya. Kas yang ada tersebut menjadi pedoman investor untuk memiliki keyakinan akan jaminan dividen yang bisa mereka terima. Semakin meningkatnya jumlah kas yang dihasilkan perusahaan maka semakin besar kemungkinan dividen bisa dibayarkan kepada para investor. Hendriksen (2002:296) mengatakan bahwa kas bersih yang tersedia dalam perusahaan bisa digunakan untuk pengeluaran modal, pembayaran hutang, termasuk pembayaran dividen. Oleh karena itu, apapun rencana yang akan dilakukan manajemen terhadap kas yang tersimpan seharusnya juga dilengkapi dengan informasi arus kas. Hal ini merupakan bentuk transparansi yang menjadi hak para investor. “Investor
menyediakan
pendanaan
dengan
harapan
mendapatkan
pengembalian atas investasi mereka, setelah mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko” (Subramanyam, dkk, 2004:19). Investor memikirkan dividen yang akan diterima di tahun berikutnya dengan cara memperkirakan jumlah kas yang mampu dihasilkan oleh perusahaan pada tahun tersebut.
Harapan investor dan pengguna lainnya adalah informasi laporan keuangan di tahun mendatang diharapkan sesuai dengan hasil prediksi mereka. Kas yang dihasilkan perusahaan di tahun mendatang diharapkan sesuai dengan harapan mereka. Jika pada kenyataannya prediksi tersebut tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di tahun mendatang maka kejadian tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pengguna. Keputusan-keputusan tersebut pada akhirnya bisa merugikan perusahaan di masa mendatang. Perusahaan menjalankan proses bisnisnya dengan menggunakan modal dari pemilik perusahaan. Proses bisnis tersebut merupakan rangkaian dari penyetoran modal awal yang dikelola sampai menghasilkan produk berupa barang dan jasa yang siap untuk dipasarkan. Seluruh rangkaian proses tersebut akan menimbulkan biaya yang menjadi beban untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditimbulkan itu nantinya akan digantikan oleh perolehan pendapatan dari hasil penjualan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Perolehan pendapatan setiap tahun akuntansi perusahaan selalu dikurangi oleh biaya yang terjadi selama tahun tersebut. Kemungkinan selisih yang muncul bisa saja bernilai positif atau negatif yang mengindikasikan perusahaan laba atau rugi pada tahun tersebut. Baik laba ataupun rugi, perusahaan tetap harus bisa menjalankan kegiatan bisnisnya agar bisa mempertahankan keberadaannya untuk menghadapi keunggulan kompetitif. Laba yang dihasilkan perusahaan belum tentu mengartikan bahwa perusahaan mengalami perkembangan. Dalam hal ini, perkembangan yang dimaksud bagi perusahaan dapat dilihat dari perbandingan perolehan laba dari tahun-tahun
sebelumnya. Meskipun laba yang diperoleh ternyata semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut belum pasti menjadi pengukur perkembangan perusahaan. Indikator lain yang bisa menilai perkembangan perusahaan adalah perubahanperubahan positif yang telah dilakukan perusahaan untuk memajukan bisnisnya agar bisa memakmurkan pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan. Laba perusahaan mengandung komponen akrual dan arus kas. Jika jumlah laba yang dihasilkan semakin mendekati nilai arus kasnya maka laba perusahaan tersebut bisa dikatakan berkualitas. Arus kas yang ada bisa tergambarkan oleh laporan arus kas perusahaan yang merupakan salah satu bentuk dari laporan keuangan perusahaan. Saldo arus kas bersih yang tercantum merupakan hasil penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelola oleh perusahaan. Perusahaan akan menjalankan bisnisnya dengan lebih efektif, efisien, dan ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya indikasi bahwa arus kas dan laba tahun sekarang berpengaruh bagi arus kas tahun mendatang. Oleh karena itu, perusahaan akan mengelola bisnisnya sebaik mungkin supaya menghasilkan arus kas dan laba yang sesuai dengan rencana dan harapan pengguna. “Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama” (PSAK 2, 2009). Banyak peneliti yang melakukan penelitian tentang kemampuan prediksi laba dan arus kas. Parawiyati dan Baridwan (1998) yang juga meneliti kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas mengasumsikan bahwa prediktor laba lebih
