BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendapatan merupakan sumber dari pembiayaan yang dilakukan baik oleh seseorang maupun keluarga. Menurut Kadariyah (1982) pendapatan adalah penghasilan berupa upah atau gaji, deviden, keuntungan dan merupakan suatu arus uang yang diukur dalam suatu jangka waktu tertentu umpanya seminggu, sebulan, setahun dan jangka waktu yang lebih panjang. Guritno (1992) menambahkan, pendapatan adalah segala macam uang yang diterima secara tetap oleh perorangan, keluarga atau organisasi misalnya upah, gaji, laba dan lain-lain. Pendapatan itu sendiri digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Banyak pembiayaan yang harus dikeluarkan oleh keluarga, antara lain untuk pakaian, makan, rumah atau tempat tinggal dan sebagian kecil untuk pendidikan. Khususnya untuk pendidikan, besarnya pendapatan sangat menentukan kemampuan keluarga untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan pendidikan merupakan kebutuhan yang pokok bagi sebagian orang saja terutama bagi mereka yang berpenghasilan tinggi. Namun demikian, untuk sebagian orang lain walaupun pendidikan menjadi kebutuhan pokok saja tetap tidak bisa memenuhi, hal ini dikarenakan keterbatasan pendapatan. Suyatstie dan Prijono (2002) mengatakan bahwa
pola konsumsi makanan dari rumah tangga miskin sebesar 70,6%. Hal ini dikarenakan rumah tangga miskin masih menganggap bahwa kebutuhan makanan sebagai kebutuhan utama dibandingkan dengan kebutuhan sekunder lainya. Kondisi ini sebagian besar berada dalam lingkup pedesaan, lain halnya dengan
pola
konsumsi
keluarga
mampu
atau
kaya
mereka
lebih
mengutamakan pendidikan. Hal ini dikarenakan kebutuhan pokoknya yaitu sandang, pangan dan papan sudah terpenuhi. Samuelson (1980) mengatakan bahwa keluarga yang miskin tentu saja harus membelanjakan pendapatannya untuk barang kebutuhan hidup yang terpenting yaitu pangan, perumahan dan sejumlah kecil sandang. Bila pendapatan naik, maka pembelian terhadap barang-barang bertambah dan peningkatan kebutuhan pendidikan meningkat, hal ini berarti bahwa besar kecilnya pendapatan sangat menentukan motivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi. Rumah tangga baik ditingkat keluarga maupun pemerintahan pasti membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biaya tersebut diperoleh dari pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan dan pengeluaran dalam suatu rumah tangga pasti berbeda-beda. Pendapatan dapat dipergunakan untuk pengeluaran konsumsi maupun tabungan. Pengeluaran untuk konsumsi tersalur ke pengeluaran pangan, sandang, perumahan, bahan bakar, pengangkutan, hiburan dan perawatan kesehatan, sedangkan bagian yang tidak dikonsumsi masuk kedalam tabungan. Makin tinggi pendapatan perseorangan akan makin sedikit anggota masyarakat
yang
memilikinya,
yang
terbanyak
menempati
ruangan
pendapatan yang rendah. Besarnya pendapatan perseorangan akan tergantung pada besarnya bantuan produktif dari orang atau faktor yang bersangkutan dalam proses produksi (Kaslan, 1962). Perbedaan dalam tingkat pendapatan adalah disebabkan oleh adanya perbedaan dalam bakat, kepribadian, pendidikan, latihan dan pengalaman. Ketidaksamaan dalam tingkat pendapatan yang disebabkan oleh perbedaan hal-hal ini biasanya dikurangi melalui tindakan-tindakan pemerintah yaitu melalui bantuan pendidikan seperti beasiswa dan pemberian bantuan kesehatan dan pendidikan. Tindakan-tindakan pemerintah ini cenderung menyamakan pendapatan riil. Pendapatan uang adalah upah yang diterima dalam bentuk rupiah. Pendapatan riil adalah upah yang diterima dalam bentuk barang/jasa, yaitu dalam bentuk apa dan berapa banyak yang dapat dibeli dengan pendapatan uang itu. Yang termasuk pendapatan riil adalah keuntungan-keuntungan tertentu seperti jaminan pekerjaan, harapan untuk memperoleh pendapatan tambahan, bantuan pengangkutan, makan siang, harga diri yang dikaitkan dengan pekerjaan, perumahan, pengobatan dan fasilitas lainnya (Muchtar, 1986).Besarnya pendapatan perseorangan akan tergantung pada besarnya bantuan produktif dari orang atau faktor yang bersangkutan dalam proses produksi (Kaslan, 1962). Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman yang semakin meningkat terutama dalam bidang pendidikan, pendidikan merupakan hal yang bersifat mutlak bagi setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seseorang,
keluarga
maupun
kehidupan
berbangsa
dan
bernegarakarena dunia pendidikan membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, berkualitas dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan menduduki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari sisi sosial, spiritual, intelektual, maupun kemampuan profesional karena manusia merupakan kekuatan utama pembangunan dengan demikian mutu pendidikan akan sangat menentukan tingkat keberhasilan pembangunan. Peneliti
melakukan
penelitian
di
Kota
Palembang.
