BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Data yang diperoleh dari BPS tahun 2003 menyatakan bahwa 35.202 penduduk Kabupaten Malinau beragama Kristen yang menyebar di seluruh kecamatan-kecamatan di Kabupaten Malinau. Mereka memiliki kebiasaan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama termasuk dalam kegiatan religius. Namun tidak ada gedung gereja di Kabupaten Malinau mampu menampung kegiatan religius tersebut karena jumlah mereka yang besar, sehingga sejak tahun 2004 Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau membangun Kawasan Christian Centre yang merupakan suatu tempat atau sarana yang mampu mewadahi kegiatan-kegiatan keagamaan dengan luas site 40.000 m². Dimana pada eksisting hanya gedung serbaguna yang telah direncanakan, dibangun dan diletakkan pada bagian selatan site. Sedangkan fungsi lain yang akan diletakkan didalamnya, maupun pengaturannya belum siap. Selain itu kawasan yang direncanakan ini terletak dilokasi yang disekitarnya banyak dihuni oleh penduduk yang beragama bukan Kristen. Terdapat 5 kecamatan yang dapat mengakses langsung kawasan ini dan 33.6 % total penduduk dari ke 5 kecamatan beragama bukan Kristen. Untuk
memaksimalkan
fungsi
kawasan,
maka
perlu
dilakukan
pengembangan yang didasari pemikiran bahwa, orang beriman perlu untuk mengembangkan diri dengan mengusahakan kemajuan di berbagai bidang seperti ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan kesehatan untuk menikmatinya bagi kemuliaan Tuhan. Segala sesuatu halal bagi orang beriman, asal dilakukan
1
berdasarkan iman dan ditujukan pada kemuliaan Allah, yaitu sebagai bukti kasih Allah kepada dunia. Maka segala sesuatu harus dilakukan untuk kesejahteraan sesama juga (Hadiwijono, 2001). Yang dimaksud pengembangan dalam hal ini adalah menjadikan kawasan lebih dari sekedar tempat pelaksanaan kegiatan religius bagi manusia saja khususnya penduduk yang beragama Kristen namun juga dapat memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum (masyarakat bukan Kristen yang banyak tinggal di sekitar kawasan) dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan budaya. Yang dapat didukung dengan potensi arsitektur lokal yang dimiliki penduduk Malinau khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh, baik menurut konsep tata ruangnya adalah ruang-ruang privat (bilik atau kamar-kamar) berorientasi pada ruang publik, maupun dalam penggunaan material dan sistem struktur kebanyakan dari alam seperti kayu, daun dan sebagainya. 1.2
Rumusan Masalah Bagaimana mengembangkan Kawasan Christian Centre di Malinau, Kalimantan Timur menjadi kawasan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat setempat dengan fungsi pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan dengan arsitektur lokal sebagai penekanan desain.
1.3
Tujuan Mengembangkan Kawasan Christian Centre di Malinau dengan fungsi baru menjadi kawasan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat setempat dengan fungsi pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan dengan arsitektur lokal sebagai penekanan desain.
2
1.4
Sasaran 1.
Melakukan studi tentang pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan
2.
Melakukan studi tentang arsitektur lokal khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh.
1.5
3.
Melakukan studi tentang Malinau, Kalimantan Timur.
4.
Melakukan studi tentang kebutuhan masyarakat Malinau, Kalimantan Timur.
Lingkup pembahasan 1.
Bidang Pendidikan dibatasi pada fungsi tempat bermain anak dan perpustakaan umum; Kebudayaan dibatasi pada fungsi balai budaya; Kesehatan dibatasi pada fungsi balai pengobatan tradisional
2.
Arsitektur lokal khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh yang dibatasi pada konsep tata ruang, material, dan konstruksi bangunan
3.
Pengobatan tradisional dibatasi pada jenis tanaman yang digunakan sebagai obat.
1.6
4.
Malinau dibatasi pada hal yang berhubungan dengan site yang telah dipilih
5.
Malinau dibatasi pada kebutuhan masyarakat Malinau.
Metode 1.
Metode mencari data a.
Wawancara Ditujukan kepada: •
Pengelola Kawasan Christian Centre
•
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Malinau.
•
Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau
3
Penduduk lokal yang tinggal pada rumah panggung.
•
Tabib yang mengobati dengan cara tradisional.
b.
•
Observasi Pengamatan langsung kondisi dan kegiatan di Kawasan Christian Centre dan bangunan rumah panggung di Malinau, Kalimantan Timur.
c.
Studi Pustaka Mempelajari tentang perpustakaan umum, tempat bermain anak, gedung serbaguna, balai budaya, serta arsitektur lokal Malinau.
2.
Metode menganalisis data a.
Kuantitatif Menganalisis data dengan angka.
b.
Kualitatif Menganalisis data yang dikomunikasikan dengan naratif.
3.
Metode Perancangan Mengembangkan Kawasan Christian Centre di Malinau, Kalimantan Timur menjadi kawasan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dengan prinsip-prinsip desain Arsitektur Lokal khususnya Suku Kelabit Utara atau Lun Dayeh.
1.7
Sistematika penulisan Bab 1:
Pendahuluan Mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tinjauan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan.
Bab 2:
Tinjauan Kawasan Christian Centre di Malinau, Kalimantan Timur.
4
Mengungkapkan tentang kebutuhan masyarakat lokal (pengguna kawasan), segala aktifitas di dalamnya serta evaluasi arsitektural. Bab 3:
Tinjauan Teoritis Fungsi Fungsi Pendidikan, Kesehatan dan Kebudayaan. Mengungkapkan design requirement perpustakaan umum, tempat bermain anak, balai budaya dan balai pengobatan tradisional. Contoh: Perpustakaan umum harus memiliki ruang-ruang yang akan digunakan untuk ruang baca, ruang penyimpanan buku, ruang komputer, dan lain-lain.
Bab 4:
Tinjauan Teoritis Arsitektur Lokal Suku Kelabit Utara atau Lundayeh Mengungkapkan teori-teori tentang arsitektur lokal Malinau yang dapat diterapkan pada fungsi-fungsi yang akan disediakan pada kawasan yang baru.
Bab 5:
Analisis menuju Konsep Pengembangan Kawasan Christian Centre menjadi
Kawasan
Baru
yang
Adaptif
terhadap
Kebutuhan
Masyarakat Mengungkapkan
proses
untuk
menemukan
ide-ide
konsep
perancangan melalui metode tertentu yang diaplikasikan pada site kawasan yang baru. Bab 6:
Konsep Pengembangan Kawasan Christian Centre menjadi Kawasan Baru yang Adaptif terhadap Kebutuhan Masyarakat
5
Mengungkapkan konsep-konsep desain yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural.
6