BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada saat ini lahan parkir yang ada di Jakarta sudah tidak bisa menampung jumlah
kendaraan yang ada, di karenakan oleh pesatnya laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak diiringi dengan lajunya pertambahan lahan parkir. Dengan demikian, banyak bahu jalan yang digunakan sebagai lahan alternatif untuk dijadikan tempat parkir. Pemandangan ini banyak terlihat di jalan-jalan dekat dengan gedung dan pusat perbelanjaan. Mengenai masalah parkir di bahu jalan ini terjadi disebabkan masih belum baiknya sistem pengelolaan parkir di Jakarta, seharusnya pemerintah membuat sistem parkir yang baik dengan mekanisme penerimaan dan sistem pengumpulan retribusi yang transparan, lalu dinas yang terkait melakukan pengawasan intensif terhadap juru parkir dalam penerimaan dan penyetoran hasil parkir. Dengan begitu, laporan pembayaran dan transaksi parkir tidak bisa dimanipulasi oleh operator parkir. Pelaksanaan pengawasan yang disertai dengan penegakan hukum yang tegas merupakan langkah yang penting dalam pengendalian parkir untuk mempertahankan kinerja lalu lintas. Pasal 11 ayat 2 Undang-undang No 14 tahun 1992 menyebutkan bahwa fasilitas parkir untuk umum dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, badan hukum Indonesia, atau warga Negara Indonesia. Dalam Km. Menteri Perhubungan No.66 Tahun 1993 pasal 7 ayat 2 dijelaskan bahwa izin penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum diberikan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, oleh Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I provinsi Riau untuk wilayah kotamadya Administartif Batam dan oleh Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibu kota Jakarta
untuk daerah khusus Ibu Kota Jakarta. Penyelenggaraan fasilitas parkir meliputi pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan. Dasar penetapan retribusi pelayanan parkir di bahu jalan adalah Undang-undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dimana juga diatur tentang pengenaan pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan [1]. Di Negara-negara Eropa dan berkembang memiliki sistem parkir yang mengatur parkir di bahu jalan, yaitu dengan memakai konsep meteran parkir. Meteran parkir pertama di dunia dipasang di Oklahoma City, Oklahoma, pada tahun 1935. Model awal meteran parkir bertahan lebih dari 40 tahun, hanya dengan sedikit perubahan pada rancangan bagian luar. Penggunaan meter parkir harus dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah setempat untuk menetapkan jalan atau kawasan mana yang akan diterapkan meter parkir, di dalam peraturan daerah juga harus dirumuskan besarnya denda terhadap pelanggaran ketentuan parkir. Kunci keberhasilan penggunaan meter parkir adalah penerapan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran parkir. Parking meter di aktifkan dengan memasukkan koin kedalam sebuah slot khusus. Ketika koin masih sering digunakan pada parking meter, terdapat juga parking meter yang menggunakan credit card atau bahkan kartu khusus yang disebut smart card. Dengan menggunakan smart card, dapat melakukan pra bayar untuk menggunakan parking meter. Pemilik mobil tersebut memiliki waktu tertentu untuk memarkir mobilnya, tergantung uang logam yang dimasukkan. Jika waktu telah habis dan kendaraan masih terparkir, maka akan mendapatkan parking ticket dari petugas kepolisian yang biasa disebut sebagai meter maid
[2]
.
Sistem tersebut bukanlah solusi yang tepat untuk diterapkan di Indonesia, karena menggantikan para petugas parkir dengan mesin sangatlah mengundang penolakan. Apabila sistem tersebut di terapkan di Indonesia maka nantinya akan mengakibatkan kurangnya lahan pekerjaan.