Kota
Palembangsebagai ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan. Kota Palembang dikenal sebagai “kota air” karena banyaknya sungai yang terdapat di Kota Palembang sehingga membuat masyarakat menciptakan suatu budaya sungai sehingga terciptakan rumah rakit yaitu rumah yang berada di atas sungai musi. Rumah rakit mempunyai sifat komersial dan terletak disepanjang sungai yang merupakan urat transportasi pada saat itu. Di sepanjang DAS Musi merupakan Pemukiman yang sangat strategis dan mendukung akan kebutuhan hidup masyarakatnya. Sebelum tahun 1990-an pemukiman penduduk terkonsentrasi di Seberang Ilir dan Seberang Ulu baik rumah panggung maupun rumah rakit. Namun setelah tahun 1990-an dilakukan penataan sehingga konsentrasi pemukiman di daerah aliran sungai dipindahkan ke Seberang Ulu. Sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan sungai, masyarakat membangun rumah panggung (istilah lain dipakai rumah kolong) dan rumah rakit.Konsep rumah rakit merupakan istilah yang umum digunakan dalam kosa kata bahasa
Indonesia untuk menyebut rumah/tempat tinggal yang terapung di atas air (Ma’rifah, 2010). Rumah Rakit berbentuk persegi panjang, tetapi selisih panjang dan lebar rumah tidak terlalu besar, sehingga hampir seperti bujur sangkar. Atap rumah terdiri atas dua bidang saja, yang disebut atap kajang. Pada umumnya rumah rakit terbagi menjadi dua bagian saja dengan dua buah pintu. Sebuah pintu menghadap ke tepi sungai. Pintu yang lain menghadap ke tengah sungai. Adapun daun jendela terdapat di kanan kiri rumah. Kadang-kadang daun jendela tersebut searah dengan pintunya. Antara Rumah Rakit dan daratan dihubungkan dengan jembatan, sedangkan untuk berhubungan dengan tetangga menggunakan perahu (Purwati, 2008). Bila dibandingkan dengan rumah limas dan rumah cara gudang, rumah rakit lebih sederhana, baik bentuk maupun bahan pembuatnya. Rumah rakit terbagi atas dua bagian utama. Satu bagian merupakan tempat tidur, sedangkan bagian yang lain digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Ruangan dapur biasanya terdapat dibagian luar, tetapi ada juga dapur yang dibangun secara khusus. Dapur ini dilengkapi dengan perlengkapan memasak seperti pada rumah limas dan rumah cara gudang (Purwati, 2008). Istilah ini juga dipakai oleh masyarakat di pinggiran Sungai Musi di Kota Palembang namun dalam pengertian yang lebih luas. Bagi masyarakat Palembang konsep rumah rakit dipakai untuk menyebut segala bangunan yang terapung di atas Sungai Musi baik yang digunakan hanya sebagai tempat tinggal maupun yang dipakai juga sebagai tempat usaha
seperti bengkel perahu motor, berdagang, atau usaha jasa lainnya.Namun konsep yang digunakan akan berbeda bila menyebut rumah makan/ restoran atau puskesmas yang berada di atas Sungai Musi. Walau secara substansi (struktur bangunan) pada dasarnya sama, namun sebutan yang dipakai adalah “terapung”, seperti restoran terapung, puskesmas terapung, dan SPBU terapung. Peneliti melakukan penelitian di Kota Palembang, di Kecamatan Seberang Ulu 1. Seberang Ulu I adalah sebuah Kecamatan di Kota Palembang yang memiliki 10 kelurahan. Pada Januari 2014 Jumlah penduduk Seberang Ulu 1 berjumlah 165.080. Kecamatan Seberang Ulu 1 memiliki 10 Desa/Kelurahan yaitu: 15 Ulu, 1 Ulu, Tuan Kentang, 2 Ulu, 3-4 Ulu, 5 Ulu, 7 Ulu, 8 Ulu, Silaberanti, 9-10 Ulu. Dari data penduduk Seberang Ulu 1 Pada Januari 2014 Kecamatan Seberang Ulu 1 berdasarkan pendidikan tidak sekolah mencapai 54.791, lulusan SD sederajat 35.475, untuk lulusan SLTP sederajat 27.129 dan SLTA sederajat 26.526, Akademi/Diploma 6.261, Sarjana 5.703, Pascasarjana 140 dari 165.080 penduduk. Dari data yang diperoleh penduduk (kepala keluarga) menurut penghasilan pendapatan per bulan terdapat 18.484 penduduk yang memiliki pendapatan < Rp 600.000. Sumber daya manusia melalui pendidikan haruslah disadari oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun keluarga. Investasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekonomi di masa yang akan datang melalui pengorbanan yang dilakukan pada saat sekarang.