baik dalam memprediksi arus kas di masa mendatang dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas tersebut. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa prediktor laba dan arus kas adalah signifikan sebagai alat prediktor bagi seluruh perusahaan manufaktur yang mereka teliti. Hipotesis yang menyatakan bahwa laba merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan dibandingkan arus kas yang diajukan sebelumnya dapat diterima. Seng (1997) melakukan penelitian yang sama untuk membandingkan kemampuan laba dengan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Tahun prediksi yang diamati oleh peneliti ini adalah periode selama satu tahun dan dua tahun mendatang. Hasil penelitian membuktikan bahwa informasi arus kas lebih baik daripada informasi laba jika digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan. Peneliti yang lain seperti Supriyadi (1997) juga membandingkan kemampuan laba dengan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan. Supriyadi menggunakan data laporan keuangan tahunan dan semi tahunan perusahaan manufaktur. Hasil penelitian membuktikan bahwa arus kas memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan jika dibandingkan dengan laba. Dahler dan Febrianto (2006) juga meneliti kemampuan prediktif earnings dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan dengan menggunakan data seluruh perusahaan nonfinansial yang terdaftar di BEI pada tahun 1999 sampai tahun 2004. Mereka menguji manakah yang lebih baik dalam kemampuannya memprediksi arus kas masa mendatang jika menggunakan laba yang bernilai positif dan negatif atau menggunakan arus kas. Hasil penelitian tersebut adalah arus kas memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan meskipun perusahaan memiliki laba positif maupun negatif. Peneliti bermaksud melakukan pengujian terhadap pengaruh arus kas dan laba terhadap arus kas tahun mendatang. Perbedaan dengan peneliti terdahulu adalah penelitian ini tidak akan membedakan nilai laba yang positif ataupun negatif dengan menggunakan sampel perusahaan sektor barang industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan fenomena yang dibahas tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Arus Kas dan Laba terhadap Arus Kas Masa Mendatang (studi pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).”
1.2 Identifikasi Masalah 1. Apakah arus kas tahun sekarang memiliki pengaruh terhadap arus kas tahun mendatang? 2. Apakah laba tahun sekarang memiliki pengaruh terhadap arus kas tahun mendatang? 3. Apakah arus kas dan laba tahun sekarang secara simultan memilki pengaruh terhadap arus kas tahun mendatang? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh arus kas tahun sekarang terhadap arus kas tahun mendatang.
2. Untuk mengetahui pengaruh laba tahun sekarang terhadap arus kas tahun mendatang. 3. Untuk mengetahui pengaruh arus kas dan laba tahun sekarang secara simultan terhadap arus kas tahun mendatang. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis Kegunaan penelitian ini bagi penulis adalah untuk menjadi tambahan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam mengidentifikasi dampak yang diperoleh oleh pengaruh arus kas dan laba tahun sekarang terhadap arus kas di tahun mendatang. Selain itu, diharapkan penulis dapat memenuhi salah satu syarat dalam menempuh skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi Perusahaan Kegunaan penelitian ini bagi perusahaan adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengaruh arus kas dan laba tahun sekarang terhadap arus kas di tahun mendatang. 3. Bagi pembaca Kegunaan penelitian ini bagi pembaca adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pengaruh arus kas dan laba tahun sekarang terhadap arus kas di tahun mendatang. Selain itu juga sebagai sumbangan pikiran terutama dalam lingkungan Perguruan Tinggi sebagai bahan bacaan untuk memperluas ilmu terapan dari pengetahuan yang dipelajari di bangku kuliah.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, Pojok Bursa Universitas Widyatama, dan Perpustakaan Universitas Widyatama yang berlokasi di Jalan Cikutra 204A Bandung, sedangkan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2012 hingga selesai.