Problem perparkiran masih krusial untuk dicari solusinya agar dapat memberikan kepraktisan, keamanan dan kenyamanan terhadap pengemudi kendaraan. Parkiran di bahu jalan perlu diterapkan, karena salah satu keuntungan dengan adanya parkir bahu jalan bisa memudahkan pengendara untuk memarkirkan kendaraannya tanpa membutuhkan waktu yang banyak untuk mencari lokasi parkir dan membuka lowongan pekerjaan sebagai petugas parkir. Hanya saja, parkir di bahu jalan tersebut harus diatur dengan peraturan dan ketentuan-ketentuan yang jelas dan tegas serta transparan dalam melakukan pengelolaan dan penerimaan retribusi parkir. Karena yang terjadi saat ini masih belum memiliki sistem kontrol atas dana yang dibayar pemilik kendaraan yang mengakibatkan kebocoran retribusi parkir oleh Negara dan daerah. Pengelolaan lahan parkir lebih banyak memakai sistem setoran, sehingga penerimaan retribusi setoran parkir berdasarkan taksiran tanpa dinas terkait mengetahui transaksi yang terjadi. Padahal bila dioptimalkan, pendapatan dari retribusi parkir ini bisa lebih besar. Untuk membantu mengatasi masalah parkir di bahu jalan ini bisa dilakukan alternatif dengan merancang suatu aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan otomatis (plate recognition) pada mobile device yang nantinya bisa mencetak sebuah struk parkir untuk transaksi pembayaran parkir dan data transaksi di simpan ke dalam suatu database. Sehingga pelayanan dan transaksi parkir tersebut bisa dikelola dengan baik serta mendapatkan retribusi yang transparan dan memberikan keamanan bagi pemilik kendaraan apabila parkir di bahu jalan. Sistem pengenalan plat nomor merupakan salah satu aplikasi dalam ilmu komputer yang dapat membantu proses pengolahan data plat nomor kendaraan dengan menggunakan Image processing sebagai pembantu (assistance system) yang dapat meningkatkan kinerja dari sistem kontrol dan informasi pada area parkir. Dengan sistem tersebut, pendataan parkir yang memuat identitas kendaraan di lakukan secara otomatis. Sehingga mempermudah juru parkir di bahu
jalan dalam pendataan kendaraan dan tanpa menghilangkan peran manusia dalam pengoperasiannya. Pada umumnya sistem pengenalan dan pendeteksi plat nomor kendaran untuk sistem parkir sudah di terapkan di beberapa gedung-gedung perkantoran, perbelanjaan, dan sebagainya. Akan tetapi proses sistem tersebut dilakukan dengan menggunakan Personal Computer (PC) dan kamera yang terpisah. Dengan demikian, penulis ingin merancang sistem pengenalan plat kendaraan berbasis android dengan mobile device atau smartphone. Sehingga sistem tersebut bisa di implementasikan sebagai alternatif untuk sistem pembayaran atau transaksi parkir di bahu jalan. Memilih mnggunakan mobile device android karena android merupakan platform terbuka, yang berarti bahwa setiap orang dapat men-download software development kit dan membuat aplikasi untuk android. Software/aplikasi yang nantinya dibuat dapat datang dari Google dan dari siapapun yang memilih untuk membuat aplikasi pada android, sehingga diberikan keleluasaan untuk menggunakan OS ini tanpa ada lisensi Kelebihan lain dari OS Android dibandingkan dengan yang lain adalah dalam pengembangannya bisa dibilang gratis, sehingga tidak perlu bayar untuk untuk mendownload ataupun menginstal aplikasi android dan pemakaian dari OS Android pun terbilang mudah dibandingkan dengan OS yang lain [3].
1.2
Ruang Lingkup Dari proses perancangan aplikasi License Plate Recognition berbasis Android pada
mobile device tersebut, penulis memiliki batasan-batasan dalam pengambilan gambar. Dimana pada saat proses mengambil gambar, pencahayaannya dalam keadaan yang cukup dan posisi pengambilan gambar tegak lurus & cukup dekat dengan jarak konsisten. Sehingga sistem
tersebut bisa mengenali dan mendeteksi plat nomor dengan baik.
Aplikasi
license
plate
recognition yang penulis buat menggunakan platform android dan mobile device. Adapun batasan lain pada sitem yang di buat antara lain : ¾ Posisi dalam pengambilan Image ¾ Belum menggunakan printer mobile.
1.3
Tujuan dan Manfaat
i. Tujuan : 9 Merancang aplikasi License Plate Recognition berbasis Android pada mobile device. 9 Mengaplikasikan aplikasi tersebut untuk sistem parkir di bahu jalan.
ii. Manfaat : 9 Menawarkan solusi sistem parkir di bahu jalan yang lebih baik sehingga pelayanan parkir lebih terkelola dengan baik dan penerimaan retribusi parkir lebih transparan.
1.4
Metodologi Penelitian
1. Studi kepustakaan Pada tahap ini, penelitian dilandaskan atas dasar teori dari berbagai berbagai sumber yang berhubugan dengan penelitian yang akan dilakukan seperti membaca literature, jurnal, informasi-informasi dari internet, dan data sheet yang berhubungan dengan skripsi yang dibuat. 2. Studi Laboratorium
Pada tahap ini, lebih fokus terhadap source code javascipt nya. Mulai dari mengambil gambar, menyimpannya ke dalam database android itu sendiri, serta memprosesnya dengan teknik License Plate Recognition kemudian setelah di proses, hasil tersebuat akan di print sebagai bukti pembayaran.
1.5
Sistematika Penulisan
2. BAB 1: Pendahuluan Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. 3. BAB 2: Landasan Teori Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan alat skripsi yang akan dibuat 4. BAB 3: Analisis dan Perancangan Sistem Bab ini menjelaskan tentang perancangan perangkat keras, perancangan perangkat lunak, rancang bangun dan metode pengambilan data yang dipergunakan dalam penelitian ini. 5. BAB 4: Evaluasi Sistem Bab ini menjelaskan tentang evaluasi terhadap data yang dikumpulkan dari bab sebelumnya. 6. BAB 5: Kesimpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisikan kesimpulan yang diambil dari bab-bab sebelumnya dan ditambahkan dengan beberapa saran.