Perludisadari bahwa pendidikan erat kaitannya dengan tingkat penghasilan keluarga, biaya pendidikan, fasilitas pendidikan dan faktor lain yang berhubungan dengan pendidikan itu sendiri. Pendidikan masyarakat yang rendah menunjukkan kualitas sumber daya manusia yang rendah yang akan sangat merugikan individu maupun negara. Latar belakang antara pendidikan anak yang satu dengan pendidikan yang lain berbeda-beda, karena mereka berasal dari golongan atau tingkat sosial ekonomi keluarga yang berbeda. Sosial ekonomi keluarga meliputi: pendidikan formal orang tua, pendapatan keluarga dan jumlah tanggungan keluarga. Perbedaan tingkat sosial ekonomi inilah yang menjadi penghambat bagi seorang anak untuk mengenyam pendidikan , terutama bagi keluarga yang kondisi ekonominya kurang mencukupi, disebabkan oleh kurangnya atau rendahnya tingkat pendapatan keluarga yang relatif rendah sehingga sangat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, terutama pendidikan anak. Putus sekolah saat ini menjadi fenomena yang banyak terjadi di sekitar kita. Hal ini terkait erat dengan faktor sosial ekonomi keluarga, antara lain yaitu tingkat pendidikan formal yang diselesaikan oleh orang tua anak. Orang tua dengan pendidikan tinggi biasanya mempunyai kesadaran pendidikan yang tinggi pula terhadap anaknya, dan begitu pula orang tua dengan pendidikan formal rendah beranggapan bahwa pendidikan itu tidak begitu penting. Faktor lain dari itu adalah jumlah tanggungan keluarga dan jumlah penghasilan keluarga.
Tabel 1.1 Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007-2011 Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 2011*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Ogan Komering Ulu 97,68 98,07 98,43 98,43 98,47 2. Ogan Komering Ilir 94,65 94,75 95,24 96,56 96,61 3. Muara Enim 98,80 98,80 98,81 98,82 98,85 4. Lahat 97,20 97,55 97,59 97,78 97,83 5. Musi Rawas 96,50 96,50 96,51 96,52 96,55 6. Musi Banyuasin 95,90 96,29 96,54 97,01 97,70 7. Banyuasin 95,93 96,08 96,24 96,46 96,50 8. OKU Selatan 97,49 97,49 97,80 97,90 97,93 9. OKU Timur 94,63 94,63 94,67 97,73 94,85 10. Ogan Ilir 97,24 97,32 97,47 97,62 97,71 11. Empat Lawang 96,75 97,02 97,28 97,78 97,83 12. Palembang 98,63 98,63 98,69 98,71 98,73 13. Prabumulih 97,90 98,29 98,66 98,66 98,71 14. Pagar Alam 97,82 98,21 98,24 98,50 98,60 15. Lubuk Linggau 98,03 98,03 98,33 98,40 98,50 Sumatera Selatan 96,66 97,05 97,21 97,36 97,44 Sumber :Badan PusatStatistik (2013)
Menurut (Sharp, 1990 dalam Kasim, 2006) Sumber daya yang rendah, dimana penyebab utamanya adalah rendahnya pendidikan mereka. Rendahnya pendidikan menyebabkan produktivitas mereka juga rendah. Dengan produktivitas rendah, maka penghasilan yang mereka dapatkan rendah pula. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pula pada rendahnya tabungan dan investasi, sehingga jangankan untuk mengubah keadaan hidupnya kearah yang lebih baik, bahkan untuk sekedar survive saja mereka sangat susah.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengadakan penelitian tentang: “Pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap tingkat pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan”.
1.2Perumusan Masalah Penelitian. Sumber daya alam yang melimpah belum tentu merupakan jaminan bahwa suatu Negara atau wilayah itu akan makmur, bila pendidikan sumber daya manusianya kurang mendapat perhatian. Dalam rangka meningkatkan pendidikan, pemerintah telah berupaya dengan banyak program diadakan. Namun hal itu program-program tersebut tidak mungkin dapat dilakukan seluruhnya untuk penduduk. Penduduk yang berpendapatan rendah seringkali tidak terpenuhinya pendidikan anak. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap tingkat pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan? 1.3Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah. 1. Secara Teoritis Penelitian
inidiharapkan
bermanfaat
bagi
pengembangan
ilmu
pengetahuan dan menambah bahan bacaan yang terkait dengan pendapatan rumah tangga dan pendidikan anak. 2. Secara Praktis Bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam strategi meningkatkan pendapatan rumah tangga dan tingkat pendidikan anak di Kota Palembang khususnya penghuni rumah rakit Kecamatan Seberang Ulu 1.
1.5 Keaslian Penelitian Sri Rahmawati (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penghasilan Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak pada masyarakat nelayan di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penghasilan orang tua terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di desa Penjajap Kecamatan Pemangkat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian yaitu studi hubungan. Hasil penelitian terdapat pengaruh antara penghasilan orang tua terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat. Hasil dari perhitungan koefisien determinan (R2) diperoleh besar pengaruhnya yaitu 0,587 atau 58,7%.
Sulaiman (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga dan Tingkat Pendapatan Ekonomi Keluarga TKI terhadap Kelangsungan Pendidikan Anak di desa Penedagandor Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat atau menemukan seberapa besar pengaruh jumlah anggota keluarga dan pendapatan ekonomi keluarga TKI terhadap kelangsungan pendidikan anak para TKI. Metode penelitian yang digunakan penelitian asosiatif kausal, yang dilaksanakan di Desa Penedagandor Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur, dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang dari populasi 418 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan ekonomi keluarga TKI berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak. Kamila Latif (1990) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat Pendapatan Rumah Tangga”. Tujuan penelitian untuk menganalisis seberapa jauh pengaruh tingkat pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, luas pengusahaan tanah, dan jumlah jenis pekerjaan terhadap tingkat pendapatan rumah tangga perkapita di desa-kota dan desa pedalaman. Analisis yang di pakai regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan, sedangkan di desa pedalaman tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pendapatan, yang mempengaruhi tingkat pendapatan di desa Pedalaman adalah luas pengusahaan tanah, khususnya kebun karet, semakin luas kebun semakin tinggi pendapatan. Idrawati (2008) melakukan penelitian berjudul “Dampak pendidikan orang Tua, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan orang tua terhadap prestasi belajar
siswa pada SMA Negeri 9 Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak tingkat pendidikan orang tua, jumlah anggota keluarga dan pendapatan orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan teknik Stratified Proportional Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua berpengaruh secara signifikan dan positif, sedangkan anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 9 Padang. Agus Arifin(2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Partisipasi Anak Pada Jenjang Pendidikan Tinggi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunung pati Kota Semarang, (2) untuk mengetahui partisipasi anak pada pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang, (3) untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik proporsional sampling. sampel penelitian ini yaitu orang tua yang mempunyai anak tamatan sma atau usia perguruan tinggi. Metode pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan angket. teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif persentase, uji normalitas,uji t, dan uji f. Hasil penelitian yaitu: (1) hasil persentase kondisi sosial ekonomi orang tua menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 76,58% sehingga dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi
orang tua termasuk dalam kategori “sedang”. (2) hasil persentase tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 40,80% sehingga dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi termasuk dalam kategori “rendah”. (3) hasil regresi linear menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang yaitu sebesar 0,197, sehingga di katakan ”rendah”. dapat di simpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga berpengaruh rendah terhadap tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu: Peneliti melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap tingkat pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan”. Tujuan penelitian ini untuk melihat adakah pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu sensus dimana semua populasi dijadikan sampel, untuk sampling dan analisis
kuantitatif
untuk
analisis
datanya.Sementara
itu,
analisis
data
menggunakan analisis kuantitatif dengan jenis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data agar lebih lebih bermakna dan komunikatif dan disertai perhitungan-perhitungan sederhana yang bersifat lebih memperjelas keadaan dan
karakteristik data yang digunakan sedangkan analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis, baik hipotesis nol maupun hipotesis kerja.
Tabel 1.2 Tabel Penelitian Terdahulu No 1.
2.
Nama Peneliti Sri Rahmawati, dkk (2012)
Sulaiman (2015)
Judul Pengaruh Penghasilan Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak.
Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga dan Tingkat Pendapatan Ekonomi Keluarga TKI terhadap Kelangsungan Pendidikan Anak di Desa Penedagandor Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur.
Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan pengaruh penghasilan orang tua terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian yaitu studi hubungan.
Hasil Penelitian Terdapat pengaruh antara penghasilan orang tua terhadap pendidikan anak masyarakat Nelayan di Desa Penjajap Kecamatan Pemangkat. Hasil dari perhitungan koefisien determinan (R2) diperoleh besar pengaruhnya yaitu 0,587 atau 58,7%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat atau menemukan seberapa besar pengaruh jumlah anggota keluarga dan pendapatan ekonomi keluarga TKI terhadap kelangsungan pendidikan anak para TKI.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal, yang dilaksanakan di Desa Penedagandor Kecamatan Labuhan Haji Lombok Timur, dengan jumlah sampel 50 orang dari 418 orang.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga dan tingkat pendapatan ekonomi keluarga TKI berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan anak.
Lanjutan Tabel 1.2 No 3.
4.
Nama Peneliti Kamila Latif (1990)
Idrawati (2008)
Judul Pengaruh Pendidikan terhadap Tingkat Pendapatan Rumah Tangga.
Dampak Pendidikan Orang Tua, Jumlah Anggota Keluarga, dan Pendapatan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada SMA Negeri 9 Padang.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian untuk menganalisis seberapa jauh pengaruh tingkat pendidikan formal, jumlah anggota keluarga, luas pengusahaan tanah, dan jumlah jenis pekerjaan terhadap tingkat pendapatan rumah tangga perkapita di desa-koat dan desa pedalaman.
Metode Penelitian Analisis yang di pakai regresi linear berganda.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dampak tingkat pendidikan orang tua, jumlah anggota keluarga dan pendapatan Orang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan teknik Stratified Proportional Random Sampling.
Hasil Penelitian Hasil penelitian tingkat pendidikan memilik pengaruh terhadap tingkat pendapatan. Sedangkan di desa pedalaman sebaliknya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pendapatan, yang mempengaruhi pendapatan didesa pedalaman yaitu luas pengusaha tanah, khususnya dikebun karet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua berpengaruh secara signifikan dan positif, sedangkan anggota keluarga yang menjadi tanggungan orang tua berpengaruh secar signifikan dan negatif terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 9 Padang.
Lanjutan Tabel 1.2 No 5.
Nama Peneliti Agus Arifin, dkk
(2013)
Judul Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Tingkat Partisipasi Anak Pada Jenjang Pendidikan Tinggi
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga di kelurahan patemon kecamatan gunungpati kota semarang,
Metode pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan angket. teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif persentase, uji normalitas,uji t, dan uji f.
Hasil penelitian yaitu: (1) hasil persentase kondisi sosial ekonomi orang tua menunjukkan nilai ratarata (mean) adalah 76,58% sehingga dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua termasuk dalam kategori “sedang”.
(2) untuk mengetahui partisipasi anak pada pendidikan tinggi di kelurahan patemon kecamatan gunungpati kota semarang, (3) untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di kelurahan patemon kecamatan gunungpati kota semarang.
(2) hasil persentase tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 40,80% sehingga dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi termasuk dalam kategori “rendah”. (3) hasil regresi linear menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di kelurahan patemon kecamatan gunungpati Kota Semarang yaitu sebesar 0,197, sehingga di katakan ”rendah”. dapat di simpulkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga berpengaruh rendah terhadap tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi di Kelurahan Patemon Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Lanjutan Tabel 1.2 No
Nama Peneliti
Judul
Tujuan Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
6.
Mona Novriana (2016)
pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap tingkat pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Tujuan penelitian ini untuk melihat adakah pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap pendidikan anak penghuni rumah rakit di Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu sensus dimana semua populasi dijadikan sampel, untuk sampling dan analisis kuantitatif untuk analisis datanya.Sementara itu, analisis data menggunakan analisis kuantitatif dengan jenis statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dikatagorikan rendah, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya anak yang hanya lulus SD tidak melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Pekerjaan kepala rumah tangga di rumah rakit Kecamatan Seberang Ulu 1 yang hanya sebagai pembuat perahu kayu (speed boot), buruh pengakat ikan, pedagang minyak eceran dan tukang ojek membuat penghuni di rumah rakit Kecamatan Seberang Ulu 1 memiliki penghasilan yang sangat rendah yaitu Rp 450.000 perbulan atau di bawah standar UMR Sumatera Selatan sebesar Rp. 2.213.000.
Sumber:Sri(2012), Sulaiman(2015), Kamila(1990), Idrawati (2008), Agus(2013).